BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yanti Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Rantai terdiri dari sejumlah link kaku yang berengsel dan di sambung oleh pin untuk memberikan fleksibilitas yang diperlukan. Rantai digunakan untuk mentransmisikan daya dimana jarak kedua poros besar dan dikehendaki tidak terjadi slip. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi, rantai jauh lebih murah akan tetapi brisik serta kapasitas daya dan kecepatanya lebih kecil. Gambar 2.1 Gambaran Umum Rantai (Sumber : Roezh, 2013)
2 5 2.2 PENGGUNAAN RANTAI Rantai sebagian besar digunakan untuk mengirimkan gerakan dan daya dari satu poros ke poros yang lain, seperti ketika jarak pusat antara poros pendek seperti pada sepeda, sepeda motor, mesin pertanian, konveyor. Dan juga rantai mungkin dapat juga digunakan untuk jarak pusat yang panjang sampai 8 meter. (Roezh, 2013) Keuntungan dan Kerugian Transmisi Rantai a. Keuntungan 1. Selama beroperasi tidak terjadi slip sehingga diperoleh rasio kecepatan yang sempurna. 2. Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil dari pada sabuk, dan dapat menghasilkan transmisi yang besar. 3. Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98 persen). 4. Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer. b. Kekurangan 1. Biaya produksi rantai relatif tinggi. 2. Dibutuhkan pemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat, terutama 3. Pelumasan dan penyesuaian pada saat kendur. 4. Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama saat terlalu meregang. (Jr, 2007) Gambar 2.2 Model Rantai Sepeda (Sumber : Roezh, 2013)
3 Istilah Yang Sering Digunakan Dalam Rantai. a. Pitch of Chain Adalah jarak antara pusat engsel link dan pusat engsel yang sesuai dari link yang berdekatan, seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.3, biasanya dilambangkan dengan p. Gambar 2.3 Pitch of Chain (Sumber : Roezh, 2013) b. Pitch circle diameter of chain sprocket Adalah pusat lingkaran pada engsel A, B, C, dan D dimana ditarik lingkaran melalui pusat-pusat tersebut dengan pusat poros sebagai pusat lingkaran, disebut pitch lingkaran atau diameter (D) sprocket. (Roezh, 2013)
4 7 2.3 JENIS-JENIS RANTAI Rantai Rol (Roller Chain) Gambar 2.5 Rantai Rol (Sumber : Roezh, 2013) Rantai rol sangat luas pemakaianya karena harganya yang relatif murah dan perawatan serta pemasanganya mudah. Contoh : pemakaian pada sprocket sepeda motor dan sepeda, dan untuk menggerakan sprocket pada industri. Gambar 2.6 Rantai Rol pada Sepeda Motor dan Gear (Sumber : Jr, 2007)
5 Rantai Gigi (Silent Chain) Gambar 2.7 Rantai Gigi (Sumber : Roezh, 2013) Rantai jenis ini mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan kapasitas daya yang ditransmisikan lebih besar dan tingkat kebisingan lebih kecil, akan tetapi harganya lebih mahal. Pemakaian rantai ini masih terbatas karena harganya yang mahal dan orang lebih suka menggunakan transmisi roda gigi. (Jr, 2007) 2.4 RANTAI ROL (ROLLER CHAIN) Rantai roller distandarisasi dan dibuat atas dasar pitch. Rantai rol tersedia dalam satubaris atau rantai rol multi-baris (duplex atau triplex), seperti ditunjukkan pada Gambar (Jr, 2007)
6 9 Gambar 2.8 Penampang Rantai Rol (Sumber : Roezh, 2013) Ukuran Umum Rantai Rol Tabel 2.1 Karakteristik Roller Chain Berdasarkan IS:
7 Faktor Keamanaan Rantai Pengerak Faktor keselamatan bagi rantai penggerak didefinisikan sebagai rasio kekuatan putus (WB) dari rantai dengan beban total pada sisi penggerak dari rantai (W). Secara matematis : Faktor Safety = (2.1) Kekuatan putus rantai dapat diperoleh dengan hubungan empiris berikut, yaitu : W B = 106 p 2 (dalam Newton) untuk roller chain Dimana : p = pitch rantai (mm) Beban total (atau total tegangan) pada sisi penggerak rantai adalah jumlah gaya tangensial (FT), tegangan sentrifugal rantai (FC) dan tegangan pada rantai akibat mengendur (FS), atau : W = (2.2) Tabel berikut menunjukkan faktor keamanan untuk rantai rol dan rantai gigi (Silent Chain) tergantung pada kecepatan pinion sprocket (rpm) dan pitch rantai. (Roezh, 2013) Tabel 2.2 Faktor Keamanan (n) dari Bush Roller dan Silent Chain
8 Kecepatan Yang Diijinkan Pada Sprocket Kecil (Pinion) Tabel berikut menunjukkan kecepatan yang diizinkan pada sprocket yang kecil (pinion). Tabel 2.3 Kecepatan yang Diijinkan pada Sprocket Kecil (pinion) dalam rpm Daya yang Ditransmisikan Rantai Daya yang ditransmisikan oleh rantai berdasarkan breaking load adalah : P = (watt) (2.3) Dimana : Wb = Breaking load (N), v = Kecepatan rantai (m / s) n = Faktor keamanan, dan KS = Service Factor = K1.K2.K3 Service factor (KS) adalah produk dari berbagai faktor, seperti faktor beban (K1), faktor pelumas (K2) dan faktor peringkat (K3). Nilai-nilai faktor-faktor ini diambil sebagai berikut: a. Faktor beban (K1) = 1, untuk beban konstan = 1,25, untuk beban variabel dengan shock ringan = 1,5, untuk beban shock berat b. Faktor pelumasan (K2) = 0,8, untuk pelumasan terus menerus = 1, untuk pelumasan drop (bisa tetesan) = 1,5, untuk pelumasan periodik c. Faktor Peringkat (K3) = 1, selama 8 jam per hari = 1,25, selama 16 jam per hari = 1,5, untuk kontinyu.
9 12 Dalam melakukan perancangan, Desain power = Rated Power x Service Factor (K s ) (2.4) Power rating untuk rantai rol sederhana tergantung pada kecepatan sprocket kecil (pinion), ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 2.4. Power Rating (dalam kw) dari Roller Chain Sederhana Sedangkan jumlah gigi pada pinion dengan tipe roller atau silent ditunjukkan pada tabel 2.5 berikut. (Roezh, 2013) Tabel 2.5. Jumlah Gigi pada Sprocket
10 PROSES PLASMA NITROCARBURIZING Definisi Plasma Plasma secara garis besar adalah gas terionisasi. Suatu gas dikatakan terionisasi jika terdiri dari atom-atom yang terionisasi bermuatan positif (ion) dan elektron yang bermuatan negatif. Plasma terbentuk dari gas terionisasi di dalam tabung, yang digolongkan menjadi dua yaitu terionisasi lemah dan terionisasi kuat. Terionisasi lemah apabila derajat ionisasi lebih rendah dari 10-4 sedangkan terionisasi kuat apabila derajat ionisasi lebih besar dari Pada prinsipnya, karena proses ionisasi membutuhkan energi dalam orde elektron volt untuk melepas elektron, maka dalam membuat plasma harus ditambahkan energi dalam suatu sistem. Penambahan ini bisa dilakukan dengan osilator gelombang mikro (RF) ataupun gelombang searah (DC) pada ruangan bertekanan rendah. Meskipun plasma merupakan gas terionisasi, namun tidak semua gas terionisasi disebut plasma. Plasma dapat dibuat dengan cara memanfaatkan tegangan listrik, misal dengan menghadapkan dua buah elektroda di udara bebas; dalam hal ini udara merupakan suatu isolator yaitu materi yang tidak dapat menghantarkan listrik. Pada kedua elektroda dipasang tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga sifat konduktor akan muncul pada udara di antara kedua elektroda dan bersamaan dengan itu arus listrik mulai mengalir. Aliran arus listrik ini menunjukkan adanya ionisasi yang mengakibatkan terbentuknya ion serta elektron di antara dua elektroda tersebut dengan plasma. Plasma juga merupakan kumpulan dari atom-atom dan molekul-molekul gas netral, partikel-partikel bermuatan dalam bentuk ion-ion positif, ion-ion negatif dan elektron serta foton. Sebagian besar plasma dihasilkan melalui lintasan arus yang melewati gas netral. Plasma terionisasi lemah mempunyai partikel-partikel netral yang lebih banyak dari partikel bermuatan. Satu di antara sifat yang penting dari plasma adalah kecenderungannya untuk tetap netral secara listrik yaitu kecenderungan untuk membuat setimbang antara muatan positif dan negatif di dalam setiap bagian volum makro. Sedikit ketidakseimbangan rapat muatan ruang menimbulkan gaya listriklistrik yang kuat, yang bilamana mungkin akan memulihkan kenetralan. Sebaliknya,
11 14 apabila plasma diletakkan dalam pengaruh medan listrik luar, rapat muatan akan menyesuaikan diri sehingga sebagian besar dari plasma akan terlindung dari medan. (Kosmac & Brussels, 2015) Komposisi plasma dari berbagai jenis ion baik positif atau negatif pada kerapatan (ni1, ni2, ni3.) saling memiliki hubungan yaitu semakin banyak ion yang terbentuk, maka semakin besar pula komposisi plasmanya. Hubungan ini menunjukkan netralisasi listrik pada plasma dengan n sebagai kerapatan plasma. Muatan sistem plasma dihasilkan di antara elektroda dan ketebalan daerah muatan ruang yang merupakan panjang Debye yang bergantung pada temperatur elektron. (Susita dkk, 2016) Nitriding dan Nitrocarburizing Tujuan dari dilakukan nitriding dan nitirocarburizing adalah untuk meningkatkan usia pakai, korosi, kemampuan tahanan dari fatique suatu bahan. Peningkatan yang dimaksud dapat diartikan pada penampang permukaan mikrostruktur dan kekerasan setelah di lakukan perlakuan (treatment). Gambar 2.9 Lapisan paling luar baja yang dilakukan nitriding dan nitrocarburizing dengan ketebalan 2-30 µm dan terddiri dari ɛ-phase atau γ' phase, atau mixture thereof bergantung pada atmosfer dan tingkatan baja. Lapisan ini disebut sebagai Lapisan Compound atau juga disebut Layer Putih. Tahanan korosi dan tribological properties (gesekan dan pemakaian) utamanya telah ditunjukan compound layer. Dibawah Lapisan Compound ada daerah difusi yang mana berada di kedalaman baja, secara tipikal 0,1-0,5 mm. Beban kapasitas bearing, statika dan kekuatan fatique ditunjukan secar luas dari kekerasan dan kedalaman dari zona difusi.
12 15 Gambar 2.9 Penampang Mikrostruktur Material Stainless Steel. (Sumber : Holm & Sproge, Tanpa Tahun) Nitriding dan nitrocarburizing sering digunakan sebagai alternatif untuk mengkarburizing atau mengkarbunitriding. Keutamaan yang terpenting adalah nitriding dan nitrocarburizing adalah metode temperatur rendah. Sedangkan Carburizing dan Carbonitriding adalah metode temperatur tinggi. Dengan temperatur rendah disini berarti temperatur dibawah satu dimana fase transformasi ke permulaan austenite, dan temperatur tinggi adalah diatas temperatur yang disebutkan. Konsekuensi nilainya adalah lebih sedikit distorsi pada part yang diperlakuan (treated), dimana pengurangan menggunakan gerinda dan kemudian lebih pendeknya siklus produksi. Nitriding dan nitrocarburizing memberikan peningkatan yang unik dalam tahanan korosi dan daya lekat pemakaiannya (adhesive wear), yang mana tidak bisa dicapai oleh carburizing atau carbonitriding. Selanjutnya, peningkatan tahanan korosi dicapai dari postoxidation treatment (perlakuan pasca oksidasi). (Susita dkk, 2016)
13 Terminologi dan Prosesnya Dalam upayanya, terdapat dua nama proses nitriding dan nitrocarburizing. Sebagaimana kita ketahui secara prinsip terdapat perbedaan kecil diantara keduanya dan kadang-kadang, keduanya digunakan untuk proses yang sama, yang mana menciptakan kekacauan (confusion). Ada juga sering konfusi diantara nitrocarburizing dan carbonitriding. Satu hal penting yang perlu digaris bawahi adalah nitriding dan nitrocarburizing yaitu maksud penggunaan untuk perlakuan pada temperatur dibawah satu, dimana permulaan austenite (matriks material berwarna putih) ke formasi (dibawah A1). Ada pula matriks ferrite (warna gelap) yang memiliki kekerasan rendah, serta perlite (kecoklatan) yang kekerasannya sedang. Maksud carbonitriding pada penggunaan lain harus sesuai ketentuan untuk perlakuan dimana baja adalah austenitic. Nitriding dimaksudkan untuk penggunaan gas nitriding klasik didalam amonia. Sesuai indikasi pada namanya, ini merupakan sebuah proses dimana nitrogen ditransfer menuju dan diambil oleh baja. Juga dalam nitrocarburizing elemen utama yang ditransfer ke baja adalah nitrogen tetapi ditambah dengan carbon juga. Kedua proses ini memberikan prinsip permukaan mikrostruktur dan kekerasan seperti ditunjukan pada gambar 2.9. Gas nitriding klasik telah dikembangkan untuk tujuan meningkatkan kekuatan fatique dan kapasitas beban bearing tanpa mendapatkan distorsi yang signifikan dari komponen yang di treatment seperti pada carburizing (atau carbonitriding). Untuk mencapai kondisi kedalaman yang cukup perlu waktu nitriding yang lama, dari jam yang perlu digunakan. Nitrocarburizing mulai dikenal dengan perkembangan proses bath salt Tenifer (Tufftride) dan proses Nitemper gas yang dikembangkan pada tahun enam puluhan. Dibandingkan dengan nitridasi klasik, nitrocarburizing adalah proses waktu yang singkat, yang biasanya membutuhkan waktu 30 menit sampai 4 jam, dilakukan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 570 C dibandingkan dengan C pada nitriding gas. (Kosmac dkk, 2015) Lapisan Compound dapat terdiri dari baik fase-γ' dengan rumus stoechiometric hampir Fe 4 N atau fase-ɛ dengan komposisi variabel karbon dan nitrogen yang
14 17 tergantung pada tingkatan baja dan jenis ruangan atmosfirnya. Biasanya kedua fase letaknya berdampingan tapi γ mendominasi setelah nitridasi dan ɛ setelah nitrocarburizing. The fase-γ menyebabkan lapisan senyawa rapuh sedangkan ɛ memiliki keuletan yang lebih tinggi. Bagian terluar dari lapisan senyawa biasanya memiliki beberapa porositas. Banyak perbedaan nama dari variasi nitriding dan nitrocarburizing yang sudah ada dipasaran. Gambar 2.10 berikut nama merek perusahaan dagang seperti Nitemper dan Tenifer yang sudah disebutkan adi. AGA Nitroflex adalah Desain dari pembakaran nitriding dan nitrocarburizing pada tekanan atmosfir dari AGA. Gambar 2.10 Daftar Merek Perusahaan Dagang (Sumber : Kosmac, 2015) Nama dapat susun dalam tiga kelompok yang berkaitan dengan media proses, yang mungkin garam, gas atau plasma. Proses salt bath yang kehilangan mulai pasar untuk proses gas karena masalah lingkungan dengan garam yang mengandung sianida. proses plasma masih digunakan di sejumlah kasus tetapi meningkat penggunaan karena keuntungan tertentu seperti kemungkinan untuk menggunakan suhu proses yang sangat rendah dan nitrida misalnya stainless steel, yang sulit dengan metode lain. (Ben Slima, 2012) Kekerasan lapisan compound adalah sekitar 700 HV untuk baja paduan rendah dan meningkat kekerasan dengan meningkatnya konten paduan dalam baja seperti yang ditunjukkan pada gambar kekerasan yang diukur jatuh sebagai tingkat
15 18 porositas dalam terluar lapisan senyawa permukaan meningkat. Umumnya porositas lebih besar untuk baja paduan rendah dibandingkan dengan baja paduan tinggi. Gambar 2.11 Kekerasan Lapisan Compound Meningkat dengan Peningkatan Konten Paduan dari Baja yang Ditreatment (Perlakuan). (Sumber : Sudjadi, 2012) Konten paduan adalah yang paling penting juga untuk kekerasan zona difusi. Ada dua mekanisme yang menentukan kekerasan zona difusi. Pertama solusi pengerasan padat adalah mekanisme yang mana sangat penting untuk baja paduan rendah. Temperatur saat proses menentukan tingkat larutan padat dari nitrogen, karbon dan paduan elemen. tingkat penurunan dari suhu proses menentukan berapa banyak yang dapat disimpan dalam larutan padat. Tingkat pendinginan lambat berarti ada cukup waktu untuk pengendapan besi atau paduan nitrida elemen dan ini mengurangi efek pengerasan dari pengerasan larutan padat. Inilah sebabnya mengapa baja paduan rendah biasanya didinginkan dalam air atau minyak setelah nitrocarburizing.efek pengerasan kedua di zona difusi pengerasan presipitasi. Untuk baja paduan mekanisme pengerasan ini dominan. (Sudjadi, 2012)
16 19 Gambar 2.12 Ciri Khas (Typical) Kekerasan Setelah Nitriding dan Nitrocarburizing (Sumber : Sudjadi, 2012) Konsekuensi dramatis pada mekanisme ini adalah pada jangkauan kekerasan yang luas antara vickers yang dapat dicapai tergantunng pada baja yang nitriding atau di nitocarburizing. Kekerasan pada lapisan compound akan menentukan ketahanan aus suatu material. Peningkatan kekerasan di dalam lapisan compound normalnya memberikan peningkatan ketahanan aus. Hal ini tentu membenarkan untuk ketahanan aus akibat gesekan, situasi tersebut dimana partikel abrasif, contohnya pasir, keausan pada permukaan. Satu observasi yang penting adalah kekerasan setelah nitriding atau nitrocarburizing dapat memberikan kemungkinan terjadi aus pada "lever terendah". Ini berarti kekerasan permukaan lebih tinggi dari partikel abrasif. Namun, batas kedalaman pada lapisan compound adalah drawback dan sementara nitriding atau nitrocarburizing dapat diaplikasikan dengan baik hanya pada material yang memiliki abrasi lunak. Ketahanan aus perekat baja secara dramatis membaik setelah nitridasi atau nitrocarburizing, angka 5, dan lebih dari yang bisa diharapkan dari kekerasan saja.
17 20 Lapisan Senyawa memberikan gesekan rendah dan kecenderungan rendah untuk "las" menentang permukaan baja. Sebuah zona luar berpori berfungsi sebagai pelumas waduk. Semua sifat ini bertindak bersama-sama untuk memberikan ketahanan aus perekat yang sangat baik. Dibandingkan dengan metode pengerasan permukaan termal atau termokimia lain pada baja nitridasi dan nitrocarburizing yang unik karena ketahanan korosi ditingkatkan. Perkembangan baru dari proses memiliki ketahanan korosi bahkan lebih ditingkatkan pada manfaat tambahan dari penampilan permukaan estetis menyenangkan hitam pekat. Ini diperoleh oleh oksidasi sedikit setelah proses nitrocarburizing normal. (Sudjadi dkk, 2010)
MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin
MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara
Lebih terperinciSTUDY PENGERASAN PERMUKAAN PADA MATERIAL ELEMEN MESIN ROLLER CHAIN RS60 BUATAN INDONESIA MENGGUNAKAN DC-PLASMA NITROCARBURIZING
STUDY PENGERASAN PERMUKAAN PADA MATERIAL ELEMEN MESIN ROLLER CHAIN RS60 BUATAN INDONESIA MENGGUNAKAN DC-PLASMA NITROCARBURIZING AHMAD SULTHONI NIM : 41312110041 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA
ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA Umen Rumendi, Hana Hermawan Dosen Teknik Material Jurusan Teknik Manufaktur, Politeknik Manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengerasan permukaan merupakan suatu proses untuk meningkatkan sifat kekerasan serta kinerja dari suatu komponen atau material. Kerusakan suatu material biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini masyarakat banyak yang menggunakan. transportasi yang marak digunakan untuk mudik lebaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti saat ini masyarakat banyak yang menggunakan sepeda motor untuk alat transportasi. Peningkatan jumlah permintaaan masyarakat terhadap kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam membuat paduan logam lain untuk mendapatkan sifat bahan yang diinginkan. Baja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab
Lebih terperinciKata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.
PENGERASAN PERMUKAAN ROLLER RANTAI DENGAN METODE PLASMA CARBURIZING DARI CAMPURAN GAS He DAN CH 4 PADA TEKANAN 1,6 mbar Dwi Priyantoro 1, Tjipto Sujitno 2, Bangun Pribadi 1, Zuhdi Arif Ainun Najib 1 1)
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA
Seminar Nasional Kluster Riset Teknik Mesin 9 PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA Albertus Budi Setiawan 1, Wiwik Purwadi 2 Politeknik
Lebih terperinciPenelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment
TUGAS AKHIR Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment Disusun : ANDRY MULYANTO NIM : D.200.01.0137 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciStudi Surface Hardening pada Bahan Roda Gigi Buatan Indonesia dengan Menggunakan DC-Plasma Nitrocarburizing
T.P. Nurhadi - Studi Surface Harderning pada Bahan Roda Gigi Buatan Indonesia dengan Menggunakan.. 53 Studi Surface Hardening pada Bahan Roda Gigi Buatan Indonesia dengan Menggunakan DC-Plasma Nitrocarburizing
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah
BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Spesimen 4.1.1. Proses Pengelasan Setelah pengamatan, pengukuran serta pengujian dilaksanakan terhadap masing-masing benda uji, pada pengelasan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING
TUGAS AKHIR PENGARUH CARBURIZING ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING PADA MILD STEEL (BAJA LUNAK) PRODUK PENGECORAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciProses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :
PERLAKUAN PANAS Perlakuan panasadalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciIr. Hari Subiyanto, MSc
Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan
Lebih terperinci1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Logam merupakan salahsatu komponen terpenting dalam pembuatan suatu mesin atau bangunan pertanian. dalam penggunaanya, logam memiliki beberapa proses perlakuan. Proses
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, hampir semua kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Karena alat-alat yang digunakan manusia terbuat
Lebih terperinciBAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya
BAB II TEORI UMUM 2.1 Landasan teori Rantai transmisi daya digunakan dimana jarak poros lebih besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi sabuk. Rantai mengait pada gigi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik
Lebih terperinciFrekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la
Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanenan kelapa sawit sangat banyak dijumpai permasalahan. Diantaranya adalah alat pemanen sawit yang disebut dengan pisau egrek. Pada pisau egrek masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciAnalisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas
Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas I Komang Astana Widi 1), Wayan Sujana 2), Teguh Rahardjo 3) 1),2),3 ) Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciKERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL
KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL A. Kerangka Konsep Baja stainless merupakan baja paduan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plunger tip adalah salah satu rangkaian komponen penting pada mesin high pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi
5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian ilmu logam bagian yaitu: Didasarkan pada komposisi logam dan paduan dapat dibagi menjadi dua - Logam-logam besi (Ferrous) - Logam-logam bukan besi (non ferrous)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah merambah pada berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali di dunia industri manufacture (rancang
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang
Lebih terperinci(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)
15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinci11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :
11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon : Material Teknik Suatu diagram yang menunjukkan fasa dari besi, besi dan paduan carbon berdasarkan hubungannya antara komposisi dan temperatur. Titik
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS
PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS Asfarizal Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Institut Teknologi Padang ABSTRACT The Lower Carbon steel
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciKekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.
Fasa Transformasi Pendahuluan Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara 700-2000 MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan. Sifat mekanis yang diinginkan dari
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI
ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI Abdul Karim Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung E-mail : karimabdul57@gmail.com Abstrak Proses karburasi
Lebih terperinciPengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF
TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang. Alat pengupas kulit kentang yang dijual di pasaran memiliki jenis
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciIKATAN KIMIA DALAM BAHAN
IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial
Lebih terperinciMATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE
MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE Pengertian Diagram fasa Pengertian Diagram fasa Adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata
Lebih terperinciHeat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja
Heat Treatment Pada Logam Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma Proses Perlakuan Panas Pada Baja Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140 Aladin Eko Purkuncoro JurusanTeknikMesin, FakultasTeknologiIndustri,InstitutTeknologiNasional Malang Jl. Sigura
Lebih terperinciGambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (www.competitiondiesel.com).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Poros merupakan salah satu elemen mesin yang fungsinya sangat signifikan dalam konstruksi mesin. Sunardi, dkk. (2013) menyatakan bahwa poros digunakan dalam mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA
SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA Oleh kelompok 7 AYU ANDRIA SOLIHAT (20130110066) SEPTIYA WIDIYASTUTY (20130110077) BELLA LUTFIANI A.Z. (20130110080) M.R.ERNADI RAMADHANI (20130110100) Pengertian Baja Baja
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar
BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metalurgi merupakan ilmu yang mempelajari pengenai pemanfaatan dan pembuatan logam dari mulai bijih sampai dengan pemasaran. Begitu banyaknya proses dan alur yang harus
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai
BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern tak lepas dari peranan industri elektroplating. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang elektronik,
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN ALAT
BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang mesin pemasta coklat dengan hasil perancangan sesuai kebutuhan.
TUGAS AKHIR 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia lebih banyak mengekspor kakao dalam bentuk biji dari pada hasil olahannya. Padahal akan lebih baik jika produsen kakao Indonesia bisa mengekspor
Lebih terperinciBAB II LADASAN TEORI
II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua
Lebih terperinci02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM
02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciKIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )
KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik
Lebih terperinciA. Dasar-dasar Pemilihan Bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)
PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH Nizam Effendi *) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rapat arus terhadap
Lebih terperinciTUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar
Materi PASAK TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar 2. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat menyebutkan 3 jenis
Lebih terperinci