RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKAT PENCACAH RIA IP10

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKAT PENCACAH RIA IP10"

Transkripsi

1 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 14 November 2013 RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKAT PENCACAH RA P10 ndarzah MP, Wahyuni Z. mran, dan Sukandar PRPN - BAT AN, Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan, ABSTRAK RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKA T PENCACAH RA P10. Telah dibangun sistem kontrol motor servo berbasis mikrokontroler A T89C2051 untuk mengontrol pergerakan tray dan detektor dari Pencacah RA P10 hash rancang bangun PRPN - BA TAN. Tray memiliki 50 lubang dengan komposisi 10 x 5 lubang, sehingga dapat dhakukan pencacahan 5 tabung sampel secara simultan sebanyak 10 kali untuk keseluruhan lubang. Tray bergerak secara horizontal sedangkan detektor bergerak secara vertikal. Sistem kontrol memiliki sensor optocoupler dan limit switch untuk mendeteksi posisi detektor dan tray. Format data ASC digunakan untuk berkomunikasi dengan komputer melalui standar RS-232C. Katakunci: mikrokontroler, motor servo, optocoupler, ASC, pencacah RA ABSTRACT DESGN AND CONSTRUCTON OF MOTOR CONTROL ON P10 RA COUNTER SYSTEM. Design and construction has been developed for A T89C2051 microcontroller based servo motor control module for tray and detector on P10 RA Counter of PRPN BA TAN. Tray has 50 holes with 10 x 5 holes composition, with the result that 10 counting can made for whole hole. Tray can move horizontally whereas detector can move vertically. Control system have optocoupler sensor and limit switch for detector and tray position detection. ASC data format is used for communication to the computer with RS 232C standard. Keywords:microcontroller, servo motor, optocoupler, ASC, RA counter. 1. PENDAHULUAN Perangkat pencacah RA (Radioimmunoassay) merupakan perangkat yang biasa dijumpai di laboratorium yang berfungsi untuk analisa darah manusia, analisis kandungan progesteron pada sampel susu binatang sapi dan masih banyak aplikasi lainnya. Pencacah RA P10 merupakan pencacah RA hasil rancang bang un PRPN BATAN, memiliki keunggulan mampu mencacah secara simultan sebanyak 5 tabung sampel. Untuk meletakkan tabung sam pel digunakan sebuah tray yang terbuat dari flexiglass. Tray ini memiliki lubang sebanyak 50 buah, dengan komposisi 5 X 10 lubang. Detektor yang digunakan adalah Nal(T) sebanyak 5 buah. Untuk proses pencacahan

2 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14 November 2013 diperlukan pengaturan pergerakan detektor secara vertikal (naik dan turun) dan pergerakan tray sam pel secara horizontal (kanan dan kiri). Pergerakan posisi detektor dan tray menggunakan motor servo, sehingga diperlukan motor servo sebanyak 2 buah. Ketepatan posisi dan pergerakan tabung sam pel dengan detektor merupakan hal yang penting, karena mempengaruhi ketelitian hasil pencacahan serta keamanan tabung sam pel itu sendiri. Apabila terjadi ketidaktepatan, maka kemungkinan terburuk yang terjadi adalah pecahnya tabung sampel atau sampel yang tumpah. Pencacahan keseluruhan sampel yang terdapat pad a tray akan memerlukan proses pencacahan sebanyak 10 kali, dengan sekali cacahan simultan sebanyak 5 buah. berikut: lustrasi pergerakan posisi tray dan detektor dapat dilihat pad a gambar 1 sebagai Arah ARAH GERAK TRAYSECARA HORZONTAL Arah Maksimum - Home ARAH GERAK DETEKTOR SECARA VERTKAl Arah Home '" " MAMPUKOlOM MENAMPUNG 1 i 55AMPEL TRA Y _ DETEKTOR (5 BUAH) lubang TEMPAT KOlOM 10 MENAMPUNG TABUNG SAMPEl 1. Pergerakan detektor dan tray Kondisi awal tray dan detektor adalah pad a home. Sebagai contoh ketika akan dilakukan pencacahan pad a tabung sampel yang tersimpan pad a kolom 1, maka tray akan bergerak sampai posisi kolom 1 berada tepat di atas posisi detektor. Kemudian detektor akan bergerak ke posisi maksimum untuk selanjutnya dilakukan proses pencacahan. Bila proses pencacahan selesai, maka detektor akan kembali ke posisi home kemudian tray juga akan kembali ke posisi home. Diagram alir proses tersebut dapat dilihat pad a

3 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013 Mulai Tray dan detektor pada posisi home Motor servo horizontal menggerakkan tray ke kolom tertentu ----~ Motor servo vertikal menggerakkan detektor ke posisi maksimum Proses pencacahan ~ Motor servo vertikal menggerakkan detektor ke posisi home Motor servo horizontal menggerakkan tray ke posisi home,. Selesai 2. Diagram alir pergerakan motor untuk proses pencacahan Pada makalah ini akan dibahas rancang bang un sistem penggerak posisi detektor dan tray, yang meliputi rancang bangun modul elektronik motor penggerak dan perangkat lunak untuk kontrol pergerakan posisi detektor dan tray. 2. TEOR Sistem penggerak posisi tray dan detektor pada perangkat RA P10 menggunakan komponen utama motor servo produksi Panasonic dengan tipe MSMD042P10. Untuk mengoperasikan motor digunakan driver yang sesuai yaitu Panasonic dengan tipe MBDDT2210, sehingga proses pengaturan kerja motor menjadi lebih mudah. Pengoperasian motor dilakukan dengan memberikan pulsa pada PULS2 pin untuk gerak putar searah putaran jarum jam (CW), atau memberikan pulsa pada SGN2 pin untuk gerak putar berlawanan arah jarum jam (CCW). Sumber pulsa dan pengaturannya dilakukan oleh modul kontrol motor. nterkoneksi antara motor driver dengan modul kontrol motor dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

4 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013,,,,. : :1 i'=' : :1.,. ::r R R cw i MOTOR DRVER - -,- KONTROL MOTOR 3. nterkoneksi motor driver dengan modul kontrol motor [1] Pengaturan perputaran motor dilakukan oleh modul kontrol dengan mengikuti format masukan yang sesuai dengan gambar 4. CCW CW PULS SGN 4. Sinyal kontrol pengoperasian motor [1] Modul kontrol menggunakan komponen utama mikrokontroler 8 bit A T89C2051 dari Atme!. Spesifikasi mikrokontroler AT89C2051 adalah sebagai berikut [2]: Kompatibel dengan keluarga MCS -51 Memiliki 2KB Flash Programmable and Erasable Read-Only Memory (PEROM) Tegangan operasi 2.7V-6VDC Operasi statik penuh: 0 Hz s.d 24 MHz 26 Direct Programmable On-chip tingkat buah sumber x 8-bit LED timerlcounter analog program interupsi RAM driveserial comparator internal output memory /O16 UART Lines bit lock

5 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013 Mikrokontroler AT89C2051 yang digunakan merupakan versi yang lebih minimal dari MCS -51, terutama dalam hal jumlah memory dan jumlah /O yang dimiliki. Port yang dimiliki adalah Port 1 dan Port 3 yang mampu menyediakan P3.0 - P /O dari total 20 pin yang dimiliki. Diagram blok mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 5. Dari gambar tersebut terlihat Port 1 yang memiliki 8 bit bidirectional /O. Pin P1.2 s.d P1.7 memiliki pull-up internal. P1.0 dan P1.1 memerlukan pull-up eksternal. P1.0 dan P1.1 juga bertindak sebagai masukan positif (ANO) dan masukan negatif (AN1) dari komparator analog onchip yang presisi. Keluaran Port 1 mampu menyediakan arus sink sebesar 20 ma sehingga dapat mengendalikan LED secara langsung. Port 3 terutama pin P3.0 s.d P3.5 dan P3.7 adalah bidirectional /O yang memiliki pull-up internal. P3.6 terhubung secara hard-wired sebagai masukan yang terhubung dengan keluaran dari komparator dan tidak dapat diakses sebagai /O. Port 3 juga mampu menyediakan arus sink sebesar 20 ma , ~~%-1 ~ : NTERRUPT. SERAL PORT. AND TMER BLOCKS TMNG NSTRUCTON RESET CO~~~Ol REGSTER L -- 1 yo 5. Diagram blok AT89C2051 [2]

