PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA DOLPHIN BAGI PEMULA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA DOLPHIN BAGI PEMULA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA DOLPHIN BAGI PEMULA Arief Darmawan 1, Citra Destiasari 2 Universitas Islam 45 Bekasi, Universitas Negeri Malang ari3fd@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan buku panduan model latihan renang gaya dolphin bagi pemula. Sedangkan metode penelitiannya menggunakan Penelitian R & D dari Borg & Gall. Berdasarkan hasil data uji coba atlet dengan menggunakan kuisioner didapatkan hasil persentase dengan jumlah 1333,1 dari jawaban kuisioner yang menjawab ya, dan setelah di rata rata mendapatkan hasil 88,87%. Maka berdasarkan hasil persentase dengan jumlah rata rata 88,87% dapat dikategorikan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk isi dari produk berupa buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang dapat dikategorikan baik. Kata Kunci: Pengembangan, Buku Panduan, Latihan, Renang Gaya Dolphin Dalam masa sekarang ini banyak orang-orang cenderung sudah mengesampingkan atau melupakan olahraga disebabkan oleh aktivitas atau kerja yang sangat padat. Padahal olahraga itu sangat baik bagi manusia itu sendiri apabila dilakukan dengan teratur. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani. Banyak manfaat olahraga yang bisa kita terima dan itu semua tidak ada yang merugikan kita. Olahraga bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak butuh waktu libur untuk melakukan olah raga. Di sela-sela kita melakukan kerja atau aktivitas lainnya kita dapat melakukan olahraga. Olahraga renang adalah suatu aktivitas bagi pengembangan anak, dan melalui kegiatan olahraga ini, semua pertumbuhan dan pengembangan fisik maupun mental akan membuahkan hasil yang maksimal. Olahraga renang dapat juga mengembangkan serta membantu pertumbuhan fisik dan mental anak lebih sehat sejak usia dini. Selain itu, setiap orang bisa mencoba berbagai gaya renang yang disukai dan cocok. Olahraga renang terdiri dari gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu atau dolphin, gaya punggung, gaya 1 Arief Darmawan: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 2 Citra Destiasari: Alumni Prodi PJKR Universitas Negeri Malang 110

2 dada, dan gaya bebas. Dari keempat gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah gaya dolphin. Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pra pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki. Renang gaya kupu-kupu adalah sebagai gaya lanjutan, artinya para perenang untuk merenangkan gaya ini telah dapat melakukan gaya yang lain (gaya bebas atau gaya dada). Renang gaya kupu-kupu yang dimaksud adalah gaya dolphin, yaitu gaya kupu-kupu yang menggunakan gerakan tungkai menirukan lecutan ekor ikan dolphin. Pada awalnya gaya kupu-kupu merupakan modifikasi dari gaya dada, dimana gerakan kakinya sama dengan gaya dada, sedangkan gerakan lengannya (sapuan) berlawanan arah dengan gaya dada. Recovery lengan dilakukan di luar air, tidak seperti gaya dada dimana recovery lengan dilakukan di dalam air, sehingga gaya kupu-kupu ini dapat bergerak lebih cepat dibanding dengan gaya dada. Gaya kupu-kupu ini disebut juga gaya dada modern. Perkembangan berikutnya gerakan tungkai gaya kupu-kupu menggunakan gerakan meniru gerakan ekor ikan dolphin, sehingga gaya ini disebut gaya dolphin. Dengan gerakan tungkai ikan dolphin ternyata hasilnya lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan gerakan tungkai gaya dada. Hingga sekarang setiap perlombaan renang gaya kupu-kupu selalu menggunakan gaya dolphin ( diakses tanggak 10 Agustus 2010). Seiring dengan perkembangan olah raga renang semakin popular. Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan renang pada usia sangat dini. Banyak sekali orang tua yang menginginkan anaknya bisa berenang di usia dini karena manfaat renang sangat banyak. Salah satu usaha orang tua agar anaknya bisa berenang yaitu dengan di ikutkan pada perkumpulan renang atau privat renang. Salah satu perkumpulan renang yang ada di Malang yaitu perkumpulan renang Class. Perkumpulan Class Malang mengawali gaya dengan menggunakan gaya bebas karena menurut ketua pelatih di Perkumpulan Renang Class Malang gerakan pada gaya bebas merupakan gerakan yang biasa dilakukan pada gerak keseharian pada manusia yaitu gerak memutar pada tangan dan gerak lurus pada 111

3 gerakan kaki bebas, gerak keseharian yaitu berjalan. Urutan yang biasannya diajarkan di Perkumpulan Renang Class Malang yaitu gaya bebas, punggung, dolphin, dan dada. Selain itu terdapat 7 pelatih yang dapat membantu berjalannya pelatihan yang ada di Perkumpulan Renang Class Malang. Kolam renang yang digunakan menggunakan ukuran 25 X 12,5 meter. Kegiatan yang dilakukan sebelum mulai berenang yaitu melakukan pemanasan (warming-up) selama kurang lebih 15 menit. Kemudian masuk kolam renang melakukan latihan awal yaitu gerakan kaki bebas dengan menggunakan pelampung dilakukan 10 kali 15 meter. Selanjutnya anak mendapatkan jadwal latihan dari pelatih (main sheet). Kemudian setelah melakukan latihan inti dilanjutkan dengan pelemasan dan diakhiri dengan berdoa. Di Perkumpulan Renang Class Malang, terdapat 4 kelompok yaitu kelompok pra pemula, pemula, pra prestasi, dan prestasi. Dimana pada kelompok pra pemula adalah kelompok yang baru masuk pertama kali, belum bisa renang sama sekali dan pada program latihan hanya berupa pengenalan air dan permainan-permainan dilanjutkan pengenalan renang gaya bebas, sedangkan pada kelompok pemula yaitu seorang anak yang sudah melalui program latihan pada kelompok pra pemula, pada kelompok pemula ini program latihan sudah diperkenalkan lebih dari satu gaya yang belum pernah diperkenalkan gaya selain yang pernah diperkenalkan di kelompok pra pemula, untuk kelompok pra prestasi yaitu perenang yang sudah diperkenalkan dan sudah melakukannya macam-macam gaya pada renang, kemudian pada kelompok prestasi yaitu perenang yang dilatih berbagai macam program latihan untuk menuju perlombaan, selain itu pada program latihannya menggunakan pin clock dan temponya lebih cepat dibandingkan pada kelompok pemula. Anak yang berada pada tingkatan kelompok pra pemula, pemula, pra prestasi tidak mengenal usia, anak yang umurnya sekitar tahunan ada yang memulai belajar di kelompok pra pemula, namun sebaliknya anak yang umurnya masih sekitar 5-9 tahun kadang juga sudah ada di kelompok pra prestasi. Salah satu gaya yang diajarkan dalam perkumpulan yaitu gaya dolphin. Renang gaya dolphin merupakan bentuk yang paling banyak digunakan terutama karena gerakan renang mengambil napas yang lebih alami dan lebih lama, 112

4 tidak terburu-buru. Dari semua gerakan renang yang lainnya, gerakan renang gaya dolphin dianggap lumayan sulit diajarkan pada perenang pemula karena membutuhkan koordinasi mulai dari gerakan lengan, gerakan kaki, dan pernapasan. Faktor penghambat dalam pemberian materi teknik renang gaya dolphin pada perenang pemula adalah gerakan koordinasi antara lengan, kaki, dan pernapasan. Banyak siswa yang melakukan gerakan kaki pada renang gaya dolphin sama dengan gerakan kaki pada gaya bebas. Upaya ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan diantaranya latihan gerakan kaki dolphin dan kedua tangan menempel pada paha, latihan gerakan kaki gaya bebas dan tangan kupu, dan juga bisa dengan latihan gerakan kaki dolphin dan tangan gaya dada. Dengan melakukan berbagai bentuk latihan diatas akan dapat membantu dalam mengkoordinasikan gerakan tangan, kaki, pernapasan pada gaya dolphin. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah peneliti lakukan kepada perenang pemula diperoleh data bahwa 85% menggemari renang gaya dolphin, 90% tidak pernah membaca buku latihan renang yang digemari, 85% tidak pernah mendapatkan variasi latihan renang yang digemari, 95% sangat perlu media buku sebagai penunjang latihan renang yang digemari, sedangkan hasil analisis kebutuhan yang peneliti lakukan kepada pelatih renang diperoleh data bahwa materi gaya renang dolphin yang diberikan pelatih masih kurang variatif, dan belum ada media yang dapat menunjang latihan renang gaya dolphin, kemudian pelatih menginginkan media buku karena media buku dianggap dapat membantu memahami konsep latihan renang gaya dolphin. Pada observasi yang sudah dilakukan diketahui perlunya pelatihan menggunakan media buku untuk para pelatih. Peneliti memilih media buku dikarenakan media buku belum tersedia untuk pelatihan di Perkumpulan Renang Class Malang, selain itu juga media buku tidak membutuhkan alat atau media lain dan dapat dibawa kemana saja. Sehubungan dengan hasil analisis kebutuhan diatas dan upaya untuk meningkatkan keterampilan tekhnik dasar, maka tujuan penelitian ini adalah untuk 113

5 melakukan Pengembangan Buku Panduan Latihan Renang Gaya Dolphin Bagi Pemula Di Perkumpulan Renang Class Malang. Pengembangan Pengembangan atau yang sering juga disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Bagi kalangan di luar akademisi atau perguruan tinggi, ada kesan bahwa penelitian hanya dilakukan untuk kepentingan latihan akademik semata yang tidak membawa dampak langsung bagi perubahan kehidupan masyarakat. Khususnya di Indonesia, masih sangat sedikit orang-orang yang membaca hasil penelitian, lebih-lebih yang mencoba menerapkannya atau memanfaatkannya untuk keperluan orang banyak. Hal ini juga berlaku dalam dunia pendidikan. Padahal harapan masyarakat terhadap hasil penelitian cukup tinggi, karena dana yang telah dikeluarkan masyarakat untuk membiayai kegiatan penelitian cukup besar. Kondisi semacam ini juga dijumpai di negara-negara maju menurut Ardhana (2002:5-6). Pengembangan merupakan penelitian yang berupaya mengembangkan produk tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam pendidikan jasmani, rancangan penelitian pengembangan dapat digunakan sebagai upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran menurut Winarno (2007:47). Dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses untuk mengkaji suatu hal (produk) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan tetap mengacu pada konsep ilmiah dan suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan dan bisa memotivasi produkproduk yang digunakan dalam pendidikan. Media Pembelajaran Media berasal dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. sedangkan pembelajaran adalah interaksi/hubungan antara pebelajar (siswa) dengan media belajar/sumber belajar (media cetak, audio, komputer). Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar dari sumber pesan, sehingga terjadi interaksi belajar mengajar. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam 114

6 menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas. Penggunaan media pembelajaran tidak mutlak diadakan oleh pengajar, artinya, jika pengajar dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran tidak akan dikatakan gagal, karena yang utama dalam proses pembelajaran adalah peserta didik dapat belajar dengan baik. Menurut Munir (2008:138) ada 11 manfaat media pembelajaran: (1) Memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas. (2) Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak menjadi konkret. (3) Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat. (4) Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan kreatifitas belajar peserta didik. (5) Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan member kesan yang mendalam dalam pikiran anak didik. (6) Materi yang sudah dipelaja ri dapat di ulang kembali. (7) Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu obyek. (8) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. (9) Membentuk sikap peserta didik dan meningkatkan psikomotor. (10) Anak didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat dan bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok atau klasikal. (11) Menghemat waktu, tenaga dan biaya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu media yang berguna dan sangat bermanfaat untuk penyampaian suatu materi sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik. Latihan Latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bompa, 1994:4). Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan penampilan olahraganya (Bompa, 1994:3). Untuk mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun tekhnik dalam suatu cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu. Program latihan perlu 115

7 disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan melalui pentahapan, teratur dan berkesinambungan. Bompa (1994) mengemukakan prinsip-prinsip program latihan adalah sebagai berikut prinsip beban bertambah (overload), prinsip spesialisasi (specialization), ;prinsip perorangan (individualization), prinsip variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal (recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban latihan berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training), prinsip aktif partisipasi dalam latihan, prinsip proses latihan menggunakan model. Renang Gaya Dolphin Pada tahun 1930 mulai terlihat adanya gaya baru dalam pertandinganpertandingan di mana biasanya hanya gaya dada sajalah yang dipergunakan. Gaya ini mempergunakan gerakan lengan ke luar dari air sehingga dengan sendirinya gaya ini lebih cepat lajunya jika dibandingkan dengan gaya dada yang biasa dipelajari sesuai dengan tradisi sejak dulu. Karena gaya ini seakan-akan mengancam kedudukan gaya yang lama maka pada tahun 1953 gaya ini dipisahkan sebagai gaya lain dengan sebutan gaya kupu-kupu (Butterfly stroke). (Haller, 1986:39) Dalam (Dwiyogo, 1995:70) Renang gaya ini disebut gaya kupu-kupu karena lengan ketika membuat gerakan pengembalian ke depan untuk mengadakan tarikan lewat udara seperti kupu-kupu yang sedang terbang. Gaya dolphin adalah gerakan tangan menyerupai kupu kupu yang gerakannya terutama gerakan kaki menirukan gerakan ekor ikan dolphin. Gaya ini juga disebut gaya dolphin kick atau gaya dolphin butterfly stroke. Gaya dolphin inilah yang dipakai secara luas di perkumpulan-perkumpulan renang atau di lembagalembaga pendidikan, termasuk pada program Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (POK) FIP IKIP Malang. Gaya dolphin lebih cepat lajunya. Teknik Gaya Dolphin Gaya dolphin diatur oleh beberapa peraturan sebagai berikut : Kedua lengan harus digerakan bersama-sama di atas air dan harus ditarik ke belakang 116

8 pada saat yang sama pula. Kecuali itu sikap harus sedemikian sehingga seakanakan menghadap air dengan kedua bahu paralel dengan permukaan. Perenang yang bahunya fleksibel akan menjadi perenang gaya dolphin yang paling baik karena mereka dapat menahan tubuh mereka dalam keadaan datar dan lurus. Kepala harus dipertahankan ke bawah dan napas ditahan. Dengan cara itulah tubuh dapat dipertahankan dalam keadaan lurus. Gerakan Lengan Gerakan lengan dari gaya ini serupa dengan gaya bebas. Tapi ingat, disini kedua lengan harus bekerja bersama-sama (gambar 1). Gambar 1 (sumber : David Haller, 2006 : 40) Pertama cobalah untuk memasukkan tangan ke dalam air pada lebar bahu dengan kedua ibu jari diarahkan ke bawah (gambar 2) Gambar 2 (sumber : David Haller, 2006 : 40) Begitu tangan berada di dalam air maka tekanlah tangan ke bawah, diputarkan dan diarahkan ke luar. Tangan itu bergerak sedikit di luar bahu dan kemudian ditekukkan sementara tangan bergerak di bawah bahu dan terus didorong melalui paha. Untuk melakukan gerakan ini dibutuhkan bahu yang kuat. Semakin kuat ayunan ke belakang (menuju paha) di bagian akhir setiap gerakan semakin cepat pulalah lajumu di dalam air (gambar 3). 117

9 Gambar 3 (sumber : David Haller, 2006 : 40) Ketika tangan mencapai akhir dari gerakan ayunan maka tangan itu mulai dengan gerakan pemulihan. Tangan harus meninggalkan permukaan air dengan telapak tangan mengarah ke atas (gambar 4). Gambar 4 (sumber : David Haller, 2006 : 41) Keduanya tangan harus ke luar dari air bersamaan dan diayunkan ke depan bersama pula dengan gerakan yang cepat. Usahakan agar siku terlempar tinggi untuk membantu pengangkatan bagian depan tubuh. Maka ketika kau mencoba untuk mengarah ke depan kau tak ubahnya seperti terbang melalui air, memang tak ubahnya seperti kupu-kupu. Gerakan Kaki Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masih ada orang yang menggunakan gerak gaya dada untuk gaya kupu-kupu, tetapi yang paling populer adalah gerakan kaki dolphin, di mana orang mencoba untuk meniru gerakan dolphin dalam air (gambar 5). Gambar 5 (sumber : David Haller, 2006 : 41) 118

10 Gerakan ini dimulai dengan kaki dekat permukaan air, dengan lutut sedikit tertekuk (gambar 6). Gambar 6 (sumber: David Haller, 2006 : 41) Kaki lalu didorong ke bawah dengan tajam dan cepat-cepat diluruskan dekat tahap akhir gerakan ke bawah tersebut (gambar 7). Gambar 7 (sumber : David Haller, 2006 : 41) Dengan demikian kaki akan diayunkan bagaikan sirip ikan dan kaki naik ke atas lagi. Sekarang kaki harus diangkat lagi menuju permukaan air dan lutut ditekukkan dan agak dibuka sementara semakin mendekati bagian akhir dari gerakan ini, untuk kembali lagi pada awal gerakan yang berikutnya. Selama melakukan gerakan ini usahakan kaki agak dibelokkan sedikit, kedua ibu jari kaki saling berdekatan. Yang terutama harus diingat gerakan ini selalu dimulai dari pinggul, karena dengan gerakan dari pinggul ini timbul kesan gerakan seekor ikan. Bersamaan dengan itu jangan pula menggerakkannya secara berlebihan, sepakan dolphin tidak boleh terlalu dalam. Tujuan yang paling utama sama saja dengan tujuannya pada gerakan gaya bebas, untuk mempertahankan tubuh dalam posisi datar di permukaan air. Lengan, kaki, dan pernapasan. Cara yang terbaik dan saat yang terbaik untuk bernapas adalah di saat tanganmu mulai ditarik ke arah tubuhmu. Dalam posisi ini paling mudah untuk mengangkat kepala ke luar dari dalam air, atau sesungguhnya hanya menggerakkan dagu ke depan saja untuk mengeluarkan napas, lalu cepatcepat menarik napas lag (gambar 8). 119

11 Gambar 8 (sumber : David Haller, 2006 : 43) Apabila sudah mulai dengan menggabungkan kedua jenis gerakan dan pernapasan, maka cobalah untuk mulai meluncur dari sisi kolam dengan dorongan kaki seperti apa yang kau lakukan dengan gaya-gaya lainnya. Cobalah mengatur timing dari gerakan sedemikian rupa sehingga kedua kaki akan menyepak dua kali selama satu ayunan sementara dari lengan (9). Gambar 9 (sumber : David Haller, 2006 : 43) Sepakan yang pertama harus dilakukan ketika tangan mulai memegang air pada awal tarikan (gambar 10). Gambar 10 (sumber : David Haller, 2006 : 43) Sepakan yang kedua harus datang ketika tangan ditarik ke belakang ke arah paha. Maka untuk mulai mencoba mulailah dengan meluncur dari sisi, lakukanlah dua gerakan sepakan kaki dan satu tarikan lengan, dan kemudian bawa lengan itu ke depan. Lakukan ini sekali lagi tetapi biarlah tubuhmu meluncur dulu sebentar sebelum kedua lengan kau bawa ke depan untuk gerakan yang berikutnya. Cobalah untuk memulai seluruh gerakan yang sempurna dengan menekan bahu dan kepala ke bawah. (Haller, 1986:44) 120

