BAB 2 DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu : Literatur Buku a. MI Comic (2011) Dongeng H. C. Andersen b. Naomi Kuno (2004) Tasteful Color Combinations c. Karen Sullivan, Gary Schumer & Kate Alexander (2012) Ideas for the Animated Short : Finding and Building Stories d. Paul Wells (2007) Scriptwriting Literatur Internet a. Perkembangan Animasi di Indonesia (2012) Sejarah Animasi Indonesia sendiri mulai diketahui sejak ditemukannya cave painting yang bercerita mengenai binatang atau hal-hal yang berbau mistis. Pada tahun 1955 Presiden pertama kita yaitu Pak Soekarno yang sangat peduli dengan perkembangan seni dengan sengaja mengirimkan seorang seniman Indonesia untuk belajar di Studio Walt Disney. b. Arti Dongeng Dongeng adalah cerita fiktif atau cerita imajinatif. Oleh karena itu, di dalam dongeng ada tokoh, watak tokoh, alur, latar dan unsur cerita lainnya. Perbedaan yang mencolok dengan cerita cerita lainnya adalah pada kefiksiannya. Di dalam dongeng mungkin kita akan menemukan manusia bisa terbang atau binatang bisa bicara. 4

2 c. Sejarah Animasi Walaupun belum berbentuk animasi seperti di era maju saat ini, manusia di zaman prasejarah telah mengenal komunikasi lewat bahasa visual. Lukisan-lukisan di dinding atau di langitlangit gua menjadi bukti kebudayaan mereka. d. Pengertian Animasi dan Konsep Pembuatan Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Secara umum ilusi gerakan merupakan perubahan yang dideteksi secara visual oleh mata penonton sehingga tidak harus perubahan yang terjadi merupakan perubahan posisi sebagai makna dari istilah 'gerakan'. Perubahan seperti perubahan warna pun dapat dikatakan sebuah animasi Referensi Video a. Main Studio, Dazu (2012) b. Pixar Animation Studios, Toy Story (1995) c. Universal Pictures and Illumination Entertainment, Despicable Me (2010) 2.2 Data Umum Gambaran tugas akhir penulis adalah pembuatan short animation yang diberi judul Daisy. Cerita ini dikembangkan dari buku dongeng karya H.C Andersen dengan judul Bunga Kecil Ida. Animasi ini menceritakan tentang seorang anak kecil yang mencintai tanaman di halaman rumahnya. Pesan yang ingin disampaikan dari cerita ini adalah kita sebagai manusia peduli pada kepada tanaman tanaman yang ada di sekitar kita.

3 Berikut data-data umum yang telah dikumpulkan oleh penulis yang akan digunakan sebagai landasan dalam pembuatan tugas akhir ini Animasi Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Secara umum ilusi gerakan merupakan perubahan yang dideteksi secara visual oleh mata penonton sehingga tidak harus perubahan yang terjadi merupakan perubahan posisi sebagai makna dari istilah 'gerakan'. Perubahan seperti perubahan warna pun dapat dikatakan sebuah animasi Sejarah Animasi Persistence of Vision Walaupun belum berbentuk animasi seperti di era maju saat ini, manusia di zaman prasejarah telah mengenal komunikasi lewat bahasa visual. Lukisan-lukisan di dinding atau di langitlangit gua menjadi bukti kebudayaan mereka. Jika merujuk visual sebagai alat komunikasi, sejarah animasi bisa ditelusuri hingga zaman prasejarah. Seorang pendeta Jerman, Athanasius Kircher, pada tahun 1645 menemukan Magic Lantern. Cara kerjanya mirip proyektor slide, gambar-gambarnya disorotkan ke dinding. Gambar tersebut di lukis pada kaca lentera dan diproyeksikan. 2.1 Magic Lantern

4 Salah satu fenomena menarik yang terkait dengan sejarah animasi adalah ditemukannya teori Persistence of Vision pada tahun 1824 oleh Peter Roget. Pengertian mudahnya tentang proyeksi bergerak dari objek yang diterima mata. Secara prinsip, memori otak kita mampu meyimpan sekitar 1/25 detik gambar yang dilihat. Jadi ketika ada gambar berikutnya yang lewat, gambar yang berkelanjutan akan dipersepsikan seolah-olah bergerak oleh mata. Pola inilah yang akhirnya melahirkan berbagai eksperimen percobaan visaul yang berkelanjutan. Phenakitstoscope adalah alat pertama yang mengacu pada teori tersebut. Mesin ini menghasilkan ilusi gerakan dengan memungkinkan pemirsa untuk menatap piringan yang berputar berisi jendela kecil, di mana dibalik jendela itu ada cakram lain berisi urutan gambar. Ketika mesin diputar menghasilkan ilusi gerakan tertentu dari urutan gambar tersebut. Alat tersebut diciptakan oleh Dr Joseph Antoine Plateau dan Dr Simon Rittrer pada tahun Phenakitstoscope Sebelumnya pada tahun 1825, John A. Paris, seorang fisikawan Inggris, menciptakan mainan yang dijuluki thaumatrope. Mainan tersebut berupa kepingan yang dikaitkan dengan semacam tali pegas di antara kedua sisinya. Satu sisi keping bergambar burung, sisi sebaliknya bergambar sangkar burung. Saat kepingan diputar, gambar burung seolah-olah masuk kedalam sangkarnya. Jika proses ini dilihat mata, seolah-olah burung tersebut berada dalam sangkarnya.

5 2.3 Thaumatrope Joseph Plateau asal Belgia pada tahun 1832 menciptakan Zoetrope. Bentuknya berupa cakram yang sekelilingnya terdapat gambar-gambar yang disertai lubang-lubang yang dibuat secara teratur untuk mengintip. Gambar akan terlihat bergerak jika memutar cakram didepan cermin sembari diintip. 2.4 Zoetrope Praxinoscope menjadi penemuan berikutnya ditahun 1892 oleh Emile Reynould. Cara kerja alat ini mirip dengan zoetrope. Bedanya, pada Praxinoscope, celah untuk melihat diganti dengan sebuah lingkaran cermin yang diletakkan dibagian dalam. Jika kita melihat cermin tersebut, gambar akan tampak seolah-olah bergerak. Praxinoscope kemudian dikembangkan menjadi Optique Theatre, yang memungkinkan ditonton khalayak umum.

6 2.5 Praxinoscope Optique Theatre Era Disney & 12 Prinsip Animasi Seiring dengan penemuan pita film dan memasuki kamera,memasuki abad ke-20, mulai dikembangan teknik baru yaitu. J.Stuart Blackton dari Amerika menggunakan teknik ini di berbagai filmnya yang terkenal. Tahun 1914 Winsor McCay membuat terobosan pada animasi pada film Gertie The Dinosaur. Otto Messmer juga menerapkan pada film animasi Felix The Cat. Pada tahun 1923, Walt Disney dan Roy Disney mendirikan studio animasi. Walt Disney melahirkan karya-karya terkenal hingga sekarang, seperti Mickey Mouse, Snow White, Donald Duck, dan Pinokio. Pada 18 November 1928 lahirlah Mickey Mouse. Ia adalah animasi bersuara pertama dari Walt Disney. Kemudian disusul animasi berwarna pertama, yakni Flower and Trees yang diproduksi Silly Symphonies di tahun Walt Disney dengan Mickey Mouse

7 Kemajuan industri perfilman dan televisi di Amerika juga berimbas pada kemajuan bidang animasi. Kemudahan produksi dan banyaknya permintaan ikut menekan biaya produksi sehingga industri animasi tumbuh dengan cepat. Salah satu tonggak dalam kemajuan animasi adalah diperkenalkanya 12 prinsip animasi pada tahun 1930-an oleh animator Disney yaitu Ollie Johnston dan Frank Thomas. Prinsip tersebut diterbitkan menjadi buku The Illusion of Life : Disney Animation pada tahun Ke-12 prinsip tersebut adalah squash an stretch, anticipation, staging, straight ahead action and pose to pose, follow through and overlapping action, slow in and slow out, arcs, secondary action, timing, exaggeration, solid drawing, dan appeal. Era CGI 2.8 Buku The Illusion of Life : Disney Animation Life Revolusi besar terjadi dalam produksi animasi setelah munculnya komputer. Computer-generated imagery (CGI) menjadikan produksi animasi lebih leluasa dan kreatif. Toy Story produksi Pixar adalah film berdurasi panjang pertama yang diproduksi dalam teknik CGI pada tahun Perkembangan berikutnya teknik animasi menjadi pendukung film-film box office dunia. Special effect atau digital visual effect mulai mengandalkan

8 CGI animasi. Yang istimewanya, CGI mulai menggunakan teknologi motion capture terbaru yang sengaja diciptakan untuk membuat film tersebut. Hasilnya sangat mendekati kenyataan, sehingga penonton sulit membedakan antara yang animasi dengan yang bukan. dikutip dari : Perkembangan Animasi di Indonesia Seorang animator pada dasarnya menguasai ilmu gerak. Ilmu ini yang mampu membuat sesuatu bergerak dan terasa hidup. Namun dalam pertumbuhan industri animasi di Indonesia, semua ilmu ini tidak tumbuh sederas datangnya software dan hardware industri multimedia yang senantiasa berdatangan. Memang, telah muncul sekolah grafik multimedia di kota-kota besar, akan tetapi permintaan akan produk hiburan, informasi, dan kepraktisan industri jauh lebih besar. Sehingga konsentrasi industri animasi saat ini lebih kepada the man behind the gun yaitu sang anatr yang membawa senjata -nya masing masing (software based skills). Pertumbuhan itu berlangsung sejak era-1980-an. Apabila dilihat pada peningkatan kemampuan para animator, banyak yang menyayangkan bahwa generasi animator masa kinik kebanyakan hanya yang mengerti software dan kurang diimbangi dengan pertumbuhan kemampuan esensi elemen lain. Seperti kemampuan kreatif dalam kerja editing, penempatan adegan, dan sebagainya. Padahal kemampuan-kemampuan ini berperan penting bagi sebuah produk animasi. Dengan kata lain, produk animasi berelemen penting yang disisihkan akan berbuah menjadi sebuah produk menyedihkan.

9 Sejarah Animasi Indonesia sendiri mulai diketahui sejak ditemukannya cave painting yang bercerita mengenai binatang atau hal-hal yang berbau mistis. Pada tahun 1955 Presiden pertama kita yaitu Pak Soekarno yang sangat peduli dengan perkembangan seni dengan sengaja mengirimkan seorang seniman Indonesia untuk belajar di Studio Walt Disney. Pada tahun 1970 stasiun TV satu satunya pada saat itu yaitu TVRI sudah mulai menayangkan film film animasi yang dibuat oleh Walt Disney dan Hanna Barbera. Pada tahun tersebut juga film animasi iklan nasional lahir dan berdirinya studio animasi pertama di Jakarta. Di tahun 80-an, tidak hanya dalam animasi periklanan tahun ini pun ditandai dengan mulai maraknya film animasi Indonesia dan lahirnya beberapa studio animasi di berbagai daerah. Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi dan lahir film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Pada tahun 1998 mulai muncul film film animasi yang bercerita tentang cerita rakyat Indonesia. Kira kira pada tahun 2000 samapai dengan tahun 2004 diproduksi beberapa serial animasi TV. Pada saat itu animasi serial cukup popular dan diminati karena sudah menggabungkan 2D animasi dan 3D animasi. Di tahun tahun berikutnya animasi di Indonesia berkembang lebih pesat yaitu dengan adanya film animasi buatan yang memenangkan penghargaan INAICTA. Pada tahun 2008 Indonesia sendiri sudah berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil untuk Go Internasional. Semakin lama perkembangan film animasi di Indonesia semakin berkembang dengan didukung oleh adanya seniman - seniman muda berbakat Indonesia, studio animasi yang mulai tersebar di berbagai daerah dan juga perkembangan teknologi yang tak pernah mati.

10 dikutip dari : Definisi Short Animation Short Animation atau yang bisa juga disebut dengan Animated Short Film adalah kategori lebih spesifik dari film pendek, yaitu film pendek dengan genre teknik animasi. Film pendek animasi ini biasanya adalah film-film animasi dengan durasi lebih dari satu menit dan kurang dari tujuh menit. Dari buku Ideas for The Animated Short halaman 31, film animasi pendek didefinisikan sebagai film yang menggambarkan cerita melalui pergerakan dan waktu, melalui karakter-karakter unik dan berkesan yang ada dalam kehidupan yang dilebih-lebihkan, di dalam representasi dunia dengan kemampuan untuk membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat dan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Film animasi pendek biasanya berdurasi 24 menit atau kurang. dikutip dari : Ideas for The Animated Short, Karen Sulivan (2008) Tentang Dongeng Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama

11 Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan disebut dengan fabel. dikutip dari : Data Umum Tentang Tumbuhan Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, jenis merupakan tumbuhan berbunga dan jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta. Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan). Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun beberapa alga hijau bersifat motil

12 (mampu berpindah) karena memiliki flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan banyak sekali metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Reproduksi juga terpengaruh oleh sifat ini Pada tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel. dikutip dari : Haeckel G (1866). Generale Morphologie der Organismen. Berlin: Verlag von Georg Reimer. hlm. vol.1: i xxxii, 1 574, pls I II; vol. 2: i clx, 1 462, pls I VIII Data Umum Tentang Bunga Daisy Bunga daisy adalah sejenis bunga yang sangat cantik yang berasal dari kawasan utara dan tengah Eropah. Bunga ini tergolong dalam keluarga bunga Compositae (sekuntum bunganya terdiri daripada banyak kuntum-kuntum kecil). Bunga daisy melambangkan keikhlasan, kesetiaan dan kesucian. Sebab itulah ramai penggemar bunga menjadikannya sebagai hadiah. dikutip dari : o o o o ndgeography/daisies

13 2.9 Bunga Daisy Data cerita, environtment, dan karakter Sinopsis Cerita Cerita ini dikembangkan dari dongeng karya H.C Andersen yang berjudul Bunga Kecil Ida Dipagi yang cerah terdapat seorang anak kecil yang sedang mencabut-cabuti bunga untuk dimainkan. Ketika itu seorang Ibu pemilik bunga tersebut mengetahuinya lalu mengusir anak kecil tersebut. Ibu ini mempunyai seorang anak yang bernama Daisy. Ketika Daisy pergi ke taman halaman rumahnya, Daisy bertanya kepada Ibunya kenapa bunga bunga ini terlihat layu dan rusak. Ibunya menjawab kalo bunga tersebut layu karena lelah akibat pesta dansa semalam. Daisy takjub, dan bertanya kembali apakah bunga bunga bisa berdansa? Bisa, jawab ibunya. Bunga bunga ini akan berdansa ketika malam hari disaat kita tertidur. Karena Daisy penasaran, malamnya Daisy ingin membuktikan perkataan Ibunya. Lalu dia meletakan bunga yang layu tersebut di tempat tidur boneka kesayangannya. Dia meletakan boneka tersebut di laci. Dia mengatakan ke bonekanya bahwa untuk semalam saja. Lalu Daisy pergi keluar dan untuk menunggunya di sofa. Berjam-jam Daisy menunggu dan hasilnya tidak terjadi apa apa yang menyebabkan Daisy tertidur. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamarnya, Daisy pun terbangun dari tidurnya dan segera mengendap-ngendap ke kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Daisy kemudian membuka pintunya perlahan-lahan lalu mengintip

14 kedalam, ternyata dikamarnya banyak sekali bermacam macam bunga yang masuk melalui jendela. Daisy senang sekali karena pertama kalinya dia melihat bunga-bunganya hidup. Namun yang tak disangka, boneka kesayangannya juga ternyata bisa hidup yang tibatiba keluar dari lacinya. Bonekanya berbicara wah ada pesta! lalu salah satu bunga mengatakkan, ayo kita berdansa bersama. Daisy terus menyaksikan bunga dan bonekanya berdansa dengan riang. Karena Daisy takut mengganggu mereka, Daisy pun menutup pintunya dan kembali tidur di sofanya. Boneka bertanya kepada bunga, kenapa kamu terlihat sangat layu? Bunga bunga tersebut menjawab bahwa tadi pagi ada seorang anak yang mencabut cabuti bungaku yang membuatku layu dan hidupku tak lama lagi. Dan tolong beritahu kepada Daisy, besok hari kuburkan kami karena pada di musim panas kami akan tumbuh kembali. Boneka mengiyakan dengan terharu, lalu boneka mengambil selembar kertas dan menuliskan sebuah pesan yang diletakkan di ranjang boneka tersebut. Hari sudah pagi, Daisy terbangun dan berlari ke kamarnya berharap bunganya kembali hidup dan segar. Tetapi ternyata bunga tersebut sudah mati. Lalu dia melihat selembar kertas dengan pesan tolong kubur saya. Daisy pun langsung bergegas ke tamannya lalu mengubur bunga bunganya dan mengatakkan Sampai jumpa di Pesta berikutnya, Love you

15 2.3.2 Environment Kamar 2.10 Referensi kamar anak anak Diatas merupakan referensi yang digunakan penulis untuk pengambilan visual kamar anak-anak. Rumah dan halamannya Berikut referensi yang digunakan penulis untuk pengambilan visual rumah dan halamannya Referensi rumah dan halamannya District/Garden_House/

16 2.3.3 Karakter Anak Perempuan Kecil Berikut referensi karakter yang anak perempuan bersifat riang: 2.12 Referensi anak kecil perempuan Anak Kecil yang Nakal Berikut referensi karakter anak yang nakal : 2.13 Referensi anak kecil yang nakal

17 Karakter Ibu Berikut adalah referensi karakternya : 2.14 Referensi karakter ibu Boneka yang bisa hidup Berikut adalah referensi karakternya 2.15 Referensi boneka

18 Bunga yang dapat berekspresi karakternya: Bunga yang dapat berekspresi berikut adalah referensi 2.16 Bunga yang dapat berekspresi Studi Existing Selain data-data, penulis juga mengumpulkan beberapa referensi film animasi pendek yang menginspirasi penulis, dengan tujuan menganalisa film animasi pendek tersebut dapat memberikan pengayaan kepada penulis dalam proses pengerjaan film animasi pendek ini Studi Bentuk Untuk studi bentuk, penulis menganalisa bentuk-bentuk dari beberapa film animasi pendek seperti Despicable Me, Astro Boy, dan Monster inc 2.17 Film animasi Monster Inc, AstroBoy, dan Despicable Me

19 Gambar di atas merupakan screenshot dari film animasi Despicable Me, Astro Boy, dan Monster inc. Bentuk karakternya yang simple, seperti bentuk kepala yang bulat dan bentuk tubuh yang lebih kecil. Membuat animasi ini terlihat lucu secara visual. Karakter Boo dalam film Monster Inc, terlihat jelas dengan bentuk wajahnya yang bulat dan halus, memberi kesan lucu dan imut. Begitupula karakter - karakter di film Despicable Me, dengan visual yang halus dan bulat membuat visual menjadi tampak lucu yang membuat anak anak tertarik untuk melihatnya. Untuk film Astro Boy, visualnya juga terlihat bulat tetapi yang membedakan dengan karakter Boo dan karakter di Despicable Me, film Astroboy tubuh karakternya agak tinggi, di film Despicable Me dan Monster Inc terlihat lebih kecil Studi Warna Warna adalah salah satu elemen yang penting dalam seni atau design, begitu juga dalam animasi. Karena setiap warna mampu memberikan kesan atau mood dan identitas tertentu dalam sebuah film animasi. Agar pemilihan warna untuk animasi ini tepat, penulis melakukan studi pada film animasi pendek yang berjudul Toy Story dan Wreck It Ralph Film animasi Toy Story dan Wreck It Ralph html Gambar ini merupakan screenshot dari animasi Toy Story dan Wreck It Ralph. Warna yang digunakan pada animasi Toy Story merupakan warnawarna soft dan biasa terdapat dalam mainan anak anak. Di film Wreck It Ralph, warna warna ini terdapat dalam video game yang sangat digemari

20 anak-anak. Diimbangi dengan warna background yang lembut agar paduan warna menjadi nyatu dan enak dilihat secara visual Study Art Direction Untuk studi art direction, penulis melakukan studi pada film animasi pendek Zero dan Dog and The Butcher Cuplikan animasi pendek Zero Pada film animasi Zero ini banyak sekali menggunakan komposisi rule of third dan golden rule. Animasi ini juga lebih banyak menggunakan long shot, dan medium close up pada bagian-bagian tertentu Penggunaan camera movement yang slow, lighting warna yang dramatis pada bebrapa scene, serta bantuan sfx yang tepat dapat membangun emosi pada film ini. Sehingga kita yang menonton dapat menangkap emosi dan juga maksud yang disampaikan animasi ini Cuplikan animasi pendek The Butcher

21 Pada film animasi Dog and The Butcher ini menggunakan still camera dan cut to cut yang membuat animasi ini mengandalkan komposisi objeknya seperti golden rule, rule of third, dan negative space. Camera still juga digunakan untuk menegaskan dan memfokuskan sebuah objek. Selain itu juga agar penonton tidak bingung dengan apa yang disampaikan Studi Alur Untuk studi alur, penulis mengambil referensi dari film animasi À Côz. Alur cerita pada animasi ini sangat sederhana, yang digunakan yaitu alur cerita maju. Dimulai dari pengenalan karakter anak kecil yang sedang berjalan sambil mendorong papan tulis dengan gesture dan gerakan yang menjelaskan sifat atau penokohan dari anak kecil itu. Kemudian dia mulai menjelaskan kenapa kita selalu mengeluh tentang atmosfir bumi yang terpolusi, suhu bumi yang sudah mulai memanas, yang menjadikan sebuah masalah. Lalu pada akhrinya anak kecil ini memberikan solusi agar masalah dapat dikendalikan Cuplikan animasi pendek À Côz Inti dari alur cerita ini pertama pengenalan karakter, lalu karakter menemukan masalah-masalah, setelah itu menemukan problem solving dan karakter belajar hal baru.

22 2.5 Data Produk Produknya adalah sebuah film animasi pendek dengan pendekatan tiga dimensi yang divisualisasikan dengan menarik. Dengan tema cerita tentang seorang anak kecil yang cinta dengan tanamannya dan pesan moral yang mengajak untuk mecintai tanaman Data Pembanding Dalam Negri Untuk pembanding industri film pendek dalam negeri masih sedikit karena serial animasi di Indonesia masih dalam masa perkembangan. Ada beberapa serial animasi Indonesia yang saat ini menjadi series yang terkenal seperti serial Didi Tikus, dan beberapa serial yang di produksi oleh ANIMART seperti Bany dan juga Dazu animasi serial yang di produksi oleh Main Studios Cuplikan Animasi Dazu Luar Negri Untuk luar negeri yang paling menonjol yaitu film animasi pendek karya Pixar. Film-film ini biasanya menjadi film pembuka dari film-film berdurasi panjang Cuplikan animasi pendek for the birds dan Day & Night

23 2.7 Target Audience Target Primer Demografi : Laki laki/ Perempuan, anak anak berusia 7-10 tahun, Status ekonomi sosial B sampai dengan A+ Psikografi :, aktif, imajinatif, gemar mendengarkan cerita, Geografi ingin mengetahui banyak hal : Berada di kota besar Target Sekunder Demografi : Laki laki/ Perempuan, semua umur Psikografi : Buat orang tua yang jarang ada waktu untuk anaknya, yang suka menonton film animasi, memiliki kepedulian terhadap tanaman. Geografi : Berada di kota kota besar maupun kota kecil 2.8 Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung 1. Dikemas dengan visual yang menarik, diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak. 2. Perkembangan teknologi yang dapat memudahkan dalam proses membuat animasi ini. Faktor Penghambat 1. Bagaimana menumbuhkan rasa ketertarikan anak-anak untuk melihat animasi ini. 2. Jangka waktu yang terbatas dalam pembuatan animasi ini. 3. Kurangnya masalah teknis penulis dalam pembuatan animasi ini

24 2.9 Analisa SWOT Berikut adalah analisa berdasarkan SWOT untuk animasi pendek Daisy 1. Strength (Kekuatan): Terletak pada makna cerita yang mengajarkan apresiasi terhadap alam, dan visualisasinya yang sangat memanjakan mata. 2. Weakness (Kelemahan) Terletak pada karakterisasi yang kurang kuat, dimana pendalaman karakter hanya sebatas untuk menyampaikan pesan moral. 3. Opportunity (Kesempatan) Kesempatan untuk mencuri perhatian orang dengan visual yang indah dan makna yang menyentuh.. 4. Threat (Ancaman) Terletak pada fakta bahwa ini adalah proyek yang dikerjakan oleh satu orang dengan waktu dan sumber daya yang terbatas, jika ada sekelompok orang atau studio yang membuat sebuah animasi pendek dengan tema serupa, tentu kualitasnya akan lebih bagus.

25

26

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

PENGANTAR ANIMASI TRADISIONAL DEFINISI, SEJARAH, PRINSIP, DAN GAYA

PENGANTAR ANIMASI TRADISIONAL DEFINISI, SEJARAH, PRINSIP, DAN GAYA PENGANTAR ANIMASI TRADISIONAL DEFINISI, SEJARAH, PRINSIP, DAN GAYA ANIMASI DEFINISI Usaha manusia dalam menggambarkan pergerakan makhluk hidup maupun benda melalui sebuah media tersebut dapat dinamakan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat suatu karya yang lebih baik daripada karya sebelumnya dan visual

BAB I PENDAHULUAN. membuat suatu karya yang lebih baik daripada karya sebelumnya dan visual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam dunia kreatif di Indonesia akhir-akhir ini semakin bertambah pesat.hal ini memungkinkan para animator menjadi lebih kreatif dalam pembuatan

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai media antara lain buku, video, dan artikel & jurnal. Semua sumber yang digunakan

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan menggunakan teknik compositing visual effect yang berjudul The Cambo dengan tujuan animasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom

Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami pengertian animasi tradisional Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami jenis animasi tradisional

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. dikutip dari :

BAB 4 KONSEP DESAIN. dikutip dari : BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER Reyhan Jl. Pasar no 22/24, Bogor 083819034579 reyhanwithsmile@yahoo.com ABSTRAK Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dunia sedang dilanda degradasi moral dan salah satu cara menghadapinya adalah dengan memastikan generasi muda diperlengkapi dengan didikan moral yang baik dan benar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Antrian Tiket Bioskop Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket bioskop dan situasi-situasi yang

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN

TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN SISTEM INFORMASI Oleh: GERARDUS PRIMA WELBY (09.12.3687) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM JOGJAKARTA 2011 Animasi Tradisional Pada zaman dahulu kala,

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film animasi 3D dengan background Matte Painting tentang anak pecandu video game. Hal ini dilatar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perancangan Perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya. Menurut Al-Bahra (2005 : 51), Perancangan adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah:

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah: BAB 4 KONSEP DESAIN 4. 1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Prinsip Animasi : Prinsip animasi dibuat di sekitar awal tahun 1930 oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini ada 12, digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R.

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. Yadi Rakhman Alamsyah, Citra Cynthia Agustriani Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kehidupan adalah suatu proses yang dilalui oleh makhluk hidup sebelum mencapai batas kematian. Menurut Ir. I Ketut Gede Yudantara, kehidupan adalah anugerah sekaligus

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat animasi film pendek Rumah Makan Joko & Tito bisa disukai penonton dan

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. animasi digemari oleh banyak kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. animasi digemari oleh banyak kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film animasi bukan lagi menjadi hal baru bagi masyarakat. Sudah sejak lama film animasi digemari oleh banyak kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai

Lebih terperinci

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50) A. METODE EDITING Dalam proses penyuntingan gambar, metode editing terbagi menjadi 2 yaitu cut dan transisi. 1. Cutting adalah proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konteks besar dunia 3D yang kita kenal yaitu suatu alat informasi dengan menggunakan bantuan sebuah software dan di tunjang dengan hardware atau teknologi komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan perkembangan industri perfilman. Sineas dalam negeri tertarik untuk bereksplorasi dan berkreasi lebih

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 19 JAKARTA

ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 19 JAKARTA ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 19 JAKARTA Mata Diklat : Menggambar Kunci Animasi Hari/tanggal : Juni 2011 Kelas : XI Multimedia Waktu : Ketentuan Soal : 1. Soal terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan manusia saat ini, media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Ada beberapa cara yang di lakukan oleh penulis dalam melakukan strategi kreatif di dalam proses pemuatan dan juga melakukan pembagian-pembagian dalam strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Anak kecil memiliki sifat yang polos dan lugu. Banyaknya orang yang berprasangka negatif terhadap orang yang tidak dikenalnya

BAB 4 KONSEP DESAIN. Anak kecil memiliki sifat yang polos dan lugu. Banyaknya orang yang berprasangka negatif terhadap orang yang tidak dikenalnya BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Anak kecil memiliki sifat yang polos dan lugu Banyaknya orang yang berprasangka negatif terhadap orang yang tidak dikenalnya Film Animasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

- Short Movie The Art of Rollin a Cigarette - Short Movie Oneironaut

- Short Movie The Art of Rollin a Cigarette - Short Movie Oneironaut BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Cerita ini merupakan hasil adaptasi dari pemikiran penulis. 2.1.1 Literatur Buku - Ideas for the Animated Short : Finding and Building Stories karya Karen Sullivan,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43)

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43) BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori-teori yang Digunakan: Pada film pendek animasi ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan film animasi pendek yang akan dibuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis akan memberikan beberapa pembagian sebagai berikut guna memperlancar komunikasi: 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The History of Javanese Letters dengan Teknik Motion Graphic Novel ini

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Produksi karya KARTA & LOBANG, merupakan sebuah film animasi yang dirancang dengan melalui banyak proses pengembangan ide kreatif mulai dari karakter, cerita hingga concept art dibangun.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA Muhamad Maladz Adli NIM 1400082033 PROGRAM STUDI D-3 ANIMASI JURUSAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : Masalah yang dikomunikasikan

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : Masalah yang dikomunikasikan BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci a. Cerita anak-anak tentang imajinasi atau dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Untuk mendukung latar belakang pembuatan proyek, penulis melakukan riset melalui data dari internet. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 2 ANIMASI TRADISIONAL. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 2 ANIMASI TRADISIONAL. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 2 ANIMASI TRADISIONAL Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Animasi Tradisional Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk

Lebih terperinci

BAB III Analisa Masalah

BAB III Analisa Masalah BAB III Analisa Masalah 3.1. Analisa SWOT 3.1.1. Strength Kekuatan pada film pendek ini adalah yang membedakannya dengan kampanye biasa. Bila pada kampanye biasa, informan menyampaikan pesan secara langsung,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA

PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA Oleh : Sutandi, ST, M.Pd Animasi merupakan gambar hidup yang digerakkan dari sekumpulan gambar, yang memuat tentang objek dalam posisi gerak yang beraturan. Objek tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Tinjauan Umum 2.1.1.1 Animasi Animasi yang akan penulis buat bertemakan Short animation. Dalam short animation ini penulis ingin menceritakan seorang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN landasan teori projek

BAB 4 KONSEP DESAIN landasan teori projek BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. landasan teori projek 4.1.1. Sejarah animasi Kata Animasi itu sendiri merupakan penyesuaian dari kata animation yang berasal dari kata dasar to animate dalam kamus umum berarti

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti untuk membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Seorang Animator profesional sepertinya

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1. Data dan Literatur Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan yaitu melalui tinjauan pustaka, referensi literature melalui media internet, wawanvara

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Title Forgotten Untuk desain title, penulis menggunakan font "Appleberry" yang dimodifikasi agar memberikan kesan playfull namun tetap bold.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 1. Target Audiens : a. Demografi : Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan Umur : 8 tahun 12 tahun. Status Sosial : A dan B b. Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada Bab III ini dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D bercerita rakyat

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Gambar3.1 Animasi Sejarah Komputer dan Sentra Kriya Animasi yang digunakan dalam video ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik CGI (Computer-generated imagery). Namun, jauh sebelum penggunaan CGI

BAB I PENDAHULUAN. teknik CGI (Computer-generated imagery). Namun, jauh sebelum penggunaan CGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Perkembangan industri film pada era modern seperti sekarang ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang digunakan dalam proses produksi maupun pra-produksi.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan dari hasil pencarian penelitian terdahulu tentang animasi sejarah kerajaan Demak terdapat makalah yang berjudul Kerajaan Demak, Pajang dan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI Mengapa Animasi? Cave Painting = Animasi tertua di dunia Telah ada sekitar 30.000 32.000 tahun yang lalu, cave painting didesain seolah menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang biasanya didominasi oleh orang-orang pengonsumsi film

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang biasanya didominasi oleh orang-orang pengonsumsi film BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia yang biasanya didominasi oleh orang-orang pengonsumsi film animasi, kini mulai merambah muncul banyak animator yang memproduksi animasi. Hal ini dibuktikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premis Kebahagiaan hanya akan datang pada hati yang baik.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premis Kebahagiaan hanya akan datang pada hati yang baik. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta kunci 1) Dongeng "Kakek Penumbuh Bunga" jarang ditemukan di toko buku saat ini. 2) Kurangnya tontonan yang mendidik di televisi Indonesia sekarang

Lebih terperinci

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; }

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; } Animasi Animasi Teknik untuk membuat gambar bergerak buatan Berbeda dengan video yang merupakan rekaman dari kejadian di dunia nyata Animasi sepenuhnya buatan manusia Animasi pada dasarnya adalah penampilan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan Video Virtual Reality Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk dalam lingkungan non-fisik, yaitu sebagai media penyampaian cerita dongeng

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Inggris : Public Service Advertisement), artinya adalah iklan yang menyajikan. mengancam keselarasan dan kehidupan umum.

BAB IV KONSEP DESAIN. Inggris : Public Service Advertisement), artinya adalah iklan yang menyajikan. mengancam keselarasan dan kehidupan umum. BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan Masyarakat lebih kita kenal dengan PSA (dalam bahasa Inggris : Public Service Advertisement), artinya adalah iklan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tarian Gangnam Style Gangnam adalah kawasan yang terletak di bagian selatan sungai Han di Seoul, dengan bagian utara sungai itu bernama Gangbuk. Gangbuk awalnya menjadi jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman yang semakin pesat, kita sebagai umat manusia dihadapkan dengan permasalahan yang terus mengikutinya. Salah satunya yang tak luput dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Obsesi Obsesi sendiri adalah dorongan yang tidak tertahankan atau memaksa dan tidak masuk akal untuk melakukan sesuatu (Frankl, 1968: 470). Pada dasarnya obsesi adalah keinginan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa? LAMPIRAN Wawancara dengan Pak Gotot Prakosa Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? A : Animasi dari kata animare yang artinya memberi kehidupan, menghidupkan. Film animasi yaitu film yang dibuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat cepat. Segala aspek teknologi setiap saat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang berfungsi untuk memperkuat identitas suatu perusahaan pada masyarakat, Video Corporate profile

Lebih terperinci

Animasi Komputer. Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom

Animasi Komputer. Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Animasi Komputer Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Tujuan Pembelajaran Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami pengertian animasi komputer Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil

Lebih terperinci