6 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14 November TATAKERJA (BAHAN DAN METODE) RANCANGAN Sistem kontrol motor peneaeah RA P10 diraneang untuk dapat menggerakkan dua buah motor servo berdasarkan instruksi yang diberikan dari komputer. Apabila instruksi terse but telah selesai dilaksanakan,selanjutnya sistem kontrol akan memberikan respon (aporan) kepada komputer, sehingga komputer dapat melaksanakan instruksi selanjutnya. Sistem komunikasi antara komputer dengan kontrol motor menggunakan komunikasi standar RS-232C. Diagram blok kontrol motor dapat dilihat pada gambar 6, terlihat bahwa komunikasi antara komputer dengan kontrol motor dapat terjadi dalam dua arah. Hal ini diperlukan mengingat bahwa sistem kontrol motor berfungsi untuk meringankan beban komputer, serta menjamin komunikasi yang terjadi tidak terjadi kesalahan. Untuk mendeteksi posisi tray sampel yang diinginkan untuk proses peneaeahan, digunakan sensor optocoupler. Untuk bahan deteksi optoeoupler tersebut digunakan sebuah lubang pada jalur yang akan dilewati tray dan bersesuaian dengan posisi kolom, dengan jarak antar lubang 4.5 em. Jumlah lubang yang dibuat sebanyak 10 buah yang sesuai dengan jumlah kolom pada tray sampel. Mikrokontroler akan membaea posisi tray berdasarkan keluaran dari optocoupler. Sensor limit switch digunakan untuk mendeteksi posisi tray atau detektor, apakah sudah berada pad a posisi home atau sudah bergerak dan berada pad a posisi maksimum. Ada 4 posisi yang akan dikenali oleh mikrokontroler, yaitu posisi detektor home, posisi detektor maksimum, posisi tray home dan posisi tray maksimum. Kecepatan gerak motor ditentukan oleh pulsa yang dihasilkan oleh astable multivibrator. Selector akan meloloskan pulsa ke pin masukan yang sesuai pada motor driver berdasarkan jenis instruksi yang diberikan oleh komputer

7 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN-BATAN, 14 November 2013 MCROCONTROLLER 6. Diagram blok kontrol motor Sistem komunikasi antara kontrol motor dengan komputer dirancang menggunakan format ASC agar proses pemrograman lebih fleksibel. Jenis instruksi dan status yang digunakan oleh komputer dalam berkomunikasi dengan sistem kontrol motor adalah sebagai berikut: 1. Detektor bergerak ke posisi home 2. Detektor bergerak ke posisi maksimum 3. Tray bergerak ke posisi home 4. Tray bergerak maju 5. Tray bergerak mundur 6. Tray bergerak ke posisi maksimum 7. Status posisi tray dan detektor 8. nformasi versi perangkat lunak 4. HASL DAN PEMBAHASAN detail rangkaian skematik sistem kontrol motor berdasarkan diagram blok yang terlihat pada gambar 6 dapat dilihat pad a gambar 7 sebagai berikut:

8 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013 sv t 4K7 R1 in 4K7 R2! n 4K7 R3 Ln 4K7! R4 n 4K7 R K7 Rn J6 OPT04 J3 L!<.1T$W!lCH._..~_~~,".,.. /. i! i cs 1~ " MOTOR "' 1 r:1 M1 '" GND 7. Skematik sistem kontrol motor Port 3 digunakan sebagai media masukan mikrokontroler untuk membaca hasil deteksi optocoupler yang merupakan posisi tray sam pel. Apabila posisi tray sam pel telah tepat berada pad a posisi yang ditentukan, masukan tegangan pad a pin Port 3 yang bersesuaian akan berubah nilainya dari tegangan 0 VDC menjadi 5 VDC. Pergerakan motor yang menggerakan posisi tray diatur oleh kontrol motor berdasarkan informasi dari optocoupler. Ketika instruksi untuk menggerakkan tray diberikan pad a mikrokontroler yang terdapat pad a kontrol motor, maka pulsa diberikan pada PULS pin atau SGN pin yang sesuai. Selama tray bergerak dilakukan pengecekan status dari optocoupler. Apabila sinyal dari optocoupler bernilai 5VDC maka kontrol motor akan menghentikan pemberian pulsa pada pin tersebut, sehingga tray akan berhenti. Keadaan ini menunjukkan bahwa tray telah berada pad a posisi kolom tertentu. nstalasi sensor pad a sistem tray dapat dilihat pada gambar 8. Terlihat bahwa lubang yang bersesuaian dengan posisi kolom pada tray terdeteksi oleh sensor optocoupler yang terletak pad a tray. Hal ini dapat dilihat secara visual dengan indikator LED yang menyala pad a optocoupler. Lubang ini merupakan penanda posisi penempatan tabung sam pel. Ada 10 lubang penanda yang menunjukkan 10 posisi penempatan tabung sam pel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa posisi dan ukuran lubang serta posisi penempatan sensor, menentukan kepresisian proses deteksi

9 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14 November 2013 Por11 khususnya P1.4 s.d P1.7 digunakan sebagai media masukan mikrokontroler untuk membaca posisi tray dan detektor, dan juga sebagai pengaman. Mikrokontroler akan mampu mendeteksi posisi tray dan detektor apakah pad a posisi maksimum atau home berdasarkan pad a perubahan tegangan dari 5 VDC menjadi 0 VDC yang terdapat pada limit switch. Ketika instruksi untuk menggerakkan tray atau detektor diberikan pada kontrol motor, pulsa diberikan pad a PULS pin atau SGN pin yang sesuai pada motor driver. Selama tray atau detektor bergerak, dilakukan pengecekan terhadap kondisi limit switch. Bila sinyal dari limit switch bernilai 0 VDC, maka pemberian pulsa pada motor driver dihentikan yang mengakibatkan detektor atau trayakan berhenti bergerak. ( Sensor optocoupler (tampak depan) ndikator menyala menunjukkan bahwa lubang posisi tray terdeteksi oleh optocoupler Lubang posisi tray sampel yang akan dideteksi optocoupler Sensor optocoupler (tampak samping) 8. nstalasi sensor optocoupler Modul komunikasi menggunakan komponen MAX232, sehingga mikrokontroler dapat melakukan komunikasi dengan standar RS-232C dengan komputer. MAX232 pad a dasarnya adalah suatu konverter tegangan dari standar RS-232C ke 5VDC atau sebaliknya. MAX232 diperlukan karena tegangan kerja beserta keluaran /O pada mikrokontroler adalah 5VDC. Modul astable multivibrator menggunakan komponen timer NE555, dengan frekuensi yang dapat diatur dengan kisaran 12 Hz. Pengaturan frekuensi dilakukan untuk memperoleh kecepatan gerak motor dan mendapatkan kepresisian sesuai dengan yang diinginkan. Terdapat modul indikator yang menunjukkan bahwa modul sedang beroperasi. Keluaran astable multivibrator selanjutnya diberikan ke masing-masing masukan motor driver melalui selector yang terdiri dari gerbang AND dan rangkaian saklar yang -211-

10 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - SA TAN, 14 November 2013 dikendalikan oleh mikrokontroler, untuk memilih salah satu dari ke em pat masukan motor driver yang akan digunakan. Hasil rancangan PCB dari skematik sistem kontrol motor dan bentuk fisik hasil perakitan, dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 sebagai berikut: 9. Tata letak komponen dan layout PCB kontrol motor 10. Bentuk fisik modul sistem kontrol motor Cara kerja dari sistem kontrol motor, khususnya pad a mikrokontroler dalam menangani instruksi pergerakan detektor dan tray, dapat dilihat pad a state machine pada gambar

11 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14 November 2013 NOT'!' 11. State machine program pad a mikrokontroler Mikrokontroler akan menggerakkan motor jika instruksi yang diberikan melalui komunikasi RS-232C dikenali. Jenis instruksi yang dikenali oleh mikrokontroler dapat dilihat pada tabel Tabel 1. Jenis instruksi yang dikenali oleh mikrokontroler No.!CTH!CCS!CCV!CTS!CTM!CTF Kode DH DS nstruksi Gerak Status nformasi detektor tray posisi versi ke mundur maiu tray posisi Arti peranqkat kedan posisi nstruksi maksimum home detektor home maksimum lunak (set) Mikrokontroler akan memberikan respon terhadap instruksi yang diberikan berupa data ACK dan untuk respon terhadap status adalah berupa status dari detektor diikuti dengan status tray serta informasi firmware yaitu berupa versi dari perangkat lunak. Status dari detektor dan tray mengikuti kode yang sesuai dengan tabel 2. Status Detektor H S Pemberian Tabel 2. nformasi Status detektor dan tray nformasi Status Detektor pada posisi Home Detektor pad a posisi Maksimum set Status Tra H S M nformasi Status Tray pada posisi Home Tray pad a posisi kolom tertentu Trav pada posisi maksimum instruksi diawali dengan! dan diakhiri dengan return. Respon status diawali dengan ", kemudian respon data dan diakhiri dengan return

12 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - SA TAN, 14 November 2013 Prosedur pengujian kerja sistem kontrol motor dilakukan dengan menggunakan program HyperTerminal dan program bantu Uji Fungsi Kontrol RA yang tampilannya dapat dilihat pad a gambar berikut: UJ FUNGS KONTROL RA!C TM 12. Program bantu untuk pengujian sistem kontrol motor Hasil pengujian menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Beberapa hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 13, yang menunjukkan bahwa tray bergerak ke posisi home, kemudian bergerak ke posisi sampel 1 dan selanjutnya detektor bergerak ke posisi maksimum dimana proses pencacahan sam pel dapat dilakukan. Posisi tray di home Posisi detektor di home Posisi tray di kolom 1 Posisi detektor di home Posisi tray di kolom 1 Posisi detektor di maksimum Jset up 13. Hasil pengujian pergerakan tray dan detektor

13 Prosiding Pertemuan miah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14 November KESMPULAN Sistem kontrol motor untuk perangkat pencacah RA P 10 telah berhasil dirancang dan dibangun serta diujicoba dengan hasil yang sesuai dengan diharapkan. Kemudahan pengujian diperoleh dengan penggunaan format instruksi ASC. Proses pengujian dapat menggunakan hyperterminal, sehingga proses pengujian menjadi lebih sederhana dan tidak diperlukan pembuatan program uji tersendiri. Posisi dan ukuran lubang deteksi untuk sensor optocoupler serta posisi penempatan optocoupler menentukan kepresisian pergerakan tray. Pengaturan frekuensi pada astable multivibrator diperlukan untuk mendapatkan kecepatan, kepresisian dan kehalusan pergerakan tray dan detektor sesuai yang diinginkan. 6. DAFT AR PUST AKA 1. PANASONC, "nstruction Manual AC Servo Motor and Driver Minas A4 Series", Matsushita Electric ndustrial Co.Ltd, Osaka Japan, ATMEL, "AT89C bit Microcontroller with 2K Bytes Flash", Atmel, NTEL, "MCS 51 Microcontroller Family User's Manual, ntel, 1994 TANYA JAWAB Pertanyaan: 1. Apakah ada perbedaan posisi sam pel dengan detector? Berdasarkan Ferasi dibandingkan dengan hasil pengukuran? (Tri H) Jawaban: 1. Tidak terjadi perbedaan ketepatan deteksi posisi sampel karena sebelumnya dilakukan pengukuran terhadap posisi sinyal tersebut sebelum dilakukan penandaan posisi. Perbedaaan terjadi hanya pada posisi sinyal yang tidak seluruhnya presisi, yang diakibatkan oleh proses pembulatan lubang sinyal pada tray

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SUTANTO, TOTO TRIKASJONO, DWINDA RAHMADYA Sekolah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Eko Patra Teguh Wibowo Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jalan Laksda Adi Sutjipto Yogyakarta den_patra@yahoo.co.id ABSTRACT A robot

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

PENGAMAN BUBUT NUKLIR PENELITIAN DAN ABSTRAK PEMBUATAN. zero-point. pahat bubut. berdasarkan. keypad. AND ZER0-POINT. driver. From. moved into.

PENGAMAN BUBUT NUKLIR PENELITIAN DAN ABSTRAK PEMBUATAN. zero-point. pahat bubut. berdasarkan. keypad. AND ZER0-POINT. driver. From. moved into. PEMBUATAN PROGRAM PENGAMAN DAN ZER0-POINT PADAA SISTEM OTOMATISASI MESIN BUBUT AL-PIN 350 G. Bambang Heru K, Kussigit Santosa, Agus Nurachman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN, PUSPIPTEK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Ari Rahayuningtyas Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl K S Tubun no 5 Subang Jawa

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN PENCACAH RIA IP10.1 UNTUK DIAGNOSIS KELENJAR GONDOK

PEREKAYASAAN PENCACAH RIA IP10.1 UNTUK DIAGNOSIS KELENJAR GONDOK PEREKAYASAAN PENCACAH RIA IP10.1 UNTUK DIAGNOSIS KELENJAR GONDOK Hari Nurcahyadi 1, I Putu Susila 2, Wahyuni Z Imran 3 1,2,3 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi jari animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB ABSTRAK Saat ini masih banyak lampu sorot yang dioperasikan secara manual. Satu lampu sorot umumnya di operasikan oleh satu operator maka jika ada 10 lampu sorot di perlukan 10 operator. Lampu sorot yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

RANCANGAN KONTROL GERAKAN SAMPLE CHANGER PADA PERANGKAT RADIOIMMUNOASSAY-RIA IP8 BERBASIS USB.

RANCANGAN KONTROL GERAKAN SAMPLE CHANGER PADA PERANGKAT RADIOIMMUNOASSAY-RIA IP8 BERBASIS USB. RANCANGAN KONTROL GERAKAN SAMPLE CHANGER PADA PERANGKAT RADIOIMMUNOASSAY-RIA IP8 BERBASIS USB. Joko Sumanto, Sukandar, Abdul Jalil, Cukarya PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan,

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

AVR ATmega8. Kuliah SBM

AVR ATmega8. Kuliah SBM AVR ATmega8 Sistem Timer pada ATmega 8 dapat dipergunakan untuk membangkitkan sinyal PWM Terdapat 3 sumber PWM (melalui pin OC1A, OC1B, dan OC2 yg ada di PB.1, PB.2, PB.3) Timer 2 dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

ABSTRACT. The miniature parking system which is completed by touched sensor,

ABSTRACT. The miniature parking system which is completed by touched sensor, ABSTRACT The miniature parking system which is completed by touched sensor, digital camera and printer is used to support the role of human operator in parking area entrance gate and capturing the car

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8 Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8 OLEH : Kamaruddin, Bidayatul Armynah, Dahlang Tahir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juni 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial...

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial... ABSTRAK Data curah hujan banyak diperlukan di berbagai bidang kehidupan manusia, karena itu sangat diperlukan alat yang berguna untuk mengukur kuantitas curah hujan secara otomatis agar pengukuran curah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN.. 1 ABSTRACTION Technological growth of electronics which progressively go forward have aimed to technology microcontroller, that is a electronic component which can work as according to program which is filled

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan Sistem Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu kesatuan sistem yang berupa perangkat lunak, perangkat keras, dan manusianya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: komunikasi data serial, ATMega 32. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: komunikasi data serial, ATMega 32. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam Tugas Akhir, ini dibuat sebuah miniatur lahan parkir yang menggunakan mikrokontroler ATMega 32. Miniatur lahan parkir terdiri dari enam baris parkir yang masingmasing parkir dipasang sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juli 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

Percobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler

Percobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler Percobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler II. Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa memahami pemrograman dasar mikrokontroler 2. Mahasiswa memahami fungsi dan prinsip kerja

Lebih terperinci

Robot Pengikut Cahaya Menggunakan ATMEGA 8535

Robot Pengikut Cahaya Menggunakan ATMEGA 8535 Robot Pengikut Cahaya Menggunakan ATMEGA 8535 Nama : Erwin Mardiansyah NPM : 22110432 Jurusan : Sistem Komputer Pembimbing : Ridha Iskandar UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER YOGYAKARTA, 5-6 AGUSTUS 008 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER SUTANTO *, SUDIONO *, FENDI NUGROHO ** * Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN

PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN 1) Choirun Nisa, 1) Nurfitria Widya P, 1) Aji Santosa, 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

PENJADWALAN RAMBU LALU-LINTAS DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER SECARA TERPUSAT. (2)

PENJADWALAN RAMBU LALU-LINTAS DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER SECARA TERPUSAT. (2) PENJADWALAN RAMBU LALU-LINTAS DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER SECARA TERPUSAT Madha Christian Wibowo (1), Jusak Irawan (2), Helmy Widyantara (3) (1),(2),(3) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ 1 RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ Ardi Bawono Bimo, Hari Santoso, dan Soemarwanto Abstract Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus, Rancang Bangun Rautan Pensil Pintar 31 RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus *1, Rahmatika Inayah *2 1 Jurusan Teknik Komputer Politeknik; Negeri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci