KONSEP KEIMANAN MENURUT AGAMA KHONGHUCU (Studi Analisis) S K R I P S I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP KEIMANAN MENURUT AGAMA KHONGHUCU (Studi Analisis) S K R I P S I"

Transkripsi

1 KONSEP KEIMANAN MENURUT AGAMA KHONGHUCU (Studi Analisis) S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf Terapi (TP) Disusun Oleh: SIGIT TRI PRASETYO NIM : FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

2 KONSEP KEIMANAN MENURUT AGAMA KHONGHUCU (Studi Analisis) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf Terapi (TP) Oleh : SIGIT TRI PRASETYO NIM : Pembimbing II Semarang, 16 Januari 2008 Disetujui oleh: Pembimbing I (Rokhmah Ulfa, M.Ag.) (Dr. Ahmad Suriadi, MA) NIP NIP ب

3 PENGESAHAN : Skripsi saudari Sigit Tri Prasetyo dengan nomor induk mahasiswa (NIM) di munaqosahkan oleh penguji skripsi Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal: 30 Januari 2008 Dan telah di terima dan di sahkan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Ushuluddin Pembantu Dekan III/ Ketua Sidang Dr. Yusuf Suyono, MA. NIP Pembimbing I Penguji I Dr. Ahmad Suriadi, MA. Dr. Muhyar Fanani. M.Ag. NIP NIP Pembimbing II Penguji II Rohmah Ulfah, M.Ag. Fitriyati, S.Psi,M.Si NIP NIP Sekretaris Sidang Sulaiman al Kumayi, M.Ag. NIP ج

4 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan. Semarang, 20 Januari 2008 Deklarator Nur Latifah NIM د

5 MOTTO ö/ä3s9 ö/ä3ãψƒïš u Í<uρ È ÏŠ Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. (QS. Al-Kafirun:6) ه

6 PERSEMBAHAN Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, simpul-simpul kata dalam jilidan kertas ini, penulis persembahkan kepada: Abah (alm) dan Ibu tercinta Kakak (Eka Agust, Dwi Arie, Anwar) dan adik (Iful) serta keponakanku tercinta (Dafa) Temen-temenku seperjuangan (Fahmi, Aji, Dian, Irfan, Sutrisno, Refi) Temanku nan jauh disana Temen-teman IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) yang selalu memberi dukungan dan pengertiannya Temen-temen Wisma al-faruqi (Kang Joyo, Kang Rifen, Tajib, Sudargono) و

7 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha penyayang, sebab atas hidayah-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salam tadhim teruntuk kekasih Allah Muhammad SAW yang kehadirannya melahirkan peradaban yang santun dan agung. Tak lupa salam sejahtera juga teruntuk keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul "Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dalam Penanganan Juvenile Delinquency (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo)" disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S1, pada fakultas Ushuluddin, IAIN Walisongo Semarang. Penulis sadar sepenuhnya, bahwa skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan tanpa uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik yang bersifat materiil maupun spirituil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA, selaku rektor IAIN Walisongo Semarang beserta staf. Yang telah bertanggung jawab penuh terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar di lingkungan IAIN Walisongo. 2. Bapak Dr. Abdul Muhaya, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang beserta staf. Yang telah memberikan sarana dan prasarana dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ahmad. Suriadi, MA dan Ibu Rohmah Ulfah, M.Ag, selaku dosen pembimbing. Yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak, Ibu dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai ilmu pengetahuan dan stimulan intelektual yang sangat berharga selama studi. 5. Bapak dan Ibu tercinta, Wagimin, BA dan Sulastri atas cinta, bimbingan, doa serta segala buai tak terhingga yang tiada tara putusnya. ز

8 6. Bapak Kepala Departemen Hukum dan HAM Wilayah Jawa Tengah beserta staf. Yang telah memberikan izin untuk penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. 7. Bapak Nur salim, BC.IP.SPd.Msi, selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo beserta staf. Yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabatku di Metamorfosa house yang setia menemani dan mencurahkan perhatiannya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. New Comp. Yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak dapat menjadi amal yang baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya. Semarang, 20 Januari 2008 Penulis Sigit Tri Prasetyo ح

9 ABSTRAKSI Juvenile delinquency merupakan perilaku anak-anak atau remaja yang bersifat pelanggaran hukum yang berlaku dan nilai-nilai moral yang bertentangan dengan norma sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat dan banyak merujuk pada masalah sosiopsikologis, kadang pula digolongkan penyakit sosial. Kejahatan anak remaja (juvenile delinquency) makin hari makin menunjukkan kenaikan jumlah dalam kualitas kejahatan dan peningkatan kegarangan serta kebengisan yang dilakukan dalam aksi-aksi kelompok seperti kebut-kebutan di jalan raya yang membahayakan, ugal-ugalan, perkelahian antar gang, kecanduan dan ketagihan bahan narkoba dan sebagainya. Gejala ini akan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, industrialisasi dan urbanisasi. Sehingga menimbulkan dampak negatif pada dirinya, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, harus ada yang bertanggung jawab penuh terhadap juvenile delinquency. Salah satunya yakni lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo yang merupakan tempat untuk menangani juvenile delinquency. Penanganan juvenile delinquency di lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo diantaranya yakni melalui kegiatan diskusi kelompok terarah (DKT). Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui gambaran umum diskusi kelompok terarah (DKT) di lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo, 2) Untuk mengetahui penanganan juvenile delinquency di lembaga kemasyarakatan anak Kutoarjo dan 3) Untuk mengetahui faktor munculnya juvenile delinquency di lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo. Berangkat dari permasalahan di atas penulis ingin mengkajinya dengan metode analisa kualitatif deskriptif yaitu suatu teknik yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan mengenai apa yang ada tentang kondisi suatu obyek, setting sosial, sistem penelitian atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan teknik analisis kualitatif dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diskusi kelompok terarah (DKT) di LP anak merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya menangani juvenile delinquency. Penanganan juvenile delinquency di Lembaga Pemasyarakatan anak Kutoarjo menggunakan dua cara; yakni penanganan secara khusus (diskusi) dan penanganan secara umum (pendidikan). Pelaksanaan diskusi kelompok terarah (DKT) yang diadakan di LP anak Kutoarjo, mempunyai pengaruh yang positif terhadap penanganan juvenile delinquency. Dan faktor munculnya juvenile delinquency di lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo yakni: faktor internal anak didik, faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan. ط

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAKS... vii HALAMAN PERNYATAAN... viii DAFTAR ISI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Pokok Masalah... 4 C. Tujuan Penulisan Skripsi... 5 D. Manfaat Penulisan Skripsi... 5 E. Tinjauan Pustaka... 5 F. Metode Penelitian Skripsi... 6 G. Sistematika Penulisan Skripsi... 8 BAB II KAJIAN AGAMA KHONGHUCU A. Siapa Itu Nabi Khonghucu Masa Kecil Nabi Khonghucu Masa Muda Nabi Khonghucu B. Bagaimana Ajaran-Ajaran Agama Khonghucu Ajaran Metafisika Ajaran Etika Ajaran Tentang Peribadatan BAB III KONSEP KEIMANAN AGAMA KHONGHUCU A. Pengertian Agama B. Pengertian Keimanan Menurut Agama Khonghucu ي

11 C. Macam-Macam Keimanan Delapan Ajaran Iman Konsep Ketuhanan Dalam Agama Khonghucu BAB IV ANALISIS A. Tentang Konsep Keimanan Menurut Agama Khonghucu B. Implikasi Konsep Keimanan Dalam Kehidupan Sehari-hari C. Konsep Keimanan Agama Khonghucu dalam Perspektif Islam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP ك

12 Judul : Konsep Keimanan Menurut Agama Konghucu Dan Agama Islam (Studi Komperatif) Nama : Sigit Tri Prasetyo NIM : Jurusan : Perbandingan Agama A. Latar Belakang Berbagai kepercayaan dan peribadatan agama sudah menjadi ciri universal masyarakat manusia. namun manusia tidak hanya berdoa menyembah (Tuhan) dan berkorban, mereka juga memikirkan secara mendalam peribadatan-peribadatan mereka sendiri, dengan demikian berkembang kajian-kajian mengenai keagamaan. Agama merupakan kebutuhan manusia yang pokok, agama juga bisa memberikan rasa berani dan rasa takut. Agama menurut E.B. Taylor yaitu suatu kepercayaan terhadap wujud-wujud spiritual. Agama bisa diartikan suatu ekspresi yang berbentuk ketergantungan kepada kekuatan di luar diri kita sendiri, yakni kekuatan yang dapat kita katakan sebagai kekuatan spiritual atau kekuatan moral. Keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan, dan berfungsi untuk mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial. Berbicara masalah agama tentu berkaitan dengan masalah keimanan seseorang, iman bisa diartikan sebagai percaya pada hal-hal yang tidak nampak, tidak bisa diterima oleh akal tapi kita percaya bahwa di dunia ini adanya Kausa Prima. Setiap agama di Indonesia boleh hidup dan berkembang selama agama tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, apalagi bangsa ini dikenal dengan pluralis keberagamaan dan hidup berdampingan antar pemeluk agama.

13 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbedaan dan persamaan iman menurut agama Konghucu dan agama Islam? 2. Bagaimana implementasi terhadap kehidupan sehari-hari? 3. Bagaimana implementasi dalam kehidupan beragama? C. Sumber Data 1. Sumber data primer Adalah sumber data yang memberikan data langsung. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah kitab suci agama Konghucu dan Wu Jing) dan kitab suci agama Islam (al-qur'an dan Hadist). 2. Sumber data sekunder Adalah data-data yang mendukung untuk melengkapi sumber data primer (buku-buku yang berkaitan dengan judul) D. Metode pengumpulan data Data kepustakaan yaitu mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku pendapat yang intinya akan dijadikan sebagai landasan dalam teori. Data kepustakaan ini dipakai untuk mencari dan mengumpulkan data atau keterangan dengan cara membaca buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas.

14 KONSEP RUKUN IMAN MENURUT AGAMA KONGHUCU DAN AGAMA ISLAM (STUDI KOMPERATIF) PROPOSAL Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Pembuatan Skripsi Dalam Ilmu Ushuluddin Disusun Oleh SIGIT TRI PRASETYO NIM : FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

15 BAB II KAJIAN AGAMA KHONGHUCU A. Siapa Itu Nabi Khonghucu? 1. Masa Kecil Nabi Khonghucu Khonghucu lahir di kota Tsou, di negeri Lu. Leluhurnya adalah Kung Fang Shu (yang merupakan generasi ke sembilan dari raja muda negeri Sung dan generasi ke empat sebelum Kong Hu Zu). 1 Khonghucu adalah keturunan bangsawan miskin lahir tahun 551 SM dan wafat tahun 479 SM (dalam usia 72 tahun) berasal dari propinsi Syantung. 2 Dari sebuah keluarga yang sederhana, jujur dan setia berbakti kepada Thian. Konon lahirnya di iringi oleh peristiwa-peristiwa ajaib, pada tubuhnya juga tampak juga tampak tanda-tanda yang luar biasa. 3 Hut adalah ayah Khonghucu, istrinya berasal dari seorang wanita dari keluarga Yen, muridmuridnya pada masa itu menyebut Khonghucu yang berarti guru Kong. Setelah Khonghucu lahir, ayahnya wafat dan dimakamkan di Fangshon. Yang terletak dibagian paling timur negeri Lo (di Shan-Tung). Khonghucu ragu atas lokasi kuburan bapaknya yang sebenarnya, sebab itu ibunya telah merahasiakan hal itu. Ketika Khonghucu masih kanak-kanak dia membuat mainan penyembahan untuk korban dan nyanyian upacara. 4 Pada waktu ayahnya meninggal usia Khonghucu 3 tahun, kemudian Khonghucu di asuh oleh ibu dan kakeknya. 5 Pada saat ibu Khonghucu wafat, dia dikuburkan sementara waktu, untuk kepentingan penyembahan. Ibunya wafat pada saat ibu dari Wanfu Tsau memberitahukan kepada Khonghucu tentang kuburan ayahnya yang 1 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, Pelita Kebajikan, Jakarta, 2005, hlm Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama, Bumirestu, Jakarta, 1986, hlm A. Mukti Ali, dkk, Agama-agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 1988, hlm M. Ikhsan Tanggok, op.cit., hlm M. Nahar Nawawi, Memahami Khonghucu Sebagai Agama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm

16 11 sebenarnya. Setelah ia tahu mengenai lokasi kuburan tersebut, segera Khonghucu memakamkan ibunya di dekat kuburan ayahnya di Fangshan. Ketika Khonghucu berusia 4 tahun, ia bermain dengan temanteman sebayanya, dalam bermain ia senang memimpin teman-temannya dalam menirukan orang-orang dewasa melakukan upacara sembahyang. Pada ibunya, ia pernah meminta alat-alat sembahyang tiruan yang disebut Coo-Coo dan Too. 6 Kedua alat tersebut selalu digunakan orang cina dalam melakukan sembahyang, ini menunjukkan sejak kecil Khonghucu telah memperlihatkan sifat-sifat yang mulia, yaitu sangat menghargai atau menghormati para leluhurnya. 7 Pada waktu itu Khonghucu sudah mulai membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan keuangan, Khonghucu terpaksa mencari nafkah sendiri, mula-mula dengan melakukan kerja kasar. Penderitaan dan kemiskinan sejak masa muda menyebabkan beliau merasa mempunyai ikatan dengan kebanyakan, yang akan terbayang dalam nada demokratis dari keseluruhan filsafatnya. 8 Pada usia 7 tahun, Khonghucu secara formal bersekolah di Perguruan Yan Ping Tiong sekolah yang dikelola oleh ayah Yan Ping Tiong. Yan Ping Tion adalah orang yang kemudian terkenal sebagai Perdana Menteri Negeri Cee. Di sekolah, Khonghucu dan teman-temannya diajari cara menyiram, membersihkan lantai, tanya jawab, budi pekerti, musik, naik kuda, memanah, bahasa dan berhitung. Pendidikan formal Khonghucu hanya berlangsung selama tujuh tahun dan setelah itu pada saat usia 17 taun ia terpaksa meninggalkan sekolah untuk bekerja demi meringankan pekerjaan ibunya Masa Muda Nabi Khonghucu Pada usia 19 tahun, Khonghucu menikah dengan seorang gadis dari keluarga Kian-Kwan dari negeri Song. Acara pernikahan hanya dilakukan Coo adalah sejenis kotak untuk menempatkan manisan dan Too adalah sejenis mangkok 7 M. Ikhsan Tanggok, op.cit., hlm Huston Smith, Agama-Agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 9 M. Ikhsan Tanggok, op.cit., hlm. 14.

17 12 secara sederhana dan tidak terlalu mencolok seperti yang dilakukan orang pada saat itu. Dari pernikahan tersebut, ia mendapatkan seorang anak lakilaki yang diberi nama Li atau Pik-Gi, Li berarti ikan gurami sedangkan Pik-Gi adalah putra pertama yang bernama ikan. Pik-Gi tampaknya tidak secemerlang ayahnya namun anaknya (cucu Khonghucu) yang bernama Cu Su berhasil meneruskan kakeknya (Khonghucu) dengan membukukan kitab Tiong Yong (tengah sempurna). Kitab Tiong Yong tersebut dijadikan tuntunan keimanan bagi umat Khonghucu di Indonesia. Ketika Khonghucu berusia 20 tahun, ia bekerja kepada keluarga bangsawan besar Kwi-Sun. hal ini ia lakukan untuk membiayai kehidupan rumah tangganya. 10 Khonghucu sangat cerdas dan suka bergaul serta berminat pada pengetahuan. Umur 22 tahun Khonghucu telah dapat mendirikan sebuah sekolah untuk memberi pelajaran bagi anak-anak muda. Sekolahnya sangat disukai dan pelajarannya sendiri menarik perhatian masyarakat. 11 Di kepala keluarga bangsawan besar Kwin-Sun. Khonghucu diberi tugas sebagai kepala dinas pertanian. Meskipun pekerjaan ini kurang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, namun Khonghucu tetap dapat melaksanakan itu sebaik-baiknya. Dalam menguasai seluruh pekerjaan pengumpulan hasil bumi kepala keluarga bangsawan besar Kwi-Sun, Khonghucu selalu menjaga jangan sampai ada kekurangan dan pemerasan yang dapat merugikan para petani. Disamping itu, mereka juga banyak berdialog dan beramah-tamah dengan para petani. Karena sikapnya yang ramah ini, ia jadi banyak tahu tentang persoalan yang dihadapi para petani. 12 Berkat ketekunan dan pandai bergaulnya Khonghucu akhirnya diberi kepercayaan oleh bangsawan besar Kwin-Sun untuk mengelola Dinas peternakan yang ada pada waktu itu mempunyai banyak masalah. Semasa kecilnya Khonghucu sudah ditinggalkan oleh ayahnya pada usia 3 tahun. Pada usia 26 tahun, ibu Khonghucu wafat. Jadi pada 10 Ibid 11 Hasbullah Bakry, op.cit., hlm M. Ikhsan Tanggok, op.cit., hlm.15.

18 13 usia 26 tahun ia sudah tidak mempunyai kedua orang tua. Ayahnya bernama Siok-Ling Hut dan ibunya bernama Tien-cai. Untuk kepentingan berkabung, terpaksa Khonghucu melepaskan jabatannya sebagai pemimpin Dinas pertanian dan peternakan sebelum ibunya wafat. Baru setelah 27 bulan kemudian ia aktif kepada pekerjaannya. Selain melakukan perkabungan atas wafat orang tuanya, Khonghucu pada usia 29 tahun tersebut juga belajar musik dari Su Sing, si guru musik. Hal ini, di siapkan untuk melaksanakan tugas suci-nya nanti. Oleh karena itu pada usia 30 tahun ia telah teguh pendiriannya. Ketika Khonghucu berusia 30 tahun, Cee King Kong, raja muda generasi Cee dan perdana menterinya Yan Ing atau Yang Ping Tiong, berkunjung ke negeri Lo. Kepada Khonghucu ia bertanya, mengapa Chien Bok Kong, raja muda negerinya kecil dan terletak di daerah perbatasan barat diakui sebagai raja muda pemimpin. Khonghucu menjelaskan, meskipun negeri Chien itu kecil, terletak jauh dari pusat dan negeri-negeri yang besar, tetapi Chien Bok Kong mampu membina rakyat sehingga mempunyai keberanian, cinta tanah air, dapat menjalankan pemerintahan yang adil, bersih dan sejahtera. Setelah mengadakan pertemuan dengan Khonghucu di negeri Lo, Cee King Kong merasa terkesan dengan pertemuan itu. Untuk itulah tidak lama kemudian ia mengirim utusan ke negeri Lo untuk mengundang Khonghucu ke negerinya dan memberikan hadiah sawah yang terletak di daerah Liem Khiu kepada Khonghucu karena merasa belum pantas menerima pemberian dari Cee King Kong, Khonghucu terpaksa menolak pemberian tersebut. 13 Pada umur 31 tahun Khonghucu diangkat sebagai gubernur dari propinsi Tyung Tu, kemudian diangkat oleh raja sebagai menteri kehakiman setelah raja yang mengangkatnya wafat Khonghucu mengembara beserta tiga orang muridnya yang terkenal, Yen Hwei, Tse 13 Ibid., hlm.15-16

19 14 Kung dan Tse Lu. Pada tahun 484 SM (dalam umur 67 tahun), Khonghucu kembali menetap di kota Lu (mendirikan sekolah) dan menyebarkan ajarannya sehingga wafat. 14 Sejak berumur 35 tahun ia mulai terlihat dalam percaturan pemerintah yakni sejak raja muda Ciau. Pada usia antara tahun Khonghucu aktif dalam pemerintahan dan terakhir menjabat sebagai menteri kehakiman merangkap perdana menteri. Dalam waktu relatif singkat, ia mampu mengangkat martabak negeri Lo sehingga dihormati oleh negeri-negeri lain. Ia berhasil dan berpengalaman dalam memperbaiki pemerintahan Lo yang kacau, penuh peperangan, korupsi dan kesengsaraan rakyat, melalui perbaikan sistem pemerintahan, filsafat dan etika, dengan tetap berakhir pada tradisi kepercayaannya. Pengalaman birokrasi pemerintahan dan politik itu tidak begitu lama, karena raja muda Tiang jatuh karena mengabaikan sistem pemerintahan yang telah lama dibina oleh Khonghucu. Dalam usia 56 taun ia meninggalkan negeri Lo dan mengembara ke dalam dunia spiritual serta memposisikan sebagai BOK TOK (genta rohani). Selama 13 tahun Khonghucu mengembara dan menyampaikan ajaran ke berbagai negeri, sambil menyempurnakan agama Li Kau yang saat itu mulai pudar karena kekalutan zaman. 15 Ketika di izinkan ke negerinya, ia sudah berumur 68 tahun, sisa hidupnya dihabiskan untuk mengajarkan pahamnya dan meneliti warisan-warisan lama. Ia menghasilkan sebuah karya yang disebut Ch un-tsi in, Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur. 16 Kemudian ia wafat pada usia 72 tahun. Tepatnya pada tanggal 18 bulan dua Imlek, 479 SM dan dimakamkan di kota Chii Fu, Shantung. Misi genta rohani (Bok Tok) dilanjutkan oleh murid-muridnya dan para penganut. Salah satu penganut yang terkenal berjasa ialah Bing Cu, seorang penulis terakhir kitab suci Khonghucu, yang diberi gelar A Sing (wakil Nabi). Penulis, serta penafsir, juga penerus 14 Hasbullah Bakry, op.cit., hlm M. Nahar Nawawi, op.cit., hlm A. Mukti Ali, op.cit., hlm.219

