BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2011"

Transkripsi

1 BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI ii

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I BAB II BAB III... ii... iii KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. Sumber Daya Alam... I-1 B. Bencana Alam... I-23 TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. Demografi... II-1 B. Demografi Sosial... II-4 C. Sosial Ekonomi... II-9 D. Sumber Pencemaran... II-24 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. Upaya Pengelolaan Lingkungan... III-1 iii

3 DAFTAR TABEL Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... I-1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... I-1 Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya... I-2 Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan... I-5 Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis... I-6 Tabel SD-5A. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air... I-6 Tabel SD-5B Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering... I-7 Tabel SD-5C Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah... I-7 Tabel SD-6. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya. I-8 Tabel SD-7. Konversi Hutan menurut Peruntukan... I-8 Tabel SD-8. Luas Hutan Tanaman Industri... I-8 B. Keanekaragaman Hayati Tabel SD-9. Jumlah Spesies Flora dan Fauna yang Diketahui dan Dilindungi... I-9 Tabel SD-10. Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi... I-9 C. Air Tabel SD-11. Inventarisasi Sungai... I-10 Tabel SD-12. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung... I-12 Tabel SD-13. Kualitas Air Sungai... I-12 Tabel SD-14. Kualitas Air Danau/Situ/Embung... I-14 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I-16 D. Udara Tabel SD-16 Kualitas Udara Ambien... I-18 Tabel SD-17 Kualitas Air Hujan... I-18 E. Laut, Pesisir dan Pantai Tabel SD-18. Kualitas Air Laut... I-19 Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang... I-20 Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun... I-20 Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove... I-21 F. Iklim Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-rata Bulanan... I-21 Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan... I-21 G. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian... I-23 Tabel BA-1A Bencana Banir dan Jumlah Terkena Musibah... I-23 Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan... I-24 Tabel BA-3. Bencana Tanah Longsor, Korban, dan Kerugian... I-24 Tabel BA-4. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian... I-24 Tabel BA-5. Bencana Alam Gempa Bumi, Korban, dan Kerugian... I-25 Tabel BA-5A. Bencana Gelombang Pasang, Korban, dan Kerugian... I-25 iv

4 Bab II Tekanan Terhadap Lingkungan A. Kependudukan Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan penduduk menurut Kecamatan... II-1 Tabel DE-2. Penduduk Laki-laki menurut Kecamatan, dan Golongan Umur... II-1 Tabel DE-3. Penduduk Perempuan menurut Kecamatan, dan Golongan Umur... II-2 Tabel DE-4. Migrasi Selama Hidup Menurut Jenis Kelamin... II-2 Tabel DE-5. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut... II-3 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status Pendidikan... II-4 Tabel DS-2. Penduduk Perempuan Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status Pendidikan... II-4 Tabel DS-3. Penduduk Laki-laki Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Golongan Umur dan Pendidikan Tertinggi... II-4 Tabel DS-4. Penduduk Perempuan Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Golongan Umur dan Pendidikan Tertinggi... II-5 Tabel DS-5. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan... II-6 Tabel DS-5A. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, Jumlah Madrasah Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan... II-6 B. Permukiman Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin... II-9 Tabel SE-2. Jumah Rumah Tangga menurut Lokasi Tempat Tinggal... II-9 Tabel SE-3. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum... II-9 Tabel SP-1. Jumlah Rumah Tangga dan menurut Cara Pembuangan Sampah... II-24 Tabel SP-2. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar... II-24 Tabel SP-3. Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik... II-25 Tabel SP-4. Jumlah Rumah Tangga dan Perkiraan Timbulan Sampah per Hari... II-25 C. Kesehatan Tabel DS-6. Jumlah Pasangan Usia Subur, Jumlah Anak Lahir Hidup, dan Jumlah Anak Masih Hidup menurut Golongan Umur Ibu... Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin... II-7 Tabel DS-7. II-7 Tabel DS-7A Jumlah Kematian Penduduk Menurut Jenis Kelamin... II-7 Tabel DS-8. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk... II-8 Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit... II-26 D. Pertanian Tabel SE-4. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, dan Produksi per Hektar... II-10 Tabel SE-5. Produksi Tanaman Palawija menurut Jenis Tanaman... II-10 Tabel SE-6. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Besar dan Rakyat menurut Jenis Tanaman... II-11 Tabel SE-6A. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Besar dan Rakyat menurut Jenis Tanaman Lainnya... II-11 v

5 Tabel SE-7. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Perkebunan menurut Jenis Pupuk... II-11 Tabel SE-8. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk... II-12 Tabel SE-9. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian... II-12 Tabel SE-10. Jumlah Hewan Ternak menurut Jenis Ternak... II-13 Tabel SE-11. Jumlah Hewan Unggas menurut Jenis Unggas... II-13 Tabel SP-6. Perkiraan Emisi Gas Metan (CH 4 ) dari Lahan Sawah... II-26 Tabel SP-7. Perkiraan Emisi Gas Metan (CH 4 ) dari Kegiatan Peternakan... II-27 Tabel SP-7A. Perkiraan Emisi Gas Metan (CH 4 ) Hewan Ternak menurut Jenis Ternak... II-27 Tabel SP-7B. Perkiraan Emisi Gas Metan (CH 4 ) Hewan Unggas menurut Jenis Unggas... II-28 Tabel SP-8. Perkiraan Emisi Gas CO 2 dari Penggunaan Pupuk Urea... II-28 E. Industri Tabel SE-12. Jumlah Industri/Kegiatan Usaha Skala Menengah dan Besar... II-14 Tabel SE-13. Jumlah Industri/Kegiatan Usaha Skala Kecil... II-14 Tabel SP-9. Perkiraan Beban Limbah Cair dari Industri Skala Menengah dan Besar... II-29 Tabel SP-9A Perkiraan Kandungan Limbah Cair dari Industri Skala Menengah dan Besar... II-29 Tabel SP-10. Perkiraan Beban Emisi dari Industri Skala Kecil... II-29 F. Pertambangan Tabel SE-14 Tabel SE-15 G. Energi Tabel SE-16. Tabel SE-17. Tabel SE-18. Tabel SE-19. Tabel SP-11. Luas Areal dan Produksi Pertambangan menurut Jenis Bahan Galian... Luas Areal Pertambangan Rakyat menurut Jenis Bahan Galian... Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang Digunakan... Jumlah Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) dan Ratarata Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM)... Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar... Jumlah Rumah Tangga dan Penggunaan Bahan Bakar untuk Memasak... Perkiraan Emisi CO 2 dari Konsumsi Energi menurut Sektor Pengguna... II-15 II-16 II-16 II-16 II-17 II-18 II-30 H. Transportasi Tabel SE-20. Panjang Jalan menurut Kewenangan... II-18 Tabel SE-21. Sarana Terminal Kendaraan Penumpang Umum... II-18 Tabel SE-22. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai, dan Danau... II-19 Tabel SE-23. Sarana Pelabuhan Udara... II-19 Tabel SP-12. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Sarana Transportasi II-30 I. Pariwisata Tabel SE-24. Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung, dan Luas vi

6 Kawasan... II-19 Tabel SE-24A. Nama, Lokasi, dan Luas Kawasan Pariwisata... II-20 Tabel SE-25. Sarana Hotel/Penginapan, Jumlah Kamar, dan Tingkat Hunian... II-20 Tabel SP-13. Perkiraan Volume Limbah padat dari Obyek Wisata... II-30 Tabel SP-14. Perkiraan Beban Pencemaran Limbah Cair dan Volume Limbah Padat dari Hotel... II-31 J. Limbah B3 Tabel SP-15. Perusahaan Penghasil Limbah B3... II-34 Tabel SP-16. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3... II-34 Tabel SP-17. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengangkut Limbah B3.. II-35 Bab III Upaya Penglolaan Lingkungan A. Rehabilitasi Lingkungan Tabel UP-1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penghijauan... III-1 Tabel UP-2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Reboisasi... III-1 Tabel UP-3. Kegiatan Fisik Lainnya... III-2 B. Pengawasan Amdal Tabel UP-4. Rekomendasi Amdal/UKL/UPL... III-2 Tabel UP-5. Pengawasan Pelaksanaan UKL/UPL... III-4 C. Penegakan Hukum Tabel UP-6. Pengaduan Masalah Lingkungan... III-5 Tabel UP-7. Status Pengaduan Masyarakat... III-5 D. Peran Serta Masyarakat Tabel UP-8. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)... III-5 Tabel UP-9. Penerima Penghargaan Lingkungan... III-6 Tabel UP-10. Kegiatan Penyuluhan Lingkungan... III-7 Tabel UP-11. Kegiatan Fisik Perbaikan Kualitas Lingkungan Oleh Masyarakat... III-8 E. Kelembagaan Tabel UP-12. Produk Hukum Bidang Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup... III-9 Tabel UP-13. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup... III-10 Tabel UP-14. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan... III-10 Tabel UP-15. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan... III-11 vii

7 A. Sumber Daya Alam BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tahun Data : 2010/2011 No Non Pertanian Sawah Lahan Kering Luas Lahan (Ha) Hutan*) Lainnya **) Jumlah 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kecamatan Perkebunan Kubutambahan Tejakula Jumlah *) Hutan Negara **) Hutan Rakyat, Tambak, Kolam dan Lahan Sementara Tidak Diusahakan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Tahun Data : 2010/2011 No. Fungsi Luas (Ha) (1) (2) (3) 1. Cagar Alam 1.004,40 2. Suaka Margasatwa 0 3. Taman Wisata 948,65 4. Taman Buru 0 5. Taman Nasional ,89 6. Taman Hutan Raya 0 7 Hutan Lindung ,32 Lanjutan 8. Hutan Tabel Produksi SD-2 *) 1.524,00 (1) (2) (3) viii

8 9. Hutan Produksi Terbatas 3.207, Hutan Produksi Konservasi Hutan Kota 0 Jumlah Luas Hutan ,21 *) Perubahan lahan perkebunan menjadi fungsi hutan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya Luas Tutupan Lahan (Ha) No Nama Kawasan Kawasan Area Tanah Vegetasi (Ha) Terbangun Terbuka (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Kawasan Lindung Kawasan A. Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya B. C. Badan Air 1 Kawasan Hutan Lindung , , *) 0 2 Kawasan Bergambut Kawasan Resapan Air Jumlah , , Kawasan Perlindungan Setempat 1 Sempadan Pantai Sempadan Sungai Kawasan Sekitar Danau atau Waduk 1.491,6 4 Ruang Terbuka Hijau Jumlah ,60 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan Suaka Alam Kawasan Suaka Laut dan Perairan Lainnya Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut Cagar Alam dan Cagar Alam Laut ix

9 Lanjutan Tabel SD-3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 6 Taman Nasional dan Taman ,89 Nasional Laut 7 Taman Hutan Raya 8 Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut 1.491,16 D. E. 9 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 1,07 Jumlah ,12 Kawasan Rawan Bencana 1 Kawasan Rawan 2 Tanah Longsor Kawasan Rawan Gelombang Pasang 33,5 km (3350 ha) Kawasan Rawan Banjir Jumlah Kawasan Lindung Geologi Kawasan Cagar 1 Alam Geologi Kawasan Keunikan i. Batuan dan Fosil 2 ii. iii. Kawasan Keunikan Bentang Alam Kawasan Keunikan Proses Geologi Jumlah Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi i. ii. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Kawasan Rawan Gempa Bumi x

10 II F. Kawasan Rawan iii. Gerakan Tanah Kawasan yang Terletak iv. di Zona Patahan Aktif Kawasan v. Rawan Tsunami Kawasan vi. Rawan Abrasi Kawasan vii. Rawan Gas Beracun Jumlah Kawasan yang Memberikan 3 Perlindungan Terhadap Air Tanah Kawasan i. Imbuhan Air Tanah Sempadan ii. Mata Air Jumlah Jumlah Kawasan Lindung Lainnya 1 Cagar Biosfer 2 Ramsar 3 Taman Buru Kawasan 4 Perlindungan UPasma Nutfah Kawasan 5 pengungsian Satwa 6 Terumbu Karang 7 Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yang Dilindungi Jumlah Jumlah Total Kawasan Lindung Kawasan Budidaya Jumlah Total Kawasan Budidaya , *) Program Gerhan di kawasan lindung Sumber : Bappeda Kabupaten Buleleng xi

11 Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP NO KECAMATAN APL JUMLAH KSA- HPK JUMLAH HL HPT HP JUMLAH KPA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Gerokgak a. Hutan , , , , ,93 b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 2. Seririt a. Hutan , , b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 3. Busungbiu a. Hutan b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 4. Banjar a. Hutan , , ,24 b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 5. Sukasada a. Hutan , , ,32 b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 6. Buleleng a. Hutan b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 7 Sawan a. Hutan , , ,5 b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 8. Kubutambahan a. Hutan - 984, ,15 984,15 b. Non Hutan c. Data tidak lengkap 9. Tejakula a. Hutan , , ,40 b. Non Hutan 8.137, ,79 xii

12 Lanjutan Tabel SD-4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) c. Data tidak lengkap Jumlah , , , , , KSA-KPA : Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam HL : Hutan Lindung. HPT : Hutan Produksi Terbatas. HP : Hutan Produksi HPK : Hutan Produksi yang dapat dikonservasi. APL : Area Penggunaan Lain Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis No. Kecamatan Luas (Ha)*) 1. Gerokgak ,00 2. Seririt ,00 3. Busungbiu 7.549,00 4. Banjar ,00 5. Sukasada 7.466,00 6. Buleleng 0 7. Sawan 3.138,00 8. Kubutambahan 8.615,00 9. Tejakula 8.375,00 Jumlah ,00 *) Mencakup semua lahan di dalam dan di luar kawasan hutan Sumber : Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2010 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tabel SD-5 A. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air No. Tebal Tanah Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) Besaran erosi (mm/10 tahun) Melebihi/Tidak 1. < 20 cm < 50 cm <100 cm cm > 150 cm Keterangan Sumber : Tidak ada data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng xiii

13 Tabel SD-5 B. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Ambang Kritis Erosi Hasil Parameter No. (PP 150/2000) Pengamatan Melebihi/Tidak 1. Ketebalan Solum < 20 cm Kebatuan > 40% - - Permukaan 3. Komposisi Fraksi < 18% koloid - - > 80% pasir kuarsitik Berat Isi > 1,4 g/cm Porositas Total < 30% ; >70% Derajat Pelulusan < 0,7 cm/jam ; >8,0 - - Air cm/jam 7. ph (H 2 0) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8, Daya Hantar > 4,0 mv - - Listrik/DHL 9. Redoks < 200 mv Jumlah mikroba < 10 2 cfu/g tanah - - Tidak ada data Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng Tabel SD-5 C. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah No. Parameter 1. Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa 2. Kedalaman lapisan berpirit dari permukaan tanah Kedalaman Air Tanah 3. dangkal Redoks untuk tanah 4. berpirit Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) < 35 cm/tahun untuk ketebalan gambut > 3 m atau 10%/5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m < 25 cm dengan ph < 2,5 > 25 cm > mv Hasil Melebihi/ Pengamatan *) Tidak Redoks untuk gambut > 200 mv Derajat Pelulusan Air < 0,7 cm/jam ; >8,0 - - cm/jam 7. ph (H 2 0) 1 : 2,5 < 4,0 ; > 7, Daya Hantar Listrik/DHL > 4,0 ms/cm Jumlah mikroba < 10 2 cfu/g tanah - - Keterangan Sumber :*) Belum dilakukan pengamatan : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng xiv

14 Tabel SD-6. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha) 1. Kebakaran Hutan 0*) 2. Ladang Berpindah 0*) 3. Penebangan Liar 0*) 4. Perambahan Hutan 0*) 5. Lainnya (Lahan disertifikatkan oleh pihak lain) 0*) Jumlah 0*) *)Tidak ada kejadian kebakaran hutan, ladang berpindah, penebangan liar, perambahan hutan, dan pensertifikatan lahan kawasan hutan Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng Tabel SD-7. Konversi Hutan menurut Peruntukan No. Peruntukan Luas (Ha)*) 1. Pemukiman 0 2. Pertanian 0 3. Perkebunan 0 4. Industri 0 5. Pertambangan 0 6. Lainnya 0 Jumlah 0 *) Tidak ada konversi hutan di Kabupaten Buleleng Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng Tabel SD-8. Luas Hutan Tanaman Industri No. Kecamatan Luas (Ha)*) 1. Gerokgak 0 2. Seririt 0 3. Busungbiu 0 4. Banjar 0 5. Sukasada 0 6. Buleleng 0 7. Sawan 0 8. Kubutambahan 0 9. Tejakula 0 Jumlah 0 *) Tidak ada hutan tanaman industri di Kabupaten Buleleng Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Buleleng xv

15 Tabel SD-9. Jumlah Species Flora dan Fauna yang Diketahui dan Dilindungi No. Golongan Jumlah Spesies Jumlah Spesies Diketahui Dilindungi 1. Hewan menyusui Burung / Unggas Reptil Amphibi Ikan Keong Serangga Tumbuh-tumbuhan Jumlah Sumber : Program Menuju Indonesia Hijau Kabupaten Buleleng Tahun 2011 Tabel SD-10. Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi No. Golongan Nama Species Status (1) (2) (3) (4) 1. Hewan menyusui 1. Kijang (Muntiacus muncak) 2. Rusa (Cervus timorensis) 3. Kucing Hutan (Felis bengalensis) 4. Jalarang (Ratufa bicolor) 5. Trenggiling (Manis javanica) 6. Landak (Hystrix bicolor) 2. Burung 3. Tumbuhan 1. Jalak Putih Bali (Sturnus melanopetrus) 2. Kakak Tua Jambul Kuning (Caca tua galerita) 3. Bangau Putih (Egreta spp) 4. Elang Bondol (Accipitidae) 5. Raja Udang (Alcedinidae) 6. Curik Bali (Leucopsar rothschildi) 7. Jalarang (Ratufa bicolor) 1. Amplem Sari (Mangivera Indica) 2. Majegau (Dysexylum densiflorium) 3. Rijasa 4. Teep (Artocarpus alasticus) 5. Padi Sudaji (Oryza sativa) 6. Sawo kecik (Manikara kauki) 7. Bunut (Ficus glabela) 8. Paang (Acasia avabica) 9. Gintungan (Bschovia javanica) 10. Genitri (Elaecarvus ganitrus) 11. Pulai (Altonia scolaris) 12. Maja (Cresentia ceyuta) Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancan Terancan Terancam Terancam Terancam Terancan Terancan Terancam Terancan Terancan Terancam Terancan xvi

16 13. Panggal Buaya (Zantoxilum rhetza) Terancan Lanjutan Tabel SD-10 (1) (2) (3) (4) 14. Cendana (Santalum album) 15. Kusambi (Scheichera oleosa) 16. Kepuh (Sterculia foetida) 17.Belimbing Buluh (Averhoa bilimbi) 18. Tibah (Morinda citrifolia) 1. Penyu Hijau (Chelonia mydas) 2. Lumba-Lumba (Dolphinidae) 4. Ikan 3. Penyu Raider (Lepidochelys olivaceace) 4. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) 5. Penyu Lekang (Levidochelys olivasea) Pilihan status adalah endemik, terancam dan berlimpah Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tabel SD-11. Inventarisasi Sungai Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam No Nama Sungai Lebar (m)**) Debit (m3/th) Panjang Kedalaman Permukaan (km) Dasar (m)**) Maks Min (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Tukad Banyumala 15,4-2. Tukad Musi 5, Tukad Pule 5, Tukad Gerokgak 7, Tukad Yeh Biu 4, Tukad Tinga-Tinga 7, Tukad Sumaga 7, Tukad Saba 23, Tukad Mendaum 22, Tukad Tampekan 17, Tukad Bengkala 9, Tukad Anakan 3, Tukad Baas 6, xvii

17 14 Tukad Bangka 10, Tukad Buleleng 11, Tukad Buus 19, Tukad Gerusukan 6, Tukad Banyupoh 9, Tukad Palud*) 9,0-20 Tukad Teluk Terima*) 5,0-21 Tukad Pengumbahan*) 11,0-22 Tukad Langkeng*) 5,5-23 Tukad Yeh Anakan*) 25,5-24 Tukad Binong*) 3,1-25 Tukad Asangan*) 9,4-26 Tukad Serumbung*) 9,1-27 Tukad Penarukan*) 19,0-28 Tukad Sangsit*) 13,1 - Lanjutan 29 Tukad Tabel Daya*) SD-11 23,0 - (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 30 Tukad Dalem*) 9,5-31 Tukad Buah*) 12,0-32 Tukad Enjekan Kebo*) 3,8-33 Tukad Embang*) 4,1-34 Tukad Glebeg*) 5,0-35 Tukad Kambing*) 4,0-36 Tukad Bayad*) 11,0-37 Tukad Lawan*) 4,0-38 Tukad Desa*) 5,8-39 Tukad Anyar Lapang*) 5,2-40 Tukad Sema*) 2,3-41 Tukad Luwah*) 3,2-42 Tukad Tenggulun*) Tukad Krepyak*) Tukad Bacin*) Tukad Salak Tukad Jati*) Tukad Pekecor Tukad Madan Tukad Lesung Tukad Banyuraras 15, Tukad Cangkup*) Tukad Kaswari*) Tukad Batu Pulu Tukad Pasut Tukad Bulian*) Tukad Pucung*) 7,0-57 Tukad Ponjok Batu*) Tukad Pangpang*) Tukad Bangkah*) Tukad Puana*) - - (8 ) xvii i

18 61 Tukad Candi*) Tukad Titi*) Tukad Bumbung Tukad Daya Bondalem*) Tukad Bantes*) Tukad Yeh Lalang*) Tukad Sangkutu*) Tukad Bates*) Tukad Pengagasan*) Tukad Mayangan*) Tukad Pintu*) Tukad Pangkung*) Tukad Ambengan*) Tukad Penganten*) Tukad Bunteh*) Tukad Pengonjongan*) Tukad Ujung*) Tukad Puseh*) Tukad Bulakan*) Tukad Tembok*) - - Lanjutan 81 Tukad Tabel Bonriu*) SD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 82 Tukad Yeh Bau*) Tukad Sida Pana*) Tukad Gelar*) Tukad Jaka*) Tukad Luah*) Tukad Pulukan*) 6,0-88 Tukad Glagah*) 4,1 - *) Sungai tadah hujan; **) Lebar dan kedalaman belum disurvey Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng Tabel SD-12. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3) 1. Danau Buyan, Desa Pancasari 412, Danau Tamblingan, Desa Munduk 133, Waduk Gerokgak, Desa Gerokgak Embung Tembok, Desa Tembok 0, Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng Tabel SD-13. Kualitas Air Sungai xix

19 Koordinat Parameter Satuan Lokasi Sampling (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) T Bll T Saba T T T Bll T Saba Nama Sungai Tenga Tenga B Mala B Mala Hilir Hilir h h Tengah Hilir LS BT 08.08,2; , ,3 ; , ,29 ; , ,06 ; 08.08,9 ; , , ,9 ; ,6 Waktu Pemantauan (tgl/bln/thn) FISIKA Tempelatur o C 25,1 27,7 26,9 32,1 24,4 27,1 Residu Terlarut mg/ L Residu Tersuspensi mg/l KIMIA ANORGANIK ph - 7,378 7,007 7,73 7,93 7,44 7,138 BOD mg/l 1,12 8,6 1,82 4,98 1,42 5,72 Lanjutan COD Tabel SD-13 mg/l 3,9 18,7 4,62 10,2 4,16 11,75 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) DO mg/l 4,55 4,93 5,57 5,01 5,83 4,39 Total Fosfat sbg P mg/l 0,28 0,57 0,12 0,48 0,11 0,72 NO 3 sebagai N mg/l 0,221 1,247 0,476 0,924 0,294 0,821 NH3-N mg/l Arsen mg/l Barium mg/l Boron mg/l Selenium mg/l Kadmium mg/l Khrom (VI) mg/l Tembaga mg/l Besi mg/l 0, ,2714 0,4821 0,7437 0,1182 0,1562 Timbal mg/l Mangan mg/l 0, ,0097 0,0019 0,0067 0,0042 0,0087 Air Raksa mg/l Seng mg/l Khlorida mg/l 7,72 20,2 12,24 11,86 7,92 9,28 Sianida mg/l Fluorida mg/l 0,07 0,12 0,04 0,09 0,06 0,10 Nitrit sebagai N mg/l 0,019 0,592 0,029 0,361 0,022 0,387 Sulfat mg/l 8,21 14,26 6,88 12,17 6,26 11,27 Khlorin bebas mg/l Belereng sebagai H2S mg/l MIKROBIOLOGI Fecal coliform jml/ 100 ml Total coliform jml/ 100 ml xx

20 RADIOAKTIVITAS Gross-A Bq /L Gross-B Bq /L KIMIA ORGANIK Minyak dan Lemak ug /L < 0,1 1,25 0,15 0,20 < 0,1 0,2 Detergen sebagai MBAS ug /L 0,06 0,48 0,04 0,17 0,08 0,26 Senyawa Fenol sebagai Fenol ug /L BHC ug /L Aldrin / Dieldrin ug /L Chlordane ug /L DDT ug /L Heptachlor dan heptachlor ug /L epoxide Lindane ug /L Methoxyclor ug /L Endrin ug /L Toxaphan ug /L Fisik Lokasi Pemantauan Lanjutan Koordinat Tabel SD-13 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Ketinggian di atas permukaan meter laut Lebar sungai meter Kedalaman sungai meter Kemiringan sisi kiri derajat Kemiringan sisi kanan derajat T Bll= Tukad Buleleng; T Saba= Tukad Saba; T B Mala= Tukad Banyu Mala Sumber : UPT Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Air Tahun 2011, Singaraja: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Tabel SD-14. Kualitas Air Danau/Situ/Embung Parameter Satuan Lokasi Sampling (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Nama Lokasi Buyan I Buyan II Buyan Tamb Tamb I Tamb II III III Koordinat LS BT 08.14,66 ; 08.14,7 ; 08.14,94 ; 08.15,70 ; 08.15,60 ; 08.15,76 ; , , , , , ,61 Waktu Pemantauan xxi

21 FISIKA Tempelatur o C 24,2 24,4 24,4 24,8 24,3 24,1 Residu Terlarut mg/ L ,5 Residu Tersuspensi mg/l KIMIA ANORGANIK ph 6-9 7,34 7,17 7,08 7,85 7,73 7,55 BOD mg/l 1,77 1,26 2,06 1,72 1,12 1,64 COD mg/l 3,2 2,9 5,2 3,9 3,1 3,7 DO mg/l 6,56 6,87 5,44 6,25 6,45 6,27 Total Fosfat sbg P mg/l 0,32 0,24 0,22 0,16 0,11 0,09 NO 3 sebagai N mg/l 0,526 0,378 0,492 0,527 0,229 0,492 Nitrit-N02 mg/l 0,0261 0,0114 0,027 0,0217 0,0196 0,0232 Arsen mg/l Kobalt mg/l Barium mg/l Boron mg/l Selenium mg/l Kadmium mg/l Khrom (VI) mg/l Lanjutan Tembaga Tabel SD-14 mg/l 0,0071 0,0012 0,0082 0,0028 0,002 0,0031 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Besi mg/l 0,1741 0,112 0,192 0,121 0,114 0,118 Timbal mg/l Mangan mg/l 0,0023 0,0019 0,0021 0,0017 0,0014 0,0016 Air Raksa mg/l Seng mg/l 0,0011 0,0003 0,0012 0,0028 0,0005 0,0006 Khlorida mg/l Sianida mg/l Fluorida mg/l Sulfat mg/l 12,56 11,92 6,11 5,28 6,21 6,21 Khlorin bebas mg/l Belereng sebagai H2S mg/l MIKROBIOLOGI Fecal coliform jml/100 ml 40 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3 jml/100 Total coliform ml < # < # RADIOAKTIVITAS Gross-A Bq /L Gross-B Bq /L KIMIA ORGANIK Minyak dan Lemak ug /L < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 Detergen sebagai MBAS ug /L < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 Senyawa Fenol sebagai Fenol ug /L xxii

22 BHC ug /L Aldrin / Dieldrin ug /L Chlordane ug /L DDT ug /L Heptachlor dan heptachlor ug /L epoxide Lindane ug /L Methoxyclor ug /L Endrin Ug /L Toxaphan Ug /L - Sumber : UPT Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Air Tahun 2011, Singaraja: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur Kabupaten : Buleleng Parameter Satuan Lokasi Sampling (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nama Lokasi Sumur Kpng Baru I Sumur Kpng Baru II Sumur Kpng Anyar II Sumur Kpng Bugis Sumur Kpng Kaliuntu Koordinat LS BT Waktu Pemantauan FISIKA Tempelatur o C 28,7 28,9 28,4 27,6 28,9 Residu Terlarut Mg/ L Bau*) - T bau T bau T bau T bau T bau Rasa - T rasa T rasa T rasa T rasa T rasa Kekeruhan Skala NTU 0,31 4,60 0,64 0,81 0,33 Residu Tersuspensi Mg/L KIMIA ANORGANIK ph 6-9 6,90 6,79 6,78 6,85 6,69 BOD Mg/L 1,68 1,72 1,66 1,47 1,21 COD Mg/L DO Mg/L 4,93 4,84 4,65 4,91 5,95 Total Fosfat sbg P Mg/L NO 3 sebagai N Mg/L 0,824 0,983 0,877 0,724 0,873 NH3 sebagai N Mg/L Arsen Mg/L xxii i

23 Kobalt Mg/L Barium Mg/L Boron Mg/L Selenium Mg/L Kadmium Mg/L Khrom (VI) Mg/L Tembaga Mg/L Besi Mg/L 0,1298 0,2187 0,1782 0,2116 0,278 Timbal Mg/L Mangan Mg/L 0,0192 0,0232 0,0471 0,0191 0,0167 Air Raksa Mg/L Seng Mg/L Khlorida Mg/l 5,27 7,26 6,82 9,28 124,8 Sianida Mg/L Fluorida Mg/L 0,19 0,27 0,17 0,22 0,28 Nitrit sebagai N Mg/L 0,031 0,047 0,029 0,014 0,019 Lanjutan Sulfat Tabel SD-15 Mg/L (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Khlorin bebas Mg/L Belereng sebagai H2S Mg/L MIKROBIOLOGI Fecal jml/10 coliform 0 ml Total coliform jml/10 0 ml RADIOAKTIVITAS Gross-A Bq /L Gross-B Bq /L KIMIA ORGANIK Zat Organik (KmnO4) Mg/l Minyak dan Lemak ug /L Detergen sbg MBAS ug /L Senyawa Fenol sebagai ug /L Fenol BHC ug /L Aldrin / Dieldrin ug /L Chlordane ug /L DDT ug /L xxi v

24 Heptachlor dan heptachlor ug /L epoxide Lindane ug /L Methoxyclor ug /L Endrin ug /L Toxaphan ug /L Keterangan Sumber :*) (1) Kampung Baru 1, (2) Kampung Baru 2, (3) Kampung Anyar, (4) Kampung Bugis, (5) Kaliuntu **) T bau= Tidak berbau, T rasa= Tidak berasa, T warna= Tidak berwarna : UPT Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Air Tahun 2011, Singaraja: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Tabel SD-16 Kualitas Udara Ambien No. Parameter Pengukuran Lama Lokasi Satuan Nama Lokasi :*) 1 jam 0,38 0,07 0,31 0,49 0,4 0,51 0,56 0,27 0,87 0,27 1. SO 2 µg/nm 3 24 jam 1 tahun 1 jam 1.564, , ,78 711,11 853,33 995,56 568,89 782, , ,67 2. CO µg/nm 3 24 jam 1 tahun 1 jam 2,07 1,69 2,36 1,76 1,47 0,6 1,22 1,91 2,60 1,67 3. N0 2 µg/nm 3 24 jam 1 tahun 3 1 jam 1,85 1,12 1,28 1,81 3,08 1,99 1,95 1,53 0,87 1,16 4. O 3 µg/nm 1 tahun 5. NH 3 Ppm 1 jam 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0, jam 0,27 0,33 0,6 0,28 0,26 0,26 0,96 0,47 0,23 0,38 6. Pb µg/nm 1 tahun 7. Debu Total Ppm 1 jam 113, ,22 166,67 88,89 133,33 111,11 102,22 106,67 155,56 1 jam 0,0006 0,0005 0,009 0,0015 0,0005 0,0006 0,0012 0,001 0,0007 0, hari *) Lokasi Pengamatan:(1) Terminal Sangket, (2) Patung Singa Pertigaan Ngurah Rai, (3) Jl. A Yani Perempatan Kota, (4) Perempatan Penarukan, (5) Depan Terminal Banyuasri, (6) Desa Bubunan, (7) Perempatan Pasar Seririt, (8) Jalan Masuk Depan Pelabuhan Celukan Bawang, (9) Pertigaan jalan masuk pantai Lovina, (10) Perempatan jalan masuk Segara Penimbangan. 8. H 2 S Ppm Sumber : UPT. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi Bali, Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Udara Tahun 2011, Singaraja: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. xxv

25 Tabel SD-17 Kualitas Air Hujan No. Paraneter Satuan Waktu Pemantauan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des 1. ph 7,4 8,33 8,7 7,27 7,76 8,8 8,49 8,71 7,88 7,36 8,06 8,23 2. DHL ms 0,14 0,13 0,15 0,15 0,37 0,17 0,44 0,32 0,27 0,19 0,15 0,16 3. S04-2 mg/l N03 mg/l Cr mg/l NH4 mg/l Na mg/l Ca 2+ mg/l Mg 2+ mg/l Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tabel SD-18. Kualitas Air Laut Parameter Satuan Baku Lokasi Sampling Mutu Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Nama Lokasi P P P Kp P C Pemutera P Tembok Lovina Baru Bawang n Koordinat LS BT 08.09,7 ; , ,62 ; , ,9 ; , ,3; , ,37; ,90 Waktu sampling (tgl/bln/thn) Fisika 1. Warna PltCo Bau 3. Kecerahan M >6 100% 100% 0,5 100% 100% 4. Kekeruhan NTU 2,2 5. TSS mg/l Sampah - 7. Lapisan Minyak - 8. Temperatur o C 30,3 32,0 29,1 30,8 31,9 Kimia 1. ph - 7,54 7,45 7,51 7,69 7,55 2. Salinitas 24,8 29,7 30,2 26,4 30,1 3. DO mg/l 2,2 4,55 3,65 3,98 5,11 xxv i

26 4. BOD 5 mg/l COD mg/l 6. Amonia total mg/l Nihil < 0,05 < 0,05 0,357 < 0,05 < 0,05 7. NO 2 -N mg/l 0, NO 3 -N mg/l < 0,05 < 0,05 0,07 < 0,05 < 0,05 9. PO 4 -P mg/l 0,015 0,01 0,01 0,074 0,068 0, Sianida (CN - ) mg/l 12. Klor mg/l 13. Minyak bumi mg/l 14. Fenol mg/l Nihil < 0,005 < 0,005 0,006 < 0,005 < 0, Pestisida mg/l 16. PCB mg/l 17. Deterjen mg/l 0,001 0,0013 0,0011 0,192 0,026 0, Krom (Cr) mg/l 20. Mangan (Mn) mg/l 21. Arsen (As) mg/l 22. Selenium (Se) mg/l 23. Kadmium (Cd) mg/l 24. Tembaga (Cu) mg/l 0,050 0,0327 0,0247 0,0421 0,0297 0, Timbal (Pb) mg/l 26. Besi mg/l - 0,0217 0,0224 0,0412 0,0382 0, Seng (Zn) mg/l 28. Nikel mg/l 29. Cobalt (Co) mg/l Lanjutan 30. Perak Tabel (Ag) SD-18 mg/l (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 32. Minyak lemak mg/l 1 0,2 0,1 1,5 0,25 0,15 Biologi 31. E coli MPN/100 ml < Coliform MPN/100 ml Sumber : UPT Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Air Tahun 2011, Singaraja: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang No. Luas Persentase Luas Terumbu Karang (%) Kecamatan Tutupan Sangat (di pesisir) Baik Sedang Rusak (Ha) Baik 1. Gerokgak 925 Tidak ada Seririt 107 Tidak ada Banjar 96 Tidak ada Buleleng 92 Tidak ada Sawan 63 Tidak ada Kubutambahan 20 Tidak ada xxv ii

27 7. Tejakula 896 Tidak ada Jumlah Tidak ada Baik : persentase tutupan karang 75 85%, sedang : 50-75% Rusak : < 50% Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng dan Menuju Indonesia Hijau Kabupaten Buleleng 2011 Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun No. Kecamatan (di pesisir) Luas (Ha) *) Persentase Area Kerusakan (%)**) 1. Gerokgak Ada (belum ada data luas) 0 2. Seririt Tidak ada - 3. Banjar Ada 0 4. Buleleng Ada 0 5. Sawan Tidak ada - 6. Kubutambahan Tidak ada - 7. Tejakula Tidak ada - Jumlah - *) Luasan belum terdata **) Hampir tidak ada kerusakan padang bulan Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng 2011 Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove Luas Lokasi Persentase Kerapatan Lokasi No. (ha) tutupan (%) (pohon/ha) 1. P Menjangan, (Kec. Gerokgak) 29, Teluk Terima (Kec. Gerokgak) 162, Teluk Banyuwedang (Kec. Gerokgak) 52, Pejarakan (Kec. Gerokgak) 30, Teluk Gilimanuk 150, Bukti, (Kec. Kubutambahan) 1, Jumlah 425,3 - - Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng (Renstra Pengelolaan Wilayah Pesisir) Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Tahun : 2011 xxv iii

28 No. Kecamatan Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 1. Gerokgak 200,0 346,0 146,0 108,0 213,0 9,0 23,0 50,0 184,0 97,0 68,0 202,0 2. Seririt*) Busungbiu 314,0 457,0 319,0 377,0 253,0 71,0 333,0 116,0 307,0 366,0 400,0 485,0 4. Banjar*) Sukasada 372,0 185,0 259,0 114,0 282,0 18,0 117,0 26,0 112,0 84,0 139,0 523,0 6. Buleleng 339,0 133,0 157,0 715,0 268,0 4,0 156,0 8,0 77,0 147,0 42,0 437,0 7. Sawan 113,0 87,0 180,0 105,0 367,0 6,0 89,0-132,0 37,0 37,0 371,0 8. Kubutambahan 452,0 316,0 260,0 289,0 329,0 39,0 130,0 5,0 145,0 168,0 146,0 529,0 9. Tejakula 555,0-104,0 113,0 245,0-73,0-87,0 16,0 33,0 563,0 Jumlah 2.345,01.524,01.425,01.281,01.957,0147,0 921,0 205,01.044,0 915,0 865,03.110,0 *) Alat pemantau rusak Periode Data Januari sampai dengan Desember Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan No Kecamatan Suhu Udara Rata-Rata Bulanan ( 0 C) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1. Gerokgak Seririt *) 28,3 28,1 28, ,9 28,6 28,5 28,4 28,1 28,8 28,8 27,9 3. Busungbiu Banjar Lanjutan 5. Sukasada Tabel SD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 6. Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah 28,3 28,1 28, ,9 28,6 28,5 28,4 28,1 28,8 28,8 27,9 Pengukuran tidak berdasarkan per kecamatan *) Alat pengukuran suhu udara baru terdapat di PHP Tanguwisia Kec.Seririt Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng xxi x

29 B. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian No Kecamatan Jumlah Area Korban Perkiraan Terendam (ha)*) Mengungsi Meninggal Kerugian (Rp.) 1. Gerokgak ,- 2. Seririt ,- 3. Busungbiu ,- 4. Banjar Sukasada ,- 6. Buleleng ,- 7. Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Jenis kerusakan berupa : senderan jebol, rumah tergerus banjir, jalan rusak. Sumber : BPBD Kabupaten Buleleng Tabel BA-1A. Bencana Banjir Dan Jumlah Terkena Musibah No. Kecamatan Desa Jumlah Terkena Musibah Keterangan *) KK Jiwa Tinga-tinga 48 - Rumah dimasuki lumpur 1. Gerokgak Pengulon Rumah dimasuki lumpur Celukan Bawang Rumah dimasuki lumpur Tukad Sumaga 5 - Rumah dimasuki lumpur xxx

30 Musi - - Jembatan jebol Sanggalngit - - Senderan jembatan jebol Banyupoh - - Senderan jalan jebol 2. Seririt Kalisada - - Tembok sekolah jebol 3. Busungbiu Kedis 8 - Rumah dimasuki lumpur Dsn. Munduk Sari 66 - Rumah dimasuki lumpur 4. Banjar Dsn. Tegal Lantang Rumah dimasuki lumpur Dsn. Bukit Sari 60 Rumah dimasuki lumpur 5. Sukasada Pancasari - - Drainase Rusak Ambengan - - Irigasi rusak Ruang kelas dimasuki Penglatan Buleleng lumpur Br. Jawa - - Senderan jebol 7. Sawan Bungkulan - - Pagar sekolah rusak 8. Kubutambahan Tejakula Jumlah Sumber : Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Buleleng Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan No. Kecamatan Jumlah Areal Padi Gagal Perkiraan Panen (Ha) *) Kerugian (Rp) *) 1. Gerokgak Seririt 2, ,- 3. Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula 0 0 Jumlah 0 0 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Tabel BA-3. Bencana Tanah Longsor, Korban, dan Kerugian xxx i

31 No. Kecamatan Jumlah Korban Meninggal Perkiraan Kerugian (jiwa) (Rp.) 1. Gerokgak Seririt ,- 3. Busungbiu ,- 4. Banjar Sukasada ,- 6. Buleleng Sawan ,- 8. Kubutambahan ,- 9. Tekjakula Jumlah Sumber : BPBD 2011 Kabupaten Buleleng Tabel BA-4. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian No. Kecamatan Perkiraan Luas Hutan/Lahan Terbakar (Ha)*) (1) (2) (3) (4) 1. Gerokgak Seririt Busungbiu 0 0 Lanjutan 4. Banjar Tabel BA Perkiraan Kerugian (Rp) *) (1) (2) (3) (4) 6. Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula 0 0 Jumlah 0 0 Tidak terjadi bencana kebakaran hutan/lahan pada Tahun 2011 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng Tabel BA-5. Bencana Alam Gempa Bumi, Korban, dan Kerugian No. Kecamatan Jumlah Korban Meninggal Perkiraan Kerugian (jiwa) (Rp.) 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada 0 0 xxx ii

32 6. Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula 0 0 Jumlah 0 0 Tidak ada bencana alam gempa bumi Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Tabel BA-5A. Bencana Alam Gelombang Pasang, Korban, dan Kerugian Jumlah Korban Perkiraan No. Kecamatan Meninggal (jiwa) Kerugian (Rp.) 1. Gerokgak 0-2. Seririt 0-3. Busungbiu 0-4. Banjar 0-5. Sukasada 0-6. Buleleng 0-7. Sawan Kubutambahan Tejakula 0 - Jumlah Sumber : BPBD Kabupaten Buleleng xxx iii

33 BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. Demografi Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun Data : 2010 No. Kecamatan Luas Jumlah Pertumbuhan Kepadatan (km 2 ) Penduduk Penduduk Penduduk 1. Gerokgak 356, , Seririt 111, , Busungbiu 196, , Banjar 172, , Sukasada 172, , Buleleng 46, , Sawan 92, , Kubutambahan 118, , Tejakula 97, , Jumlah , , Penerbitan data dilakukan tahun 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel DE-2. Penduduk Laki-Laki Menurut Kecamatan, dan Golongan Umur xxx iv

34 Tahun Data : 2010 No. Kecamatan Jumlah 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Penerbitan data dilakukan tahun 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel DE-3. Penduduk Perempuan Menurut Kecamatan, dan Golongan Umur Tahun Data : 2010 No. Kecamatan Jumlah 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Penerbitan data dilakukan tahun 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel DE-4. Migrasi Selama Hidup Menurut Jenis Kelamin Tahun Data : 2010 Datang Pindah No. Kecamatan Laki- Laki-Laki Perempuan Laki Perempuan 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar xxx v

35 5. Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Penerbitan data dilakukan tahun 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel DE-5. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut Tahun Data : 2010 No. Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Rumah Desa Penduduk Tangga 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Penerbitan data dilakukan tahun 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng xxx vi

36 B. Demografi Sosial Tabel DS-1. No. Umur Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status Pendidikan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Tabel DS-2. Penduduk Perempuan Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status Pendidikan No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah xxx vii

37 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Tabel DS-3. Penduduk Laki-laki Berusia 5 Tahun Ke Atas Menurut Golongan Umur dan Pendidikan Tertinggi X Umur Pendidikan tertinggi Tidak Tidak pernah tamat SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3 sekolah SD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Lanjutan Tabel DS (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) > Jumlah Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Buleleng Tabel DS-4. Penduduk Perempuan Berusia 5 Tahun Ke Atas Menurut Golongan Umur dan Pendidikan Tertinggi X Umur Pendidikan tertinggi Tidak Tidak pernah tamat SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3 sekolah SD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) xxx viii

38 > Jumlah Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Prempuan Kabupaten Buleleng Tabel DS-5. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan No. Kecamatan Jumlah Luas SD SLTP SLTA penduduk (km 2 ) (unit) (unit) (unit) 1. Gerokgak , Seririt , Busungbiu , Banjar , Sukasada , Buleleng , Sawan , Kubutambahan , Tejakula , Jumlah , Sumber : BPS Kabupaten Buleleng dan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Tabel DS-5A. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Jumlah Sekolah (Madrasah) Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan No. Kecamatan Madrasah Madrasah Madrasah Jumlah Luas penduduk (km 2 Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah ) (unit) (unit) (unit) 1. Gerokgak , Seririt , Busungbiu , Banjar , Sukasada , Buleleng , Sawan , Kubutambahan , xxx ix

39 No. Kecamatan Jumlah penduduk Luas (km 2 ) Madrasah Ibtidaiyah (unit) Madrasah Tsanawiyah (unit) Madrasah Aliyah (unit) 9. Tejakula , Jumlah , Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Tabel DS-6. Perempuan Usia Subur, Jumlah Anak Lahir Hidup dan Jumlah Anak Masih Hidup menurut Golongan Umur Ibu No Umur Jumlah Perempuan Jumlah Anak lahir Hidup Jumlah Anak Masih Hidup Sumber : Diolah dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Buleleng Tabel DS-7. Jumlah Kematian menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No Umur Jumlah Kematian (jiwa) *) Laki-laki / Perempuan (1) (2) (3) 1. < > xl

40 Data tidak berdasarkan jenis kelamin Sumber : RSUD Singaraja dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Buleleng Tabel DS-7A. Jumlah Kematian Penduduk menurut Jenis Kelamin No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Lanjutan Tabel DS-7A (1) (2) (3) (4) (5) 8. Kubutambahan Tejakula Jumlah Data jumlah kematian berdasarkan Akta Kematian Per; Januari s/d Oktober 2011 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng Tabel DS-8. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk No Jenis Penyakit Jumlah Penderita % Terhadap Total Penderita 1. Infeksi akut lain pada saluran pernapasan atas ,57 2. Rhematoid arthritis lain ,55 3. Hipertensi Primer ,56 4. Pharinghitis ,89 5. Dermatitis lain ,62 6. Peny Gusi & Jaringan Periodental ,78 7. Kecelakaan ( Vulnus App) ,86 8. Gastritis ,63 9. Nasopharingitis akut (common cold) Peny pulpa & jaringan Periapikal ,35 Total Sepuluh besar penyakit di Kabupaten Buleleng Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng xli

41 C. Sosial Ekonomi Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin No. Kecamatan Jumlah Rumah Jumlah Rumah Tangga Tangga Miskin 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Buleleng Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga Menurut Lokasi Tempat Tinggal No. Lokasi Permukiman Jumlah Rumah Tangga 1. Mewah Menengah Sederhana Kumuh Bantaran Sungai Pasang Surut xlii

42 Jumlah Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tabel SE-3. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Lanjutan Tabel SE-3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 6. Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah *) Pompa, mata air terlindung dan mata air tak terlindung Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng Tabel SE-4. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman dan Produksi per Hektar No. Kecamatan Luas (Ha) dan Frekuensi Produksi Penanaman per Hektar (ton) 1 kali 2 kali 3 kali 1. Gerokgak Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Tabel SE-5. Produksi Tanaman Palawija menurut Jenis Tanaman xliii

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan

Lebih terperinci

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 BAB 1 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA I-A. Lahan Dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan / Tutupan Lahan No. Kecamatan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29 Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010 BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010 PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI vi DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I... ii... iii KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012 BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 1 DAFTAR TABEL Bab I Kondisi Lingkungan

Lebih terperinci

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv Daftar Isi halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan... I-1 B. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran 1. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Tabel 4. Standar Baku Mutu Kualitas Air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi

Lebih terperinci

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :... Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT I. INFORMASI UMUM A. Pemohon 1. Nama Pemohon :... 2. Jabatan :... 3. Alamat :...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No. 27 2000 Seri D PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2000 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK-ANAK SUNGAINYA DI JAWA BARAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut

Lebih terperinci

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15 69 Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :06 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN YANG MELAKUKAN LEBIH DARI

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENENTUAN STATUS MUTU AIR PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 13 2000 SERI D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 28 TAHUN 2000 T E N T A N G PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CIWULAN DAN SUNGAI CILANGLA DI JAWA

Lebih terperinci

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KELAS AIR PADA SUNGAI DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris

Lebih terperinci

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA o C Temperatur mg/l Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Residu Terlarut mg/l

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG

Lebih terperinci

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 5 RTRW KABUPATEN BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2014

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2014 LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu

Lebih terperinci

19 Oktober Ema Umilia

19 Oktober Ema Umilia 19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU 85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah

Lebih terperinci

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9 97 Lampiran 1 ph Alat Ukur : ph meter Prosedur Pengukuran 1. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai ph 4 2. Pengukuran ph air gambut (dicelupkan ph meter ke air gambut) 3. Dicatat berapa ph yang terukur

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12 LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)

Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009) LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009) 59 Lampiran 2. Gambar pedoman penentuan penutupan lamun dan algae (McKenzie & Yoshida 2009) 60 61 Lampiran 3. Data

Lebih terperinci

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan 24. LINGKUNGAN HIDUP 184 Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun 2010 No Nama Jumlah Titik Sampling Frekuensi Sampling Kisaran Status Mutu Air Sungai Berdasarkan KMA PP 82/2001

Lebih terperinci

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan sampel di lapangan Pengeringan Udara Sampel Lampiran 1. Lanjutan Sampel sebelum di oven Sampel setelah menjadi arang Lampiran 1. Lanjutan. Tanur (Alat yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan

Lebih terperinci

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008 LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008 DITERBITKAN DESEMBER 2008 DATA OKTOBER 2007 SEPTEMBER 2008 PEMERINTAH KOTA DENPASAR PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Sumatera Utara digunakan sebagai merupakan acuan dalam pelaksanaan pengendalian

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI Rencana Pola ruang adalah rencana distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Bentukan kawasan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG LAPORAN BASIS DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2007 Diterbitkan : Desember 2007 Data : Oktober 2006 Oktober 2007 PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG Dinas

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI -157- LAMPIRAN XXII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2012-2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI A. KAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

Lebih terperinci

Lampiran F - Kumpulan Data

Lampiran F - Kumpulan Data Lampiran F - Kumpulan Data TABEL 1.1.d. PEMANTAUAN KUALITAS AIR Jenis Perairan : Sungai Code Tahun Data : Desember 2006 Air Klas III Titik 1 Titik 2 1 1 Residu terlarut *** mg/l 1000 245 280 2 Residu tersuspensi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan Genus Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 Total Ind/l Rata-rata Nauplius 3 2 2 3 1 11 2,2 Cylopoid 3 3 2 2 1 11 2,2

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan LAMPIRAN 58 59 Tabel Lampiran 1. Sifat kimia air hujan No Contoh Air ph P-total (mg/l) Nitrat (mg/l) Pb (mg/l) 1 Air Hujan 1 6.3 0.25 6.2 0.13 2 Air Hujan 2 6.3 0.2 0 0.09 3 Air Hujan 3 6.1 0.33 6.2 0.13

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2017 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BESARAN NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN DAERAH BUKAN PAJAK PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

Denpasar, Desember Team Leader

Denpasar, Desember Team Leader Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya, Penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Profil Investasi Kabupaten Buleleng Tahun 2017, dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor Lampiran II : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2004. Tentang Tanggal : : Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan LAMPIRAN I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. I. PARAMETER WAJIB No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan

Lebih terperinci

Kata Pengantar PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Kata Pengantar PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013 Kata Pengantar Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER. Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi

LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER. Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi No Pertanyaan Jawaban Jumlah Responden (jiwa) Persentase (%) SD 15 50.0 1 2 3 Pendidikan terakhir Apa pekerjaan Bapak/ Ibu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia SUMBER DAYA ALAM (SDA) Kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kemaslahatan manusia SUMBER DAYA ALAM TIM ILMU LINGKUNGAN FMIPA UNSYIAH JENIS-JENIS SDA Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UULH = Undang-Undang Lingkungan Hidup no 23 Tahun 1997, yang paling baru adalah UU no 3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi. KUESIONER DAMPAK PEMUPUKAN NITROGEN DOSIS TINGGI PADA USAHATANI SAYURAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya Pengukuran konsentrasi logam berat dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometry) menurut Siaka (2008) dapat dihitung menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Penulisan Laporan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and Development UNCED) di Rio

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA) Menimbang : PP 47/1997, RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN 1997 (47/1997) Tanggal: 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber:

Lebih terperinci