BAB I PENDAHULUAN Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia dan Eksistensi Kehidupan Alam Rimba di Dalamnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia dan Eksistensi Kehidupan Alam Rimba di Dalamnya"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia dan Eksistensi Kehidupan Alam Rimba di Dalamnya Gambar 1.1 Pulau Borneo secara keseluruhan (Sumber: diakses 25 Nopember 2015 pukul WIB) Borneo merupakan pulau yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa dengan cakupan seluas km 2 dengan populasi mencapai 18 juta penduduk di dalamnya menempatkan Borneo sebagai salah satu pulau terbesar di dunia yang kini berada di peringkat ketiga dunia 1. Pulau Borneo terbagi atas tiga wilayah administratif negara yang meliputi 73% wilayah Negara Indonesia, 26% wilayah Negara Malaysia, dan 1% wilayah Negara Brunei Darussalam. Negara Indonesia memiliki 5 provinsi yang berada di wilayah pulau Borneo meliputi Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Utara. Negara Malaysia memiliki dua negara bagian di wilayah pulau Borneo meliputi Negara Bagian Sabah 1 Peringkat pertama ditempati oleh pulau Greenland (Denmark) dan peingkat kedua ditempati oleh pulau Papua ( 10 Pulau Terbesar di Dunia, Ilmu Pengetahuan Umum, diakses dari pada tanggal 24 Nopember 2015 pukul WIB) 1

2 dan Negara Bagian Sarawak. Negara Brunei Darussalam memiliki empat distrik di dalam pulau Borneo meliputi Distrik Belait, Distrik Brunei dan Muara, Distrik Temburong, dan Distrik Tutong. Gambar 1.2 Pembagian administrasi wilayah di pulau Borneo (Sumber: mes.svg/2000px-borneo2_map_english_names.svg.png diakses 25 Nopember 2015 pukul WIB) Borneo dikenal populer sebagai kawasan hijau dengan tutupan wilayah berupa hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis di Borneo merupakan salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia yang memegang peran penting bagi kehidupan dunia sebagai paru-paru bumi. Popularitasnya sebagai wilayah hutan yang luas membuat sebagian masyarakat ada yang beranggapan bahwa Borneo sebagai kawasan rimba yang liar, belum terjamah, dan penuh misteri. Namun, dibalik semua spekulasi tersebut, Borneo menyimpan sejuta eksotisme kehidupan alam rimba yang sesungguhnya. Sebuah teater kehidupan yang menyuguhkan pertunjukan antara keunikan satwa, warisan budaya, kekayaan alam, serta bentangan geografis dalam satu panggung utama. Bentangan alam di pulau Borneo tidak hanya sebatas berupa hutan hujan tropis namun terdapat juga dataran-dataran tinggi serta sungai-sungai panjang yang membelah pulau ini, sehingga ada sebuah julukan untuk pulau Borneo sebagai Pulau Seribu Sungai karena banyaknya sungai yang mengalir di dalamnya. Borneo juga terkenal sebagai pusat keanekaragaman hayati terpenting di dunia. Tempat hidup bagi flora dan fauna endemik pulau tropis yang meliputi 13 spesies primata, 350 lebih spesies burung, 150 reptil dan amfibi dan spesies 2

3 tanaman 2. Pulau ini juga merupakan satu-satunya tempat di bumi di mana gajah, orang utan, dan badak dapat hidup berdampingan dalam statusnya sebagai hewan terancam punah 3. Satwa lainnya yang juga masuk pada kategori yang sama yang hidup di pulau ini seperti burung enggang, pesut, macam tutul, beruang madu, dan owa semuanya hidup berdampingan dalam satu hutan. Gambar 1.3 Salah satu bentang alam Borneo berupa sungai (Sumber: Heart of Borneo di Indonesia WWF-Indonesia Didik Surjanto, hal.2-3) Dayak: The People of Heart of Borneo Terbentang di antara pegunungan, sungai-sungai, serta hutan-hutan tropis belantara, terdapat sebuah komunitas masyarakat pribumi yang telah menghuni pulau ini sejak lama dengan adat istiadat dan kebudayaan yang beragam berdasarkan kondisi geografis yang ditempati. Masyarakat pribumi ini dikenal sebagai suku Dayak. Pada dahulunya mereka hidup dalam satu kesatuan, namun seiring perkembangan zaman dan modernisasi di Borneo mengakibatkan mereka terpecah-terpecah dan menyebar di seluruh pelosok pulau. Mereka merupakan salah satu aktor penggerak kehidupan di Jantung Borneo atau Heart of Borneo 4. Jayl Langub, seorang tokoh masyarakat adat di Heart of Borneo dan Board of trustee WWF-Malaysia memberikan gambaran mengenai Suku Dayak yang mendiami Heart of Borneo sebagai berikut: 2 WWF Global, Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia, Masyarakat di Heart of Borneo, 2013, hlm Bersama dengan pulau Sumatera menjadikannya sebagai tempat pelestarian orang utan, gajak dan badak (WWF Global, Borneo: Pulau Terbesar Ketiga di Dunia, Masyarakat di Heart of Borneo, 2013, hlm. 4.) 4 Istilah Heart of Borneo sebenarnya merupakan istilah mengenai inisiatif tiga negara di Borneo, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam untuk mengelola kawasan hutan tropis dataran tinggi Borneo yang didasarkan pada prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan. 3

4 Di dalam kawasan Heart of Borneo, sebuah istilah baru untuk daerah yang melintasi batas-batas administrasi tiga negara, Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia, tinggal berbagai kelompok etnis. Banyak dari mereka yang memiliki masa lalu di dalamnya, pindah dan hidup di sepanjang sisi sungai, hutan dan pegunungan. Mereka telah memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan sesuai tradisi dan kearifan mereka. Mereka percaya bahwa mereka adalah penjaga tanah dan hutan untuk anak-anak dan cucu-cucu mereka. Identitas, seni dan hasil karya, serta penghidupan dan sistem kepercayaan mereka berasal dari alam yang merupakan bagian hidup mereka. Mereka menggunakan seluruh pengetahuan mereka untuk bertani dan mengelola sumber daya alam dengan membuka sepetak lahan, menanam padi, sayuran dan tanaman lain kemudian kembali bertani di lahan yang sama setelah bertahuntahun meninggalkan lahan tersebut kosong tidak ditanami. Hutan dengan cepat memperbarui kembali lahan-lahan tersebut dengan spesies tanaman sekunder yang membutuhkan sinar matahari dan bertahun-tahun kemudian digarap kembali untuk bertani 5. Ini merupakan sebuah bukti yang menyoroti kehidupan masyarakat adat suku Dayak yang menjalin hubungan erat dengan hutan Borneo. Segala bentuk penghidupan dan sistem kepercayaan yang berkembang selaras dengan hutan sejak dahulu kala 6. Sebuah suara yang memberikan wawasan kepada masyarakat luas mengenai kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan rasa cinta terhadap tanah mereka yang telah mereka jaga dan berlanjut dari generasi ke generasi. Gambar 1.4 Ibu suku Dayak menggendong bayi (Sumber: /people/ diakses pada 28 Nopember 2015 pukul WIB) 5 WWF Global, Kata Pengantar, Masyarakat di Heart of Borneo, 2013, hlm Ibid., Kata Sambutan, ibid., hlm. 2. 4

5 Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2010 mencatat bahwa jumlah penduduk suku Dayak di Indonesia mencapai jiwa yang tersebar dalam 268 sub suku Dayak di seluruh Indonesia. Hal ini menjadikan Suku Dayak berada pada peringkat 17 di Indonesia sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak serta peringkat kedua suku terbanyak di pulau Kalimantan setelah suku Banjar dengan presentase 1,27%. Di wilayah negara Malaysia, suku Dayak memiliki jumlah populasi mencapai jiwa yang tersebar dari wilayah Sabah hingga Sarawak. Untuk wilayah Brunei Darussalam, jumlah populasi suku Dayak hanya mencapai jiwa saja 8. Sehingga, pada tahun 2010 total populasi penduduk suku Dayak di seluruh Borneo mencapai 6,9 juta jiwa dan menjadi populasi terbesar yang berada di pulau Borneo Terombang-ambingnya Suku Dayak Pada Masa Kini Pada dasarnya masyarakat suku Dayak merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat mereka yang sudah ditanamkan sejak zaman nenek moyang mereka. Simbiosis dengan alam merupakan suatu hal yang menciptakan kebudayaan mereka dan menjadi nilai-nilai lokal masyarakat tersebut. Nilai-nilai lokal ini merupakan sebuah pandangan hidup dan pandangan tentang dunia bagi suku Dayak yang kemudian akan terus dijaga dan akan tetap berlanjut hingga generasi-generasi berikutnya. Zaman telah berkembang dengan pesat. Pertukaran informasi dengan mudah dan cepatnya merambat keseluruh elemen masyarakat. Hal ini menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat suku Dayak. Sebuah masa-masa krusial yang harus dirasakan oleh masyarakat adat ini. Sebagai contoh banyak para pendatang yang berangsurangsur mulai menjamah pulau Borneo serta menetap dan berbaur dengan masyarakat lokal di sana dengan membawa kebudayaan dari tempat asal mereka. Dampak dari ini memunculkan dua sisi masyarakat Dayak. Pertama adalah masyarakat Dayak yang masih tetap memegang teguh kebudayaan mereka dan menjaganya agar tidak berbaur dengan kebudayaan pendatang memutuskan untuk 7 Badan Pusat Statistik Nasional, Kewarganegraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010, 2011, hlm Negara Brunei Darussalam sangat ketat dengan doktrin keislamannya yang berpengaruh besar terhadap kebebasan mengaktualisasikan kebudayaannya sebagai jati dirinya (Anonim, Sekilas Gambaran Dayak Kini, diunggah tanggal 04 Desember 2013 pukul WIB, diakses dari dayak.org/berita-sekilas-gambaran-dayakkini.html#ixzz3slk55chd, pada tanggal 27 Nopember 2015 pukul WIB) 5

6 menyusup lebih ke dalam rimba hutan. Kedua masyarakat Dayak yang menerima kebudayaan ini dan berbaur dengan para pendatang tersebut. Hal ini menjadi satu contoh bahwa dengan perkembangan zaman yang semakin modern telah mengubah suatu komunitas yang awalnya satu kesatuan menjadi terpencarterpencar. Sebuah isu global yang saat ini telah melanda masyarakat dunia dan tidak bisa dihindarkan keberadaannya. Globalisasi menjadi tren utama isu dunia saat ini dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Globalisasi telah menciptakan modernisasi dalam berbagai aspek. Tidak ketinggalan peristiwa ini telah menjamah hingga ke dalam rimbunnya pulau Borneo. Cukup drastis jika melihat globalisasi dan modernisasi telah mengikis eksistensi kebudayaan suku Dayak hingga memudarkan rasa bangga akan budaya sendiri. Sebuah jurnal menyatakan bahwa hampir sebagian generasi muda Dayak mengalami penurunan pengetahuan adat yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi yang merambahi media massa. Tak jarang banyak tidak mengetahui adat istiadatnya bahkan jati dirinya sendiri 9. Dalam konteks ini memunculkan persoalan mengenai bagaimana memelihara kekuatan integratif kebudayaan Dayak dalam rangka modernisasi melalui berbagai kegiatan pembangunan yang mau tidak mau menimbulkan konfilk atau keterkejutan budaya (culture shock) pada masyarakat Dayak 10. Demikian adanya kekhawatiran mendasar yang menganggap modernisasi pada akhirnya akan memudarkan eksistensi suku Dayak dari pribumi Borneo. Kekhawatiran ini berlanjut dengan lambat laun akan memudarkan generasi muda akan budaya dan asal usul mereka, siapa mereka dan jati diri mereka Provinsi Kalimantan Timur Sebagai Pusat Kebudayaan Borneo (Center of Excellence) 9 Anonim, Sekilas Gambaran Dayak Kini, diunggah 04 Desember 2013 pukul WIB, diakses dari pada tanggal 27 Nopember 2015 pukul WIB 10 Roedy Haryo Widjono AMZ, Komunitas Dayak di Borneo Terombang-ambing Diterjang Gelombang Peradaban, Kompasiana, diunggah 26 Pebruari 2013 pukul WIB, diperbarui 24 Juni 2015 pukul WIB, diakses dari pada tanggal 21 Nopember 2015 pukul WIB 6

7 Gambar 1.5 Peta provinsi yang ditunjuk sebagai Center of Excellence oleh Perpusnas (Sumber: LOGO2.JPG diakses pada 29 Nopember 2015 pukul WIB) Indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke, dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga provinsi Papua yang diikuti 32 provinsi lainnya, tersebar di seluruh kepulauan luas Indonesia, menciptakan keberagaman budaya yang beragam. Berangkat dari kebhinnekaan bangsa Indonesia sebagai latar belakang bangsa yang kaya akan berbagai jenis kekayaan budaya daerah yang beragam, adat, tradisi, kesenian, serta kearifan lokal dari masing-masing daerah. Sebagai masyarakat Indonesia yang berbudaya, budaya lokal di seluruh Indonesia ini patut dilestarikan dan dipelihara dengan baik sebagai suatu modal dalam pembangunan dan pengembangan kebudayaan nasional. Beranjak dari kepedulian terhadap pelestarian kebudayaan nusantara, Badan Perpustakaan Nasional mencetuskan sebuah program yang bernama Center of Excellence atau pusat keunggulan dalam layanan informasi kebudayaan. Indonesia memiliki 34 provinsi yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, namun tidak semua provinsi mampu menjadi pusat pelayanan informasi adat dan budaya karena ini berkaitan dengan komitmen kepala daerah serta fasilitas penunjang yang ada. Akhirnya Perpusnas menetapkan enam provinsi yang dianggap siap menerima jabatan sebagai Center of Excellence. Provinsi tersebut meliputi provinsi Riau untuk kebudayaan Melayu, provinsi Jawa Tengah untuk kebudayaan Jawa, provinsi Kalimantan Timur untuk kebudayaan Borneo, Provinsi Bali untuk kebudayaan Bali, NTB, dan NTT, provinsi Sulawesi Selatan untuk kebudayaan Sulawesi, dan provinsi Papua Barat untuk kebudayaan Papua dan Maluku. Penetapan enam provinsi ini berdasarkan kesiapan sarana dan prasarana pendukung, kesiapan bangunan, perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang sudah ada. 7

8 Provinsi Kalimantan Timur dipilih sebagai Center of Excellence untuk kebudayaan Borneo pada tahun 2011 dengan memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan sebelumnya dan provinsi Kalimantan Timur juga telah mengembangkan sistem digital dalam kepustakaannya sejak Mei Dengan ini provinsi Kalimantan Timur bertanggung jawab dalam mengumpulkan koleksi warisan daerah di empat provinsi Kalimantan lainnya 11. Semua koleksi warisan budaya Borneo nanti (naskah kuno, cerita rakyat, kuliner, adat istiadat, kesenian lokal, dll) akan didigitalisasi agar dapat diakses oleh berbagai pihak luas hingga seluruh dunia. Upaya ini dilakukan sebagai terobosan dalam melestarikan kebudayaan sendiri agar tidak hilang oleh zaman dan dapat digunakan oleh generasi selanjutnya. Pemilihan Kalimantan Timur dirasa sangat sesuai dikarenakan memiliki khasanah budaya yang beragam dan kaya Potensi Fasilitas Kultural Sebagai Sarana Pemersatu Antar Bangsa Gambar 1.6 Perbedaan menjadi bentuk persatuan pada masyarakat di Borneo (Sumber: Masyarakat di Heart of Borneo Hermanto/Photovoices Intl - WWF/HoB, hal. 66) Budaya merupakan identitas bangsa dan cerminan setiap bangsa. Setiap bangsa memiliki budaya yang menggambarkan ciri khas dari bangsa tersebut. Budaya juga merupakan alat pemersatu bangsa di antara globalisasi yang memunculkan multikulturalisme dalam masyarakat. 11 Inisiatif pembentukan Center of Excellence di Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan atas isu bahwa pemerintah Malaysia juga mengembangkan proyek yang sama. Untuk itu, sebelum terlambat maka provinsi Kalimantan Timur diminta untuk mengumpulkan semua koleksi budaya di empat provinsi Kalimantan lainnya (Julkifli Marbun, Ambisi Kaltim Menjadi Center of Excellent, Republika, diunggah 24 Nopember 2013 pukul WIB, diakses dari pada tanggal 27 Nopember 2015 pukul WIB) 8

9 Keberagaman kebudayaan di Borneo telah memberi warna tersendiri bagi pulau ini. Salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah kebudayaan Dayak di tengah dunia ini. Perkembangan zaman telah mengubah kebudayaan Dayak menjadi terpencar-pencar satu sama lain yang notabene berlatar belakang sama dalam satu rumpun. Belum lagi kebudayaan ini telah memasuki tiga wilayah adminstrasi negara dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di dalamnya. Potensi pengembangan pembangunan fasilitas kultural seperti yang di canangkan provinsi Kal-Tim diharapkan mampu memberikan pembelajaran mengenai kebudayaan Dayak seluruh Borneo kepada khalayak umum dan memberikan kontribusi besar terhadap pelestarian kebudayaan pribumi ini. Melintasi tiga negara menjadi hal awal dalam mengembangkan kebudayaan ini menjadi sarana pemersatu antar bangsa melalui lintas budaya Borneo. Keberadaan fasilitas kultural di Samarinda diharapkan mampu mewadahi berbagai kegiatan kreatif dan acara seni yang berhubungan dengan budaya Dayak. Keberagaman serta berada pada tiga negara dengan ideologi berbeda menjadi acuan dalam menciptakan fasilitas kultural sebagai sarana pemersatu bangsa karena budaya adalah alat pemersatu bangsa. 1.2 PERMASALAHAN Permasalahan Non-Arsitektural Permasalahan non-arsitektural yang dimaksud di sini adalah: 1. Bagaimana peran cultural center dalam memberikan sarana pendidikan nonformal yang mampu menarik perhatian para wisatawan dan tujuan wisata unggulan berbasis budaya Dayak di kota Samarinda? 2. Bagaimana peran dan fungsi cultural center dalam membentuk kepedulian masyarakat terhadap eksistensi kebudayaan Dayak yang mulai terkikis oleh era globalisasi? 3. Bagaimana cultural center dapat berperan sebagai center of excellence sebagai bentuk sarana promosi dan informasi kebudayaan Dayak di kota Samarinda? 4. Bagaimana cultural center dapat merangkum dan mengintegrasikan keseluruhan budaya Dayak yang melintasi batas-batas administrasi tiga negara di Borneo sebagai bentuk persatuan antar bangsa? 9

10 1.2.2 Permasalahan Arsitektural Permasalahan arsitektural yang dimaksud di sini adalah 1. Bagaimana mendesain cultural center yang mampu mewadahi heterogenesis kebudayaan Dayak Borneo yang beragam? 2. Bagaimana memunculkan ekspresi yang ingin ditampilkan cultural center sebagai ikon budaya kota Samarinda? 3. Bagaimana perwujudan ruang interaktif sebagai bentuk keinteraksian antara masyarakat dengan pelaku budaya? 4. Bagaimana perwujudan ruang interaktif serta mengintegrasikannya dengan ruang dalam dan ruang luar pada cultural center? 5. Bagaimana skenario yang ingin diciptakan di cultural center dalam membentuk kepedulian masyarakat akan pelestarian budaya daerah? 6. Bagaimana program dan karakteristik ruang pada cultural center? 7. Bagaimana penataan layout dan koleksi pada cultural center? 1.3 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Menciptakan cultural center yang dapat memberikan pengetahuan, pembelajaran dan pengenalan kebudayaan suku Dayak di seluruh Borneo kepada berbagai kalangan secara mudah dan menarik dalam upaya pelestarian kebudayaan suku Dayak sebagai identitas warisan budaya Borneo di tengah globalisasi dan modernisasi di lingkungan masyarakat global Sasaran Dayak Borneo Cultural center diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat luas dari berbagai generasi untuk belajar dan berinteraksi langsung dengan kebudayaan Dayak melalui wahana yang edukatif, rekreatif, dan interaktif di kota Samarinda. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN Hasil dari penulisan mengenai perancangan cultural center ini akan mengutamakan aspek-aspek fungsi cultural center sebagai pusat kebudayaan Dayak dengan berbagai kegiatan kebudayaan di dalamnya serta penyelesaian konsep eksplorasi gagasan penulis akan prinsipprinsip arsitektur dengan pendekatan ruang interaktif. Pendekatan ini akan menciptakan 10

11 sebuah pengalaman ruang yang mampu berinteraksi antar beberapa komponen dalam cultural center. 1.5 METODE PEMBAHASAN Metode Pengumpulan Data 1. Data Literatur Data literatur pada penulisan perancangan cultural center ini diperoleh dari berbagai media baik media cetak seperti buku, jurnal, majalah, maupun media elektronik seperti internet, televisi, radio, atau film/video dokumenter terkait pembahasan mengenai Dayak Borneo Cultural Center beserta pendekatan yang diterapkan yaitu ruang interaktif. Hasil studi literatur ini akan digunakan sebagai acuan dalam menganalisis data lapangan dan penyusunan konsep. 2. Data Lapangan Data lapangan diperoleh dari melakukan survei langsung di lapangan. Meninjau langsung kondisi dan keadaan tapak di lapangan untuk mengambil data-data faktual sebagai bahan dalam penyusunan konsep. 3. Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan kemudian akan di analisis berdasarkan studi literatur yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan yang akan dijadikan sebagai pedoman penyusunan konsep desain. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Untuk dapat memberikan informasi secara jelas, sistematis, dan mudah dipahami, maka pada penulisan Pra Tugas Akhir ini ditulis dengan sistematika urutan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penulisan secara umum dan khusus sesuai dengan isu yang berkembang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika penulisan, serta kerangka pemikiran awal penulis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II akan diuraikan penjelasan secara menyeluruh dan umum mengenai teori-teori terkait budaya dan kebudayaan, pembahasan cultural center (fungsi hingga standar ruang), kebudayaan suku Dayak, pengertian ruang publik, studi kasus terkait tipologi 11

12 bangunan ini, dan preseden yang akan dijadikan sebagai acuan dalam mendesain bangunan ini. BAB III TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS TAPAK Pada bab III akan dijelaskan mengenai data-data di lapangan terkait dengan lokasi, tapak, serta pemilihan tapak yang sesuai serta analisis site dalam kaitan fungsi dan konteks di lapangan BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN Pada bab IV akan memaparkan mengenai konsep-konsep pendekatan ruang interaktif sebagai dialog re-interaksi manusia dengan budaya serta penerapannya dalam desain secara arsitektur dan ide-ide desain berdasarkan rumusan permasalahan yang ada. 1.7 KEASLIAN KARYA Dalam penulisan penyusunan Pra Tugas Akhir yang berjudul Dayak Borneo Cultural Center Sebagai Ruang Publik Interaktif di Kota Samarinda, penulis menggunakan beberapa referensi Pra Tugas Akhir terdahulu sebagai acuan dalam penulisan Pra Tugas Akhir ini. Karya-karya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pra Tugas Akhir: Museum Kebudayaan Dayak di Kalimantan Barat oleh Manuel Nyangko (08/273224/ET/06055) Tahun Pra Tugas Akhir: Fasilitas Pertunjukan Seni Situasi dan Berbagi Budaya, Eksperimentasi Ruang Menuju Revolusi Kultural di Balikpapan oleh Stephanus Theodorus Suhendra (06/192998/TK/31379) Tahun Pra Tugas Akhir: Jogjakarta Internasional Cultural Center dengan Pendekatan Konsep Superimposisi oleh Siswanto (99/129931/TK/24449) Tahun Dalam beberapa refernsi tersebut terdapat kata kunci Museum Kebudayaan Dayak dan Jogjakarta International Cultural Center namun tidak ada yang membahas lebih rinci kebudayaan Suku Dayak seluruh Pulau Borneo ke dalam tipologi fungsi berupa cultural center. 1.8 KERANGKA BERPIKIR 12

13 Gambar 1.7 Kerangka pemikiran penulis (Sumber: Analisis penulis, 2016) 13

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN 4.1 KONSEP PENDEKATAN 4.1.1 Konsep Makro 4.1.1.1 Cultural Center Sebagai Pelestari Budaya Dayak Budaya Dayak yang semakin hari semakin memudar. Globalisasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memang diberkahi kekayaan potensi pariwisata yang luar biasa. Menyebar luas dari Sabang sampai Merauke, keanekaragaman potensi wisata Indonesia bisa

Lebih terperinci

Sumber: data pribadi

Sumber: data pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kerajinan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Kalimantan merupakan pulau yang sangat kaya ankan flora dan fauna, namun, flora dan fauna endemik yang sangat beragam dan unik yang terancam punah karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya, suku bangsa, dan tradisi. Setiap propinsi memiliki ciri khas yang berbeda, yang tercermin pada pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki banyak kekayaan dan keindahan, letak geografis yang strategis dan membentang hijau digaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mempunyai identitas budaya yang sangat beragam. Namun pada saat ini identitas tersebut mulai pudar karena adanya pengaruh globalisasi

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan kekayaan alam tropis yang tak ternilai harganya dan dipandang di dunia internasional. Tidak sedikit dari wilayahnya ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada karya tulis ini merupakan kesimpulan penulis dari istilah-istilah dan tipologitipologi

BAB I PENDAHULUAN. pada karya tulis ini merupakan kesimpulan penulis dari istilah-istilah dan tipologitipologi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Agro Village Agro Village belum menjadi istilah yang baku, sehingga definisi agro village pada karya tulis ini merupakan kesimpulan penulis dari istilah-istilah

Lebih terperinci

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia dan Yogyakarta Kaya akan Budaya Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primata adalah salah satu bagian dari golongan mamalia (hewan menyusui) dalam kingdom animalia (dunia hewan). Primata muncul dari nenek moyang yang hidup di pohon-pohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak semata-mata mengakibatkan permusuhan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, melainkan

Lebih terperinci

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia tidak terhitung nilainya, mulai dari suku, bahasa, tarian, nyayian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan para penjelajah kuno seperti S. Dillon Ripley (1980, hal.51) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan para penjelajah kuno seperti S. Dillon Ripley (1980, hal.51) mengatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia sangat kaya dan melimpah. Ini bukan sembarang kalimat yang terlontar, seluruh bagian dunia pun mengakuinya, bahkan para

Lebih terperinci

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia kaya ragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain sebagai negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia, yaitu terdapat lebih

Lebih terperinci

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang teletak di bagian Asia tenggara yang dilalui garis khatulistiwa. Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia serta diantara

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang kental. Banyak kebudayaan yang tertinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan manusia modern yang selalu bergerak cepat telah membuka pintu bagi terciptanya zaman globalisasi, manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, dengan kata lain terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis Siti Chadidjah Kaniawati pada situs Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjelaskan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman suku, budaya, adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta sebagai salah satu sentra dunia pendidikan di Indonesia, memiliki begitu banyak lembaga pendidikan formal. Tidak kurang dari 4.500 sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah suatu Negara yang berbentuk Republik, dengan banyak Pulau di dalamnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan di dalamnya tumbuh berbagai

Lebih terperinci

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pemilihan Tempat Kota Palangka Raya merupakan kota yang memiliki keunikan dengan letaknya yang berada di tengah pulau Kalimantan. Pembangunan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh

BAB I PENDAHULUAN. kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah turun temurun menjadi kebanggaan

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya dari sabang sampai merauke dan setiap kebudayaannya memiliki ciri khas dan karakter yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah sebuah kota yang terletak di pulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Butterfly : Bahasa Inggris: Kupu-kupu Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera atau serangga bersayap sisik (lepis: sisik dan ptero:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia. Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki

Lebih terperinci

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ... itj). tt'ii;,i)ifir.l flni:l l,*:rr:tililiiii; i:.l'11, l,.,it: I lrl : SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI DAFTAR SINGKATAN viii tx xt xii... xviii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa juta tahun yang lalu, jauh sebelum keberadaan manusia di daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup nenek moyang kera besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor andalan perolehan devisa negara di Indonesia. Tercatat pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 81.000 km, dan membentang antara garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki beribu-ribu pulau dan bahasa di mana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda. Suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ribuan pulau yang terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan waktu kunjungan dan motivasi kunjungan. Menurut Pendit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur

Lebih terperinci

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi sebagai konsekuensi dari perubahan zaman yang semakin modern, terutama dunia industri yang semakin pesat turut mempengaruhi berbagai dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (www.okezone.com 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

BAB I PENDAHULUAN. (www.okezone.com 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keberadaan primata di seluruh dunia akhir-akhir ini sangat memprihatinkan akibat berkurangnya habitat mereka dan penangkapan liar untuk diperdagangkan. Degradasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seni menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Dapat disimpulkan juga pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang memiliki cukup banyak fasilitas pendidikan. Dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011. BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Badung Bali melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, UMKM dan Perdagangan (Diskopperindag) Kabupaten Badung berupaya membangkitkan kerajinan patung

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible) KEBUDAYAAN Budaya Benda (Tangible) Warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau

Lebih terperinci