BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. IMPLEMENTASI WAKAF UANG 1. Implementasi Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan Wakaf berarti menahan harta untuk dikekalkan wujud bendanya, dan difungsikan untuk aktifitas investasi ekonomi yang bersifat produktif. Harta wakaf tidak berkurang pada penggunaanya untuk kepentingan pemberdayaan masyarkat dalam berbagai bidang kehidupan. 1 BNI Syariah Cabang Pekalongan adalah salah satu dari berbagai lembaga keuangan syari ah yang terdapat beberapa produk dan layanan, salah satu diantaranya adalah Layanan Wakaf Uang untuk inspirasi kesejahteraan masyarakat dan investasi akhirat. Layanan ini pertama di kenalkan secara luas kemasyarakat sejak tanggal 8 Januari Bank Syariah khususnya BNI Cabang Pekalongan dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). 3 Adapun Syarat nazhir yaitu, Syarat Nazhir : a. Warga Negara Indonesia (WNI) b. Islam 1 Kamis,8 September 2011, pkl: Hasil wawancara dengan pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan bu Sisca 3 Data BNI Syariah Cabang Pekalongan, Peranan LKS Dalam Pelaksanaan Wakaf Uang 64

2 65 c. Dewasa d. Amanah e. Mampu secara jasmani dan rohani f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum Di BNI Syariah Cabang Pekalongan sendiri mempunyai layanan wakaf uang, yang saat ini bekerjasama d engan BWI ( Badan Wakaf Indonesia) yang berpusat di Jakarta. Kemudian selain di BWI, BNI juga bekarjasama dengan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA). BNI Syariah Cabang Pekalongan hanya sebagai mediator, dimana bank hanya penerima setoran wakaf uang dan tidak menyalurkan dana wakaf. Dana langsung dimasukan dalam rekening BWI atau YBWSA yang sudah ada di bank BNI Syariah Cabang Pekalongan. 4 Gambaran BNI Syariah Cabang Pekalongan sebagai penerima wakaf sebagai berikut: Gambar 4.1 Bank Syariah Cabang Pekalongan sebagai Penerima Wakaf Uang 5 Wakaf Uang di BNI Syariah Cabang Pekalongan telah bekerjasama baik dengan BWI dan dikelola langsung oleh BWI. 4 Hasil wawancara dengan pembimbing di BNI Syariah ibu Sisca (CS) 5 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalongan

3 66 Tugas BWI itu sendiri yaitu : a. Melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional (BWI sbg Nazhir) c. Memberikan persetujuan / izin atas perubahan peruntukkan dan status harta benda wakaf d. Memberhentikan dan mengganti Nazhir e. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Presiden Republik Indonesia cq. Menteri Agama. Uang yang di wakafkan melalui BNI Syariah cabang Pekalongan ini tidak akan berkurang sepeserpun jumlahnya, justru seabaliknya dana akan berkembang dalam investasi yang dijamin aman, dengan pengelolaan secara amanah, yakni bertanggung jawab, profesional dan transparan. 6 BNI Syariah Cabang Pekalongan telah memenuhi syarat menjadi penerima wakaf uang (PWU), 7 syarat-syaratnya yaitu : a. Telah mendapatkan penunjukan Menteri (agama) setelah mendengar saran/pertimbangan Badan Wakaf Indonesia dan instansi terkait 6 Brosur BNI Syariah Cabang Pekalongan 7 Hasil wawancara dengan pembimbing di BNI Syariah ibu Sisca (CS)

4 67 b. Berbadan hukum Indonesia dan bergerak di bidang keuangan syariah c. Telah mengajukan permohonan tertulis d. Memiliki kantor operasional di wilayah RI e. Memiliki fungsi penerimaan dana titipan (wadiah) Adapun syarat wakaf adalah : a. Tujuan wakaf tidak boleh bertentangan dengan kepentingan agama islam. b. Jika wakaf dilakukan melalui wasiat, maka baru terlaksana setelah si wakif meninggal dunia dan tidak boleh melebihi 1/3 dari harta peninggalan. 8 c. Wakaf itu pasti berkekalan dan terus menerus, artinya tidak boleh dibatasi dengan jangka waktu. d. Wakaf tidak boleh ditarik kembali leh si wakif atau ahli warisnya. e. Wakaf itu mesti dilakukan secara tunai, karena berwakaf berarti memindahkan hak milik pada waktu terjadi wakaf itu. f. Hendaklah wakaf itu disebutkan dengan terang kepada siapa diwakafkan. g. Setiap harta wakaf harus dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf pada umumnya. 9 Wakaf uang bagi umat Islam tergolong baru. Hal ini bisa dicermati dengan lahirnya fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang wakaf uang yang ditetapkan tanggal 11 Mei Undang-Undang Tentang Wakaf sendiri juga baru disahkan oleh Presiden pada tanggal 27 Oktober Undang-undang ini 8 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia (Dalam Teori dan Praktek), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet.3, hlm Abdul Ghofur Anshori, Hukkum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, hlm. 30

5 68 merupakan tonggak sejarah baru bagi pengelolaan wakaf setelah sebelumnya wakaf diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 1977 dan Kompilasi Hukum Islam buku III (Ali, 2006: ). 10 Secara terperinci, obyek wakaf yang menjadi induk dari wakaf uang dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 dijelaskan bahwa harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah (pasal 15). Harta benda wakaf terdiri atas benda tidak bergerak dan benda bergerak. Benda tidak bergerak meliputi: Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; 2. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada angka 1; 3. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; 4. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari ah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi: 1) Uang; 2) Logam mulia; 10 Kamis,8 September 2011, pkl: Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, (pasal 15).

6 69 3) Surat berharga; 4) Kendaraan; 5) Hak atas kekayaan intelektual; 6) Hak sewa; 7) Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari ah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 16). Pasal 15 dan 16 di atas menunjukkan bahwa fikih wakaf Indonesia telah mengadopsi semangat fikih klasik yang dipadukan dengan kebutuhan zaman. Kalau dalam perspektif fikih klasik, seperti pendapat Abu Hanifah, umumnya wakaf masih dikaitkan dengan barang-barang yang tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. Pendapat semacam ini sebenarnya pernah berlaku di Indonesia sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, sebagaimana tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam. Undang-Undang Tentang Wakaf ini memberikan keleluasaan bagi umat Islam untuk turut serta dalam program wakaf sehingga tidak perlu lagi menunggu kaya dahulu seperti tuan tanah. Mereka dapat menyisihkan sebagian rezekinya untuk wakaf tunai atau menyerahkan hak miliknya untuk diwakafkan secara berjangka. Ini merupakan terobosan baru yang dapat memberikan peluang bagi peningkatan kesejahteraan umat Islam PP No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU no. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

7 70 Adapun benda bergerak berupa uang dijelaskan dalam pasal 22 dan 23. Dalam pasal 22 dijelaskan bahwa Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah. Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk: Hadir di lembaga keuangan syari ah penerima wakaf tunai (LKS-PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf tunainya; 2. Menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan; 3. Menyetor secara tunai sejumlah uang ke LKS-PWU; 4. Mengisi formulir pernyataan kehendak wakif yang berfungsi sebagai AIW. Adapun isi dari Formulir Wakaf Uang (FWU) sebagai berikut, (Lampiran). FWU sama fungsinya dengan AIW, memuat : 14 a. Nama dan identitas wakif b. Nama dan identitas nazhir c. Nama dan identitas saksi d. Peruntukkan wakaf e. Jangka waktu wakaf f. Data dan keterangan harta benda wakaf g. Nomor nazhir (dari BWI) Catatan : 13 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wakaf Produktif BNI Devisi Usaha Syariah. 14 ibid

8 71 Ikrar wakaf wajib dihadiri oleh Wakif, Nazhir & 2 orang saksi serta wakil Mauquf Alaih (apabila ditunjuk khusus). Sedangkan Isi dari Sertifikat Wakaf Uang (SWU) yaitu, (Lampiran) Memuat sekurang-kurangnya : 15 a. Nama LKS-PWU b. Nama dan alamat wakif c. Jumlah & jangka waktu wakaf uang (berjangka/abadi) d. Peruntukan wakaf e. Nama dan alamat nazhir yang dipilih f. Tempat dan tanggal penerbitan Pada Pasal 23 menjelaskan bahwa Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS penerima wakaf uang (LKS-PWU). Hingga saat ini, sudah ada 5 LKS-PWU yang diresmikan oleh Menteri Agama, salah satunya adalah Bank BNI Syariah. 16 Pada tahun 2002 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah menetapkan Fatwa tentang Wakaf Uang. Isi fatwa tersebut adalah : 1. Wakaf uang (cash wakaf/waqf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 15 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wakaf Produktif BNI Devisi Usaha Syariah. 16 PP No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU no. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

9 72 2. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. 3. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh). 4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar i. 5. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. Fatwa uang tersebut ditetapkan setelah memperhatikan : a. Pendapat Imam Az-Zuhri bahwa mewakafkan dinar hukumnya boleh, dengan cara menjadikan b. Dinar tersebut sebagai modal usaha kemudian keuntungannya disalurkan kepada mauquf alaih. c. Mutaqaddimin darai ulama mazhab hanafi yang membolehkan wakaf uang dinar dan dirham sebagai d. pengecualian, atas dasar istihsan bil urf. e. Pendapat sebagian ulama mazhab Syafii : Abu Tsaur meriwayatkan dari Imam Syafii tentang kebolehan wakaf dinar dan dirham (uang). Apabila dilihat dari tata cara transaksi, maka wakaf uang dapat dipandang sebagai salah satu bentuk amal yang mirip dengan shadaqah. Hanya saja diantara keduanya terdapat perbedaan. Dalam shadaqah, baik asset maupun hasil manfaat yang diperoleh dari pengelolaannya, seluruh dipindah tangankan kepada yang berhak menerimanya 17. Sedangkan dalam wakaf, yang 17 Muhamad Daud (1988), Sistem Ekonomi Islam, zakat dan wakaf, UI-press, jakarta, h,82

10 73 dipindahtangankan hanya hasil/manfaatnya, sedangkan assetnya tetap dipertahankan. Kemudian, juga ada perbedaan antara wakaf dan hibah. Dalam hibah, assetnya dapat dipindahkantangankan dari seseorang kepada orang lain tanpa ada persyaratan. Sementara itu, dalam wakaf ada persyaratan bahwa penggunaannya ditentukan oleh Wakif. Memanfaatkan harta dan shodaqoh jariyah yang dimaksud Al Qur an dan hadist adalah wakaf yang berarti menyerahkan harta untuk dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Dahulu wakaf selalu berbentuk tanah, tetapi kini wakaf dapat berbentuk uang tunai. 18 Pada implementasi wakaf uang maka penyerahan wakaf uang dari wakif kepada pada account Nazhir di Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah dilakukan dengan akad Wadiah yang selanjutnya dapat ditempatkan pada tabungan atau deposito mudharabah. Dana Wakaf yang dihimpun oleh BNI Syariah semula didapatkan dengan akad wadiah kemudian dikelola oleh nazhir dengan penempatan pada tabungan mudharabah atau deposito mudharabah atau nazhir dapat mengelola dana wakaf yang terhimpun di bank syariah dengan akad mudharabah muqayadah yang disalurkan langsung kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA). Wakif akan menerima Sertifikat Wakaf Uang (SWU) bila jumlah dana yang diwakafkan mencapai Rp.1juta Muhamad Daud (1988), Sistem Ekonomi Islam, zakat dan wakaf, UI-press, jakarta, hlm Sabtu 3 September 2011

11 74 Badan Wakaf Indonesia (BWI). Dibentuk sebagai lembaga independen yang secara umum bertugas mengembangkan perwakafan nasional. Badan ini melakukan pembinaan terhadap nadzir, memberi izin perubahan peruntukan benda wakaf, memberi izin penukaran benda wakaf, dan memberi pertimbangan kepada Pemerintah mengenai wakaf. Anggota BWI antara orang yang berasal dari unsur masyarakat dengan masa tugas tiga tahun. Anggota BWI diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Tanggung jawab BWI dilakukan melalui laporan tahunan yang diaudit dan disampaikan kepada Menteri Agama. Tabung Wakaf Indonesia, Berkantor pusat di Jakarta, Tabung Wakaf Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang banyak berkiprah menangani dan mengkaji masalah-masalah wakaf. Lembaga ini juga mengelola wakaf sosial, wakaf produktif, dan program recovery di daerah bencana. Tabung Wakaf juga menyediakan layanan konsultasi masalah wakaf melalui media cetak dan online. 20 Layana wakaf dalam BNI Syariah ada dua macam yaitu wakaf abadi dan wakaf berjangka. Wakaf abadi itu sendiri yaitu wakaf yang seluruhnya digunakan atau diwakafkan untuk kesejahteraan bersama. Sedagangkan wakaf berjangka yaitu pengembangan dana yang diwakafkan untuk kesejahteraan masyarakat, sedangkan nilai pokok dana wakaf akan ahun.dikembalikan dalam 20 Selasa, 13 September 2011

12 75 jangka waktu tertentu, dalam BNI Syariah wakaf berjangka minimal selama 5 (Lima) tahun. 21 Wakaf uang ditujukan kepada sipa saja yang ingn berwakaf tidak harus menunggu kaya. Berapapun nominalnya dapat kita wakafkan, namun jika menginginkan Sertifikat Wakaf Uang, dapat diperoleh dengan mewakafkan hartanya minimal Rp ,- (Satu juta rupiah) untuk wakaf abadi dan Rp ,- (Sepuluh juta rupiah) untuk wakaf berjangka. Dalam wakaf berjangka uang akan kembali seperti setoran awal yang diambil hanyalah bagihasilnya dari uang tersebut. Misalnya : Si A mempunyai uang sebanyak 20juta, kemudian diwakafkan dengan wakaf berjangka selama 5 tahun, maka lima tahun kedepan uang kembali tetap seperti semula yaitu 20juta, hanya bagi hasilnya saja yang digunakan untuk wakaf Jenis setoran Wakaf Uang: 23 a. Setoran Wakaf Jangka Waktu Tidak Terbatas /Abadi (Muabbad) Nilai nominal wakaf minimal sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) khusus untuk mendapatkan Sertifikat Wakaf Uang (SWU) & Formulir Wakaf Uang (FWU). Adapun wakaf abadi dibawah nilai tersebut tetap diperbolehkan namun Wakif tidak mendapatkan SWU & FWU. Setoran dapat juga dilakukan melalui ATM/ melalui Teller. 21 Data dari BNI Syari ah Cabang Pekalongan 22 Hasil wawancara dengan pembimbing di BNI Syariah ibu Sisca (CS) 23 Data Dari BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wakaf Produktif BNI Syariah CabangPekalongan Devisi Usaha Syariah.

13 76 Gambar 4.2 b. Setoran Wakaf Jangka Waktu Terbatas (Muaqqad) 24 Nilai nominal wakaf uang minimal Rp ,- (sepuluh juta rupiah) dan berjangka waktu 5 tahun dst. Setoran hanya dilakukan dengan datang ke Teller. Gambar Data Dari BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wakaf Produktif BNI Syariah CabangPekalongan Devisi Usaha Syariah.

14 77 Di BNI Syariah Cabang Pekalongan juga terdapat Sistem Aplikasi Wakaf Uang (SAWU) yaitu aplikasi pencatatan ekstra semua transaksi yang masuk dalam rekening BWI (Nadzir) di Icons dengan output Formulir Wakaf Uang, Sertifikat Wkaf Uang dan Laporan wakaf Uang (lampiran). Adapun langkah kerja pengoprasian aplikasi adalah sebagai berikut (Lampiran) : Input username admin 2. Input pasword, terdiri dari maksimal 10 karakter. Pasword dapat diubah dalam menu ubah password dan tidak ada masa jatuh tempo. 3. Setelah input password, akan muncul tampilan menu 4. CIF Wakif yaitu menu untuk create CIF (Customer Indentification File) Wakif sebelum melakukan transaksi, berisi data-data wakif yang harus diisi sebagai masterdata wakif. 5. Uploat CIF Wakif, menu ini digunakan untuk mengambil data dari program lai sperti exel. Menu ini untuk saat ini belum bisa digunakan. 6. Transaksi Wakif, transaksi setoran wakaf diinput dalam menu ini dengan pilihan menu ( Input Transaksi Wakif dan Edit Transaksi Wakif) 7. Cetak Akta atau Sertifikat, menu ini untuk cetak akta ikrar wakaf (Formulir Wakaf Uang) dan Sertifikat Uang. 8. Laporan Wakaf, menu untuk melihat dan mencetak laporan tarnsaksi wakaf Uang yang harus dilaporkan secara periodik kepada BWI. 25 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalongan

15 78 Dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf disebutkan: Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. 2. Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah. 3. Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk : a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima wakaf Uang (LKS- PWU) untuk menyatakankehendak wakaf uangnya. b. Menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan. c. Menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS-PWU. d. Mengisi formulir pernyataan kehendak wakif yang berfungsi sebagai akta ikrar wakaf. e. Dalam hal wakif tidak dapat hadir, maka Wakif dapat menunjuk wakil atau kuasanya. f. Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang selanjutnya Nazhir menyerahkan akta ikrar wakaf tersebut kepada LKS. g. Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui LSK yang ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS Penerima Uang 26 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, (data yang di terima dari BNI Syariah Cabang Pekalongan)

16 79 Wakaf (LKS-PWU). LKS yang ditunjuk oleh Menteri atas dasar saran dan Pertimbangan dari BWI. h. BWI memberikan saran dan pertimbangan setelah mempertimbangkan saran instansi terkait. i. Saran dan pertimbangan dapat diberikan kepada LKS-PWU yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Menyampaikan permohonan secara tertulis kepada menteri. b. Melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum. c. Memiliki kantor operasional di wilayah Republik Indonesia. d. Bergerak di bidang keuangan syariah. e. Memiliki fungsi menerima titipan (wadi ah) BWI wajib memberikan pertimbangan kepada Menteri palaing lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah LKS memenuhi persyaratan. 5. Setelah menerima saran dan pertimbangan BWI, Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja menunjuk LKS atau menolak.lks Penerima Wakaf Uang bertugas : a. mengumumkan kepada public atas keberadaannya sebagai LKs Penerima Wakaf Uang. b. menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang. c. menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama Nazhir. 27 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, (data yang di terima dari BNI Syariah Cabang Pekalongan)

17 80 d. menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan (wadi ah) atas nama Nazdzir ditunjuk Wakif. e. menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan secara tertulis dalam formulir f. pernyataan kehendak Wakif. 6. menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan sertifikat tersebut kepada Wakif dan menyerahkan tembusan sertifikat kepada Nazhir yang ditunjuk Wakif. 7. mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama Nazhir. 8. Sertifikat Wakaf Uang sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai : a. Nama LKS Penerima Wakaf Uang. b. Nama Wakif. c. Alamat Wakif. d. Jumlah wakaf uang. e. Peruntukan wakaf. f. Jangka waktu wakaf. g. Nama Nazhir yang dipilih. h. Tempat dan tanggal penertbitan Sertifikat Wakaf Uang. 9. Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum wakaf uang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut berakhir, Nazhir wajib mengembalikan jumlah pokok wakaf uang kepada wakif atau ahli waris/penerus haknya melalui LKS Penerima Wakaf Uang.

18 81 Implementasi wakaf uang pada bank syariah dapat dilakukan dalam bentuk penerimaan wakaf uang berdasarkan akad wadiah melalui jaringan kantor bank, ATM, internet banking, atau sarana elektronik lainnya Penerimaan Wakaf Uang (akad wadiah) 29 a. Melalui Jaringan kantor bank BNI Syariah Cabang Pekalongan Diawali dengan pembukaan rekening nazhir dalam bentuk Tabungan wadiah atau Giro wadiah pada Bank Syariah yang telah ditunjuk oleh Menteri Agama yaitu BNI Sayariah Cabang Pekalongan sebagai LKS-PWU, sebagai awal bentuk realisasi kerjasama antara nazhir dengan LKS-PWU. Selanjutnya BNI Syariah Cabang Pekalongan sebagai LKS-PWU mengumumkan kepada publik (pasal 25 PP No. 42 tahun 2006) melalui media apapun mengenai keberadaan produk wakaf uang beserta seluruh detail fiturnya antara lain pilihan denominasi, kelompok masyarakat yang akan menjadi penerima manfaat wakaf uang, deskripsi nazhir, proyek tertentu yang akan dibiayai oleh wakaf uang (apabila ada). Masyarakat yang bermaksud mewakafkan uang (wakif), selanjutnya dapat menunaikan wakaf uang dengan cara menyetorkan sejumlah uang tunai kepada nazhir melalui rekening giro atau tabungan wadiah pada Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan 28 Brosur Wakaf Uang BNI Syariah Cabang Pekalongan 29 Data dari BNI Syariah Cabang Pekalongan

19 82 tersebut. Sebagaimana ketentuan pasal 22 ayat (3) PP No. 42 Tahun 2006, sebelumnya wakif akan mengisi formulir pernyataan kehendak wakif yang berfungsi sebagai Akta Ikrar Wakaf (AIW), disamping memenuhi syarat administrasi berupa penjelasan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan. Di akhir proses, wakif akan mendapatkan Sertifikat Wakaf Uang (SWU) sebagai bukti setoran wakaf uang dari BNI Syariah Cabang Pekalongan yang memuat keterangan sekurang-kurangnya: nama LKS penerima wakaf uang, nama wakif, alamat wakif, jumlah wakaf uang, peruntukan wakaf, jangka waktu wakaf, nama nazhir yang dipilih, alamat nazhir yang dipilih, dan tempat serta tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang. b. Melalui jaringan ATM, Internet Banking, atau electronic equipmentlainnya. 30 Bank syariah sebagai LKS PWU tentunya dapat memaksimalkan penggunaan berbagai fasilitas yang dimilikinya untuk menerima dan menghimpun dana wakaf uang dari masyarakat. Melalui jaringan ATM, Internet Banking maupun electronic equipment lainnya, diharapkan para calon wakif dapat menjadi lebih mudah untuk menunaikan pelaksanaan wakaf uang. Dalam hal ini BNI Syariah Cabang Pekalongan sebagai LKS-PWU dapat menyediakan menu wakaf uang dalam jaringan fasilitas electronic equipment-nya,maka calon wakif yang menggunakan 30 Brosur Wakaf Uang BNI Syariah Cabang Pekalongan

20 83 fasilitas electronic equipment-nya, dapat menemukan cara penunaian wakaf uang yang sangat mudah dengan alternative pilihan sbb : 1) Alternative nominal wakaf uang dalam rupiah. 2) Alternative nama nazhir yang telah bekerjasama dengan LKS- PWU terkait. Berdasarkan hasil wawacara dengan pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan bahwa Jangka waktu wakaf uang secara permanen dan ditujukan untuk kesejahteraan umum. Bukti transfer wakaf uang melalui fasilitas electronic equipmenttersebut, selanjutnya dapat dijadikan dasar wakif untuk meminta Sertifikat Wakaf Uang (SWU) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 31 Gambar Hasil Wawancara dengan bu Sisca selaku CS di BNI Syariah Cabang Pekalongan

21 84 Dalam implementasi investasi wakaf uang secara langsung, terdapat beberapa alternatif misalnya dalam proyek pembangunan rumah toko atau ruko maka nazhir dapat meminta bank syariah untuk mencarikan pihak ketiga untuk bermudharabah muqayyadah dengan nazhir dalam rangka pembangunan ruko diatas tanah wakaf yang dikelola nazhir dimana bank syariah Pekalongan akan menerima fee. Perjanjian kerja sama antara nazhir dengan pihak ketiga untuk membangun Ruko dan mengelola Ruko ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 15 tahun. Pihak ketiga akan mengembalikan pembiayaan mudharabah dalam rangka pembangunan Ruko tersebut dengan mencicil dan dari hasil pengelolaan Ruko pihak ketiga membayarkan bagi hasil selama 15 tahun pada account nazhir yang ada di bank syariah. Bagi hasil yang terkumpul dari ruko dan usaha-usaha lain akan disalurkan oleh nazhir untuk kepentingan mauquf alaih. Selanjutnya setelah 15 tahun kontrak pengelolaan Ruko berakhir, maka Ruko dapat dikelola langsung oleh nazhir dan keuntungannya untuk mawquf alaih. Manfaat dari implementasi investasi wakaf uang dengan akad mudharabah muqayyadah adalah nazhir terhindar dari resiko ketidak profesionalan dalam pembangunan dan pengelolaan Ruko termasuk proses pencatatan semua transaksi dapat dilakukan dengan cermat oleh bank syariah. 32 Nazhir dapat memanfaatkan keahlian bank syariah dalam mencarikan orang-orang yang profesional di bidangnya, sehingga pembangunan ruko dan pengelolaan ruko dilakukan secara profesional bisnis untuk kemaslahatan yang 32 Sabtu, 3 September 2011

22 85 optimal. Dengan melibatkan bank syariah maka akan terjadi juga keterlibatan banyak pihak yang secara masing-masing ahli dibidangnya, sehingga akan terwujud tatakelola yang baik (good governance) mulai dari aspek transparansi, pertanggungjawaban, akuntabilitas, kewajaran (fairness), dan independensi dalam pengambilan keputusan atau terhindar dari pengaruh kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lainnya. Adanya proses tata kelola yang baik dan profesionalisme dalam implementasi investasi wakaf uang secara langsung akan memberikan waktu yang cukup dalam proses pembelajaran bagi Nazhir Sabtu, 3 September 2011

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia.

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia. Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia. Wakaf telah lama dikenal masyarakat muslim sebagai salah satu bentuk amal jariyah yang berperan penting bagi pengembangan sosial, ekonomi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO 46 BAB III PRAKTIK WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO A. Profil Bank Syariah Bukopin Cabang Waru Sidoarjo Nama Instansi Alamat : PT Bank Syariah Bukopin Cabang Sidoarjo : Jl.

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BADAN WAKAF INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI 1 Fida Farida, 2 Asep

Lebih terperinci

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Ruang Lingkup Wakaf HAKI Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Salah satu substansi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI PENDAFTARAN WAKAF UANG

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI PENDAFTARAN WAKAF UANG PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI PENDAFTARAN WAKAF UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 105, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4667) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT A. Analisis Wakaf Uang Di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Jawa Timur Cabang Babat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO 57 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Wakaf Berjangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati 1. Status Legalitas Program Wakaf Uang KJKS BMT AL-FATTAH selaku LKS-PWU berkewajiban melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu pranata sosial yang berpotensi untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat, yang khususnya umat Islam. Wakaf menurut

Lebih terperinci

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM 1. Latar Belakang Pengadaan tanah untuk proyek Banjir Kanal Timur meliputi tanah/bangunan/tanaman yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1047, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Perwakafan. Benda Tidak Bergerak. Benda Bergerak. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 11 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG UNDANG UNDANG NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Hadirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA Junaidi Abdullah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus e-mail: abdillahrafandra@gmail.com Abstract Cash waqf is not refers to money waqf only

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf Tahun 2012 KATAPENGANTAR DIREKTUR PEMBERDA Y AAN W

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1085, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN WAKAF. Peruntukan. Harta Benda. Perubahan. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Eksistensi Wakaf Uang 1. Analisis Wakaf

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat. Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /SEOJK.03/2017 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF I. UMUM Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf memuat

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

17. Qahaf, Mundzir, 2005, Manajemen Wakaf Produktif, Khalifa, Jakarta 18. Soekamto, Soerjono, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.

17. Qahaf, Mundzir, 2005, Manajemen Wakaf Produktif, Khalifa, Jakarta 18. Soekamto, Soerjono, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA 1. Agraria, Menteri Negara Kepala Badan Pertanahan Nasional, 1997. Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA

BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA 28 72 BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA A. Wakaf Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA A. Latar Belakang Berdirinya BNI Syariah 1. Sejarah berdirinya BNI Syariah BNI (Bank Negara Indonesia) berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING A. Persyaratan Pembukaan Rekening Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Sikaping

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf Dalam al-qur an maupun hadith memang tidak disebutkan secara detail tentang perintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN REKOMENDASI TERHADAP PERMOHONAN PENUKARAN/PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN TANAH WAKAF DI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Wakaf Uang Baitul Maal Hidayatullah Semarang menurut hukum positif Dengan lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pendaftaran Tanah Wakaf. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Giro Wadi ah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Prinsip syariah merupakan dasar peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Wakaf uang (Cash Wakaf/Waqf al-nuqud) telah lama dipraktikkan di berbagai negara seperti Malaysia, Bangladesh, Mesir, Kuwait dan negara-negara Islam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau 26 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Wakaf dan Tujuannya Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

Lebih terperinci

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H A. PENDAHULUAN Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf hanya menyangkut

Lebih terperinci

PROFIL BADAN WAKAF INDONESIA. Ditulis oleh Web Master Sabtu, 12 Juni :54

PROFIL BADAN WAKAF INDONESIA. Ditulis oleh Web Master Sabtu, 12 Juni :54 Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF 69 BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF Dalam pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dijelaskan bahwa Pengadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 daerah otonomi di Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas dalam bab - bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan pada Bank Jatim Cabang Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan

Lebih terperinci

RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi)

RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi) RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi) Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari umat, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah didorong oleh dua alasan utama yaitu adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=pp63-2008.htm

http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=pp63-2008.htm 1 of 11 11/6/2008 9:33 AM Gedung DitJend. Peraturan Perundang-undangan Go Back Tentang Kami Forum Diskusi FAQ Web Jln. Rasuna Said Kav. 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan Mail Email: admin@legalitas.org. PERATURAN

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.55, 2016 KEUANGAN. Perumahan Rakyat. Tabungan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5863). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.296, 2014 KESRA. Haji. Pengelolaan. Keuangan. Dana. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller BAB IV PEMBAHASAN A. Teknis dan Proses Pembukaan dan Pencairan Warkat Deposito Syariah 1. Teknis dan proses pembukaan warkat deposito syariah Dalam pembukaan rekening deposito harus mempunyai buku tabungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR A. Pengertian Tentang Nazhir Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Sedangkan menurut terminologi fiqih,

Lebih terperinci

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 A. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Tentang Wakaf di Indonesia Hasanah menyatakan bahwa sebenarnya wakaf di Indonesia memang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR A. Pengertian dan Dasar Hukum Nadzir 1. Pengertian Nadzir Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ajaran Islam dalam bidang ekonomi, direalisasikan melalui lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang harus mengisi formulir

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo 49 BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan dana, salah

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci