URGENSI REFORMASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA
|
|
- Ida Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BOOK REVIEW Judul : Reformasi Hukum Islam di Indonesia Penulis : Dr.H.Abdul Manan,SH.,S.IP,MHum Cetakan : Pertama, 2006 Penerbit : PT.Raja Grafindo Persada Jakarta Tebal Buku : xxvi,370 hlm, 21 cm ISBN : Peresensi : Rahmani Timorita Yulianti URGENSI REFORMASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA Dalam sejarah perkembangan hukum Islam pernah mengalami stagnasi perkembangannya, yang diakibatkan oleh suatu paham bahwa pintu ijtihad telah tertutup Pada masa ini masyarakat Islam hanya mengandalkan hukum Islam dari hasil pemikiran para mujtahid zaman dahulu yang jauh berbeda dengan seting sosial dan geografisnya dengan zaman sekarang. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam kitab-kitab fiqih merupakan hal yang sakral dan tidak seorangpun yang berkompeten merubahnya. Dengan paham ini pula seseorang tidak diperbolehkan mengikuti pendapat madzab lain. Bahkan kecenderungan yang terjadi adalah mereka sangat sulit untuk menerima perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sat ini. Fenomena tersebut berimplikasi juga bagi perkembangan hukum Islam di Indonesia. Pembaruan hukum Islam di Indonesia agak lamban perkembangannya dibandingkan dengan Negara-negara Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara. Keterlambatan tersebut menurut Abdul Manan 270 Al-Mawarid Edisi XVI Tahun 2006
2 _sebagai penulis buku yang diberi judul Reformasi Hukum Islam Di Indonesia ini, beliau mengutip dari Hasballah Thaib ( 2002 : 12)_ disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertama masih kuatnya anggapan bahwa taqlid (mengikuti pendapat ulama terdahulu) masih cukup untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer, disamping banyak ulama merasa lebih aman mengikuti pendapat ulama terdahulu daripada mengikuti pendapat orang banyak tetapi merasa was-was atas kebenarannya, kedua hukum Islam di Indonesia dalam konteks sosial politik masa kini selalu mengundang polemik berada pada titik tengah antara paradigma agama dan paradigma Negara. Bila dianggap sebagai paradigma negara, hukum Islam harus siap menghadapi masyarakat yang plural, ketiga persepsi sebagian masyarakat yang mengidentikkan fiqih sebagai hasil kerja intelektual agama yang kebenarannya relatif dengan syariat yang merupakan produk Allah dan bersifat absolute Dengan pertimbangan bahwa zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan zaman imam madzab dan para fuqahak, pemikiran-pemikiran hukum sudak banyak yang tidak relevan dengan zaman sekarang. Maka pada masa sekarang mutlak perlu diadakan perubahan hukum Islam dengan ijtihad dan pemikiran baru dalam memahami hukum Allah untuk dipakai dalam mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha untuk aktualisasi hukum Islam dilakukan setidak-tidaknya menjembatani jarak antara hukum Islam sebagai ajaran teoritis sebagaimana tertuang dalam kitab-kitab fiqih sebagai pemikiran mujtahid ratusan tahun yang lalu, dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan sesuai dengan kebijakan politik hukum Negara Indonesia. Sebagian para pakar hukum Islam di Indonesia sering melemparkan gagasan tentang pembaruan ajaran Islam dengan memakai berbagai istilah pembaruan seperti, restrukturisasi, reinterpretasi, redefinisi dan modernisasi. Gagasan pembaruan tersebut menurut Abdul Manan (2006 : 6) yang dikutip dari Masfuk Zuhdi (1995:1-2) dimaksudkan dengan dasar bahwa Islam itu agama Allah yang sudah sempurna Akan tetapi setelah Nabi Muhammad SAW wafat banyak ayat Al Qur an yang dipandang oleh kaum modernis sebagai ayat yang perlu diinterpretasi ulang agar sesuai dengan persoalanpersoalan kontemporer. Pembaruan pemikiran hukum Islam dapat juga dilakukan dengan cara memperbarui hasil-hasil pemikiran (ijtihad) para pemikir Islam (Mujtahidin) dahulu yang sekarang tidak relevan lagi dengan kepentingan umum (Maslahah ammah), perkembangan masyarakat serta kemajuan jaman. Menurut Abdul Manan (hlm.6) terdapat tiga dimensi yang harus dilihat jika hukum Islam akan diperbarui dalam pengerttian fiqih. Pertama, perubahan secara menyeluruh pada doktrin, yaitu merubah nilai-nilai yang terkandung dalam fiqih yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, situasi, tempat dan waktu harus diperbarui agar sesuai dengan kondisi zaman, Al-Mawarid Edisi XVI Tahun
3 kedua pembaruan dalam cara penerapannya, dalam hal ini Abdul Manan memberikan contoh dalam kecenderungan mengutamakan penerapan fatwa atau syarah ulama yang sudah tidak relevan lagi dengan konteks zaman, maka harus ditinggalkan, ketiga pembaruan pada kaidah (aturan) yang sesuai dengan kondisi dan situasi sosial masyarakat Indonesia dan dilegalisasi oleh instansi yang berwenang sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat (Hlm.7). Ketiga dimensi pembaruan tersebut dapat dijadikan sebagai agenda besar dalam pembaruan hukum Islam di Indonesia yang berada pada tiga tempat yaitu pertama tersebar dalam kitab-kitab fiqih yang ditulis oleh para fuqahak ratusan tahun yang lalu, kedua berada dalam peraturan perundangundangan Negara yang memuat hokum Islam seperti Undang-undang No.I tahun 1974 tentang perkawinan, peraturan pemerintah no.9 tahun 1975, Kompilasi Hukum Islam dan sebagainya, ketiga terdapat dalam berbagai putusan Hakim Pengadilan Agama yang telah berbentuk yurisprudensi. Namun ketiga sumber hukum Islam di Indonesia tersebut, pada realitasnya sering terjadi kontroversi pada penerapanya baik antara fiqih dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau antara fiqih dengan putusan Pengadilan Agama, bahkan antara putusan Pengadilan Agama dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Hlm.11). Kontroversi tersebut sangat membahayakan bagi keberlangsungan suatu penegakan hukum di lingkungan Pengadilan Agama. Sehingga dapat menimbulkan sikap antipati masyarakat pencari keadilan terhadap Peradilan Agama. Oleh karena itulah sudah saatnya diadakan pembaruan hukum Islam di Indonesia yang kodifikatif dan unifikatif serta berdimensi filosofis, yuridis dan sosiologis. Aspek Metodologis, Legalisasi dan Yurisprudensi Buku yang ditulis oleh Abdul Manan ini diangkat dari gabungan antara hasil penelitian disertasinya pada program S3 Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, pada tahun 2004 dan beberapa makalahnya yang telah diseminarkan oleh Perguruan Tinggi di Medan dan Jakarta. Buku ini diterbitkan dengan maksud untuk memberi informasi kepada para pembaca tentang reformasi hukum Islam di Indonesia yang telah mulai dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, pada saat ini dan prospek hukum Islam di masa yang akan datang. Menurut Abdul Manan (Hlm.viii) hal ini penting, mengingat kedudukan dan peranan hukum Islam di era globalisasi semakin strategis peluangnya terutama dalam bidang hukum keluarga, perwakafan, kewarisan, sadaqah dan persoalan-persoalan yang menyangkut ekonomi Syari ah dan beberapa bidang hukum pidana yang telah diberlakukan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perubahan hukum Islam terjadi dalam berbagai bentuk, diantaranya melalui proyeksi fatwa, peraturan perundang-undangan, 272 Al-Mawarid Edisi XVI Tahun 2006
4 kegiatan ilmiah dan penelitian serta melalui yurisprudensi Lembaga Peradilan Agama. Perubahan hukum Islam akan terus terjadi di masa yang akan datang sebagai implikasi dari berubahnya situasi dan kondisi dalam kehidupan masyarakat. Buku ini menggunakan metode deduktif dalam penyusunan kajian pada bab-babnya. Pada Bab I diberi judul Pendahuluan dengan mengemukakan eksistensi Hukum Islam di Indonesia dengan pendekatan historis. Secara spesifik dalam pendahuluan ini dikemukakan peran Peradilan Agama masa sebelum Kemerdekaan Indonesia yang pada waktu itu diberi nama Lembaga Tahkim kemudian berubah menjadi Ahlul Hilli Wal Aqdi hingga peran Peradilan Agama masa pasca Kemerdekaan Indonesia sampai masa kini (hlm.1 34). Dalam penelusurannya tersebut Abdul Manan mengidentifikasi beberapa persoalan dalam upaya pembaruan Hukum Islam di Indonesia, yaitu sebagai berikut : 1. Mengapa terjadi pembaruan Hukum Islam dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peraturan-peraturan hukum dilingkungan Peradilan Agama menjadi objek pembaruan hukum Islam di Indonesia? 2. Bagaimana pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang menjadi kompetensi Peradilan Agama di Indonesia? Peraturan tersebut apakah sudah berperan aktif dalam pembaruan hukum Islam di Indonesia? 3. Bagaimana peranan Hakim Peradilan Agama dalam pembaruan hokum Islam di Indonesia? 4. Bagaimana penerimaan masyarakat Islam terhadap peraturan-peraturan hukum yang menjadi kompetensi Peradilan Agama dan putusan-putusan Peradilan Agama dalam pembaruan hokum Islam di Indonesia? (Hlm.14-15). Teori yang dipergunakan sebagai pisau analisis dalam buku ini adalah teori maslahah yaitu maslahah yang secara eksplisit tidak ada satu dalilpun baik yang mengakuinya maupun yang menolaknya. Maslahah ini tidak disebutkan dalam nash secara tegas. Selain teori maslahah, juga digunakan teori Utilitarianisme, Teori Sosiological Jurisprudence serta Teori Qaul Qadim dan Qaul Jadid. Teori Utilitarianisme dikemukakan oleh Jeremy Bentham (Hlm.20). Teori ini berpendapat bahwa manusia akan bertindak untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan. Ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia tergantung pada apakah perbuatan itu mendatangkan kebahagiaan atau tidak. Menurut Jeremy dalam buku ini (Hlm.20) bahwa pembentuk undang-undang hendaknya dapat melahirkan undang-undang yang dapat mencerminkan keadilan bagi semua individu. Dengan prinsip tersebut suatu perundangundangan hendaknya dapat memberikan kebahagiaan yang terbesar bagi masyarakat. Sedangkan teori Sociological Jurisprudence adalah teori yang mempelajari pengaruh hukum terhadap masyarakat dan sebagainya dengan pendekatan dari hukum ke masyarakat. Teori ini dikemukakan oleh Al-Mawarid Edisi XVI Tahun
5 Eugen Ehrlich yang berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara hukum positif di satu pihak dengan hukum yang hidup dalam masyarakat dipihak lain. Hukum positif akan mempunyai daya efektif dalam pemberlakuannya apabila selaras dengan hukum yang berlaku di masyarakat ( Hlm.22). Sedangkan teori ketiga yang digunakan sebagai teori pendukung oleh buku ini adalah teori Qaul Qadim dan teori Qaul Jadid yang dikemukakan oleh Imam Syafii. Imam Syafii membedakan Qaul Qadim dengan Qaul Jadid berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Imam Syafii pada periode pertumbuhannya di Bagdad disebut Qaul Qadim yang banyak tertuang pada Al Risalah Al Qadimah. Sedangkan fatwa-fatwa yang dikeluarkan setelah beliau berada di Mesir disebut Qaul Jadid yang tertuang dalam Risalah Jadidah (Hlm.24-25). Bab II buku ini merupakan tinjauan umum tentang hukum Islam yang membahas tentang Meluruskan konsep hukum Islam, Sumber-sumber hukum Islam, Karakteristik hukum Islam, Tujuan hukum Islam dan konsep keadilan dalam Islam. Pada kajian ini Abdul Manan mengajak kepada para pembaca untuk meluruskan konsep tentang hukum Islam. Hal tersebut penting mengingat telah terjadi kekacauan persepsi yang meliputi arti dan ruang lingkup pengertian Syariah Islam yang kadang-kadang diartikan sama dengan hukum Islam, Fiqih, bahkan sering disamakan dengan Ad Din. Kerancuan ini berpotensi menimbulkan kekeliruan dalam penerapannya bahkan dapat memicu saling menyalahkan antar penegak hukum di lingkungan Peradilan Agama. Ajakan tersebut sebenarnya bukan satusatunya dilakukan oleh penulis buku ini, penulis terdahulu; A.Qodri Azizy (2002:47) telah memperjelas istilah, esensi dan posisi antara hukum Islam yang identik dengan fiqih di satu sisi dan syari ah (wahyu Allah) di sisi lain. Keadaan tersebut dikemukakan juga oleh Yahya Harahap dalam Cik Hasan Bisri (2003:3) bahwa kerancuan persepsi ini bukan hanya terjadi di lingkungan masyarakat awam saja tetapi di kalangan ulama, lingkungan pendidikan dan perguruan tinggi bahkan di lingkungan peradilan Agama. Oleh karena itu Muhammad Daud Ali (1993:3) merekomendasikan perlu adanya klarifikasi dalam memberikan konsep yang jelas tentang Syari ah, Fiqih, Ad din, Qanun dan Hukum Islam seperti yang telah diperinci lagi oleh penulis buku ini (Hlm 39-65). Sedangkan Bab III membahas tentang aspek-aspek pembaruan hukum Islam dimulai dari Konsep Pembaruan, Faktor-faktor penyebab pembaruan, Peranan ijtihad dalam pembaruan, Metode ijtihad dalam pembaruan, dan konsep pembaruan hukum Islam di Indonesia yang didominasi oleh pembaruan yang dilakukan melalui perundang-undangan dan putusan Pengadilan Agama sebagai hasil ijtihad para Hakim serta kajian yang sering dilakukan oleh beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia. Pada Bab IV Abdul Manan mengemukakan tentang Tipologi pembaruan hukum Islam yang membahas tipologi melalui ensiklopedi fiqih, 274 Al-Mawarid Edisi XVI Tahun 2006
6 tipologi melalui proyeksi peraturan-perundang-undangan melalui proyeksi fatwa, melalui kajian ilmiah dan penelitian dan melalui yurisprudensi lembaga Peradilan Agama yang telah dilaksanakan sejak tahun 1974 dengan disahkan dan dilaksanakannya Undang-undang Nomor I tahun 1974 tentang Perkawinan. Adapun Bab V mengkaji tentang Metodologi pembaruan hukum Islam menurut konsep Fazlur Rahman,tesis-tesis pokok tentang epistemology pembaruan hukum Islam, menguji pemikiran Fazlur Rahman terhadap gerakan pembaruan hukum Islam di Republik Indonesia dan implementasi pemikiran Fazlur Rahman terhadap perkembangan hukum Islam di Indonesia. Bab VI digunakan untuk menginformasikan tentang Pembaruan hukum Islam di beberapa Negara Islam seperti di Republik Turki, Republik Arab Mesir, Malaysia dan Negara Republik Indonesia. Pada Bab VII Abdul Manan merasa penting untuk mengemukakan teori Maslahah Mursalah dan Maslahah Mulghah dalam pembaruan hukum Islam. Baik mengenai konsep, kedudukan dan pandangan madzab rasional tentang kedua teori tersebut. Dalam Bab VIII berisi paparan yang menginformasikan peran aktif Peradilan Agama dalam pembaruan hukum Islam di Indonesia. Hal inilah yang merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan buku ini mengingant Abdul Manan selain seorang akademisi beliau juga sebagai praktisi hukum mulai di lingkungan Pengadilan Agama sampai sekarang di Mahkamah Agung Republik Indonesia yang selama ini melihat dan mengalami langsung kendala dan kontroversi dalam penerapan peraturan perundang-undangan di Peradilan Agama. Buku ini diakhiri dengan Bab IX yang berisi kesimpulan yang merupakan resume dari pembahasan di beberapa babnya yang berupaya menjawab persolan-persoalan sehubungan agenda pembaruan hukum Islam di Indonesia. Buku ini mendorong perkembangan metodologi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran ilmu hukum di Indonesia. Lebih spesifik lagi kontribusinya terhadap pembaruan hukum Islam di Indonesia, yang sebenarnya telah lama digagas oleh para akademisi dan praktisi hukum di Indonesia yang gelisah dengan fenomena kontrofersi tarik ulur, antara pentingnya akselerasi dalam berijtihad yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi objektif masyarakat, dengan kepatuhan tetap bertahan dengan hukum yang telah ada meski tidak konteks lagi dengan perkembangan jaman. Secara substansi buku ini memang padat dan komprehensif, apalagi dilihat dari jumlah babnya. Sehingga memberi kesan kepada para pembaca bahwa penulis buku ini mempunyai obsesi yang kuat akan suatu perubahan baik dari sisi filosofis, metodologis, legalisasi dan yurisprudensi dalam implementasi pembaruan hukum Islam di Indonesia. Terlepas dari kekurangannya seperti dalam pemilihan kata, penerapan Al-Mawarid Edisi XVI Tahun
7 Kaidah Ejaan Yang Disempurnakan, serta terdapat beberapa kalimat yang diulang-ulang dalam beberapa babnya, buku ini sangan memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berminat memperdalam hukum Islam kontemporer, baik para mahasiswa, akademisi, para ulama, praktisi hukum, maupun masyarakat pemerhati kajian hukum Islam di Indonesia. Satu catatan akhir yang dapat disampaikan di sini adalah, kecenderungan penulis buku ini terhadap teori ijtihad dengan menggunakan metode maslahah mursalah dan maslahah mulghah adalah suatu yang niscaya diterapkan dalam pembaruan hukum Islam di Indonesia yang responsif. Rahmani Timorita Yulianti. 276 Al-Mawarid Edisi XVI Tahun 2006
KOMPETENSI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MENYELESAIKAN PERKARA EKONOMI SYARI AH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta)
KOMPETENSI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MENYELESAIKAN PERKARA EKONOMI SYARI AH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciArticle Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :
Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah
Lebih terperinciNalar Kritis Syari ah
Nalar Kritis Syari ah Judul Buku : Nalar Kritis Syariah Judul Asli : Ushul asy-syari ah Penulis : Muhammad Said Al-Asymawi Penerjemah : Luthfi Thoma Cetakan : Pertama, Januari Tahun 2004 Penerbit : LKiS,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS
64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :
BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut : 1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang zakat, Sejak tahun
Lebih terperinciSKRIPSI STUDI ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ISLAM MENGENAI HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON
SKRIPSI STUDI ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ISLAM MENGENAI HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Hukum Oleh: DELLA PUTRI
Lebih terperinciUnisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat dengan mayoritas penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat dengan mayoritas penduduk beragama Islam telah menganut adanya sistem hukum nasional. Dalam upaya menjamin adanya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ
59 BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ A. Kedudukan Mediator dan Hakam Dalam Menyelesaikan Perkara Syiqaq 1) Kedudukan Mediator Dalam Penyelesaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui pernyataan bahwa manusia adalah makhluk zoonpoliticon 75, yaitu bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang sejarah perkembangan manusia, manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, kecuali dalam keadaan terpaksa manusia dapat berpisah dari kelompoknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam
Lebih terperinciMembahas Kitab Tafsir
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Perbankan Syari ah dewasa ini dipandang cukup pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh masyarakat. Pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu
Lebih terperinciPELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di
PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan
Lebih terperinciAl Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin
Al Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin Dalam Islam, diantara peninggalan-peninggalan ilmu yang paling besar yang dapat diwarisi oleh semua generasi dan telah dibukukan adalah ilmu Fiqih, karena ilmu ini selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum islam merupakan bagian dalam tata hukum di Indonesia dimana bagi setiap muslim diwajibkan untuk menerapkan aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas belum berjalan sepenuhnya. Akan tetapi aroma persaingan antar perusahaan barang maupun jasa, baik di dalam negeri maupun antar negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan
Lebih terperinciPENGARUH MODERNITAS TERHADAP HUKUM ISLAM DI INDONESIA
PENGARUH MODERNITAS TERHADAP HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Moh. Muhibuddin, S.Ag.,SH.,M.S.I. A. Pendahuluan Dialektika antara hukum dan masyarakat merupakan sebuah keniscahyaan, artinya bahwa hukum dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Guna menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami arti judul proposal Akad Syrirkah Menurut Perspektif Madzhab Maliki Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
Lebih terperinciBAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI
BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam Dan Alasan Munculnya Bagian Sepertiga Bagi Ayah Dalam KHI Pasal 177 Hukum waris Islam merupakan
Lebih terperinciBAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR
BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR A. Deskripsi Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Agama merupakan matakuliah wajib fakultas yang diberikan kepada mahasiswa pada semeter VI, setelah mahasiswa menempuh
Lebih terperinciBAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh
BAB IV ANALISIS TERHADAP DALIL DALIL QAWL QADIM DAN QAWL JADIm dan qawl jadi>d Imam Sha>fi i> dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa kematian. Akibat hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian seseorang diantaranya ialah masalah bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksistensi fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam tata
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris, yaitu menerangkan, memperkuat, atau menguji sesuatu terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pada tahun 2015 Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak
A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasannya dalam beberapa bab di atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Putusan Nomor: 408/Pdt.G/ 2006/PA.Smn maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI
BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika
Lebih terperinciBAB IV. Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat plural. 1. hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Dalam pembahasan kali ini,
BAB IV ANALISA ATAS PANDANGAN HUKUM HAKIM PENGADILAN AGAMA KAJEN DALAM MEMUTUS PERKARA ISBAT NIKAH YANG PERNIKAHANNYA TERJADI SEBELUM DAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqih islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal oleh masyarakat. Ini karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadilan merupakan tempat bagi seseorang atau badan hukum untuk mencari keadilan dan menyelesaikan persoalan hukum yang muncul selain alternatif penyelesaian
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al Indunisi, Ahmad Nahrawi Abdussalam, 2008, Ensiklopedi Imam Syafi i, PT.Mizan Publika, Jakarta Selatan.
A. BUKU DAFTAR PUSTAKA Al-Dizar, Addys dan Fathurrahman, 2004, Hukum Waris (Terjemahan Ahkam Al Mawarits fi al fighial Islamy), Cet. Pertama, Senayan Abadi Publishing, Al Indunisi, Ahmad Nahrawi Abdussalam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia dibekali dengan keinginan untuk melakukan pernikahan, karena pernikahan itu adalah salah satu faktor
Lebih terperincimelakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada hamba- Nya melalui hasil pernikahan guna meneruskan kehidupan selanjutnya. Secara umum anak adalah seorang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia, ada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia, ada yang berskala kecil maupun besar. Karena manusia mempunyai banyak kebutuhan, maka kegiatan ekonomi
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENGANGKATAN ANAK SETELAH DIBERLAKUKAN UU NO 3 TAHUN 2006 DI PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KOTA MALANG
1 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENGANGKATAN ANAK SETELAH DIBERLAKUKAN UU NO 3 TAHUN 2006 DI PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KOTA MALANG Pengadilan Negeri sebagai salah satu pelaksana kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia muslim dan Barat. Perbankan Islam merupakan bentuk perbankan yang pembiayaannya berusaha memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana
Lebih terperinciBAB IV. Implementasi PMA No. 11 Tahun 2007 dan Analisis Mas}lah}ah Mursalah terkait
BAB IV Implementasi PMA No. 11 Tahun 2007 dan Analisis Mas}lah}ah Mursalah terkait Perubahan dan Perbaikan Biodata Akta Nikah di Pengadilan Agama Kabupaten Malang A. Implementasi PMA No. 11 tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadilan Agama sebagai salah satu dari empat lingkungan peradilan yang diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- Pokok Kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 25A Undang - Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 25A Undang - Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa wilayah Indonesia di bagi atas daerah - daerah dengan wilayah batas - batas dan hak - haknya ditetapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benua dan lautan yang sangat luas, maka penyebaran agama-agama yang dibawa. melaksanakan kemurnian dari peraturan-peraturannya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di lihat dari letak geografis kepulauan Indonesia yang strategis antara dua benua dan lautan yang sangat luas, maka penyebaran agama-agama yang dibawa oleh pendatang
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH
BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH A. Pengertian Maslah}ah} Maslah}ah} berasal dari kata s}alah}a yang secara arti kata berarti baik lawan dari kata buruk atau rusak. Maslah}ah} adalah kata masdar s}alah}
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam Islam. Zakat disebutkan dalam Alquran sebanyak 35 kali, yang dalam 27 diantaranya penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan ilmu pengetahuan kian berkembang pesat termasuk bidang ilmu hukum, khususnya dikalangan hukum pidana. Banyak perbuatan-perbuatan baru yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap harta yang ditinggalkan oleh seseorang baik yang bersifat harta benda bergerak maupun harta benda
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015
TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 1 Beberapa Istilah Terkait dengan HUKUM ISLAM 1. Hukum 2. Hukum Islam 3. Syariah 4. Fikih 5. Ushul
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan adalah kekuasaan negara dalam menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum dan keadilan. 1 Kekuasaan
Lebih terperinciBAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM IZIN POLIGAMI DALAM PUTUSAN MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NO. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda A. Analisis Yuridis Pertimbangan Dan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perempuan. Sudah kodrat manusia antara satu sama lain selalu saling membutuhkan
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di hadapan Pegawai Pencatat Nikah, hukum poligami
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat
89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia secara tuntas. Bahkan, adakalanya aturan hukum itu tidak lengkap dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah aturan hukum tidaklah mungkin mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara tuntas. Bahkan, adakalanya aturan hukum itu tidak lengkap dan tidak jelas.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:
284 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut: a. Standar penentuan upah menurut Hizbut Tahrir ditakar berdasarkan jasa atau manfaat tenaganya (manfa at
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani kehidupan sebagai suami-isteri hanya dapat dilakukan dalam sebuah ikatan perkawinan. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, arah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai
65 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian tesis ini dilakukan di Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 1 Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia,
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
IMPLIKASI BANK ASI TERHADAP HUKUM RADHA AH; (WACANA PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI) SKRIPSI Diajukan Oleh : AFDHALUL ULFA Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Syari ah Ahwalul Syakhsiyah NIM : 110 807 766 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui
Lebih terperinciyang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan
I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber
Lebih terperinciBAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang
BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ Manhaj yang digunakan tiap organisasi keagamaan pada dasarnya adalah sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang cenderung menggunkan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciMENGGAGAS RESTATEMENT UNDANG-UNDANG Oleh: Ricko Wahyudi * Naskah diterima: 16 Juni 2017; disetujui: 21 Juni 2017
MENGGAGAS RESTATEMENT UNDANG-UNDANG Oleh: Ricko Wahyudi * Naskah diterima: 16 Juni 2017; disetujui: 21 Juni 2017 Sering ditemui suatu undangundang dengan undang-undang lainnya memuat suatu istilah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab
1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN DARI PERADILAN UMUM KEPADA MAHKAMAH SY AR'IY AH 01 PROVINSI NANGGROE ACEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu hal yang terpenting di dalam realita kehidupan umat manusia. Perkawinan dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum masingmasing agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka 1997,Hlm Bintang, cet VII, jakarta, 1995,h.10
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk memudahkan dan menghindari perbedaan persepsi dalam memahami maksud skripsi ini, maka penulis memberikan penjelasan secara singkat tentang pengertian yang dimaksud
Lebih terperinciTINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN
1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode pehamanan hadis Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memahami hadis ada beberapa sisi persamaan dan perbedaan. Secara garis besar antara Muhammadiyah dan NU menggunakan
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG HUBUNGAN TATA KERJA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA DENGAN EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN INSTANSI LAINNYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muamalah, diatur dalam fiqh muamalah. Fiqh muamalah merupakan kumpulan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai rahmatan lil alamin, mengatur segala aspek kehidupan baik dalam hal ibadah maupun muamalah. Segala sesuatu yang berhubungan dengan muamalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sengketa atau konflik hakekatnya merupakan bentuk aktualisasi dari suatu perbedaan dan atau pertentangan antara dua pihak atau lebih. Sebagaimana dalam sengketa perdata,
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PADA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA TESIS. Oleh
PENYELESAIAN SENGKETA PADA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA TESIS Oleh RACHMANSYAH PURBA 077011054/MKn SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN HUKUM
METODE PENELITIAN HUKUM Oleh : Prof. Dr. H. Gunarto., S.H., S.E., Akt., M.Hum Metode Penelitian Hukum 1. Kerangka Dalil 2. Kerangka Teoritis : Teori-teori yang Berkaitan dengan Hukum Islam Teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status anak dalam hukum keluarga dapat dikategorisasikan menjadi dua macam yaitu: anak yang sah dan anak yang tidak sah. Pertama, Definisi mengenai anak sah diatur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL
BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL Penulis telah memaparkan pada bab sebelumnya tentang pusaka (waris), baik mengenai rukun, syarat, penghalang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini, pergaulan manusia tidak dapat dibatasi hanya dalam suatu lingkungan masyarakat yang lingkupnya kecil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah S.W.T yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, namun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
Lebih terperinci1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya apabila hubungan perkawinan antara suami dan istri telah terputus karena perceraian, maka akan ada beberapa hukum yang berlaku sesudahnya. Salah satu di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah atau jawaban
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai
146 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hal-hal yang dapat penulis simpulkan setelah melakukan penelitian tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai berikut : 1. Format kurikulum fiqih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
59 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, baik dalam penelitian yang bersifat empiris ataupun yang bersifat normatif. Tanpa menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan sarana pokok pengembangan ilmu pengetahuan, karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologi dan konsistensi. Sistematis
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I
PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain. Hubungan ini disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Setiap pasangan (suami-istri) yang telah menikah, pasti berkeinginan untuk mempunyai anak. Keinginan tersebut merupakan naluri manusiawi dan sangat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari uraian yang telah penulis paparkan, setidaknya penulis mencatat
101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah penulis paparkan, setidaknya penulis mencatat beberapa poin penting yang menjadi inti dari bahasan mengenai relevansi teori Ushul Fiqh Kontemporer
Lebih terperinci