BAB 1 PENDAHULUAN. M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: KENCANA, 2004), hlm. 10. Hlm.5.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: KENCANA, 2004), hlm. 10. Hlm.5."

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat. Sebagai salah satu sumber pembiayaan dunia usaha, pasar modal diperlukan oleh perusahaan yang ingin mencari dana dari masyarakat untuk melakukan ekspansi usaha, menambah modal kerja atau memperkuat struktur permodalan perusahaan. 1 Sedangkan sebagai wahana investasi, pasar modal merupakan wadah yang mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) yaitu investor dengan pengguna dana (user of fund) 2 yakni perusahaan untuk tujuan melipatgandakan dana yang dimiliki investor melalui keuntungan yang akan diperolehnya dari penyertaan modal pada perusahaan. 3 Perkembangan industri pasar modal saat ini, sangat terkait dengan teknologi modern. Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam industri pasar modal. Perubahan tersebut yaitu ditinggalkannya sistem perdagangan manual (paper based) yang semula digunakan di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) menjadi sistem perdagangan yang berbasiskan elektronik (electronic based). Sejak tanggal 22 Mei 1995, Bursa Efek Indonesia telah melakukan perubahan signifikan pada sistem perdagangannya, yaitu dengan diterapkannya sistem otomatisasi perdagangan di bursa efek atau yang disebut juga sebagai Jakarta Automated Trading System (JATS) untuk menggantikan sistem perdagangan manual. 4 1 M. Irsan Nasarudin, Diktat Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: s.n., 1999), hlm.4. 2 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: KENCANA, 2004), hlm Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian, (Jakarta: Djembatan, 2001), Hlm.5. 4 M. Irsan Nasarudin, op.cit., hlm Penitipan kolektif..., Chairini, 1 FHUI, 2009

2 2 Pada sistem perdagangan manual, efek-efek diperdagangkan dalam bentuk fisik dimana penyerahannya dilakukan secara konvensional dengan menyerahkan bentukan fisik/warkat dari efek yang diperdagangkan, sehingga banyak tenaga dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyelesaian transaksi belum lagi masalah keamananan dalam memegang efek tidak terjamin seperti banyak terjadi kasus saham palsu, saham hilang, rusak, dan sebagainya. Selain itu jumlah maksimal transaksi yang dapat ditangani perharipun terbatas yaitu hanya sekitar 5000 transaksi. Hal ini menyebabkan biaya per unit transaksi menjadi tinggi, volume perdagangan menjadi tidak likuid dan tingkat keamanan pemegang saham (investor) tidak terjamin, sehingga perdagangan saham dalam bentuk fisik tersebut sudah tidak relevan lagi. 5 Oleh karena itu pada 17 Juli 2000, Bursa Efek Indonesia telah mengimplementasikan sistem perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading). Scripless trading merupakan sistem penyelesaian transaksi efek yang terjadi di bursa tanpa penyerahan fisik sertifikat efek antara anggota bursa jual dan anggota bursa beli. Mekanismenya adalah warkat efek terlebih dahulu dikonversikan menjadi data elektronik pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dimana kepemilikan efek dinyatakan dalam bentuk data elektronik di rekening efek. Setiap transaksi jual atau beli efek antara anggota bursa dilakukan dengan pemindahbukuan (book entry settlement) yaitu dengan pengkreditan dan pendebetan antara rekening efek anggota bursa yang dikelola dengan sistem the central depository and book entry settlement system (C-Best) oleh KSEI. 6 Setelah terjadi transaksi jual atau beli, bukti kepemilikan efek diberikan dalam bentuk konfirmasi tertulis, yang dikeluarkan oleh pihak KSEI. Konfirmasi tertulis ini diberikan untuk mengetahui jumlah deposit efek maupun uang dalam rekening efek di KSEI. 7 5 M. Irsan Nasarudin, loc.cit. 6 Fanny Kurniawan, Tinjauan Yuridis Peran PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia Dalam Hal pelaksanaan gadai saham pada sistem perdagangan efek tanpa warkat, (Skripsi Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2004), hlm. iv. 7 Rosewitha Irawaty, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Pasar Modal, Sejauh Mana Implementasinya, < Maret 2008.

3 3 Dengan diberlakukannya scripless trading, memberikan banyak keuntungan antara lain, tingkat keamanan lebih tinggi (terhindar dari risiko saham palsu, hilang, rusak, dsb) penyelesaian transaksi lebih cepat, dan likuiditas pasar akan meningkat sehingga akan dapat mewujudkan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien. 8 Penerapan sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) ini, telah melahirkan suatu konstruksi hukum baru, yaitu adanya kegiatan penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian. 9 Konsep penitipan kolektif bukanlah hal yang baru lagi di dunia pasar modal. Keberadaanya sejak lama telah diintrodusir dalam Undang-Undang Pasar Modal yaitu pada pasal 56 sampai pasal 63 dalam rangka pengimplementasian sistem perdagangan efek tanpa warkat. Definisi penitipan kolektif menurut Pasal 1 Angka 16 Undang-Undang Pasar Modal adalah jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh kustodian. 10 Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek (termasuk didalamnya penitipan kolektif) dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. 11 Efek yang dicatat dalam rekening efek bukan merupakan harta milik kustodian sehingga tidak dapat disita atau diambil oleh kreditur, atau masuk dalam budel likuidasi atau pailit, jika kustodian dinyatakan pailit. 12 Selain itu efek yang berada dalam penitipan kolektif, dianggap sepadan dan dapat dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain untuk jenis dan kualifikasi yang 8 Jasso Winarto, et al, Pasar Modal Indonesia: Restrokpeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, Cet.1. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997), hal Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Hlm. VI. 10 Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, LN No. 64 Tahun 1995, TLN No Ps. 1 angka Ibid., Ps. 1 Angka Irawaty, loc.cit.

4 4 sama yang diterbitkan oleh emiten. Konsep ini disebut juga sebagai kesepadanan efek (Fungibility). Dalam hal ini efek memiliki sifat yang sama seperti uang, misalnya apabila seseorang hendak mencairkan uang dari rekeningnya, maka yang bersangkutan tidak dapat menuntut atau mensyaratkan kepada bank agar uang yang dicairkan tersebut adalah fisik uang yang dahulu disetorkan nasabah tersebut kepada bank. Pemegang rekening hanya dapat menuntut berdasarkan jumlah, jenis dan kelas efek. 13 Sehubungan dengan transaksi bursa, bank kustodian tidak dapat melakukan transaksi perdagangan efek melalui bursa efek. Dalam hal ini, bank kustodian, hanya berfungsi semata-mata sebagai lembaga penyimpan efek milik nasabah saja. 14 Yang dapat menyelenggarakan kegiatan kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek dan bank umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Secara sederhana, konsep penitipan kolektif dapat digambarkan sebagai berikut, sebelum memulai kegiatan transaksi di bursa, investor diwajibkan membuka rekening efek terlebih dahulu dengan menjadi nasabah pada perusahaan efek. 15 Oleh karena pada scripless trading tidak ada lagi bentuk fisik berupa warkat, maka investor yang memiliki efek berbentuk warkat harus menitipkan efek tersebut dalam penitipan kolektif pada perusahaan efek atau bank kustodian. Rekening efek tersebut merupakan bukti bahwa investor telah menempatkan efek yang dimilikinya dalam lembaga penitipan kolektif. Kemudian, perusahaan efek atau bank kustodian akan membuka rekening efek pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian sebagai pusat penyimpanan efek (kustodian sentral) atas nama perusahaan efek atau bank kustodian. Setiap bentuk transaksi efek yang terjadi di bursa, dilakukan dengan cara pemindahbukuan antar 13 Kurniawan, op.cit., hlm Widjaja, op.cit., hlm M. Irsan Nasarudin, op.cit., hlm. 134.

5 5 rekening efek yang tercatat pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian KSEI. Dengan demikian, KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian akan mempunyai rekening-rekening efek dari perusahaan efek sebagai perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan efek dan bank kustodian sebagai lembaga yang memberikan jasa penitipan efek. 16 Selanjutnya, efek dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian akan dicatat dalam daftar buku pemegang efek emiten atas nama lembaga penyimpanan dan penyelesaian yakni Kustodian Sentral efek Indonesia (KSEI). 17 Sehingga, dalam kegiatan penitipan kolektif terdapat dua macam kepemilikan yaitu kepemilikan manfaat (beneficial ownership) dan kepemilikan terdaftar (registered ownership). Kepemilikan terdaftar adalah hak pemegang efek terhadap emiten berkaitan dengan efek yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Emiten. Yang berkedudukan sebagai registered ownership dalam penitipan kolektif adalah Lembaga penimpanan dan penyelesaian yaitu PT KSEI untuk kepentingan pemegang rekening di LPP. Adapun kepemilikan manfaat (beneficial ownership) adalah hak pemegang rekening efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan efek dalam penitipan kolektif yang didasarkan pada kontrak rekening efek antara pemegang rekening dengan kustodian. Beneficial ownership dalam penitipan kolektif adalah investor atau nasabah pada perusahaan efek dan bank kustodian. Hak-hak yang terdapat dalam kepemilikan manfaat atas efek dalam penitipan kolektif yaitu, hak atas pembagian deviden, saham bonus, hak atas pre-emtive rights, hak atas pembayaran bunga atau pokok obligasi, hak untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS/RUPO dan hakhak lain yang berkaitan dengan efek Widjaja, op.cit., Hlm Ps. 56 Ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal 18 Pasal 1 huruf b dan pasal 2 huruf c peraturan Bapepam No. IV.A.3.

6 6 Landasan hukum dari pencatatan kepemilikan efek atas nama perusahaan efek, bank kustodian, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian sebagai registered owner diatur dalam ketentuan pasal 56 ayat (1), (2), dan (3) Undang-Undang Pasar Modal yang berbunyi sebagai berikut: (1) Efek dalam penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam buku daftar pemegang efek emiten atas nama lembaga penyimpanan dan penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian yang bersangkutan (2) Efek dalam penitipan kolektif pada bank kustodian atau perusahaan efek yang dicatat dalam rekening efek pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian dicatat atas nama bank kustodian atau perusahaan efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada bank kustodian atau perusahaan efek tersebut. (3) Apabila efek dalam penitipan kolektif merupakan bagian dari portofolio efek dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian, maka efek tersebut dicatat dalam buku dafar pemegang efek emiten atas nama bank kustodian untuk kepentingan pemilik unit penyertaan dari kontrak investasi kolektif. Ketentuan pasal 56 UUPM tersebut secara tegas dan jelas membedakan antara pendaftaran kepemilikan efek atas nama lembaga kustodian dan pemegang hak atau kepentingan atas efek yang didaftarkan tersebut. Ketentuan pasal 55 UUPM, kemudian dijabarkan lagi dalam peraturan Bapepam No. VI.A.3 tentang rekening efek pada kustodian, yang berbunyi sebagai berikut: a. Kepemilikan manfaat (beneficial ownership) atas efek adalah hak pemegang rekening efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan efek yang dicatat dalam penitipan kolektif dalam rekening efek pada perusahaan efek, bank kustodian atau lembaga penyimpanan dan penyelesian yang timbul dari kontrak rekening efek antara pemegang rekening dan kustodian tersebut, Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. b. Kepemilikan terdaftar (registered ownership) atas efek adalah hak pemegang efek terhadap emiten efek tesebut berkaitan dengan efek yang terdaftar dalam buku emiten atas nama pemegang efek. Adanya konsep pembedaan kepemilikan hak atas efek dalam kegiatan penitipan kolektif di pasar modal sepintas menyerupai lembaga trust yang notabene tidak dikenal dalam sistem hukum di Indonesia. Trust merupakan suatu konsep pemisahan

7 7 kepemilikan antara pemilik benda secara hukum (Legal Owner) dan pemilik manfaat atas benda tersebut (beneficiary owner). Dalam Trust, legal owner inilah yang berhak melakukan segala tindakan dan perbuatan hukum (pengurusan atau pengelolaan) atas benda yang diserahkan kepadanya, namun kenikmatan atau kemanfaatan benda tersebut harus diberikan kepada pihak ketiga yang disebut sebagai beneficiary. Pada kegiatan penitipan kolektif, baik kegiatan penitipan kolektif pada perusahaan efek, bank kustodian maupun LPP KSEI sebagai kustodian sentral, efekefek dicatatkan atas nama perusahaan efek dan atau bank kustodian sebagai pihak yang bertindak mewakili kepentingan nasabahnya. Sedangkan dalam daftar pemegang saham efek emiten, yang tercatat adalah LPP KSEI. Apakah dengan pencatatan kepemilikan di dalam daftar pemegang saham emiten maupun di dalam rekening efek di PT KSEI atas nama lembaga kustodian tersebut menjadikanya sebagai pemilik secara hukum (legal owner) atas efek dalam penitipan kolektif. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji konstruksi hukum lembaga penitipan kolektif ini mengingat pendaftaran kepemilikan efek atas nama lembaga kustodian ini dapat disalahgunakan. Pada tahun 2003, ada salah satu perusahaan efek yang telah mengagunkan efek yang tercatat atas namanya dalam penitipan kolektif. Tindakan ini tentu merugikan investor sebagai pemilik yang sebenarnya atas efek. Setiap investor yang menanamkan modalnya melalui pembelian efek di pasar modal perlu mendapat perlindungan dari tindakan pihak-pihak yang tercatat sebagai pemilik dalam lembaga penitipan kolektif. 19 Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan membahas mengenai hak kepemilikan investor atas efek dalam penitipan kolektif yang dicatatkan atas nama perusahaan efek, bank kustodian, dan LPP KSEI. Perlindungan hukum terhadap investor atas efek miliknya yang dicatatkan atas nama lembaga kustodian. serta bagaimana mekanisme pendistribusian hak-hak investor atas efek-efek dalam penitipan kolektif. Diharapkan nantinya akan diperoleh kejelasan aspek-aspek yuridis apa saja yang terdapat dalam kegiatan penitipan kolektif berserta akibat hukumnya. 19 DR. Gunawan Widjaja, Transpalantasi Trust Dalam KUH Perdata, KUHD, dan Undang- Undang Pasar Modal Indonesia. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 8.

8 Pokok Permasalahan: Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah status hak kepemilikan investor atas efek-efek dalam penitipan kolektif yang dicatatkan atas nama perusahaan efek, bank kustodian dan LPP KSEI? 2. Bagaimanakah mekanisme pelaksaanaan hak-hak investor atas-atas efek-efek yang berada dalam penitipan kolektif seperti hak suara dalam RUPS, pembagian deviden, bunga obligasi, dan sebagainya. apabila yang tercatat dalam daftar pemegang saham emiten adalah LPP KSEI? 3. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap investor atas efek dalam penitipan kolektif pada PT KSEI yang dicatatkan dalam rekening efek atas nama perusahaan efek dan atau bank kustodian? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai konstruksi hukum penyimpanan efek dalam penitipan kolektif menurut Undang-Undang Pasar Modal dan praktek pelaksanaannya oleh LPP KSEI Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah: 1. Menganalisa status kepemilikan investor terhadap efek yang berada dalam penitipan kolektif. 2. Mengetahui mekanisme pelaksanaan hak-hak investor dalam penitipan kolektif. 3. Mengetahui perlindungan hukum seperti apa yang diberikan terhadap nasabah pemegang rekening PT KSEI.

9 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoretis Dari sudut teoretis, penelitian ini berguna untuk pengkajian secara akademis konsep penitipan kolektif, serta sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah literatur di bidang hukum pasar modal mengenai masalah penitipan kolektif Kegunaan Praktis Dari segi praktis, penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui mekanisme konsep penitipan kolektif sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku yang dilakukan oleh LPP KSEI, bank kustodian, dan perusahaan efek Definisi Operasional Demi mencegah perbedaan penafsiran atas terminologi yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Anggota Bursa Efek Adalah perantara pedagang efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan Bursa efek. (Ps. 1 angka 2 UUPM). 2. Book Entry Settlement (penyelesaian pembukuan) Pemenuhan hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat adanya transaksi bursa yang dilaksanakan dengan cara mengurangi efek dari rekening efek yang satu dan menambahkan efek dimaksud pada rekening efek yang lain pada kustodian, yang dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik. (Penjelasan Ps. 55 ayat (1) UUPM). 3. Biro Administrasi Efek Pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan

10 10 pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. (Ps. 1 Angka 3 UUPM). 4. Bursa efek Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. (Ps. 1 angka 4 UUPM) 5. C-Best (Central Depository Book Entry Settlement System) Adalah sistem penyelenggaraan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan yang dilakukan secara otomasi dengan menggunakan sarana komputer. 6. Efek Surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontarak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. (Ps. 1 Angka 5 UUPM). 7. Emiten (Issuer) 20 Pihak yang menerbitkan efek, dapat terdiri dari Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Swasta. 8. Kesepadanan efek (Fungibility) Efek dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh emiten tertentu dianggap sama atau sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. (Ps. 57 UUPM). 9. Investor Masyarakat pemodal, baik perorangan maupun kelembagaan Nasarudin, op.cit., hlm Ibid., hlm. 29

11 Kepemilikan Manfaat (Beneficial Ownership) 22 Hak pemegang rekening Efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan Efek yang dicatat dalam Penitipan Kolektif dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek, Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang timbul dari kontrak rekening efek antara pemegang rekening dan kustodian. 11. Kepemilikan Terdaftar (Registered Ownership) 23 Hak pemegang Efek terhadap Emiten Efek tersebut berkaitan dengan Efek yang terdaftar dalam buku Emiten atas nama pemegang Efek. 12. Kontrak Investasi Kolektif Kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. 13. Kustodian Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan atas efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.(ps. 1 Angka 8 UUPM). 14. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek dan pihak lain. (Ps. 1 angka 10 UUPM). Kegiatan sebagai lembaga penyimpanan dilaksanakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. 15. Pasar Modal Pasar modal adalah kgiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum 22 Peraturan Bapepam No. VI.A.3 tentang Rekening Efek Pada Kustodian. 23 Ibid.

12 12 dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. (Pasal 1 Angka 13 UUPM). 16. Pemegang Efek Pemilik manfaat atas efek yang disimpan dan diadministrasikan dalam rekening efek Pemegang Rekening Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening pada PT KSEI Penawaran Umum Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang- Undang ini dan peraturan pelaksanaannya. (Ps. 1 angka 15 UUPM). 19. Penitipan Kolektif Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh kustodian. (Ps. 1 Angka 16 UUPM). 20. Perantara Pedagang Efek Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. (Ps. 1 Angka 18 UUPM). 21. Perusahaan Efek Adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi. (Ps. 1 angka 21 UUPM). 22. Portofolio Efek Kumpulan efek yang dimiliki pihak (Ps. 1 Angka 24). 23. Rekening Efek Adalah rekening yang memuat catatan mengenai posisi efek dan atau dana 24 Peraturan KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral butir Ibid.

13 13 milik pemegang rekening termasuk milik nasabah yang dicatat di KSEI Reksa Dana Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. (Ps. 1 angka 27 UUPM). 23. Scripless trading Sistem penyelesaian transaksi efek yang terjadi di bursa tanpa penyerahan fisik sertifikat efek antara anggota bursa jual dan anggota bursa beli Tanggal Pembayaran (Payment Date) Tanggal yang ditetapkan oleh penerbit efek untuk pelaksanaan pembayaran atau pembagian hak-hak atas efek kepada pemegang efek melalui pemegang rekening Tanggal Pencatatan (Recording Date) Tanggal yang ditetapkan oleh penerbit efek yang menjadi dasar penentuan pemegang efek yang berhak atas pembayaran atau pembagian hak-hak yang melekat pada efek Transaksi bursa Adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentuakn oleh bursa efek, pinjam meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. (Ps. 1 angka 28). 27. Unit Penyertaan Satuan ukuran yang menunjukan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif. (Ps. 1 angka 29 UUPM). 26 Ibid. 27 Kurniawan, op.cit., hlm. iii. 28 Peraturan Jasa Kustodian Sentral, loc.cit. 29 Ibid.

14 Sistematika Penulisan Pada penelitian ini, penulis menguraikan pokok permasalahan yang ada ke dalam 5 bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, serta sistematika penulisan. BAB 2 : Merupakan tinjauan pustaka yang akan menguraikan mengenai konsep kepemilikan dan penitipan menurut KUH Perdata serta konsepsi pranata trust. Kemudian akan diuraikan secara singkat mengenai Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dalam kaitannya dengan sistem perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading). BAB 3 : Bab ini khusus membahas metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang terdiri dari jenis penelitian, jenis data yang digunakan, tipe perencanaan penelitian, alat pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data, sifat dan bentuk laporan. BAB 4 : Analisis status kepemilikan investor atas efek dalam penitipan kolektif yang dicatatkan atas nama perusahaan efek, bank kustodian dan LPP KSEI, mekanisme pelaksanan hak-hak investor dalam penitipan kolektif serta perlindungan hukum terhadap investor atas efek dalam penitipan kolektif di LPP KSEI. BAB 5 : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB 4 PENITIPAN KOLEKTIF PADA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING)

BAB 4 PENITIPAN KOLEKTIF PADA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) BAB 4 PENITIPAN KOLEKTIF PADA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) 4.1 Scripless Trading Dan Penitipan Kolektif Kegiatan penitipan

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No.III-D mengenai Penyimpanan Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0028/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember

PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember 1997 1. Definisi a. Kepemilikan Manfaat (Beneficial Ownership) Atas Efek

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI Oleh Anak Agung Ayu Mirah Kartini Irawan IGN Parikesit Widiatedja Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL. Kustodian berdasarkan fungsinya dapat melakukan pengurusan terhadap

BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL. Kustodian berdasarkan fungsinya dapat melakukan pengurusan terhadap BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL A. Peranan Kustodian Dalam Pasar Modal Kustodian berdasarkan fungsinya dapat melakukan pengurusan terhadap efek yang dimiliki oleh nasabahnya

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan Nasional Indonesia difokuskan terhadap usaha peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta penunjang perkembangan ekonomi suatu negara yang bersangkutan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. serta penunjang perkembangan ekonomi suatu negara yang bersangkutan. Hampir 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta penunjang perkembangan ekonomi suatu negara yang bersangkutan. Hampir diseluruh penjuru dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 KETENTUAN UMUM

BAB 1 KETENTUAN UMUM BAB 1 KETENTUAN UMUM 1.1. Definisi Kecuali diberikan pengertian secara khusus, maka semua kata dan atau istilah dalam peraturan ini mempunyai pengertian yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang

Lebih terperinci

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM Keterangan Penting Informasi berikut ini dipersiapkan untuk keperluan penyajian secara umum. Informasi ini tidak ditujukan bagi keperluan investasi, keadaan keuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Struktur Pasar Modal Indonesia Menteri Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) Bursa Efek (BEI) Lembaga Kliring dan Penjamin (KPEI) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Bab 1 : Ketentuan Umum... 1 1.1 Definisi... 1 1.2 Layanan Jasa... 4 1.3 Peraturan dan Prosedur Operasional Layanan Jasa... 5 1.4 Tempat dan Waktu Layanan Jasa...

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin modern dewasa ini isu globalisasi memang tidak dapat dihindarkan lagi, isu ini terus berkembang dan dampaknya pada perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Sintya Liana Sofyan, FH UI, 2010

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Sintya Liana Sofyan, FH UI, 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal 1 sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi dan sekaligus menjadi sumber pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek lebih dikenal orang, seperti volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, perdagangan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.132, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Kontrak. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6079)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN :

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 Peraturan Nomor III.A.10 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PERBANKAN DALAM PENJUALAN REKSADANA ILEGAL

PERTANGGUNGJAWABAN PERBANKAN DALAM PENJUALAN REKSADANA ILEGAL PERTANGGUNGJAWABAN PERBANKAN DALAM PENJUALAN REKSADANA ILEGAL 1. Latar Belakang Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Peraturan Bapepam PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-13/PM/1997,

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL Menimbang : Bahwa dalam rangka implementasi layanan jasa baru PT Kustodian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL. 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal Indonesia

BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL. 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal Indonesia 32 BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal 2.1.1. Dasar Hukum Sistem Scripless Trading ini dimulai di pada tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2017 KEUANGAN OJK. Perseroan. Reksa Dana. Penyimpanan. Kontrak. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6074) PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 Peraturan Nomor IV.A.4 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016) Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016) PERATURAN KSEI NOMOR I-B TENTANG REKENING EFEK UTAMA 1. DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

EKSEKUSI TERHADAP SAHAM YANG DIGADAIKAN BERKAITAN DENGAN BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU GADAI DALAM SCRIPLESS TRADING SYSTEM

EKSEKUSI TERHADAP SAHAM YANG DIGADAIKAN BERKAITAN DENGAN BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU GADAI DALAM SCRIPLESS TRADING SYSTEM EKSEKUSI TERHADAP SAHAM YANG DIGADAIKAN BERKAITAN DENGAN BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU GADAI DALAM SCRIPLESS TRADING SYSTEM Oleh Ida Gede Krisna Permadi Budha Made Gde Subha Karma Resen Program Kekhususan Hukum

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) PERATURAN KSEI NOMOR I-C TENTANG SUB REKENING EFEK 1. DEFINISI

Lebih terperinci

BAB IV. Dalam kaitannya dengan transaksi yang terjadi di dalam Pegadaian

BAB IV. Dalam kaitannya dengan transaksi yang terjadi di dalam Pegadaian BAB IV ANALISIS GADAI SAHAM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) DIPEGADAIAN (STUDI KOMPARATIF HUKUM PERDATA POSITIF DAN HUKUM PERDATA ISLAM) Dalam kaitannya dengan transaksi yang

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2017 KEUANGAN OJK. Transaksi Efek. Pelaporan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6069) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA. Oleh : Ali Husein Mubarok. Abstract

MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA. Oleh : Ali Husein Mubarok. Abstract MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA Oleh : Ali Husein Mubarok Abstract Secondary market is the market for securities which have been listed on the Stock Exchange,

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

Pembahasan : Di Indonesia terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dulu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)

Pembahasan : Di Indonesia terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dulu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) 1. Pasar uang merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran kredit a. Jangka pendek d. jangka sedang b. Jangka menengah e. jangka tidak pasti c. Jangka panjang Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 Pasal Anggaran Dasar BLD Sebelum Disesuaikan Dengan POJK Ps. 1 Ayat (1)

Lebih terperinci

BAB 3 PENYIMPANAN UNTUK EFEK BERSIFAT EKUITAS

BAB 3 PENYIMPANAN UNTUK EFEK BERSIFAT EKUITAS BAB 3 PENYIMPANAN UNTUK EFEK BERSIFAT EKUITAS 3.1. Penyimpanan Efek 3.1.1. Efek yang disimpan di KSEI dicatat dalam bentuk data elektronik dan diadministrasikan di dalam Rekening Efek. 3.1.2. Sebagai tanda

Lebih terperinci

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN Pengertian Pasar Modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut FUNGSI JENIS BAPEPAM LEMBAGA dan PROFESI Fungsi Sumber

Lebih terperinci

Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL

Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL 1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar yang memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga keuangan seperti saham dan obligasi. Penerbitan

Lebih terperinci

MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI

MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI 1 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-715/BL/2012 TENTANG DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan PASAR MODAL PASAR MODAL Pasar Modal (Capital Market) adalah pasar yang mempertemukan penjual dana dan pembeli dana jangka panjang baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri PRODUK PASAR MODAL 1. SAHAM

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk (selanjutnya disebut Perseroan), berkedudukan di Jakarta

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL Outline 1 3 Hasil Survey Nasional Keuangan Indonesia 2 Pengantar Investasi Konsep Umum dan Ruang Lingkup Pasar Modal 4 Pasar Modal Syariah 5 Layanan

Lebih terperinci

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut :

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut : SOAL UTS PERMBUATAN AKTA PERSEROAN TERBUKA 2011 VERSI TERJAWAB Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut : 1. Perseroan Terbuka yang telah mencatatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan ini bernama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan Perseroan ), berkedudukan dan berkantor pusat

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS LEMBAGA JAMINAN UNTUK SAHAM DALAM PERDAGANGAN TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING)

TINJAUAN YURIDIS LEMBAGA JAMINAN UNTUK SAHAM DALAM PERDAGANGAN TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) Yuli K. dan Ninis N., Tinjauan Yuridis Lembaga Jaminan untuk Saham.. TINJAUAN YURIDIS LEMBAGA JAMINAN UNTUK SAHAM DALAM PERDAGANGAN TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) Yuli Kurniawan 1 dan Ninis Nugraheni

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA

Lebih terperinci

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA Inflasi Memproteksi nilai asset Meningkatkan nilai asset Mencapai impian 1996 2013 Hero granulated sugar 4 kg 1,700 6,800 Rinso

Lebih terperinci

PRESS RELEASE Akhir Tahun 2007

PRESS RELEASE Akhir Tahun 2007 PRESS RELEASE Akhir Tahun 27 Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di Pasar Modal Indonesia yang menjadi tempat penyimpanan aset milik pelaku pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NO. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI

PERATURAN KSEI NO. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI Peraturan KSEI No. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. 0039/DIR/KSEI/0816 tanggal 31 Agustus 2016) PERATURAN KSEI NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 PENDAFTARAN EFEK DI KSEI

BAB 2 PENDAFTARAN EFEK DI KSEI BAB 2 PENDAFTARAN EFEK DI KSEI 2.1. Persyaratan Umum 2.1.1. Efek yang dapat disimpan di KSEI adalah Efek yang telah didaftarkan oleh Perusahaan Terdaftar di KSEI sesuai ketentuan peraturan ini. 2.1.2.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA 2.1. Pengertian dan Peranan Pasar Modal Indonesia 10 Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal diartikan sebagai kegiatan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TENTANG MEKANISME PENDIRIAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (KSEI) DALAM PASAR MODAL

BAB II PENGATURAN TENTANG MEKANISME PENDIRIAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (KSEI) DALAM PASAR MODAL BAB II PENGATURAN TENTANG MEKANISME PENDIRIAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (KSEI) DALAM PASAR MODAL A. Pengertian Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI) Defenisi LPP sebagaimana telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PENAWARAN UMUM SAHAM DALAM PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA. A. Tinjauan Umum tentang Penawaran Umum

BAB II PENGATURAN PENAWARAN UMUM SAHAM DALAM PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA. A. Tinjauan Umum tentang Penawaran Umum BAB II PENGATURAN PENAWARAN UMUM SAHAM DALAM PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Penawaran Umum 1. Mekanisme perdagangan saham di Pasar Modal Kegiatan pasar

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. IV-D Tentang Corporate Action Untuk Efek Beragun Aset Di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0029/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini tumbuh beragam sarana untuk menyimpan dan meningkatkan nilai dari suatu harta yang dimiliki oleh masyarakat, Jika sebelumnya

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal Pasar Uang dan Pasar Modal Pasar Uang Pasar Uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi Pasar uang sebagai sarana alternatif

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA 1.1. PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang,

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL DENGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-549/BL/2010 TENTANG PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap. DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN Anggaran Dasar Lama NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci