KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCf BERBULU HALUSKILAP MELALUi PERSllANGAN BANGSA KELlNCl REX DENGAN SATIN. Oleh R. SOEGENG PRASETYO PTKIS3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCf BERBULU HALUSKILAP MELALUi PERSllANGAN BANGSA KELlNCl REX DENGAN SATIN. Oleh R. SOEGENG PRASETYO PTKIS3"

Transkripsi

1 KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCf BERBULU HALUSKILAP MELALUi PERSllANGAN BANGSA KELlNCl REX DENGAN SATIN Oleh R. SOEGENG PRASETYO PTKIS3 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

2 R. SOEGENG PRASETYO. Kajian Pembentukan Bangsa Kelinci Berbulu Halus Kilap Melalui Persilangan Bangsa Kelinci Rex dan Satin (di bawah bimbingan H. Harimurti Martojo sebagai ketua, Yono C. Raharjo, H.A.A.Mattjik, Sri Supraptini Mansjoer dan H. Tant?? R. Wiradarya sebagai anggota). Penelitian dilakukan dari bulan Nopember 1996 hirtgga bulan Desember 1997 di Balai Penelitian Ternak-Ciawi, Bogor. Penelitian terdiri atas penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus, penyebab bulu Satin kilap, pengaruh induk terhadap sifat bulu dan polalsiklus pertumbuhan bulu Rex dan Satin. Penelitian utama untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya kelinci berbulli halus dan kilap (kelinci H- - K) melalui perkawinan silang bangsa kelinci Rex dengan bangsa kelinci Satin serta untuk mengetahui cara pembentukannya yang efisien. Baik pada penelitian pendahuluan maupun penelitian utama digunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pada penelitian pendahuluan digunakan 120 ekor kelinci umur satu hari keturunan generasi pertama berupa kelinci Satin (FISS), Rex (FIRR) dan persilangan antara kelinci jantan Satin den betina Rex (FISR) serta resiprokalnya (FtRS), masing-masing sebanyak 30 ekor (15 jantan dan 15 betina). Pada analisis kualitatif, dalam penelitian utama, digunakan seluruh anak kelinci (unsexed) dari kelinci contoh hasit penelitian pendahuluan, sedangkan pada

3 analisis kuantitatif digunakan 220 ekor kelinci junsexed) umilr salu hari keturunan generasi kedua dari hasil keempat perkawinan silang (RSxRS; RSxSR; SRx3R dan SRxSR). Seluruh kelinci percobaan ditempa!kan secara acak dalam lingkungan yang sama. Pakan berupa pelet dengan kandungan protein kasar 22% dan enersi sebanyak 2750 kalori per kg ransum, diberikan ad libitum hingga umur 12 minggu, untuk selanjutnya dibetasi ssbanyak 100 g per ekor per hari. Air minum juga diberikan ad libitum. Pada penelitian pendahuluan, peubah yang diamati untuk mengetahui penyebab bulu kelinci Rex halus dan pengaruh induk pada sifat-sifat bulu adalah panjang bulu halus (PBH), panjang bulu kasar (PBK), nisbah PBWPBH, diameter bulu halus bagian bawah (DBHb), diameter bulu kasar bagian bawah (DBKb), kelebatan bulu kasar (LBK), kelebatan bulu halus (LBH) dan total kelebatan bulu (LB) pada umur 20 minggu. Khusus untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus ditambah peubah bobot bulu (BBL), nisbah LBHILB dan koefisien kehalusan bulu halus (KKBH) serta koefisien kehalusan bulu kasar (KKBK). Peubah pada pertumbuhan bulu berupa PBK, PBH, DBKa, DBHa, DBKb, DBHb, LBK,LBH dan BBL umur 4, 8, 12, 16, dan 24 minggu. Peubah pada penelitian utama adalah DBHa, DBKa, DBHb, DBKb, PBK, PBH dan PBWPBH umur empat minggu. Khusus untuk mengetahui cara efisien membentljk kelinci H-K diamati peubah DBHa, DBKa, mortalitas umur empat minggu dan bobot badan umur 20 minggu. Untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus dilakukan analisis kuantitatif dan analisa kualitatif. Pada analisis kuantitatif dibandingkan DBHb, DBKb, LBHILB dan KKB dari kelinci._rex (F,RR) dengan kelinci Sal~n (F,SS) dan kedua

4 persilangannya (FIRS) dan (FISR). Pada analisis kualitatif, dilakukan pengamat- an folikel bulu (dengan bantuan mikroskop) dan struktur kutikula dari batang bulu halus dan bulu kasar (dengan bantuan scanning electron microscope) untuk menambah informasi tentang penyebab halusnya bulu Rex. Untuk mengetahui penyebab bulu Satin kilap, dilakukan pembandingan mikroskopis pada contoh bulu kilap dan tidak kilap pada saudara sekandung. Pembandingan dilakukan pada semua anak dari 10 induk yang diambil secara acak yang masing-masing melahirkan anak berbulu kilap dan tidak kilap pada F2. Pengamatan dilakukan pada: keberadaan sel pada batang bulu, tipe kutikula, tipe tapi kutikula dan jarak antar tepi kutikula. Untuk mengetahui pengartrh induk, dibandingkan peubah- peubah bulu pada ketururian pertama dari hasil persilangan (FIRS) dengan - "reciprocal' nya (FISR). Untuk mengetahui pertumbuhan bulu, diamati peubah bulu dari sejak umur empat hingga umur 24 minggu. Lokasi dan umur saat tumbuh dan rontok bulu juga diamati untuk mendapatkan pola dan siklus pertumbuhan bulu. Pada penelitian utama, untuk mengetahui terbentuknya kelinci H-K dilakukan analisis kualitatif. Caranya, diamati terdapatnya kelinci berbulu Normal (N), Satin (S), Rex ( R ) dan kombinasi kombinasi Rex dan Satin (halus-kilap disingkat H-K) pada kelinci-kelinci F2 dari masing-masing galur F2RSRS, F2RSSR, F2SRRS dan F2SRSR. Selanjutnya, kelinci-kelinci dikelonipokkan berdasarkan tipe bulu (N, S, R dan H-K) dengan pendekatan makroskopis dan mikrositopis. Pada analisis kuantitatif, dibandingkan DBH, DBK, PBH dan PBK antar kelinci-kelinci yang befbulu N, R, S dan H-K untuk mendapatkan kriteria morfologis bulu kelinci Halus- kilap. Untuk mengetahui cara efisien membentuk kelinci H-K, dibandingkan

5 peubah DBHa, DBKa, mortalitas umur empat minggu dan bobot badan umur 20 minggu antar kelinci H-K pada keempat gal'ur (F,RSRS, F2RSSH, FzSRRS dan F2SRSR). Untuk pembandingan peubah antar bangsalgalur, di penelitian pendahuiu-an dan penelitian utama, digunakan analisis ragam pola satu arah, dilanjutkan dengan uji Tukey. Analisis statistik dibsntu dengan menggunakan paket program statistika Minitab 11. Dari hasil penelitian diperoleh: Kehalusan bulu pada Rex disebabkan oleh kecilnya diameter batang bulu kasar dan folikel bulu, helai kutikula yang relatif pendek, tidak terjadi overlaying antar helai kutiicclla, ujung tepi helai kutikula yang halus serta menempel rapat pada bagian korteks; Kilap pada bulu Satin disebabkan oleh ketiadaan sel medula dari batang bulu; Struktur kutikula tidak mempengaruhi kilapan bulu; Tidak terdapat pengaruh induk pada diameter, kelebatan dan bobot bulu; Kelinci berbulu halus dan kilap (H-K) dapat berhasil dibentuk melalui persilangan bangsa kelinci Satin dan Rex; Cara membentuk kelinci H-K yang efisien adalah lewat pembentukan garur F2SRSR, karena kelinci H-K pada galur ini mempunyai bulu yang pafiny halus, tingkat kematian cenderung lebih rendah daripada galur yang lain, serta mempunyai bobot badan yang tinggi.

6 R. Soegeng Prasetyo adalah putra bungsu dari tujuh bersaudara, dilahirkan di Yogyakarta pada 6 Juni 1948 dari R. S. Hardjosoeparto (almarhurn) dengan R.A.Siti Hasiyah (almarhumah). PenuIis tnenikah dengan Septhenawaty Sumantra pada 2lJanuari 1975 dan dikaruniai dua orang anak masing-masing bernama R. Eko Teguh Budiono P. dan Rr. Nadya Dvjl Hapsari P. Penulis rnenyelesaikan Sekolah Dasai Negeri Petinggen di Yogyakarta (1960), Sekolah Menengah Pertama Negeri VII di Yogyakarta (1963), Sekolah Menengah Atas Negeri IV di Yogyakarta (1966) dan mendapatkan gelar Sarjana Peternakan di UGM Yogyakarta (1973) serta gelar M.Agr.S. di School of Agricultural and Forestry, Melbourne University (1984). Kemudian pada tahun 1993 memperoleh kesempatan rnelanjutkan studi pada program S3 Program Studi llmu Ternak pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor atas beasiswa IAEUP (Indosia -Australia Eastern Universities Project). Dari tahun 1974 hingga sekarang bskerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Peternakan Universitas Mstaram

7 - KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yarig Maha Esa, karena dengan ridhonya penulisan Disertasi Penelitian ini dapat diselesaikan. Disertasi sebagai hasil penolitian diajukan untuk mamenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Doktor $3) dengan Program Studi llmu Ternak. Disertasi Penelitian dengan Judul Kajian Pembentukan Etangsa Kelinci Berbulu Halus Kilap melalui Persilangan Bangsa Kelinci Rex dengan Satin dilakukan di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. H. Harimurti Martojo, sebagai Ketua, Bapak Dr. Ir. H. A.A. Mattjik, Bapak Dr.lr. Yono C. Raharjo, APU., Ibu Dr.lr. Sri Supraptini Mansjoer dan Bapak Dr.1r.H. Tantar~ R. Wiradarya sobagai anggota. Atas bimbingan dan pengarahan selama melakukan penelitian dan penulisan disertasi ini penulis ucapkan banyak terima kasih. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak langsung membantu kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada Pemerintah RI cq. Departemen Pendidikan dan, Kebudayaan dan Pemerintah Australia yang telah memberikan kesempatan bahkan membiayai studi ini iewat beasiswa IAEUP (Indonesia- Australia Eastern Universities Project). Kepada Bapak Rektor dan Bapak Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram atas pembsrian ijin melanjutkan studi serta bantuan moril dan materiil penulis ucapkan banyak terima kasih.

8 KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCI BERBULU HALUS KILAP MELALUI PERSILANGAN BANGSA KELINCI REX DENGAN SATIN Oleh R. SOEGENG PRASETYO Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

9 Judul Disertasi : KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELDJCI BERBUW HALUS KILAP MELALUI PERSILANGAN BANGSA JCELINCI REX DENGAN SATIN Nama Mahasiswa : R. SOEGENG PRASETYO Nomor Pokok : 93517lPTK Program Studi : Ilmu Ternak Meny etujui 1. Komisi Pembimbing Ketua Dr. Ir. Yono C. Raharjo, APU. Dr. Ir. H. A.A. Mattjik Anggota Anggota ogram Pascasarjana. Syafrida Manuwoto

10 Pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan iancar berkat terdapatnya kemudahan dari Laboratorium Pemuliaan dan Genetika. Ternak Fakultas Peternakan IPB, Balai Penelitian Ternak-Ciawi dan Bapak Billy Gan serta Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata Lernbaga Peneiitian IPB. Untuk itu kepada Bapak Kepala LPG Fakultas Peternakan IPB, Bapak Kepala Balitnak- Ciawi (beserta Ibu Rini Dharsana dan stafnya di Lab. Kesehatan Hewan dan para Staf Teknik di Kandang Kelinci terutama Bapak I Wayan Pasek S. dan Bapak Ujang Yusa), Bapak Billy Gan dan Bapak Kepala PSSP LP-IPB beserta staf penulis ucapkan banyak terima kasih Ucapan terima kasih khusus teruntuk isteri tersayang dengan segala pengorbanannya dan puteralputeri kami tersayang yang telah memberikan dorongan, inspirasi dan semangat sehingga studi ini dapat selesai. Penulis akui bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat rnengharapkan terdapatnya saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya. Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangnn pada dunia ilmu pengetahuan dan secara tidak langsung bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Bogor, Juni 1999 Penulis

11 - DAFTAR IS1 Halaman DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAM BAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah, potensi ekonomis dan biologis 2.2. Kelinci Rex 2.3. Kelinci Satin 2.4. Peluang terbentuknya kelinci berbulu halus dan kilap 2.5. Pengaruh lnduk 2.6. Bulu Bagian bulu Folikel bulu Pertumbuhan bulu Siklus pertumbuhan bulu Peng~kuran kualitas bulu Ill. MATERI DAN METODE PENELlTlAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian pendahuluan I. Materi penelitian Cara pengambilan contoh Macam peubah yang diarnati Cara mengukur peubah Sistem perkawinan Analisis data Penelitian utama Materi penelitian Cara pengambilan contoh Macam peubah yang diamati Cara mengukur peubah Sistem perkawinan Analisis data

12 Halaman IV. HASlL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat dan Bahan Penelitian Keadaan umum tempat penelitian Bahan penelitian 4.2. Karakteristik Genetik Kelinci Satin dan Rex Umum Karakteristik bulu kelinci Rex dan Satin Kehalusan bulu Rex Kilapan bulu Satin Sifat bulu lainnya Sudut tumbuh bulu Panjang bulu Kelebatan bulu Pertumbuhan bulu Rex dan Satin Pola dan siklus pertumbuhan bulu Panjang bulu Diameter batang bulu Kelebatan bulu Bobot bulu per cm Pengaruh induk pada sifat bulu, Panjang bulu Diameter bulu Kelebatan bulu Bobot bulu per cm Pembentukan Kelinci Berbulu Halus dan Kilap 4.4. Cara Pembentukan Kelinci Halus-kilap yang Baik dan Efisien V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA 121

13 - OAFTAR TABEL No. Halaman Teks 1. Produksi dan reproduksi kelinci Rex Diameter batang bagian bawah dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya ~ ada beberapa baaian tubuh dari kelinci New Zealand White, daliiornian dan iermoid White Panjang bulu kasar, Sulu halus dan nisbahnya pada beberapa bagian tubuh dari kelinci New Zealand Whlte, Californian dan Termond White 4. Koefisisn kehalusan bulu kasar dan bulu htilus pada beberspa bagian tubuh dari kelinci New Zealand White, Californian dan Termond White 5. Nisbah kelebatan bulu bulu kasar dari keseiuruhan bulu pada beberapa bagian tubuh dari kelinci New Zealand White, Californian dan Termond White Jumlah temak yang diamati dalam penelitian pendanuluan Komposisi pakan kelinci yang digunakan dalam penelitian Jumlah ternak yang diamati pada penelitian utania Bobot lahir, bobot sapih dan bobot badan dewasa kelinci Rex dan Satin Pertambahan bobot badan per hari sebeluni dan sesudah disapih pada kelinci Rex dan Satin Perbandingan kehalusan bulu pada Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu Rataan panjang bulu halus, bulu kasar dan nisbahnya pada Satin, Rex dan persilangannya pada umur 20 minggu Rataan kelebatan bulu pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya pada umur 20 minggu 83

14 xiv No. Halaman Teks 14. Panjang bulu halus kelinci Rex dan Satin umur 4-24 minggu 15. Rataan panjang bulu halus, bulu kasar dan nisbahnya pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 16. Rataan diameter bulu halus, bulu kasar psda kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 17. Rataan kelebatan dan bobot bulu pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 18. Jumlah kelinci berbulu Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap pada galur F2RSRS, F2RSSR, FSRRS, dan F2SRSR 19. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap urnur 4 minggu pada F2RSRS 20. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap umcr 4 minggu pada FzRSSR 21. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap urnur 4 minggu pada FzSRRS 22. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap umur 4 minggu pada F2SRSR 23. Kriteria morfologis bulu kelinci Halus-kilap 24. Diameter Uulu halus dan kasar bagian atas dan bawah dari bulu Halus-kilap umur 4 minggu pada 4 galur 25. Bobot badan kelinci F2 pada umur 0-20 minggu

15 .DAFTAR GAMBAR - No. Halaman Teks 1. Skema perkawinan silang berdasarkan teori Mendel Skema batang bulu kasar dan bulu halus pada kelinci Angora Skema bulu kasar dengan bagian-bagiannya 4. Macam tipe medula menurut Wildman 5. Medula tipe tangga menurut Wildman 6. Tipe kutikula bulu menurut Wildman 7. Tipe bentuk tepi kutikula bulu menurut Wildman 8. Jarak antar tepi kutikula bulu menurut Wildman 9a. Skema perkawinan murni pembentukan kelinci Rex dan Satin keturunan generasi pertama 52 9b. Skema perkawinan silang dalam rangka pembentukan kelinci berbulu halus dan kilap Skema perkawinan dalam rangka pembenlukan kelinci H-K Persen kematian kelinci Rex dan Satiil umur 0-20 minggu Folikel bulu kelinci Rex dan 'Satin Batang bulu kasar bulu kilap dan tak kilap dari kelinci Pola pertumbuhan bu[u secara topografis 84

16 No. Teks 15. Panjang bulu kelinci Satin dan Rex Diameter butu kasar atas Satin dan Rex umur 4-20 minggu Diameter bulu kasar bawah Satin dan Rex umur 4-20 minggu Kelebatan bulu Satin dan Rex umur 4-20 minggu Bobot bulu per cm2 Satin dan Rex umur 4-20 minggu Kutikula bulu kasar kelinci Normal (a), Rex (b), Satin (c) dan Halus-kilap (d).i Kutikula bulu halus kelinci Nofmal(a), Rex (b), Satin (c) dan Halus-kilap (d) Batang buiu kasar kelinci Halus-kilap Perkawinan antar sesama kelinci Halus-kilap Perkawinan silang kelinci Halus-kilap dangan kelinci Rex ~erkawinan silang kelinci Halus-kilap dongan kelinci Satin Cara pembentukan kelinci Halus-kilap yang baik dan ekonomis 116

17 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Panjang bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin umur 4-20 minggu Diameter batang bulu bagian atas dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin (F,) umur dawasa (20 minggu) Diameter batang bulu bagian bawah dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin (F,) umur dewasa (20 minggu) Kelebatan bulu kasar, halus dan total kelinci Satin (F,) umur dewasa (20 minggu) Bobot bulu kelinci Satin (F,) per cm2 urnur 4-20 minggu (0.0000g) Panjang bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu Diameter batang bulu bagian atas dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu Diameter batang bulu bagian bawah dari bulu kasar, bulu htlus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 rninygu Kelebatan bulu kasar, halus dan total serta nisbahnya dari kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu Pembuktian batang bulu kilap tidak bersel lklim di Stasiun Citeko-Ciawi Kab. Bogor Th

KEMUNGKINAN PEMBENTUKAN KELINCI BERBULU HALUS DAN KILAP

KEMUNGKINAN PEMBENTUKAN KELINCI BERBULU HALUS DAN KILAP KEMUNGKINAN PEMBENTUKAN KELINCI BERBULU HALUS DAN KILAP SOEGENG PRASETYO Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, Mataram ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Kelinci, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Agustus 2012 sampai

Lebih terperinci

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur. 23 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan terhadap sifat rontok bulu dan produksi telur dilakukan sejak itik memasuki periode bertelur, yaitu pada bulan Januari 2011 sampai Januari 2012.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA (Reproduction Characteristics of Rex, Satin and Reza Rabbit) B. BRAHMANTIYO 1, Y.C. RAHARJO 1, N.D. SAVITRI 2 dan M. DULDJAMAN 2 1 Balai Penelitian

Lebih terperinci

Dari hasil Lokasi Pengamatan : dilakukan terletak wilayah Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Kabupaten Pekalongan adalah daerah

Dari hasil Lokasi Pengamatan : dilakukan terletak wilayah Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Kabupaten Pekalongan adalah daerah INVENTARISASI DAN KARAKTERISASI KELINCI DI DAERAH DIENG - JAWA TENGAH ROSSUARTINI DAN I WAYAN PASEK SUMADIA Balai Penelitian Ternak Ciawi, P O Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu kegiatan plasma nutfah

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK

PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK Rossuartini dan I Wayan Pasek Balai Penelitian Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Penentuan struktur sel bulu kelinci

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN

PENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN PENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN KARYA ILMIAH SlNDU ACHADIARTO SO FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1984 RINGKASAN SINDU ACHADIARTO

Lebih terperinci

PENGARUH SILANG DALAM TERHAIlAP BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN JUMLAH ANAI{ PER KELAHIRAN PAllA MENCIT ( Mus musculus) I{ARYA ILMIAH

PENGARUH SILANG DALAM TERHAIlAP BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN JUMLAH ANAI{ PER KELAHIRAN PAllA MENCIT ( Mus musculus) I{ARYA ILMIAH J I { ~ PENGARUH SILANG DALAM TERHAIlAP BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN JUMLAH ANAI{ PER KELAHIRAN PAllA MENCIT ( Mus musculus) r! \ 1, r I{ARYA ILMIAH SUHELMI YUSUF PAKUL TAS PETIlERNAKAN INIITITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ASPEK GENETIK ~LENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITiK TEGAL DAN MOJOSARI SEBAGAIRESPONSTERHADAPPERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM

ASPEK GENETIK ~LENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITiK TEGAL DAN MOJOSARI SEBAGAIRESPONSTERHADAPPERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM ASPEK GENETIK ~LENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITiK TEGAL DAN MOJOSARI SEBAGAIRESPONSTERHADAPPERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM Oleh I KETUT SUKADA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999 RINGKASAN

Lebih terperinci

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 29-34 ISSN 2303 1093 Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Rukmiasih 1, P.R.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Orytologus cuniculus) yang ada saat ini berasal dari kelinci liar dari Eropa dan Afrika Utara. Beberapa bangsa kelinci ditemukan diabad 16 yang menyebar di Perancis

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK MODEL CAMPURAN DATA TAK - SEIMBANG

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK MODEL CAMPURAN DATA TAK - SEIMBANG PENDUGAAN PARAMETER GENETIK MODEL CAMPURAN DATA TAK - SEIMBANG Oleh : JERRY F. SALAMENA 97128 1 STK PROGRAM STUD1 STATISTIKA PROGRAM PASCASARJANA INSITUT PERTANIAN BOGOR 2001 RINGKASAN JERRY F. SALAMENA.

Lebih terperinci

KEMAJUAN SELEKSI BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KELINCI (Oryctolagus cuniculus) REX DAN SATIN SKRIPSI DWI VENTRI DAMAYANTI

KEMAJUAN SELEKSI BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KELINCI (Oryctolagus cuniculus) REX DAN SATIN SKRIPSI DWI VENTRI DAMAYANTI KEMAJUAN SELEKSI BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KELINCI (Oryctolagus cuniculus) REX DAN SATIN SKRIPSI DWI VENTRI DAMAYANTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

y a %pa... Ibu, Bapak dan Kelnarga Karya kecil ini persembahan buat: tercinta... Tun~dah aku unfuk mensyukuri ni'ma~ Engkau, yang telah Engkau

y a %pa... Ibu, Bapak dan Kelnarga Karya kecil ini persembahan buat: tercinta... Tun~dah aku unfuk mensyukuri ni'ma~ Engkau, yang telah Engkau y a %pa... Tun~dah aku unfuk mensyukuri ni'ma~ Engkau, yang telah Engkau benkan kepadaku dan kepadn i6u bapakku. Dan tunjukilah aku agar aku &pal beramal sholeh yang Engkau ridhoi. Dan bedah kebaikan kepahku

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Potensi Kelinci

TINJAUAN PUSTAKA. Potensi Kelinci TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kelinci Kelinci memiliki kelebihan yaitu laju pertumbuhan yang cepat, potensi reproduksi yang tinggi, dan memiliki kemampuan dalam mencerna pakan hijauan karena memiliki sifat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI

UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI Oleh NINA WAHYU WIJAYANTI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Metode pengukuran karakteristik Reproduksi (selang beranak, lama bunting, jumlah anak

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Metode pengukuran karakteristik Reproduksi (selang beranak, lama bunting, jumlah anak Prosiding'femu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 METODE PENGUKURAN KARAKTERISTIK TERNAK KELINCI DEDI MUSLIH, WAYAN PASEK DAN ROSUARTINI Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box. 221 Bogor

Lebih terperinci

MANFAAT IKULIT BlJi KAK a cacae 1.j TERHADAP PERT UMBBBlABJ AVAM RAS PEDAGING SKRIPSI

MANFAAT IKULIT BlJi KAK a cacae 1.j TERHADAP PERT UMBBBlABJ AVAM RAS PEDAGING SKRIPSI MANFAAT IKULIT BlJi KAK a cacae 1.j TERHADAP PERT UMBBBlABJ AVAM RAS PEDAGING SKRIPSI FAKULTAS :PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1993 MITA MUSTIKASARI, 1994. Manfaat Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

UNTUK MEREKA YANG SENANTIASA BERDOA UNTUK KEBERHASILANKU

UNTUK MEREKA YANG SENANTIASA BERDOA UNTUK KEBERHASILANKU UNTUK MEREKA YANG SENANTIASA BERDOA UNTUK KEBERHASILANKU :?"" PENGARUH TINGKAT LEMAK RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS, KOMPONEN KARKAS DAN DAGING KARKAS KELlNCl PERSliANGAN KARYA ILMIAH IMAM SUTIYONO FAKULTAS

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

PENDUGAAN KEBUTUHAN ENERGI METABOLIS DAN PROTEIN AYAM BROILER BERDASARKAN HASlL PEMBERIAW MAKANAN CARA KAFETARIA. Oleh : BAlHAQl H.

PENDUGAAN KEBUTUHAN ENERGI METABOLIS DAN PROTEIN AYAM BROILER BERDASARKAN HASlL PEMBERIAW MAKANAN CARA KAFETARIA. Oleh : BAlHAQl H. PENDUGAAN KEBUTUHAN ENERGI METABOLIS DAN PROTEIN AYAM BROILER BERDASARKAN HASlL PEMBERIAW MAKANAN CARA KAFETARIA Oleh : BAlHAQl H. AHMAD FAKULTAS PASCASAR JANA lnstltut PERTANIAN BOGOR 1988 ., - -. I~IN~KASAN.-".."b

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN SUMBER ENERGI PAKAN (JAGUNG DAN POLLARD) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA SKRIPSI. Oleh RISKA KURNIAWATI

PENGARUH PERBEDAAN SUMBER ENERGI PAKAN (JAGUNG DAN POLLARD) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA SKRIPSI. Oleh RISKA KURNIAWATI PENGARUH PERBEDAAN SUMBER ENERGI PAKAN (JAGUNG DAN POLLARD) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA SKRIPSI Oleh RISKA KURNIAWATI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KAWIN ALAM DAN INSEMINASI BUATAN TERHADAP PERSENTASE KEBUNTINGAN, LAMA BUNTING, LITTER SIZE DAN BOBOT LAHIR KELINCI NEW ZEALAND WHITE

PERBANDINGAN KAWIN ALAM DAN INSEMINASI BUATAN TERHADAP PERSENTASE KEBUNTINGAN, LAMA BUNTING, LITTER SIZE DAN BOBOT LAHIR KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERBANDINGAN KAWIN ALAM DAN INSEMINASI BUATAN TERHADAP PERSENTASE KEBUNTINGAN, LAMA BUNTING, LITTER SIZE DAN BOBOT LAHIR KELINCI NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI Oleh : PUTRI UTAMI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan sebagai hewan percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan penghasil daging. Selain itu kelinci

Lebih terperinci

TERHlDAP BOBOT HIDUP, KARKAS DAN SlFAT DASAR KULlT KELlNCl REX"

TERHlDAP BOBOT HIDUP, KARKAS DAN SlFAT DASAR KULlT KELlNCl REX y ' FENGARUH PIKAW, UMUR POTONG DAN JENlS KELAMIN TERHlDAP BOBOT HIDUP, KARKAS DAN SlFAT DASAR KULlT KELlNCl REX" Oleh : HUSMY YURMIATY FAKULTAS PASCASARJANA R I NGKASAN HUSMY YURMIATY. Pengaruh Pakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pemulian Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, sedangkan analisis

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP LAJU DIGESTA, KECERNAAN PROTEIN, DAN ENERGI METABOLIS AYAM KAMPUNG SUPER

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP LAJU DIGESTA, KECERNAAN PROTEIN, DAN ENERGI METABOLIS AYAM KAMPUNG SUPER PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP LAJU DIGESTA, KECERNAAN PROTEIN, DAN ENERGI METABOLIS AYAM KAMPUNG SUPER SKRIPSI Oleh ROSA RIZKIANINGTYAS PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH JOHN1 DRAJAT PRILYANA

KARYA ILMIAH JOHN1 DRAJAT PRILYANA /'/t l I" PENGARUH PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERHADAP PERSENTASE KARKAS, LEMAK ABDOMINAL, LEMAK DAGING PAHA DAN BAGIAN - BAGIAN GIBLET AYAM PEDAGING KARYA ILMIAH JOHN1 DRAJAT PRILYANA FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS ENDANG MINDARWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2 0 0 6 Judul Tesis Nama NIM : Kajian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan

Lebih terperinci

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan RINGKASAN Agus Herry Ariesta. Pengaruh Kandungan Energi dan Protein Ransum Terhadap Penampilan Ayam Kampung Umur 0 10 Minggu, (dibawah bimbingan I Gede Mahardika sebagai Pembimbing Pertama dan GAM Kristina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White (NZW) bukan berasal dari New Zealand, tetapi dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

Lebih terperinci

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih Bobot Lahir HASIL DAN PEMBAHASAN Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih Rataan dan standar deviasi bobot lahir kambing PE berdasarkan tipe kelahiran dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang itik Balai Penelitian Ternak CiawiBogor. Peneltian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2011. Materi Ternak yang

Lebih terperinci

KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN

KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN HENI RIZQIATI F 251020021 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM) PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM) M. BAIHAQI, M. DULDJAMAN dan HERMAN R Bagian Ilmu Ternak Ruminasia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White (NZW) merupakan kelinci hasil persilangan dari Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat 8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN 39 MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai dengan Juni 2008 di PT IndoAnilab, Bogor. Penelitian berlangsung tiga tahap, yaitu tahap pertama

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI LIDIA FAFARITA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK Nama : Wahid Muhammad N Nim : 10.01.2733 Kelas : D3 TI 2A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA I ABSTRAK Pengembangan usaha ternak

Lebih terperinci

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX 1992 FAKU LTAS TEKNOIBC, I I'EICrAN IAN INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR 13 0 G 0 12 Yansa Sasanadharma,

Lebih terperinci

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX 1992 FAKU LTAS TEKNOIBC, I I'EICrAN IAN INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR 13 0 G 0 12 Yansa Sasanadharma,

Lebih terperinci

an diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan

an diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan an diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan 4 untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah Q kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

Lebih terperinci

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI SRINOLA YANDIANA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF HETI RESNAWATI dan IDA A.K. BINTANG Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor ABSTRAK Pengembangan ternak ayam lokal sebagai penghasil daging

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK REPRODUKSI PADA KELINCI REX, SATIN, DAN REZA AKIBAT SELEKSI BERDASARKAN TOTAL BOBOT SAPIH SKRIPSI NIKEN DEWI SAVITRI

KARAKTERISTIK REPRODUKSI PADA KELINCI REX, SATIN, DAN REZA AKIBAT SELEKSI BERDASARKAN TOTAL BOBOT SAPIH SKRIPSI NIKEN DEWI SAVITRI KARAKTERISTIK REPRODUKSI PADA KELINCI REX, SATIN, DAN REZA AKIBAT SELEKSI BERDASARKAN TOTAL BOBOT SAPIH SKRIPSI NIKEN DEWI SAVITRI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI AGUS SUPARYANTO Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Itik Peking x Alabio

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian menggunakan 30 ekor Itik Rambon dengan jumlah ternak yang hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor

Lebih terperinci

PLASMA NUTFAH KELINCI SEBAGAI SUMBER PANGAN HEWANI DAN PRODUK LAIN BERMUTU TINGGI

PLASMA NUTFAH KELINCI SEBAGAI SUMBER PANGAN HEWANI DAN PRODUK LAIN BERMUTU TINGGI PLASMA NUTFAH KELINCI SEBAGAI SUMBER PANGAN HEWANI DAN PRODUK LAIN BERMUTU TINGGI YONO C. RAHARJO dan BRAM BRAHMANTIYO Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 email: brahmantiyo@cbn.net.id ABSTRAK

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan

Lebih terperinci

APLIKASIANALISIS RANCANGAN ACAK LENGKAP DALAM PENGOLAHAN DATAHASILPENELITIAN PERCOBAAN PAKAN TERNAK PADAKAMBINGINDUK

APLIKASIANALISIS RANCANGAN ACAK LENGKAP DALAM PENGOLAHAN DATAHASILPENELITIAN PERCOBAAN PAKAN TERNAK PADAKAMBINGINDUK APLIKASIANALISIS RANCANGAN ACAK LENGKAP DALAM PENGOLAHAN DATAHASILPENELITIAN PERCOBAAN PAKAN TERNAK PADAKAMBINGINDUK M.E. Yusnandar Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Kambing BKC

Lebih terperinci

ASPEK GENETIS BEBERAPA SlFAT PRODUKSI PUYUH

ASPEK GENETIS BEBERAPA SlFAT PRODUKSI PUYUH ASPEK GENETIS BEBERAPA SlFAT PRODUKSI PUYUH KARYA ILMIAH RONNY RACHMAN NO08 FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1984 ROh'NY- RACm&' NOOR, 1984. Ps~ek Genetis Bebera~a Sifat 1 Produksi Puvuh. Karya

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 i SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN DAUN KATUK

PENAMBAHAN DAUN KATUK PENAMBAHAN DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) DALAM RANSUM PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT REPRODUKSI DAN PRODUKSI AIR SUSU MENCIT PUTIH (Mus musculus albinus) ARINDHINI D14103016 Skripsi ini merupakan

Lebih terperinci

METODE. Lokasi dan Waktu

METODE. Lokasi dan Waktu METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan domba PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. yang berada di desa Tajur Kecamatan Citeureup, Bogor. Penelitian dilakukan selama 9 minggu mulai

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Jl. Pangeran M. Noor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba Garut merupakan salah satu komoditas unggulan yang perlu dilestarikan sebagai sumber

Lebih terperinci

... Kupersernbahkan buat ibu, ayah

... Kupersernbahkan buat ibu, ayah Dan Dia telah rnenciptakan binatang ternak; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebaha iannya kamu makan (Q.S. AN-NAHS; ayat 5 f.... Kupersernbahkan buat ibu, ayah dan

Lebih terperinci

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN (Performance of Duck Based on Small, Big and Mix Groups of Birth Weight) KOMARUDIN 1, RUKIMASIH 2 dan P.S. HARDJOSWORO

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU HARIAN DAN COPROPHAGY KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA YANG DIBERI PAKAN PELET DENGAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI.

TINGKAH LAKU HARIAN DAN COPROPHAGY KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA YANG DIBERI PAKAN PELET DENGAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI. TINGKAH LAKU HARIAN DAN COPROPHAGY KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA YANG DIBERI PAKAN PELET DENGAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: ULIL ALBAB PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN

Lebih terperinci

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda Standar Nasional Indonesia Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...i Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KAMPUNG SUPER

PENGGUNAAN TEPUNG DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KAMPUNG SUPER PENGGUNAAN TEPUNG DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KAMPUNG SUPER SKRIPSI Oleh MALIKATUN NUJUM PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH HITAM DALAM RANSUM TERHADAP TINGKAH LAKU PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH HITAM DALAM RANSUM TERHADAP TINGKAH LAKU PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH HITAM DALAM RANSUM TERHADAP TINGKAH LAKU PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) SKRIPSI Oleh AHMAD KHOIRUDIN PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG LIMBAH TAUGE FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, PROTEIN KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA ITIK LOKAL SKRIPSI

PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG LIMBAH TAUGE FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, PROTEIN KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA ITIK LOKAL SKRIPSI PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG LIMBAH TAUGE FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, PROTEIN KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA ITIK LOKAL SKRIPSI Oleh : GALUH ARUM PANGESTU PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam Bangkok merupakan jenis ayam lokal yang berasal dari Thailand dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada daya adaptasi tinggi karena

Lebih terperinci

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Lupakanlah indahnya malam pengantin. Itulah yang dilakukan Gusti. Kelinci Hias Penawan Hati 1 SATWA. Joy, hasil silangan angora dan fuzzy lop

Lupakanlah indahnya malam pengantin. Itulah yang dilakukan Gusti. Kelinci Hias Penawan Hati 1 SATWA. Joy, hasil silangan angora dan fuzzy lop 1 SATWA Kelinci Hias Penawan Hati Joy, hasil silangan angora dan fuzzy lop Lupakanlah indahnya malam pengantin. Itulah yang dilakukan Gusti Merdeka Putra saat membidani kelahiran angora lop. Jenis kelinci

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas 18 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan 19 Desember 2016 hingga 26 Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER

PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER Oleh: SLAMET RAHARJO NIM : 23010111130166 Diajukan sebagai

Lebih terperinci

ASPEK GENETIK BOBOT BADAN MENCIT

ASPEK GENETIK BOBOT BADAN MENCIT 911PT ASPEK GENETIK BOBOT BADAN MENCIT KARVA ILM IAH BUDI WIBOWO FAKULTAS PETERNAKAN INSTI TUT FERTANIAN BOGOR t 984 RINGKASAN BUDI WIBOWO, 1984. Asnek Genetik Bobot Badan HencH. Karya Ilmiah Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU REPRODUKSI MERAK HIJAU (Pavo muticus) PADA UMUR YANG BERBEDA DI UD. TAWANG ARUM KECAMATAN GEMARANG, KABUPATEN MADIUN SKRIPSI.

TINGKAH LAKU REPRODUKSI MERAK HIJAU (Pavo muticus) PADA UMUR YANG BERBEDA DI UD. TAWANG ARUM KECAMATAN GEMARANG, KABUPATEN MADIUN SKRIPSI. TINGKAH LAKU REPRODUKSI MERAK HIJAU (Pavo muticus) PADA UMUR YANG BERBEDA DI UD. TAWANG ARUM KECAMATAN GEMARANG, KABUPATEN MADIUN SKRIPSI Oleh : NILA DUHITA NARESWARI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG

PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG Oleh B. BUNAWAN SUNARLIM 89088 PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTAflIAW BOGOR 1991: RINGKASAN B. BUNAWAN SUNARLIM. Pembandingan

Lebih terperinci

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA 1 EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 2 EFISIENSI

Lebih terperinci

OLEH : HERNAWATI. Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biologi

OLEH : HERNAWATI. Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biologi PENGARUH SUPEROVULASI PADA LAJU OVULASI, SEKRESI ESTRADIOL DAN PROGESTERON, SERTA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UTERUS DAN KELENJAR SUSU TIKUS PUTIH (Rattus Sp.) SELAMA SIKLUS ESTRUS TESIS OLEH : HERNAWATI

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN I(AD.I\R

PENGARUH PERBEDAAN I(AD.I\R PENGARUH PERBEDAAN I(AD.I\R SERAT MASAR RANSUM TERHADAP SALURAN PENCERMAAN, PAM:(REAS DAM HATI KELINCI PERSILANGAN KARYA llmlah ZANI Y U L I A FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN 50088 1984 PEITGARUH

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara Standar Nasional Indonesia Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ISTI PRAHESTI

SKRIPSI. Oleh ISTI PRAHESTI PERBEDAAN INTENSITAS BERAHI GENERASI PERTAMA DAN KEDUA PADA SAPI HASIL PERSILANGAN SIMMENTAL- PERANAKAN ONGOLE DI DESA PLOSOSARI, KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Oleh ISTI PRAHESTI PROGRAM

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A

Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN JUMLAH BENIH DALAM POLIBAG TERHADAP VIABILITAS BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SERTA KETAHANANNYA SELAMA TRANSPORTASI Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A34404066 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci