ABSTRAK MISWANTO, NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK MISWANTO, NIM"

Transkripsi

1 ABSTRAK MISWANTO, NIM : Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Harga Diri (Self Esteem) Siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri (self esteem) siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Batang Kuis?. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri (self esteem) siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Batang Kuis. Penelitina ini dilaksanakan pada bulan pertengahan Juni sampai dengan pertengahan Agustus tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bantang Kuis. Jalan Pancasila, Kecamanatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah keseluruhan siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 38 siswa. Sample penelitian ini berjumlah 10 siswa yang mempunyai harga diri (self esteem) rendah yang ditentukan secara purposive sampling (penarikan sampel secara sengaja) atau rekomendasi data dari guru BK (konselor). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Harga diri (self esteem). Angket di uji coba harga diri (self esteem) sebanyak 54 butir pertanyaan yang diberikan kepada seluruh siswa kelas IX IPS 2 yang berjumlah 38 siswa. Angket harga diri (self esteem) yang valid sebanyak 30 butir pertanyaan yang akan diberikan kepada 10 siswa yang mendapatkan perlakuan (Bimbingan Kleompok). Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan harga diri (self esteem) yang rendah dengan pemberian layanan bimbingan kelompok di peroleh nilai rata-rata Pre-test = 81,9 dan Standard Deviasi (SD) = 7,20 sedangkan nilai rata-rata Post-test = 102,1 dan Standard Deviasi (SD) = 6,54 dengan demikian pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri (self esteem) siswa dapat mengubah harga diri (self esteem) yang lebih baik. Dari hasil hipotesis dengan harga t tabel pada N-1 = N-10 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh sebesar 1,83, maka t hitung > t tabel = (11,41 > 1,83) tersebut dikatakan Ha diterima dan Ho ditolak dapat dinyatakan bahwa Ada pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok terhadap harga diri (self esteem) siswa kelas IX IPS 2 Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan kelompok mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga diri (self esteem) siswa kelas IX IPS 2 Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013

2 A. Latarbelakang Masalah Didalam dunia pendidikan saat ini terjadi kesadaran akan pentingnya penerimaan atas diri. Salah satunya adalah menghargai diri sendiri. Dalam hidup ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan atau kekurangan seperti : kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah laku dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadikan kita kurang menghargai diri sendiri. Berkaitan dengan pemikiran di atas tampak bahwa pendidikan akan pentingnya membentuk martabat dan harga diri tinggi yang sesuai dengan tuntutan lingkungan disekitarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Gea dkk (2003:106) bahwa suatu sikap menghormati dan menjaga diri sendiri, tidak membiarkan diri siswa itu terlantar dan menjadi beban orang lain, serta tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasi oleh orang lain. Ini menjelaskan bagaimana siswa bersikap untuk menghormati dan menjaga diri sendiri, agar siswa tidak terlantar dan menjadi beban teman sebayanya. Terpenuhinya kebutuhan harga diri pada siswa akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa mampu dan perasaan berguna. Sebaliknya, terhambatnya pemenuhan kebutuhan akan harga diri itu akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, rasa tak mampu dan rasa tak berguna yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan dan keputusasaan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan hidupnya serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam kaitanya dengan orang lain. Pembentukan harga diri remaja terjadi dalam konteks social yang meliputi kelompok teman sebaya, keluarga, masyarakat setempat siswa itu hidup, maka dalam proses pembentukannya remaja akan selalu bersinggungan dengan situasi-situasi social yang tentu saja mengharuskan remaja untuk menghargai dirinya, dengan menghargai dirinya, remaja dapat mengenal, memahami dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya. Namun pada kenyataannya ketika penulis melakukan observasi di SMA Negeri 1 Batang Kuis penulis sering menemukan masalah harga diri yang rendah pada diri siswa di sekolah yang ditampilkan dalam bentuk perilaku seperti: rendah diri, rasa

3 tak pantas, rasa lemah, rasa tak mampu dan rasa tak berguna yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan dan keputusasaan. Layanan bimbingan kelompok diperkirakan sangat tepat digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk diberikan kepada siswa yang memiliki perilaku harga diri yang masih rendah, baik itu di rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat oleh Sukardi dan Kusmawati (2008:10), bahwa layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dengan layanan bimbingan kelompok ini, siswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya khususnya masalah didalam dirinya yaitu harga diri. Berdasarkan masalah di atas maka penulis merasa penting untuk menjadikan masalah ini suatu penelitian ilmiah dengan menetapkan judul Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Harga Diri (Self Esteem) Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Didalam lingkungan pendidikan terutama di sekolah sangat banyak siswa yang mengalami masalah yaitu, melanggar peraturan sekolah seperti cabut, datang terlambat, tidak memakai simbol, berkelahi, tidak mengerjakan PR, harga diri (self esteem), tidak percaya diri, konsep diri, mencontek, tauran, merasa di asingkan dengan teman-temannya, melawan guru, mudah bosen dengan pelajaran, merokok, masalah keluarga, masalah ekonomi, motivasi, kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan otak/ intelektual (IQ), kecerdasan fisik (PQ), prestasi yang diraih, komunikasi, pemilihan jurusan (karier), gaya belajar, etika pergaulan, kecerdasan spritual (SQ), jarak tempuh rumah dengan sekolah, gaya belajar guru, udara, dan dan kurangnya bimbingan kelompok disekolah. Namun jika dikaji lebih dalam masih banyak faktor luar yang mempengaruhinya. Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka peneliti penting untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Layanan Bimbingan

4 Kelompok Untuk Meningkatkan Harga Diri (Self Esteem) Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. C. Batasan Masalah Disebabkan berbagai keterbatasan yang dimiliki, baik waktu, dana, wawasan yang peneliti punyai serta untuk menghindari kesimpang-siuran dalam penelitian ini, maka penulis hanya membatasi permasalahan mengenai Pengaruh layanan bimbingan kelompok dan harga diri siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis. D. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri (Self Esteem) siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis tahun ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri (Self Esteem) siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis tahun ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yang membacanya,

5 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok termasuk menumbuhkan atau memperkembangkan suatu kelompok, misalnya membina suatu kerumunan menjadi suatu kelompok atau membina suatu kelompok yang tadinya kecil tidak mantap menjadi kelompok yang besar, kuat dan mantap. Dalam hal ini, kelompok merupakan wadah dimana di dalamnya diadakan upaya bimbingan dalam rangka membantu individu-individu yang memerlukan bantuan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hartinah (2009:7) bimbingan kelompok adalah kegiatan bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Pengertian tersebut tidak secara langsung dan sengaja memanfaatkan dinamika kelompok yang tumbuh didalam kelompok tersebut membantu individu-individu yang bersangkutan. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Prayitno (1995:61) bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok. Prayitno lebih menekankan dinamika kelompok sebagai wahana mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling yang muncul pada bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok. Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sukardi dan Kusmawati (2008:10), Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Hastuti (2012:548), mengatakan bahwa bimbingan adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung pada proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu. Bimbingan kelompok menekankan bahwa kegiatan bimbingan kelompok lebih pada proses berinteraksi dan berkomunikasi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang di sebut kelompok sehingga mendapatkan kepuasan pribadi.

6 Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, dan didalam kegiatan bimbingan kelompok individu saling berinteraksi, mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, sehingga individu dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan harga diri siswa yang rendah menjadi siswa yang mempunyai harga diri yang tinggi. 2. Pengertian Harga Diri Harga diri merupakan salah satu kebutuhan psikologis yang sangat dominan dalam menentukan tingkah laku manusia pada umumnya. Seseorang mempunyai kebutuhan akan penghargaan positif tentang dirinya, sehingga dapat memberi perasaan bahwa dirinya berhasil, mampu dan berguna, sekalipun orang tersebut memiliki kelemahan-kelemahan dan juga pernah mengalami kegagalan-kegagalan. Ketika kebutuhan ini tidak terpengaruh maka akan menjadi salah satu penghambat bagi keberhasilan seseorang. Didalam hidup ini kita semua pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan dan kekurangan seperti: kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah laku dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadi kita kurang menghargai diri sendiri. Pandangan jelek terhadap diri sendiri, baik beralasan maupun tidak, akan tercermin dalam sikap terhadap orang-orang disekitar kita. Jika kita merasa tersiksa, misalnya karena kita merasakan suatu kekurangan, rasa penyesalan itu akan tertumpuk dalam hati kita, yang kemudian tersalurkan dalam bentuk permusuhan terhadap dunia luar. Sebaliknya, belajar untuk menghargai dan bersikap lebih ramah terhadap diri sendiri bisa menambah cinta kita kepada orang lain. Bila tak sanggup memecahkan persoalan-persoalan diri sendiri kita mulai membenci orang lain. Hasilnya adalah sebuah lingkaran setan yang akan menghancurkan diri sendiri, yaitu: benci diri sendiri, benci orang lain, akhirnya dibenci juga oleh orang lain. Hal ini ada hubungan erat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gea dkk (2003:106) bahwa suatu sikap menghormati dan menjaga diri sendiri, tidak membiarkannya terlantar dan

7 menjadi beban orang lain, serta tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasi oleh orang lain. Harga diri adalah apa yang saya pikirkan dan rasakan tentang diri saya sendiri bukanlah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Kita sendirilah yang terlebih dahulu harus menghargai diri sendiri. Karena dengan menghargai diri sendiri kita terpacu melakukan yang terbaik. Kalau kita semata-mata mengharapkannya datang dari orang lain (terlebih orang yang kita cintai dan puja), dan bila orang itu terlalu sibuk sehingga lupa memberi pujian, akan membuat kita kecewa. Buktikanlah terlebih dahulu pada diri sendiri bahwa kita memang menghargai diri sendiri, maka orang lain akan menghargainya juga. Karena itu, dianjurkan untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri, dan penghargaan dari orang lain akan datang, dan meskipun tidak mendapat pujian dari orang lain, kita tidak menjadi kecewa. Yang perlu dilakukan adalah bersyukur karena kita mempunyai potensi, dan mempunyai banyak keberuntungan. Selain itu, katakan pada diri sendiri saya orang yang mempunyai untuk maju dan saya mempunyai impian. Dan setiap siswa pasti sedikit banyaknya mempunyai impian, maka dari itu harga diri bisa dikatakan sebagai nilai untuk mewujudkan impian seorang siswa. Sesuai dengan Goode (2005:75,76) yang mengatakan bahwa harga diri adalah suatu perasaan yang kuat akan identitas pribadi, menggenggam rasa bangga akan diri kita sendiri berarti mengetahui bahwa kita berguna dan bernilai dalam kapasitas tertentu. Perasaan semacam itu merupakan bahan bakar yang seorang anak butuhkan untuk menghidupkan impian mereka, menghadapi tantangan, dan memastikan impian itu akan terwujud dalam hidup mereka. Bayangkan harga diri anak sebagai nilai yang mereka yakini tentang diri mereka sendiri. Harga diri adalah kombinasi dari sikap hormat diri dan sikap percaya diri yang memengaruhi segala sesuatu yang mereka katakan dan lakukan. Harga diri adalah kemampuan untuk percaya kepada diri sendiri, sesuatu yang tampak sebagai tugas sulit bagi orang muda dewasa ini. Siswa mengukur penampilan mereka dan menentukan serta melakukan pola tindak mereka sendiri, yang berlawanan dengan teladan yang diberikan orangtua. Selanjutnya harga diri dapat dipengaruhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini bisa dihubungkan dengan yang diungkapkan oleh Michener (dalam Rismaida 2007) bahwa sumber-sumber terpenting dalam

8 perkembangan harga diri adalah pengalaman dalam keluarga, umpan balik terhadap performance dan perbandingan sosial. Dalam keluarga khususnya orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi karena akan mendatangkan keseimbangan dan keutuhan integrasi remaja, akibatnya remaja tersebut akan merasa gembira, harmonis dan menjadi orang yang produktif. Sehingga bisa belajar dengan baik. Sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka tidak ada kepuasan dalam hidup remaja, dia akan merasa frustrasi, pertumbuhan serta perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya menjadi terhambat dan terhalang sehingga menjadi orang yang merasa tidak berarti dalam hidupnya. Remaja yang mengikuti impian mereka sering kali bertentangan dengan nilainilai yang dianut masyarakat dan dengan demikian harus percaya kepada diri mereka sendiri ketika dukungan dari pihak luar tidak diperoleh. Terpenuhinya kebutuhan harga diri pada individu akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa mampu dan perasaan berguna. Sebaliknya, terhambatnya pemenuhan kebutuhan akan harga diri itu akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, rasa tak mampu dan rasa tak berguna yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan dan keputusasaan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan hidupnya serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam kaitanya dengan orang lain. Selanjutnya Field (2003:13) mengatakan bahwa harga diri adalah pikiran yang penuh benci-diri yang menghasilkan luar biasa banyak perasaan yang opresif, misalnya rasa bersalah, malu, panas hati, amanah, dan rasa takut. Perasaan seperti itu membuat kita menciptakan kehidupan yang rumit dan membingungkan bagi diri sendiri, penuh dengan penimpaan kesalahan dan hukuman. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa harga diri merupakan salah satu kebutuhan yang harus dikembangkan agar individu tersebut mampu hidup dan patut berbahagia dalam menghadapi kehidupan dengan penuh kayakinan, kebajikan dan optimisme, yang akan membantu untuk mencapai tujuannya, sehingga dukungan sosial sangat dibutuhkan. Pada umumnya setiap orang membutuhkan panghargaan positif tentang dirinya sehingga dapat memberikan

9 perasaan bahwa dirinya berhasil, mampu, dan berguna sekalipun memiliki kelemahan dan pernah mengalami kegagalan. 3. Ciri-Ciri Harga Diri Ciri-ciri harga diri dapat dibagi menjadi 2 bagian diantaranya yaitu: Harga diri rendah dan harga diri tinggi. (1) Harga Diri Rendah. Menurut Gea dkk (2003:109) bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai harga diri rendah yaitu: (a) Menuntut cinta dan kekaguman terlalu banyak dari orang lain, (b) Gila kesempatan dan berharap terlalu banyak pada dirinya, (c) Terlalu takut mengalami kekalahan dan kegagalan, (d) Terlalu dihantui kesuksesan orang lain, (e) Menghindari tanggung jawab dengan menyatakan telah gagal, dan (f) Terlalu peka perasaan. Sedangkan Samadi (dalam Rismaida 2007) menyatakan bahwa harga diri yang rendah adalah: (a) Menyepelekan potensi-potensi diri dan berkata saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan ini, (b) Merasa bahwa orang lain tidak menghargai dirinya, (c) Merasa tidak mampu. Tidak ada ketenangan dan merasa tertinggal dari pekerjaan-pekerjaannya, (d) Mudah dipengaruhi oleh orang lain, (e) Lari dari kondisi-kondisi yang mengawatirkan, dan (f) Menyalahkan orang lain atas kelemahan dirinya. (2). Harga Diri Tinggi. Menurut Samadi (dalam Rismaida 2007) bahwa Ciriciri harga diri yang tinggi adalah: (a) Mandiri dalam hal-hal seperti memanfaatkan waktu, uang, keterampilan, pakaian dan hal-hal lain sejenisnya ia memilih dan mengambil keputusan sendiri, (b) Bertanggung jawab. Berbuat dengan tenang dan cepat. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari, (c) Bangga pada kemajuan dirinya, (d) Menunjukkan emosi dan perasaan dirinya mampu tertawa, menjerit, menangis dan menampakkan rasa cinta dengan sendirinya, dan (e) Mampu menghadapi kegagalan dan mampu membicarakan hal-hal yang menyebabkan kegagalannya. Sedangkan Baron dan Byrne ( 2003: ) juga mengemukakan bahwa Ciri-ciri harga diri adalah: selalu menampilkan tubuh yang ideal seperti berpakaian dengan baik dan rapi, kemampuan akademik yang baik, memandang dirinya selalu menguntungkan, selalu mengevaluasi diri yang lebih positif. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Coopersmith (dalam Rismaida, 2007) bahwa Ciri-ciri harga diri yang tinggi yaitu : aktif, ekspresif, cenderung sukses dalam bidang akademis dan

10 kehidupan sosialnya, dalam suatu diskusi aktif (dengan berbicara yang santun) dan mau menerima kritik dan perbedaan pendapat, mempunyai perhatian yang cukup terhadap lingkungannya, percaya diri, mempunyai tingkat kecemasan yang negatif rendah. Dari beberapa pendapat tentang harga diri tinggi diatas bisa diambil suatu kesimpulan bahwa anak yang mempunyai harga diri tinggi mempunyai ciri-ciri: mampu menghargai diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, aktif dalam diskusi, disenangi orang banyak, mau menerima kritik ketika berbeda pendapat, selalu sakses dalam bidang akademik, percaya diri, mempunyai perhatian yang cukup terhadap lingkungannya, menampilkan tubuh yang ideal dengan berpakaian dengan baik dan rapi, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, mampu menghadapi kegagalan dan mampu membicarakan hal-hal yang menyebabkan kegagalannya, 4. Hipotesis Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah terdahulu, maka hipotesis digunakan adalah: Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap harga diri siswa kelas XI di SMA negeri 1 batang kuis tahun ajaran 2012/2013. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Kuasi Eksperimen yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke sekolah untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dengan memberikan angket atau pertanyaan kepada siswa yang dijadikan subjek penelitian. B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan siswa yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian atau sebagai tempat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa. 2. Sampel Penelitian Peneliti hanya dapat meneliti 10 siswa dalam satu kelas yang berjumlah 40 siswa. Menurut Prayitno (2004:309) mengatakan bahwa standar pelaksanaan

11 bimbingan kelompok yang efektif dalam satu kelompok sedang adalah berjumlah (6-15 siswa). Sampel penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas XI IPS 2 yang memiliki masalah harga diri rendah. Menurut Dewi (2010:74) mengatakan bahwa Purposive Sampling (penarikan sampel secara sengaja) adalah teknik penarikan sampel berdasarkan pendapat peneliti bahwa responden akan memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini, pengambilan sampel berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian yaitu siswa yang mempunyai masalah harga diri rendah. C. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah disain Pre-test dan Post-test Group yang polanya adalah sebagai berikut: O1 X O2 (Arikunto: 2010:124) Di dalam disain observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperiment dan sesudah eksperiment. O1 = Observasi dilakukan sebelum eksperiment (pre-test) X = Perlakuan Bimbingan Kelompok O2 = Observasi setelah eksperiment (post-test group) D. Langkah-langkah Penelitian Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Pre-test dengan membagikan angket sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok 2. Melakukan bimbingan kelompok selama lima kali pertemuan dengan topik bahasan yang berbeda 3. melakukan observasi pada anggota kelompok disetiap pertemuan sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok 4. Melakukan post-test group dengan cara membagikan angket yang sama setelah diberikan layanan bimbingan kelompok

12 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Setelah mengidentifikasi variabel penelitian, maka dapat dirumuskan defenisi operasional variabel penelitian sebagai berikut: 1. Layanan bimbingan kelompok (X) adalah proses bantuan kepada siswa khususnya dalam mengembangkan harga diri tinggi dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk harga diri tinggi. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok melalui empat tahap yaitu pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran. Bentuk layanan bimbingan kelompok yang peneliti lakukan adalah bentuk topik tugas karena masalah yang akan dibicarakan ditentukan oleh pimpinan kelompok. Dalam pelakasanaan bimbingan kelompok terdiri dari satu kelompok yang beranggotakan 10 orang siswa yang diberikan perlakuan. Layanan bimbingan kelompok dilakukan setiap minggu sebanyak satu kali selama empat minggu dengan frekuensi waktu 45 menit. Perlakuan dilakukan diluar jam sekolah. 2. Harga Diri (Y) adalah penilaian yang dibuat oleh individu tentang dirinya yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungan. Penilaian tersebut menunjukkan sejauh mana individu menganggap dirinya mampu, berarti, berhasil dan berharga. Dengan indikatornya: Mandiri, bertanggung jawab, bangga pada kemajuan dirinya, mampu menghadapi kegagalan, mampu menghargai diri sendiri, aktif dalam diskusi, percaya diri, disenangi orang banyak. F. Teknik Pengumpulan Data Tabel 1. Pemberian Skor Angket NO. PERTANYAAN POSITIF PERTANYAAN NEGATIF Skor Keterangan Skor Keterangan 1. 4 Sangat Setuju 1 Sangat Setuju 2. 3 Setuju 2 Setuju 3. 2 Kurang Setuju 3 Kurang Setuju 4. 1 Tidak Setuju 4 Tidak Setuju

13 G. Uji Validitas Angket Uji validitas dilakukan untuk menentukan angket dengan menggunakan skor setiap butir dengan menggunakan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk pengujian validitas ini dilakukan dengan mengunakan teknik analisa data koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Person dalam buku (Arikunto, 2006:72) yaitu: r xy = Keterangan: r xy N X Y X Y N XY N XY X Y N X 2 X 2 N Y 2 Y = Koefisien korelasi = Jumlah responden = skor responden untuk tiap item = Total skor tiap responden dari seluruh item = Jumlah produk skor X = Jumlah produk skor Y = Jumlah Siswa = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y 2 H. Uji Reliabilitas Angket Tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tepat walaupun diujikan berulang-ulang kali selalu menunjukkan ketetapan. Pertanyaan angket, reliabilitasnya dapat dihitung dengan mengguakan rumus yaitu: Keterangan: r 11 = r 11 p pq q n n n S 2 t 2 1 St p iqi (Anas Sudjiono, 2006:254) : Reliabilitas secara keseluruhan : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar : Jumlah hasil perkalian antara p dan q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p) : Banyaknya item

14 I. Teknik Analisis Data 2 S t : Standar deviasi dari test Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t (t-test) yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap meningkatkan harga diri (self esteem). Adapun rumus teknik uji t yang digunakan adalah sebagai berikut: t Md 2 x d (Arikunto, 2010: ) NN 1 Keterangan: Md xd = Mean dari perbedaan pre test dengan pos-test = Deviasi masing-masing subjek (d-md) x 2 d N = Jumlah kuadrat deviasi = Subjek pada sample d.b = Ditentukan dengan N-1 PEMBAHASAN A. Data Pre-test Harga Diri Siswa Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 10 orang terdapat skor terendah = 76 dan skor tertinggi = 92, dengan ratarata (M) = 81,90 dan Standard Deviasi (SD) = 7,20 B. Data post-test Harga Diri Siswa Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 10 orang terdapat skor terendah = 93 dan skor tertinggi = 108, dengan rata-rata (M) = 102,1 dan Standard Deviasi (SD) = 61,54 C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan (t). Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 11,41, sedangkan harga t tabel d.b = n-1 = 9-1 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh sebesar 1,83. Maka t hitung > t tabel = ( 11,41 > 1,83 ). Maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok

15 terhadap harga diri (self esteem) siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima. Dengan demikian dinyatakan pelaksanaan bimbingan kelompok mempunyai pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan harga diri (self esteem) siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013, Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata harga diri (self esteem) pada saat pre-test sedangkan setelah dilakukannya bimbingan kelompok (post-test) diperoleh skor rata-rata harga diri (self esteem) di SMA Negeri 1 Batang Kuis = ( 11,41 > 1,83 ). D. Hasil Penelitian Pada awalnya peneliti mengambil data siswa/i dari konselor, tentang harga diri rendah dan harga diri tinggi, sehingga terdapat 10 siswa yang mempunyai harga diri rendah. Setelah mendapatkan data tersebut, peneliti menguji cobakan angket kepada kelas IX IPS 2 yang berjumlah 38 siswa dan membandingkannya dengan data yang diberikan konselor, dengan data dari hasil angket. Dari data penyebaran angket terhadap 10 siswa yang temasuk kategori rendah yang merupakan sampel penelitian yang akan diberikan layanan bimbingan kelompok. Siswa yang bermasalah saja tetapi siswa yang mempunyai harga diri tinggi dapat dijadikan sampel pada bimbingan kelompok, sehingga suasana menjadi hangat. Peneliti memberikan angket harga diri (pre-test) kepada 10 siswa bimbingan kelompok, kemudian diperoleh rata-rata adalah 81,90 setelah dilakukan dengan perlakuan terhadap siswa (post test). Dari hasil pemberian post-test pada siswa/i yang mengikuti bimbingan kelompok nilai rata-rata adalah 102,1. Hal ini menunjukakan bahwa nilai rata-rata siswa yang diberikan bimbingan kelompok lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa yang belum mendapatkan bimbingan kelompok. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t pada siswa yang mengikuti bimbingan kelompok diperoleh dari perhitungan dengan t hitung = 11,41 > t tabel = 1,83. Yang berarti hipotesis yang di ajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan harga diri (self esteem) dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok. Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksanaan bimbingan kelompok dengan harga diri (self esteem) siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batang Kuis. Maka peneliti mengadakan pengumpulan data dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada siswa kelas IX IPS 2 sebagai sampel.

16 Berdasarkan angket tersebut telah terbukti bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok mempunyai pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan harga diri (self esteem) siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hartinah (2005 : 17 ) mengatakan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Didukung oleh Winkel dan Hastuti (2012 : 547 ) mengatakan bahwa Tujuan bimbingan kelompok yaitu supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggulanginya sendiri serta konsekuensi dari segala tindakannya. Sehingga bimbingan kelompok yang diberikan kepada siswa memiliki pengaruh yang tinggi untuk meningkatkan harga diri (self esteem) siswa. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yaitu pre-test mempunyai rata-rata (M) = 81,90 dan Standard Deviasi (SD) = 7,20, sedangkan post-test rata-rata (M) = 102,1 dan Standard Deviasi (SD) = 61,54. Sehingga diperoleh hipotesis t hitung > t tabel = ( 11,41 > 1,83 ), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perubahan harga diri (self esteem) yang rendah pada siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2011/2012. F. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak, antaranya 1. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih memperhatikan harga diri (self esteem) siswa, salah satu caranya dengan mengadakan bimbingan kelompok. 2. Guru pembimbing hendaknya mengadakan kegiatan menarik sehingga siswa dapat secara sekarela mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang diadakan. 3. Untuk para siswa yang mempunyai harga diri (self esteem) rendah, hendaknya mau mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dan kegiatan yang diadakan sekolah untuk meningkatkan harga dirinya (self esteem).

17 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A Dan Supriyono, W Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Baron & Byrne Psikologi Sosial Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Field, L Self-Esteem for Women. Bandung: Kaifa. Gea, A, A, & Dkk Character Building I Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia. Goode, C, B Optimizing Your Child s Talent (Optimalkan Bakat Anak Anda). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelomok Gramedia. Hartina, S Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama. Prayitno Dan Amti, E Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia. Posted Sekilas Tentang Harga Diri, (Online), dalam ( diakses 19 April 2012). Pervin, A, L, & Dkk Psikologi Kepribadian Teori & Penelitian Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana. Rahmawati Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri, (Online), dalam ( diakses 19 April 2012). Rismaida, F Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Harga Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2006/2007. Medan: Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak dipublikasikan., diakses 19 April 2012). Sudijono, A Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sukardi, D, K Dan Kusmawati, N Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Wibowo, M, E Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press. Winkel, W, S Dan Hastuti, S Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Didalam dunia pendidikan saat ini terjadi kesadaran akan pentingnya penerimaan atas diri. Salah satunya adalah menghargai diri sendiri. Dalam hidup ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Happy Purba Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM PENGARUH LAYANAN INFORMASI DENGAN MEDIA FILM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Wildan Muhammad Irfan Fadjeri ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: NOVERI PRANATA NIM: 12500109 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN Azhar, Enny Fitriani 1) dan Zakiah Hasibuan 2) 1) Dosen FKIP UMN Alwashliyah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS VIIe SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: TIKA

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TANTRI PADMAWATI 11500010 Dr. Hera Heru SS, S.Pd, M.Pd Progdi BK FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan 6 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan salah satu alat yang andal dalam mengembangkan dan menerangkan cakrawala ilmu pengetahuan manusia. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mengarah pada penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai maksud mencari

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Windra Kepala SDN 005 Banjar Guntung Kecamatan Kuantan Mudik windra157@gmail.com ABSTRAK Perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian berikut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai (1) Mengajukan surat permohonan kepada Dekan I Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL 38 Pengaruh Metode Stad Terhadap Pemahaman Iswa Mengenai Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL Oleh : Christiana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 0 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Meity Fitri Yani (meity_fy@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this research is to know whether

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, salah satu dari tugas perkembangan kehidupan sosial remaja ialah kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yaitu langkah atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data, menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF Rury Muslifar Program

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Masa remaja merupakan suatu masa dimana individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu dari bulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMK 1 Limboto Kabupaten Gorontalo yang terletak di Jl. Merpati. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA 14 Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan IPA Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA Yuriani Rinni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini pada dasarnya dilakukan karena keinginan manusia untuk mengetahui tentang alam sekitar, yang melingkupi baik yang bersifat fisik maupun sosial. Sesuatu yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, karena penelitian ini tidak mencoba memanipulasi variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan perkembangan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI Suci Setiawati 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOMEROOM UNTUK PENURUNAN PERILAKU AGRESIF SISWA. Ainun Nafiah Arri Handayani

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOMEROOM UNTUK PENURUNAN PERILAKU AGRESIF SISWA. Ainun Nafiah Arri Handayani LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOMEROOM UNTUK PENURUNAN PERILAKU AGRESIF SISWA Ainun Nafiah Arri Handayani Abtrak: Siswa SMP merupakan masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Pada masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

Nur Asyah Harahap 1) dan Ria Jumaina 2) Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah. Abstrak

Nur Asyah Harahap 1) dan Ria Jumaina 2) Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah. Abstrak PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN MENGATASI KESULITAN (ADVERSITY QOUTIENT) SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BINJAI TAHUN AJARAN 2016/2017 Nur Asyah Harahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2003) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Erla Prita Novartianti (10220117) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar Belakang

Lebih terperinci

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017.

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017. ABSTRAK ALBERT GULTOM, NIM : 1133111002 PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 101771 TEMBUNG T.A 2016/2017. SKRIPSI. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2017.

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI UPTD SMP NEGERI 2 CAMPUR DARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI UPTD SMP NEGERI 2 CAMPUR DARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI UPTD SMP NEGERI 2 CAMPUR DARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan pendidikan yang akan memberikan wawasan atau pengetahuan dan menggali potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan jaman.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK 2 SWADHIPA Natar dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun 2013/2014 B. Metode Penelitian Metode dalam penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA 1 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA Fatwa Mustika Adji (fatwamustikaadji@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The objective

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Pelaksanaan penelitian pendidikan umumnya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk 57 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab berikut dipaparkan mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sering juga disebut sebagai metodologi penelitian, sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah cara-cara yang digunakan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015 KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS 1 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS Muhammad Khuzairi Batubara Muhammadkhuzairi@Gmail.Com Universitas Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN 233 HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN Muhamad Abdul Aziz 1, Ewo Tarmedi 2, Sunarto H. Untung 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam sebuah penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari kegiatan ilmiah adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving

Lebih terperinci