Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang

Transkripsi

1 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DENGAN PELARUT AQUADES TERHADAP BAKTERI DAN PENYEBAB MASTITIS PADA SAPI PERAH Ahmad Azmi Khoirul Umam1, Puguh Surjowardojo2, Tri Eko Susilorini2 1 Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang 2 ahmadazmee11@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan anti ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) terhadap pertumbuhan Bakteri penyebab mastitis pada sapi perah. Materi yang di gunakan meliputi dari hasil isolasi pada susu mastitis subklinis skor CMT +3 yang berasal dari perternakan sapi perah di daerah Jabung, ekstrak daun beluntas iodips 10% (kontrol). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang (Nested Design) dengan 5 perlakuan 4 ulangan. Konsentrasi ekstrak daun beluntas divariasikan mulai dari 20%, 40%, 60%, 80% iodip 10% sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap. Ekstrak daun beluntas konsentrasi 80% lebih efektif menghambat pertumbuhan dibandingkan dengan kemampuan daya hambat iodips 10%. Ekstrak daun beluntas menghambat pertumbuhan lebih baik daripada gram negatif. Kata Kunci : Ekstrak daun beluntas, Anti,, mastitis. ABSTRACT This research aims to determine the antibacterial activity of beluntas leaf extract and determine effective concentration of beluntas leaf extract against and bacteria. Materials was and bacteria which isolated from mastitis milk, beluntas leaves were extracted using water and Iodips was used as control The method was design by experiment research using Nested Design with 5 treatments and 4 replications. Concentration of treatments were P1 (20%), P2 (40%), P3 (60%) and P4 (80%) and positive control (iodips 10%). Collected data were analyzed using the analysis of variance indicated significant effects, least significant difference test (LSD) was then employed. Result of this research showed that concentration of beluntas leaf extract height significantly effect (P<0.01) on growth of and. Based on research, it can be concluded that beluntas leaf extract 80% showed the effective concentration. The concentration of beluntas leaf extract against was better than. Keywords: Antibacterial, Pluchea indica L.,,, Mastitis 1

2 PENDAHULUAN Mastitis adalah suatu peragan jaringan interna kelenjar ambing yang disebabkan oleh infeksi dua golongan yaitu gram positif gram negatif. Peragan ini menimbulkan perubahan fisik, kimia, mikrobiologis bertambahnya sel somatik dalam susu dapat disertai dengan perubahan patologi jaringan ambing sapi perah. Mastitis merupakan masalah utama dalam peternakan sapi perah karena menyebabkan kerugian yang cukup besar yang berhubungan dengan penurunan produksi susu hingga 15%, penurunan kualitas susu, biaya perawatan pengobatan yang cukup tinggi. Prevalensi mastitis di daerah pengembangan ternak perah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur yaitu antara 37 sampai 67% disebabkan oleh mastitis sub klinis antara 5 sampai 30% disebabkan oleh mastitis klinis. Kejadian mastitis disebabkan oleh Bakteri yaitu 14.1%, (2,17%), Staphylococcus epidermidis (10,9%), Staphylococcus aureus (22,8%) E.coli (9,78%), Corynebacterium (15,2%) (Junaidu, Salihu, Tambuwal, Magaji Jaafaru 2011). Secara klinis terdapat dua macam mastitis yaitu mastitis klinis mastitis subklinis. Mastitis klinis merupakan kondisi abnormal ambing yang dapat dideteksi secara langsung mastitis subklinis merupakan perubahan yang nyata terjadi secara tidak nampak pada ambing. Pencegahan mastitis sapi perah salah satunya dengan antiseptik dalam teat dipping. Pemberian antiseptik kimia yang dilakukan pada pencegahan mastitis ini dapat menyebabkan resistensi pada mikroba juga menyababkan kontaminasi atau residu pada susu. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan dampak buruk produkproduk kimiawi, maka tumbuh pula kesadaran akan pentingnya produkproduk alami termasuk dalam kesehatan, karena produk alam ini diharapkan lebih alami tidak menimbulkan resistensi. Salah satu tumbuhan yang mengandung anti alami yaitu tumbuhan beluntas (Pluchea indica L.). Daun beluntas memiliki kandungan kimia antara lain alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, monoterpen, sterol kuinon. Kandungan flavonoid di dalam daun beluntas membuat daun ini memiliki aktivitas anti terhadap gram positif. Kandungan senyawa fenolnya berguna untuk mengganggu pertumbuhan gram negatif (Widyawati, Budianta, Kusuma Wijaya. 2014). Sehingga kandungan anti daun beluntas sangat efektif digunakan sebagai antiseeptik alami untuk mencegah mastitis. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian pengaruh ekstrak daun beluntas dengan pelarut aquades terhadap daya hambat pertumbuhan penyebab mastitis pada sapi perah. MATERI DAN METODE Alat Bahan Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, pipet mikro 1 ml, magnetic stirrer, erlenmeyer 1000 ml, gelas ukur 1 L, rotary evaporator, corong buchner, vacum pump, shaker incubator, grinder, oven, cawan petri, gelas ukur 500 ml, tabung reaksi, lampu spirtus/bunsen, erlenmeyer 500 ml, autoklaf, jangka sorong, inkubator, stik L glass, cawan paddle, labu erlenmeyer 250 ml alat lubang 2

3 sumuran Cork borer. Bahan yang digunakan adalah Serbuk daun beluntas, media nutrient agar (NA), aquades ph 7, alkohol 70%, Bakteri, Iodips 10%, Bakteri, ekstrak daun beluntas, Mannitol Rhogasa Sharpe Agar (MRSA), Shigella Agar (SSA) Reagen CMT. Materi yang digunakan yaitu : 1. Bakteri yang diisolasi dari susu sapi perah yang terjangkit mastitis subklinis skor CMT Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) dengan pelarut aquades. Daun beluntas yang digunakan yaitu pada ruas daun Larutan iodips 10% yang digunakan sebagai kontrol positif. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan Rancangan Acak Lengkap pola Tersarang (Nested Design) dengan 5 perlakuan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah: P0 = 1 ml iodips + aquades sebanyak 10 ml P1 = 2 g ekstrak daun beluntas + P2 = 4 g ekstrak daun beluntas + P3 = 6 g ekstrak daun beluntas + P4 = 8 g ekstrak daun beluntas + Data hasil penelitian dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang (Nested Design). Jika diperoleh perbedaan diantara perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Proses Ekstraksi Daun Beluntas Ekstraksi daun beluntas dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut aquades. Proses ekstraksi menurut Manu (2013) sebagai berikut : 1. Ditimbang serbuk daun beluntas sebanyak 150 gram 2. Dimasukan serbuk daun beluntas dalam erlenmeyer ukuran 1 liter 3. Dilakukan meserasi dengan menambahkan aquades sebanyak 350 ml atau sampai terendam seluruhnya, kemudian dihomogenkan dengan alat shaker inkubator selama 24 jam. 4. Disaring larutan daun beluntas vaccum pump, sampai residu tidak menetes diperoleh filtrat. 5. Diuapkan filtrat Rotary evaporator dengan suhu 45o-50o C sampai pelarut menguap seluruhnya, sehingga diperoleh ekstrak daun beluntas. 6. Diencerkan ekstrak pekat menjadi beberapa konsentrasi sesuai perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Daun Beluntas Penelitian ini sampel daun beluntas (Pluchea indica L.) yang mempunyai ruas 1-3 atau daun muda. Menurut Widyawati (2010) menjelaskan daun beluntas yang lebih muda mempunyai kandungan senyawa anti paling tinggi. Pemilihan teknik ekstraksi dengan metode maserasi dilakukan karena maserasi merupakan metode yang paling sederhana merupakan langkah awal yang umumnya dilakukan pada penelitian bahan alam. Penggunaan pelarut aquades karena pelarut aquades merupakan senyawa yang paling polar dibandingkan pelarut lainya. 3

4 Pengukuran daya hambat anti ekstrak daun beluntas terhadap dilakukan dengan cara mengukur diameter zona bening (clear zone) yang terbentuk disekitar daerah sumuran. Hasil zona bening yang ada di sekitar lubang sumuran merupakan aya aktivitas penghambat oleh senyawa aktif yang terdapat dalam daun beluntas. Darsono Artemisia (2003) mengungkapkan bahwa zona hambat yang terbentuk di sekitar lubang sumuran menunjukkan terdapat aktivitas senyawa anti. Hasil dari analisis ragam pada penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan ekstrak daun beluntas dengan pelarut aquades berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya hambat. Berikut merupakan hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambat ekstrak daun beluntas dengan pelarut aquades terhadap daya hambat dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1. Rata-Rata Diameter Zona Hambat Bakteri Perla kuan P0 P1 P2 P3 P4 Rata-Rata Diameter Zona Hambat (mm) 3,65 ± 0,42 b 1,60 ± 0,67b a 2,50 ± 0,43 0,74 ± 0,04a b 4,13 ± 0,49 0,98 ± 0,08ab c 6,37 ± 0,35 1,26 ± 0,05ab c 6,85 ± 0,54 1,70 ± 0,04b Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom di atas menunjukkan hasil yang berbeda nyata (α 1%, 4). Berikut merupakan perbandingan daya hambat disajikan pada grafik dibawah ini Diameter Zona Hambat (mm) Uji Anti Ekstrak Daun Beluntas Bakteri P0+ (iodip 10%) P1 (20%) P2 (40%) P3 (60%) P4 (80%) Perlakuan Ekstrak daun beluntas (EDB) pada konsentrasi 20% telah memberikan efek penghambatan terhadap cenderung meningkat sebanding peningkatan konsentrasi hingga taraf EDB 80%. Diameter zona hambat tertinggi terhadap didapatkan pada taraf EDB 80%, diikuti taraf EDB 60%, 40% 20% yaitu 6,85; 6,37; 4,13 2,50 mm. Segakan Diameter zona hambat tertinggi terhadap didapatkan pada taraf EDB 80%, diikuti taraf EDB 60%, 40% 20% yaitu 1,70; 1,26; 0,98 0,74 mm. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak daun beluntas dengan pelarut aquades konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang setara dengan kemampuan iodips 10% sebagai kontrol pembanding. Selain penentuan konsentrasi yang setara dengan kemampuan iodip 10%, dilakukan pula perbandingan zona hambat. Berikut merupakan nilai rata-rata daya hambat masing-masing : 4

5 Tabel 2. Perbandingan rata-rata Diameter Zona Hambat Bakteri Bakteri Rata-Rata Diameter Zona Hambat (mm) 1,25a Streptococus agalatiae 4,70b Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom di atas menunjukkan hasil yang berbeda nyata (α 1%, 4). Dari data yang telah diperoleh dapat dikatakan bahwa ekstrak daun beluntas mampu menghambat pertumbuhan gram positif lebih baik daripada gram negatif dengan rata-rata daya hambat sebesar 4,70 mm segkan hanya memiliki rata-rata daya hambat sebesar 1,25 mm. Hal ini terjadi karena perbedaan sensitifitas pada aya perbedaan susunan pada dinding selnya. Dinding sel gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%, segkan pada gram negatif memiliki 3 lapis pada dinding selnya (lipoprotein, membran luar fosfolipid lipopolisakarida) kandungan lipid berkisar 11-22%. Membran luar fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat anti sulit menembus dinding sel gram negatif, sehingga dinding sel lebih mudah ditembus daripada dinding sel (Sutrisna, Ekowati Rahmawati, 2013). Kemampuan Zat Anti Daun Beluntas Aya senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam daun beluntas berupa tanin, alkaloid flavonoid. Senyawa aktif tersebut berperan utama dalam menghambat pertumbuhan. Menurut Rafael, Miranda, Bellei, Brito Teixeira (2004) flavonoid mampu menghambat fungsi membran sitoplasma, menghambat sintesis asam nukleat menghambat aktifitas anti. Senyawa tanin dapat mengganggu permeabilitas sel karena kemampuannya dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel. Pada dinding sel yang tidak selektif permeabel, penetrasi senyawa-senyawa tersebut mudah menembus dinding sel yang akan menimbulkan terganggunya integritas dinding sel (Pambayun, 2007). Alkaloid termasuk dalam kelompok anti yang dapat mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, mengakibatkan kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat nukleotida (Ajizah, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) dengan pelarut aquades memiliki aktivitas anti terhadap. 2. Ekstrak daun beluntas menghambat pertumbuhan lebih baik daripada gram negatif. 3. Ekstrak daun beluntas konsentrasi 80% lebih efektif dibandingkan dengan kemampuan daya hambat iodips 10%. 5

6 DAFTAR PUSTAKA Ajizah, A Sensitivitas typhirium Ekstrak Daun Psidium guava L. Bioscientiae, Vol 1(1) : Darsono, F.L S.D. Artemisia Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Jambu Biji Dari Beberapa Kultivar Staphylococcus aureus ATCC Dengan "Hole-Plate Diffusion Method". Jurnal Penelitian Hayati 9(2): Junaidu, A.U, Salihu, M.D. Tambuwal, F.M. Magaji and Jaafaru Prevalence of Mastitis in Lactating Cows in some selected Commercial Dairy Farms in Sokoto Metropolis. Advances in Applied Science Research, 2011, 2(2): Manu, R Aktivitas Anti Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica.) Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Dan Pseudomonas Jurnal Ilmiah aeruginosa. Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1): Pambayun, R., M. Gardjito, S.Sudarmadji K. R. Kuswanto Kandungan Fenol Sifat Anti dari Berbagai Jenis Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb). Jurnal Farmasi Indonesia 18(3): 1-6. Rafael, Isolates Recovered from Milk of Dairy Cows in Brazil. Journal of Clinical Microbiology. 42(9) : Sutrisna, R., N. Ekowati D. Rahmawati Uji Daya Hambat Isolat Bakteri Asam Laktat Usus Itik (Anas Domestica) Pada Bakteri Gram Positif Dan Pola Pertumbuhan Isolat Bakteri Usus Itik. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.13 (1): Widyawati,P.S, Wijaya, C.H, Harjosworo Sajuthi Pengaruh Ekstraksi Dan Fraksinasi Kemampuan Menangkap Radikal Bebas DPPH (1,1Difenil-2- Pikrilhidrazil) Ekstrak Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica Less). Seminar Rekayasa Kimia Proses Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Widyawati,,P.S, Budianta T.D, Kusuma F.A Wijaya Difference of Solvent Polarity To Phytochemical Content and Antioxit Activity of Pluchea indicia Less Leaves Extracts. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research (IJJPR). Vol 6(4): S.D., Miranda, B.C.Bellei, M.A.Brito, and L.M.Teixeira Phenotypic and Molecular Characteristics of 6