BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Visit Indonesia Year Visit Indonesia Year merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesiapan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang siap dikunjungi wisatawan. Selain itu dengan event ini akan menciptakan daya saing pariwisata Indonesia dalam peta persaingan di tingkat regional dan internasional serta menggerakan distribusi kunjungan wisatawan secara optimal sepanjang tahun di seluruh destinasi di Indonesia. Dengan adanya Visit Indonesia Year dihararapkan akan membangkitkan kembali dunia usaha dan masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kunjungan wisatawan ke Indonesia. Visit Indonesia Year pertama diadakan di tahun 2008 dengan memanfaatkan momentum Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang disemarakkan dengan kegiatan lebih dari 100 event di berbagai daerah, termasuk event akbar seperti World Culture Forum Acara Visit Indonesia Year ini berlanjut di tahun Pada kali pertama dilaksanakan Visit Indonesia Year pada tahun 2008 pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 153 miliar pada RAPBN 2008, sedangkan pada RAPBN-P 2007 diusulkan sebanyak Rp 100 miliar. "Dari anggaran RAPBN-P 2007 ini 80% akan digunakan untuk promosi dengan memasang iklan di media dalam dan luar negeri,". Diharapkan adanya Visit Indonesia Year akan mendorong arus wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia meningkat menjadi 7 juta wisman pada tahun 2008 dengan rata-rata lama tinggal sekitar hari dan pengeluarannya mencapai US$

2 200/hari.Selain ituvisit Indonesia Year diharapkan akan mendorong pergerakan dan meningkatkan jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang pada tahun 2008 diperkirakan mencapai 116 juta wisnus Deskripsi Logo visit Indonesia Year Pemerintah telah menetapkan logo Visit Indonesia Year yang berbentuk siluet Burung Garuda. Dengan adanya logo baru itu, diharapkan program Visit Indonesia Year segera dapat diluncurkan ke masyarakat. Logo ini merupakan pilihan akhir dari 25 kreasi pilihan yang diajukan oleh 17 perusahaan. 87 Perusahaan yang dipilih oleh DEPBUDPAR adalah OCTOVATE group yang dipimpin oleh Benhad Subiakto. Logo visit Indonesia Year pertama kali di perkenalkan pada acara peringatan 100 tahun hari kebangkitan nasional. Logo ini dicanangkan oleh mentri kebudayaan dan pariwisata Jerowacik sebagai logo bagi acara Visit Indonesia Year yang bertujuan untuk promosi pariwisata Indonesia kepada khalayak di seluruh dunia untuk menigkatkan angka pariwisata Indonesia sebagai salah satu devisa negara. 88 Adapun penjabaran dari konsep Logo Visit Indonesia Year adalah : Konsep Logo: 1) Bentuk Logo akan mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar Negara, tetapi dengan pengolahan yang modern. 2) 5 sila akan digambarkan berupa 5 Garis Warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman

3 3) Logo akan diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang. 4) Jenis Huruf dari Logo akan mengambil dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern Analisis Logo Visit Indonesia Year Pada tahap analisis logo ini, penulis akan menggunakan teknik analisis semiologi Roland Barthes. Teknik analisis tentang tatanan pertandaan yang akan memuat denotasi, konotasi dan mitos. Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan yang memungkinkan akan dihasilkannya makna yang bertingkat, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Dan pada tingkatan konotasi, Barthes juga melihat makna yang lebih mendalam dan bersifat konvensional, yaitu makna yang berkaitan dengan mitos. Tingkatan tanda dan makna Barthes ini dapat digambarkan sebagai berikut 90 : Penulis akan menjabarkan makna yang terdapat di logo Visit Indonesia Year ini melalui tingkatan tanda dan makna menurut Barthes seperti di atas. Mulai dari tahap denotasi, konotasi hingga pada tahapan mitos. Penjabaran makna melalui teknik analisis signifikasi dua tahap Roland Barthes ini meliputi simbol-simbol verbal dan non verbal, seperti logotype (rangkaian huruf yang bisa dibaca) dan logogram (gambar) yang ada di tampilan Logo Visit Indonesia Year. 89 http :// 90 Yasraf Amir Piliang, Op.cit, Hal

4 4.3. Anlisa Denotasi logo Visit Indonesia Denotasi adalah pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. 91 Makna denotasi adalah makna yang paling nyata adanya hubungan antara petandaa dengan penanda. Ini merupakan prosess pemaknaan yang dijelaskan oleh Saussure. Penanda adalah aspek material dari konsep mental (petanda). ] Gambar 4.1 Pada proses signifikansi pertama ini, makna denotasi dari gambar yang mendominasi tampilan Logo Visit Indonesia Year, yaitu gambar siluet yang diwarnai dengan lima warna menyerupai Garuda Pancasila, Benhard Subiakto selaku kreator logo Visit Indonesia Year saat penulis melakukan wawancara dengan yang bersangkutan juga membenarkan keterangan terkait makna denotasi logo Visit Indonesia Year. P : Tolong jelaskan apa makna denotatif yg terdapat pada logo visit Indonesia? N : makna denotatif : burung garuda 91 Yasraf Amiri Piliang, Op.cit, Hal

5 P : Kenapa makna itu? N : karena memang bentuk tersebut solid, sudah terpenetrasi dengan baik di masyarakat, dan kami anggap memang dapat mewakili Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbeda beda namun tetap satu kesatuan P :. Bagaimana prosesnya sampai bisa memaknai seperti itu? N : berdasarkan brainstorming tim yang mengambil kesimpulan bahwa Indonesia harus diwakili sebuah simbol yang memang mencerminkan Bangsa Indonesia yang berbeda-beda namun tetap satu kesatuan. Sehingga kami menghindari pemakaian simbol yang hanya mewakili suatu daerah atau suku tertentu. Diantara beberapa icon, antara lain garuda, Merah-putih, pulau-pulau nusantara, pilihan kami jatuh pada burung garuda yang solid bentuknya. Penyerupaan Garuda Pancasila ini merupakan logo Visit Indonesia Year, yang terinspirasi dari Garuda Pancasila. Hal ini dinyatakan langsung oleh kreator logo Visit Indonesia Year saat penulis melakukan wawancara dengan yang bersangkutan. P : Tolong jelaskan kenapa anda memilih garuda sebagai acuan untuk logo visit indonesia? N : karena kami menghindari pemakaian simbol yang mengacu pada daerah atau suku tertentu di Indonesia dan garuda merupakan salah satu simbol yang dapat menggambarkan Indonesia sebagai sebuah kesatuan dalam perbedaan. 92 Di samping itu Nanang R Hidayat dalam menyelesaikan tesis pada program pasca sarjana di ISI Yogyakarta menulis tesis dengan judul Mencari Telur Garuda yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh penerbit NALAR menerangkan bahwa logo yang berfungsi sebagai iklan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk 92 Wawancara dengan Benhard Subiakto di ruangan kantornya di Belezza Arcadia shopping mall lantai 7, permata hijau, jakarta selatan tanggal 6 Agustus

6 mendatangkan wisatawan dari manca negara yang sering dimunculkan dalam siaran televisi secara animasi seakan-akan bahwa logo tersebut merupakan jelmaan dari Lambang Negara Garuda Pancasila. Tahun 2008 ditetapkan sebagai tahun kunjungan wisata atau VISIT INDONESIA YEAR sebagai penanda event ini diciptakanlah logo khusus yang bisa diaplikasikan pada berbagai media, yaitu berupa poster yang ditempel pada biro-biro perjalanan hingga berbagai tempat objek wisata. Di gerbong terbuka kereta api wisata di Ambarawa hinnga pada perut pesawat terbang berbagai maskapai. Sekilas logo tersebut hanya sekumpulan garis lengkung warna-warni. Namun, bila dicermati konfigurasi garis itu akan nampak menyerupai sosok seekor burung yang memiliki bulu panjang bergelung-gelung. Selama siaran langsung pertandingan Thomas dan Uber Cup di TRANS TV, logo ini sering dimunculkan secara animasi, seakan membuktikan ia adalah jelmaan dari lambang Negara Garuda Pancasila. 93 Jelmaan yang menurut Nanang R Hidayat penulis gunakan sebagai pertanyaan kepada konseptor Logo Visit Indonesia Year dengan kata modifikasi dibantah oleh konseptor bahwa jelmaan Garuda Pancasila bukanlah modifikasi namun benar-benar murni inspirasi. P :Tolong jelaskan bagaimana proses modifikasi dari lambang garuda pancasila menjadi logo visit indonesia? N : kami tidak memodifikasi, namun terinspirasi. burung pada logo visit ini sangat berbeda dengan Garuda Pancasila yang sakral. bentuk burung garuda di logo ini mengacu pada Garuda Pancasila yang membentangkan sayapnya sambil menoleh ke arah kanan. Burung terbentuk dari goresan-goresan 5 warna Nanang R Hidayat, Mencari Telur Garuda, (Jakarta 2008) hal Wawancara dengan Benhard Subiakto di ruangan kantornya di Belezza Arcadia shopping mall lantai 7, permata hijau, jakarta selatan tanggal 6 Agustus

7 Penulis sendiri membenarkan bahwa desain logo iklan boleh terinspirasi dari berbagai hal. Hal ini juga penulis kutip dari pernyataan John Murphy dan Michael Rowe dalam bukunya How to Design Trademarks and Logo Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh perajin untuk lambang kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar. Pembagian jenis logo secara sederhana terbagi atas dua bagian yaitu Word Marks atau Brand Name yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan, serta Device Marks atau Brand Mark yang tersusun dari bentuk tak terucapkan. Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark. Sebagai contoh untuk brandname adalah logo Sony yang hanya tersusun dari kata sony, dan Shell logo untuk brand mark yang tersusun dari gambar kerang. Sedangkan paduan keduanya adalah seperti logo rokok Djarum, yang terdiri dari tulisan Djarum dan gambar jarum. Kemudian dengan semakin bertambahnya jumlah produk di pasar, serta semakin kompleknya karakteristik pasar muncul berbagai jenis logo, yang pada dasarnya merupakan paduan dari dua jenis logo diatas. Berikut kami sajikan beberapa jenis logo, yang penggolongannya berdasarkan pendapat John Murphy dan Michael Rowe * : Abstrak Logo merupakan logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi. Sebagai contoh adalah logo Citroen. Logo jenis ini sangat disukai di Amerika, karena logo jenis ini mampu dibuat dengan bermacam variasi dan sangat orisinil sehingga terjadinya kemiripan sebuah logo dengan logo yang lainnya akibat dari banyaknya produk dan perusahaan yang tumbuh di Amerika bisa dihindari. Bentuk logo abstrak yang ada di Indonesia adalah seperti logo Bakrie Brothers. Abstract logo pertama kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang kemudian perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesuksesan di negara barat, sehingga menjadi ide baru bagi perkembangan logo di dunia barat. Logo jenis ini sekarang menjadi standar disain logo kontemporer. Kelemahan dari jenis 55

8 logo ini adalah bentuknya yang abstrak, sehingga sukar dipahami oleh konsumen serta tidak memiliki pengertian yang benar-benar tepat seperti apa yang diinginkan. 95 Dalam sebuah Inspirasi terdapat warna-warna yang merupakan rangsangan dari timbulnya inspirasi. Misalnya Corporate logo PT SUN TELEVISION NETWORK atau misalnya logo SCTV kedua perusahaan ini menggunakan warna oranye dan kuning sebagai pengejawantahan warna yang terdapat pada matahari. Gambar 4.2 Demikian halnya dalam logo Visit Idonesia Year. Benhard menggunakan lima warna sebagai pengejawantahan lima sila dalam Pancasila. P : Tolong jelaskan apa makna dari 5 warna yg terdapat pada logo visit Indonesia Year? N : 5 warna adalah simbolisasi dari 5 sila pancasila, sekaligus menggambarkan diversity dari indonesia. 96 P : Jelaskan kapan anda mulai mendesign dengan 5 warna? N : dari tahap awal mendevelop logo, karena penggunaan 5 warna sebagai simbolisasi 5 sila dan diversity adalah salah satu point penting yang memang ingin diangkat dalam logo visit ini Wawancara dengan Benhard Subiakto di ruangan kantornya di Belezza Arcadia shopping mall lantai 7, permata hijau, jakarta selatan tanggal 6 Agustus

9 Penulis semakin terusik dengan penjelasan Benhard. Penasaran penulis tertuju pada warna yang didunakan benhard sebagai pengejawantahan lima sila dalam Pancasila. Saat melakukan wawancara sempat terbesit di benak penulis mengapa benhard tidak menggunakan Lambang atau image, simbol dan lain-lain sebagai pengejawantahan lima sila dalm Pancasila. Namun Benhard memilih warna sebagai pengejawantahan lima sila. Apa yang menginspirasi Benhard menggunakan warna sebagai pengejawantahan lima sila dalam Pancasila? Berikut petikan wawancara dengan benhard. P :. Tolong jelaskan siapa yang mneginspirasi anda untuk menggunakan warna pada logo visit indonesia sebagai pengganti 5 sila dalam pancasila? N: Itu adalah hasil brainstorming tim kami dalam proses pembuatan logo visit ini. Hal ini menghasilkan kesimpulan makna positif dari setiap warna, sebagaimana teori warna yang disusun oleh Eko Nugroho dalam bukunya Pengenalan Teori Warna, memberikan makna tertentu yang sesuai dengan setiap sila pada pancasila. 57

10 warna Makna positif Sila Kepercayaan, awan, air, setia, damai, kesejukan, percaya diri, keamanan, laut, langit, harmoni, kelembutan, kehebatan, konservatisme,,loyalitas, kebersihan, idealisme, kesentosaan, udara, kebijaksanaan, kekuatan, ketahanan, cahaya, kebenaran, kasih,. Makna positif disamping merujuk pada kesimpulan warna yang sesuai dengan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. kreativitas, kemakmuran, sensual, upacara, kebijaksanaan, pencerahan, kecerahan, kebanggaan, kekayaan, Kekuatan, energi, kehangatan, cinta, persahabatan, api, kegairahan, kecepatan, kepemimpinan, darah, sosialisme, hormat. Makna positif disamping merujuk pada kesimpulan warna yang sesuai dengan sila kedua Pancasila, yakni Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Makna positif disamping merujuk pada kesimpulan warna yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia 58

11 Stabil, alam, alami, muda, kemakmuran, bersemangat, hidup abadi, udara, bumi, ketulusan, pengharapan, pembaruan, kelimpahan, pertumbuhan, kesehatan, keseimbangan, harmoni, stabilitas. Kekayaan, sinar, kehidupan, matahari, keberuntungan, suka cita, kebahagiaan, optimisme, kecerdasan, idealisme, pengharapan, kecerian, persahabatan Makna positif disamping merujuk pada kesimpulan warna yang sesuai dengan sila keempat Pancasila, yakni Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Makna positif disamping merujuk pada kesimpulan warna yang sesuai dengan sila kelima Pancasila,yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Berdasarkan tabel diatas, sehingga semakin jelas penggunaan warna yang diplih oleh Benhard sebagai pengejawantahan sila-sila dalam Pancasila sejalan dengan makna positif pada teori warna buah karya Eko Nugroho. Ditemukan data yang tidak kalah pentingnya, yakni terkait keberadaan font dalm logo Visit Indonesia Year. Eksistensi font ini sesuai dengan pengertian bahwa logo secara sederhana terdiri dari dua jenis, yaitu Logo Keterangan 1. Word Marks atau Brand Name atau Logotype, yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf yang dapat dibaca / diucapkan) 59

12 2. Device Marks atau Brand Mark atau Logogram, yang tersusun dari bentuk tak terucapkan (gambar). Hal ini diperkuat dengan data dari situs resmi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang isinya antara lain, Logo Visit Indonesia Year Konsep Logo: 1) Bentuk Logo akan mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar Negara, tetapi dengan pengolahan yang modern. 2) 5 sila akan digambarkan berupa 5 Garis Warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman. 3) Logo akan diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang. 4) Jenis Huruf dari Logo akan mengambil dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern. 97 Benhard sendiri khusus mengenai Logotype juga memberikan keterangan terkait penggunaan karakteristik font yang berasal dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern. 97 http :// 60

13 P : Kenapa menggunakan font tersebut? N : diharapkan dapat menggambarkan Indonesia yang modern namun tetap tidak melupakan akar budaya. selain itu lengkung-lengkung pada font dibuat agar logotype bisa senada dengan logogramnya dan menjadi satu kesatuan. P : Siapa yang menciptakan font tersebut? N : tim kami Jadi dari keseluruhan data yang berhasil penulis kumpulkan, dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan penulis memperoleh data terkait pembenaran dari hasil tesis Nanang R Hidayat yang dibukukan dengan judul Mencari Telur Garuda yang menyatakan bahwa logo Visit Indonesia Year merupakan jelmaan dari Garuda Pancasila. Keterengan Eko Nugroho tentang makna positif warna dalam bukunya Teori Warna juga sesuai dengan warna-warna yang mewakili lima sila dalam Pancasila. Ditambah lagi situs resmi DEPBUDPAR. Disamping itu dengan teknik wawancara mendalam penulis memperoleh data dari Benhard Subiakto sebagai konseptor logo Visit Indonesia Year yang menerangkan bahwa benar dirinya menggunakan Garuda Pancasila sebagai Inspirasi, menggunakan lima warna sebagai pengejawantahan lima sila dalam Pancasila serta karakter huruf atau font yang merupakan elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan moderen. Terakhir dari sisi denotatif berdasarkan teknik pengumpulan data pengamatan non partisipatif dari penulis ditemukan penafsiran warna yang sesuai dengan lima sila dalam Pancasila, adanya kesesuaian antara desain paruh dan jambul serta kepala yang menoleh ke kanan pada Logo Visit Indonesia Year dengan paruh dan jambul serta kepala yang menoleh ke kanan dari Garuda Pancasila. 61

14 4.4. Analisa Konotasi Logo Visit Indonesia Setelah menganalisa Logo Visit Indonesia Year melalui tahapan denotasi, tahap makna yang harfiah, penulis akan melakukan pembahasan Logo Visit Indonesia Year ini melalui tahap selanjutnya, yaitu tahap konotasi. Dalam istilah Barthes, konotasi dipakai untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan pertandaan kedua. Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung tatkala tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai kulturalnya. 98 Makna konotasi adalah makna tambahan dari denotasi, perluasan makna yang maknanya mengandung nilai-nilai emosional dan mengarah pada makna-makna kultural. Seperti pada tahap analisis denotasi, penulis akan menjabarkan makna pada setiap bagian Logo Visit Indonesia Year ini dan memberikan analisa makna konotasi secara keseluruhan dari keterkaitan tanda-tanda yang ada di logo ini. Dalam tahap analisa konotasi ini, penulis akan banyak menjabarkan makna-makna dibalik logo Visit Indonesia Year ini. Benhard sendiri menyatakan terkait dengan makna konotasi pada Logo Visit Indonesia Year adalah sebagai berikut : P : Tolong jelaskan apa makna konotatif yg terdapat pada logo visit Indonesia? N : makna konotatif: 5 warna yaitu melambangkan 5 sila pancasila, perbedaanperbedaan yang terdapat dalam bangsa Indonesia ( suku, daerah, pulau, ras, agama, dll), bhineka tunggal ika. 98 John Fiske. Op.,Cit,. Hal

15 P : Kenapa makna itu? N : karena 5 sila pancasila sebagai dasar negara kami anggap penting dan harus diangkat dalam logo ini. sekaligus perbedaan-perbedaan warna yang membentuk sebuah simbol garuda yang solid diharapkan dapat menggambarkan bhineka tunggal ika. P : Bagaimana prosesnya sampai bisa memaknai seperti itu? N : berdasarkan brainstorming tim yang menginginkan ke-bhineka tunggal ika-an Indonesia dapat terangkat dalam logo ini sekaligus dapat mengeksekusi logo ini dengan look and feel modern, bersahabat, festive, dan tetap menarik secara visual. Gambar 4.3 Berdasarkan hasil wawancara dengan benhard terkait warna yang mengejawantahkan bhineka tunggal ika maka jika dikorelasikan dengan teori warna Eko Nugroho dapat disimpulkan : 1. Warna biru dalam kacamata makna konotasi dengan perspektif bhineka tunggal ika maka maknanya ; damai, keamanan,, harmoni, loyalitas, idealisme, kesentosaan, kebijaksanaan, kekuatan, ketahanan, persahabatan, perdamaian, kasih. 63

16 2. Warna kuning dalam kacamata makna konotasi dengan perspektif bhineka tunggal ika maka maknanya ; Kekayaan, kehidupan, suka cita, kebahagiaan, optimisme, idealisme, pengharapan, liberalisme, kecerian, persahabatan. 3. Warna ungu dalam kacamata makna konotasi dengan perspektif bhineka tunggal ika maka maknanya ; kreaivitas, kemakmuran, kebijaksanaan, pencerahan, kecerahan, kebanggaan, kekayaan, kenikmatan. 4. Warna hijau dalam kacamata makna konotasi dengan perspektif bhineka tunggal ika maka maknanya ; Stabil, lingkungan, subur, kemakmuran, keberuntungan, bersemangat, ketulusan, pengharapan, pembaruan, kelimpahan, pertumbuhan, keseimbangan, harmoni, stabilitas. 5. Warna merah dalam kacamata makna konotasi dengan perspektif bhineka tunggal ika maka maknanya ; Kekuatan, energi, kehangatan, cinta, persahabatan, kegairahan, sosialisme. Sehingga penulis menyimpulkan sebagaimana gambar dan keterangan warna di atas serta hasil wawancara dengan benhard, maka semakin jelas makna konotasinya bahwa Logo Visit Indonesia Year dalam kacamata konotatif dengan menggunakan lima warna merupakan pengejawantahan dari bhineka tunggal ika. Sedangkan lima warna yang ada pada makna denotatif merupakan lima sila dalam Pancasila. Jadi konsep benhard menempatkan lima warna pada logo Visit Indonesia Year orientasinya multi makna. 64

17 4.5. Analisa Mitos Logo Visit Indonesia Pada tahap pembahasan terakhir dari logo Visit Indonesia Year yang dianalisis melalui teknik analisa semiologi Roland Barthes, penulis akan membahas tampilan logo ini dengan pembahasan mengenai mitos. Barthes mengartikan mitos sebagai cara berpikir kebudayaan tentang sesuatu, sebuah cara mengkonseptualisasikan atau memahami suatu hal. Barthes menyebut mitos sebagai rangkaian konsep yang berkaitan 99 Mitos adalah suatu sistem komunikasi, bahwa mitos adalah suatu pesan. Mitos tidak mungkin merupakan suatu objek, konsep, atau gagasan; mitos merupakan mode pertandaan (a made of signification), suatu bentuk (form). Dan segalanya dapat menjadi mitos asal hal itu disampaikan lewat wacana (discourse). 100 Eksistensi burung Garuda telah menjadi mitos ribuan tahun yang lalu bahkan Nanang R Hidayat menjelaskan bahwa burung garuda hanyalah mitos belaka. Burung ini tidak dikenal di wilayah geografis Indonesia. Ia dikenal lewat peradaban India yang diambil alih ke dalam perdaban jawa. Ditemukan beberapa artefak peninggalan budaya lampau bermotif Garuda, seperti pada Candi Garuda di Candi Wisnu, kompleks Candi Prambanan yang menyimpan kisah mistik tentang manusia setengah burung bernama Garuda. Menurut mitologi Hindu, sosok ini berwarna emas, berwajah putih, berparuh dan bersayap berwarna merah. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila juga mencari inspirasi di candi ini. 101 Hal ini sejalan dengan konsep mitos menurut Barthes, diterangkan dengan mengetengahkan konsep konotasi, yakni pengembangan segi signifi (petanda, makna ) oleh pemakai bahasa. Pada saat konotasi mejadi mantap, ia menjadi mitos, dan ketika 99 Alex Sobur, Op.cit, Hal Roland Barthes. Op.cit, Hal Nanang R Hidayat, Mencari Telur Garuda, (Jakarta 2008) hal 5 65

18 mitos menjadi mantap ia menjadi ideologi. Jadi, banyak sekali fenomena budaya dimaknai dengan konotasi, dan jika menjadi mantap makna fenomena itu menjadi mitos. Akibatnya, suatu makna tidak lagi dirasakan oleh masyarakat sebagai hasil konotasi. 102 Sehingga menjadi benar perubahan mitos burung Garuda yang berakulturasi ke bumi Nusantara melalui budaya agama Hindu berkembang secara terus menerus hingga menjadi ideologi bangsa Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Kekuatan Garuda Pancasila yang berasal dari mitos telah merasuki pola pikir Founding Father Republik Indonesia. Bahkan founding father Republik Indonesia membuat produk perundang-undangan untuk memantapkan posisi Garuda Pancasila lambang dan ideologi negara melalui Peratura Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara. 103 Hadirnya logo Visit Indonesia Year yang menurut Nanang R Hidayat merupakan penjelmaan dari Garuda Pancasila telah membuat Benhard ddiduga melanggar Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara. Hal ini penulis tanyakan langsung kepada benhard terkait pelanggaran hukum yang diduga telah dilakukannya. Berikut petikan wawancara dengan benhard : P : Apakahanda mengetahui tentang undang undang yang mnegatur tentang lambang negara yang melarang modifikasi lambang negara menjadi lambang/ logo lain utk kepeneingan apapun, bagaimana tanggapan anda? N :. PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA. Peraturan Pemerintah Nr. 43 tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara. (Penjelasan dalam Tambahan Republik Indonesia Nomor 1636). Pasal 12(1) Dengan tidak Mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Pandji dan Bendera Djabatan, maka dilarang menggunakan Lambang Negara 102 Benny H. Hoed. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya.(Depol:2008) Hal Isi pasal dan ayat peraturan pemerintah no. 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara. 66

19 bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini; (2) Pada lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain. (3) Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan, tjap dagang, reklame perdagangan atau propaganda politik dengan tjara apapun juga. Pasal 13Lambang untuk perseroan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan tidak boleh sama atau pada pokoknja menjerupai Lambang Negara Penjelasan:Pasal 12. (1). Menurut peraturan Pemerintah tentang Pandji dan Bendera Djabatan, maka Lambang Negara dapat digunakan dalam bendera djabatan. (2) Tjukup jelas. (3) Jang dimaksud dengan "menggunakan" dalam ajat ini ialah menggunakan Lambang Negara berbentuk Lambang itu sendiri, atau digambar, ditjetak atau disulam pada barang lain, djadi tidak boleh dipakai dengan tjara lain daripada ketentuan-ketentuan jang tersebut dalam pasal-pasal di atas. Pasal 13. Pasal ini untuk mendjaga agar chalajak ramai tidak salah-sangka dan menganggap benda-benda tersebut dalam pasal ini sebagai Lambang Negara. Istilah "pada pokoknja menjerupai Lambang Negara" berarti bahwa suatu lukisan pada chalajak ramai memberi kesan utama, bahwa lukisan tersebut seolah-olah Lambang Negara. perlu digaris bawahi kami tidak memodifikasi garuda sebagai lambang negara, namun terinspirasi oleh simbol garuda. lambang negara tidak berubah. Garuda Indonesia tetaplah garuda indonesia. dan logo visit indonesia terinspirasi icon garuda karena memang bentuk tersebut solid, sudah terpenetrasi dengan baik di masyarakat, dan kami anggap memang dapat mewakili Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbeda beda namun tetap satu kesatuan. Dan bila dilihat logogram visit Indonesia 2008 tidak memberi kesan utama, bahwa logogram tersebut seolah-olah Lambang Negara. Dan kami tidak menggunakan lambang Negara dan tidak menaruh huruf, kalimat, angka, gambar atau tanda-tanda lain Bahwa dalam kesimpulan ini, kekuatan mitos pada logo Visit Indonesia Year dipengaruhi oleh energi yang berada pada mitos burung Garuda. Burung Garuda yang merupakan mitos belaka dapat memperoleh kekuatan hukum dalam bentuk Garuda Pancasila. Inspirasi yang digunakan benhard untuk menciptakan logo Visit Indonesia Year adalah Garuda Pancasila yang merupakan Lambang Negara dan ideologi bangsa 67

20 Indonesia yang lahir dari mitos burung Garuda pada budaya agama Hindu. Jadi setelah logo Visit Indonesia Year dengan lima warna yang mengejawantahkan lima sila pada Pancasila dan bhineka tunggal ika ini dalam perspektif mitologi dapat disimpulkan kekuatan mitos yang berada pada burung Garuda telah menginspirasi pencipta Garuda Pancasila tanpa disadari kekuatan mitos dari Garuda Pancasila sangat mempengaruhi eksistensi logo Visit Indonesia Year sebagai icon program DEPBUDPAR dalam memperingati 100 tahun hari kebangkitan nasional. 68

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, baik itu simbol verbal maupun simbol non verbal. Mengenai bahasa simbolik, menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan yang paling awal yakni barter, iklan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori. a. Brand. Brand adalah kumpulan dari simbol konkret seperti nama, logo, slogan dan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori. a. Brand. Brand adalah kumpulan dari simbol konkret seperti nama, logo, slogan dan 23 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori a. Brand Brand adalah kumpulan dari simbol konkret seperti nama, logo, slogan dan pola desain. Pengenalan Brand dan reaksi lain dibuat berdasarkan akumulasi pengalaman

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. a. Pesan Utama atau Keyword. Sederhana dan Solid

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. a. Pesan Utama atau Keyword. Sederhana dan Solid BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1. Strategi Komunikasi a. Pesan Utama atau Keyword Dengan menganalisa visi yang dimiliki oleh LIPI yaitu ingin menjadi lembaga

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi, A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi dapat terjadi kapanpun, dan dimana saja. Komunikasi yang terjadi dapat bersifat verbal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 1.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula dengan sebuah komunitas agar dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG HARI JADI DAERAH, LOGO DAERAH, MOTTO DAERAH DAN MARS DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SERTA PENGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KREATIF

BAB IV STRATEGI KREATIF BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Kampanye Dengan kampanye yang dirancangkan penulis bertujuan mengajak para remaja dan dewasa dengan usia antara 17-25 tahun serta para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Burung Garuda dalam sejarahnya merupakan makhluk mitologi yang banyak dimunculkan dalam ajaran agama Hindu dan Buddha. Dalam legenda agama Hindu, Garuda diyakini sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA DAN PETANDA IKLAN ROKOK PADA PAPAN REKLAME DI KOTA MEDAN. Oleh. Ebenezer Simorangkir M. Oky F. Gafari, S. Sos., M. Hum.

ANALISIS PENANDA DAN PETANDA IKLAN ROKOK PADA PAPAN REKLAME DI KOTA MEDAN. Oleh. Ebenezer Simorangkir M. Oky F. Gafari, S. Sos., M. Hum. 1 ANALISIS PENANDA DAN PETANDA IKLAN ROKOK PADA PAPAN REKLAME DI KOTA MEDAN Oleh Ebenezer Simorangkir M. Oky F. Gafari, S. Sos., M. Hum Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penanda

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Buku cerita ilustrasi Ramayana menampilkan gambar ilustrasi kontemporer berupa kartun dengan gaya vector. Mengadaptasi desain karakter kartun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern abad ke 21 saat ini, dunia periklanan melakukan bermacam-macam cara untuk menarik perhatian audience oleh pekerja kreatif. Televisi merupakan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n

Lebih terperinci

Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA

Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA Setelah kemderdekaan Indonesia 1945 hingga 1949 kemudian disusul oleh pengakuan kedaulatan Indonesia bagi Beland pada

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1. Gambaran Media Produksi Berdasarkan dari pengamatan penulis, selama ini industri tersebut belum menggunakan media komunikasi yang memadai yang dilakukan oleh pemilik industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa 1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi BANGSA INDONESIA (INDONESIA NATION) Kehidupan Bangsa Indonesia didasarkan atas Perasaan kebangsaan Indonesia, kehendak

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BRANDING KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BRANDING KOTA PEKALONGAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BRANDING KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Branding Menurut buku Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and Maintaining Strong Brands, Alina Wheeler, brand adalah janji, ide besar, dan harapan yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Manusia berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin seperti sekolah dan bekerja. Mulai dari anak-anak hingga lansia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin seperti sekolah dan bekerja. Mulai dari anak-anak hingga lansia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi umum merupakan sarana transportasi andalan bagi warga Jepang. Salah satunya adalah kereta yang menjadi favorit dari beberapa jenis transportasi umum yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peratuaran tentang penggunaan Lambang Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 73 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Dalam proses sketsa rancangan ulang pada logo Yayasan AP Foundation ini, untuk sketsa rancangan yang telah dibuat akan dibuat kedalam format

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D COLOR TEHORY Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Warna Primer Tidak dapat dibuat dengan kombinasi warna apa pun Red Blue Yellow Warna Sekunder Terbentuk

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Kampanye Sosial Menurut Kotler & Roberto dalam bukunya yang berjudul Social Marketing: Strategies for Changing Public Behavior, Kampanye sosial dibuat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1989 (3/1989) Tanggal: 1 APRIL 1989 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1989 (3/1989) Tanggal: 1 APRIL 1989 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 3 TAHUN 1989 (3/1989) Tanggal: 1 APRIL 1989 (JAKARTA) Sumber: LN 1989/11; TLN NO. 3391 Tentang: TELEKOMUNIKASI Indeks: PERHUBUNGAN. TELEKOMUNIKASI.

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensinya tiap mahkluk hidup ialah berkomunikasi. Dan komunikasi bukan yang hal yang tabu lagi dikehidupan kita, ada berbagai cara tiap-tiap individu untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017 KR/KOJK SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA Jakarta, 1 Juni 2017 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Setelah mengetahui bahwa PT. Earth Color tidak memiliki Graphic Standard Manual, Penulis melakukan riset dan menanyakan

Lebih terperinci

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008 Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008 Jero Wacik Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia     Sebagaimana telah diketahui bersama, program nasional Visit Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar Logo BL Skin Care

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar Logo BL Skin Care BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Logo Gambar 5.1.1 Logo BL Skin Care Logo dari BL Skin Care terdiri dari logogram dan logotype. Konsep Logogram pada logo BL Skin Care, bentuk segi enam diambil dari

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Logo Gambar 5.1.1 Logo PT Pos Indonesia (Persero) Logo merupakan identitas visual yang paling utama dalam sebuah perusahaan. Dengan dikemukakannya visi dan misi yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Pesan iklan kini muncul dimana saja, di Billboard, Radio, Televisi, Internet, di toko, dan hampir disetiap ruang yang kosong iklan selalu hadir. Dalam konteks pemasaran,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Dalam pembuatan tugas akhir ini, Penulis memperoleh data melalui: 1. wawancara dengan pihak-pihak terkait di bagian promosi dan pemasaran di kantor Departemen Kebudayaan

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK MODEL CHARLES SANDERS PIERCE TENTANG SIMBOL-SIMBOL YANG ADA PADA GARUDA PANCASILA SKRIPSI

ANALISIS SEMIOTIK MODEL CHARLES SANDERS PIERCE TENTANG SIMBOL-SIMBOL YANG ADA PADA GARUDA PANCASILA SKRIPSI ANALISIS SEMIOTIK MODEL CHARLES SANDERS PIERCE TENTANG SIMBOL-SIMBOL YANG ADA PADA GARUDA PANCASILA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kenyataannya, warna merupakan suatu elemen penting yang sangat erat kaitannya bagi kehidupan makhluk di dunia ini. Unsur warna sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini. 82 B A B 5 H A S I L D A N P E M B A H A S A N D E S A I N 5.1 Desain Title Untuk desain Title, penulis menggunakan font Castellar yang dianggap mencerminkan keanggunan sang Dewi Bulan. Warna yang dipakai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGALAMAN KERJA PRAKTIK

BAB 4 PENGALAMAN KERJA PRAKTIK BAB 4 PENGALAMAN KERJA PRAKTIK 4.1 Keterlibatan Praktikan Dalam Proses Kerja Kreatif Dalam proses kerja praktik, posisi praktikan dipercaya sebagai asisten dari ibu Sholihat, S.Ds selaku desainer grafis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Akuntansi www.mercubuana.ac.id 1. PENGERTIAN. 2. PARAMETER. 3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK. 4. SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi

Lebih terperinci

Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MERAH Warna merah sering dihubungkan dengan energi, perang, bahaya, kekuatan, tekad yang kuat, hasrat, dan cinta. Merah adalah

Lebih terperinci

Kota ini menjadi destinasi pariwisata yang ada di Jawa Timur, dengan berbagai

Kota ini menjadi destinasi pariwisata yang ada di Jawa Timur, dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batu merupakan salah satu kota yang sangat terkenal di Jawa Timur. Kota ini menjadi destinasi pariwisata yang ada di Jawa Timur, dengan berbagai pemandangan alam

Lebih terperinci