BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, dan sebagainya. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya (Ginting, 2007). Limbah cair adalah limbah berbentuk cairan atau berada dalam fasa cair. Limbah tersebut dapat berasal dari industri, rumah tangga, dan sebagainya. Limbah cair industri bersumber dari industri yang dalam prosesnya menggunakan air. Dalam limbah cair, terkandung zat-zat pencemar dengan konsentrasi tertentu yang akan mempengaruhi kualitas air. Zat-zat pencemar tersebut dapat berupa zat organik maupun zat anorganik. Limbah cair memiliki dampak negatif bagi lingkungan karena adanya kandungan zat-zat yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan kehidupan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya. 2.2 Karakteristik Limbah Karakteristik limbah cair dapat diketahui menurut sifat fisika, kimia, dan biologi. Studi karakteristik limbah perlu dilakukan agar dapat dipahami karakteristik-karakteristiknya dan sejauh mana tingkat pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh limbah tersebut terhadap lingkungan (Ginting, 2007) Sifat Fisika Sifat fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan kandungan padatan, alkalinitas, kekeruhan, warna, bau, dan suhu. 4

2 Bab II Tinjauan Pustaka 5 Padatan Zat padat pada limbah diklasifikasikan secara umum menjadi padatan terlarut dan padatan tersuspensi. Jenis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat organik dan anorganik tergantung dari sumber limbahnya. Kekeruhan Kekeruhan merupakan ukuran sifat transmisi cahaya pada air. Sifat ini dapat dilihat dengan mata secara langsung tanpa adanya alat bantu. Pengukuran kekeruhan didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang dipancarkan dari suatu sampel terhadap intensitas cahaya yang dipancarkan dari larutan standar pada kondisi yang sama. Adanya partikel koloid dalam air menyebabkan terabsorbsinya cahaya sehingga mencegah transmisi cahaya. Bau Bau dapat terbentuk karena dekomposisi material organik atau senyawasenyawa yang terkandung pada air limbah. Selain itu, juga dapat berasal dari gas hasil penguraian zat anorganik yang mengandung belerang atau senyawa sulfat dalam kondisi kurang oksigen dan terjadi proses anaerob. Dengan kondisi anaerob maka kehidupan biota air terganggu karena tidak adanya suplai oksigen. Suhu Suhu merupakan parameter yang sangat penting karena pengaruhnya terhadap reaksi kimia dan kecepatan reaksi dan juga kelangsungan kehidupan biota air. Suhu limbah yang terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan biota badan penerima limbah. Pada suhu tinggi pengentalan cairan berkurang dan mengurangi sedimentasi. Selain itu, tingkat zat oksidasi lebih besar pada suhu tinggi dan pembusukan jarang terjadi pada suhu rendah. Warna Warna dalam air dapat disebabkan adanya material asing seperti mineralmineral alam, tumbuhan, dan organisme air. Permasalahan dari adanya warna pada air adalah tidak sedap dipandang. Selain itu, warna dalam air

3 Bab II Tinjauan Pustaka 6 akan menyerap oksigen terlarut dan juga bersifat sebagai racun (Dewi, 2010) Sifat Kimia Karakterisik kimia pada limbah cair ditentukan oleh nilai Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan kandungan logam-logam berat. Selain itu, karakteristik kimia pada limbah cair adalah keasaman, alkalinitas, oksigen terlarut, dan sebagainya. Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD adalah kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat-zat organik yang terdapat dalam air. Semakin tinggi nilai BOD, semakin sulit bagi makhluk air yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Chemical Oxygen Demand (COD) COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat baik organik maupun anorganik secara kimia. Reaksi COD dilakukan terhadap zat organik dengan bantuan oksidator kuat (misal : K 2 Cr 2 O 7 ). Metoda pengukuran nilai COD sering dipergunakan ketika dalam limbah cair terdapat logam-logam tertentu, sehingga pengukuran menggunakan BOD tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya. Metoda pengukuran dengan COD memiliki waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metoda pengukuran BOD. Keasaman Pada industri kimia, keasaman merupakan variabel yang menentukan, mulai dari pengolahan bahan baku, menentukan kualitas produksi yang diharapkan hingga pengendalian limbah industri agar dapat mencegah pencemaran pada lingkungan. Keasaman air limbah diukur dari ph. ph menunjukkan banyaknya ion H + yang terdapat pada air limbah. ph limbah yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada biota air dan lingkungan di daerah pembuangan limbah tersebut.

4 Bab II Tinjauan Pustaka 7 Alkalinitas Alkalinitas didefinisikan sebagai kapasitas air dalam menerima proton. Selain itu, alkalinitas juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan air untuk menetralisir asam. Karakteristik ini, berfungsi sebagai buffer yang menstabilkan dan mencegah adanya fluktuasi ph pada air. Alkalinitas dalam air dipengaruhi oleh adanya senyawa karbonat, garam-garam hidroksida, kalsium, magnesium, dan natrium yang terkandung pada air. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut menunjukkan adanya kehidupan pada air. Selain itu, oksigen terlarut mempengaruhi kemampuan air untuk memulihkan diri secara alami. Semakin tinggi nilai oksigen terlarut, semakin baik kualitas airnya untuk kehidupan. Kurangnya oksigen dalam air dapat mengakibatkan kondisi kurang oksigen atau anaerob. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian bagi sebagian besar makhluk hidup pada air (Dewi, 2010). Kandungan-Kandungan Lain Selain beberapa hal yang telah disebutkan, ada beberapa karakteristik kimia pada air yaitu kandungan metan, lemak dan minyak, klorida, dan fosfat Sifat Biologi Sifat biologi dipengaruhi mikroorganisme yang terkandung dalam air. Parameter biologi sangat penting dalam penentuan kualitas air terutama untuk air minum. Jenis mikroorganisme sangat bervariasi yaitu dapat berupa sel tunggal, bebas, ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses seperti metabolisme, tumbuh, dan bereproduksi (Dewi, 2010). 2.3 Chemical Oxygen Demand (COD) Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat baik organik maupun anorganik secara kimia

5 Bab II Tinjauan Pustaka 8 (Nurhasanah,2009). Nilai COD menyatakan konsentrasi senyawa organik yang dapat dioksidasi oleh oksidator kuat dalam suasana asam. Tingginya nilai COD akan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut pada air. Hal tersebut dikarenakan dengan nilai COD yang tinggi, dibutuhkan jumlah oksigen yang banyak untuk mengoksidasi zat-zat organik pada air. Berkurangnya oksigen terlarut akan menyebabkan kematian pada biota air sehingga merusak ekosistem yang terdapat di dalamnya. Pengukuran nilai COD biasanya dilakukan pada air limbah industri atau perairan yang terkontaminasi. COD diukur dengan cara menginkubasi sampel air dengan senyawa oksidan kuat. Selama penentuan COD, hampir seluruh senyawa organik teroksidasi menjadi karbon dioksida dan air. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik menjadi karbon dioksida, amonia, dan air diperlihatkan oleh persamaan: C n H a O b N c + O 2 nco 2 + H 2 O + cnh 3 (1) Persamaan 1 tidak menghitung nilai kebutuhan oksigen yang disebabkan oleh oksidasi amonia menjadi senyawa nitrat. Persamaan oksidasi amoniak menjadi nitrat adalah sebagai berikut. NH 3 + 2O 2 NO H 3 O +..(2) Senyawa oksidan berperan dalam penguraian zat-zat organik. Biasanya senyawa oksidan yang digunakan adalah kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ). Dikromat tidak mengoksidasi amonia menjadi nitrat sehingga reaksi pembentukan nitrat tersebut dapat diabaikan. Pengukuran COD dilakukan pada kondisi asam dan panas sehingga dalam prosesnya diberi tambahan asam pekat, yaitu asam sulfat (H 2 SO 4 ). Oksidasi terhadap senyawa organik oleh kalium dikromat akan mengikuti persamaan berikut ini : 2- C n H a O b N c + Cr 2 O 7 + H + CO 2 + H 2 O + NH Cr 3+.(3)

6 Bab II Tinjauan Pustaka 9 Umumnya digunakan larutan kalium dikromat 0,25 N dalam penentuan COD, meskipun untuk sampel dengan nilai COD di bawah 50 mg/l digunakan konsentrasi kalium dikromat yang lebih rendah. Karena COD mengukur kebutuhan oksigen dari senyawa organik pada sampel air, diharuskan tidak ada material organik dari luar yang tidak sengaja terhitung pada sampel air yang diukur. Untuk itu, diperlukan larutan blanko dalam penentuan COD. Blanko dibuat dengan menambahkan semua reagen (misalnya asam dan oksidan) pada aquadest dan digunakan untuk dibandingkan dengam sampel air. Nilai kebutuhan oksigen pada blanko dikurangi dari nilai COD pada sampel air untuk memastikan pengukuran yang sebenarnya dari material organik. Reaksi oksidasi menggunakan senyawa oksidan tersebut memerlukan pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag 2 SO 4 ) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan ada unsur chloride yang dapat mengganggu reaksi, maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut (Wardhana, 1995). Chloride dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium dikromat sesuai dengan reaksi berikut ini : 6Cl - + Cr 2 O H + 3Cl 2 + 2Cr H 2 O...(4) Dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO 4 ) pada sampel, sebelum penambahan reagen lainnya. Ion merkuri bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai dengan reaksi dibawah ini : Hg Cl - HgCl 2.(5) Dengan adanya ion Hg 2+ ini, konsentrasi ion Cl - menjadi sangat kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organik dalam uji COD.

7 Bab II Tinjauan Pustaka 10 Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K 2 Cr 2 O 7 masih harus tersisa sesudah direfluks. K 2 Cr 2 O 7 yang tersisa di dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K 2 Cr 2 O 7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro aluminium (FAS), dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut : 6 Fe 2+ + Cr 2 O H + 6Fe Cr H 2 O..(6) Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat (kalium dikromat/k 2 Cr 2 O 7 ) dalam suasana asam. Dengan menggunakan kalium dikromat sebagai oksidator, diperkirakan 95 persen hingga 100 persen bahan organik dapat dioksidasi (Effendi, 2003). 2.4 Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limbah cair bertujuan untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair agar limbah menjadi tidak membahayakan bagi lingkungan. Pengolahan tersebut dapat dilakukan secara fisika, kimia, maupun biologi. Unit pengolahan secara fisika merupakan metoda pengolahan dimana diaplikasikan proses fisik seperti penyaringan, pencampuran, flokulasi, sedimentasi, pengapungan, filtrasi, dan transfer gas. Unit pengolahan secara kimia merupakan metoda pengolahan dimana penyisihan atau konversi kontaminan terjadi karena penambahan bahan kimia dan melewati reaksi kimia seperti presipitasi, adsorpsi, dan disenfeksi. Sedangkan unit proses biologi merupakan metoda pengolahan dimana kontaminan disisihkan melalui aktivitas biologi yang ditujukan untuk menghilangkan substansi organik biodegradable dalam limbah cair (Metcalf & Eddy,2004).

8 Bab II Tinjauan Pustaka Sistem Pengolahan Air Limbah PT. Asia Pacific Fibers, Tbk Gambar 2.1. Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah PT Asia Pacific Fibers Tbk Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Asia Pacific Fibers, Tbk terdapat 3 unit utama yaitu unit anoksik, unit aerasi, dan unit klarifikasi. Sistem pengolahan limbah pada pabrik tersebut menggunakan sistem lumpur aktif. Air limbah berasal dari plant PTA dan plant polimer. Limbah yang berasal dari plant PTA dialirkan langsung menuju unit anoksik untuk diolah, sedangkan limbah dari plant polimer dimasukkan dalam unit yang disebut dengan dump tank. Dump tank berguna untuk menyimpan limbah dari plant polimer karena limbah tersebut memiliki nilai COD yang tinggi. Air limbah yang mengalir ke IPAL diterima oleh unit anoksik. Anoksik seharusnya merupakan tangki tempat terjadinya proses denitrifikasi yang berguna untuk menghilangkan nitrogen pada air limbah, tetapi pada kenyataannya di PT. Asia Pacific Fibers, Tbk unit ini digunakan sebagai unit ekualisasi air limbah. Pada tangki anoksik, terjadi proses hidrolisa. Limbah yang masuk ke unit anoksik mengandung padatan produk, sehingga dilakukan pengadukan di unit tersebut agar padatan tersebut tidak mengendap. Selain dilakukan pengadukan, pada unit anoksik terdapat zona yang disebut splitter box. Pada zona tersebut dilakukan penambahan filter water yang berguna untuk menurunkan nilai Chemical Oxygen Demand (COD). Penurunan

9 Bab II Tinjauan Pustaka 12 dilakukan agar nilai COD yang masuk ke unit selanjutnya yaitu unit aerasi berada pada standar yang ditentukan. Nilai standar COD yang ditetapkan PT. Asia Pacific Fibers, Tbk untuk unit aerasi A adalah kurang dari 6000 ppm. Selain penambahan filter water, pada splitter box juga terkadang dilakukan penambahan natrium hidroksida (NaOH) jika nilai ph air limbah yang masuk ke unit anoksik terlalu rendah. Air limbah yang telah diproses di unit anoksik kemudian dialirkan ke unit aerasi A. Pada unit ini dimulai pengolahan dengan sistem lumpur aktif. Agar bakteri memiliki oksigen yang cukup untuk mendekomposisi materi organik, maka air limbah dikontakkan dengan udara menggunakan bantuan aerator. Aerator akan membantu menambah kadar oksigen terlarut dalam air limbah. Oksigen terlarut harus memiliki nilai yang cukup untuk menjamin berlangsungnya proses biologis dalam kondisi aerob pada unit tersebut. Lumpur yang telah tercampur dengan air limbah pada aerasi A kemudian diendapkan di unit selanjutnya yaitu unit klarifikasi. PT. Asia Pacific Fibers, Tbk memiliki tiga unit klarifikasi. Unit klarifikasi yang digunakan untuk air limbah dari unit aerasi A adalah unit klarifikasi 1 dan 2. Pada unit ini lumpur akan mengendap ke dasar tangki klarifikasi. Dengan adanya bantuan alat penyapu mekanis (scrapper), lumpur yang mengendap akan terkumpul di bagian tengah dasar tangki. Lumpur kemudian dipompakan kembali ke unit aerasi A sebagai Return Activated Sludge (RAS). Overflow dari unit klarifikasi kemudian dialirkan ke unit aerasi B. Sama halnya dengan unit aerasi A, pada unit aerasi B ini dilakukan pengontakkan dengan udara melalui bantuan aerator. Perbedaan unit aerasi A dengan unit aerasi B terdapat pada parameter nilai COD-nya. Pada unit aerasi B nilai COD jauh lebih rendah daripada unit aerasi A. Hasil pengolahan pada unit ini dialirkan ke unit klarifikasi 3. Pada unit tersebut dilakukan pengendapan lumpur yang masih terbawa dalam air limbah. Lumpur kemudian dipompakan kembali ke unit aerasi B sebagai RAS.

10 Bab II Tinjauan Pustaka 13 Dari unit klarifikasi 3, overflow-nya akan dialirkan ke monitoring box (MB). Pada monitoring box dilakukan analisa air limbah apakah sudah sesuai baku mutu yang ditetapkan atau tidak. Jika karakteristik limbah sudah sesuai baku mutu maka limbah akan dibuang ke badan penerima air, sedangkan jika belum sesuai baku mutu, air limbah akan dipompakan kembali ke unit aerasi A untuk diproses ulang (Sumber : IPAL PT Asia Pacific Fibers, Tbk). 2.6 Pengenceran Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pengenceran diterapkan pada suatu senyawa dengan cara menambahkan pelarut yang bersifat netral. Penambahan pelarut tersebut akan mengakibatkan turunnya kadar kepekatan dari senyawa yang diencerkan (Brady, 1999) Macam-Macam Pelarut Pelarut yang digunakan dalam proses pengenceran biasanya bersifat netral. Berikut beberapa pelarut yang biasa digunakan : a. Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O (satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu oksigen) dan memiliki sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fasa zair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Sekitar 71% dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air jumlahnya relatif konstan air tidak diam. Air bersirkulasi akibat pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Dari siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang

11 Bab II Tinjauan Pustaka 14 dapat pula diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumbersumber air tersebut adalah (i) air permukaan yang merupakan air sungai dan danau (ii) air tanah yang tergantung kedalamnnya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam (iii) air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju (Situmorang, 2007). b. Air Reverse Osmosis (RO) Air RO adalah air yang lebih bersih dibanding air biasa yang diproses secara umum. Dengan sistem bio magnetized yaitu sistem penyaringan air limbah menjadi air murni kembali dipesawat ruang angkasa maka air yang dihasilkan sangat layak untuk dikonsumsi dengan Total Dissolved Solid (TDS) kurang dari 10 ppm sesuai standar World Health Organization (WHO) yang terbebas dari partikel dan zat berbahaya lainnya, seperti klorin, arsenik, kromium, kadmium, klor, natrium, phospat, nitrat, kuprum, air raksa, bakteri, kuman, virus, bau busuk, racun perusak, racun serangga, endapan, zat pewarna, zat pengawet, dan lain-lain. Air RO dihasilkan dengan proses penyaringan air melalui 5 tahap,yaitu : 1. Filter Sedimen Filter yang terbuat dari serat karbon 5 mikron yang berfungsi untuk menyaring partikel berbahaya seperti kapur, lumpur, endapan, zat polutan, karet, dan lain-lain. 2. Filter Pra Karbon Filter yang berfungsi untuk menyerap bahan organik, warna, spora, jamur, bahan karsinogen dan sebagainya. 3. Filter Karbon Perak Filter yang berfungsi dapat mencegah terjadinya pembiakan bakteri, kuman, virus sisa bau, sisa gas dan zat pencemar lainnya yang tidak diperlukan tubuh manusia. 4. Filter Bio Magnetized

12 Bab II Tinjauan Pustaka 15 Filter yang berfungsi memperkecil kelompok molekul air sehingga dapat meningkatkan kandungan oksigen dalam molekul air yaitu tiga kali lipat dari air biasa. 5. Filter Membran Reverse Osmosis Filter yang berfungsi untuk menyaring partikel berbahaya dalam molekul air seperti arsenik, karbon, logam berat, dan lain-lain. c. Air Suling Air suling adalah air yang telah mengalami proses pemurnian dari senyawa pengotor, seperti logam berat dan lain-lain. Air suling didapatkan melalui proses distilasi (Fernandez,2009). d. Filter Water Filter water adalah air yang digunakan untuk keperluan pabrik. Pada PT. Asia Pacific Fibers, Tbk. Sarana untuk mengolah air baku menjadi filter water adalah : Cascade Aerator Cascade aerator adalah tempat terjadinya proses oksidasi atau pencampuran air dan udara. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bau dengan menurunkan kandungan gas-gas terlarut seperti CO 2, H 2 S, dan NH 3 dengan penambahan kadar O 2. Sebelum masuk ke dalam cascade aerator ditambahkan aluminium oksida (Al 2 O 3 cair) sebagai koagulan, sehingga terbentuk mikroflok. Sedimentation Basin Sedimentation basin digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi pada air sungai dengan cara pengendapan. Mixing Channel Penambahan polyelectrolyte (PE) sebagai flokulan dan lime (kapur) untuk menaikkan nilai ph jika diperlukan. Flokulator

13 Bab II Tinjauan Pustaka 16 Penambahan gas klorin sebagai desinfektan pada proses flokulasi. Flok-flok yang mengendap akan dibuang melalui drain chamber, sedangkan flok-flok yang terbawa akan dialirkan ke tube settler untuk diendapkan. Tube Settler Pada tube settler terdapat lamela yang berfungsi untuk menarik flokflok yang terbawa dari flokulator, sehingga air menjadi bersih. Sludge yang terdapat pada tube settler akan dibuang secara periodik ke drain chamber. Gravity Filter Gravity filter berfungsi untuk menyaring flok-flok yang tidak terendapkan pada proses sebelumnya. Media penyaring pada gravity filter adalah karbon aktif, pasir, dan batu. Terdapat Back Wash Pump yang digunakan pada proses back wash untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada permukaan gravity filter (Sumber : Departemen Utilitas PT. Asia Pacific Fibers,Tbk) Pembuangan dengan Pengenceran Pembuangan dengan pengenceran adalah metode sederhana pembuangan air limbah ke badan air seperti sungai, danau, laut, atau muara sungai. Hal ini mengakibatkan pencemaran pada badan penerima air. Tingkat polusi tergantung pada volume dan komposisi air limbah yang dibandingkan dengan volume dan kualitas air yang bercampur. Ketika volume dan kandungan organik air limbah lebih kecil jika dibandingkan dengan volume air penerima, maka oksigen terlarut yang terdapat dalam air masih tersedia cukup banyak untuk proses dekomposisi aerobik padatan organik dalam air limbah. Efek dari pembuangan dengan cara mengencerkan air yang tidak diolah ke badan penerima limbah adalah adanya nutrien-nutrien yang berlebihan dalam air contohnya fosfor dan nitrogen. Kehadiran nutrisi yang berlebihan tersebut dapat merangsang pertumbuhan tanaman air seperti ganggang untuk tumbuh. Jika

14 Bab II Tinjauan Pustaka 17 tanaman tersebut terlalu banyak, maka oksigen terlarut dalam air akan berkurang dan menyebabkan biota air yang lain tidak dapat hidup yang kemudian akan mengarah ke rusaknya ekosistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Air Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan

Lebih terperinci

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pencemaran 2.1.1. Pencemaran lingkungan Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya Topik : Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya Tujuan : 1. Mahasiswa memahami sumber-sumber dan macam-macam limbah cair 2. Mahasiswa memahami karakteristik limbah cair 3. Mahasiswa memahami teknologi pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teluk Lampung Propinsi Lampung memiliki wilayah yang hampir seluruhnya berbatasan dengan pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat sunda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Limbah Laboratorium Limbah laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sisa analisis COD ( Chemical Oxygen Demand). Limbah sisa analisis COD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusai dan makhluk hidup lainnya, serta sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016: Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016: 45-50 48 MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 1, Februari 2016 Studi Perencanaan Sistem Pengolahan Limbah RSUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5. BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)  HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri 11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air tanpa air tidak ada kehidupan. Kebutuhan air menyangkut dua hal: (1) air untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum. Selain itu, air juga diperlukan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum. Selain itu, air juga diperlukan untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga perempat dari bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup

Lebih terperinci

Karakteristik Air Limbah

Karakteristik Air Limbah Karakteristik Air Limbah Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D. Program Studi Teknik Kimia FTI Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung Email: tjandra@che.itb.ac.id Fisik Karakteristik Air

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN II. TUJUAN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan oksigen kimia 3. Untuk mengoksidasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA بسم هللا الرحمن الرحيم TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA Tugas Pengolahan Limbah dan Sampah David Aprilansyah Kurniawaty (1205015060) Siti Khodijah Fahrizal Teknik Pengolahan Limbah Cair

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI Pendahuluan PENCEMARAN AIR masuknya atau dimasukkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Pada dasarnya air dapat dibedakan menjadi dua yaitu air laut yang asin dan air tawar yang terdapat di darat. Keduanyapun merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI Deskripsi singkat Setiap proses industri yang menghasilkan produk dan limbah baik dalam bentuk padat dan cair. Limbah pabrik dapat berupa senyawa organik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS 12.1. Pendahuluan Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi, kwalitas lingkungan hidup juga menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.

TINJAUAN PUSTAKA II. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Lumpur Water Treatment Plant Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang dari aktifitas manusia maupun proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, membersihkan berbagai macam alat, dan lain sebagainya. Air tersebut akan mengalami pencemaran.

Lebih terperinci

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: Metcalf & Eddy: kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman, membuat masyarakat terpacu memberikan kontribusi untuk membangun. Pembangunan yang terjadi tidak hanya dari satu sektor, tetapi banyak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molekul Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya,

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

Karakteristik Limbah Ternak

Karakteristik Limbah Ternak Fakultas Peternakan UNHAS Karakteristik Limbah Ternak Dr.Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P 2014 J l. P e r i n t i s K e m e r d e k a a n K m. 1 0 M a k a s s a r KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.

Lebih terperinci