BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN
|
|
- Hengki Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN 4.1 KONSEP PENDEKATAN Konsep Makro Cultural Center Sebagai Pelestari Budaya Dayak Budaya Dayak yang semakin hari semakin memudar. Globalisasi menciptakan modernisasi sehingga menghasilkan multikulturalisme dalam kehidupa masyarakat. Generasi muda sekarang sudah mulai tidak tertarik dengan kebudayaan sendiri. Lalu apa yang akan terjadi jika tidak ada upaya pelestarian tersebut. Tujuan dari Dayak Borneo Cultural Center adalah upaya dalam melestarikan kebudayaan Dayak dan menjadikan masyarakat umum khusunya pemuda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya sendiri. Fasilitas kultural ini menyuguhkan budaya sebagai pameran utama. Pengadaan cultural center berperan sebagai subjek yang menghubungkan objek (masyarakat) untuk menyentuh kembali budaya mereka sebagai bentuk meningkatkan kepedulian terhadap budaya sendiri Cultural Center Sebagai Sarana Edukatif Terpadu Masa Kini Pendidikan budaya tidak harus sebatas didapat dari pendidikan formal berupa sekolah. Pendidikan budaya juga dapat diberikan kepada institusi pendidikan non-formal yang lebih memberi pesan yang mendalam dengan cara interaksi pelajar kepada objeknya secara langsung. Dayak Borneo Cultural Center sebagai salah satu pendukung dikembangkannya sarana edukatif non-formal kepada masyarakat dengan tetap berpegang kepada 4 pilar pendidikan abad Cultural Center Sebagai Center of Excellence di Borneo Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Provinsi Kalimantan Timur ditunjuk sebagai Center of Excellence (CoE) dalam informasi kebudayaan Borneo. Sebuah bentuk partisipatif pemerintah terhadap pelestarian 90
2 kebudayaan yang ada di Borneo untuk dijadikan sebagai satu kesatuan informasi terpadu, lengkap, dan global dalam satu tempat. Keberagaman budaya Borneo yang merupakan budaya suku Dayak telah mengalami gunjang-ganjing yang luar biasa oleh peradaban dunia. Cultural center diharapkan mampu mewadahi kehidupan mereka, merangkul tradisi mereka, agar tidak tertelan pahitnya peradaban sekarang ini. CoE sebagai langkah awal dalam mempelajari kebudayaan Dayak secara global dengan sentuhan teknologi yang menyertainya Cultural Center Sebagai Pemersatu Antar Bangsa Kebudayaan Dayak tersebar di seluruh penjuru Borneo termasuk melintasi wilayah administratif tiga negara di Borneo. Sebagai pemersatu bangsa, budaya merupakan kata kunci dalam menyatukan kebudayaan Dayak yang berlatar belakang sama, namun terhalang oleh bedanya ideologi dari negara-negara tersebut. Identitas Dayak merupakan identitas bangsa yang akan dikenal tidak hanya sebagai identitas Indonesia saja, melainkan identitas Brunei dan Malaysia juga. Cultural center dapat merangkum dan memberi pengalaman budaya Dayak kepada budaya Dayak lain, kepada masyarakat, dan kepada kita sebagai generasi pewaris kebudayaan lokal. Sebuah diplomasi budaya yang akan menjadi ikon baru bagi kesejahteraan masyarakat adat di Borneo Konsep Mikro Teater Kehidupan (theatre of life) Cultural center sebagai teater yang memajang kehidupan keberagaman suku Dayak di penjuru Borneo. Mempertontonkan kehidupan sesungguhnya budaya Dayak, seperti apa, dan bagaimana jika kita terlibat di dalamya. Sebagai pertunjukan kehidupan sehari-hari yang dilihatkan dalam cultural center, maka kita sebagai penikmat akan ikut ke dalam kehidupan sosial tersebut sama seperti kita menjalani kehidupan kita sehari-hari Cultural center Sebagai A Nursery of Living Thoughts 91
3 Sebagaimana sebuah museum mampu menjadi saksi bisu keberadaan kebudayaan mereka nantinya. Fungsi mendengarkan dan menyerap apa yang dilihatnya dan dirasakan untuk disimpan dalam sebuah pikiran untuk tetap diingat terus. Cultural center juga dapat menjadi rumah bagi pemeliharaan pikiran-pikiran yang tetap hidup. Pemikiran hidup ini sebagai saksi yang mampu memberikan gambaran dan pencerahan bagi khalayak umum Ruang Interaktif: Dialog Interaksi (Kembali) Manusia dan Budaya Interaktif sebagai bentuk hasil dari interaksi atau hubungan timbal balik. Interaktif diterapkan sebagai sarana dalam mengenali suatu budaya karena pada dasarnya budaya juga berasal dari interaksi antar manusia serta lingkungannya. Jika sesuatu yang interaktif terkait dengan sesuatu yang canggih, teknologi, namun di sini bagaimana interaktif dapat mempertemukan kembali manusia dengan budaya yang di mana selama ini pemikiran budaya adalah sesuatu yang primitif dengan arsitektur sebagai medianya Arsitektur dan Interaktif Cultural center merupakan suatu tipologi fungsi yang terdiri dari beberapa tipologi. Sebagian akan mengatakan bahwa cultural center ini nantinya akan menjadi membosankan, tidak menarik, dan terkesan kuno. Perancangan dengan pendekatan interaktif merupakan suatu alternatif dalam menarik perhatian masyarakat umum untuk melihat-melihat peninggalan suatu budaya. Pada pemikiran ini adalah mengaitkan antara wadah (arsitektur) ke dalam suasana interaktif yang tidak seperti interaktif lain yang hanya berpaku pada teknologi dan keunikan, meski ini sedikit ada pengaruh nantinya. 4.2 KONSEP PERANCANGAN INTERAKTIF Penjelasan pada penulisan ini adalah mengenai konsep-konsep apa yang akan diterapkan dalam Dayak Borneo Cultural Center berdasarkan preseden-preseden terpilih sebagai acuan nantinya dalam mendesain ruang-ruang tersebut Konsep Ruang Dalam 92
4 Sebagai ruang yang memberikan berbagai jenis pengalaman kepada pengunjung dan merupakan ruang inti bagi pengunjung Dayak Borneo Cultural Center. Sebagai ruang inti, sangat dibutuhkan perancangan yang mampu memberikan informasi yang ingin disampaikan. Sebuah rute perjalanan menuju galeri seni akan menentukan pemahaman pengujung akan materi di dalam cultural center. Disini berusaha menguatkan pendekatan secara interaktif bagi pengunjung agar mereka mendapatkan pengalaman ruang yang berbeda dengan tipologi yang lain karena keinteraktifan pola, susunan atau tatanan ruang di dalamnya. Gambar 4.1 Suasana ruang dalam yang diinginkan (Sumber: Edited.jpg diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) Gambar 4.2 Suasana ruang dalam yang simple tapi bermakna by Sou Fujimoto (Sumber: diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) 93
5 Gambar 4.3 Suasana ruang dalam untuk pameran (Sumber: diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) Konsep Ruang Luar Konsep ruang luar adalah memberikan pengalaman ruang dari sisi luar sebelum memasuki ruang dalam. Biasanya pengaturan lanskap menjadi tatanan utama dalam perancangan interaktif. Pada Dayak Borneo Cultural Center ini, ruang luar merupakan ruang dengan filosofi kehidupan alam dan lingkungan (sesuai dengan filosofi suku Dayak) serta ruang publik baru yang lebih menginteraksikan antar manusia. Gambar 4.4 Ekspektasi ruang luar dengan preseden Museum of Wood Tadao Ando (Sumberhttps://en.wikiarquitectura.com/images/thumb/d/d6/00mad.jpg/420px-00mad.jpg diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) Ruang Dalam dan Ruang Luar 94
6 Ruang antara disini merupakan suatu desain yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan suasana ruang luar ke dalam dan sebaliknya. Sebuah bentuk interaksi yang ingin ditunjukkan antara manusia dengan alam sekitarnya. Penghubung ini dapat digunakan juga sebagai penghawaan dan pencahayaan alami yang masuk ke bangunan. Gambar 4.5 Adanya void yang menghubungkan ruang dalam dan luar by SANAA (Sumber: pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) Bangunan Sebagai Lanskap Pada perancangan Dayak Borneo Cultural Center (DBCC), konsep yang digunakan adalah bagaimana bangunan menjadi sebuah lanskap utama bagi ikon suatu daerah serta ikon budaya setempat. Hal ini menggambarkan bagaimana arsitektur interaktif berpengaruh terhadap penataan massa bangunan. Gambar 4.6 Bangunan yang menjadi lanskap by SANAA (Sumber: pada tanggal 20 Januari 2016 pukul WIB) 95
7 Gambar 4.7 History of Lugo Museum bangunan sebagai lanskap (Sumber: pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Fasad Interaktif Sesuatu bangunan interaktif dapat dikatakan dengan bentuk yang unik dan serta mampu menginteraksikan pengguna dengan lingkungan sekitar. Dalam hal ini, fasad interaktif sangat perlu sebagai penanda bangunan tersebut memiliki kedekatan interaktif dari segi arsitektur dan menarik untuk dikunjungi. Fasad ini apa terbentuk dari permainan pada fasad atau pada massa. Gambar 4.8 fasad yang kinetik (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Ruang Pameran 96
8 Konsep ruang pameran adalah bagaimana penataan ruang pada DBCC ini menjadi ruang yang interaktif dengan menata agar pengunjung dapat langsung berinteraksi dengan pelaku seni di dalamnya secara langsung. Konsep etnoklopedia sebagai gambaran latar belakang dapat menjadi suatu ide desain yang ditata interaktif seperti pada buku ensiklopedia namun secara nyata. Gambar 4.9 dinding pameran dengan motif khas (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Gambar 4.10 Interior pameran dengan material alami untuk memberikan kesan natural (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Gambar 4.11 Display pameran dengan konsep introduction image (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) 97
9 Gambar 4.12 Display pameran dengan konsep etnoklopedia (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Sirkulasi Sirkulasi interaktif adalah sirkulasi yang ditata dengan cara yang unik dan berbeda dengan penataan yang linera pada umumnya. Biasanya penataan sirkulasi berupa radial atau zig-zag maupun acak. Gambar 4.13 Konsep suasana penataan sirkulasi (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) 98
10 Gambar 4.14 Konsep suasana penataan sirkulasi 2 (Sumber: MUSEUM-site-plan.jpg diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Massa Konsep massa dipenulisan ini ditetapkan apakah sebuah cultural center ini akan berupa satu massa tunggal atau beberapa massa (kawasan) atau justru gabungan dari semuanya Gambar 4.15 Konsep massa tunggal (Sumber: pada tanggal 05 Desember 2015 pukul 1.57 WIB) 99
11 Gambar 4.16 Konsep massa banyak (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Lanskap Konsep lanskap pada perancangan Dayak Borneo Cultural Center ini akan menggunakan lanskap berupa, lanskap hutan rimbun beserta vegetasi lainnya sebagai bentuk cerminan akan kehidupan masyarakat Dayak terhadap hutan Gambar 4.17 Konsep lanskap pada Tokachi Millenium Forest (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Pembagian Ruang Pembagian ruang pada perancangan Dayak Borneo Cultural Center ini adalah membagi massa menjadi pada lantai dasar rencana akan diisi dengan pameran dalam ruangan, toko, retail, dan café atau resto. Untuk lantai di atasnya diperuntukkan bagi kelas-kelas, ruang workshop, ruang seni, dan ruang 100
12 perpustakaan. Untuk lantai paling atas adalah untuk auditorium, kantor, dan ruang film/video. Gambar 4.18 Diagram pembagian ruang (Sumber: diakses pada tanggal 05 Desember 2015 pukul WIB) Konsep Programatik Tabel 4.1 Perkiraan kebutuhan ruang Nama Ruang Standar Kapasitas Jumlah Total (m 2 ) (m 2 ) Ruang Pameran Loket tiket 1.5/orang Lobby dan hall 1.5/orang
13 Ruang informasi 1.5/orang Display area Panggung budaya 3/orang Lavatory 1.5/orang Ruang ME Total sirkulasi 40% Ruang Edukasi Ruang workshop 2/orang Gudang workshop 1 30 Display workshop 2/orang Kelas bahasa 1.5/orang Kelas seni tari 1.5/orang Kelas musik 1.5/orang Ruang pertemuan 2/orang Perpustakaan 2/orang Lavatory 1.5/orang Total Sirkulasi (20%) Kantor Kantor kepala 2/orang Kantor arsip 2/orang Kantor pengelolaan barang 2/orang Ruang rapat 2/orang Gudang arsip 1 50 lavatory 1.5/orang Total Sirkulasi (20%) Servis Ruang karyawan 2/orang Ruang keamanan 2/orang Ruang ME Gudang 1 20 Janitor 1.5/orang Pantry 1.5/orang Gudang Loading dock 5x Lavatory 1.5/orang Total Sirkulasi (20%)
14 Fasilitas lain Auditorium Amphitheater outdoor 1.5/orang Mushola 1.5/orang Tempat wudhu 1.5/orang Gift shop 2/orang Café 3/orang Total Sirkulasi (20%) Parkir Parkir mobil 2x Parkir motor 1x Total Sirkulasi (35%) 810 Luas bangunan Lanskap 40% Total Keseluruhan (Sumber: Analisis penulis, 2016) Konsep Sistem Bangunan Sistem keseluruhan pada bangunan adalah menggunakan material-material seperti beton, kayu, dan kaca. Penggunaan beton dipakai sebagai sistem struktur serta fasad bangunan karena beton memiliki sifat yang fleksibel dan ketahanan. Kayu digunakan sebagai elemen yang menonjolkan budaya masyarakat Dayak yang notabene berhubungan dengan alam khususnya hutan. Kaca digunakan sebagai pencitraan akan kemegahan dan perpaduan dengan dua material tadi untuk menciptakan kontemporer bangunan cultural center Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan material lain seperti baja, aluminium, dll untuk memberikan kesan dinamis dan mampu memberikan kesan interaktif pada bangunan jika dipadukan dengan ketiga material diatas. 103
15 Gambar 4.19 Ilustrasi pemilihan bahan (Sumber: Analisis penulis, 2016) Gambar 4.20 Ilustrasi keterkaitan antar material (Sumber: Analisis penulis, 2016 Tadao Ando) Konsep Kegiatan Gambar 4.21 Alur pemikiran penulis mengenai hubungan tipologi, programatik dan kegiatan (Sumber: Analisis penulis, 2016) 104
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Seni Musik Blues di Kota Malang ini menggunakan konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu tersebut dengan memasukkan tiap
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciGambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.
Lebih terperinciTEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG
TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Makro Youth Business Park sebagai Pusat bisnis Industri Kreatif di Yogyakarta Youth Business Park sebagai alternatif tipologi area komersil yang baru, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PROYEK
BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciBAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia tidak terhitung nilainya, mulai dari suku, bahasa, tarian, nyayian,
Lebih terperinciBAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang
BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan
BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan konsep High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan yang mengedepankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciREDESAIN TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI PUSAT KONVENSI DAN PAMERAN DI KOTA SURAKARTA
REDESAIN TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI PUSAT KONVENSI DAN PAMERAN DI KOTA SURAKARTA Oleh : Riki Ariianto, Eddy Darmawan, Bambang Suyono Taman Budaya Sriwedari dulu merupakan fenomena wisata budaya di Surakarta,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi
Lebih terperinci5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung
5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung
Lebih terperinci3.2 Analisis Studi Kasus Analisis Transformasi Budaya Satu Tungku Tiga Batu ke dalam Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan Analisis Tapak.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii PERNYATAAN.. iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. vii DAFTAR DIAGRAM. viii DAFTAR GAMBAR. ix BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, museum-museum baik di Indonesia maupun di dunia telah mengalami suatu perkembangan. Museum tidak lagi ingin disebut sebagai gudang tempat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan
Lebih terperinciS K E M A T I K D E S A I N
5 18.60 4 3 2 28.50 6 11.50 LIFT PENGUNJUNG 1 A ARSIP LOADING DOCK NAIK 08.60 7 8 11.20 11.00 ±0.00 KURATOR MANAGER KARYAWAN 09.70 ADMINISTRASI KARYAWAN KARYAWAN CCTV ROOM G TATA USAHA SECURITY OFFICE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, dengan kata lain terdapat banyak
Lebih terperinciMereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Asmat adalah suku terbesar di Irian Jaya yang terkenal dengan seni pahatan kayunya. Uniknya, ketika mereka membuat ukiran tersebut, mereka tidak membuat sketsa
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciMUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
Lebih terperincimereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada periode itu anak belajar banyak mengenai segala hal. Proses pembelajaran bisa dimulai
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA III.1 INTERPRETASI TEMA Urban yang berarti kota sering diinterpretasikan sebagai ruang tempat berbagai aktifitas manusia berlangsung dengan hiruk pikuknya. Tempat dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang MAIN ENTRANCE INFORMASI HALL / LOBBY FREE FUNCTION ROOM COFEE SHOP PERPUSTAKAAN TOILET PAMERAN AMPLETHEATRE PENERIMAAN ENTRANCE PENYIMPANAN
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia dan Eksistensi Kehidupan Alam Rimba di Dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia dan Eksistensi Kehidupan Alam Rimba di Dalamnya Gambar 1.1 Pulau Borneo secara keseluruhan (Sumber: http://www.expedition-borneo.co.uk/wp-content/uploads/2015/05/borneo.jpg
Lebih terperinciPENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA
PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA Neni Nurul Rosalina 1, Hari Yuliarso 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciMUSEUM BUDAYA DI NIAS
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BUDAYA DI NIAS TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tema dan gaya sebuah hotel menjadi aspek yang membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lainnya. Tema merupakan titik berangkat proses perancangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciFasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda
JURNAL edimensi ARSITEKTUR, Vol : 1 No. 2 (2013) 225-232 225 Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda Penulis : Ivan Sulisthio dan Esti Asih Nurdiah Program Studi Arsitektur, Universitas
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciINPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng
INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning
Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciMUSEUM GAMELAN DAN TEMPAT PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL DI BANTUL
PROPOSAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM GAMELAN DAN TEMPAT PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL DI BANTUL TUGAS AKHIR PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DISUSUN
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM
BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM 5.1. Konsep Perancangan Umum Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan beragam budaya dan seni. Dari Yogyakarta lahir para seniman-seniman dan arsitek-arsitek handal yang menjadi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciMUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG
MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG Oleh : Anisa Yuanita Damayanti, Djoko Indrosaptono, Dhanoe Iswanto Kota Semarang yang merupakan sebuah ibukota Provinsi di Jawa Tengah adalah sebuah kota yang tengah tumbuh
Lebih terperinci4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK. Tabel V.1 Program Ruang
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel V.1 Program Ruang No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Jumlah Luas (m 2 ) A Fasilitas Konvensi
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari Atletik, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari atletik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciU N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A ABSTRAK
ABSTRAK Batik merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang sudah diakui keasliannya. Pengakuan tersebut menyebabkan batik terus berkembang di dunia fashion Indonesia. Batik menunjukkan eksistensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul Museum : Lembaga yang bersifat tetap, diusahakan untuk kepentingan Umum, dengan tujuan untuk memelihara, menyelidiki dan memperbanyak pada umumnya, dan pada khususnya
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Museum Batik Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan museum sebagai fasilitas untuk memamerkan dan mengedukasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN
a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor
Lebih terperinciTAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN VI. 1. Konsep Peruangan VI. 1. 1. Kebutuhan dan Besaran Ruang Berdasarkan analisis pelaku dan kegiatan didapatkan tabel kebutuhan ruang seperti dibawah ini: Zona
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciMUSEUM KEBUDAYAAN DI KOTA KUDUS
TUGAS AKHIR DAFT Periode 138/60 Februari Juni 2017 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM KEBUDAYAAN DI KOTA KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN NEO VERNAKULAR Diajukan Oleh : Arlina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciZona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.
6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala
Lebih terperinciSTANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.
PENGENALAN OBJEK STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG DIAGRAM PROGRAM RUANG Malang IT Center adalah suatu obyek arsitektur yang terdiri dari suatu kompleks pertokoan atau perdagangan IT dan elektronik (IT and
Lebih terperinciBAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket
BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall
Lebih terperinci