BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dibangun dengan semangat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dibangun dengan semangat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dibangun dengan semangat bersaudara, penuh toleransi antara satu dengan yang lain. Mereka diajari agar hidup saling tolong menolong antara satu dengan yang lain. Hal ini mengidikasikan bahwa orang Islam harus memperhatikan nasib saudaranya yang kurang beruntung. Untuk merealisasikan prinsip ta awun ini, Islam mengeluarkan beberapa aturan berkaitan dengan jaminan sosial terhadap masyarakat yang kurang beruntung, diantaranya adalah pengembangan ekonomi berdasarkan wakaf. 1 Wakaf telah bermula sejak zaman sebelum Rasulullah SAW. Berkaitan dengan wakaf uang pada zaman Rasulullah SAW tidak ada yang dinamakan wakaf uang atau wakaf tunai secara non istituttional mungkin sudah wujud semenjak beberapa abad silam, namun ia tidak populer dikalangan masyarakat dan pemerintah Islam karena institusi wakaf yang dikembangkan oleh lembaga sosial dan negara telah mampu memjawab persoalan wakaf secara komprehensif. 2 Wakaf semenjak dilegalkan pada masa kenabian Muhammad SAW, nuansa utamanya adalah sosial. Di mana orang-orang yang berharta digalakan melakukan kebajikan untuk membantu masyarakat umum yang membutuhkan Jum at 12 Agustus 2 Ibid,

2 2 pertolongan. Hasil dari wakaf diberikan untuk mereka, dengan demikian secara alami masyarakat akan memperoleh kesejahteraan ekonomi atau kesejahteraan untuk semua masyarakat muslim. Jadi dalam membangun perekonomian umat ia hanya sebagai pelengkap dari sistem yang ada, namun untuk membangun kepentingan sarana umum agar segala sesuatu menjadi lebih efisian dan ekonomis wakaf tunai amat diperlukan. Jadi secara makro wakaf diharapkan mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. 3 Di Indonesia, dalam memasuki milenium ketiga ini, berbagai elemen masyarakat mencoba mensosialisasikan wakaf uang dengan berbagai cara. Bukan saja tahap sosialisasi ini berjalan tanpa aplikasi, malah sudah ada lembaga tertentu yang mencoba mengaplikasikannya. Institusi yang menangani wakaf uang bisa berupa istitusi berupa istitusi seperti lembaga zakat yang dikelola secara profesional oleh oranng-orang yang memenuhi persyaratan, ia bisa juga dikelola oleh lembaga seperti reksadana dengan syarat-syarat tertentu pula atau oleh suatu institusi yang ditetapkan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan bank. Ia bisa berdiri sendiri atau ia juga menjadi bagian dari institusi keuangan lain yang bisa saling membantu untuk peningkatan pendapatan wakaf tersebut. Beberapa alternatif pengaturan misalnya uang yang dikumpulkan digunakan untuk membangun harta wakaf yang sudah ada. Mungkin ada sebidang tanah yang sudah diwakafkan terlebih dahulu, diatas tanah ini tentu lebih baik di bangun klinik, sekolah atau ruko dan sebagainya. Atau bisa saja uang wakaf dibelikan bangunan atau apa saja yang bisa Rabu, 16 Maret

3 3 melahirkan keuntungan. Dari keuntungan tersebut pengelola bisa mengeluarkan biaya pengelolaan, bisa membiayai aktifitas sosial bisa memberikan bantuan kepada oang-orang yang membutuhkan. Harta atau uang wakaf ini bisa juga diinvestasikan pada sektor lain yang menguntungkan seperti obligasi syariah. Adanya jaminan bahwa uang modal dari wakaf tidak hilang merupakan prinsip utama yang mesti dipegang. 4 Istilah wakaf uang atau yang sering disebut wakaf tunai memang harus dipopulerkan kembali untuk menciptakan keseimbangan sosial dalam wujud ekonomi, lebih tepat kesejahteraan masyarakat. Wakaf uang memiliki fleksibilitas (keluwesan) dan kemaslahatan besar yang tidak dimiliki oleh benda lain. 5 Wakaf berarti menahan harta untuk dikekalkan wujud bendanya, dan difungsikan untuk aktifitas investasi ekonomi yang bersifat produktif. Harta wakaf tidak berkurang pada penggunaanya untuk kepentingan pemberdayaan masyarkat dalam berbagai bidang kehidupan. 6 Bank BNI Syariah adalah salah satu dari berbagai lembaga keuangan syari ah. Terdapat beberapa produk dan layanan pada perusahaan ini, salah satu diantaranya adalah Wakaf Uang untuk inspirasi kesejahteraan masyarakat dan investasi akhirat. 7 Yang menjadi permasalahannya adalah Bagaimana implementasi wakaf uang yang merupakan produk layanan terbaru di BNI Syariah Cabang 4 Kamis, 18 Agustus Direktorat pemberdayaan wakaf, Paradigma Baruwakaf di Indonesia, (Jakarta: 2007), halm Ibid, Brosur BNI Syariah Cabang Pekalongan

4 4 Pekalongan. Untuk itu dalam tugas akhir ini penulis mengajukan judul IMPLEMENTASI WAKAF UANG DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN Dengan demikian kita bisa mengetahui apa itu wakaf uang atau yang sering disebut wakaf tunai, layanan wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan cukup menarik perhatian saya untuk meneliti lebih lanjut, karena layanan wakaf uang ini masih jarang di temui di lembaga keungan lainnya. Di BNI Syariah Cabang Pekalongan ini lah kita bisa mengenal produk dan layanan yang masih langka dan perlu kita ketahui, kenali dan pelajari, yang lebih logis pada dasarnya adalah dampak dari dibolehkannya wakaf uang. Adapun pemilihan judul diatas diantaranya adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan, yang merupakan produk layanan terbaru, sehingga penulis sangat berminat dan merasa tertarik dengan permasalahan tersebut. Untuk penelitian produk wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dimana nazdir yang akan mewakafkan uangnya di BNI Syariah Cabang Pekalongan tersebut langsung masuk ke rekening BWI yang ada di BNI Syari ah, BNI Syariah Cabang Pekalongan hanyalah fasilitator saja, semua pertanggung jawaban ada di pihak BWI sendiri. 8 Dengan pemilihan topik ini penulis ingin mempopulerkan kembali wakaf uang. Karena biasanya masyarakat lebih mengenal wakaf identik dengan tanah 8 Hasil wawancara dengan CS BNI Syariah pekalongan Bu Sisca

5 5 atau bangunan saja. Dengan munculnya topik wakaf uang ini, masyarakat dan sekitarnya agar lebih mengenal wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan khususnya. Di BNI Syariah Cabang Pekalongan layanan wakaf tersedia untuk siapa saja dan jaringan luas. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Secara Praktis Kegunaan dari penelitian Tugas Akhir ini yaitu : Bagi penulis untuk menambah wawasan terkait wakaf dalam Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, khususnya wakaf uang. b. Secara Teoritis Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Implementasi Wakaf Uang pada layanan yang diterapkan di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan, sebagai tambahan informasi dan

6 6 referensi bagi mahasiswa pada khususnya dan semua pihak-pihak yang membutuhkan. D. Penegasan Istilah Adapun Penjelasan tentang penegasan istilahnya adalah sebagai berikut : 1. Implementasi Merupakan kata serapan bahasa asing dalam bahasa Indonesia yang Artinya pelaksanaan atau penerapan. 9 Implementasi wakaf uang disini ada dua yaitu, 10 wakaf berjangka (pengembangan dana yang diwakafkan untuk kesejahteraan masyarakat, sedangkan nilai pokok dana wakaf akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu, minimal 5th) wakaf abadi (seluruhnya digunakan / diwakafkan untuk kesejahteraan masyarakat). 2. Wakaf Uang wakaf yang diberikan muwakif/wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf untuk kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemaslakhatan umat BNI Syariah Cabang Pekalongan Suatu lembaga keuangan yang berpedoman syariah dan menggunakan prinsip bagi hasil. 9 J.S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Kompos : 2003), h Brosur BNI Syariah Cabang Pekalongan 11 Rabu, 20 Juli 2011, Rabu, 16 Maret 2011

7 7 Jadi maksud secara keseluruhan dari judul tugas akhir ini yakni membahas tentang Implementasi Wakaf Uang dan dalam hal ini aspek yang akan diteliti adalah terkait tentang implementasi wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan E. Tinjauan Pustaka Setelah penyusun mengadakan penelitian terhadap literatur-literatur, baik buku maupun karya ilmiah skripsi, tampaknya ada beberapa buku yang mempunyai korelasi tema dengan topik ini. Namun dari penulusuran terhadap beberapa literatur tersebut penyususn menemukan perbedaaan artikulasi pembahasan antara yang dibahas oleh literatur-literatur tersebut dengan tugas akhir ini. Adapun sekripsi yang membahas tentang wakaf dapat penyususn paparkan sebagai berikut: Studi Tentang Pengelolaan Wakaf Tunai Pada Lembaga Amil Zakat Di Kota Yogyakarta oleh Nuzula Yustisia. Dalam sekripsi ini penyususan berkesimpulan bahwa Penerimaan wakaf tunai pada LAZ di kota Yogyakarta belum sesuai dengan konsep penerimaan wakaf tunai pada LKS Penerima Wakaf Uang (PWU). Wakif yang akan mewakafkan uangnya melalui LAZ tidak diharuskan untuk menyatakan kehendak wakafnya secara tertulis dan wakaf uang itu tidak didaftarkan kepada Menteri. Wakaf uang yang diterima bukan sebagai rekening titipan (wadi ah) seperti pada

8 8 LKS-PWU, namun langsung dikelola oleh LAZ sesuai dengan peruntukan wakaf yang telah ditentukan. 12 Salah satu karya ilmiah yang membahas wakaf adalah karya ilmiah yang berjdudul: "Wakaf Uang Perspektif Hukum Islam" Karya Helmi Juniawan Fauzi. Dalam karya ilmiah ini dikupas tentang perbedaan hukum wakaf uang menurut empat mazhab figh beserta dalil-dalil hukumnya yang digunakan secara umum, sehingga penyusun berkesimpulan bahwa masalah wakaf dikalangan ulama mazhab banyak didasarkan pada ijitihad ulama' yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tradisi masyarakat Islam dimana para ulama empat madzhab tersebut bertempat tinggal. 13 Salah satu karya ilmiah yang membahahas tentang wakaf adalah karya ilmiah yang berjudul: "Wakaf Saham Perspektif Hukum Islam" Karya Arif Muttaqin. Dalam karya ilmiah ini diulas tantang saham pada era ini apakah dapat dijadikan harta wakaf dari tinjauan hukum Islam. Dari analissa penyususn berkesimpulan bahwa saham merupakan benda bergerak yang dapat memberikan keuntungan yang selanjutnya keuntungan tersebut dapat disalurkan guna memenuhi tujuan wakaf sehingga saham dapat dikategorikan sebagai harta wakaf. 14 Kemudian dalam tesis, legalitas wakaf tunai, karya H. Sam ani Sya roni,m.ag. yang menguraikan tentang wakaf tunai dalam perspektif ulama NU dan Muhammadiah kota pekalongan yang didalamnya dijelaskan 12 Di akses pada hari Kamis, tgl 27 Oktober mv=0& y5beta=yes&deldraft=1 - _ftn17. Kamis, 27 Oktober Sekripsi Arif Muttaqin, Wakaf Saham Perspektif Hukum Islam, 2004

9 9 mengenai perbedaan pendapat tentang keabsahan wakaf uang tunai. Kebanyakan ulama NU kota pekalongan tidak membolehkan wakaf tunai ini dengan alasan bahwa mereka belum menemukan dalil yang tepat mengenai pelaksanaan wakaf tunai ini, namun mereka bersifat flaksibel. Apabila suatu saat mereka menemukan dalil yang menjelaskan tentang wakaf uang tunai ini mereka akan menerima keabsahan dari wakaf tunai tersebut. Sedangkan menurut ulama muhammadiah kota pekalongan terjadi perbedaan pendapat ada yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan. Yang tidak membolehkan atau melarang mereka berpendapat dari segi esensi wakaf dan bersandar pada nash yaitu hadits dari Ibnu Umar ra. Sedangkan bagi yang dibolehkan mereka mendasarkan pada aspek kemaslakhatan dan tidak ada dalil yang melarang berwakaf dengan uang / wakaf tunai. 15 Sedangkan Judul yang penulis angkat adalah Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan Layanan wakaf uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang bekerjasama dengan BWI, secara garis besar sesuai dengan UU No.41 Th.2004 dan telah diimplementasikan bahwa penyerahan wakaf uang dari wakif kepada account Nazhir di Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah dilakukan dengan akad Wadiah (titipan) yang selanjutnya dana yang masuk langsung dimasukan ke rekening BWI dan dikelola langsung oleh BWI. 15 Sam ani, tesis legalitas wakaf tunai (semarang: IAIN Wali songo, 2003)

10 10 Dengan demikian, keberadaan dana wakaf uang ini akan membuka jalan yang lebih lebar bagi proses pelayanan kepentingan kemanusiaan secara keseluruhan. F. Kerangka Teori Dalam konsep wakaf uang, Wakaf dapat menjadi sumber dana tunai. Dalam konsep ini wakaf di infakkan dalam bentuk uang tunai. Konsep ini memungkinkan paling tidak dua hal. Pertama, wakif tidak perlu memerlukan jumlah uang yang besar untuk di belikan tanah. Wakaf dapat diberikan dalam satuan-satuan yang lebih kecil, misalnya di Indonesia, sebuah sertifikat wakaf yang dikeluaarkan oleh lembaga wakaf resmi, dapat dibayar menurut satuan Rp 5.000,- misalnya. Ini memungkinkan partisipasi atau memperluas jumlah wakif. Kedua, bentuk wakaf dapat berupa harta lancar yang penggunaannya sangat fleksibel, sehingga harta wakaf bisa menjadi modal finansial yang disimpan di bank-bank atau lembaga keuangan. Dalam bentuk wakaf tunai, wakaf dapat berkembang lebih dinamis lagi. 16 Pengertian wakaf uang itu sendiri adalah wakaf yang diberikan muwakif/wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf untuk kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemaslahatan umat. 17 Semangat pemberdayaan wakaf uang semata-mata untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia, khususnya masyarakat muslim yang relatif masih 16 Acmad Djunaedi dan Thobieb Al-Asyhr, Menuju Era Wakaf Produktif (Jakarta: Mumtaz Publishing, 2007) hlm Rabu, 18 Juli 2011

11 11 tertinggal. Landasan yang digunakan untuk langkah pemberdayaan tersebut adalah pemberdayaan wakaf yang telah dilakukan oleh Negara-negara Musllim Timur Tengah. Langkah pemberdayaan wakaf di Indonesia semakin mantap sejak adanya dukungan pemerintah dengan di keluarkannya Undang Undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf. Selanjutnya masih terdapat pula aturan lain yang mendukung optimalisasi pelaksanaan pemberdayaan wakaf ini dengan adanya UU Otonomi daerah, Kebijakan Moneter Nasional, dsb. 18 Adapun tujuan Wakaf Uang untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut: 19 1) Menjadikan perbankan sebagain fasilitator untuk menciptakan Wakaf Uang dan membantu dalan pengelolaan wakaf. 2) Membantu memobilisasi tabungan masyarakat dengan menciptakan Wakaf uang atau wakaf tunai. 3) Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan masyarakat menjadi modal. 4) Memberikan manfaat kepada masyarakat luas, terutama golongan miskin dengan menggunakan sumber-sumber yang diambilkan dari golongan kaya. 5) Menciptakan kesadaran diantara orang kaya tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat. 6) Membantu pengembangan Social Capital Market. 18 Acmad Djunaedi dan Thobieb Al-Asyhr, Menuju Era Wakaf Produktif (Jakarta: Mumtaz Publishing, 2007) hlm M. A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai ( Jakarta: CIBER-PKTTI-UI, 1999), hlm. 41.

12 12 7) Membantu usaha-usaha pembangunan bangsa secara umum dan membuat hubungan yang unik antara jaminan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Hal yang penting yang perlu dicatat adalah, bahwa lembaga Nazir ini harus dikelola secara profesional. Untuk itulah, hasil dari pengembangan wakaf yang dikelola secara profesional dan amanah kemudian dipergunakan secara optimal untuk keperluan sosial. 20 G. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian a. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah penelitian lapangan (Field Research) artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan dengan mengambil dari berbagai sumber dan literatur yang terkait dengan rumusan masalah kemudian hasil penelitian tersebut dilengkapi dengan data yang diperoleh dari studi pustaka. 21 Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Dari penelitian ini akan diperoleh suatu 20 M. A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai ( Jakarta: CIBER-PKTTI-UI, 1999), hlm Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 8

13 13 data deskriptif yang menggambarkan suatu karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. 22 Dengan pendekatan kualitatif ini penulis akan memberikan suatu gambaran mengenai wakaf uang dalam bentuk kalimat dan paragraf sehingga akan diperolah suatu kesimpulan berupa uraian tentang Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan penggabungan dari penelitian lapangan (Field reseach) artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan dengan mengambil dari berbagai sumber dan literature yang terkait dengan rumusan masalah kemudian hasil penelitian tersebut dilengkapi dengan data yang diperoleh dari studi pustaka Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah BNI Syariah Cabang Pekalongan yang berada di Jalan Pemuda 5254 Pekalongan, karena BNI Syariah salah satu Bank Syariah yang bekerjasama dengan Badan Wakaf untuk layanan wakaf uang. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan penulis adalah: 22 Ibid, hlm Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 6

14 14 a. Sumber data primer Adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data primer ini diperoleh dari wawancara dengan pihakpihak terkait yang mengetahui tentang masalah yang sedang dibahas yaitu terkait dengan Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah cabang Pekalongan Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan Ibu Sisca selaku Customer Servive (CS) di BNI Syariah cabangn Pekalongan. b. Sumber data sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yaitu diperoleh lewat pihak lain, bukan dari subyek penelitian. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta arsip-arsip resmi Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah tekhnik pengamatan yang didasarkan atas pengamatan sendiri. Pengamatan tersebut memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data ), hlm Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm Le xy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya,

15 15 Dalam tekhnik observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu mengamati tentang Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Wawancara Tanya jawab yang dilakukan oleh seorang dengan responden tunggal, atau tanya jawab perseorangan. 26 Wawancara ini dilakukan dengan cara peneliti menanyakan langsung secara umum saja tentang keinginannya kepada responden atau dengan pihak-pihak terkait lainnya yang berkaitan dengan layanan Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan ibu Siska selaku Customer Service (CS). c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dengan gambar, tulisan atau lainlain. Dalam hal ini data-data yang diambil berupa arsip-arsip tentang Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah cabang Pekalongan Metode Analisis Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya dalam mengambil kesimpulan, maka metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif dan analisis. 26 Yandiyanto,Kamus Umum Bahasa Indonesia,Bandung:M2S, h lm Husein Umar, Reseacrch methods in finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 118

16 16 Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. 28 Atau data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. 29 Metode analisis data merupakan suatu metode dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan, kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah. Dengan metode ini penulis mengungkapkan Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang dikaitkan dengan teori-teori umum. H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan, maka penulis Tugas Akhir ini akan membagi menjadi lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub yang menguraikan isi bab, yang mana antara bab I sampai dengan bab terakhir 1998), h.6 28 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Gahlia Indonesia, 1998), hlm Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

17 17 merupakan uraian yang berkesinambungan. Adapun sistematikannya adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Isi pendahuluan ini merupakan penjelasan-penjelasan erat sekali hubungan dengan masalah yang akan dibahas dengan bab-bab dengan rincian (1) Latar belakang masalah, bagian ini penulis menerangkan kerasionalan suatu topik yang dinyatakan pada judul Tugas Akhir itu diteliti dengan menggunakan argumentasi serta diuraikan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan, (2) rumusan masalah, sebagai upaya penulis untuk menyatakan secara tersuratpernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya,sehingga jelas dengan batasan masalah yang akan diteliti, (3) tujuan dan kegunaan penelitian, adanya penelitian ini penulis perlu menguraikan tentang maksud,tujuan dan kegunaan penelitian dan hal yang ingin dicapai untuk menjaga konsistensi dalam perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, (4) penegasan istilah, agar lebih memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahfahaman dalam penafsiran terhadap judul maka penulisan penegasan istilah ini dianggap perlu oleh penulis, (5) tela ah pustaka, dibagian ini penulis tunjukan untuk menjelaskan posisi riset dari penelitian penulis yang berisi perbandingan riset terdahulu yang relevan dengan masah yang diteliti dengan penelitian penulis sendiri, (7) metode penelitian, pada poin ini penulis menjelaskan tata cara

18 18 penelitian yang akan penulis lakukan agar memudahkan dalam proses penellitian, (8) sistematika penulisan, dalam hal ini penulis memuat urutan hal-hal yang dimuat dalam tugas akhir, mulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Bab II : Landasan teori berisi tentang Bab ini penulis menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penulis agar didapat gambaran yang jelas yang berkaitan dengan judul tugas akhir yang diambil yaitu implementasi wakaf uang, terutama yang berkaitan dengan objek yang diteliti oleh penulis, yaitu konsep dasar wakaf uang (meliputi : pengertian, Prinsip dasar dan landasan operasional wakaf uang), jenis-jenis, rukun dan syarat wakaf uang, mekanisme pengelolaan dana dan investasi wakaf uang dan manfaat dan resiko dari wakaf uang. Bab III : bab ini berisi maslah profil dari tempat penelitian yaitu BNI cabang Pekalongan yaitu meliputi Gambaran umum BNI Syariah cabang Pekalongan, berisi tentang : Sejarah berdirinya BNI Syariah cabang Pekalongan, Visi dan Misi BNI Syariah cabang Pekalongan, Jenisjenis Produk BNI Syariah cabang Pekalongan, Struktur Organisasi BNI Syariah cabang Pekalongan, Mekanisme pengelolaan dana wakaf uang di BNI syariah cabang Pekalongan.

19 19 Bab IV : Analisis dan Pembahasan Analisis data, pembahasan hasil analisis,jwaban atas pertanyaanpertanyaan yang disebut dalan rumusan masalah, serta menilai Judul Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah cabang Pekalongan. Bab V : Penutup Merupakan bagian akhir dari penulisan Tugas Akhir (TA) yang berisi tentang : Kesimpulan dan saran-saran setelah melakukan penelitian dan menyusun tugas akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti. perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti. perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa nabi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem keuangan syariah, bank sentral harus menjadi pusat perbankan syariah yang secara otonom bertanggung jawab merealisasikan sarana-sarana sosio-ekonomi

Lebih terperinci

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia.

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia. Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia. Wakaf telah lama dikenal masyarakat muslim sebagai salah satu bentuk amal jariyah yang berperan penting bagi pengembangan sosial, ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, tanpa Bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulitnya menyimpan dan mengirimkan uang, memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT pada dasarnya merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. Baitul maal wat Tamwil (BMT)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen) PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia lembaga perbankan dibedakan menjadi dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik pemerintah maupun swasta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan masyarakat, seringkali dijadikan indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri untuk tetap stabil, bahkan meningkat. Beberapa sektor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim Indonesia yang memegang teguh prinsip syari ah tentunya mengharapkan akan hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Undang-Undang Perbankan Syariah ditetapkan, jumlah bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang. Bahkan setelah difasilitasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ajaran Islam dalam bidang ekonomi, direalisasikan melalui lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya bank Islam di Negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangan. Bank merupakan lembaga keuangan yang aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah didorong oleh dua alasan utama yaitu adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal dan bait at-tamwil. Bait al-maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya bank pada mulanya hasil dari perkembangan cara penyimpanan harta benda. Para saudagar merasa khawatir membawa perhiasan dan lain sebagainya berpindah

Lebih terperinci

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H A. PENDAHULUAN Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf hanya menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA Layanan Syariah dengan jaringan yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur menjadikan Koperasi

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW. Atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW. Atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah Lembaga Keuangan atau Perbankan yang Operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati 1. Status Legalitas Program Wakaf Uang KJKS BMT AL-FATTAH selaku LKS-PWU berkewajiban melakukan

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di Dukuh Babat Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya. Berdirilah sebuah yayasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan BAB IV HASIL PENELITIAN A. IMPLEMENTASI WAKAF UANG 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan Wakaf berarti menahan harta untuk dikekalkan wujud bendanya, dan difungsikan untuk aktifitas

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006 BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006 A. Analisis Pembinaan Nazhir Di Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Pembinaan nazhir merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar dosmestik maupun yang merambah ke pasaran internasional sangat ketat. Perusahaan yang ingin

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO 46 BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO A. Profil Bank Syariah Bukopin Cabang Waru Sidoarjo Nama Instansi Alamat : PT Bank Syariah Bukopin Cabang Sidoarjo : Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan dari data-data lapangan (Field Research) yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan Indonesia di era modern saat ini mulai menunjukkan kemajuannya. Dengan kehadiran sistem perbankan syariah di dalamnya yang menjadikan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat hukumnya fardu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abudi. Dalam Al Qur an perintah zakat sama dengan perintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Sifat, dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar ataupun kecil. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam merupakan ajaran yang mengedepankan nilai-nilai agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan secara adil kepada kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat

Lebih terperinci

PRAKTEK PERWAKAFAN UANG DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di KJKS BMT AL-FATTAH Pati)

PRAKTEK PERWAKAFAN UANG DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di KJKS BMT AL-FATTAH Pati) PRAKTEK PERWAKAFAN UANG DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di KJKS BMT AL-FATTAH Pati) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Oleh : UMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Aspek kepercayaan adalah modal utama bisnis lembaga keuangan, semakin lembaga keuangan menunjukkan eksistensinya semakin tinggi pula kepercayaan anggota terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif. Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemiskinan hingga saat ini masih menjadi problem yang terjadi bangsa indonesia. Kemiskinan biasanya diukur dengan pendapatnya. Kemiskinan pada dasarnya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI 1 Fida Farida, 2 Asep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus dilakukan oleh para produsen dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar lebih berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG. Abdur Rozzaq ABSTRAK

MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG. Abdur Rozzaq ABSTRAK MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG Abdur Rozzaq 10210044 ABSTRAK Di Kota Malang, lembaga-lembaga pengelola wakaf seperti KUA belum melaksanakan manajemen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dan transparansi laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spritual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan papan tempat buku, sejenis meja tempat penukaran uang, yang digunakan oleh para pemberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang terjadi pada tahun 1997, merambat ke berbagai aspek kehidupan. Kegiatan ekonomi yang melemah akibat depresiasi pada nilai tukar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa dekade belakangan ini industri perbankan terus berkembang dengan pesatnya, sehingga sektor ini menjadi sektor andalan dalam pengembangan perekonomian daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminjam (berhutang) kepada bank atau perusahaan lain. akan dapat menganggu tatanan kehidupan ekonomi yang dudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. meminjam (berhutang) kepada bank atau perusahaan lain. akan dapat menganggu tatanan kehidupan ekonomi yang dudah ada. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha tentu tidak selalu dalam keadaan baik, adakalanya usaha dari suatu perusahaan itu tidak dapat lagi memenuhi fungsinya sebagai suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pokok lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank adalah sebagai lembaga keuangan yang melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu koperasi juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari bank. milik pemerintah maupun swasta, dan masih terbagi menjadi bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari bank. milik pemerintah maupun swasta, dan masih terbagi menjadi bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia lembaga perbankan dibedakan menjadi dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari bank milik pemerintah maupun swasta,

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) atau penelitian empiris yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau biasa disebut dengan penelitian empiris. Salah satu karakteristik jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha, badan yang bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif ini akan berusaha mendeskripsikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk kedalam kategori ibadah kemasyarakatan (ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum adanya lembaga simpan pinjam syariah, masyarakat kecil dan menengah dalam menambah modal usahanya dengan cara meminjam kepada rentenir atau lembaga simpan pinjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syrariah (KSPPS) merupakan pemecahan dari problem tersebut. Dengan prosedur operasional seperti koperasi, KSPPS diharapkan mampu menyokong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Wakaf uang (Cash Wakaf/Waqf al-nuqud) telah lama dipraktikkan di berbagai negara seperti Malaysia, Bangladesh, Mesir, Kuwait dan negara-negara Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. Umat Islam memandang bahwa Al-Qur an dan Sunnah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Sifat dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah field research (penelitian lapangan) yaitu suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BADAN WAKAF INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Bank syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 79 Oleh karena itu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi makelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga keuangannya. Lembaga Keuangan yang sehat akan menunjang perekonomian negara secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan menegaskan arti dan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksitensi Bank Syariah, memicu tumbuhnya bank-bank Syariah di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Eksitensi Bank Syariah, memicu tumbuhnya bank-bank Syariah di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya UU No 7 Tahun 1992 dan UU No 10 tahun 1998 tentang Eksitensi Bank Syariah, memicu tumbuhnya bank-bank Syariah di Indonesia dan untuk lebih merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan pemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia secara faktual telah meningkatkan jumlah penduduk miskin. Jumlah mereka dari waktu ke waktu semakin bertambah beriringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga-lembaga ekonomi harus melaksanakan pola tersebut agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga-lembaga ekonomi harus melaksanakan pola tersebut agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara membutuhkan pola pengaturan sumber-sumber daya yang tersedia secara terarah dan terpadu, sehingga hasil yang optimal dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu

Lebih terperinci