20 15 ajaran Khonghucu. Ia lair 107 tahun sesudah Khonghucu meninggal atau tepatnya 375 SM. Ia berhasil menulis kitab suci Mencius (ajaran Bing Cu) dan berjuang dengan gigih menjaga kelurusan ajaran agama Khonghucu menanggapi berbagai ajaran yang muncul pada zaman peperangan antar negeri. 17 B. Bagaimana Ajaran-Ajaran Agama Khonghucu 1. Ajaran Khonghucu Bila kita membicarakan ajaran agama-agama seperti Hindu atau Budha, maka tidak akan lengkap bila kita tidak membahas tentang ajaran agama Khonghucu. Konfucianisme adalah suatu pandangan hidup yang pernah diajarkan Khonghucu. Di dalam ajaran Khonghucu menuangkan hasil pikirannya dalam bentuk filsafat yang mengandung tendensi psikologis, sosial dan kebudayaan pada zamannya. Dengan ajaranajarannya itu dia terkenal dengan guru kung karena ia memang pantas dipandang demikian terutama pengikut-pengikutnya. 18 Ajaran-ajaran Khonghucu berisi pandangan yang banyak berhubungan dengan masalah humanisme (kemanusiaan), tata susila dan watak-watak kemanusiaan yang berguna untuk hidup bermasyarakat. Dengan kata lain dapatlah dianggap bahwa ajaran Khonghucu tersebut mengandung unsur pembentukan akhlak yang mulia bagi bangsa Tiongkok serta konsepsi yang mempedomani cara-cara mengatur pemerintahan yang sebaik-baiknya pada masa itu. 19 Dilihat dari ajarannya, Khonghucu merupakan kumpulan agama ajaran agama yang bersumber dari ajaran klasik sebelum Khonghucu lahir. Menurut penganut-nya, Khonghucu merupakan ajaran yang telah diturunkan oleh Thian (Tuhan Yang Maha Esa) lewat para Nabi dan raja suci purba, ribuan tahun sebelum Khonghucu lahir. Sejak raja suci Tong 17 Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1990), hlm Ibid., hlm.29

21 16 Giau (2357 SM SM) dan Gi Sun (2255 SM SM) telah diletakkan dasar-dasar agama Khonghucu. Dengan didampingi oleh Nabi Koo You dan Nabi Ik yang sekarang tersusun dan dapat dalam Su King (kitab dokumentasi sejarah suci). Disamping Su King (ajaran klasik) terdapat juga kitab Siking (sajak), Ya King (kejadian), Lee King (kesusilaan dan kepribadian) dan Chun Chin King (sejarah zaman Chun Chin). Kelima kitab ini merupakan kitab suci (Ngo King) klasik yang sudah ada di abad sebelum Khonghucu lahir. Khonghucu lebih berperan sebagai penghimpun, penyusun dan penerus ajaran raja suci dan Nabi purba, ia bukan pencipta ajaran klasik Ji Kau, sebagaimana diajarkan dalam kitab sabda suci VII, 1.2 : Aku hanya meneruskan, tidak menciptakan. Aku sangat menaruh percaya dan suka pada yang kuno itu. Dengan demikian apa yang sekarang yang disebut ajaran Khonghucu atau agama Khonghucu (Ji Kau : Ru Chioo) bukanlah agama yang ada dan lahir pada zaman Khonghucu hidup, tetapi sudah ada 2068 tahun sebelumnya. Khonghucu berperan menghidupkan kembali ajaran klasik. Komponen kedua, tetapi merupakan pokok dari ajaran Khonghucu ialah semua ajaran yang termaktub dalam kitab suci atau kitab yang empat yakni Thai Hak (kitab ajaran besar), Tiong Young (kitab tengah sempurna) Lung Gi (kitab sabda suci) dan kitab Mancius (kitab Bingsu) sebenarnya yang murni ajaran Khonghucu adalah 3 kitab, sedang kitab Plencius merupakan ajaran dari Bingsu yang hidup satu abad setelah Khonghucu wafat. Isinya merupakan percakapan Bingsu dengan raja-raja, tokoh-tokoh aliansi dan pemikir yang ada pada waktu itu. Meskipun Bing Su terpisah dengan Khonghucu oleh waktu yang lama, tetapi Bing Cu diyakini sebagai (wakil). Wakil Nabi yang telah berjasa menegakkan meluruskan kembali

22 17 kemurnian ajaran Khonghucu. Oleh karena itu ajarannya dimasukkan dalam bagian kitab suci Ajaran Metafisika Nabi Khonghucu menghindari membicarakan hal-hal yang metafisika dan abstrak. 21 Namun ia tidak meragukan tentang adanya tuhan Yang Maha Esa yang dianut masyarakatnya. Bahkan ia lebih meneguhkan pemujaan terhadap leluhur, dengan kesetiaan pada sanak keluarga dan penghormatan pada orang tua. 22 Ajaran metafisika justru banyak bersumber pada kitab klasik, kitab yang sudah ada sebelum Khonghucu lahir. Yang dimaksud disini ialah ajaran yang mencakup konsep tentang Tuhan, manusia, alam semesta dan konsep tentang hidup sesudah mati. Tuhan dalam ajaran Khonghucu sering disebut dengan istilah Thisu atau Tee artinya tuhan yang maha besar atau tuhan yang menguasai langit dan bumi. Di dalam kitab Ngo King biasa diberi kata sifat sebagai berikut : - Siang Thian artinya thisu yang maha tinggi - Hoo Thian artinya thisu yang maha besar - Chong thian artinya thisu yang maha suci - Bien thisu artinya thisu yang maha pengasih - Hong thisu artinya thisu yang maha kuasa, maha pencipta - Sing tee artinya tee yang menciptakan alam semesta Khonghucu sendiri percaya adanya thisu yang selalu harus dihormati dan dipuja karena dialah yang menjaga alam semesta. Oleh karena itu, manusia harus melakukan upacara keagamaan sederhana dan senikmat mungkin akan mendapatkan berkah dari thisu. Dalam kaitan ini, 20 Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm A. Mukti Ali, dkk., op.cit., hlm Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian I, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 19930, hlm.252

23 18 umat manusia harus mencermati dan melandasi tingkah laku orang tua, karena menurut Khonghucu orang tua adalah wakil thisu. 23 Selain kepercayaan terhadap thisu dalam ajaran Khonghucu terdapat juga terdapat kepercayaan terhadap malaikat (dewa-dewa), rohroh suci dan para Nabi, para penganutnya perlu melakukan penghormatan, sesaji dna kepribadian pada mereka, pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang baik. Manusia berkewajiban merealisasikan kodrat yang baik dan memelihara yang sudah mati. Selain itu manusia terdiri dari kehidupan jasad (phik) tempat berkembangnya nyawa (kwi) dan semangat (khi) sebagai tempat berkembangnya roh yang harmonis itulah yang hendak dicapai dalam bimbingan agung. 24 Suatu ketika, Chung Yu, salah seorang muridnya bertanya kepada Khonghucu tentang jiwa, yang dijawabnya: Jika kamu tidak dapat mengetahui orang bagaimana kamu dapat mengetahui jiwa? Apabila ia ditanya tentang kematian; ia menjawab: Jika kamu belum mengerti tentang hidup, bagaimana kamu bisa mengetahui tentang kematian? Juga dikatakan tentang dia, bahwa dia tidak pernah berbicara tentang keajaiban, kekuatan, atau masalah ketuhanan. Tetap tidak ada keraguan bahwa Khonghucu percaya pada Tuhan dan ia adalah seorang monoteis yang etis. Ia menyatakan bahwa kehendak Tuhan telah dibukakan untuknya dan karena itu misinya adalah membuat kehendak tersebut berlaku di dunia ini Ajaran Etika Ajaran Khonghucu sangat menekankan etika. Etika menempati posisi yang sangat sentral dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam dunia politik. Khonghucu selalu mengacu kepada etika yang dikembangkan oleh kaum bijak kuno (Nabi dan Raja Suci) Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm Ibid., hlm A. Mukti Ali, dkk, op.cit., hlm Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm.43

24 19 Khonghucu percaya bahwa di dunia ii dibangun atas dasar moral. Jika masyarakat dan negara secara moral rusak, maka tatanan alam tersebut juga akan terganggu, sehingga terjadilah perang, banjir, gempa, kemarau panjang, penyakit dan sebagainya. Khonghucu memberi penghormatan yang sangat tinggi kepada manusia, yang diyakininya untuk diberkahi dengan cahaya ketuhanan. Ia berkata: Orang-orang yang membuat sistem-sistem itu menjadi hebat, bukan sistem-sistem yang membuat mereka hebat. Khonghucu percaya bahwa seseorang itu asalnya adalah baik dan akan kembali ke sifat yang baik. Ia percaya bahwa orang tidak memerlukan juru selamat. Apa yang diperlukan oleh manusia adalah guru berbudi, dengan melakukan sungguh-sungguh ajarannya, serta menjadi contoh teladan bagi orang lain. 27 Khonghucu mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi tempat orang besar, yaitu kagum terhadap perintah Tuhan, kagum terhadap orangorang penting dan kagum terhadap kata-kata yang bijaksana. Orang yang tidak kagum terhadap tiga hal tersebut atau malahan perilaku tidak sopan dan menghina kata-kata bijaksana adalah orang-orang yang picik (Lun Yu 16 : 8). Ia berkeyakinan bahwa adanya negara itu tidak lain untuk (penguasa) negara maka penguasa pemerintahan harus memberi contoh suri tauladan yang moralitas terhadap rakyat dan bukan bertindak zalim. Khonghucu berkata apa yang kamu tidak suka orang lain berbudi atas dirimu jangan lakukan. 28 Yang perlu bagi manusia adalah adanya guru yang berbudi. Guru yang berbudi akan berusaha sungguh-sungguh mengajarkan ajarannya serta menjadi contoh teladan yang baik bagi orang lain. Khonghucu sendiri menyatakan dirinya adalah seorang guru yang mendapat petunjuk dari Tuhan. Sebagaimana dikemukakan dalam kitab Lun Yu tentang budi luhur antara lain sebagai berikut: 27 A. Mukti Ali, dkk, op.cit., hlm Hilman Hadikusuma, op.cit., hlm.252

25 20 1. Laksanakan yang diajarkan, baru kemudian ajarkan yang dilaksanakan (Lun Yu 2 : 13) 2. Orang yang unggul (cerdas) mengerti apa yang benar, orang yang kurang cerdas (hanya) mengerti apa yang dijual (Lun Yu 4 : 16) 3. Orang yang unggul (berada) mencintai jiwanya, orang yang kekurangan mencintai miliknya. 4. Orang atasan selalu teringat bagaimana ia dihukum karena salahnya. Orang rendah selalu teringat pada hadiah yang diterimanya (Lun Yu 4 : 11) 5. Orang atasan akan menyalahkan diri sendiri, orang rendahan akan menyalahkan orang lain (Lun Yu 15 : 20) 6. Orang atasan jika dihargai akan merasa senang tetapi tidak bangga, orang bawahan bangga tetapi tidak dihargai (Lun Yu 13 : 26) 7. Orang unggul bersifat liberal terhadap pendapat orang lain, tetapi tidak menyetujuinya dengan sempurna, orang rendahan hanya menyetujui dengan sempurna pendapat orang lain, tetapi tidak liberal terhadap mereka (Lun Yu 13 : 23) 8. Orang-orang cerdas berpandangan universal, jujur dan adil, orangorang awam tidak jujur dengan pandangan yang tidak universal (Lun Yu 12 : 14) Ajaran Khonghucu di bidang kesusilaan menekankan pada rasa setia kawan secara timbal balik, menanamkan rasa simpati dan kerja sama yang harus dimulai dari lingkungan keluarga sampai pada masyarakat luas. Sebagaimana diajarkan di kalangan masyarakat China sudah menjadi tradisi, adanya lima macam hubungan manusia yaitu: a. Hubungan antara penguasa dan warga masyarakatnya b. Hubungan antara ayah dan anak laki-laki c. Hubungan antara kakak laki-laki dan adik laki-laki d. Hubungan antara suami dan istri e. Hubungan antara teman-teman

26 21 Menurut Khonghucu timbulnya kekacauan di Tiongkok karena kelima hubungan tersebut tidak seimbang, jika masing-masing pihak tahu kedudukan dan memenuhi tempatnya maka keseimbangan tidak terganggu. Ketika Khonghucu ditanya dengan istilah tunggal apakah yang sebaiknya digunakan dalam kehidupan yang timbal balik. Ia menjawab: jangan berbuat terhadap orang lain, jika anda tidak ingin orang lain berbuat terhadap anda (Lun Yu 15 : 24) 29 Men Tze ( SM) 30 menjabarkan lima asas susila (five constant virtues) Shu tersebut sebagai berikut: 1. Jen, bersikap asih yaitu hasrat untuk melakukan hal-hal yang membawa kebajikan bagi bawahan. 2. I, bersikap adil yaitu jangan lakukan terhadap bawahan itu apapun yang tidak disenangi untuk dilakukan orang lain terhadap diri sendiri. 3. Li, bersikap ramah terhadap bawahan yakni jangan bersikap angkuh, sombong, congkak. 4. Chih, bersikap bijaksana yakni menetapkan sesuatu keputusan mestilah didasarkan atas pengetahuan dan hikmah. 5. Hsin, bersikap jujur, karena tanpa kejujuran dari pihak yang berkuasa akan rusak susunan kemasyarakatan. Khonghucu menyatakan bahwa kebangsawanan itu tidak tergantung pada darah dan turunan akan tetapi pada budi dan pekerti Ajaran tentang Peribadatan Ajaran Khonghucu amat mendorong umatnya untuk melaksanakan peribadatan. Peribadatan sangat penting, bahkan lebih penting dari pada kesusilaan. Peribadatan yang dilakukan secara khidmat akan memancarkan kesusilaan. Setiap peribadatan yang dilakukan dengan tulus, penuh kepercayaan, penuh satya dan penuh hormat akan memperoleh keberkahan 29 Ibid., hlm Men Tze adalah seorang komentator pada masa cucunya Khonghucu (Tzu Szu) 31 Joesoef Sou yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT. Nusna Zikra, 1996), hlm.177

27 22 atau kesempurnaan. Peribadatan dilaksanakan menurut kesusilaan, dikhidmatkan dengan musik dan lagu, serta disesuaikan dengan musim. 32 Peribadatan yang ada diteruskan dan diikuti oleh para pengikut ajaran Khonghucu hingga sekarang ini. Peribadatan bangsa Tionghua hanya dipengaruhi sedikit (di belakang hari) oleh agama Budha, yakni pengorbanan untuk dewa-dewa yang sebelumnya (sebelum Khonghucu) tidak terdapat di Tionghua. Peribadatan Tionghua yang diteruskan oleh Khonghucu adalah sebagai berikut: 1. Raja dan pembesar memimpin pengorbanan hewan dan selamatan pada hari-hari penting kerajaan atau hari-hari pertanian (musim-musim gandum dan musim panen) 2. Penguburan jenazah dilakukan dengan upacara besar-besaran, pakaian tertentu, dan dengan acara-acara kebaktian tertentu pula. 3. Korban-korban untuk kepentingan golongan, kaum, dan keluarga, tetapi tidak dilakukan oleh perorangan. 4. Perbuatan-perbuatan ibadah ditentukan oleh hubungan kemasyarakatan, yaitu secara feodal. Apa yang dilakukan raja dan pembesar serta rakyat umum diatur dalam suatu buku (kode) tertentu, hal yang dianggap sudah diketahui oleh semua orang Tionghua. Orang yang paling hafal isi buku tersebut mendapat penghormatan orang arif atau orang yang terhormat. Yang dalam agama lain disebut Imam, Pendeta atau Pedanda, merekalah yang memimpin upacara atau penasehat yang menentukan jalannya upacara yang dilakukan oleh anggota keluarga. 5. Peribadatan Budhisme di Tiongkok dianggap tidak bertentangan dengan ajaran Khonghucu, tetapi dianggap malah menguatkan. 33 Upacara keagamaan dalam ajaran agama Khonghucu tidak hanya menyangkut siklus musim tetapi juga berkaitan dengan penghormatan 32 Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm Hasbullah Bakry, op.cit., hlm.98-99

28 23 terhadap orang yang dianggap suci, roh orang tua dan leluhurnya serta malaikat (dewa-dewa) yang dianggap mempengaruhi nasib manusia. Karena ajaran Khonghucu menekankan pentingnya ritual itulah, wajarlah jika para penganutnya banyak melakukan ritual keagamaan dan menyembah berbagai macam objek pemujaan, seperti raja suci, Nabi- Nabi, malaikat (dewa-dewa) dan para leluhur. Dalam ajaran Khonghucu tidak ada larangan terhadap pemeluknya untuk menyembah Lao-Tzu (Nabi Taoisme) atau Budha Gautama karena masih dalam koridor menghormati orang yang dianggap suci. 34 Secara individual mereka mempunyai agama yang diyakini satu tetapi dalam peribadatan menganut faham pragmatis, sesuai dengan motivasi hidup mereka yaitu kemakmuran duniawi, usia panjang dan jauh dari malapetaka. Ritual keagamaan tersebut amat terkait dengan hajat (kebutuhan) hidup. Karena itu, penyembahan terhadap orang-orang yang dianggap suci amat sering disertai dengan permintaan. Mereka memilih dewa-dewa atau orang-orang suci yang dianggap mungkin memperhatikan kepentingan mereka, sehingga diharapkan juga akan memenuhi permintaan mereka itu. Menurut persepsi mereka, masing-masing orang suci mempunyai keutamaan. 35 Kebaktian bersama di tempat ibadah, bukan saja merupakan pelaksanaan persujudan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan kehidupan mental, moral dan spiritual umat memasuki pintu gerbang kebajikan. Amalan pembinaan diri pribadi meliputi wawas diri (Sing Sien), berpantang dan bersuci (puasa) dan melatih diri dengan meditasi (Cing Cou). Upacara sidi dan upacara wajib dilaksanakan umat antara lain di kelahiran anak, sidi akil balik, sidi pernikahan, sidi pengakuan iman, upacara kematian dan kebaktian bagi arwah leluhur. Setiap hari, pagi, siang, sore sesaat sebelum makan, seorang Khonghucu diwajibkan bersembahyang ucapan syukur. Disamping itu tiap pagi dan sore 34 Muh. Nahar Nawawi, op.cit., hlm Ibid., hlm.49

29 24 melakukan sembahyang dengan penaikan/menggunakan hio (dupa) di hadapan altar khusus. Bila tidak ada altar khusus dapat dilaksanakan dengan menghadap keluar pintu/jendela. Dianjurkan umat untuk berpuasa, berpantang daging setiap tanggal 1 dan 15 dari penanggalan Imlek (lunar). Puasa wajib dilakukan mulai hari ketiga setelah tahun baru Imlek dalam rangka menyongsong sembahyang besar kepada Tuhan yang Maha Esa pada malam tanggal 8 (menjelang 9) bulan satu penanggalan Imlek (lunar). Diwajibkan umat Khonghucu untuk melakukan sembahyang sadranan/ziarah kepada orang yang tua/kakek/nenek yang sudah meninggal sebagai perwujudan ajaran bhakti pada setiap tanggal 5 April Moch. Qosim Mukhtar, Sejarah Teologi dan Etika Agama-agama, (Yogyakarta: Din Interfidel, 2005), hlm.58-59

30 BAB III KONSEP KEIMANAN AGAMA KHONGHUCU A. Pengertian Keimanan Menurut Agama Khonghucu 1. Pengertian Agama Sejarah merupakan rangkaian proses yang mencatat tumbuh kembangnya aneka ragam nilai-nilai sosial religius dan moral, kultur serta persoalan umat manusia yang sepanjang zaman, yang patut kita syukuri sebagai jejak wahyu penciptaan alam semesta dan segala bentuk kehidupan di dalamnya oleh sang Khaliq yang Esa. Sejarah diturunkan nilai-nilai rokhani lewat aspek religius berbagai agama merupakan yang tak kunjung padam dari karunia kehidupan insani, sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. 1 Semua agama mencerminkan pengalaman manusia, walaupun masing-masing menurut keaslian adikodrati atau ajaran pokok yang bersifat wahyu, selayang pandang terhadap sejarah, memberi kesan bahwa agama-agama itu berbeda-beda, seperti halnya pengalaman manusia. Laksana musik, pernyataan agama menayangkan rangkaian gejala-gejala pengalaman manusia yang luas dan beraneka warna. 2 Sudah diakui secara umum oleh para pengkaji bahwa semua masyarakat yang dikenal di dunia ini, sampai batas tertentu, bersifat religius. Pengakuan ini merupakan kesepakatan mengenai apa sajakah yang membentuk perilaku keagamaan, namun dalam kenyataannya kesepakatan mengenai hal ini lebih sulit bisa diperoleh. Argumen yang dikemukakan mengenai bagaimana cara mendefinisikan agama dan bagaimana membedakannya di satu pihak dengan magi, sains, dan filsafat dan dengan beberapa ilmu sosial. 3 1 Sidartanto Duanadjaya, Agama Khonghucu, Matakin, Solo, 2002, hlm. 4 2 Lee T. Dei, Khonghucu Adalah Agama, Matakin, Solo, 1994, hlm. 1 3 Betty B. Schart, Kajian Sosiologi Agama, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1995, hlm.29 25

31 26 E.B. Tylor dalam buku perintisnya, Primitive Culture, yang diterbitkan pada tahun 1871, mengemukakan apa yang dikenal dengan definisi minimum agama yang tidak akan memberikan penilaian lagi mengenai sumber atau fungsinya. Dia mendefinisikan agama sebagai kepercayaan adanya wujud-wujud spiritual. Menurut Red-Cliffe-Brown, salah seorang ahli antropologi, menawarkan definisi yang berusaha memperbaiki ketidaksempurnaan. Agama didefinisikan sebagai ekspresi suatu bentuk ketergantungan pada kekuatan di luar diri kita sendiri, yakni kekuatan yang dapat kita katakan sebagai kekuatan spiritual atau kekuatan moral. Menurut pendapat Durkheim, agama adalah sistem yang menyatukan mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sakral, yakni katakanlah benda-benda yang terpisah dan terlarang, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang penganutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja. 4 Ahli sosiologi kontemporer dari Amerika, Yinger, menyatakan bahwa dia lebih senang dengan definisi fungsional, dan tetap menyatakan secara dogmatis bahwa agama merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan berbagai bangsa dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan manusia. Agama merupakan keengganan untuk menyerah dalam menghadapi frustasi, dan untuk menumbuhkan rasa permusuhan terhadap penghancuran ikatan-ikatan manusia. Jelas bahwa kedua kalimat dalam definisi Yinger itu haus dibaca bersama-sama, sebab bila tidak definisi itu tidak hanya mencakup agama tetapi juga filsafat, sains (ilmu pengetahuan) dan teknologi. Dengan mengambil utuh rumusan itu, jelas bahwa definisi itu merupakan definisi yang maksimum, bukan minimum, karena ia memadukan pandangan yang mengatakan bahwa agama memberikan kemungkinan manusia untuk berjuang supaya berhasil 4 Ibid., hlm.30

