BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. al., 2005; Hockenberry, 2005). Perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. al., 2005; Hockenberry, 2005). Perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rawat inap anak merupakan pengalaman yang menimbulkan stres dan berdampak negatif bagi pasien anak dan keluarganya (Commodari, 2010; Garro et al., 2005; Hockenberry, 2005). Perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, luka pada tubuh, nyeri, lingkungan yang asing, dan tindakan medis yang dijalani menjadi stresor utama bagi pasien anak saat dirawat inap (Coyne, 2006; Hockenberry dan Wilson, 2011). Orang tua juga dihadapkan dengan berbagai stresor, seperti prosedur medis yang dijalani anak, kehilangan peran sebagai pengasuh utama, kurangnya informasi terkait kondisi anak, serta perpanjangan waktu rawat di rumah sakit. Stresor-stresor tersebut dapat memicu gangguan fisik dan emosional pada orang tua yang kemudian berdampak pada dinamika keluarga tersebut (Board, 2004; Commodari, 2010; Hockenberry, 2005). Selama rawat inap, pasien anak akan menghadapi berbagai prosedur invasif maupun noninvasif, termasuk diantaranya anestesi dan pembedahan. Bagi pasien anak, anestesi dan pembedahan dikarakteristikkan sebagai suatu tindakan medis yang menakutkan, mengancam, dan menyakitkan (Coyne, 2006; Litke et al., 2012). Rasa cemas dan perilaku negatif seperti mimpi buruk dan masalah asupan makan ditunjukkan oleh sebagian besar anak sebagai respon terhadap anestesi dan pembedahan (Fortier et al., 2010; Kain et al., 1996b; Stargatt et al., 2006). Kekuatiran muncul terkait efek samping pembedahan, seperti perubahan 1

2 2 gambaran tubuh, mobilitas yang terbatas, ketergantungan dengan orang lain, dan kehilangan kontrol (Coyne, 2006; Mansy et al., 2007). Studi menunjukkan kecemasan memberikan dampak negatif bagi kondisi anak paskapembedahan, seperti terjadinya peningkatan nyeri dan konsumsi analgesik yang berlebihan (Kain et al., 2006). Bagi orang tua, memiliki anak yang sedang menjalani pembedahan merupakan suatu krisis dan menguji peran mereka sebagai pelindung (Chamber dan Jones, 2007; LaMontagne et al., 2003). Franck et al. (2010) melakukan penelitian terkait stres selama pra- dan paskapembedahan pada orang tua dari anak yang menjalani pembedahan jantung bawaan. Temuan penelitian tersebut menunjukkan stres yang dialami orang tua tetap berada pada tingkat sedang hingga tinggi terlepas dari keparahan penyakit anak. Stres tersebut akan terus dirasakan orang tua selama waktu anak dirawat inap. Kecemasan juga dialami orang tua dan menjadi prediktor dari kecemasan yang dialami anak saat akan menjalani pembedahan (Fortier et al., 2010; Kain et al., 2003). Selama proses penyembuhan, orang tua harus menghadapi kesusahan dan nyeri yang dialami anak. Ketika orang tua tidak mampu menangani stresor tersebut, perasaan ketidakadekuatan untuk memberikan dukungan emosional bagi anak akan muncul dan dianggap sebagai ancaman bagi peran pengasuhan (LaMontagne et al., 2003). Stres pada anak dan keluarga dapat dikurangi melalui edukasi dan penyediaan informasi yang adekuat terkait kondisi anak dan prosedur medis yang dijalani, pemenuhan kebutuhan perkembangan anak dan keluarga, fasilitas koping anak dan orang tua, dan peningkatan dukungan kepada keluarga (Frisch et al., 2010;

3 3 Hockenberry dan Wilson, 2011; Litke et al., 2012). Dengan demikian, asuhan keperawatan yang dilakukan tidak hanya ditujukan kepada individu tertentu yaitu pasien anak saja, tetapi juga kepada keluarganya. Perawat juga perlu menyadari pentingnya pelibatan keluarga dalam proses perawatan anak karena keluarga memiliki pengalaman, keahlian, wawasan, dan perspektif yang sangat bernilai untuk meningkatkan kualitas perawatan (Johnson et al., 2008). Perawatan berfokus keluarga (PBK) telah dikenal luas dan diterima sebagai model ideal untuk perawatan anak di rumah sakit (Abraham dan Moretz, 2012; Shields et al., 2012). Model ini mengakui keluarga sebagai aspek menetap yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak dan menerima mereka sebagai bagian penting dari proses perawatan. Hubungan yang tercipta antara perawat dan keluarga didasarkan pada rasa saling menghormati serta komunikasi yang jujur dan terbuka yang merupakan atribut khas dari model perawatan ini (Hutchfield, 1999). Dalam PBK, keluarga turut menerima asuhan keperawatan dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan (Abraham dan Moretz, 2012; Shields et al., 2006). Studi menunjukkan hasil positif dari implementasi PBK di bidang perawatan anak, seperti penurunan tingkat stres pada orang tua, peningkatan keadekuatan perawatan klinis, peningkatan partisipasi orang tua dalam proses perawatan, peningkatan kepuasan orang tua terkait pengalaman rawat inap anak, dan pemendekan masa rawat inap (Al-Momani, 2010; Ladak et al., 2012; Melnyk, 2004; Shields et al., 2012). Namun penelitian-penelitian PBK saat ini lebih banyak berfokus dalam mengkaji praktik PBK secara umum di bangsal anak, unit

4 4 perawatan intensif neonatal (NICU), dan unit perawatan intensif anak (PICU) seperti ditunjukkan dalam penelitian Al-Momani (2010), Asai (2011), Bruce dan Ritchie (1997), Ladak et al. (2012), dan Neal et al. (2007). Penelitian terkait implementasi PBK dalam perawatan bedah pasien anak masih sedikit (Shields, 2007). Perawatan bedah merujuk pada peran yang dilakukan oleh seorang perawat bedah untuk bertanggung jawab dalam manajemen perawatan pasien selama ia menjalani pengalaman pembedahan yang dimulai dari sebelum hingga sesudah pembedahan. Perawatan bedah didasarkan pada konsep holisme yang mempertimbangkan faktor mental dan sosial ke dalam proses perawatan, tidak hanya sekedar penyakitnya saja. Seperti perawatan bedah, PBK turut memandang pasien beserta keluarganya secara holistik (Shields, 2007). Salah satu tindakan menggunakan pendekatan PBK dalam tatanan bedah telah dilakukan oleh American Society of Anesthesiologists melalui penghadiran orang tua selama proses induksi anestesi untuk mengatasi kecemasan prapembedahan anak, walaupun aplikasi tersebut dilaporkan tidak dilakukan secara rutin dan mengundang kontroversi (Kain et al., 1996a; Kain, et al., 2003; Munro dan D Errico, 2000). Studi pustaka oleh Chundamala et al. (2009) menyebutkan penghadiran orang tua tidak terbukti menurunkan kecemasan pada anak, namun orang tua mendukung dan memilih tindakan ini untuk terus dilakukan pada prosedur pembedahan selanjutnya (Braude et al., 1990; Henderson et al., 1993; Kita dan Yamamoto, 2009). Leelanukrom et al. (2002) menemukan bahkan di negara berkembang seperti Thailand sekalipun orang tua menerima dengan baik

5 5 penghadiran mereka selama proses induksi anestesi dan menginginkan praktik ini terus dilakukan. Fenomena ini kemudian mengindikasikan bahwa PBK perlu diterapkan ke dalam perawatan bedah anak di rumah sakit. PBK juga relevan untuk diaplikasikan dalam tatanan bedah di negara-negara berkembang seperti halnya di negara maju (Shields, 2007). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan tipe A yang terletak di Kota Yogyakarta. Ruang Cendana 4 di Instalasi Rawat Inap (IRNA) I adalah ruang perawatan bedah anak dengan tenaga perawat berjumlah 15 orang. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi untuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, selama periode Januari 2010 hingga Juni 2013 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah menangani pasien bedah anak yang semuanya dirawat di ruang perawatan tersebut. Berdasarkan data Instalasi Catatan Medis (ICM) RSUP Dr. Sardjito per 31 Juli 2013, 4 penyakit yang selalu muncul dalam 10 penyakit terbanyak di ruang perawatan tersebut sepanjang periode Januari 2010 hingga Juni 2013 adalah: Hirschsprung s disease (108 kasus); hypospadias, penocostral (101 kasus); unilateral or unspecified inguinal hernia, without obstruction or gangrene (90 kasus); dan acute appendicitis (76 kasus). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan sepanjang Juli-Agustus 2013, partisipan menyatakan asuhan dengan konsep PBK telah diterapkan ke dalam proses perawatan anak di RSUP Dr. Sardjito walaupun tidak tercantum dalam visi dan misi institusi tersebut. Dalam proses perawatan anak telah dilakukan asuhan yang memampukan dan memberdayakan keluarga pasien.

6 6 Praktik perawatan PBK tersebut ditunjukkan dengan kolaborasi antara petugas klinis dengan keluarga dalam proses perawatan anak serta pengambilan keputusan, pemberian informasi berkala kepada orang tua dan pasien minimal 1 kali sehari atau saat pergantian jaga, dan akses penuh orang tua ke anak selama 24 jam. B. Rumusan Masalah PBK dinilai sebagai model perawatan anak terbaik dan banyak diterapkan pada tataran perawatan tersier di dunia saat ini (Shields et al., 2012). PBK juga penting untuk diterapkan dalam tatanan bedah baik di negara maju maupun negara berkembang (Shields, 2007). Kendati banyak tenaga kesehatan profesional di negara berkembang yang mencoba mengaplikasikan PBK ke dalam asuhan keperawatan, hal tersebut dapat terhambat akibat perbedaan sifat alamiah pelayanan kesehatan di negara berkembang yang masih dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang terbatas dan latar belakang budaya (Shields dan Nixon, 2004). Fenomena yang terjadi di negara-negara berkembang adalah seringkali rumah sakit merasa telah mempraktikkan PBK karena orang tua cukup banyak terlibat dalam memberikan perawatan. Namun hal ini sebenarnya merupakan suatu urgensi yang terjadi akibat kurangnya sumber daya dan tenaga kesehatan (Jolley dan Shields, 2009). Telah dilaporkan juga bahwa petugas kesehatan di negara-negara berkembang tidak sensitif terhadap kebutuhan orang tua pasien (Shields dan King, 2001b). Indonesia adalah salah satu dari negara-negara berkembang di Asia Tenggara yang sebagian besar populasi orang tua menunjukkan perhatian besar terhadap

7 7 perawatan medis yang diterima anak di rumah sakit. Mereka memiliki kecenderungan memilih tinggal bersama anak selama masa rawat inap (Shields dan King, 2001a; Shields dan Nixon, 2004). Hingga saat ini masih sedikit diketahui tentang praktik PBK kepada pasien anak dan keluarganya di Indonesia, khususnya dalam bidang perawatan bedah. Penelitian yang sudah dilakukan juga belum menggali persepsi perawat dan keluarga megenai PBK selama perawatan pasien bedah anak di rumah sakit. Padahal persepsi yang dimiliki perawat dan keluarga merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi suksesnya implementasi PBK di suatu fasilitas pelayanan kesehatan anak. Pemahaman terkait persepsi menjadi langkah awal dalam membina hubungan yang saling menghormati dan komunikasi yang jujur dan terbuka antara perawat dan keluarga sebagai atribut khas PBK. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan hadirnya penerapan konsep PBK di dalam proses perawatan anak melalui partisipasi orang tua dan berbagi informasi, namun belum ada penelitian yang membahas mengenai praktik PBK di rumah sakit tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti meyakini masih diperlukannya eksplorasi mendalam terkait PBK, terutama pada perawatan pasien bedah anak di Indonesia. Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah persepsi perawat dan orang tua dari pasien bedah anak tentang PBK di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang dieksplorasi melalui pendekatan kualitatif dengan rancangan fenomenologi.

8 8 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat dan orang tua tentang PBK kepada pasien bedah anak dan keluarganya di ruang rawat bedah anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi secara mendalam persepsi perawat dan orang tua tentang: a. Makna orang tua dalam asuhan keperawatan pasien bedah anak. b. Tugas dan peran orang tua dalam asuhan PBK kepada pasien bedah anak dan keluarganya. c. Partisipasi orang tua dalam asuhan PBK kepada pasien bedah anak. d. Kerja sama antara perawat dan orang tua dalam memberikan perawatan kepada pasien bedah anak menurut konsep PBK. e. Batasan dan hambatan implementasi PBK dalam proses perawatan pasien bedah anak dan keluarganya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian ilmiah untuk melihat persepsi perawat dan keluarga tentang PBK dan implementasi PBK dalam tatanan bedah di rumah sakit pendidikan di Indonesia, dan juga untuk menambah informasi serta kepustakaan di dalam dunia keperawatan yang selalu berkembang.

9 9 2. Manfaat Praktis a. Bagi perawat. Penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi perawat untuk melakukan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih optimal bagi pasien dan keluarganya sesuai dengan konsep PBK. b. Bagi orang tua. Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi orang tua untuk memahami tentang peran keluarga dalam asuhan keperawatan bagi pasien bedah anak selama perawatan di rumah sakit menurut perspektif penyedia layanan kesehatan. c. Bagi institusi pendidikan. Penelitian ini dapat digunakan untuk melihat pencapaian institusi pendidikan dalam menginternalisasikan konsep PBK dalam diri mahasiswa/calon perawat yang akan menjadi bekal bagi mereka dalam memberikan asuhan keperawatan di lahan praktik nyata. d. Bagi rumah sakit. Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian diri dalam menentukan kebijakan, visi, misi, dan filosofi perawatan yang lebih pada pelayanan kesehatan berpusat pada pasien dan keluarga. e. Bagi peneliti. Penelitian ini menambah wawasan bagi peneliti untuk semakin menginternalisasikan konsep PBK sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan serta menjadi dasar bagi peneliti lain untuk menyelidiki lebih jauh tentang praktik PBK tidak hanya pada pelayanan kesehatan tingkat tersier, tetapi juga pada pelayanan kesehatan tingkat primer khusus anak di Indonesia. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif pertama yang meneliti persepsi

10 10 perawat dan orang tua tentang PBK kepada pasien bedah anak dan keluarganya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Di negara lain, penelitian terkait persepsi terhadap PBK bukanlah hal baru dan telah dilakukan sejak tahun Goodell adalah peneliti pertama yang menggali persepsi perawat terkait partisipasi orang tua di unit kanker anak (Foster et al., 2010). Beberapa penelitian terkait persepsi tentang PBK salah satunya dilakukan oleh Beth Bruce dan Judith Ritchie yang dipublikasikan pada tahun 1997 dengan judul Nurses Practices and Perceptions of Family-Centered Care. Penelitian tersebut merupakan studi eksploratif deskriptif yang menilai persepsi dan praktik perawat terkait PBK. Bruce dan Ritchie menemukan terdapat perbedaan signifikan antara persepsi perawat dan praktik PBK yang ditunjukkan dengan adanya beberapa elemen PBK yang masih belum diterapkan dalam praktik perawatan. Penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan hanya berfokus pada persepsi perawat anak saja. Penelitian lain terkait PBK adalah penelitian yang dilakukan oleh Paliadelis et al. dengan judul Implementing Family-Centered Care: An Exploration of the Beliefs and Practices of Paediatric Nurses yang dipublikasikan pada tahun Penelitian tersebut menggunakan metode yang sama dengan penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif. Paliadelis et al. (2005) menemukan 4 tema besar berkaitan dengan implementasi PBK yang dilakukan oleh perawat anak, antara lain: tugas dan peran yang meliputi deskripsi tugas yang dapat dilakukan oleh orang tua, masalah pemberdayaan yang berkaitan dengan keyakinan dan asumsi perawat mengenai peran mereka sebagai perawat, hambatan dan batasan yang meliputi

11 11 penjabaran hambatan-hambatan yang ditemui perawat dalam menerapkan PBK, dan perawatan dan perlindungan yang meliputi asumsi perawat mengenai pentingnya perawatan dan perlindungan kepada anggota keluarga lain selain pasien anak. Penelitian ini berfokus pada persepsi perawat saja. Penelitian persepsi PBK di Indonesia yang diketahui peneliti yaitu yang dilakukan oleh Maryati (2013) dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Persepsi Ibu tentang Aplikasi Perawatan Berpusat Keluarga Selama Anaknya Mengalami Hospitalisasi di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan Kita. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif. Hasil temuan penelitian tersebut menunjukkan lebih dari setengah sampel ibu masih memiliki persepsi negatif terkait PBK. Edukasi dan komunikasi sangat penting agar PBK dapat terlaksana dengan baik. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada metode dan partisipan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan mengerikan bagi anak-anak, hal ini akan lebih menakutkan bagi anak-anak yang dirawat di Pediatric

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Persepsi perawat dan orang tua terkait makna orang tua di dalam asuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Persepsi perawat dan orang tua terkait makna orang tua di dalam asuhan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Persepsi perawat dan orang tua terkait makna orang tua di dalam asuhan perawatan bedah anak menunjukkan pemahaman mereka bahwa orang tua merupakan aspek yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi pada anak pra sekolah akan menimbulkan ketidaknyamanan. Anak pra sekolah akan merasa kehilangan berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah adalah kelompok usia yang sangat rentan terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan, kebersihan, gizi yang buruk ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan HUBUNGAN HOSPITALISASI BERULANG DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH YANG MENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUANG MELATI 2 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Pada saat anak dirawat di Rumah Sakit banyak hal yang baru dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak jika anak di rawat dirumah sakit. Anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric intensive care unit (PICU) merupakan ruangan khusus yang ditujukan untuk anak yang menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi. Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan. tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan. tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan perbaikan dan peningkatan secara bertahap dari tahun ke tahun. Saat ini petugas kesehatan seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapai dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut Marquis dan Houston

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 1-3 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut harus dijaga kelangsungannya dengan upaya stimulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi atau rawat inap merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan pada anak saat sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga harus menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan

I. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi (atau fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera diatasi. Bagi anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia sebagai penyebab utama kedua kematian di negara maju dan di antara tiga penyebab utama kematian di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Sakit dan dirawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional, dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu dengan hubungan hukum, genetik dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan kebutuhan ekonomi dan melindungi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global Action Againts Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Saat anak dirawat di rumah sakit banyak hal yang baru dan juga asing yang harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2008). Rumah sakit sebagai penyedia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2008). Rumah sakit sebagai penyedia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini memperlihatkan dampak dari ekspansi penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan salah satu unit dasar yang bertanggung jawab dalam melestarikan integritas individu anggota keluarga yang akan membentuk struktur keluarga yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan makhluk yang unik, yang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Anak memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat anak mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan suatu bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan terhadap krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, keberadaan institusi rumah sakit semakin dituntut untuk memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. Kebutuhan ini sejalan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses yang selalu dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali perawat. Dalam perkembangan dunia kesehatan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan saat ini. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan paliatif pada penyakit kanker merupakan pelayanan yang bertujuan untuk menurunkan permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit kanker meskipun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang lebih berorientasi pada Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) tentu memberikan implikasi pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem pelayanan kesehatan saat ini, patient-centered care menjadi konsep pelayanan dari hampir seluruh pemberi layanan kesehatan. Pelayanan dengan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam dunia kedokteran terus mendapat perhatian dan terus berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai profesi merupakan perubahan proses jangka panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dalam proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolaborasi perawat-dokter adalah ide yang berulang kali dibahas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolaborasi perawat-dokter adalah ide yang berulang kali dibahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolaborasi perawat-dokter adalah ide yang berulang kali dibahas dikalangan pelayan kesehatan khususnya keperawatan. Namun pelaksanaan praktik kolaborasi perawat-dokter

Lebih terperinci

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung operasional upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat tajam, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat tajam, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat tajam, seiring dengan perkembangan regulasi yang saat ini justru memposisikan tenaga kesehatan rentan terhadap tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT ANAK DAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA YANG ANAKNYA MENJALANI HOSPITALISASI D I R S U D A L I H S A N PROVINSI JAWA BARAT TESIS ASIH FATRIANSARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pengobatan melalui diet dan nutrisi paska operasi sangat penting dalam kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.3. Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat Uji validitas dilakukan pada 15 orang perawat di ruang Anggrek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang diberikan perawat kepada pasien adalah pelayanan yang holistik, yaitu perawat memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perawatan kesehatan kita dahulu berorientasi pada penyakit. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini menekankan pada dua aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis beserta pengobatannya mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). LLA merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 A LATAR BELAKANG... 3 B TUJUAN BAB II LANDASAN TEORI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau tindakan operatif, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan. Segala bentuk pembedahan tersebut selalu didahului

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan

Lebih terperinci