BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Sepak takraw yaitu suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring/net. Tinggi net putra 1,55 meter dipinggir dan minimal 1,52 meter ditengah, sedang tinggi net putri 1,45 meter dipinggir dan minimal 1,42 meter ditengah. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari permainan ini adalah setiap pihak harus berusaha mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Permainan ini dilakukan oleh dua regu yang berlawanan, Permainan ini dimulai dengan melakukan servis, yang dilakukan oleh tekong ke daerah lapangan lawan. Kemudian pemain regu lawan mencoba memainkan bola dengan menggunakan kaki dan kepala dan anggota badan selain tangan, sebanyak tiga kali sentuhan. Inti dari permainan ini adalah setiap regu harus berusaha sekuat mungkin untuk menjatuhkan bola takraw di daerah lawan dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali dengan tangan. Yang paling mematikan adalah serangan dengan menggunakan smash, biasanya menggunakan smash kedeng, karena smash ini sangat keras dan bolanya sangat sulit untuk dikembalikan. Di Indonesia sendiri permainan ini termasuk jenis permainan yang baru di kembangkan untuk memperoleh prestasi yang membanggakan. Di daerahdaerah di seluruh Indonesia mulai di bangun pusat-pusat pelatihan sepak takraw 1

2 2 dengan tujuan agar lahir atlet-atlet sepak takraw yang nantinya akan mempunyai prestasi yang membanggakan Namun, untuk para pemula jenis permainan ini termasuk jenis permainan yang sulit. Karena dimainkan dengan bola yang berukuran kecil yang terbuat dari rotan dan bola tersebut tidak boleh di jatuhkan di areanya sendiri sehingga pada permainan ini di butuhkan konsentrasi yang tinggi antara koordinasi mata dan kaki sehingga cukup menyulitkan untuk di mainkan oleh para pemula. Masalah sering muncul ketika pemain harus mengontrol, menyepak dan memberi umpan kepada rekannya pada saat menerima bola yang keras dan kencang dari lawan. Sementara pemain tersebut harus mengontrol dan mengumpan bola kepada rekan nya agar bisa di smash untuk membuat serangan balik ke arah lawan. Sering para pemula tidak bisa mengontrol, menyepak dan mengumpan bola dengan baik yang di sebabkan karena mereka belum terbiasa dengan bola takraw yang berukuran agak kecil, sehingga bola yang di kontrol menjadi liar dan tidak bisa di umpan kepada rekannya dengan baik, hal tersebut di sebabkan karena perkenaan bola takraw dengan kaki bagian dalam pemain tidak pas dengan teknik dasar sepak sila yang benar. Begitu pula yang di rasakan oleh para siswa kelas VI SD Negeri 2 Giritontro. Mereka merasa kesulitan dalam pelajaran permainan ini yaitu pada permainan sepak takraw, mereka setelah mendapatkan pelajaran olahraga yang materinya bermain sepak takraw mengatakan bahwa mereka merasa kesulitan dalam melakukan servis bawah. Padahal dalam permainan sepak takraw servis bawah sangatlah penting untuk memulai suatu permainan. Dalam hal ini mereka merasa kesulitan pada perkenaan bola dengan kaki mereka. Kebanyakan dari mereka merasa kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menyepak bola saat bola sudah di umpan oleh rekannya pada saat memulai servis bawah. Pada kenyataannya, karena mereka baru mengenal permainan sepak takraw dalam hidupnya,sehingga koordinasi mata dan kaki mereka belum terbiasa untuk melakukan sepakan dalam servis bawah. Sehingga timing dalam melakukan servis bawah harus lebih di tekankan.

3 3 Dari data yang di peroleh, di kelas VI SD Negeri 2 Giritontro menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran khususnya pada pelajaran sepak takraw yaitu pada servis bawah. Dari 25 siswa, yang tuntas hanya sebanyak 9 siswa atau 36% dan yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 64%, yang tidak menguasai materi sepak takraw servis bawah yang diajarkan. Sedangkan KKM pada materi ini adalah 65. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor di antaranya, proses belajar mengajar hanya didominasi oleh beberapa siswa saja, ini menunjukkan kurang efektifnya suatu proses belajar dan pembelajaran yang diterapkan dan kurangnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, karena guru mata pelajaran hanya mengamati siswa yang sedang bermain saja, sedang siswa yang lain tidak di perhatikan sehingga siswa yang lain hanya ikut melihat jalannya permainan, bagi siswa yang lain mereka kurang aktif di karenakan karena alat bantu pembelajaran yang di gunakan sangat minim bahkan sama sekali sering tidak menggunakan alat bantu modifikasi. Sehingga dianggap membosankan dan kurang disenangi karena tidak adanya alat bantu pembelajaran yang menarik bagi siswa, seharusnya ada alat bantu pembelajaran yang di modifikasi dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan anak Akibatnya hanya sebagian siswa saja yang secara aktif mengikuti proses pembelajaran, sedangkan beberapa siswa yang lain masih asik bercanda, berbicara dengan teman atau bermain sendiri di lapangan tanpa menghiraukan materi apa yang sedang dilakukan. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan partisipasi siswa dan sekaligus dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar servis bawah sepak takraw menuntut seorang guru penjas harus memilik kreativitas dalam memodifikasi alat bantu pembelajaran dalam membelajarkan servis bawah sepak

4 4 takraw. Kebanyakan dari para guru adalah kurang nya menggunakan alat bantu pembelajaran yang di modifikasi dalam tiap pembelajarannya. Hal seperti itu menjadikan anak kurang senang atau bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani mutlak perlu dilakukan. Guru dalam hal ini harus memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi keterampilan yang hendak diajarkan dengan alat bantu pembelajaran yang di modifikasi agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kesulitankesulitan yang dihadapi siswa harus dicarikan solusi yang tepat,sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepada siswa akan tetapi guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk pembelajaran. Dengan demikian perlu dilakukan sebuah pembelajaran yang membuat siswa merasa senang, aktif, tidak malas-malasan dalam melaksanakan materi pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang di modifikasi tanpa mengesampingkan materi pokok pembelajaran yaitu untuk meningkatkan keterampilan dasar servis bawah sepak takraw. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah hasil belajar servis bawah permainan sepak takraw dapat di tingkatkan dengan memodifikasi media dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Giritontro Tahun Ajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan hasil belajar servis bawah permainan

5 5 sepak takraw menggunakan modifikasi media bantu dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Giritontro Tahun Ajaran 2012/2013. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Siswa kelas VI SD Negeri 2 Giritontro: a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. b. Meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran penjas. c. Membangun motivasi belajar siswa pada pembelajaran penjas. 2. Bagi Guru Penjas kelas VI SD Negeri 2 Giritontro : a. Meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran. b. Dapat memilih alternatif pembelajaran yang akan dilakukan. c. Meningkatkan kerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. d. Lebih mengefektifkan waktu pembelajaran. 3. Bagi Sekolah : Penelitian ini memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam maupun luar kelas, sehingga akan meningkatkan kualitas sekolah yang diteliti.