Bab 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Farida Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sindikasi secara Umum Jasa pemberian kredit oleh Bank merupakan salah satu jasa perbankan yang meemerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus bagi seorang bankir. Dalam pemberian kredit diperlukan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan analisis terhadap feasibility dan viability proyek yang akan dibiayai. Kredit Sindikasi mulai tumbuh di pasar modal di Amerika Serikat pada tahun 1950an, sedangkan evolusinya di pasar modal internasional di London terjadi baru kemudian yaitu pada tahun 1960an. Kredit Sindikasi di pasar internasional di London perkembangannya ditunjang oleh kenyataan bahwa kredit dapat diberikan dalam semua mata uang yang convertible, yang berbeda dengan pasar di Amerika Serikat di Wall Street, dimana kredit sindikasi diberikan hanya dalam mata uang dolar Amerika Serikat sekalipun penerima pinjaman adalah pihak asing. Dalam hal kredit Sindikasi diberikan dalam berbagai mata uang, yaitu yang biasa disebut multicurrency loans, dana disediakan tidak hanya dalam satu mata uang namun dalam beberapa mata uang sesuai dengan pilihan penerima pinjaman.
2 13 Hurn (tahun 1990) dalam bukunya Syndicated Loan (A Handbook For Banker and Borrower) memberikan definisi mengenai kredit sindikasi atau syndicated loan sebagai berikut : A syndicated loan is a loan made by two or more lending institutions, on similiar terms and conditions, using common documntation and administered by a common agent Definsi tersebut diatas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi. Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. Kedua, definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang akan diberikan berdasarkan syarat syarat dan ketentuan ketentuan yang sama bagi masing masing peserta sindikasi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan semua bank peserta sindikasi. Ketiga, definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama sama. Keempat, sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu agent yang sama bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing masing bank peserta dengan nasabah.
3 Sindikasi Perbankan di Indonesia Definisi Kredit Sindikasi di Indonesia Kredit Sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh dua atau lebih bank/lembaga pemberi pinjaman lainnya dengan persyaratan dan kondisi yang telah disepakati bersama antara kreditur dan debitur yang dituangkan dalam satu perjanjian kredit dan diadministrasikan oleh Agen Fasilitas. Kredit Sindikasi berbeda dengan Club Deal. Club Deal adalah kredit yang diberikan oleh dua atau lebih bank/lembaga pemberi pinjaman lainnya dengan persyaratan dan kondisi yang telah disepakati bersama antara kreditur dan debitur yang dituangkan dalam perjanjian kredit yang terpisah tetapi jaminan yang diberikan saling mengikat dalam satu perjanjian pengikatan jaminan (security sharing agreement). (Bab 2 mengatur pemberian Kredit Sindikasi karena pemberian kredit melalui mekanisme Club Deal pada dasarnya sama dengan kredit biasa) Peran Bank Nasional Peran Bank Nasional dalam pemberian Kredit Sindikasi adalah sebagai berikut. Arranger. Underwriter. Agent. Participant. (Peran di atas dapat dirangkap sesuai dengan kondisi pemberian kredit)
4 Arranger Apabila calon penerima kredit menerima offer tersebut, calon penerima kredit tersebut selanjutnya akan mengeluarkan mandate atau mandat, yaitu kewenangan yang diberikan oleh calon penerima kredit kepada bank atau sekelompok bank (bidding group of banks) untuk meng-arrange transaksi tersebut. Dalam tahap ini, bank atau bank bank tersebut disebut Arranger a Pengertian Arranger Jika Bank berperan sebagai Arranger, maka Bank tersebut bertindak sebagai koordinator yang bertanggung jawab dalam pengaturan kredit sindikasi mulai dari penerimaan Mandate Letter dari debitur sampai dengan penandatanganan perjanjian kredit (signing ceremony) b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Arranger Berikut ini tujuan Bank yang mengambil peran Arranger dalam suatu sindikasi. Memaksimalkan pendapatan perbankan (berupa arrangement Fee) dari pelepasan kredit sindikasi. Mengambil peran yang lebih besar dalam proses negosiasi syarat dan kondisi kredit (term and condition), pricing, struktur kredit, dan dokumentasi kredit.
5 c Tugas Arranger Tugas yang harus dilakukan oleh Arranger kredit sindikasi adalah sebagai berikut. Melakukan negosiasi dengan debitur dalam penentuan syarat dan kondisi kredit (term and condition), pricing, struktur kredit, dan dokumentasi kredit. Mencari para calon kreditur dan mengalokasikan porsi kredit ke masing-masing kreditur. Mengkoordinasikan proses pemberian kredit dari para calon kreditur ke debitur sampai dengan penandatanganan akad kredit d Risiko Arranger Risiko yang dihadapi oleh Bank sebagai Arranger adalah menurunnya reputasi Bank tersebut jika tidak berhasil menghimpun dana sejumlah yang diharapkan oleh debitur. Sebagai Arranger, Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya yakni sebagai berikut : Divisi Corporate Finance. Korporasi / Large Commercial Business. Divisi Hukum. Administrasi Kredit e Tugas Pokok Unit Sindikasi Arranger/Underwriter meliputi : 1. Mengembangkan hubungan baik (relationship) dengan Institusi / Lembaga Keuangan lain.
6 17 2. Menentukan strategi sindikasi (single step syndication / multiple step syndication, formasi manajemen, bank lain yang terkait, Underwriting Commitment, Target Hold & Sell Down) untuk setiap penjualan kredit sindikasi. 3. Memasarkan kredit sindikasi maupun produk jasa lainnya kepada perusahaan korporasi dan institusi / lembaga keuangan untuk ikut berpartisipasi dalam kredit sindikasi, antara lain : 4. Memberi masukan/informasi kepada Credit Management melalui Divisi Credit Aproval dalam hal analisa market liquidity, market appetite serta Global Underwriting Limits. 5. Mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan dalam penyusunan Indicative Term Sheet Offer Letter maupun Final Term Sheet. 6. Menyusun Syndication Timetable bersama Credit Management, Divisi Bisnis dan calon debitur. 7. Menyusun Info Memo bersama dengan calon debitur. 8. Melakukan launching kredit sindikasi, termasuk mencari kreditur/investor prospektif. 9. Mengajukan proposal pencapaian Target Sale Underwriting kepada VP / Direksi. 10. Mengajukan proposal penjualan unsold inventories pada harga pasar terendah saat jatuh tempo batas waktu penjualan (sell down) kepada VP / Direksi, apabila VP / Direksi tidak menyetujui perpanjangan selldown period.
7 Underwriter a Pengertian Underwriter Jika Bank berperan sebagai Underwriter, maka Bank tersebut bertindak sebagai pihak yang menjamin ketersediaan dana yang dibutuhkan oleh debitur sebesar jumlah yang dijamin dikurangi porsi terjual sampai dengan penandatanganan perjanjian kredit b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Underwriter Tujuan Bank mengambil peran sebagai Underwriter dalam suatu sindikasi adalah untuk memaksimalkan pendapatan Bank tersebut (berupa underwriting Fee) dari pelepasan kredit sindikasi c Risiko Underwriter Jenis risiko yang dihadapi oleh Bank bila bertindak sebagai Underwriter. Risiko karena debitur (borrower risk), berupa penurunan nilai jual kredit karena perubahan kredibilitas dan creditstanding debitur. Risiko karena pasar (market risk), berupa perubahan nilai jual kredit karena kondisi pasar (seperti kondisi ekonomi, politik, dan lainnya). Risiko di atas memungkinkan timbulnya Unsold Portion di perbankan. Apabila Bank akan menjual porsi tersebut untuk mencapai Target Sell Down, maka Bank tersebut akan mengalami kerugian finansial karena harus menjual porsi kredit tersebut secara diskon.
8 19 Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana Bank berperan sebagai Underwriter adalah sebagai berikut. Divisi Corporate Finance. Korporasi / Large Commercial Business. Divisi Hukum. Credit Approval Administrasi Kredit Agent a Pengertian Agent Jika Bank berperan sebagai Agent, maka Bank tersebut bertindak sebagai pihak yang mewakili dan mengatur kepentingan kreditur dalam pemberian kredit kepada debitur sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama. Meskipun Agent merupakan wakil dari kreditur, Agent harus tetap mempertahankan hubungan baik dengan debitur selama jangka waktu pemberian kredit sindikasi b Tujuan Bank Nasional berperan sebagai Agent Tujuan Bank mengambil peran sebagai Agent adalah sebagai berikut. Untuk memastikan bahwa pemberian kredit sindikasi berjalan sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Untuk memaksimalkan Fee base income Bank.
9 c Jenis Agent Dalam kredit sindikasi terdapat berperan sebagai: Agen Fasilitas (Facility Agent) Bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas administrasi sesuai perjanjian yang disepakati termasuk kegiatan penagihan pokok pinjaman dan bunga, pembebanan biaya, dan pendistribusian informasi/dokumen kepada pihak terkait (debitur, kreditur, dan pihak lainnya). Agen Jaminan (Security Agent) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengikatan jaminan dan dokumentasinya serta pengadministrasian jaminan tersebut sesuai dengan klausula yang tercantum dalam perjanjian yang disepakati. Agen Pengelola Rekening Penampungan (Escrow Account Agent) Bertanggung jawab atas pengelolaan rekening penampungan sesuai dengan klausula yang tercantum dalam perjanjian. Catatan Uraian tugas dan tanggung jawab Agen tergantung pada struktrur pembiayaan sindikasi dan kesepakatan di antara kreditur yang tertuang dalam Perjanjian Keagenan. Selain jenis agen di atas, dapat dikembangkan jenis agen lainnya sesuai kebutuhan.
10 21 Unit kerja yang teribat beserta tugasnya Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana Bank berperan sebagai Agen adalah sebagai berikut. Divisi Corporate Finance. Korporasi / Large Commercial Business. Divisi Hukum. Administrasi Kredit Participant a Pengertian Participant Jika Bank berperan sebagai Participant, maka Bank tersebut berpartisipasi dengan memberikan pinjaman dalam jumlah tertentu dari total kredit sindikasi yang akan disalurkan ke debitur. Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya Unit kerja yang terlibat beserta tugasnya dalam pemberian kredit sindikasi di mana Bank berperan sebagai Participant adalah sebagai berikut. Divisi Corporate Finance. Korporasi / Large Commercial Business. Divisi Hukum. Credit Approval Administrasi Kredit
11 Wewenang Umum yang berkaitan dengan Pemberian Kredit Sindikasi di Perbankan Indonesia jenis wewenang yang berkaitan dengan pemberian kredit sindikasi beserta pejabat pemutusnya. Wewenang untuk... Diputuskan oleh... memutuskan peran Bank A sebagai Arranger tanpa partisipasi memutuskan peran Bank A sebagai Arranger dengan partisipasi menentukan jumlah komitmen penjaminan (Underwriting Amount) dan nilai partisipasi kredit (Target Hold) perpanjangan sell down period menentukan penjualan komitmen penjaminan beserta harga jualnya menyetujui penjualan komitmen yang akan menyebabkan kerugian bagi Bank menyetujui exit strategy Menyetujui peran Bank sebagai Agen menentukan Fee yang akan dibebankan kepada debitur Vice President / Direktur Bank A yang membidangi bisnis korporasi pejabat pemutus kredit sesuai dengan wewenang memutus kredit yang dimiliki pejabat pemutus kredit sesuai wewenang memutus kredit yang dimiliki VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit pejabat yang pertama kali memutuskan kredit tersebut Direktur yang membidangi bisnis korporasi dan Direktur yang membidangi analisa risiko kredit Direktur yang membidangi bisnis korporasi VP / Direktur yang membidangi bisnis korporasi
12 Fee Kredit Sindikasi Jenis Fee yang dibebankan kepada debitur atas penyaluran kredit sindikasi. Jenis Fee Pengertiannya Ketentuan pembebanan *) Arrangement Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Arranger Underwriting Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Underwriter sehubungan dengan kesanggupannya untuk menyediakan dana dalam jumlah tertentu Participation Fee Commitment Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada bank yang bertindak sebagai Participant dalam kredit sindikasi Fee yang dibayar oleh debitur kepada bank anggota kredit sindikasi atas sejumlah dana yang tidak digunakan sampai dengan berakhirnya availiability period. Facility Agent Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen Fasilitas atas jasanya dalam pengadministrasian kredit sindikasi Security Agent Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen Jaminan atas jasanya dalam pengadministrasian jaminan kredit sindikasi. Dibebankan sekali di muka pada saat penandatangan perjanjian kredit atau tanggal lain yang disepakati Dibebankan sekali di muka pada saat penandatangan perjanjian kredit atau tanggal lain yang disepakati Dibebankan sekali di muka untuk medium dan long term loan atau setiap tahun (tiap tanggal tertentu) untuk short term loan. Dihitung berdasarkan jumlah komitmen yang tidak digunakan. Dibebankan pada bulan berikutnya (in-arrear) dengan periode tertentu. Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu). Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu).
13 24 Escrow Acount Agent Fee Fee yang dibayarkan oleh debitur kepada Agen atas jasanya dalam pengelolaan rekening penampungan Dibebankan setiap tahun (tiap tanggal tertentu). Catatan : Dalam kondisi tertentu pembebanan Fee kepada debitur bisa berbeda dari ketentuan di atas tergantung pada hasil negosiasi dengan debitur.
14 Istilah istilah dalam Kredit Sindikasi : Arrangement Fee Fee yang akan dibayar oleh debitur hanya kepada Arranger Bank dan hanya dipungut sekali. Bank A sebagai Arranger : Bank A sebagai pengatur dan koordinator kredit sindikasi bagi calon debitur. Bank A sebagai Underwriter : Bank A sebagai penjamin komitmen sindikasi atas jumlah tertentu. Commitment Fee Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada bank-bank anggota sindikasi atas sejumlah dana yang belum digunakan oleh debitur sampai dengan berakhirnya availability period. Commitment Letter : Surat kesanggupan investor untuk ikut serta dalam pemberian kredit sindikasi dengan nominal tertentu. Confidentiality Letter : Surat pernyataan kesanggupan dari bank/investor yang berminat untuk merahasiakan seluruh informasi mengenai calon debitur dan kredit yang akan diberikan.
15 26 Facility Fee Fee yang dibayar oleh debitur atas penyediaan kredit sindikasi tersebut kepada para penyedia dana. Facility Agency Fee Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada Facility Agent Bank untuk mengadministrasikan fasilitas kredit sindikasi. Fee ini dibayar tahunan. Front End Fee Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada seluruh bank (sesuai dengan fungsinya) sehubungan dengan peran bank-bank tersebut dalam kredit sindikasi. Fee ini dipungut hanya sekali dimuka. Indicative Term Sheet : Usulan syarat & kondisi pembiayaan kredit sindikasi yang disampaikan oleh arranger/lead manager kepada calon debitur yang hanya memuat hal-hal pokok, antara lain : - Jumlah & jenis fasilitas - Jangka waktu - Suku bunga & biaya administrasi - Jadwal pembayaran - Jaminan - Financial covenants.
16 27 Info Memo : Dokumen yang memuat rincian mengenai calon debitur serta pinjaman yang diberikan, seperti : - Jenis usaha - Sejarah perusahaan - Kondisi keuangan - Kondisi pasar - Prospek usaha - Latar belakang pemberian pinjaman sindikasi - Terms and conditions pinjaman sindikasi - Feasibility study atas proyek yang akan dibiayai Mandate Letter : Kewenangan yang diberikan oleh calon debitur kepada bank yang ditunjuk sebagai arranger untuk membentuk suatu sindikasi kredit yang terdiri dari bank-bank yang akan menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon debitur. Multiple Step Syndication Jenis sindikasi dimana bank setelah menerima mandat berdasarkan underwriting basis, membentuk sebuah management group atau sub-underwriting group untuk mengurangi underwriting commitments yang telah dijamin oleh arrangers / underwriters.
17 28 Participation Fee Fee yang dibayar oleh debitur kepada participant bank yang ikut dalam kredit sindikasi tersebut. Security Agency Fee Fee yang akan dibayar oleh debitur kepada Security Agent Bank untuk mengadministrasikan jaminan kredit sindikasi. Fee ini dibayar tahunan. Selldown Period : Target masa penjualan Underwriting Commitment, yaitu selama 90 hari sejak Underwriting Commitment Letter dikirim ke calon debitur. Single Step Syndication : Jenis sindikasi dimana bank atau beberapa bank yang telah diberikan mandat langsung melakukan proses sindikasi kepada pasar sindikasi tanpa membentuk sebuah management group atau sub-underwriting group terlebih dahulu. Syndication Time Table : jadwal pelepasan kredit sindikasi yang terdiri atas : Jenis pekerjaan yang harus dilakukan Penanggung jawab (Bank yang ditunjuk dan/atau calon debitur) dan; Kapan tugas tersebut harus selesai.
18 29 Target Hold : jumlah target partisipasi Bank tersebut dalam kredit sindikasi. Target Sale : Batas waktu perolehan Commitment Letter dari bank/investor yang berminat untuk berpartisipasi dalam kredit sindikasi dan/atau termasuk bagian dari Underwriting Commitment. Underwriting Commitment : Jumlah dana yang di-underwrite (dijamin ketersediaannya) oleh underwriter, dimana apabila ternyata tidak ada pihak lain yang berminat untuk berpartisipasi dalam penyediaan dana tersebut, maka underwriter harus membiayai sendiri penyediaan dana tersebut. Underwriting Commitment tersebut harus sudah dijual kepada bank/investor yang berminat sebelum Target Sale. Underwriting Fee Fee yang dibayar oleh debitur kepada underwriter sehubungan dengan kesanggupan underwriter tersebut menjamin ketersediaan dana bagi calon debitur. Unsold Inventories : Underwriting Commitment yang belum berhasil dijual kepada pihak ketiga/kreditur sampai dengan jatuh tempo sell down period.
19 Analisa Kredit Tujuan utama analisa kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan Bank Sindikasi Analisa Ratio dan Cash Flow (i) Current Ratio minimum 1,1 X (Current Ratio berarti perbandingan antara total aktiva lancar Debitur terhadap total pasiva lancar Debitur, yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia). Dimana Current Ratio termasuk didalam rasio likuiditas, dimana tujuan digunakannya pendekatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan jangka pendek perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan tersebut. Apabila hasil rasio tersebut dibawah 1,1 X, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut memiliki risiko likuiditas dalam periode jangka pendek. (ii) Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25 X (Debt Service Coverage Ratio berarti perbandingan antara (i) pendapatan operasional atau laba usaha sebelum dibebankan atau diperhitungkan dengan bunga, pajak dan
20 31 depresiasi serta amortisasi terhadap (ii) hutang pokok ditambah dengan bunga yang timbul dari kewajiban utang Debitur). Pendekatan ini dipakai perbankan untuk mengetahui berapa kemampuan perusahaan secara riil untuk membayar pokok dan bunga kewajiban hutang sesuai dengan yang telah ditentukan bersama. Semakin tinggi EBITDA akan semakin baik pula untuk perusahaan karena hal tersebut berarti perusahaan memiliki kemampuan bayar kewajiban semakin baik pula. (iii) Debt to Equity Ratio maksimum 2,0 X (Debt to Equity Ratio berarti perbandingan antara total kewajiban (liabilities) Debitur dikurangi pinjaman yang disubordinasikan (Subordinated Loan) terhadap total equity Debitur, yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia). Pendekatan ini dipakai perbankan untuk menganalisa berapa besar porsi hutang bank dibandingkan dengan modal yang disetor perusahaan. Pendekatan ini dipakai selain untuk mengetahui porsi hutang, juga dapat dipakai untuk mengetahui seberapa besar partisipasi / dukungan grup terhadap anak peruasahaannya ini (PT EI). (iv) Interest Service Coverage Ratio minimum 2,5 X (Interest Service Coverage Ratio berarti perbandingan antara (i) pendapatan operasional atau laba usaha sebelum dibebankan atau diperhitungkan dengan bunga,
21 32 pajak dan depresiasi serta amortisasi terhadap (ii) bunga yang timbul dari kewajiban utang Debitur). Pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar kemampuan perusahaan dalam mengembalikan kewajiban bunga setiap periodenya. Semakin besar EBITDA akan semakin baik karena hal tersebut dapat berarti kemampuan bayar kewajiban bunga perusahaan semakin baik atau perusahaan dapat memiliki confidence untuk meminta tambahan kewajiban baru lagi Agreement Loan Approach Merupakan Pendekatan dari sisi legal, karena semua tindakan Bank Sindikasi dan debitur harus tercermin didalam Perjanjian Kredit Secara Sindikasi selama dalam masa Fasilitas Bank. (Perjanjian Kredit secara Sindikasi terdapat dilampiran) The Component of a Company s Macroenvironment Thinking Strategically about a Company s Macro-Environment A company s macro-environment includes all relevant factors and influences outside its boundaries Pendekatan ini memperhitungkan semua relevansi eksternal yang dapat mempengaruhi arah perusahaan secara siginfikan Diagnosing a company s external situation involves assessing strategically important factors that have a bearing on the decisions a company s makes about its
22 33 Direction (Arah manajemen dalam membawa perusahaan) Objectives (Objektivitas perusahaan) Strategy (Strategi perusahaan dalam memposisikan diri) Business model (Model Bisnis yang diterpkan perusahaan dalam beradaptasi terhadap pengaruh luar) Requires that company managers scan the external environment to Identify potentially important external developments Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui potensi potensi perkembangan kondisi lapangan yang dapat mempengaruhi perusahaan Assess their impact and influence Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari perubahan / pengaruh eksternal. Adapt a company s direction and strategy as needed Pendekatan ini untuk mengetahui posisi peruashaan dalam beradaptasi terhadap perubahaan tersebut, dimana apakah perusahaan merespon secara aktif atau pasif. Serta dapat diketahui strategi yang diperlukan untuk menghadapi kondisi eksternal yang dapat merubah arah perusahaan Syndication Approach (Lihat 2.1 Sindikasi secara umum)
TUGAS MATA KULIAH H U K U M P E R B A N K A N
TUGAS MATA KULIAH H U K U M P E R B A N K A N Kredit Sindikasi O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2008 KREDIT SINDIKASI A. Pengertian Harus
Lebih terperinciKREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR
KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR A.A. Mirah Endraswari I Ketut Sudantra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Lembaga keuangan Bank merupakan suatu
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI
PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI A.A. Mirah Endraswari I Ketut Sudantra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Pemerintah mempunyai kewajiban membina perlindungan
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank
No. 10/ 46 /DInt Jakarta, 22 Desember 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Sehubungan dengan telah dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha dari suatu perusahaan maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan usaha dari suatu perusahaan maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pinjaman luar negeri
Lebih terperinciPinjaman Sindikasi Luar Negeri
Seri Kebanksentralan No. 20 Pinjaman Sindikasi Luar Negeri Kusumaningtuti S.S. Felicia V.I. Barus Deasy Ariyanti Seri Kebanksentralan ini diterbitkan oleh: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri lagi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan manusia. Oleh karena itu di perlukanlah
Lebih terperinci2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2015 KEMENKEU. Jaminan Pemerintah. Infrastruktur. Pinjaman Langsung. Lembaga Keuangan Internasional. BUMN. Pelaksanaan. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPerjanjian Pemberian Kredit Secara Sindikasi No. XX tanggal XX/XX/XXXX. beberapa pasal yang berhubungan dengan Case Study ini akan diinformasikan
Perjanjian Pemberian Kredit Secara Sindikasi No. XX tanggal XX/XX/XXXX Berhubung informasi yang terdapat pada Perjanjian Kredit juga adalah dasar untuk mendasari rancangan penyelesaian permasalahan pokok
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi dan Aktivitas Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap
BAB II LANDASAN TEORI Mengingat kegiatan usaha bank banyak melibatkan masyarakat luas, dan kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian baik dalam arti positif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciAsset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza
Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Manajemen Likuiditas Pengertian likuiditas: Kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan perlu adanya kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitas perusahaan perlu adanya kebijakan perusahaan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan dan analisa mengenai sumber modal maupun jenis modal
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2. Bapak Minaldi Loeis Raharso selaku Deam Bina Nusantara Business School.
ABSTRAK PT. EI merupakan salah satu pabrik pengolahan baja yang berada di Indonesia, perusahaan ini adalah perusahaan Multi National Company dari India yang memiliki cabang perusahaan di Indonesia yakni
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Pembiayaan Bisnis Perusahaan
Pembiayaan Bisnis Perusahaan Hukum Bisnis, Sesi 5 Latar Belakang Dalam memulai sebuah bisnis, faktor utama yang diperlukan adalah modal sebagai harta (uang, barang, atau surat berharga) yang dapat dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /SEOJK.03/2016
Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /SEOJK.03/2016 TENTANG FITUR KONVERSI MENJADI SAHAM BIASA ATAU WRITE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Strategi Sekuritisasi Aset pada Piutang Pembiayaan Konsumen Seperti telah diuraikan maka salah satu aset yang memungkinkan untuk disekuritisasi oleh Perseroan adalah piutang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,
Lebih terperinciBAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN
BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian
Lebih terperinciPendanaan Jangka Pendek
Modul ke: Pendanaan Jangka Pendek Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id The Balance-Sheet Model of the Firm Keputusan Capital Budgeting Current Assets
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/21/PBI/2001 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/21/PBI/2001 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat memprihatinkan karena telah mengakibatkan sendi-sendi dan potensi ekonomi mengalami
Lebih terperinciAfiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris
Lebih terperinciKUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR
LAMPIRAN I PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR PEDOMAN STANDAR KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK PERKREDITAN
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pinjaman luar negeri merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
Lebih terperinciCAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :
1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH...
a b DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH... 2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
Lebih terperinciKodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Tim Penyusun
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS CHAPTER 18 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCE MANAGEMENT)
PENGANTAR BISNIS CHAPTER 18 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCE MANAGEMENT) CHAPTER 18 FINANCIAL MANANGEMT I. The Role of Finance & Financial Managers Finance : Fungsi di dalam kegiatan bisnis (perusahaan) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan seiring dengan perubahan yang semakin cepat pada perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari
Lebih terperinciNo. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA
No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciKamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia
Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.
BAB II PROSES BISNIS Untuk menggambarkan proses bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk., perlu dipahami ketentuan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah melalui Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5929 KEUANGAN OJK. Bank. Modal. Kewajiban. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 188). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat
Lebih terperinciAktivitas Ekonomi Tanpa Bank
Manajemen Dana Bank Aktivitas Ekonomi Tanpa Bank Dengan Peran Perbankan Investasi Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Tabungan Pilihan Investor Dlm Investasi / Pendanaan Pemilik Dana Pemilik Dana menerima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan di Indonesia merupakan hal yang sangat penting terutama dalam meningkatkan aktivitas perekonomian negara. Lembaga keuangan khususnya perbankan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan
Lebih terperinciAnalisa Rasio Keuangan
1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,
Lebih terperinciPenyempurnaan atas PBI No.16/20/PBI/2014
Pokok-pokok Penyempurnaan atas No.16/20//2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian hatian dalam Pengelolaan ULN Korporasi Nonbank No No.16/20//2014 1 Batas (threshold) selisih negatif antara dan Aset
Lebih terperinciPERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/1/PADG/2018 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/1/PADG/2018 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
BAB 5 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan perusahaan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan, pengendalian, perolehan serta pendistribusian asset-aset keuangan perusahaan. Aktivitas yag dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciSESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL
SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan
Lebih terperinciNo. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri
No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/21/PBI/2012
Lebih terperinciKamus Istilah Pasar Modal
Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan ( Financial Management ), atau dalam literature lain di sebut pembelanjaan, adalah segala aktivitas perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan
Lebih terperinciakan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis membutuhkan sejumlah dana sebagai modal. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan
Lebih terperinciPengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)
Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menciptakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/22/PBI/2014 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DAN PELAPORAN KEGIATAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan pertumbuhan pembangunan, masalah kebutuhan. tidak dapat dipisahkan dengan kesinambungan pembangunan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian, perdagangan dalam dan luar negeri, investasi-investasi modal nasional dan penanaman modal asing, telah mengakibatkan semakin
Lebih terperinciAde Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan
Lebih terperinciPASAR MODAL.
PASAR MODAL http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Pengertian 1 Tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek 2 Pasar Modal adalah pasar kongkret atau abstrak yang mempertemukan
Lebih terperinciTANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21
TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI
Lebih terperinci-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum. Konvensional. Jangka Pendek. Likuiditas. Pinjaman. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 82) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan, sebagaimana manusia, pada mulanya adalah kecil, berkembang dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi sukses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara
Lebih terperincimenyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang
TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya
Lebih terperinci[JURNAL ECOBISMA] Vol. 1 No. 2 Juni 2014 ANALISIS LIKUIDITAS BANK MANDIRI TAHUN Oleh
ANALISIS LIKUIDITAS BANK MANDIRI TAHUN 2009-2013 Oleh Yuniman Zebua Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Labuhanbatu ABSTRAK Likuiditas Bank Mandiri merupakan kemampuan Bank Mandiri dalam memenuhi
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Internasional Batam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL ANALYSISI) Analisis Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinci