ANALISA PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA PELAT DAN BALOK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA PELAT DAN BALOK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA"

Transkripsi

1 ANALISA PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA PELAT DAN BALOK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Roni Conal, Jonathan Togi H. Sidabutar Teknik Sipil, Komplek Sandang Blok C No 43AB1, roni.conal@gmail.com ABSTRAK Pelat dan balok merupakan salah satu komponen struktur utama dalam sebuah bangunan dan kedua komponen tersebut menjadi elemen yang pertama dalam struktur yang berhubungan dan menerima beban langsung. Di zaman modernisasi ini, beban yang diberikan pada struktur bukan hanya beban statis namun juga beban dinamis. Akibat adanya beban dinamis tersebut timbulah respon dinamis struktur terhadap beban tersebut. Dengan metode elemen hingga, respon yang terjadi pada pelat dan balok dapat diperoleh. Dalam penelitian ini, perhitungan elemen hingga dilakukan dalam program MathCAD sehingga pengulangan perhitungan waktu dan matriks kekakuan dan massa dapat dihitung dengan cepat. Sumber getaran merupakan mesin Mitshubishi S6K dengan kecepatan getaran 1500 rpm. Perhitungan lendutan akibat beban dinamis menggunakan pendekatan numerik, yakni Method Based on Interpolation of Excitation, Central Difference Method dan Newmark s Method. Hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan program SAP2000. Adapun hasil yang diperoleh berupa frekuensi alamiah struktur, lendutan akibat beban statis, reaksi perletakan, dan respon beban dinamis yang ditampilkan dalam grafik sinusoidal. (RC). Kata Kunci: Beban Dinamis, Respon Dinamis, Program MathCAD, Elemen Hingga PENDAHULUAN Perkembangan peradaban dan modernisasi sebuah kota terus mendorong inovasi-inovasi baru yang akan membawa perubahan pada dunia konstruksi di zaman teknologi ini. Sehingga seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, dunia konstruksi terus menciptakan perubahan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, terutama dalam membangun sebuah bangunan yang mampu memberikan kenyamanan memadai kepada penggunanya. Terlebih beban yang ditanggung oleh struktur bangunan tidak hanya beban statis seperti beban bangunan itu sendiri, tetapi juga memperhitungkan beban dinamis yang akan ditanggung oleh setiap elemen struktur. Sistem penyaluran beban dalam struktur haruslah diperhitungkan secara teliti sehingga beban-beban tersebut dapat disalurkan dan dipindahkan secara sempurna ke pondasi dan diteruskan ke dalam tanah keras. Adapun beban dinamis yang diterima oleh sebuah struktur adalah beragam macam, mulai dari beban gempa, beban angin, beban manusia, hingga beban dari mesin yang menimbulkan getaran dengan frekuensi tertentu. Di sisi lainnya, pelat lantai dan balok yang merupakan satu satu elemen struktural yang penting dalam sebuah bangunan. Pelat lantai yang akan menerima beban langsung dari sumbernya, kemudian disalurkan ke balok dan kolom yang akan diteruskan ke bawah pondasi bangunan. Dari penggunaannya pelat tersebut dapat mengalami pembebanan statis maupun dinamis yang dapat menyebabkan perubahan bentuk atau deformasi yang mempengaruhi kestabilitasan dan kekakuan bahan dari pelat tersebut (Szilard, 1974). Sehingga perencanaan dimensi dan perkuatan pada pelat lantai dan balok harus diperhitungkan sehingga mampu menerima beban yang akan bekerja di atasnya, baik itu beban statis maupun beban dinamis. Pada sebuah contoh kasus pelat segiempat dengan perletakan jepit di sudutnya dan berdiri di atas balok yang diberikan beban dinamis dengan frekuensi tertentu akan menghasilkan lendutan akibat beban statis dan beban dinamis. Dengan menggunakan metode elemen hingga, massa dan kekakuan struktur balok dan pelat dapat dicari dalam bentuk matriks. Sedangkan perhitungan lendutan atau perpindahan pada titik tertentu dengan menggunakan pendekatan numerik yang telah ditemukan oleh ilmuwan sebelumnya. Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup: a. Penelitian hanya dilakukan pada pelat lantai berbentuk segiempat dan balok; b. Kekakuan dan massa dari pelat lantai dihitung dengan menggunakan metode segiempat MZC (Melosh, Zienkiemics dan Cheung);

2 c. Analisa yang dilakukan hanya pada beban dinamis yang ditimbulkan oleh mesin bergetar dengan frekuensi tertentu; d. Analisa yang dilakukan hanya untuk menghitung lendutan yang dialami objek serta pola getar pada objek; e. Perhitungan massa dan kekakuan menggunakan metode Finite Element dalam program MathCAD; f. Perhitungan lendutan akibat beban dinamik pada titik pembebanan menggunakan pendekatan numerik; g. Mesin terletak tepat di atas pelat lantai dan beban langsung disalurkan tanpa tereduksi oleh sistem peredam pada mesin (nilai transmibilitas = 100%). Tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Membuat sebuah program analisa lendutan beban dinamis yang dapat dimodelkan sesuai kebutuhan; b. Menghitung besarnya lendutan yang ditimbulkan oleh beban dinamis dari mesin bergetar dalam kurung waktu tertentu; c. Menganalisa efek dari variasi frekuensi mesin terhadap frekuensi struktur pada hasil lendutan. Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Hasil perhitungan dapat menjadi referensi dalam perencanaan bangunan tingkat tinggi berikutnya dengan beban dinamis yang sama maupun berbeda; b. Hasil perhitungan dapat dilanjutkan untuk mengetahui gaya dalam yang terjadi dalam setiap elemen struktur; c. Mengetahui lendutan maksimum akibat beban dinamis dan statis terhadap titik pembebanan serta grafik lendutan akibat frekuensi beban dinamis dalam kurun waktu tertentu. METODE PENELITIAN Adapun langkah-langkah perhitungan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumusrumus yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya adalah sebagai berikut: A. Penginputan Data Proses mendefinisikan parameter aktual mengenai pelat dan grid ke dalam program MathCAD dikenal dengan proses input. Ada beragam cara untuk menginput parameter struktur ke dalam prorgam. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem input komponen dalam MathCAD dimana penginputan data langsung dilakukan dalam lembar kerja MathCAD tersebut dalam bentuk tabel Ms. Excel. Penginputan data terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: 1. Parameter Struktural (SP1 dan SP2) Dalam parameter struktural terdapat data jumlah nodal, jumlah elemen, jumlah grid, tebal elemen, IPS, Modulus Elastisitas, Poisson Ratio, jumlah beban harmonik, massa jenis beton, fase, NTS, rasio redaman, jumlah massa tergumpal dan selang waktu pembebanan. Parameter tersebut merupakan data dasar dalam permodelan struktur. 2. Informasi Nodal (NI) Informasi nodal menampilkan penomoran tiap nodal, lokasi serta gaya yang bekerja pada nodal tertentu. Lokasi dalam nodal dinyatakan dalam satuan meter. Sedangkan pada bagian gaya, angka 1 menandakan bahwa nodal tersebut dikekang dan angka 0 menandakan nodal bebas. 3. Informasi Elemen (EI) Dalam informasi elemen, terdapat penomoran elemen dan titik nodal yang menjadi tumpuan dari elemen tersebut. Urutan titik nodal i, j, k dan l sesuai dengan konsep MZC. 4. Informasi Grid (GI) Informasi Grid menampilkan penomoran grid/balok, titik nodal letak grid dan lebar serta tinggi balok yang digunakan untuk setiap grid. Urutan titik nodal i dan j dimulai dari kiri ke kanan dan bawah ke atas. Lebar dan tinggi balok dinyatakan dalam satuan meter. 5. Beban Dinamis pada Nodal (NL) Dalam input NL, terdapat informasi nodal dan beban dinamis mesin. Tidak semua angka dalam tabel ini harus diinput, seperti nilai Fo diperoleh dari perhiungan massa rotor, eksentrisitas, dan kecepatan mesin.

3 6. Beban Statis pada Nodal (SL) Beban statis berisi informasi beban terpusat akibat mesin pada nodal tertentu dan dinyatakan dalam satuan ton. 7. Informasi Massa Tergumpal (MASS) Informasi yang berisi data massa beban terpusat yang berasal dari mesin. Massa diperoleh dari pembagian berat mesin dengan gravitasi dan dinyatakan dalam satuan ton.s 2 /m. Dalam penelitian ini, nilai gravitasi bumi diasumsikan dengan 10 m/s 2. B. Definisi / Pembacaan Data Input Semua data input yang terdapat dalam tabel di atas perlu dilakukan pendefinisian dalam program MathCAD sehingga dapat dibaca dan digunakan dalam proses perhitungan selanjutnya. Pendefinisian dilakukan pada: 1. Data Structural Parameter; 2. Koordinat nodal, grid dan balok; 3. Kekekangan nodal (nrl); 4. Indeks perpindahan nodal (id); 5. Luas bidang tiap elemen pelat (A); C. Perhitungan Hubungan Tegangan Dan Regangan Perhitungan hubungan tegangan dan regangan berdasarkan teori Weaver untuk elemen yang isotropik. D. Perhitungan Kekakuan Pelat Lantai Kekakuan pelat lantai terbagi menjadi beberapa bagian yang kemudian akan digabungkan menjadi satu bagian kesatuan struktur pelat. Setiap kekakuan pelat lantai bagian (SE) diperhitungkan dengan menggunakan rumus MZC. Seterusnya SE akan disusun sebagai matriks kekakuan global untuk pelat lantai dalam SN dan digabungkan menjadi satu dalam S. Matriks S yang merupakan matriks struktur global pelat lantai dibagi menjadi 4 bagian menurut teori deformasi superposisi, yakni SFF, SFR, SRF dan SRR. Matriks SFF merupakan matriks kekakuan pelat lantai untuk nodal yang bebas yang kemudian digunakan untuk perhitungan beban dinamis dan perhitungan lendutan. E. Perhitungan Dimensi, Momen Inersia dan Kekakuan Torsi Balok Dimensi balok terdiri dari lebar, tinggi dan panjang balok. Lebar (bg) dan tinggi balok (hg) didapatkan langsung dari pembacaan input data di dalam Informasi Grid sedangkan untuk panjang balok (Lg) diperoleh dengan menggunakan rumus segitiga Pytagoras. Untuk momen inersia balok yang berbentuk persegi, menggunakan rumus 1/12 b h 3. Dan untuk kekakuan torsi (J) menggunakan rumus torsi untuk penampang persegi. F. Transformasi Balok Transformasi balok diperlukan untuk menggubah koordinat lokal balok menjadi koordinat global.

4 G. Perhitungan Kekakuan Balok Seperti yang telah dijelaskan dalam dasar teori kekakuan balok, terbagi menjadi 2, yaitu balok yang mengalami gaya lentur dan gaya torsi. Kedua rumus tersebut disusun kembali menjadi matriks 6 x 6 (Keg) yang dapat digunakan untuk setiap elemen balok dengan urutan arah gaya yang seperti pada pelat MZC. Adapun matriks 6x6 tersebut adalah sebagai berikut: Keg = Setiap matriks kekakuan elemen grid akan digabungkan dan disusun menurut indeks perpindahan dalam matriks struktur global grid (Kg). H. Penggabungan Kekakuan Balok Dan Pelat Lantai Penggabungan kekakuan grid dan pelat lantai terdapat dalam notasi KGab. KGab kemudian dibagi menjadi bagian-bagian untuk matriks nodal terkekang (KRR) dan matriks nodal bebas (KFF). Matriks KFF yang kemudian digunakan untuk perhitungan eigenvalues dan eigenvektor yang akan memperoleh nilai pola getar dan frekuensi alamiah dari struktur. I. Perhitungan Massa Balok Rumus massa balok yang digunakan dalam perhitungan ini berupa matriks 6 x 6 (Meg) untuk matriks massa sebuah balok. Adapun matriks Meg adalah sebagi berikut: Meg = Matriks massa juga dikalikan dengan matriks transformasi seperti pada perhitungan kekakuan balok. Kemudian matriks Meg akan digabungkan dan disusun menurut indeks perpindahan nodal menjadi matriks MG yang merupakan matriks global dari struktur balok. J. Perhitungan Massa Pelat Lantai Massa pelat lantai menggunakan teori pelat segiempat dari MZC yang berasal dari buku Elemen Hingga untuk Analisa Struktur. Massa pelat lantai tiap elemen dilambangkan dengan notasi Mep. Setiap matriks Mep yang dihasilkan akan digabungkan menjadi matriks global massa pelat lantai yang dilambangkan dengan notasi MP. K. Perhitungan Massa Tergumpal (Massa Mesin) Perhitungan massa tergumpal dilakukan karena mengingat massa statis mesin ikut berkontribusi dalam perhitungan frekuensi alamiah struktur. Data massa tergumpal terdapat dalam notasi MASS. Kemudian disusun menjadi matriks 27 x 27 untuk kasus 9 nodal. Hasil penyusunan matriks massa tergumpal terdapat dalam notasi ML.

5 L. Penggabungan Massa Balok, Pelat Lantai Dan Mesin Matriks massa dari balok, pelat lantai dan mesin akan digabungkan menjadi satu kesatuan matriks massa global struktur dengan notasi MGab. MGab memiliki dimensi 27 x 27 untuk kasus 9 nodal. MGab disusun menurut indeks perpindahan nodal dan sama halnya dengan matriks global kekakuan, MGab akan dipisahkan menurut nodal yang bebas (MFF) dan nodal yang terkekang (MRR) M. Perhitungan Eigenvalues Dan Eigenvectors Tahap selanjutnya merupakan perhitungan nilai λ1 dan Φ1. Kedua notasi dapat diselesaikan dengan menggunakan perhitungan matematika yang dikenal dengan metode eigenvalues dan eigenvectors. Frekuensi alamiah (ω n ) diperoleh dari akar λ1 sedangkan Φ1 menunjukkan matriks modal dari struktur. Dalam kasus 9 nodal dengan 1 nodal bebas, memiliki 3 derajat kebebasan sehingga untuk pola getarnya akan diperoleh matriks 3 x 3. Periode getaran diperoleh dari rumus 1 / ω n. Matriks modal (Φ) akan dipisah menjadi matriks vektor yang menunjukkan matriks pola getar dengan notasi. N. Menyusun Persamaan Ortogonalitas Modal Kekakuan dan Massa Matriks kekakuan dan massa yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya perlu dilakukan penyesuaian terhadap bentuk modus getaran ϕn yang dikenal sebagai hubungan ortogonalitas. O. Perhitungan Redaman pada Struktur Redaman yang terdapat dalam struktur (C) terbagi menjadi dua, yakni redaman (cn) dan matriks redaman yang pada sistem ortogonalitas modal (C). P. Definisi Input Data Beban Dinamis Data beban dinamis terdapat pada dalam notasi NL. Dalam tabel ini terdapat informasi nodal dan beban dinamis mesin (rotor). Dalam beban dinamis mesin terdapat berat rotor (ton), nilai eksentrisitas (m), Fo (ton) dan kecepatan rotor (rpm). Q. Perhitungan Beban Dinamis P(t) Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan grafik sinus dari beban harmonik ini adalah fase puncak dan lembah sinus. Karena fase puncak sinus terjadi pada saat 1/4π, 5/4 π, 9/4 π, dan seterusnya dan fase lembah terjadi pada saat 3/4 π, 7/4 π, 11/4 π dan seterusnya sehingga dalam menentukan fase grafik sebaiknya dalam bentuk kelipatan 0,5. Kemudian waktu terjadinya puncak dan lembah diperoleh dari persamaan. R. Perhitungan Lendutan Pada Pola Getar (q) dengan Pendekatan Numerik Perhitungan lenduatan pada pola getar dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan numerik yakni Methods Based on Interpolation of Excitation. Selain itu, q juga dicari dengan menggunakan metode Central Difference Method, Newmark s Method Average Acceleration and Linear Acceleration. S. Perhitungan Lendutan Akibat Beban Statis (DF) Beban berat dari mesin memberikan deformasi pada struktur sehingga perhitungan deformasi perlu diperhitungkan. Perhitungan deformasi hanya dilakukan pada titik bebas (tidak terkekang). Input beban terpusat (beban mesin) terdapat dalam tabel SL dan beban dinyatakan dalam satuan ton. Kemudian pendefinisian beban tersebut dengan menggunakan notasi AN1 dan dikelompokkkan menjadi matriks untuk nodal bebas (AFN) dan nodal terkekang (ARN). Kemudian hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel. T. Perhitungan Reaksi Perletakan (AR) Reaksi perletakan pada nodal yang terkekang ditampilkan dalam bentuk tabel.

6 Gambar 1 Diagaram Alir dalam Program MathCAD HASIL DAN BAHASAN 1. Spesifikasi Umum Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan pada pelat lantai. Adapun spesifikasi umum pada pelat lantai yang diteliti adalah sebagai berikut: a. Tinggi balok induk = 0,42 m; b. Lebar balok induk = 0,15 m; c. Tinggi balok anak = 0,25 m; d. Lebar balok anak = 0,15 m; e. Tebal pelat = 0,12 m; f. Massa Jenis Beton = 2,4 t/m 3 ; g. Rasio redaman = 5%; h. f c = 30 MPa. Dikarenakan rasio redaman sebuah struktur hanya dapat diperoleh dari kumpulan data penelitian getaran gempa terhadap berbagai tipe struktur bangunan, jembatan, dam, dll dan menggunakan material yang berbeda baja, beton bertulang, beton prestress, kayu, dll sehingga Anil K. Chopra dalam buku Dynamic of Structure menjelaskan bahwa biasanya rasio redam sebesar 5% bisa diaplikasikan untuk merencanakan struktur yang menerima beban dinamis. Sedangkan untuk mesin bergetar yang menghasilkan getaran memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut: a. Model Mesin = Mitshubishi S6K; b. Berat Mesin = 1100 kg; c. Berat Alternator (Casing + Rotor) = 467,69 kg; d. Berat Total (Mesin + Alternator) = 1567,69 kg; e. Berat rotor = 337 kg; f. Speed Operation = 1500 rpm = 157,08 rad/s; Perlu diketahui bahwa nilai eksentrisitas yang dikarenakan ketidakseimbangan massa (mass unbalanced) itu biasanya tidak tersedia oleh produsen, namun ada beberapa studi yang dilakukan 1962 yang memperkenalkan beberapa nilai eksentrisitas, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Nilai Eksentrisitas Mesin Operating Speed (rpm) Eksentrisitas (mm) 75,356 0, ,

7 2. Studi Kasus 9 Nodal a) Permodelan Permodelan ini dengan membagi pelat menjadi 4 bagian elemen yang terdiri dari 12 grid. Setiap sisi diberi pengekangan jepit dan beban diletakkan pada pusat permodelan (Nodal ke 5). Adapun permodelan seperti berikut: Gambar 2 Permodelan 9 Nodal b) Data Input Berdasarkan sistem permodelan 9 nodal di atas, dapat dilakukan penginputan data pada program MathCAD sebagai berikut: Parameter Struktur Tabel 2 Input Parameter Struktur (SP1) Model 9 Nodal Jumlah Nodal Jumlah Elemen Jumlah Grid Tebal Elemen (m) IPS Modulus Elastisitas (kn/m 2 ) Rasio Poisson Beban Harmonik Nodal Massa Jenis Beton (t/m 3 ) ,12 0 2,350E+07 0,20 1 2,4 Tabel 3 Input Parameter Struktur (SP2) Model 9 Nodal Fase ζ Massa Waktu NTS (Kelipatan 5) Rasio Redaman Tergumpal Pembebanan 0, , Informasi Nodal Tabel 4 Input Informasi Nodal (NI) Model 9 Nodal Nodal x y rz rx ry Informasi Elemen Tabel 5 Input Informasi Elemen (EI) Model 9 Nodal Elemen i j k l

8 Informasi Grid Tabel 6 Input Informasi Grid (GI) Model 9 Nodal Grid i j bg (Lebar Balok) (m) hg (Tinggi Balok) (m) ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0, ,15 0,42 Beban Dinamis pada Nodal (NL) Tabel 7 Input Beban Dinamis pada Nodal (NL) Model 9 Nodal Nodal Beban Dinamis Mesin Berat Rotor (ton) Eksentrisitas (m) Fo (ton) Kecepatan Rotor (rpm) ,337 2,03E-04 1, Informasi Massa Tergumpal (MASS) Tabel 8 Input Informasi Massa Tergumpal (MASS) Model 9 Nodal Nodal m(z) 5 0, Beban Statis pada Nodal (SL) Tabel 9 Input Beban Statis pada Nodal (SL) Model 9 Nodal Nodal Pz (ton) Px (ton) Py (ton) , Hasil Analisa a. Beban Dinamis (P (t) ) per satuan waktu Berikut ini merupakan grafik sinus beban dinamis. Arah Y menunjukkan beban dinamis yang diterima oleh struktur setelah dikalikan dengan transmibilitas gaya akibat mass spring. Beban dinamis dinyatakan dalam satuan ton. Sedangkan arah menunjukkan waktu pembebanan yang dinyatakan dalam satuan detik. Hasil maksimum yang diperoleh dari beban dinamis adalah 0,036 ton.

9 Nilai amplitudo mesin diperoleh dari pers. 2.6 dengan langkah perhitungan sebagai berikut: Diketahui: Me = 0,337 ton e = 2,03 x 10-4 Speed Operation (ω) = 1500 rpm = 157,08 rad/s Maka Sehingga jika dimasukkan ke dalam persamaan sinus beban harmonik yakni P(t)=Po.sinωt dengan waktu pembebanan sekitar 2 menit (120 detik) maka diperoleh grafik beban harmonik untuk jenis mesin ini adalah sebagai berikut: Gambar 3 Grafik Beban Harmonik selama 2 menit b. Lendutan dalam pola getar (q(t)) dengan Methods Based on Interpolation of Excitation Tabel 10 Perhitungan Lendutan dengan Methods Based on Interpolation of Excitation t i (s) P i (ton) C.P i (ton) D.P i+1 (ton) i (m/s) Au i (m) u i (m) 0,00,00 1,5E ,002 0,522 3,73E-07 2,85E-07 0, ,46E-07 1,4958E-07 0,004 0,992 7,09E-07 3,92E-07 0,001 1,28E-06 1,3161E-06 0,006 1,366 9,76E-07 4,6E-07 0, ,24E-06 4,348E-06 0,008 1,605 1,15E-06 4,84E-07 0, ,55E-06 9,7908E-06 0,010 1,688 1,21E-06 4,6E-07 0, ,74E-05 1,7795E-05 0,012 1,605 1,15E-06 3,92E-07 0, ,74E-05 2,807E-05 0,014 1,366 9,76E-07 2,85E-07 0, ,89E-05 3,9893E-05 0,016 0,992 7,09E-07 1,5E-07 0, ,09E-05 5,2171E-05 0,018 0,522 3,73E-07-3,7E-22 0, ,2E-05 6,3548E-05 0,02,000-9,2E-22-1,5E-07 0, ,07E-05 7,2551E-05 2, ,2E-05 3,59E-07 3,6807E-07 2, ,1E-05 3,27E-07 3,3506E ,8E-05 2,79E-07 2,8615E-07 Gambar 4 Respon Dinamik dengan Methods Based on Interpolation of Excitation pada Nodal 5 Dari hasil perhitungan numerik di atas diperoleh nilai lendutan maksimum sebesar 1,35x10-4 m sedangkan nilai minimum sebesar -1,26x10-4 m.

10 c. Perpindahan Nodal akibat Beban Statis (DF) Tabel 11 Perpindahan Nodal akibat Beban Statis Nodal Vertikal (m) Rotasi x Rotasi y ,31E d. Reaksi Perletakan (AR) Tabel 12 Reaksi Perletakan dari Program MathCAD Nodal Verikal Momen x Momen y (kn) (kn.m) (kn.m) 1-0,336-0,623 0, ,581-5,135 0, ,336-0,623-0, ,581 0,000 5, ,00,00, ,581 0,000-5, ,336 0,623 0, ,581 5,135 0, ,336 0,623-0, Perhitungan dengan Program SAP2000 Gambar 5 Permodelan dengan Program SAP2000 Gambar 6 Grafik Hasil Respon Dinamik pada SAP2000

11 Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa lendutan maksimum yang diperoleh adalah 2,29 x 10-4 m dan lendutan minimum adalah -1,93 x 10-4 m. Sedangkan untuk lendutan akibat beban mesin itu sendiri adalah sebesar -6,49 x 10-4 m seperti tersaji pada gambar di bawah ini. Gambar 7 Hasil Lendutan dengan Program SAP2000 Sedangkan untuk reaksi perletakan diperoleh sebagai berikut: Tabel 13 Reaksi Perletakan 9 Nodal dengan Program SAP2000 Nodal Verikal (kn) Momen x (kn.m) Momen y (kn.m) 1-0,51-0,76 0,76 2-3,33-5,0,00 3-0,51-0,76-0,76 4-3,33 0,00 5,00 5 0,0,0,00 6-3,33 0,00-5,00 7-0,51 0,76 0,76 8-3,33 5,0,00 9-0,51 0,76-0,76 5. Perbandingan Perhitungan Numerik dan Program SAP2000 Berikut ini adalah penggabungan hasil perhitungan numerik dan program SAP2000 Tabel 14 Lendutan Total pada Struktur Interpolation of Excitation Program MathCAD Central Difference Method Average Acc. Akibat Dinamik Getaran Rotor Linear Acc. Program SAP2000 Maksimum (m) 1,352E-04 1,362E-04 1,312E-04 1,328E-04 2,29E-04 Minimum (m) -1,265E-04-1,275E-04-1,239E-04-1,251E-04-1,93E-04 Displacement (m) Akibat Statis Berat Mesin Total -6,31E-04 Lendutan Total -6,49E-04 Maksimum (m) -4,958E-04-4,948E-04-4,998E-04-4,982E-04-4,2E-04 Minimum (m) -7,575E-04-7,585E-04-7,549E-04-7,561E-04-8,42E-04 Hasil lendutan yang terjadi pada komponen struktur setelah getaran mesin dimatikan (setelah 2 menit) terdapat hentakan yang mengakibatkan struktur mengalami lendutan lebih besar dari pada steady state (lendutan konstan). Terdapat perbedaan antara hasil hentakan yang diperoleh dari program MathCAD dan SAP2000. Dalam program MathCAD diperoleh -8,83 x 10-5 m (minimum) dan 7,54 x 10-5 m (maksimum) sedangkan dalam program SAP2000 diperoleh -1,81 x 10-4 m (minimum) dan 1,54 x 10-4 m (maksimum). Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya ketika mesin dimatikan, rotor yang berputar dalam mesin tidak langsung berhenti total. Dibutuhkan beberapa putaran dengan kecepatan yang menurun hingga rotor berhenti total. Kejadian ini dikenal sebagai

12 pengereman. Dalam program SAP2000 memperhitungkan faktor pengereman rotor sedangkan program MathCAD tidak memperhitungkan faktor tersebut sehingga menyebabkan lendutan pada saat hentakan dalam program SAP2000 lebih besar dibandingkan program MathCAD. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa pengaruh beban dinamis pada pelat dan balok yang dihitung dengan menggunakan metode elemen hingga dalam program MathCAD, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Program MathCAD dapat memodelkan pelat lantai dan balok yang lebih kompleks dengan mendefinisikan model yang diingikan pada tabel-tabel input; 2. Respon beban dinamis dari struktur yang dihitung dengan pendekatan numerik Interpolation of Excitation, Central Difference, Average Acceleration dan Linear Acceleration memiliki hasil yang sama; 3. Waktu pembebanan beban dinamis harus lebih singkat daripada waktu pengamatan analisa sehingga akan didapatkan grafik sinus yang menurun akibat pengaruh redaman struktur; 4. Grafik respon beban dinamik dapat terlihat pada saat terjadi kondisi resonansi dimana rasio perbandingan frekuensi mesin dan frekuensi alamiah sama dengan 1; 5. Lendutan maksimum akibat beban dinamis terjadi pada saat rasio frekuensi sama dengan 1 dengan koefisien pembesaran mendekati 3. Dari hasil analisa terhadap penelitian di bab sebelumnya, dapat disarankan sebagai berikut: 1. Perhitungan perlu dilanjutkan untuk memperoleh gaya dalam pada pelat dan balok dengan menggunakan program MathCAD; 2. Perhiutngan lanjut dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan tulangan pada pelat dan balok; 3. Koefisien pembesaran lendutan dapat digunakan sebagai angka faktor keamanan dalam merancang pelat dan balok; 4. Program dapat dikembangkan untuk perhitungan struktur kolom. REFERENSI Budio, Sugeng P. Dinamika. Malang Chopra, A.K. (2001). Dynamics of Structures. New Jersey: Prentice Hall Ftiri, Y., Susatio, Y. (2013). Simulasi Peredaman Getaran Mesin Rotasi Menggunakan Dynamic Vibration Absorber (VBA). Jurnal Teknik Pomits. 2 (2): Supartono, F.X., Boen, Teddy (1981). Analisa Struktur dengan Metode Matrix. Jakarta: UI Press Szilard, R. (1974). Teori dan Analisis Pelat; Metode Klasik dan Numerik (Terjemahan). Jakarta: Erlangga Weaver, J.W., Johnston, Paul R. (1993). Elemen Hingga untuk Analisis Struktur. Bandung: PT. Eresco RIWAYAT PENULIS Roni Conal lahir di kota Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 13 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Teknik Sipil pada 2015.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Elemen Hingga Weaver, W., dkk (1993) menjelaskan bahwa bila suatu kontinum dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, maka bagian-bagian kecil ini disebut elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan pembangunan sarana prasarana fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal tersebut menjadi mungkin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR...... ii UCAPAN TERIMA KASIH......... iii DAFTAR ISI...... iv DAFTAR TABEL...... v DAFTAR GAMBAR...... vi ABSTRAK...... vii BAB 1PENDAHULUAN... 9 1.1.Umum...

Lebih terperinci

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93721 niniaswad@gmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS Kevin Winata 1, Wong Foek Tjong 2 ABSTRAK : Proses perhitungan analisis dinamis dapat diselesaikan dengan bantuan program yang sudah ada,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data dan asumsi ang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Dimensi pelat lantai Dimensi pelat lantai ang dianalisa disajikan pada Tabel 4.1 berikut

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN: KESTABILAN SOLUSI NUMERIK SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL AKIBAT GEMPA DENGAN METODE NEWMARK (Studi Kasus: Menghitung Respons Bangunan Baja Satu Tingkat) Griebel H. Rompas Steenie E. Wallah, Reky S.

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu prosedur design yang disediakan untuk menentukan kriteria penerimaan manusia akibat getaran lantai, bervariasi sesuai dengan bahan yang digunakan dalam konstruksi lantai.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PONDASI MESIN GENERATOR SET PADA PABRIK NPK SUPER PT. PUPUK KALTIM BONTANG DENGAN PERHATIAN KHUSUS PADA PENGARUH KARET PEREDAM GETARAN

PERENCANAAN PONDASI MESIN GENERATOR SET PADA PABRIK NPK SUPER PT. PUPUK KALTIM BONTANG DENGAN PERHATIAN KHUSUS PADA PENGARUH KARET PEREDAM GETARAN TUGAS AKHIR (RC-1380) PERENCANAAN PONDASI MESIN GENERATOR SET PADA PABRIK NPK SUPER PT. PUPUK KALTIM BONTANG DENGAN PERHATIAN KHUSUS PADA PENGARUH KARET PEREDAM GETARAN OLEH: AFDIAN EKO WIBOWO NRP: 3104

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Balok tinggi adalah elemen struktur yang dibebani sama seperti balok biasa dimana besarnya beban yang signifikan dipikul pada sebuah tumpuan dengan gaya tekan yang menggabungkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Surat Pernyataan iv Kata Pengantar v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI xviii DAFTAR LAMPIRAN xxiii ABSTRAK xxiv ABSTRACT

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU TUGAS AKHIR DICKY ERISTA 06 0404 106 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA

ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Disusun oleh: SURYADI

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Christin Remayanti 1, I Made Bayu Arditya Widia 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil /

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PRATEGANG PADA KONSTRUKSI PELAT LANTAI DITINJAU DARI ASPEK DAYA LAYAN DAN PERILAKU DINAMIK SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PRATEGANG PADA KONSTRUKSI PELAT LANTAI DITINJAU DARI ASPEK DAYA LAYAN DAN PERILAKU DINAMIK SKRIPSI ANALISA PENGARUH PRATEGANG PADA KONSTRUKSI PELAT LANTAI DITINJAU DARI ASPEK DAYA LAYAN DAN PERILAKU DINAMIK SKRIPSI Oleh LUNGGUK PARLUHUTAN 1000860394 BINUS UNIVERSITY JAKARTA 2010 ANALISA PENGARUH PRATEGANG

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Rangka dengan Dinding Pengisi

Gambar 2.1 Rangka dengan Dinding Pengisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinding Pengisi 2.1.1 Definisi Dinding pengisi yang umumnya difungsikan sebagai penyekat, dinding eksterior, dan dinding yang terdapat pada sekeliling tangga dan elevator secara

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang I-1

I.1 Latar Belakang I-1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Berbagai jenis struktur, seperti terowongan, struktur atap stadion, struktur lepas pantai, maupun jembatan banyak dibentuk dengan menggunakan struktur shell silindris.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER

ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER Santi JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, Fax. 5300244santilim2601@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin tinggi suatu bangunan, aksi gaya

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan Fitriana Ariesta Dewi dan Ir. Yerri Susatio, MT Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv

DAFTAR ISI. i ii iii iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI Abstract Intisari i ii iii iv vi ix x xii xiii xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Cinthya Monalisa

Lebih terperinci

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON 03-2847-2002 DAN SNI GEMPA 03-1726-2002 Rinto D.S Nrp : 0021052 Pembimbing : Djoni Simanta,Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method Mata Kuliah : Analisis Struktur Kode : TSP 202 SKS : 3 SKS Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat menghitung reaksi perletakan pada struktur statis tak

Lebih terperinci

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG TUGAS AKHIR Oleh : Komang Haria Satriawan NIM : 1104105053 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 NPERNYATAAN Yang bertanda

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN Andri Handoko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH David Bambang H NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI 03-2847-2002 ps. 12.2.7.3 f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan BAB III A cv A tr b w d d b adalah luas bruto penampang beton yang

Lebih terperinci

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER Andi Algumari NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM Jurnal Sipil Statik Vol. No., Oktober (-) ISSN: - RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI SUMBU Norman Werias Alexander Supit M. D. J. Sumajouw, W. J. Tamboto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling utama mendukung beban luar serta berat sendirinya oleh momen dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. yang paling utama mendukung beban luar serta berat sendirinya oleh momen dan gaya BAB I PENDAHUUAN I.1. ATAR BEAKANG Dua hal utama yang dialami oleh suatu balok adalah kondisi tekan dan tarik yang antara lain karena adanya pengaruh lentur ataupun gaya lateral.balok adalah anggota struktur

Lebih terperinci

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Andina Prima Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 andina.putri@uta45jakarta.ac.id Cantya

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT 2.1 KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAN GEMPA Pada umumnya struktur gedung berlantai banyak harus kuat dan stabil terhadap berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua bagian utama dari bangunan, yaitu bagian struktur dan nonstruktur. Bagian struktur ialah bagian

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH Youfrie Roring Marthin D. J. Sumajouw, Servie O. Dapas Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA Novian 1), Andry Alim Lingga 2), Gatot Setya Budi 2) Abstrak Seiring dengan meningkatnya perkembangan pembangunan dan

Lebih terperinci

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom... DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Notasi... vii Daftar Lampiran... x Kata Pengantar... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2

Lebih terperinci

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 213 (593-62) ISSN: 2337-6732 PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Almey Lolo

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.

Lebih terperinci

Yogyakarta, Juni Penyusun

Yogyakarta, Juni Penyusun KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati serta puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kasih sayang-nya sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM Fikry Hamdi Harahap NRP : 0121040 Pembimbing : Ir. Ginardy Husada.,MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI...xiii DAFTAR GAMBAR... xxi DAFTAR TABEL... xxvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP PEMILIHAN JENIS STRUKTUR Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI UMUM Dalam bagian bab 4 (empat) ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap permasalahan yang telah dibahas pada bab 3 (tiga) di atas. Analisis akan

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA

PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA Berny Andreas Engelbert Rumimper S. E. Wallah, R. S. Windah, S. O. Dapas Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu dan sifatnya tidak berkelanjutan. Gempa bumi mempunyai kandungan frekuensi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan suatu kombinasi antara beton dan baja tulangan. Beton bertulang merupakan material yang kuat

Lebih terperinci

PEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN

PEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN PEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN Medianto NRP : 0321050 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450 PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN FEMA 450 Calvein Haryanto NRP : 0621054 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI 03-1726-2002 TUGAS AKHIR RICA AMELIA 050404014 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Mulai PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR Tahap Desain Data: Perhitungan Beban Mati Perhitungan Beban Hidup Perhitungan Beban Angin Perhitungan Beban Gempa Pengolahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Tahap Sarjana pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN 4.1 EKSENTRISITAS STRUKTUR Pada Tugas Akhir ini, semua model mempunyai bentuk yang simetris sehingga pusat kekakuan dan pusat massa yang ada berhimpit pada satu titik. Akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data teknis yang digunakan adalah data teknis dari struktur bangunan gedung Binus Square. Berikut adalah parameter dari komponen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Agus Krisnhawa Putra NIM : 1104105075 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan Fakhrurrazy Hieryco Manalip, Reky Stenly Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000 PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil (Studi Literatur)

Lebih terperinci

Talifatim Machfuroh 4

Talifatim Machfuroh 4 PENGARUH PENAMBAHAN DUAL DYNAMIC VIBRATION ABSORBER (DDVA)- DEPENDENT DALAM PEREDAMAN GETARAN PADA SISTEM UTAMA 2-DOF Talifatim Machfuroh 4 Abstrak: Suatu sistem yang beroperasi dapat mengalami getaran

Lebih terperinci

STUDI PROBABILITAS RESPON STRUKTUR DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI PROBABILITAS RESPON STRUKTUR DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI PROBABILITAS RESPON STRUKTUR DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA BUDIARTO NRP : 0421021 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA Alderman Tambos Budiarto Simanjuntak NRP : 0221016 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :

Lebih terperinci

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan

Lebih terperinci

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE Nama : Rani Wulansari NRP : 0221041 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR I Komang Muliartha NRP : 0021080 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR

DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR Rima Nurcahyanti NRP : 0421029 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng) FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN 11 PRAKATA ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI lii v vi ix xii xiii BAB I PENDAHULlAN 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat

Lebih terperinci

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Penyajian Materi Kode MK/ sks : 010-052214 / 2 sks Pertemuan ke : 1 (100 menit) B. Tujuan Instruksional Khusus () : 1. Mahasiswa mampu menggunakan matriks sebagai alat bantu untuk perhitungan statika struktur.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci