BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan NPSN: Data peserta didik di SMA N 1 Purwodadi untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan NPSN: Data peserta didik di SMA N 1 Purwodadi untuk"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Purwodadi yang beralamat di Jl. R. Suprapto No. 82 Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Status sekolah ini adalah sekolah negeri dengan NPSN: Data peserta didik di SMA N 1 Purwodadi untuk tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 1027 siswa. Untuk kelas X berjumlah 363 siswa yang terbagi menjadi 9 rombel, kelas XI IPA berjumlah 245 siswa yang terbagi menjadi 7 rombel, untuk kelas XI IPS berjumlah 92 siswa yang terbagi menjadi 3 rombel, untuk kelas XII IPA berjumlah 238 siswa yang terbagi menjadi 7 rombel dan untuk kelas XII IPS berjumlha 89 siswa yang terbagi menjadi 3 rombel. Ditinjau dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA N 1 Purwodadi di kepala oleh seorang kepala sekolah yang pendidikan akhirnya S2. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah yaitu Wakasek urusan Kurikulum, Wakasek urusan Kesiswaan, Wakasek urusan Humas, dan Wakasek urusan sarana prasarana. Jumlah tenaga pendidik di SMA N 1 Purwodadi berjumlah 19 orang guru. Guru pendidikan agama berjumlah 6 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 4 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru PKn berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru bahasa Indonesia berjumlah 5 64

2 digilib.uns.ac.id 65 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 3 orang. Guru bahasa Inggris berjumlah 5 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 3 orang. Guru matematika berjumlah 5 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 3 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru fisika berjumlah 6 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 4 orang. Guru kimia berjumlah 4orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru biologi berjumlah 4 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru sejarah berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru geografi berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru ekonomi berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru sosiologi berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru seni budaya berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S2/S3. Guru penjas orkes berjumlah 3 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru TIK berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru bahasa jawa berjumlah 3 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru BK berjumlah 6 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru seni musik berjumlah 1orang guru yang memiliki latar belakang S1/D4. Guru bahasa Jerman berjumlah 1orang guru yang memiliki latar belakang S1/D4.

3 digilib.uns.ac.id 66 Ditinjau dari sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA N 1 Purwodadi memiliki ruang perpustkaan, 3 ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan, ruang multimedia, laboratorium bahasa, laboratorium komputer dan ruang serba guna. B. Hasil Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan. Model pembelajaran koopertaif tipe STAD diselenggarakan oleh SMA N 1 Purwodadi Grobogan, namun tidak semua guru menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD tersebut. Guru SMA N 1 Purwodadi Grobogan khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia paham akan makna STAD yaitu dimana dalam pendekatan ini lebih ditekankan kepada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Jadi tekanan utama dari STAD adalah keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim beruasaha menguasai subjek yang menjadi bahasan. Konsep pembelajaran kooperatif tipe (STAD) yang diselenggarakan oleh guru bahasa Indonesia dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut.

4 digilib.uns.ac.id 67 Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Dalam pembelajaran kooperatif STAD, materi pembelajaran dirancang untuk pembelajaran kelompok sehingga diperlukan adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa (CL No 02, hal 142 ). Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diselenggarakan oleh guru Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Informasi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi Grobogan sebagai berikut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa per kelompok. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator sedangkan siswa bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahka masalah-masalah belajar yang berkaiatan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru (CL No 01,hal 134). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diselenggarakan oleh guru Bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi Grobogan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

5 digilib.uns.ac.id 68 Guru yang sudah paham akan konsep dari pembelajaran kooperatif tipe STAD kemudian menyiapkan skenario kegiatan pembelajaran dalam bentuk RPP. Penyusunan RPP dilakukan oleh masing-masing guru dimana guru dituntut untuk kreatif dan menyusun RPP dengan komponen yang lengkap. Berikut ini penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N1 Purwodadi Grobogan mengenai persiapan RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal yang disiapkan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD khususnya untuk ata pelajaran bahasa Indonesia adalah menyiapkan RPP. Pada RPP didalamnya ada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Tujuan pembelajaran, metode, scenario pembelajaran atau langkha-langkah kegiatan pembelajaran, LKS, sumber belajar, dan penilaian (CL No 02, hal 142 ). Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa RPP yang disusun guru memuat berbagai komponen yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi Grobogan sebagai berikut. Hal yang disiapkan salah satunya adalah RPP. RPP yang disusun sesuai dengan standar proses. Yang membedakan RPP Student Team Achievement Division (STAD) dengan RPP lainnya adalah isi dari RPP lebih difokuskan pada aktivitas peserta didik dalam melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru berkaiatan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Kami menyusun RPP dengan komponen yang lengkap seperti media yang digunakan, sumber belajar yang digunakan, dan juga model pembelajaran. Model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru-guru di SMA N 1 Purwodadi antara lain inquiry, Student Team Achievement Division (STAD), problem solving dan lain sebagainya (CL No 01,hal 134 ). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru bahasa Indonesia commit di SMA to N user 1 Purwodadi menyusun RPP untuk

6 digilib.uns.ac.id 69 pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dalam RPP berisi tentang Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Tujuan pembelajaran, metode, scenarip pembelajaran atau langkha-langkah kegiatan pembelajaran, LKS, sumber belajar, dan penilaian. Materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa juga perlu disiapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar guru memiliki sumber materi yang lengkap sehingga mampu menjelaskan kepada siswa dengan materi yang lengkap pula dan menyeluruh. Penyiapan materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut. Persiapan materi yang akan diajarkan guru kepada siswa khususnya dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), seperti misalnya materi tentang merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. siswa diharapkan mampu untuk mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara (CL No 03,hal 150). Penjelasan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi mengenai pemilihan materi pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menyatakan sebagai berikut. Berdasarkan pengetahuan saya, pada saat merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) guru harus memiilih materi yang akan diajarkan. Meskipun semua materi pelajaran bisa menggunakan STAD namun bila kurang sesuai maka hasil yang diperoleh juga akan kurang maksimal. Betul tidak Bu (CL No 01,hal 135). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemilihan matari pelajaran dalam penggunaan commit to model user pembelajaran kooperatif tipe

7 digilib.uns.ac.id 70 STAD. Materi tersebut biasanya diberikan dalam bentuk diskusi oleh guru, karena pembelajaran STAD berkaitan erat dengan kerja kelompok untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sumber yang dapat digunakan oleh guru antara lain dari buku paket maupun dari elektronik seperti televisi, radio dan internet. Berikut ini adalah penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI tentang sumber belajar yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Kalau untuk sumber belajar yang kami gunakan bermacam-macam bisa dari cetak seperti buku paket dan media elektronik seperti televisi, radio dan juga dari internet. Kami gunakan sumber belajar yang variatif agar siswa tidak bosan. Jadi dalam penggunaannya sangat beragam Bu (CL No 03,hal 150). Penggunaan sumber belajar yang variatif juga dibenarkan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Sumber belajar yang digunakan guru bahasa Indonesia sangat beragam Bu, ada buku paket, ada dari televisi, radio bahkan ada yang dari internet (CL No 04,hal 156). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan sumber belajar yang variatif. Sumber belajar yang digunakan antara lain buku cetak, televisi, radio dan internet. Tujuan penggunaan sumber belajar yang variatif adalah agar siswa tidak cepat bosan. Pemilihan metode dalam pembelajaran juga sangat penting dilakukan dalam perencanaan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

8 digilib.uns.ac.id 71 sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menggunakan metode metode penemuan terbimbing atau metode ceramah dimana metode tersebut dapat dilakukan dalam dua kali pertemuan. Penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi, tentang pemilihan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam perencanaan kami juga memilih metode pembelajaran apa yang akan kami gunakan. Kalau bentuk metode pembelajaran kan beragam Bu, tapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kami lebih memilih metode pembelajaran dalam bentuk metode ceramah. Karena dalam materi pembelajaran dalam Bahasa Indonesia lebih mudah dilakukan dalam bentuk ceramah (CL No 02,hal 143). pembelajaran. Penjelasan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi metode dalam Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran di sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Sehingga perlu direncanakan di awal pembelajaran (CL No 01,hal 135). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru memilih metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan metode dalam pembelajaran di sesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penyusunan kegiatan dalam pembelajaran juga dilakukan oleh guru untuk memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Guru membuat kegiatan pembelajaran di buat oleh guru dalam tiga tahap yaitu tahap pembuka, tahap inti dan tahap penutup. Kegiatan pembelajaran di buat sebagai panduan bagi guru commit pada to saat user proses pembelajaran. Berikut ini

9 digilib.uns.ac.id 72 petikan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia Kelas XI di SMA N 1 Purwodadi tentang penyusunan kegiatan pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai, seorang guru harus membuat rencana kegiatan dalam pembelajaran. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dalam berjalan lancar. Dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahapan yaitu pembuka, inti dan penutup. Dalam kegiatan pembelajaran itulah, guru mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama KBM berlangsung (CL No 02,hal 143). Kegiatan perencanaan pembelajaran juga membahas tentang bentuk penilaian. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan secara berkelompok maka bentuk penilaiannya juga akan berbeda dengan model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran STAD, penilaian dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian individual dan penilaian kelompok. Penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi memperkuat informasi di atas. Sebelum pembelajaran di mulai kita juga harus membuat bentuk penilaian dari kegiatan pembelajaran. Penilaian biasanya dilakukan di akhir KBM. Pembelajaran dengan menggunakan koopertif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menekankan pada kerja sama dalam kelompok. Oleh karena itu bentuk penilaiannya juga dilakukan dalam bentuk penilaian terhadap kelompok dan individual (CL No 03,hal 150). Penjelasan dari kepala sekolah SMA N 1 Drs.Hadi Purnomo,M.Pd Purwodadi tentang bentuk penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD yang menyatakan sebagai berikut. Kalau untuk bentuk penilainnya sepengetahuan saya karena tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara kelompok maka penilaiannya juga ada dua macam yaitu secara individual dan juga kelompok Bu (CL No 01,hal 135).

10 digilib.uns.ac.id 73 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pada saat perencanaan pembelajaran, guru bahasa Indonesia juga membuat rencana penilaian pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian individu dan penilaian kelompok. 2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif ditunjukkan adanya kolaborasi antara beberapa pemikiran sehingga diperoleh pemahaman yang lebih baik. Model pembelajaran kooperatif akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dilakukan di SMA N 1 Purwodadi khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama dan Student Team Achievement Division atau (STAD) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Para guru di SMA N 1 Purwodadi juga ada yang menggunakan model pembelajaran

11 digilib.uns.ac.id 74 kooperatif salah satunya adalah guru bahasa Indonesia (CL No 02,hal 141). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi juga dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut, Kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Purwodadi yang dilakukan oleh guru menggunakan model pembelajaran yang variatif salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Penggunaan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) bertujuan agar aktivitas dan interaksi diantara siswa semakin baik sehingga siswa dapat saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dan menurut saya Student Team Achievement Division (STAD) dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (CL No 03,hal 149) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru di SMA N 1 Purwodadi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe STAD di awali dengan pembentukan kelompok belajar secara heterogen yang beranggotakan 4-6 orang. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar

12 digilib.uns.ac.id 75 anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya. Berdasarkan hasil observasi dilapangan dapat diketahui bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6 orang siswa. Pembentukan siswa dilakukan secara acak oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sehingga semua anggota kelompok akan saling membantu satu sma lain. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 tentang pembentukan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Sesuai dengan namanya STAD yaitu Student Team Achievement Division dimana untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan dalam bentuk kerja kelompok. Jadi di awal pembelajaran kami mulai dengan pembentukan kelompok terlebih dahulu. Kelompok yang dibuat beranggotakan 4 sampai 6 orang tergantung dari jumlah siswa yang ada. Kebetulan jumlah siswa di kelas XI ini ada 36 siswa maka saya bagi menjadi 6 kelompok dengan jumlah anggota 6 siswa. Pembagian itu heterogen jadi dalam satu keompok ada yang kemampuannya tinggi sedang dan rendah (CL No 02,hal 143). Pembagian siswa menjadi beberapa kelompok dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD di benarkan oleh salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi. Sebelum pembelajaran di mulai, guru menjelaskan terlebih dahulu bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru adalah tipe STAD. Kemudian guru membagi kami menjadi beberapa kelompok belajar yang berjumlah 6 commit orang. Kebetulan to user kemampuan saya kan sedang-

13 digilib.uns.ac.id 76 sedang saja, tapi dalam kelompok saya ada yang pintar Bu. Jadi anggotanya beragam bu tidak semuanya pintar dan tidak semuanya kurang pintar (CL No 04,hal 156). Pembentukan kelompok yang heterogen sebelum pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi. Sebelum guru mulai pembelajaran bahasa Indonesia, dijelaskan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Nah, setelah itu guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan 6 anggota. Kalau untuk tingkat kemampuannya beragam Bu, ada yang pintar, ada yang sedang ada juga yang kurang pintar. Pokoknya bermacam-macam (CL No 05,hal 160). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6 orang siswa. Pembentukan siswa dilakukan secara acak oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kegiatan pembelajaran di mulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presentasi kelas adalah untuk mengenakan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa. Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang

14 digilib.uns.ac.id 77 dibahas. Setelah presentasi materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa setelah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru bahasa Indonesia menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. Guru memberitahukan cara merangkum wawancara dan contoh hasil wawancara. Kemudian guru memutar rekaman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Rekaman wawancara tersebut membahas seni tayub di Kabupaten Grobogan. Menurut guru mengapa wawancara seni tayub, karena tayub adalah merupakan seni tari khas di Kabupaten Grobogan yang harus harus di lestarikan dan CD pembelajaran ini telah disepakati oleh MGMP bahasa Indonesia di Kabupaten Grobogan. Kegiatan presentasi kelas dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Setelah selesai dibentuk kelompok, kemudian saya lanjutkan dengan menjelaskan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan. Kebetulan pada hari ini materi yang diajarkan tentang merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. Saya mengajarkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara merangkum wawancara. Nah, untuk memperjelas pemahaman siswa kemudian saya beri contoh rangkuman isi wawancara. Selanjutnya saya putarkan rekaman wawancara yang harus di rangkum oleh siswa. Seperti tadi Bu (CL No 02,hal 144). Penyampaian materi pelajaran oleh guru di awal pembelajaran juga diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.

15 digilib.uns.ac.id 78 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi apa yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. Seperti hari ini Bu, materi yang diajarkan adalah tentang merangkum isi wawancara. Sebelumnya guru menjelaskan tentang cara merangkum wawancara. Selain itu juga guru memberikan contoh tentang rangkuman wawancara. Nah, setelah itu baru guru memberikan rekaman kepada kami untuk di pelajari dalam kelompok (CL No 05,hal 160). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru melakukan presentasi kelas. Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas dalam kelompok. Materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi bersumber dari buku paket dan juga dari media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Pemilihan sumber belajar dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Sebagaimana sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa sumber belajar yang saya gunakan bisa dari mana saja, ada yang dari buku cetak, televisi, radio maupun dari eletronik. Contohnya seperti tadi Bu, rekaman wawancara yang saya berikan kepada siswa saya rekam dari acara di salah satu stasiun TV (CL No 03,hal 151). Penggunaan sumber belajar yang variatif oleh guru juga dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut. Sumber belajar yang digunakan oleh guru tidak hanya dari buku paket saja Bu, ada yang dari radio, televisi, atau juga internet. Seperti tadi, rekaman wawancara yang di gunakan dari TV, dan beberapa hari yang lalu guru juga menggunakan artikel dari internet (CL No 05,hal 160).

16 digilib.uns.ac.id 79 Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi bersumber dari buku paket dan juga dari media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Penyampaian materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperlukan adanya media pendukung dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia untuk materi merangkum isi pembicaraan dalam wawancara di SMA N 1 Purwodadi adalah VCD atau DVD Player. VCD atau DVD player digunakan untuk memutar materi tentang rekaman wawancara yang berbentuk file video ataupun MP3. Penggunaan media VCD atau DVD player dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut. Seperti mapel yang lain, saya juga menggunakan media untuk mendukung pelaksanaan KBM. Sebagai contohnya adalah untuk materi merangkum isi pembicaraan dalam wawancara, media pembelajaran yang saya gunakan adalah DVD Player karena kebetulan rekaman wawancaranya dalam tersimpan dalam kaset DVD. Selain itu juga dengan DVD player juga suara yang dihasilkan lebih jelas karena sound systemnya (CL No 02,hal 144). Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Media pembelajaran yang digunakan guru beragam Bu, seperti hari ini guru menggunakan DVD player untuk memutar rekaman wawancara yang harus kami rangkum isinya (CL No 04,hal 156).

17 digilib.uns.ac.id 80 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru menggunakan media pembelajaran yang beragam yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang digunakan. Salah satu media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah VCD atau DVD Player. Pada penelitian ini, siswa di putarkan sebuah wawancara seni budaya yaitu seni langen tayub. Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Tujuan anggota kelompok selama belajar kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah dipresentasikan dan membantu anggota lain dalam menguasai materi pelajaran. Setiap kelompok diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. Berdasarkan hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan kelompok yang dilakukan siswa setelah mendapatkan lembar tugas dari guru adalah menyelesaikan masalah dan setelah siswa tersebut selesai mengerjakan dilanjutkan dengan mencocokkan jawabannya dengan anggota kelompok lainnya. Adapun kegiatan kelompok dalam pembelajaran bahasa Indonesia

18 digilib.uns.ac.id 81 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut. Setelah kami mendapatkan materi dari guru kemudian kami diskusikan dalam kelompok. Awalnya memang kami memang mengerjakannya secara individu nanti kalau sudah selesai semuanya kami diskusikan jawabannya dengan anggota yang lainnya. Apakah sudah cocok atau belum. Jika masih ada yang belum cocok maka anggota yang lain akan membantu (CL No 05,hal 161). Belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi yang menyatakan sebagai berikut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) memang mengedepankan kerja kelompok, sehingga setelah siswa mendapatkan materi mereka akan menjawabnya secara individu terlebih dahulu. Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan kemudian hasilnya dicocokkan satu sama lain. Seperti tadi Bu, rekaman wawancara yang saya berikan kepada siswa adalah tentang seni dan budaya, yaitu seni tayub. Mereka diminta untuk merangkum dan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan wawancara. kemudian siswa dalam kelompok menukarkan hasil rangkuman. Dan mereka juga merevisi hasil rangkuman berdasarkan catatan atau masukan dari teman (CL No 03, hal 151). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengedepankan kerja kelompok. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. commit Siswa to diberi user lembar kegiatan yang dapat

19 digilib.uns.ac.id 82 digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Setelah semua tugas dari guru dikerjakan dan anggota kelompok sudah memahami materi pelajaran yang diajarkan kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis oleh guru untuk dikerjakan siswa secara individu. Guru bahasa Indonesia memberikan soal tentang rekaman wawancara dengan topik seni dan budaya. Siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti Siapa tokoh yang sedang diwawancarai?, Isi dari wawancara membahas tentang apa?, dan masih banyak lagi. Tugas yang diberikan oleh guru dikerjakan secara individu oleh siswa untuk mengetahui kemampuan individual siswa. Berikut ini adalah penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilakukan penilaian secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Seperti tadi Bu, saya memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengna materi pembelajaran tentang rekaman yang saya berikan dengan topik seni dan budaya, yaitu seni tayub. Misalnya, siapa yang diwawancarai, yang dibahas apa?, manfaat yang dapat diperoleh siswa setelah mendengarnya apa?, dan masih banayk lagi. Dan nantinya nilai yang diperoleh oleh siswa akan diakumulasikan untuk mengatahui kelompok mana yang memperoleh nilai lebih tinggi (CL No 02,hal 145). Penjelasan dari salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi tentang pelaksanaan kuis dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD sebagai berikut. Setelah kami memahami materi yang diajarkan oleh guru dan anggota kelompok yang lain juga sudah mengerti kemudian dilanjutkan dengan melakukan kuis atau test untuk menilai kemampuan kami secara

20 digilib.uns.ac.id 83 individu, kalau untuk kelompok nilai yang kami peroleh nantinya akan digabungkan (CL No 04,hal 157). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa setelah siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan memberikan test yang berupa kuis. Kuis tersebut diberikan kepada siswa untuk menilai kemampuan siswa. Nilai yang diperoleh siswa nantinya akan digabungkan untuk mengetahui kelompok mana yang memperoleh nilai paling tinggi. Nilai yang diperoleh oleh siswa akan memudahkan guru untuk memberikan penghargaan kelompok. Karena dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengutamakan kerja kelompok, penghargaan terhadap kelompok diberikan untuk mengetahui bahwa setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompoknya. Berikut ini adalah penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI tentang pemberian penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan mengguanakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah pemberian penghargaan secara kelompok. Nilai yang diperoleh siswa secara individu nantinya akan digabungkan nilai anggota kelompok yang lainnya. Selanjutnya akan di jumlahkan dan bagi kelompok yang memiliki nilai paling tinggi akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah peralatan sekolah yang berasal dari saya pribadi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan antuasias siswa dalam mengikuti pembelajaran (CL No 03,hal 152). Hal senada juga disampaikan oleh salah Putra Ramadhan satu siswa kelas XI tentang penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

21 digilib.uns.ac.id 84 Setelah guru melakukan kuis dan mengoreksi hasil kerja kami, kemudian diumumkan nilai yang kami peroleh. Kemudian nilai tersebut digabungkan dengan teman satu kelompok untuk mencari tahu kelompok mana yang nilainya paling tinggi. Kebetulan hari ini kami menjadi kelompok dengan nilai yang paling tinggi. Bentuk penghargannya? Kemarin guru menjanjikan kalau kan diberikan hadian tapi kami belum tahu hadiahnya apa Bu (CL No 05,hal 161). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Nilai yang diperoleh siswa nantinya akan digabungkan untuk mengetahui kelompok mana yang memperoleh nilai paling tinggi. Nilai yang diperoleh oleh siswa akan memudahkan guru untuk memberikan penghargaan kelompok. Penghargaan yang diberikan kepada siswa dapat berupa hadiah. 3. Evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan. Evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki perbedaan dengan pembelajaran pada umumnya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD penilaian tidak hanya dilakukan secara individu tetapi secara kelompok. Penilaian secara kelompok dilakukan untuk mengetahui interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi sebaagi berikut. Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe commit Student to user Team Achievement Division (STAD)

22 digilib.uns.ac.id 85 dilakukan secara individu dan kelompok. Penilaian secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangakan penilaian secara kelompok merupaka penggabungan nilai-nilai dari setiap anggota kelompok untuk mengetaui kelompok mana yang paling tinggi pencapain skor nya (CL No 02,hal 145). Pernyataan senada juga disampaikan oleh kepala sekolah SMA N 1 Purwodadi tentang penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut. Evaluasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian secara individu dan penilaian secara kelompok. Penilaian secara individual dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Dan nilai yang diperoleh nantinya akan digabungkan dengan anggota kelompok lainnya untuk melakukan penilaian secara kelompok. Nah, karena pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan Student Team Achievement Division (STAD) maka penilaian yang dilakukan ada dua yaitu secara individu dan kelompok (CL No 01,hal 135). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan STAD maka penilaian yang dilakukan ada dua yaitu secara individu dan kelompok. Penilaian secara individual dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Dan nilai yang diperoleh nantinya akan digabungkan dengan anggota kelompok lainnya untuk melakukan penilaian secara kelompok. Idealnya pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilakukan setiap kali selesai melakukan kegiatan pembelajaran, namun terkadang karena kurangnya waktu pembelajaran jadi terkadang evalausi pembelajaran dilakukan setelah dua kali commit pertemuan. to user Evaluasi pembelajaran bahasa

23 digilib.uns.ac.id 86 Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan di akhir kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk test tertulis dimana siswa menjawab beberapa soal yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia diakhir KBM dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut. Evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) saya lakukan diakhir KMB meskipun terkadang saya lakukan setelah dua kali pertemuan. Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk test tertulis setelah materi yang saya berikan dipahami oleh para siswa. Jadi pelaksanaan evaluasinya di akhir KBM (CL No 03,hal 152) Pernyataan senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Guru melakukan penilaian di akhir pembelajaran. Setelah kami memahami materi yang guru ajarkan, kemudian guru melakukan test tertulis. Jadi kalau penilaian di awal pembelajaran jarang dilakukan oleh guru (CL No 04,hal 156). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi dilakukan diakhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan setelah siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Evaluasi dilakukan dalam bentuk test tertulis. Penilaian yang dilalukan guru dalam pembelajaran koopertif tipe STAD adalah melalui penilaian individual dan kelompok berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian yang digunakan oleh guru

24 digilib.uns.ac.id 87 dalam penilaian individual adalah apabila siswa memiliki kenaikan nilai sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran. Berikut ini adalah penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI tentang kriteria penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penilaian yang saya lakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) mengacu pada kriteria yang telah dibuat oleh Slavin pencetus Student Team Achievement Division (STAD). Penggunaan kriteria penilaian tersebut untuk mengetahui tingkat kompetensi yang dimiliki siswa baik penilaian secara individu maupun secara kelompok. Kriteria penilaian untuk membantu guru dalam menentukan penghargaan terhadap kelompok (CL No 02,hal 146). Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi tentang kriteria penilaian dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa tipe Student Team Achievement Division (STAD) itu tentang pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam kelompok sehingga penilaiannya juga dilakukan secara individu dan kelompok. Kalau untuk kriterianya sudah ditetapkan oleh pencetus Student Team Achievement Division (STAD) jadi sudah ada patokan khusus untuk kriteria penilaian baik secara individu maupun untuk kelompok (CL No 01,hal 136). Berdasarkan data dan hasil wawanacara di atas dapat diketahui bahwa penilaian yang dilalukan guru dalam pembelajaran koopertif tipe STAD adalah melalui penilaian individual dan kelompok berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian tersebut digunakan untuk melakukan penilaian secara individu dan secara kelompok. Aspek dalam penilaian pembelajaran terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek commit yang to user dinilai dalam kegiatan penilaian

25 digilib.uns.ac.id 88 pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya kemampuan kognitif siswa yang terlihat dari hasil belajarnya saja, namun secara keseluruhan termasuk proses penerimaan materi yaitu untuk aktiviats psikomotorik dan juga afektif. Aspek penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi sebgai berikut. Sebagaimana kita ketahui bersama aspek penilaian dalam pembelajaran ada 3 yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Oleh karena itu, aspek penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD juga meliputi ketiga aspek tersebut yaitu aspek kognitif, afektif, dan juga psikomotorik (CL No 01,hal 136). Penjelasan kepala sekolah di atas memberikan informasi bahwa aspek penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD dilakukan secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut. Kegiatan penilaian dilakukan secara menyeluruh. Selain melakukan kegiatan ujian atau kegiatan tes tertulis banyak hal yang dapat dievaluasi selama proses pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Evaluasi tersebut misalnya saja penilaian kinerja (performance), penilaian penugasan (proyek atau project), penilaian hasil kerja (produk atau product), penilaian tertulis (paper dan pen), penilaian portopolio (portfolio), Checklist, dan penilaian sikap (CL No 03,hal 152). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD dilakukan secara menyeluruh. Guru melakukan kegiatan penilaian commit aspek to kognitif, user afektif, dan juga psikomootrik.

26 digilib.uns.ac.id 89 Untuk aspek kognitif dilakukan dalam bentuk tes tertulis, namun untuk penilaian afektif dan juga psikomotorik dilakukan selama proses penilaiaan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan pengamatan dnegan menggunakan lembar observasi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kognitif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi terbukti mengalami peningkatan bila dibandingkan ketika guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal itu terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam mencapai KKM, 86,1 % siswa telah melampaui KKM. Peningkatan perolehan nilai siswa tersebut diperkuat dengan hasil wawancara guru Bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut. Pada saat dilakukan evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) hasil sangat memuaskan. Hampir semua siswa mampu memcapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 76, kurang lebih 86,1% siswa mencapai KKM (CL No 02,hal 146). Hasil evaluasi yang telah diperoleh kemudian di susun oleh guru dalam laporan akademik yang nantinya akan dilaporkan kepada kepala sekolah dan juga orang tua siswa. Administrasi yang dilakukan guru Bahasa Indonesia cukup lengkap sebab kepala sekolah mewajibkan guru untuk membuat laporan perkembangan kemampuan siswa. Penyusunan laporan hasil evaluasi yang dilakukan guru dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut. Setiap tengah semester Saya meminta buku laporan perkembangan kemampuan siswa kepada commit masing-masing to user guru. Diawal tahun ajaran

27 digilib.uns.ac.id 90 baru, saya sudah meminta guru untuk disiplin administrasi sehingga ketika saya meminta data mengenai siswa guru tidak kebingunan mempersiapkannya. Data hasil penilaian kemampuan siswa itu dibuat secara lengkap baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotrik. Orang tua siswa juga akan memperoleh informasi mengenai hasil belajar putra-putrinya. Pihak sekolah juga akan melakukan tindakan jika hasil belajar siswa masih belum baik (CL No 01,hal 136). Penjelasan kepala sekolah di atas memberikan informasi bahwa guru SMA N 1 Purwodadi membuat lapoaran hasil penilaian yang sudah dilakukan. Hasil penilaian yang sudah dibuat akan segera ditindak lanjuti baik oleh guru maupun pihak sekolah jika guru tidak mampu menanganinya. Namun sejauh ini guru mampu melakukan tindak lanjut dari hasi penilaian. Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut. Tindak lanjut dari hasil evaluasi ada dua cara yaitu tindak lanjut jika hasinya belum baik dan tindak lanjut jika hasinya sudah baik. Untuk tindak lanjut hasil evaluasi yang kurang baik adalah diadakannya kegiatan remedial mengingat nilai siswa belum mebacapi KKM. Berbeda dengan tindak lanjut untuk hasil belajar yang sudah baik yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan pengayaan (CL No 02,hal 146). Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa tindak lanjut hasil evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu remedial dan juga pengayaan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XI sebagai berikut. Guru kami melakukan kegiatan remedial dan pengayaan. Remedial untuk siswa yang belum tuntas dan pengayaan dilaksanakan bila materi sudah selesai sebelum KD berikutnya (CL No 05,hal 161). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru menyusun laporan hasil penilaian. Lapora tersebut berisi seluruh kemampuan siswa baik kognitif, afektif, commit maupun to user psikomootrik. Penyusunan laporan

28 digilib.uns.ac.id 91 dilakukan setiap tengah semester dan akhir semester. Laporan tersebut akan diinformasikan kepada kepala sekolah dan juga orang tua siswa. 4. Hambatan dan bagaimana cara mengatasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan. Mekipun fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sudah lengkap namun dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD) di SMA N 1 Purwodadi mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut misalnya saja adalah waktu. Waktu yang disediakan oleh pihak sekolah dirasa masih kurang jika harus digunakan untuk kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penjelasan tentang kurangnya waktu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut. Menurut saya kekurangan dari pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Student Team Achievement Division (STAD) adalah waktu pembelajaran yang sangat minim. Karena waktu untuk belajar jadi berkurang untuk menyusun tempat duduk secara berkelompok (CL No 04,hal 157). Penjelasan siswa di atas mengenai minimnya waktu juga dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI yang lain sebagai berikut. Waktu yang disedikan oleh guru sering tidak cukup. Padahal pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) memperlukan waktu yang cukup. Model Student Team Achievement Division (STAD) dibuat kelompok, sehingga waktu yang diperlukan untuk membagi siswa menjadi kelompok dan menata ruang kelas menyita waktu pembelajaran (CL No 05,hal 161).

29 digilib.uns.ac.id 92 Waktu yang diberikan pihak sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran adalah 2x45 menit. Waktu tersebut memang dirasa kurang jika kegiatan pembelajaran diawali dengan pembentukan kelompok dan menata ruang kelas. Untuk mengatasi kendala waktu guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Purwodadi menyediakan waktu pembelajaran khsusus untuk membentuk kelompok dan menata ruang kelas. Berikut ini penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI mengenai cara mengatasi kendala waktu pembelajaran. Untuk mengatasi masalah kurangnya waktu dalam melakukan pembelajaran dengan model Student Team Achievement Division (STAD), guru membentuk kelompok belajar pada pertemuan sebelumnya. Dengan membentuk kelompok di akhir pertemuan sebelumnya maka pada saat KBM siswa tinggal menata ruang kelas dan berkumpul dengan kelompoknya (CL No 02,hal 147). Hal itu diperkuat hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut. Di akhir pembelajaran sebelumnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sehingga pada hari ini kami tinggal menata ruang kelas untuk diskusi dan bergabung dengan anggota kelompok yang lain (CL No 04,hal 157). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kendala pertama dari penyelenggaraan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah masalah waktu. Minimnya waktu yang disediakan jika digunakan untuk penyampaian materi teori dan juga untuk membentuk kelompok dan menata ruang kelas. Guru membagi kelompok belajar siswa di akhir pembelajaran sebelumnya sehingga pada saat pertemuan berikutnya guru dan siswa tinggal menata ruang kelas untuk diskusi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak bangku sekolah dasar. Pentingnya akan pelajaran matematika membuat matematika menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan setiap negara. Melalui pendidikan, generasi muda penerus bangsa terus mampu mengembangkan diri sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih rendah dibandingkan dengan Negara Negara yang serumpun dengan Indonesia ataupun Negara lainnya. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERMEDIA KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan (Ambarini, 2010). Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP umumnya belum menggunakan metode/stragi yang menarik dan membangkitkan minat belajar siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM), baik dalam aspek spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI KELAS VII B MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN STRATEGI STAD DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor esktern dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu bangsa. Pendidikan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan.

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI IPA MAN SUKOHARJO SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan di Indonesia peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis Pelaksanaan Program Remedial Pada Mata Pelajaran PAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan yang nantinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang apapun, oleh karena itu mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan serangkaian interaksi yang baik antar siswa dengan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya proses belajar ditandai dengan terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam aspek Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor. Perubahan itu meliputi cara berpikir,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang penelitan ini untuk mencoba mempraktekan metode yang belum pernah dicoba di SMAN 5 Surakarta. Seorang guru harus mampu menyampaikan bahan ajar

Lebih terperinci

Introduction. Nursyamsuddin

Introduction. Nursyamsuddin Oleh Nursyamsuddin Introduction Lahir di Purwakarta, 7 Oktober 1967 SD, SMP, SMA di Purwakarta S-1 Fisika di Jakarta S-2 Magister Manajemen dan Magister Pendidikan di Jakarta Berkeluarga; 2 orang putra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat melekat pada diri manusia dan menjadi sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan siswa melalui proses belajar mengajar di kelas dan di sisi lain seorang

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP DAN LKS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS VIII SMP AL HADI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan bagi setiap warga negara, baik tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara tegas, pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada era aufklarung (pencerahan). Pendidikan bertujuan untuk membangun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Maryanto ABSTRACT More than 60% of students in SMP Negeri 2 Pulosari

Lebih terperinci

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan IPS sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran Tematik Latar Belakang Pembelajaran Tematik Tematik merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka

Lebih terperinci

Jumlah 21

Jumlah 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam ruangan kelas IV SD Negeri Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian pada pengembangan kecerdasan warga Negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Sekolah ini berdiri

Lebih terperinci

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negara. Bila semakin tinggi tingkat pendidikan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang kedua adalah faktor yang berasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada peserta didik. Dari sekian banyak unsur sumber daya

Lebih terperinci