12 Dari berbagai pendapat ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat berenang dengan baik harus dipenuhi lima unsur : 1) posisi badan dipermukaan air, 2) gerakan tungkai, 3) gerakan lengan, 4) pengambilan napas, dan 5) koordinasi gerak. Posisi tubuh dipermukaan air hidrodinamis atau streamline, hampir sejajar dengan permukaan air. Kepala masuk lebih masuk lebih dalam hingga bawah lengan, hampir sejajar atau diatas lengan. Gerakan tungkai gaya kupu-kupu saat ini adalah gerakan kaki yang cenderung membentuk kaki ikan dolphin, dengan kedua kaki rapat. Rangkaian gerak mulai fase membuka keluar hingga mengayun atau menyapu ke dalam hendaknya membentuk, lubang kunci, lebih kecil untuk putra, sedangkan untuk putri membentuk lebih besar. Pernapasan dilakukan pada saat dagu di atas air, dilakukan setiap tarika lengan, dengan menghadap ke depan. Pengambilan udara sebanyak-banyaknya melalui mulut dan dibuang melalui mulut atau hidung. Koordinasi merupakan penggabungan dari masing-masing unsur tersebut di atas sehingga menjadi suatu rangkaian gerak teknik renang gaya dolphin. Model Penelitian dan Pengembangan Dalam Pengembangan Buku Panduan Latihan Renang Gaya Dolphin Bagi Pemula di Perkumpulan Renang Class Malang, peneliti mengacu model pengembangan (research and development) Borg dan Gall (1983:775) yang terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, (2) Melakukan perencanaan, (3) Mengembangkan bentuk produk awal, (4) Melakukan uji lapangan permulaan, (5) Melakukan revisi terhadap produk utama, (6) Melakukan uji lapangan utama. (7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, (8) Melakukan uji lapangan operasional. (9) Melakukan revisi terhadap produk akhir, (10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk Dengan mengacu pada model pengembangan (research and development) oleh Borg dan Gall (1983:775), dan Ardana (2002:09), dari sepuluh langkah pengembangan maka peneliti mengambil delapan langkah dalam proses penelitian ini. Hal ini dilakukan karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya untuk satu perkumpulan saja dan didasarkan pada karakteristik, keterbatasan waktu, tenaga serta biaya. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: (1) Analisis kebutuhan dengan melakukan riset dan pengumpulan informasi, 121

13 termasuk kajian pustaka dalam melakukan penelitian awal, (2) Pembuatan produk awal, (3) Evaluasi ahli tahap I kepada para ahli yang terdiri dari 2 ahli renang, 1 ahli media, (4) Revisi produk I, (5) Uji lapangan permulaan kepada atlet, (6) Evaluasi ahli tahap II, (7) Revisi produk II, dan (8) Hasil akhir produk pengembangan. Pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam kegiatan penelitian pengembangan yang berguna untuk mengkaji tingkat keterpakaian yang diteliti. Teknik dalam pengembangan ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Analisis dilakukan untuk melakukan pengolahan data yang didapat dari para ahli dan uji coba atlet dengan menggunakan kuisioner. Pada uji coba permulaan peneliti menggunakan kuisioner. Teknik yang digunakan pada data hasil kuesioner uji coba utama. Rumus yang akan digunakan untuk mengolah data adalah sebagai berikut (Sudijono, 1987:43): HASIL DAN PEMBAHASAN P Hasil Analisis Data Tinjauan Ahli Renang Kesesuaian materi. Menurut ahli renang produk sudah sesuai dengan kesesuaian materi produk yang terdiri dari kelengkapan materi yaitu materi yang disajikan mendukung, keluasan materi yaitu materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, contoh, latihan, sampai dengan interaksi antar konsep mencerminkan jabaran materi yang mendukung dan kedalaman materi yaitu materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, contoh, latihan, sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan tingkatannya. f N x100% Keakuratan Materi. Menurut ahli renang produk sudah sesuai dengan keakuratan konsep, definisi dan fakta yang disajikan sehingga tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep, definisi dan kenyataan yang ada yang berlaku pada bidang olahraga, keakuratan contoh, kasus dan gambar yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan mampu meningkatkan pemahaman siswa, keakuratan dan konsistensi istilah atau simbol yang disajikan secara benar. Kemutakhiran Materi. Menurut ahli renang produk sesuai dengan kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu renang yaitu, materi yang disajikan 122

14 memenuhi syarat dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi olahraga, kemutakhiran contoh, gambar, ilustrasi, dan kasus actual yaitu, materi bersifat aktual dan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi olahraga. Kepekaan Terhadap Nilai Nilai Olahraga. Menurut ahli renang produk sesuai dengan kepekaan terhadap nilai nilai olahraga yaitu menumbuhkan kepekaan nilai nilai olahraga mampu mendorong tumbuh kembang sikap dan perilaku positif, dan menumbuhkan kepekaan akan nilai nilai kesehatan yaitu mampu mengembangkan tumbuh kembang dan perilaku hidup sehat. Materi Pendukung. Menurut ahli renang produk sesuai dengan materi pendukung yang terdiri dari mendorong rasa ingin tahu yaitu materi, gambar dan latihan dapat mendorong peserta didik untuk terus berfikir, menggali informasi lebih jauh.dan menumbuhkan kreativitas. Saran yang diberikan ahli renang meliputi: (1) Lebih meningkatkan kombinasi pembelajaran renang gaya dolphin, dan (2) Memberi variasi latihan renang gaya dolphin terutama pada kaki. Hasil Analisis Data Uji Coba Atlet Berdasarkan hasil data uji coba atlet dengan menggunakan kuisioner didapatkan hasil persentase dengan jumlah 1333,1 dari jawaban kuisioner yang menjawab ya, dan setelah di rata rata mendapatkan hasil 88,87%. Maka berdasarkan hasil persentase dengan jumlah rata rata 88,87% dapat dikategorikan baik menurut Arikunto (1998 : 246). Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk isi dari produk berupa buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang dapat dikategorikan baik. Revisi Produk Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari hasil uji coba kepada para ahli dan uji coba kepada atlet maka ada beberapa bagian produk yang perlu direvisi. Hal ini dilakukan untuk lebih mengoptimalkan buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang. Dari hasil uji coba ahli renang 1 didapatkan bagian produk yang harus direvisi yaitu, lebih meningkatkan kombinasi pembelajaran renang gaya dolphin, dan memberi variasi latihan renang gaya dolphin terutama pada kaki. Dari hasil uji coba ahli renang 2 didapatkan bagian produk yang harus direvisi yaitu, 123

15 menambah lebih banyak lagi macam macam variasi latihan, lebih teliti lagi dalam penulisan kata, untuk gambar tolong diberi keterangan mulai dari mana awal gerakan sehingga pembaca lebih mudah mengerti buku anda. Dari hasil uji coba ahli media didapatkan bagian produk yang harus direvisi yaitu, tampilan cover perlu diperbaiki, dibuat menarik disesuaikan dengan tema dan usia anak. Sedangkan dari hasil uji coba atlet didapatkan hasil persentase yaitu 88, 87% yang menyatakan jawaban ya dari 15 atlet yang terdiri dari 30 soal kuisioner. Dan berdasarkan hasil yang diperoleh dengan persentase 88, 87% dapat dikategorikan baik untuk pembuatan produk buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang. Kajian Produk yang telah Direvisi Berdasarkan produk yang dikembangkan dalam kenyataannya membutuhkan pengkajian ulang keberadaanya, setelah melalui proses penelitian terdapat beberapa hal yang perlu untuk dilakukan perbaikan. Produk pengembangan buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif media yang dapat dimanfaatkan dalam proses peningkatan keterampilan teknik dasar renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan class Malang. Produk pengembangan ini berisikan materi latihan renang gaya dolphin yang disajikan mulai materi yang mudah ke materi yang sulit dan dikemas dalam bentuk buku panduan. Kelebihan produk buku panduan yang dikembangkan adalah: (1) buku panduan ini sangat mudah dipelajari, (2) anak dapat memilih materi yang akan dipelajari pada halaman menu,(3) informasi dapat langsung dibaca tanpa memerlukan alat, (4) dapat dirancang sebagai media belajar mandiri sesuai dengan kecepatan belajar anak, (5) dapat dibaca kembali dalam waktu yang lama apabila disimpan dengan baik, (6) dari segi efektifitas buku panduan ini mudah digandakan karena banyak mesin fotocopy yang bisa memperbanyak buku panduan. Pembuatan produk ini tentu tidak lepas dari proses yang cukup panjang sehingga memungkinkan adanya kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu produk yang dikembangkan mulai dari rancangan produk hingga produk ini terselesaikan 124

16 masih memerlukan beberapa revisi untuk mendapatkan produk yang maksimal. Sebagai upaya memaksimalkan produk yang dikembangkan dalam pembuatan produk ini memerlukan uji coba pada beberapa ahli yaitu dua ahli renang dan ahli media. Berdasarkan uji coba para ahli terdapat beberapa revisi terhadap rancangan produk yang akan dikembangkan bahwa, saran yang diberikan ahli media adalah tampilan cover perlu diperbaiki dibuat menarik, disesuaikan dengan tema dan usia anak, saran yang diberikan oleh ahli renang 1 adalah lebih meningkatkan kombinasi pembelajaran renang gaya dolphin dan memberi variasi latihan renang gaya dolphin terutama pada kaki, sedangkan saran yang diberikan oleh ahli renang 2 adalah menambah lebih banyak lagi macam macam variasi latihan, lebih teliti lagi dalam penulisan kata, untuk gambar tolong diberi keterangan mulai dari mana awal gerakan sehingga pembaca lebih mudah mengerti buku anda. Selain hasil revisi yang dilakukan dari beberapa uji coba pada para ahli, produk ini tentu tidak lepas dari ketidaksempurnaan. Keterbatasan pengalaman peneliti dalam pembuatan buku dan percetakan relatif berdampak pada kualitas produk yang dikembangkan. Selain itu, munculnya hal-hal yang bersifat kondisional dan situasional dilapangan menjadi tantangan tersendiri dalam melaksanakan penelitian ini. Namun, dari berbagai kendala yang dihadapi semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya. SIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil uji coba lapangan dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Buku panduan ini sangat mudah dipelajari, anak dapat memilih materi yang akan dipelajari pada halaman menu, dapat dirancang sebagai media belajar mandiri sesuai dengan kecepatan belajar anak, (2) Dengan adanya pengembangan berupa buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula dapat mempercepat perenang pemula untuk mempelajarai renang gaya dolphin, (3) Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk isi dari produk berupa buku panduan latihan renang gaya dolphin bagi pemula di perkumpulan renang class Malang dapat dikategorikan baik. 125

17 Daftar PUSTAKA Agus, Kahpi. Buku Materi Pokok Olahraga Air Dan Metodik. Jakarta: Universitas Terbuka. Ardhana, Wayan Konsep Penelitian dan Pengembangan Dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Lokakarya Nasional Angkatan II Universitas Negeri Malang: Malang. Arikunto, Suharsimi Prosedur Pengembangan Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Bompa, Tudor O Theory and Methodology of Training. The Key to Atheletic Performance. Second Edition. Borg, walter dan M.D. Gall Eduacation Research an Introduction. New York: Longman. David, G Renang Tingkat Mahir. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dwiyogo, Wasis D Peraturan Teknik Renang (Progaram Kajian Pustaka. Pendidikan Olahraga IKIP Malang. Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia 5-7 Tahun). Malang: IKIP Malang. Dwiyogo, Wasis D Rekayasa Pengembangan Kurikulum Pelatih Olahraga. Malang: IKIP Malang. Ermat, S. & Adang, S Pembelajaran Renang Di Sekolah Dasar. Jakarta : Diklusepora. Haller, D Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya. Joseph, M Pengajaran Individu. Malang: IKIP Malang. Mardianto Deskripsi Instrumen 1 Penilaian Buku Teks Penjasorkes untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Malang: Universitas Negeri Malang. Mielke, W Renang Membahas Teknik, Sarana dan Fasilitasnya. Semarang: Dahara Prize Munir Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV. Alfabeta. Punaji, S. & Sinkabuden Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas. 126

18 Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sulton. & Sulthoni Kemampuan Dasar Mengajar. Malang: Laboratorium TEP FIP Universitas Negeri Malang. Whycun Sejarah Renang, (Online), ( diakses 10 Agustus 2010). Winarno Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: FIP Universitas Negeri Malang. 127

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani dimana di dalamnya banyak menggunakan fisik atau motorik. Untuk memberikan pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia maupun negara-negara lain didunia. Hal ini bisa

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Renang merupakan cabang olahraga yang dilakukan di air. Olahraga renang memiliki banyak manfaat dan bisa dikatakan menjadi olahraga favorit bagi masyarakat.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa 66 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA A. Judul Bahan Ajar : Renang gaya dada/ breaststroke (gerakan tungkai/ kick action) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education Vol. 2 Januari 2018

Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education Vol. 2 Januari 2018 Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education Vol. 2 Januari 2018 PEMBELAJARAN OPERAN DADA (CHEST PASS) DALAM PERMAINAN BASKET MELALUI METODE MENGAJAR PENEMUAN TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Renang Gaya Dada Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks.agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI CLUB RENANG ARWANA KOTA KEDIRI SKRIPSI DiajuakanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGuna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaJurusan PENJASKESREK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMAINAN UMPAN DAN PINDAH UNTUK PEMANASAN LATIHAN FUTSAL PADA TIM FUTSAL BOSTA DI KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERMAINAN UMPAN DAN PINDAH UNTUK PEMANASAN LATIHAN FUTSAL PADA TIM FUTSAL BOSTA DI KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI PENGEMBANGAN PERMAINAN UMPAN DAN PINDAH UNTUK PEMANASAN LATIHAN FUTSAL PADA TIM FUTSAL BOSTA DI KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR Satuan Pendidikan : SMPN 43 Bandung Kelas/Semester : VIII/1 Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani Tema/Topik : Aktivitas Aquatik (Renang gaya dada) Alokasi

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Gaya kupu- kupu (butterfly) adalah suatu variasi dari gaya katak (gaya dada ortodox) Menurut S.P.J. Borsten, Penulis buku De Zwemsport, pada tahun

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIASI MODEL LATIHAN RENANG GAYA BEBAS UNTUK PEMULA DI PERKUMPULAN RENANG TAMAN HARAPAN MALANG

PENGEMBANGAN VARIASI MODEL LATIHAN RENANG GAYA BEBAS UNTUK PEMULA DI PERKUMPULAN RENANG TAMAN HARAPAN MALANG PENGEMBANGAN VARIASI MODEL LATIHAN RENANG GAYA BEBAS UNTUK PEMULA DI PERKUMPULAN RENANG TAMAN HARAPAN MALANG Rico Mahendra Dinata Siti Nurrochmah Tatok Sugiarto Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan aktivitas olahraga di dalam air. Olahraga renang membuat tubuh semakin sehat karena hampir semua otot tubuh bergerak sewaktu berenang. Kegiatan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA 13-15 TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI PADA SISWA PUTRI KELAS XI SEMESTER GENAP SMK NEGERI 2 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : KONTRIBUSI DORONGAN TANGAN DAN KAKI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA PADA MAHASISWA PUTRA KELAS F ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto.

Oleh: Agus Supriyanto. Oleh: Agus Supriyanto Email:Agus_Supriyanto@uny.ac.id Gaya ini diambil dari gaya cara berenang seekor binatang. Oleh sebab itu gaya ini juga disebut gaya Crawl, yang berarti merangkak, nama lain gaya ini

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG Jurnal Oleh ANGGUN ANINDITA SANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

III. METODE PEMBELAJARAN

III. METODE PEMBELAJARAN 31 III. METODE PEMBELAJARAN A. Jenis Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS PADA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER RENANG SMP AMAL BHAKTI MANISLOR TAHUN 2016 Puji Rahmi Anandia 1

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan, meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sebagai upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015

STUDI KORELASI ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015 STUDI KORELASI ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar. Bidang studi pendidikan jasmani diajarkan mulai dari kelas satu sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain di mulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU Zulbahri 1) Lusy Susanti 2) 1,2 (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Sepak takraw yaitu suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks. Agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Pembinaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh sebagian masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik di perkotaan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik dasar gerakan kaki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING UNTUK SISWA SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAGAK, KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING UNTUK SISWA SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAGAK, KABUPATEN MALANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING UNTUK SISWA SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAGAK, KABUPATEN MALANG Sri Purnami 1, I Nengah Sudjana 2 Universitas Negeri Malang sripurnami1952@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk menempuh jarak 25 meter dengan satuan detik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang adalah suatu aktivitas di dalam air upaya memindahkan tubuh dari tempat yang satu ketempat yang lain.renang juga merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin menjadi penting agar manusia dapat menempatkan diri pada kedudukan yang mulia sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBINAAN ATLET RENANG PADA PENGURUS PROPINSI DAN PENGURUS CABANG PERSATUAN RENANG SELURUH INDONESIA (PRSI) SE-ACEH TAHUN 2013

ANALISIS PEMBINAAN ATLET RENANG PADA PENGURUS PROPINSI DAN PENGURUS CABANG PERSATUAN RENANG SELURUH INDONESIA (PRSI) SE-ACEH TAHUN 2013 ANALISIS PEMBINAAN ATLET RENANG PADA PENGURUS PROPINSI DAN PENGURUS CABANG PERSATUAN RENANG SELURUH INDONESIA (PRSI) SE-ACEH TAHUN 2013 Dadi Dartija 1 Abstrak Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa olahraga saat ini sangat menjadi kebutuhan bagi manusia. Karena kegiatan olahraga merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA KUPU-KUPU MENGGUNAKAN ALAT BANTU HANDFIN DI KLUB OSCAR FAMILY CLUB KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA KUPU-KUPU MENGGUNAKAN ALAT BANTU HANDFIN DI KLUB OSCAR FAMILY CLUB KABUPATEN MALANG PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN RENANG GAYA KUPU-KUPU MENGGUNAKAN ALAT BANTU HANDFIN DI KLUB OSCAR FAMILY CLUB KABUPATEN MALANG Nur Cholis Tatok Sugiarto Usman Wahyudi Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA MAHASISWA PUTRA ILMU KEOLAHRAGAAN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA MAHASISWA PUTRA ILMU KEOLAHRAGAAN HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA MAHASISWA PUTRA ILMU KEOLAHRAGAAN Dodi Iskandar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan 23 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasikan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS BOLAVOLI MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X DI SMK GRAFIKA PGRI- PAKIS IGIT AGUS SARA & MASHUD

PENERAPAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS BOLAVOLI MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X DI SMK GRAFIKA PGRI- PAKIS IGIT AGUS SARA & MASHUD PENERAPAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS BOLAVOLI MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X DI SMK GRAFIKA PGRI- PAKIS IGIT AGUS SARA & MASHUD Jl. Bandung Malang FIK Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Permainan Tradisional Bolgrang Siswa Kelas V SDN Gedong 03 Uptd Pendidikan Kecamatan Banyubiru Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya Play Group sampai dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN PRESTASI SENAM LANTAI ROLL DEPAN PADA SISWA PUTRI KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 NGLEGOK KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan Abstrak Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan hasil belajar renang gaya bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN SHOOTING DARI DAERAH MEDIUM RANGE PADA TIM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 9 MALANG

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN SHOOTING DARI DAERAH MEDIUM RANGE PADA TIM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 9 MALANG PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN SHOOTING DARI DAERAH MEDIUM RANGE PADA TIM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 9 MALANG Fajar Hidayatullah (fajar@stkippgri-bkl.ac.id) Ditulis sebagai skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR A. Judul Bahan Ajar : Pengenalan air (Menginjak air) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengenalan air dengan baik dan benar C. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI PERSATUAN SEPAKBOLA GARUDA MUDA KABUPATEN KEDIRI S K R I P S I

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI PERSATUAN SEPAKBOLA GARUDA MUDA KABUPATEN KEDIRI S K R I P S I PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI PERSATUAN SEPAKBOLA GARUDA MUDA KABUPATEN KEDIRI S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! 1. Pada waktu menggiring bola, pergelangan kaki ditahan ke atas saat mendorongkan bola, sedangkan posisi kaki juga di atas

Lebih terperinci