Modul ke: Filsafat Manusia. Badan dan Jiwa. 06Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Transkripsi

1 Modul ke: 06Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Cathrin, M.Phil Badan dan Jiwa Program Studi Psikologi

2 Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai badan dan jiwa Kompetensi Mahasiswa dapat memahami pemikiran dan dialektika mengenai tubuh dan jiwa manusia

3 Badan dan Jiwa

4 Badan dan Jiwa Badan dan jiwa merupakan satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. Manusia tidak disebut sebagai manusia bila ia tidak memiliki jiwa. Demikian juga ia tak akan dikatakan sebagai manusia bila jiwa nya tersebut tak berbadan. Badan mukan manusia, jika jiwa tidak ada untuk menjiwainya, dan sebaliknya jiwapun tidak berarti bila tidak ada badan. Keduanya menentukan keutuhan pribadi manusia.

5 Aliran - Aliran Monisme Monisme adalah aliran filsafat yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. Aliran ini menyatakan bahwa badan dan jiwa merupakan satu substansi. Keduanya merupakan kesatuan yang membentuk kepribadian manusia. Aliran ini memiliki tiga bentuk, yakni materialism, teori identitas dan idealism.

6 Dualisme Dualisme adalah aliran yang mengajarkan pandangan yang bertolak belakang dengan monism. Kalau monism menyangkal badan dan jiwa sebagai dua substansi yang terpisah dan masih perlu dikaitkan satu dengan yang lain, dualism justru mengakuinya. Aliran ini mengafirmasikan dualitas, yang artinya badan dan jiwa merupakan dua elemen yang berbeda dan terpisah. Dan perbedaan keduanya adalah dalam pengertian dan objek. Dualisme pada umumnya memiliki empat cabang, yakni interaksionisme, okkasionalisme, paralelisme, dan epifenomenalisme.

7 Badan Manusia Badan merupakan bagian elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia. Badan adalah dimensi manusia yang paling nyata. Dalam pandangan tradisionla, badan hanya dilihat sebagai kumpulan berbagai entitas material yang membentuk suatu makhluk. Mekanisme biologis yang bersifat kausal menjadi ide sentral dalam pendekatan ini.

8 Jiwa Manusia Badan manusia tidak meiliki arti apa-apa tanpa jiwa. Juga tidak ada keakuan manusia bila ia dilepaskan dari jiwanya. Itu berarti jiwa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perwujudan jati diri manusia sebagai subjek. Dalam pandangan tradisional masyarakat jiwa dimengerti sebagai makhluk halus atau kekuatan halus, bahkan sebagai tubuh yang tidak bisa ditangkap oleh indera. Pengertian ini tidak mengungkapkan eksistensi manusia yang sebenranya. Konsep seperti ini meletakkan jiwa di luar haikat manusia. Karena itu pengertian tradisional ini ditinggalkan.

9 James B Pratt menjelaskan terdapat 4 kemampuan mendasar dari jiwa Pertama kemampuan menghasilkan kualitas-kualitas penginderaan. Kita bisa merasakan manisnya gula, kita bisa merasakan panasnya api, menurut Pratt karena jiwa memampukan kita untuk semua hal itu Kedua keammpuan menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus. Menurut Pratt, ada orang yag memiliki penginderaan khusus, seperti telepati. Penginderaan khusus itu memampukan seseorang untuk bisa merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain dari kejauhan.

10 Ketiga kemampuan memberikan tanggapan terhadap hasil-hasil penginderaan dan makna dengan jalan merasakan, berkehendak atau berusaha.kemampuan merasakan dan keinginan untuk membantu menurut Pratt bersumber dari jiwa Keempat kemampuan memberikan tanggapan terhadap proses=proses yang terjadi dalam pikiran demi kebaikan. Dalam diri manusia selalu ada keinginan. Tetapi tidak semua keinginan yang muncul adalah keinginan baik. Jiwa menggerakkan untuk meninggalkan keinginan yang tidak baik. Dalam arti ini jiwa memiliki fungsi moral, ia menggerakkan manusia untuk melihat baik dan buruknya perbuatan serta memapukannya untuk meninggalkan yang buruk

11 Kesimpulan Berdasarkan urain yang panjang di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia bukan hanya badan, bukan juga hanya jiwa semata. Manusia bukan pula suatu badan yang padanya ditambahkan suatu jiwa. Masing-masing bukan substansi yang lengkap dan berdiri sendiri. Badan dan jiwa merupakan satu kesatuan dalam membentuk eksistensi manusia. Badan memperoleh sifat sebagai badan hanya karena kenyataan bahwa ia dihidupkan oleh jiwa. Dengan kata lain, jiwa merupakan kehidupan bagi badan. Hanya karena jiwa manusia mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas mental seperti berpikir, menikmati keindahan, mengingkan kebahgaiaan, mengusahakan kemajuan, mengambil keputusan, melakukan kebaikan kepada orang lain. Tetapi jiwa tidak bisa berfungsi dengan baik kalau tidak ada badan. Itu berarti badan merupaka elemen konstitutif yang mendasar bagi jiwa. Dengan kata lain, jiwa bisa merelaisasikan fungsinya hanya melalui aktivitas-aktivitas badaniah. Karena itu aktivitas badaniah manusia bukan merupakan proses mekanistik melainkan dinamika jiwa itu sendiri. Jiwa menghadirkan keakuan diri seseorang melalui badana. Oleh karena itu badan bukan sekedar onggokan daging. Badan merupakan ungkapan keakuan, yakni jiwa seseorang. Badan mengkomunikasikan diri seseorang terhadap orang lain, dan mengkomunikasikan dirinya terhadap dunia, sekaligus memungkinkan manusia berpartisipasi dalam dunia orang lian.

12 Terima Kasih Shely Cathrin, M.Phil