Kebohongan Tari Harum Bunga Gerwani di Lubangbuaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kebohongan Tari Harum Bunga Gerwani di Lubangbuaya"

Transkripsi

1 Kebohongan Tari Harum Bunga Gerwani di Lubangbuaya Jum'at, 25 September 2015 Hasan Kurniawan Para pengurus DPP Gerwani yang diseret ke muka pengadilan (foto:istimewa/sindonews) GERAKAN Wanita Indonesia atau Gerwani merupakan salah satu organisasi wanita yang berhaluan progresif revolusioner dengan jumlah anggota mencapai satu juta orang dan cabang yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, pada tahun Riwayat Gerwani dalam sejarah Indonesia modern cukup panjang. Dimulai sejak tahun 1950, saat sejumlah pejuang wanita yang di antaranya adalah SK Trimurti, mendirikan Gerakan Wanita Indonesia Sedar atau Gerwis, pada 4 Juni 1950, di Semarang. Gerwis merupakan peleburan dari tujuh organisasi wanita yang masing-masing adalah Rukun Putri Indonesia (Rupindo) di Semarang, Persatuan Wanita Sedar di Surabaya dan Bandung, Gerakan Wanita Rakyat Indonesia di Kediri, Perdjoangan Putri Republik Indonesia di Pasuruan, Wanita Madura, dan Persatuan Wanita Indonesia di Ambarawa. Dalam perjalanannya, Gerwis banyak terlibat dalam berbagai perjuangan politik dan fisik dalam mempertahanan dan mengisi kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, oleh Ir Soekarno dan Drs Mohammad Hatta, di Jakarta. Landasan perjuangan Gerwis dapat dilihat dari hasil Kongres I yang diadakannya pada Desember 1951 di Surabaya. Sedikitnya ada tujuh poin penting yang berhasil dirumuskan dalam Kongres I Gerwis itu, 1

2 salah satunya adalah, menuntut segera dikembalikannya Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia (poin ke 3). Gerwis juga ikut secara aktif menggalang Front Persatuan organisasi-organisasi wanita progresif revolusioner dalam melepaskan Indonesia dari kedudukannya sebagai negeri semi jajahan, seperti yang termaktub dalam hasil Konferensi Meja Bundar atau KMB. Lebih jauh, Gerwis juga aktif dalam kesatuan aksi Front Persatuan Nasional dan bergabung dengan Kongres Wanita Indonesia atau Kowani, dan Womens International Democratic Federation atau Gerakan Wanita Demokrasi Sedunia yang bermarkas di Paris. Dengan terlibatnya Gerwis dalam gerakan wanita sedunia, maka pada Kongres II organisasi itu, tahun 1954, Gerwis melebarkan sayapnya dan mengubah namanya menjadi Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani. Gerwani merupakan peleburan dari dua organisasi wanita besar di Indonesia yang terdiri dari Istri Buruh Kereta Api (IBKA), dan Persatuan Wanita Indonesia (Perwin) yang pusat gerakannya berada di Manado. Dalam perkembangannya, Gerwani tumbuh menjadi organisasi wanita modern paling maju pada masanya. Tidak hanya fokus dengan masalah politik, Gerwani juga aktif memperjuangkan hak-hak wanita, hak-hak anak, dan peningkatan kesejahteraan sosial. Dengan terjadinya perubahan nama Gerwis menjadi Gerwani dan perluasan aktivitasnya, organisasi wanita ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam hal keanggotaan. Pada tahun 1951, anggota Gerwis berjumlah orang, dan meningkat menjadi orang di tahun 1954, dan berkembang menjadi satu juta orang lebih, pada tahun 1960 hingga Dalam berbagai dokumen resmi Gerwis dan Gerwani yang tercatat pada Kongres I-III, tidak pernah disebut dan disinggung-singgung tentang hubungan langsung organisasi itu dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kecuali bergabungnya Gerwani dengan Front Nasional dan persinggungannya dalam aksi bersama dengan sejumlah organisasi yang dekat dengan PKI, seperti SOBSI dan Pemuda Rakyat (PR). Dalam kantor atau sekretariat Gerwani, mulai di tingkat DPP hingga anak cabang juga tidak ditemukan bendera merah bergambar palu arit PKI. Semua kantor Gerwani hanya memasang dan menyimpan bendera merah putih dan bendera biru muda dengan lambang Gerwani di tengahnya, serta foto pejuang Kartini dan tokoh wanita Clara Zetkin. Tetapi karena adanya persamaan program dan perjuangan antara Gerwani dan PKI dalam politik dan membela hak-hak kaum wanita dan hak-hak anak, Gerwani sering disebut-sebut sebagai organisasi mantel PKI. 2

3 Sebutan "mantel PKI" itu tidak lepas dari propaganda lawan-lawan politik Gerwani dan PKI yang sering kali berbenturan dengan kepentingan dan agenda perjuangan organisasi itu. Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa tudingan Gerwani mantel PKI atau organisasi wanita yang berada di bawah pengaruh PKI tidak benar, karena PKI memiliki organisasi wanitanya sendiri yang dinamakan Wanita Komunis atau Wankom yang diketuai oleh Harti Warjo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Gerwani. Kendati rangkap jabatan dalam Gerwani, Harti Warjo tetap tidak bisa mempengaruhi Gerwani untuk tunduk dalam PKI dan menjadi organisasi binaannya. Puncak fitnah terhadap Gerwani terjadi pada tahun 1965, saat organisasi itu akan melangsungkan Kongres IV yang akhirnya batal dilaksanakan, karena meletusnya putsch militer, pada 1 Oktober 1965 atau Gestok. Hari-hari menjelang peristiwa yang oleh Orde Baru disebut Gerakan September 30 atau Gestapu, situasi politik luar negeri Indonesia sedang hangat-hangatnya. Sejumlah organisasi poros Nasionalisme, Agama dan Komunis atau Nasakom, seperti Gerwani, Sentral Organisasi Buruh Indonesia atau SOBSI, dan Pemuda Rakyat (PR), mengikuti latihan perang ganyang Malaysia, di Lubangbuaya, dekat Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Di luar dugaan, kegiatan sukarelawati Gerwani itu luput dari perhatian DPP Gerwani yang sedang sibuk mempersiapkan Kongres IV, pada Desember 1965, di Jakarta. Begitupun dengan sejumlah anak cabang Gerwani yang berada di daerah-daerah, semua sedang fokus dengan hajat besar organisasi. Saat Radio Republik Indonesia (RRI) mengumumkan siaran tertulis dari Komandan Gerakan 30 September Letnan Kolonel Untung Samsuri yang menyatakan bahwa telah terjadi gerakan militer dalam tubuh Angkatan Darat (AD) yang ditujukan kepada anggota Dewan Jenderal, pada Jumat 1 Oktober 1965, pukul WIB, DPP Gerwani dan seluruh cabangnya masih sibuk dengan persiapan Kongres IV. Gerakan 30 September juga menyatakan, sejumlah jenderal yang merencanakan coup kontrarevolusioner telah ditangkap, dan alat komunikasi, serta sejumlah objek vital lainnya telah direbut oleh Gerakan 30 September. Selanjutnya akan dibentuk dewan-dewan revolusi, mulai dengan dewan revolusi tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa yang terdiri dari orang-orang sipil dan militer. Selain pengumuman di pagi hari itu, RRI juga membuat beberapa pengumuman lainnya dari Gerakan 30 September. Namun, hal ini justru membuat masyarakat bertanya-tanya, 3

4 apakah yang sebenarnya sedang terjadi? Para pengurus DPP Gerwani yang masih sibuk mempersiapkan Kongres IV di hari itu mendapat kabar bahwa enam orang jenderal dan seorang perwira tewas terbunuh di Lubangbuaya, tempat para sukarelawan dan sukarelawati Gerwani, PR, SOBSI, dan organisasi lainnya mengikuti latihan perang. Beberapa hari kemudian, terjadi kehebohan di masyarakat. Berbagai surat kabar lokal dan nasional yang mengutip sumber harian Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha milik tentara memberitakan keterlibatan Gerwani dalam pembunuhan jenderal-jenderal dan Gerakan 30 September pimpinan Untung. Dalam berita itu juga disebutkan bahwa anggota Gerwani yang masih belia melakukan ritual setan dengan bertelanjang dada dan kalung bunga di dada. Mereka menari-nari erotis dan melakukan pesta seks dengan anggota PR. Seperti orang yang kesetanan, para anggota Gerwani dikabarkan mencongkel mata dan memotong-motong kemaluan para jenderal, sebelum jasadnya dilempar ke dalam sumur tua di daerah Lubangbuaya. Selain Gerwani, fitnah keji juga ditujukan kepada anggota Pemuda Rakyat yang saat penyiksaan para jenderal terjadi ikut mengiringinya dengan musik sambil menyanyikan lagu Genjer-genjer karangan seniman asal Banyuwangi yang bernama Muhammad Arief. Lagu Genjer-genjer menceritakan masa kelaparan pada zaman pendudukan Jepang, tahun Dalam laporan-laporan media saat itu, tarian mistis para anggota Gerwani disebut-sebut sebagai Tari Harum Bunga. Sejak peristiwa di Lubangbuaya itu, nama tarian ini menjadi cukup populer. Hal ini menimbulkan sejumlah kecurigaan dan tanda tanya. Benarkah Tari Harum Bunga ada? Siapakah pembuatnya? Dalam beberapa wawancara penulis dengan sejumlah tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), tidak ada yang pernah mendengar Tari Harum Bunga Gerwani. Mereka hanya tahu lagu Genjer-genjer yang memang sudah ngetop di tengah masyarakat pedesaan di Jawa Timur dan sekitarnya, sebagai lagu yang menggambarkan kesengsaraan rakyat. Dari penelusuran penulis, satu-satunya sumber yang mengetahui Tari Harum Bunga adalah Hersri Setiawan, mantan tahanan politik Pulau Buru dan anggota Lekra. Dalam bukunya Kamus Gestok, dia menyebut Tari Harum Bunga diciptakan oleh Suyud, Sekretaris Umum Lekra Jawa Tengah dan juga anggota Badan Pemerintah Harian (BPH) Kota Praja Semarang. 4

5 Saat penulis menanyakan lebih jauh tentang Tari Harum Bunga kepada Hersri, yang bersangkutan justru tidak menjawab dan membalasnya. Dalam bukunya itu, Hersri hanya menerangkan bahwa Tari Harum Bunga yang juga disebut dengan Tari Bunga Harum diperkenalkan pertama kali oleh koran-koran kuning seperti Api Pancasila, Angkatan Bersendjata, dan Berita Yudha. Dalam bukunya itu, Hersri juga menyatakan bahwa Suyud dan istrinya hilang pada tahun 1966, di Salatiga, Jawa Tengah. Diduga, Suyud dan istrinya diculik dan dibunuh oleh tentara bersama sejumlah anggota dan simpatisan PKI dalam aksi jagal-jagal tahun Pertanyaannya kemudian adalah, benarkah Gerwani melakukan kekejaman dengan mencongkel mata dan memotong kelamin para jenderal seperti yang telah diberitakan oleh media-media saat itu? Ataukah ini hanya fitnah yang dimaksudkan untuk membakar kemarahan rakyat terhadap Gerwani? Dalam laporan dua orang dokter tentara dan Tim Forensik yang salah satunya adalah dokter Rubiono Kertopati yang merupakan pendiri Lembaga Sandi Negara Indonesia, dan tiga orang dokter sipil yang juga ahli forensik yang satu di antaranya adalah dokter Sutomo Tjokronegoro disebutkan, bahwa tidak ada kerusakan pada alat kelamin dan mata para jenderal yang dibunuh oleh tentara yang melakukan putsch. Hasil forensik itu telah diketahui sejak tanggal 5 Oktober 1965, saat jenazah para jenderal akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Kendati kebohongan berita kekejaman Gerwani di Lubangbuaya telah terbongkar, namun informasi ini tidak pernah diberitakan media-media yang telah dikuasai oleh Orde Baru saat itu. Sehingga, kebenaran ini tetap tidak diketahui masyarakat saat itu. Presiden Soekarno yang mengetahui berita bohong itu masih tersebar di media pernah merasa sangat marah dengan wartawan yang ikut menyebarkan informasi menyesatkan yang berakibat pada terjadinya pembunuhan besar-besaran di daerah-daerah. "Apa dikira kita ini orang bodoh! Tidak! Artinya, apa masuk akal, pen** dipotong-potong met 100 giletten? Zijn wij nou een volk van zoon lage kwaliteit (Apakah bangsa kita berkualitas sedemikian rendah) untuk menulis di surat kabar barang yang bukan-bukan!" kata Soekarno dengan gusar. Meski Soekarno meminta kepada media saat itu untuk menulis dengan benar sesuai fakta yang terjadi di lapangan, permintaannya hanya masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan wartawan. Kata-kata Presiden Soekarno saat itu sudah tidak didengar lagi, karismanya sudah pudar dan kekuasaannya telah runtuh meski saat itu dirinya masih seorang Presiden. Gerwani yang sedari awal mendukung politik dan kebijakan progresif Presiden Soekarno lalu 5

6 membuat buletin Pendukung Komando Presiden Soekarno atau PKPS yang salah satu donaturnya adalah Ali Sadikin. Buletin ini diedarkan secara sembunyi-sembunyi oleh para pengurus DPP Gerwani yang berhasil untuk sementara waktu meloloskan diri dari penangkapan para tentara Orde Baru. Selain membuat berita tandingan tentang apa yang terjadi di Lubangbuaya dan hasil forensik yang menyatakan tidak adanya jasad para jenderal yang matanya dicungkil dan kemaluannya dipotong, buletin yang dicetak dengan sangat terbatas itu tidak memberikan hasil apa-apa. Masyarakat yang terlanjur memakan fitnah terhadap Gerwani, tetap melakukan serangan-serangan terhadap para anggota dan kantor Gerwani di pusat dan cabang di daerah. Bagai tikus, para anggota Gerwani diburu, tidak peduli tua maupun muda. Dengan kasar, mereka dilemparkan ke atas truk, dibawa ke dalam gedung lalu disiksa oleh tentara. Tidak jarang mereka yang disiksa harus meninggal dunia. Tidak hanya terhadap Gerwani, anggota organisasi pemuda, buruh, tani, dan seniman yang dekat dengan PKI juga diburu. Salah satu gedung yang dijadikan tempat penyiksaan anggota Gerwani dan anggota organisasi lainnya yang memiliki kedekatan dengan PKI berada di Jalan Gunung Sahari, Jakarta. Gedung itu merupakan bekas sekolah Thionghoa dan dikenal sebagai rumah setan oleh para tahanan politik saat itu. "Sri dihajar habis-habisan. Dia berpenampilan cukup seksi dengan kulit kekuning-kuningan dan buah dada yang besar, sehingga ketika dia berdiri (di) telanjang (i) di hadapan prajurit yang menyiksanya, dia benar-benar dilecehkan dan dihina kewanitaannya karena digerayangi seluruh tubunya," terang Sudjinah, salah seorang anggota DPP Gerwani yang berhasil selamat dari Rumah Setan. Sri merupakan anggota SOBSI. Penyiksaan yang dialaminya selama di Rumah Setan diceritakan kepada Sudjinah dan dituliskan dalam buku kecil yang berjudul Terempas Gelombang Pasang. Masih menurut Sudjinah, tidak sedikit anggota Gerwani yang ditangkap lalu diperkosa oleh tentara yang melakukan penyiksaan. Mereka yang tidak tahan dengan perlakuan itu akan menjadi gila dan stres. Bahkan ada yang nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Saat berada di penjara Bukitduri, Sudjinah mengaku bertemu dengan beberapa wanita berusia belasan yang ditangkap karena dituduh menarikan Tari Harum Bunga, di Lubangbuaya. Jauh di dalam hatinya, Sudjinah mengaku heran, kok bisa seorang anak berumur di bawah 16 tahun menjadi anggota Gerwani dan sukarelawati ganyang Malaysia. 6

7 Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Gerwani (Bab III Pasal 2) tentang keanggotaan disebutkan, yang diterima menjadi anggota (Gerwani) adalah wanita warga negara Indonesia yang berumur 16 tahun ke atas. Dengan merujuk pasal ini, maka menjadi jelas bahwa wanita belia itu bukan anggota Gerwani. Kepada Sudjinah, wanita-wanita itu mengaku sebenarnya mereka bukan anggota Gerwani, tetapi anggota Pemuda Rakyat yang sedang mengikuti latihan perang ganyang Malaysia. Mereka bisa sampai di penjara Bukitduri, karena ditangkap oleh tentara. Mereka juga mengaku saat terjadi penangkapan itu telah disiksa dengan sangat kejam, hingga sebagian dari mereka menjadi gila. Sementara saat ditanya mengenai Tari Harum Bunga yang banyak diberitakan media saat itu, dan akhirnya melekat terhadap Gerwani dewasa ini, mereka mengaku tarian itu hanya bohong belaka dan tidak pernah ada. Yang sebenarnya terjadi adalah, para wanita itu ditelanjangi tentara dalam satu ruangan yang berada di penjara Bukitduri. Dalam ruangan itu mereka disuruh melompat-lompat sambil teriak, lalu difoto dan direkam video. Foto dan rekaman itulah yang kemudian dinamakan Tari Harum Bunga dan disebar ke masyarakat. Kartinah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerwani yang juga sempat mendekam di penjara Bukitduri juga menyatakan, dirinya sempat bertemu dengan wanita-wanita belia berusia 14 tahun yang katanya anggota Gerwani dan menari-nari bertelanjang dada saat berada di Lubangbuaya saat itu. Reaksinya saat mendengar cerita remaja-remaja wanita itu adalah sangat marah, karena mereka telah sangat berani menuding dan menyebar fitnah keji kepada Gerwani. Namun saat mendengarkan keterangan dari remaja wanita bernama Jamilah dan Darsiyem yang memeragakan Tarian Harum Bunga, kemarahannya berangsur sirna. Kedua remaja itu mengaku bahwa mereka dipaksa tentara yang melakukan interogasi kepada mereka sambil terus menerus disiksa dengan brutal. "Mereka bilang bahwa semua tanya jawab soal Lubangbuaya itu sudah dibikinkan oleh pemeriksanya. Dan mereka hanya disuruh membubuhkan cap jempol saja. Jadi memang semuanya sudah direkayasa," ungkapnya. Keterangan Jamilah dan Darsiyem kepada Kartinah ini disampaikan langsung oleh keduanya saat mereka sama-sama mendekam di penjara Bukitduri, dan kesaksiannya ini diceritakan kembali kepada koresponden harian Sinar Harapan di Hongkong, Fransisca Ria Susanti dan telah dibukukan dalam kumpulan cerita 13 korban dengan judul Kembang-Kembang Genjer. 7

8 Kini, setelah 50 tahun Gerakan 30 September berlalu, sisa-sisa kebohongan Orde Baru masih terawat dengan baik dan bisa ditemui dalam relief di Monumen Pahlawan Revolusi, kawasan Lubangbuaya, Jakarta Timur. Monumen ini sengaja dibangun Presiden Soeharto untuk mengabadikan kebohongan berita kekejaman Gerwani dan Tari Harum Bunga, di Lubangbuaya. Dengan masih beradanya relief kekejaman PKI dalam monumem itu, berita bohong mengenai Tari Harum Bunga Gerwani masih terus dipertahankan oleh pemerintah yang berkuasa saat ini. Demikian, kebohongan yang dilakukan selama puluhan tahun itu telah menjadi kebenaran. Sampai di sini ulasan Cerita Pagi menyambut 50 tahun Gerakan 30 September Sumber Tulisan: * Penyusupan PKI ke dalam Tubuh Gerwani, dikutip dari Alex Dinuth, Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis, Kumpulan Tulisan Terpilih tentang Gerakan Komunis dan Bahaya Ekstrim Lainnya di Indonesia, Penerbit Intermasa, * Sudjinah, Terempas Gelombang Pasang, Riwayat Wartawati dalam Penjara Orde Baru, Pustaka Utan Kayu, Maret * Fransisca Ria Susanti, Kembang-Kembang Genjer, Jejak, Oktober * John Roosa, Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, Hasta Mitra, * H Maulwi Saelan, Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66, Visi Media, (san) source: ni-di-lubangbuaya

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, dan mempunyai derajat yang luhur sebagai manusia, mempunyai budi dan karsa yang merdeka sendiri. Semua

Lebih terperinci

Kesaksian Siauw Giok Tjhan dalam Gestapu 1965

Kesaksian Siauw Giok Tjhan dalam Gestapu 1965 Kesaksian Siauw Giok Tjhan dalam Gestapu 1965 Hasan Kurniawan http://daerah.sindonews.com/read/1057848/29/kesaksian-siauw-giok-tjhan-dalam-gestapu-1965-1446312109/ Senin, 2 November 2015 05:05 WIB Siauw

Lebih terperinci

Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit

Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit Hasan Kurniawan http://daerah.sindonews.com/read/1053972/29/kesaksian-elite-pki-tentang-sepak-terjang-aidit-1445105212 Minggu, 18 Oktober 2015 05:05 WIB

Lebih terperinci

Ben Anderson dan Kudeta Militer 1 Oktober 1965

Ben Anderson dan Kudeta Militer 1 Oktober 1965 Ben Anderson dan Kudeta Militer 1 Oktober 1965 Hasan Kurniawan http://daerah.sindonews.com/read/1070825/29/ben-anderson-dan-kudeta-militer-1-oktober-1965-1450531588 Minggu, 20 Desember 2015 05:05 WIB Ben

Lebih terperinci

Gerwani dan Tragedi 1965

Gerwani dan Tragedi 1965 http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis dengan konsep mitologi Roland Barthes. Ia menggunakannya sebagai alat untuk mengkritik ideologi

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

Silahkan Baca Tragedi PKI Ini

Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Nusantarapos,- Apakah Pantas Soeharto Diampuni?, Ada seorang ahli sejarah yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di

Lebih terperinci

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai Karim 1 Mahir Karim Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 9 September 2011 PERANG DI INDONESIA Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai ada orang Indonesia

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.

Lebih terperinci

G30S dan Kejahatan Negara

G30S dan Kejahatan Negara Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32)

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32) G 30 S PKI Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965?

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? http://m.kaskus.co.id/thread/5640b87f12e257b1148b4570/kenapa-soeharto-tidak-mencegah-g30s-1965/ PERAN Soeharto dalam Gerakan 30 September (G30S) 1965 ternyata

Lebih terperinci

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Data Data objek a. Profil Monumen Pancasila Sakti b. Foto c. Video Data referensi a. Buku tentang Monumen Pancasila Sakti b. Beberapa cindera mata Monumen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Kelahiran Lesbumi faktor eksteren. Pertama, dikeluarkanya. politik Indonesia pada awal tahun 1960-an, dan Ketiga perkembangan

BAB V PENUTUP. 1. Kelahiran Lesbumi faktor eksteren. Pertama, dikeluarkanya. politik Indonesia pada awal tahun 1960-an, dan Ketiga perkembangan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang diuraikan pada bab terdahulu, yakni pada bab pertama hingga pada bab terakhir, sebagai jawaban dari rumusan masalah setidaknya dapat dikemukakan

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu

Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Wawancara dengan Soe Tjen: Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Tak ada yang memberitahu Soe Tjen tentang nasib ayahnya dan genosida anti-komunis. Sampai ia mendengar kisah itu dari ibunya, setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI

Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI Menjelang tanggal 30 September 2011 dalam website http://umarsaid.free.fr/ akan diusahakan penyajian secara berturut-turut tulisan atau artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08 Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug 2010 18:08 Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini

Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini Minggu, 17 Agustus 2014 13:30 WIB - Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Senin, 30 Oktober 2017 06:00Reporter : Rendi Perdana Koran Sin Po. 2017 Merdeka.com/rendi Merdeka.com - Alunan biola di tengah Kongres Pemuda II pada 28 Oktober

Lebih terperinci

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera utara dan merupakan kota kedua terbesar setelah Medan. Pematang Siantar terdiri dari 8

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 1. LATAR BELAKANG GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI. Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi sudah berkembang semakin pesat. Dalam dunia pendidikan pun sudah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempermudah dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

Ketika Bung Karno Didemo Tentara

Ketika Bung Karno Didemo Tentara Ketika Bung Karno Didemo Tentara http://www.berdikarionline.com/bung-karno-dan-peristiwa-17-oktober-1952/ Apa yang terjadi pada 17 oktober 1952? Pagi-pagi sekali, 17 oktober 1952, 5000-an orang muncul

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN NAMA : 1. Aris Hadi Pranoto (14144600203) 2. Desi Muji Hartanti (14144600178) 3. Puput Wulandari (14144600191) 4. Muhammad Hafizh Alhanif (14144600215) Kelas: A5-14 SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN 1959-1966

Lebih terperinci

Genjer-Genjer dan Amnesia Indonesia

Genjer-Genjer dan Amnesia Indonesia https://groups.yahoo.com/neo/groups/gelora45/conversations/messages/157864 In Memoriam Sukarelawan-sukarelawan Gerwani telah bermain-main dengan para jenderal, dengan menggosok-gosok kemaluan mereka ke

Lebih terperinci

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* *Kolom IBRAHIM ISA* *Kemis, 18 Agustus 2011* ------------------------ *SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* ** Setelah kejadian aksi-teror Andreas

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai lanjutan dari Penetapan Presiden

Lebih terperinci

G 30 S/PKI, Gestapu. dan Penyelesaian Peristiwa G 30 S Secara Beradab

G 30 S/PKI, Gestapu. dan Penyelesaian Peristiwa G 30 S Secara Beradab G 30 S/PKI, Gestapu dan Penyelesaian Peristiwa G 30 S Secara Beradab (Tanggapam wacana Salim Said) JULIUS GUNAWAN Saya belum membaca buku tulisan Salim Said, baik yang berjudul Dari Gestapu ke Reformasi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas BAB 1 Jasad artis wanita ditemukan tewas mengenaskan di kamar bilas kolam renang apartemen lantai 3. Korban bernama Gilian, umur dua puluh tahun. Gilian mengenakan pakaian renang one piece warna merah,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit Tentara

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE Pembunuhan Berencana Angeline A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL - APA YANG TERJADI? Pembunuhan berencana Angeline yang dilakukan oleh ibu angkat dan pembantunya. - DIMANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 1959 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA, ANGGOTA DAN SEKRETARIS JENDERAL/SEKRETARIS DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa kedudukan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa pelaksanaan tugas di udara mempunyai corak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO Mr. Asaat Datuk Mudo adalah putra Minangkabau Sumatera Barat yang lahir di Dusun Pincuran Landai, Kenagarian Kubangputih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam pada 18 September

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 70 TAHUN 1958 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1958 NO. 41), SEBAGAI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, masyarakat Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma 10 II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu mengadakan peraturan tentang

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

Lebih terperinci