32 27 menghadapi kecemasan dan kebencian. Yinger mengatakan bahwa pemikiran rasional tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang makna hidup, meski pertanyaan ini hanya bisa diajukan oleh makhluk rasional. Karena itu loncatan keyakinan agama dianggap sebagai salah satu alternatif untuk menghadapi keputusasaan. 5 Menurut Clifford Geertz agama adalah sistem lambang yang berfungsi menegakkan berbagai perasaan dan motivasi yang kuat, berjangkauan luas dan abadi pada manusia dengan merumuskan berbagai konsep mengenai keteraturan umum eksistensi, dan dengan menyelubungi konsepsi ini dengan sejenis tuangan faktualitas sehingga perasaanperasaan dan motivasi-motivasi itu secara unik tampak realistik. 6 Kita lihat bermacam-macam definisi atau pengertian agama, mulai dari pengertian menurut ilmu pengetahuan, peristilahannya sampai kepada definisi agama menurut Agamanya masing-masing. Dalam bahasa Sansekerta istilah agama berasal dari: a = kesini dan gam = gaan, go, gehen, = berjalan-jalan Sehingga dapat berarti peraturan tradisional, ajaran, kumpulankumpulan hukum, pendeknya apa saja yang turun temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan. Kemudian di kepulauan Nusantara mendapat arti seperti adat, kepercayaan, upacara, pandangan hidup, sopan santun. Sekarang kata agama atau igama/ugama hampir sama artinya dengan religi (Latin) atau din (Arab). 7 Pengertian agama menurut masing-masing agama: a. Pengertian agama menurut agama Hindu Dalam ajaran agama Hindu agama mengandung pengertian satya, arta, diksa, tapa, brahma dan yajna. Satya adalah kebenaran 5 Ibid., hlm Ibid., hlm.32 7 Mudjahadi Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hlm.1-2

33 28 yang absolut. Arta adalah dharma atau perundang-undangan yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah penyucian. Tapa adalah semua perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra-mantra. Yajna adalah kurban. Pengertian lain juga disebutkan dharma. Dharma atau kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia. Agama adalah kepercayaan hidup pada ajaranajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi yang kekal dan abadi. b. Pengertian agama menurut agama Budha Agama dapat diartikan sebagai suatu badan dari pelajaran kesusilaan dan filsafat dan pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran yang diakui baik. Dalam hal demikian, ajaran Sang Budha itu adalah suatu agama dan umat Budha memiliki suatu agama yang sangat mulia untuk dianut. Selanjutnya dikatakan juga bahwa agama adalah cara tertentu untuk pemujaan kepada para Dewa-Dewa Agung. Dengan kata para Dewa Agung mereka maksudkan adanya kekuatan gaya tak terlihat yang menguasai alam semesta atau sedikit-dikitnya yang bersangkut paut dengan itu, dengan istilah agama tadi mereka maksudkan sikap seluruhnya yang harus diusahakan terhadap kekuatan-kekuatan gayagaya itu. c. Pengertian agama menurut Islam Menurut Prof. K.H.M. Taib Thahir Abdul Mu in agama adalah suatu peraturan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, memegang peraturan Tuhan dengan kehendak sendiri, untuk mencapai hidup di dunia dan kebahagiaan kelak di akhirat. Menurut Hadijah Salim agama ialah peraturan Allah SWT yang diturunkan-nya kepada rasul-rasul-nya yang telah lalu yang berisi perintah, larangan dan sebagainya, yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi pedoman serta pegangan hidup, dan barang

34 29 siapa hidupnya tak terkendalikan niscaya manusia itu akan terjerumus dan tidak akan menentu arah tujuan, maka membahayakan pada diri mereka sendiri. d. Pengertian agama menurut Kristen Katholik Agama adalah segala bentuk hubungan manusia dengan yang suci. Terhadap yang suci ini manusia kurang pantas, sama sekali tergantung, takut atau takwa karena sifat-nya yang dahsyat, tetapi manusia sekaligus merasa pula tertarik kepadanya karena sifat-sifat yang mempesonakan. 8 e. Pengertian agama menurut Khonghucu L iman agama Khonghucu atau Ru Jiao, pengertian agama atau Jiao adalah wahyu Tuhan yang membimbing manusia sebagai rakyat Tuhan atau Tian Ming agar mampu hidup selaras mengikuti benih kebajikan dalam watak sejati, Xing, yang merupakan kuasa firman Tuhan, Tim Ming, agar dengan begitu manusia mampu hidup menempuh jalan suci Dao, jalan hidup yang tegak menggemilangkan firman-nya. Wahyu Tuhan yang turun melalui para Nabi purba/raja suci itu terangkum sebagai mutiara kebajikan sepanjang sejarah tumbuh kembang nilai-nilai mulia keagamaan Fujiao, yang kini lebih dikenal dunia sebagai agama Khonghucu. 9 Fungsi agama adalah sebagai tuntunan hidup yang telah Tian (Tuhan yang Maha Esa) diturunkan melalui para Nabi-Nya untuk menuntun manusia kembali ke jalan suci, jalan yang diridhoi dan dirakhmati semasa hidup di dunia maupun bila sudah saatnya kembali keharibaan kebajikan Tuhan Ibid., hlm Sidarto Buanadjaya, op.cit., hlm.9 10 Setianda Tirtarasa, Menuju Masyarakat Anti Korupsi Perspektif Agama Khonghucu, Departemen Komunikasi dan Informasi, Jakarta, 2006, hlm

35 30 2. Pengertian Keimanan Menurut Agama Khonghucu Kita sering menyebut kata iman, biasanya yang terlintas dalam benak kita adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan dan perkara yang berhubungan dengan hati dan hal-hal yang ghaib. 11 Kita juga sering membicarakan tentang keimanan dengan pengaruhnya dalam jiwa dan dalam kehidupan, keimanan yang mencapai puncaknya dan tertanam dalam hati, serta terlukis dalam lubuk jiwa, bukan keimanan yang lemah dan ragu-ragu, keimanan yang terbius dari tidur, tetapi keimanan yang hidup dan terjaga dan kita tahu bahwa yang mempunyai keimanan semacam itu tentu sedikit jumlahnya. Perbincangan tentang segi-segi agama yang dihayati dan diajarkan agama Khonghucu, bisanya berpusat di sekitar kepercayaan akan adanya roh-roh yang telah meninggal dan mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam masa pra Konfucianisme, Tuhan Yang Maha Esa dimengertikan sebagai tenaga tertinggi yang dipribadikan, yang mendikte peristiwa-peristiwa alam dan manusia, menjalankan kekuasaan pemberi hadiah dan hukuman. Kata Tuhan (Tien). 12 Selain memiliki ajaran tentang Thian (Tuhan Yang Maha Esa), Khonghucu juga memiliki ajaran tentang keimanan. Ajaran tentang keimanan itu terdapat dalam kitab SuSi. Oleh umat Khonghucu di Indonesia ajaran Khonghucu yang dapat dalam kitab SuSi, yang berhubungan dengan keimanan dijadikan landasan utama dalam menetapkan konsep keimanan umat Khonghucu di Indonesia. Selain menjelaskan ajaran keimanan yang terdapat dalam kitab SuSi yaitu kitab yang menjadi dasar agama Khonghucu dewasa ini, terlebih dahulu akan dijelaskan apa pengertian keimanan dalam pandangan 11 Hepi Anda Bastoni, Beriman dengan Segenap Jiwa Raya, Sabili, 22 Maret 2007, hlm Lee T. Oei, Ketuhanan Keagamaan Cinta Kasih Keibadahan dalam Konfucianisme, Matakin, Solo, 1994, hlm.11

36 31 umat Khonghucu di Indonesia. 13 Menurut Tjhie Tjay Ing keimanan berasal dari kata iman yang artinya ialah kepercayaan atau keyakinan yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan yang dipeluk: yaitu menyangkut ketulusan keyakinannya, pengakuan terhadap kebenaran dan kesungguhan dalam mengamalkannya. 14 Menurut istilah iman ialah terjemahan dari kata cheng yang mengandung makna sempurna kata, batin dan perbuatan. Maka iman itu ialah sikap atau suasana batin yang menunjukkan sempurnanya kepercayaan, keyakinan kepada Tian, Tuhan yang Maha Esa, kepada Muduo atau Genta Rokhaninya serta kebenaran ajaran agama yang dibimbingkan. 15 Menurut Tjhie Tjay Ing, umat Khonghucu wajib memiliki Sing (iman) terhadap kebenaran yang mereka anut. Ungkapan-ungkapan Khonghucu yang erat hubungannya dengan keimanan, yang terdapat dalam kitab SuSi sebagai berikut : Iman itulah jalan suci Tuhan, Tuhan yang Maha Esa, berusaha beroleh iman, itulah jalan suci umat manusia yang beroleh iman ialah orang yang setelah memilih kepada yang baik lalu didekap sekokoh-kokohnya (Bing Cu IVA 12:3) Yang mencapai puncak iman tetapi tidak dapat menggerakkan hati, itu belum pernah ada. Bila tiada iman, takkan pula menggerakkan hati. (Bing Cu IVA, 12:2) Bing Cu berkata, Bila pihak bawah tidak dapat kepercayaan dari pihak atas, seperti rakyat pun tidak akan didapat dan pemerintah takkan berjalan lancar untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak atas ada jalannya. Bila tidak dapat menggembirakan orang tua, niscaya tidak akan mendapat kepercayaan dari teman-teman. Untuk dapat menggembirakan orang tua ada jalannya. Bila tidak dapat memenuhi diri dengan iman, 13 M. Ikhsan Tanggoh, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, Pelita Kebajikan, Jakarta, 2005, hlm Tjhie Tjay Ing, Tanya Jawab Keimanan Konfusiani, Edisi IV, Genta Harmoni, 2004, hlm Ibid., hlm.25

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD 29. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 67 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 458 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP PENGHAYATAN RELIGIUSITAS IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI KECEMASAN PRA PERSALINAN (Di Rumah Bersalin Syarifah Kel. Bandungrejo, Demak) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

MOTIVASI BERZIARAH DALAM PERSPEKTIF TASAWUF STUDI KASUS DI MAKAM SYEKH JA FAR SHADIQ SUNAN KUDUS

MOTIVASI BERZIARAH DALAM PERSPEKTIF TASAWUF STUDI KASUS DI MAKAM SYEKH JA FAR SHADIQ SUNAN KUDUS MOTIVASI BERZIARAH DALAM PERSPEKTIF TASAWUF STUDI KASUS DI MAKAM SYEKH JA FAR SHADIQ SUNAN KUDUS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil temuan penulis dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. Anggoro yaitu berupa makna pesan dakwah

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 184 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA - 907 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA - 999 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM"

TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM" SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zaman modern seperti saat ini terjadi persaingan dari berbagai negara maju baik dalam ilmu pendidikan, kesehatan, teknologi, agama dan lain sebagainya. Begitupun dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG

APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. adalah makhluk homo religious. Sebutan bahwa manusia adalah homo

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. adalah makhluk homo religious. Sebutan bahwa manusia adalah homo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama adalah kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia, dengan agama manusia mendapatkan petunjuk dan arah dalam hidup untuk selalu tetap berada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya 1.340 Suku 300 Etnik 1.211 Bahasa 17.504 pulau Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi Berfikir secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin oleh: M. SUBKHAN NIM: 4104030/PA FAKULTAS USHULUDDIN

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam 40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ajaran dan Kitab Suci Agama Khonghucu 1. Ajaran Agama Khonghucu Agama Khonghucu dapat disebut sebagai Ji Kauw (menurut dialek Hokkian) yang berarti agama yang mengajarkan kelembutan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid Dalam zaman azali, Allah menyatakan Adam scbagai khalifah-nya di bumi. Hal itu diprotes oleh para malaikat yang selalu bertasbih dengan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Dalam

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana S1 dalam

Lebih terperinci

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Demak No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN BISNIS KAUM SANTRI

MANAJEMEN BISNIS KAUM SANTRI MANAJEMEN BISNIS KAUM SANTRI (Study Kasus Pada Pengusaha Batik di Kampung Batik Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH NAFIDHATUL LAILIYA NIM. 3222113012 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT (Studi Pada Lembaga Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

ATA PENGANTAR .ا ما بعد. limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul

ATA PENGANTAR .ا ما بعد. limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul ATA PENGANTAR.ا ما بعد Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul Perspektif Islam terhadap Budaya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi, Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AISYAH NIM

SKRIPSI. Oleh : AISYAH NIM POLA KOMUNIKASI ANTARA KYAI DAN SANTRI PENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM DESA SERUT KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN JUMLAH HAFALAN SKRIPSI diajukan kepada Institut

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia. Sejak dilahirkan di dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG

MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya)

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya) IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya) SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang dapat diartikan berbeda-beda. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis primata dari golongan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.Ung) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

36. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP

36. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP 36. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN RELIGIUSITAS DI SEKOLAH KATHOLIK (Studi Kasus di Yayasan Kanisius SMAK Yos Soedarso Pati)

PELAKSANAAN DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN RELIGIUSITAS DI SEKOLAH KATHOLIK (Studi Kasus di Yayasan Kanisius SMAK Yos Soedarso Pati) PELAKSANAAN DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN RELIGIUSITAS DI SEKOLAH KATHOLIK (Studi Kasus di Yayasan Kanisius SMAK Yos Soedarso Pati) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia BAB I Latar Belakang Masalah Tradisi sebagai Pembimbing Manusia Tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun dalam suatu masyarakat 1, hal ini berarti dalam tradisi terdapat informasi yang diwariskan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi*

MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi* Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok... MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi* Abstrak Sebelum kelahiran Konghucu kepercayaan agama masyarakat Tiongkok adalah Taoisme dan Buddhisme,

Lebih terperinci

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BLORA NO. 1125/Pdt.G/2013/PA.Bla TENTANG CERAI TALAK (Kedudukan Advokat Perempuan Sebagai Wakil Ikrar Talak) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) dalam Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) dalam Pendidikan Agama Islam. IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 18 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci