BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Dalam perencanaan sistem ini, penulis membagi menjadi beberapa blok JALUR TRANSMISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Dalam perencanaan sistem ini, penulis membagi menjadi beberapa blok JALUR TRANSMISI"

Transkripsi

1 BAB III PEENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perencanaan sistem ini, penulis membagi menjadi beberapa blok diagram untuk lebih mudahnya dalam penjelasan. PC+S3 Modulator FSK (X 06) JALU TANSMISI PEMANCA PENEIMA Demodulator FSK (X ) Minimum System 803 LED DOT MATIKS Gambar 3.. Blok diagram ancang Bangun Sistem Display Jarak Jauh Untuk Menginformasikan Kondisi Lalu Lintas

2 3.. Bagian PC+S-3 Blok diagram diatas dapat dijelaskan sebagai berikut, pada blok PC+S3 adalah tempat asal data yang akan dikirim. Blok PC adalah unit komputer yang sifatnya baku jadi penulis tidak akan menjelaskan. Pada blok S-3 dimana tempat dari seluruh data yang akan dikirimkan. Pada POT COMM atau COMM unit komputer terdapat 9 pena dengan bentuk DB9 male mempunyai aturan standar dalam penggunaannya. Aturan aturan tersebut seperti terlihat pada gambar 3. berikut ini : Gambar 3.. Fungsi standar pena pena pada S-3 Agar dapat terjadi komunikasi antar PC dengan menggunakan serial perlu adanya sambungan sambungan yang harus diberikan pada pena pena S-3, yaitu seperti pada gambar 3.3. berikut ini :

3 Gambar 3.3. Bentuk pengkabelan Null Modem 3.. Bagian Modulator FSK Blok ini berfungsi untuk mengubah keluaran port S-3 agar dapat dimodulasikan ke dalam pemancar. Keluaran port S-3 harus disesuaikan terlebih dahulu agar dapat digunakan sebagai masukan modulator FSK. Penyesuaian yang dimaksud adalah mengubah sinyal dari S-3 kedalam sinyal biner yaitu dengan menggunakan rangkaian transistor yang difungsikan seolaholah sebagai saklar. Selain menggunakan rangkaian transistor dapat pula menggunakan sebuah IC, yaitu MAX3, ICL3, MC489. Akan tetapi ditinjau dari segi harga MAX3, ICL3 dan MC489 lebih mahal dibandingkan dengan rangkaian transistor, disamping itu ditinjau dari segi dimensi ruang yang terpakai pada PCB jelas lebih banyak menggunakan IC dibanding dengan menggunakan rangkaian transistor. Gambar 3.. menunjukkan rangkaian dari pengubah sinyal S-3 menjadi sinyal biner.

4 Dari (COMM / ) Ke pena 9 dari X06 Komputer Gambar 3... angkaian pengubah sinyal S-3C ke sinyal biner Keluaran dari rangkaian seperti gambar 3... menghasilkan sinyal biner atau 0. Kemudian keluaran tersebut langsung diumpankan ke pena 9 pada IC X06. Hasil dari pengolahan yang dilakukan oleh FSK tersebut akan menghasilkan frekuensi tertentu untuk kondisi 0 atau kondisi. Transistor yang digunakan tidak harus menggunakan SC547 atau BC547, tetapi harus menggunakan jenis transistor NPN. Dalam hal ini penulis sudah membuktikan menggunakan jenis BF40 atau 904 juga dapat berfungsi dengan baik. Gambar 3... dibawah ini menunjukkan rangkaian FSK dengan menggunakan IC X06.

5 Gambar 3... angkaian FSK menggunakan IC X06 Spesifikasi perangkat keras dari IC X06 adalah : - Distorsi gelombang sinus mencapai 0,5 % - Stabilitas terhadap temperatur 0 ppm/ o C - Sensitivitas 0,0 %V - Keluaran kompatibel dengan level TTL - Tegangan kerja antara 0 V sampai 6 V - Duty Cycle dapat diatur antara % sampai 99 %

6 Dari rangkaian seperti gambar 3... mempunyai beberapa spesifikasi yaitu bit 0 yang masuk melalui pena 9 akan menghasilkan frekuensi sebesar 00 Hz dan untuk bit akan menghasilkan frekuensi 00 Hz. Nilai-nilai untuk tiap komponen diatas harus sesuai untuk menghasilkan frekuensi yang diinginkan. Perhitungan nilai untuk tiap komponen diperlihatkan seperti berikut ini : Untuk nilai resistor yang terhubung dengan pena 7 (): F C Nilai yang dikehendaki untuk F adalah : 00 Hz dengan nilai C sebesar : 0 nf sehingga akan diperoleh nilai sebesar : F. C 00Hz.0nF 4,66 KΩ Untuk nilai resistor yang terhubung dengan kaki 8 (): F C Untuk F adalah : 00 Hz dengan nilai C sebesar : 33 nf akan diperoleh nilai sebesar :

7 F. C 00Hz.0nF,7KΩ Nilai C adalah besarnya nilai kapasitor yang terhubung antara kaki 5 dan 6. Hasil dari perhitungan diatas untuk nilai resistor dipasar umum tidak akan ditemukan, akan tetapi bisa diganti dengan menggunakan TIMPOT dengan nilai yang mendekati. TIMPOT yang digunakan harus menggunakan TIMPOT yang mempunyai presisi tinggi (misalnya TIMPOT 0 putaran). Penulis menggunakan frekuensi untuk bit 0 sebesar 00 Hz dan bit sebesar 00 Hz, hal ini sesuai dengan eksperimen yang dilakukan oleh para pengguna MODEM radio di dunia dan hal ini dapat dilihat di site Setelah seluruh nilai komponen diperoleh, maka rangkaian modulator FSK akan berubah menjadi seperti pada gambar 3..3 dibawah ini :

8 Gambar Gambar rangkaian Modulator FSK lengkap Kemdian dapat dilanjutkan dengan pengujian pada modulator FSK. Ini dilakukan pada pena IC X06 yang berfungsi sebagai keluaran sinyal FSK. Terdapat dua keadaan yang harus diuji yaitu keadaan dimana masukan pada pena 9 berkondisi 0 dan kondisi. Pada kondisi 0 atau pena 9 terhubung dengan kutub negatif pada power Supply, pena terhubung dengan frequency counter AVD890G. Pena 4 dihubungkan pada kutub positif Volt dan pena dihubungkan pada kutub negatif power supply. Perlu diingat untuk TIMPOT pada kondisi awal diputar berlawanan jarum jam sampai ujung, kemudian setelah

9 power supply dinyalakan TIMPOT untuk mengatur kondisi 0 seperti pada gambar 4.. diputar sampai frequency counter menghasilkan nilai 00 Hz. Setelah keadaan ini terpenuhi dilanjutkan dengan mengubah kondisi pada pena 9 menjadi atau terhubung dengan kutub positif 5 Volt di power supply. Setelah itu diputar TIMPOT untuk kondisi seperti gambar 4.. sampai frequency counter menunjukkan angka 00 Hz. Setelah kondisi terpenuhi berarti rangkaian modulator FSK telah bekerja dengan baik Bagian Pemancar Pada bagian blok diagram pemancar ini akan dibahas tentang pemancar FM yang bekerja pada gelombang antara 88 sampai 08 MHz. Yang mana gelombang ini adalah gelombang yang saat ini dipakai oleh pemancar radio pada umumnya di negara Indonesia. Pada Bab I disebutkan menggunakan pemancar dengan gelombang frekuensi MHz ( meter band), hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana dari penulis sehingga diputuskan untuk menggunakan pemancar dengan frekuensi MHz. Akan tetapi pada prinsipnya sama sama menggunakan konsep Frequency Modulation (FM) dan berada pada jalur pita VHF. Gambar dibawah ini adalah rangkaian dari pemancar FM :

10 Gambar angkaian Pemancar FM MHz Pada gambar diatas dapat dilihat untuk bagian F Oscilator dibangkitkan oleh N dan Ceramic filter 0,7 Mhz. Keluaran pada N pena 4 diumpankan langsung N3 dan N4 yang hasil pararel dari N4 akan menghasilkan gelombang kotak yang akan menimbulkan harmonisa. Harmonisa yang ke-9 akan berada pada frekuensi 96,3 Mhz. Atau dengan kata lain sudah berada pada jalur FM. N difungsikan sebagai audio amplifier. Kemudian pada varycap dioda akan terjadi modulasi antara audio yang masuk dengan pembangkit frekuensi Bagian Jalur Transmisi Pada bagian jalur transmisi ini digunakan media ruang sebagai media untuk menghantarkan informasi ke tujuan, dengan memanfaatkan antena sebagai media

11 untuk memancarkan dan menerima informasi tersebut. Fungsi antena disiini sangat penting sehingga perlua adanya pengaturan yang lebih spesifik yaitu dengan melakukan pencocokan (matching) terhadap frekuensi kerja. Disamping itu perlu juga perlakuan khusus terhadap kabel perhantar dari rangkaian pemancar ke antena. Kabel dapat menggunakan tipe J-45 yang mempunyai impedansi sebesar 50 Ω. Selain itu kabel juga perlu adanya pencocokan (matching) terhadap frekuensi kerja. Pencocokan (matching) frekuensi digunakan untuk menghindari terjadinya gelombang tegak (standing wave) yang akan berada disekitar kabel atau antena, karena apabila terjadi akan menimbulkan kerusakan pada rangkaian penguat frekuensi (Frequency Amplifer) dan kemampuan pancar akan pendek. Hal ini dikarenakan dengan adanya gelombang tegak (standing wave) sebagian pancaran akan dikembalikan. Proses matching ini dapat menggunakan sebuah SW meter. Proses matching pertama kali yang digunakan adalah kabel. Keluaran dari SW meter harus dihubungkan dengan kabel yang akan di-matching. Kemudian ujung kabel dihubungkan dengan resistor sebesar 50 Ω sesuai dengan impedansi dari kabel itu sendiri. Setelah itu pemancar dapat diaktifkan dan dilihat pada meter SW. Jika jarum meter bergerak, maka timbul gelombang tegak. Matikan pemancar, lepas resistor dan potong ujung kabel sedikit kemudian sambung kembali dengan resistor dan nyalakan pemancar. Hal ini dilakukan berulang kali sampai didapatkan jarum meter pada SW tidak bergerak.

12 Setelah itu resistor pada kabel dapat dilepas dan dihubungkan langsung dengan antena untuk melakukan proses matching antena. Bahan antena dapat menggunakan tembaga yang banyak dijual dipasar untuk keperluan las. Proses matching antena ini sama dengan proses matching kabel, akan tetapi yang dipotong adalah ujung bagian atas dari antena. Tiap proses matching ujung bagian atas harus dipotong sampai didapatkan jarum pada SW meter tidak bergerak. Setelah itu semua proses untuk memancar sudah selesai Bagian Penerima Karena digunakan pemancar FM dengan gelombang Mhz, maka pada bagian penerima juga akan dibahas tentang penerima FM. Pada blok penerima FM ini digunakan IC yang khusus berfungsi sebagai FM eceiver yaitu IC TEA570 produksi PHILIPS yang mempunyai data spesifikasi perangkat keras sebagai berikut : - Tegangan kerja berkisar antar Volt sampai Volt - Konsumsi arus untuk AM 7,5 ma; untuk FM 9 ma - Sensitifitas masukan AM,6 mv/m; untuk FM,0 µv untuk 6 db S/N - Distorsi keluaran 0,8 % AM dan 0,3 % FM

13 Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian penerima FM dengan menggunakan IC TEA570 : Gambar angkaian FM eceiver menggunakan IC TEA570

14 3.6. Bagian Demodulator FSK Blok pada demodulator FSK ini berfungsi untuk mengubah kembali sinyal dari hasil modulasi yang dilakukan oleh modulator FSK kembali menjadi bentuk sinyal biner. Kemudian sinyal biner tersebut dapat langsung diumpankan ke rangkaian MicroController. Pada bagian demodulator ini digunakan IC X, yaitu sebuah IC yang dirancang khusus untuk keperluan Demodulator FSK. Pada gambar berikut ini ditampilkan bentuk rangkaian demodulator FSK. Gambar angkaian Demodulator FSK menggunakan IC X

15 Untuk pemberian nilai nilai dari masing masing komponen seperti yang disebutkan pada gambar tersebut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : a) Menghitung PLL center frequency, f o : f o F F. f o 00Hz.00Hz f o 64,80Hz b) Untuk menghitung timing resistor t : t 0 + x t t 0KΩ 0KΩ + 5KΩ Untuk nilai x dapat digunakan sebuah TIMPOT dengan nilai 0KΩ.

16 c) Menghitung C 0 didapat dari persamaan : C 0. f 0 0 C Ω.64,80 C 0 4nF d) Menghitung untuk menentukan Tracking Bandwidth dengan persamaan : 0. f0. ( F. F ) 0000Ω.64,80. (00 00) 3496Ω e) Menghitung nilai C untuk menentukan Loop Damping : (ζ 0,5) C 50. C. ς 0 C 50.4nF 3496Ω.(0,5) C 6.3nF

17 f) Nilai F dapat diambil dari 5 kali nilai dari yaitu : F F Ω.5 F 6480Ω g) Nilai B dapat diambil dari 5 kali nilai dari F yaitu : B F.5 B 6480Ω.5 B 8400Ω h) Untuk nilai Data Filter Capacitance ( C F ) yaitu dengan persamaan : sum ( F + ). ( + + F B B ) sum (6480Ω Ω).8400Ω (3496Ω Ω Ω) sum 5738,7097Ω

18 C F ( sum 0,5. Baudrate) C F 0,5 (5738,7097 Ω.00Bps) Baudrate dalam sec onds C F 3,49nF Semua nilai dari hasil perhitungan diatas dapat dilakukan pendekatan agar mudah diperoleh dipasar bebas, kecuali nilai x. Setelah ditemukan seluruh nilai dari komponen demodulator FSK ini, dapat langsung diuji. Langkah pengujiannya adalah pena sebagai masukan dapat langsung berasal dari Modulator FSK yang telah dimiliki dengan syarat Modulator FSK harus diatur dalam kondisi 0 atau menghasilkan frekuensi 00 Hz. Setelah itu pada pena 7 sebagai keluaran dihubungkan sebuah LED dengan anode terhubung dengan pena 7 dan Katode terhubung dengan kutub negatif dari power Supply. Perlu diingat untuk pena harus dihubungkan dengan kutub positif Volt dan pena 4 dihubungkan dengan kutub negatif pada power supply agar IC X dapat bekerja. Setelah itu akan terlihat LED akan mati, kemudian putar TIMPOT searah jarum jam hingga LED menyala. Saat LED menyala berarti IC X telah bekerja dengan baik. Untuk memastikan hal ini, dapat diubah kondisi pada Modulator FSK menjadi, maka saat itu juga LED akan mati kembali.

19 3.7. Bagian Minimum System 803 Pena 7 pada IC X sudah sesuai dengan level TTL, sehingga dapat langsung diumpankan ke POT3.0 yang merupakan masukan XD. Secara perangkat lunak masukan serial tersebut akan diproses dalam mikrokontroler untuk dicocokkan dengan pasangan karakter yang akan ditampilkan ke LED DOT MATIX. Jika cocok maka data yang diterima dan telah berubah menjadi pasangan bit disimpan ke dalam AM untuk kemudian ditampilkan ke LED DOT MATIX melalui POT. Gambar berikut ini memperlihatkan bentuk rangkaian mikrokontroler yang direncanakan.

20 Gambar angkaian Mikrokontroler 803 untuk sistem yang dibangun

21 3.8. Bagian LED DOT MATIX Setelah seluruh pasangan bit masuk kedalam AM, maka bagian perangkat lunak akan melakukan scanning terhadap LED DOT MATIX. Scanning yang dilakukan terhadap pasangan LED DOT MATIX tersebut menggunakan IC 74LS64. Sebuah IC 8 bit in/parallel out shift register. IC ini yang akan melakukan proses scanning terhadap seluruh LED DOT MATIX. IC ini mempunyai tabel kebenaran seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel Tabel kebenaran IC 74LS64 Dari tabel diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa apabila input A dan B diberi kondisi H yang pada mikrokontroler mendapat hubungan dari POT3.3, pena clear yang pada mikrokontroler mendapat hubungan dari POT3.5 diberi kondisi 0 atau L dan diberikan satu clock yang pada mikrokontroler mendapat hubungan dari POT3.4 maka keluaran pada pena Q A akan berkondisi H. Kemudian input A dan B diberi kondisi L dan dimasukkan satu clock lagi maka keluaran pada pena seterusnya sampai pada penaa Q A akan berkondisi L dan Q H Q B akan berkondisi H. Demikian. Berdasarkan tersebut diatas akan diperoleh

22 metode scanning terhadap LED DOT MATIX. Gambar 3.8. dibawah ini memperlihatkan IC 74LS64 : Gambar Tata Letak Pena IC 74LS64 Kemudian pada pena keluaran IC 74LS64 dapat dihubungkan dengan IC penguat arus yaitu ULN003. Pada gambar berikut ini akan memperlihatkan IC ULN003 : Gambar 3.8. Tata letak pena IC ULN003

23 Cara menghubungkan pada IC 74LS64 adalah pena 3,4,5,6,0,,,3 dihubungkan secara berturut turut dengan IC ULN003 pena,,3,4,5,6,7. IC ini mampu memperkuat arus sampai 500 ma per pena dan sangat kompatibel dengan level TTL. Kemudian pada keluaran IC ULN003 pena 6,5,4,3,,,0 dapat langsung dihubungkan dengan LED DOT MATIX Common Catode. Untuk Anode dapat dihubungkan dengan rangkaian transistor BD40 (PNP). Sebuah transistor yang digunakan untuk penguat arus yang mempunyai kemampuan sampai sebesar,5 A.angkaian transistor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar angkaian Transistor menggunakan BD40 angkaian seperti gambar diatas hanya digunakan untuk satu baris LED DOT MATIX, sedangkan untuk kebutuhan ini dibutuhkan sebanyak tujuh rangkaian transistor, sehingga rangkaian transistor akan menjadi seperti pada gambar berikut ini :

24 DATA DATA DATA3 DATA4 DATA5 DATA6 DATA7 3 Q7 BD40 3 Q6 BD40 3 Q5 BD40 3 Q4 BD40 3 Q3 BD40 3 Q BD40 3 Q BD40 VCC 0K VCC 0K VCC 3 0K VCC 4 0K VCC 5 0K VCC 6 0K VCC 7 0K DS DS DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 Gambar Pasangan rangkaian transistor Pada pena emitor dihubungkan dengan tegangan 5 Volt, sedangkan pena basis mendapat umpan dari POT keluaran mikrokontroler. Pada pena collector langsung diumpankan ke Anode pada LED DOT MATIX. Selain kebutuhan data yang akan ditampilkan pada LED DOT MATIX juga perlu adanya rangkaian untuk proses scanning terhadap LED DOT MAIX, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini

25 OUT7 OUT6 DATA4 OUT8 DATA6 DATA7 OUT47 OUT46 DATA4 OUT48 DATA6 DATA7 LDM LDM TC07-HWA TC07-HWA DATA[..7] DATA DATA DATA3 OUT9 DATA5 OUT0 DATA DATA DATA3 OUT49 DATA5 OUT50 IN3 IN7 IN5 IN0 OUT6 U4 74LS A B CLK CL IN9 OUT3 U ULN003 SIGNAL IN4 IN0 IN IN5 IN INA INB INC IND INE INF ING OUTA OUTB OUTC OUTD OUTE OUTF OUTG COM OUT3 OUT4 OUT8 OUT U ULN003 CLK CLK QA QB QC QD QE QF QG CL IN5 IN3 IN4 IN6 IN8 IN INA INB INC IND INE INF ING OUTA OUTB OUTC OUTD OUTE OUTF QH OUTG COM U3 74LS64 8 CL 9 A B CLK CL QA QB QC QD QE QF QG 6 0 QH 3 IN6 IN8 IN3 IN4 IN6 OUT5 OUT7 OUT9 OUT0 OUT OUT4 Gambar Cuplikan rangkaian untuk scanning LED DOT MATIX Kemudian perjalanan alur data dari POT mikrokontroler adalah sebagai berikut, data dari POT masuk melalui pena basis (rangkaian transistor BD40) satu kali pada pena & (74LS64) kemudian dimasukkan clock secara terus menerus sampai ujung LED DOT MATIX. Disini ada terdapat 6 buah LED DOT MATIX yang mana satu buah LED DOT MATIX terpasang sejumlah 5 X 7

26 pasangan LED, dengan kata lain jumlah total adalah 80 kolom. Kemudian pada keluaran IC ULN003 yang membutuhkan sebanyak IC ULN003 dengan kelebihan 4 pena tidak terpakai dihubungkan ke common katode dari LED DOT MATIX. Pada bagian data yang akan ditampilkan juga dibutuhkan rangkaian transistor Perangkat Lunak Sisi Komputer Pembuatan perangkat lunak dari sisi komputer digunakan untuk mengirimkan data yang dibutuhkan. Proses pengiriman data ini didahului oleh data autentikasi daerah yang akan dikirimkan datanya, kemudian jika cocok data yang akan ditampilkan dikirimkan ke mikrokontroler. Perangkat lunak sisi komputer ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic Ver Secara garis besar algoritma perangkat lunak sisi komputer dari sistem ini dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :

27 STAT INISIALISASI BACA TUJUAN KIIM No BACA MASUKAN No KIIM? Yes KIIM DATA KE POT COMM SELESAI? Yes END Gambar Diagram alir perangkat lunak sisi komputer Sisi Mikrokontroler Pembuatan pernagkat lunak sisi mikrokontroler ini didasarkan pada kejadian yang harus dikerjakan oleh perangkat keras. Proses inisialisasi,

28 pencocokan data yang harus dituju dan melakukan scanning ke LED DOT MATIX untuk menampilkan pesan adalah proses yang harus dilakukan oleh perangkat keras. Pemrograman mikrokontroler 803 ini menggunakan bahasa pemrograman ASSEMBLE milik keluarga MCS-5 dengan menggunakan compiler ASM5.EXE. Pembuatan perangkat lunak harus melalui serangkaian proses uji coba dengan menggunakan emulator MCS-5. adalah : Tahap tahap yang dilakukan untuk pembuatan perangkat lunak sistem ini - Penulisan perangkat lunak menggunakan bahasa assembler keluarga MCS- 5 dengan compiler ASM5.EXE. - Setelah kompilasi berjalan dengan baik hasilnya akan berekstensi HEX, kemudian dilanjutkan dengan compile ke ekstensi BIN dengan menggunakan compiler HEXBIN.EXE. - Hasil dari file berekstensi BIN dapat langsung di-upload ke emulator. - Setelah upload selesai hasilnya dapat langsung dilihat pada mikrokontroler Program dirancang tidak pernah berakhir (never ending) karena proses kerja mikrokontroler harus secara terus menerus membaca data yang masuk.

29 Langkah pertama yang dilakukan program setelah catu daya diaktifkan adalah menginisialisasi POT yang ada untuk dialokasikan sesuai yang direncanakan. Selanjutnya program akan membaca masukan serial dari POT3.0 dan mencari header data tujuan, jika sesuai maka mikrokontroler akan mengambil data yang tersimpan dalam SBUF (Serial Buffer) kemudian menyimpan data tersebut kedalam AM (IC 664). Data ini terus akan diambil sampai program mendapat karakter ` yang menandakan bahwa data tersebut sudah berakhir. Setelah itu program akan melakukan scanning ke LED DOT MATIX dan menampilkan isi dari AM. Hal ini dilakukan terus menerus sampai catu daya dipadamkan. Gambar dibawah ini memperlihatkan diagram alir (Flow Chart) perangkat lunak sisi mikrokontroler.

30 STAT INISIALISASI BACA DATA TUJUAN No SESUAI? Yes AMBIL KAAKTE No SIMPAN KAAKTE DI AM END SIGNAL? Yes LAKUKAN SCANNING & TAMPILKAN Gambar Diagram alir perangkat lunak sisi Mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan perangkat lunak. Dari hasil pengujian ini akan diketahui apakah perangkat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan bidang telekomunikasi sangat cepat, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan bidang telekomunikasi sangat cepat, penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan bidang telekomunikasi sangat cepat, penggunaan alat-alat komunikasi dirasakan semakin dibutuhkan. Banyak manfaat yang dapat dirasakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN36 Dot Matrix Display Oleh: Tim IE & Fernandhy Kusmiawan S. (Universitas Kristen Petra) Salah satu display yang cukup diminati adalah dot matrix. Berbeda dengan seven segment atau

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014. 22 III. METODE PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas ng. Penelitian di mulai pada bulan Oktober 202 dan berakhir

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak balik (AC), yang membedakan adalah

LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak balik (AC), yang membedakan adalah anoda katoda Antarmuka LED Edi Permadi edipermadi@gmail.com President University, Electrical Engineering 2005 tulisan ini tidak akan menjelaskan LED secara detail, hanya untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Pada bab perancangan ini penulis menggunakan arsitektur jaringan client/server yang saling terhubung dengan jaringan LAN melalui ethernet. Pengiriman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: IBM-PC UNIT SENSOR CAHAYA WEBCAM Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI

BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Langkah perancangan yang pertama kali dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima pada komputer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REMOTE TV UNIVERSAL SEBAGAI PENGATUR KARAKTER PADA DOT MATRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

IMPLEMENTASI REMOTE TV UNIVERSAL SEBAGAI PENGATUR KARAKTER PADA DOT MATRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 IMPLEMENTASI REMOTE TV UNIVERSAL SEBAGAI PENGATUR KARAKTER PADA DOT MATRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2011

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Teknik Telekomunikasi Multimedia -Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya 2012 Arie Setiawan 2209106024 Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Latar Belakang Indonesian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 35 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, rangkaian display papan skor LED dapat dibagi menjadi 6 blok utama, yaitu blok power supply, mikrokontroler, driver board, seven segmen,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci