BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep-diri 1. Pengertian Konsep-Diri Menurut Hurlock (1999) konsep-diri merupakan pandangan individu mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua komponen, yaitu konsep-diri yang sebenarnya dan konsep-diri yang ideal. Konsep-diri yang sebenarnya merupakan gambaran mengenai diri individu, sedangkan konsep-diri yang ideal merupakan gambaran individu mengenai diri sebagaimana yang diinginkan individu tersebut. Menurut Stuart dan Sudeen (1998), konsep-diri merupakan informasi yan dimiliki individu yang berasal dari keyakinan, hasil pemikiran, pendapat, dan prinsip individu yang kemudian akan berdampak pada individu saat berhubungaan dengan oranglain. Menurut Burns (1993), konsep-diri adalah bagaimana cara individu bersikap sesuai dengan kepercayaan individu terhadap diri sendiri. Terakhir, menurut Calhoun dan Acocella (1990), konsep-diri adalah keadaan pikiran individu yang berasal dari informasi yang dimiliki individu mengenai dirinya, keyakinan individu terhadap dirinya, dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Ada dua tipe konsep-diri yaitu konsep-diri positif dan negatif (Benner, 1985). Konsep-diri yang positif akan memungkinkan seseorang untuk bisa bertahan menghadapi masalah yang akan dihadapinya, menjadi lebih percaya diri, keren, berharga dan bangga pada diri mereka sendiri sehingga padangan

2 diri mereka terhadap mereka sendiri menjadi lebih positif dan akan membawa dampak positif juga bagi orang lain disekitar individu. Sebaliknya, konsepdiri yang negatif merupakan penilaian yang negatif mengenai diri sendiri, individu menilai dirinya sebagai figur yang mengecewakan. Penilaian yang negatif individu terhadap diri sendiri akan cenderung menjadikan individu menolak dirinya sendiri, sehingga individu akan lebih sering kurang percaya diri, menjadi rendah diri dan merasa tidak mampu terhadap dirinya sendiri. Penolakan diri juga dapat memicu munculnya sikap agresif dan perilaku negatif, sehingga individu menjadi tertutup dan kurang tertarik untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Efek dari konsep-diri yang negatif ini akan mempengaruhi hubungan interpersonal maupun fungsi mental lainnya bagi individu. Konsep-diri ini penting dalam menentukan perilaku seseorang di lingkungannya sehingga mengharapkan seseorang memiliki penilaian positif mengenai dirinya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, konsep-diri di dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pengetahuan individu mengenai dirinya sendiri baik itu bersifat positif ataupun negatif, di mana itu berasal dari ide, pikiran atau pandangan, dan kepercayaan yang diketahui individu mengenai dirinya dan itu berpengaruh terhadap diri sendiri dan juga saat berhubungan dengan orang lain. 2. Fungsi Konsep-diri Menurut Felker (1974) ada tiga fungsi konsep-diri, yaitu : a. Konsep-diri berfungsi sebagai penjaga keseimbangan dalam diri seseorang. Setiap individu memiliki pandangan, ide, perasaan dan

3 persepsi yang bermacam-macam yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidakstabilan, karena pandangan, ide, perasaan, dan persepsi tersebut dapat (namun tidak selalu) saling bertentangan satu dengan lainnya, yang akhirnya dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Konsep-diri berfungsi sebagai penyeimbang di dalam diri individu sehubungan dengan berbagai pertentangan pandangan, ide, perasaan, dan persepsi yang dimiliki oleh individu. Misalnya, pandangan individu mengenai dugem (dunia gemerlap) itu tidak baik, tapi perasaannya mengatakan bahwa itu sebenarnya sah-sah saja tergantung apa yang dilakukan, tapi persepsi individu pada dugem sudah negatif. Pada saat inilah konsep-diri berperan sebagai penyeimbangan di dalam individu untuk menyeimbangkan pandangan, perasaan dan juga persepsinya sehingga individu dapat berperilaku yang sesuai dengan dirinya. b. Konsep-diri memberikan pengaruh dalam diri individu untuk menginterpretasikan pengalamannya. Interpretasi yang diperoleh individu dari pengalamanya itu tergantung dari bagaimana individu memandang dirinya. Misalnya, individu mendapat kritikan dari teman-temannya karena tidak cocok berpakaian. Apabila individu memiliki konsep-diri yang positif, maka individu menjadikan kritikan itu menjadi suatu yang membangun dirinya. Namun, apabila konsep-diri yang dimiliki individu itu negatif, maka kritikan itu justru membuat dia semakin tidak percaya diri.

4 c. Konsep-diri mempengaruhi harapan seseorang terhadap dirinya dan ini bergantung dari bagaimana individu melihat dan mempersepsikan dirinya. Misalnya, individu yang memiliki konsep-diri yang positif cenderung memiliki rencana ke depan yang lebih matang dan percaya dapat mewujudkannya dibandingkan individu yang memiliki konsep-diri yang negatif, yang cenderung tidak yakin dengan dirinya sendiri. 3. Faktor-faktor Penentu Konsep-diri Faktor-faktor penentu konsep-diri menurut Calhoun dan Accocela (1990): a. Orang tua. Orang tua memberikan pengaruh yang paling kuat, itu dikarenakan kontak sosial yang paling awal dialami manusia. Orang tua memberikan informasi yang menetap tentang diri individu, mereka juga menetapkan pengharapan bagi anaknya. Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai diri sendiri. John Bowlby (dalam Papalia, 2004) meyakini adanya ikatan penting antara orangtua dan anak, mulai dari bayi, remaja hingga dewasa, hubungan antara anak dan orangtua mempengaruhi anak menjadi individu yang mendapatkan rasa tanggung jawab, interaksi timbal balik, stimulasi, sikap yang positif, kehangatan, penerimaan, dan dukungan emosional. b. Teman sebaya. Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua setelah orang tua terutama dalam mempengaruhi konsep-diri anak. Setelah anak memasuki tahap remaja, maka para remaja lebih

5 banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman sebayanya dan secara tidak langsung akan membentuk suatu perilaku pada remaja itu sendiri, ditambah lagi karena para remaja mudah terpengaruh dan sering melakukan berbeagai hal untuk mencari identitas dirinya untuk dapat memberntuk konsep-diri. Misalnya, individu yang tidak merokok berteman dengan orang-orang yang merokok cenderung akan menjadi perokok juga. c. Masyarakat. Individu tinggal dan besar di dalam suatu masyarakat dan menjadi bagian di dalamnya. Sehingga masyarakat memiliki harapan pada setiap individu yang menjadi bagian dari suatu masyarakat dan harapan ini masuk ke dalam diri individu, di mana individu akan berusaha melaksanakan dan mencapai harapan tersebut. Misalnya, masyarakat yang memiliki ekspetasi tinggi pada individu menjadikan individu juga memiliki eskpetasi tinggi terhadap dirinya sendiri. d. Hasil dari proses belajar. Belajar adalah merupakan hasil perubahan permanen yang terjadi dalam diri individu akibat dari pengalaman (Hilgard & Bower, dalam Calhoun & Acocella, 1990). Setiap pengalaman yang dialami oleh individu, baik itu dari lingkungan atau orang sekitar, akan memberikan individu suautu pembelajaran bahkan dapat membentuk sesuatu di dalam ditri individu itu sendiri. Pembentukan dan pembelajaran itu bisa menjadi hal yang positif ataupun negatif, semua tergantung dari individu. Misalnya, Individu yang belajar dari pengalaman dirinya

6 ataupun dari proses kehidupan yang dijalaninnya secara positif, menjadikan individu memiliki konsep-diri yang baik. 4. Komponen Konsep-diri Konsep diri dibentuk oleh beberapa komponen. Komponen konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart dan Sudeen (1991), yang terdiri dari : a. Gambaran Diri Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. b. Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. c. Harga Diri Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri. d. Peran Peran adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Peran yang ditetapkan adalah perran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi

7 merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. e. Identitas Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh. B. Identitas PUNK 1. Definisi Identitas PUNK Identitas PUNK di dalam penelitian ini merupakan salah satu bentuk dari identitas sosial. Identitas sosial (social identity) adalah bagian dari konsep-diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut (Tajfel & Tunner, 1979). Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu. Hogg dan Abram (1990) menjelaskan identitas sosial sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga atau tidak yang berasal dari pengetahuan seseorang di dalam dirinya sebagai keanggotaanya dalam suatu kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai identitas sosial, maka dapat disimpulkan identitas sosial adalah pengetahuan individu mengenai dirinya yang diperoleh dari identitasnya dalam suatu kelompok baik itu membuat dia merasa bangga atau tidak. Dengan begitu, mengaplikasikan definisi identitas sosial tersebut pada afiliasi individu

8 terhadap komunitas PUNK, maka identitas PUNK di dalam penelitian ini kami definisikan sebagai individu yang memperoleh pengetahuan mengenai dirinya yang diperoleh dari identitas dia sebagai anggota dari komunitas PUNK. 2. Komponen Identitas PUNK Identitas sosial terdiri atas tiga komponen (Ellemerss, 1999), yaitu komponen kognitif, evaluatif, dan emosional. Berhubung identitas PUNK, merupakan varian dari identitas sosial, maka identitas PUNK juga memiliki ketiga komponen tersebut: a. Cognitive component. Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok, seperti self-categorization. Individu mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan kelompoknya (Ellemers, 1999). Komponen ini juga berhubungan dengan self stereotyping yang menghasilkan identitas pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya. Self stereotyping dapat memunculkan perilaku kelompok (Hogg, 2001). Dikaitkan dengan kelompok PUNK, individu yang merupakan bagian dari kelompok PUNK, secara otomatis telah mengkategorisasikan dirinya sebagai PUNKers sehingga individu tersebut berperilaku seperti layaknya PUNKers. Misalnya berpakaian serba hitam, model rambut mowahk, mengenakan asesories (seperti gelang, cincin, anting, dll)

9 serba hitam, dan sepatu boot hitam. Dengan begitu individu berperilaku sesuai dengan kelompoknya. b. Evaluative component. Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya dalam kelompok, seperti group self esteem. Evaluative component ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya (dalam Ellemers, 1999). Jika dikaitkan dengan komunitas PUNK, individu akan mendapatkan evaluative component melalui keanggotaannya dalam komunitas PUNK. c. Emotional component. Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti affective commitment. Emotional component ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya (affective commitment). Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap social identity yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun kelompoknya diberikan karakteristik negatif (dalam Ellemers, 1999). Pada individu yang berada dalam komunitas PUNK, individu memperoleh komitmen diri pada komunitas PUNK yang ia miliki. Sehingga individu merasa memiliki ikatan emosional mejandikan individu cenderung menilai kelompok PUNK secara positif karena

10 kelompok PUNK memberikan kontribusi yang besar terhadap identitas sosial individu. C. PUNK PUNK berasal dari Bahasa Inggris, yang merupakan singkatan dari Public United Not Kingdom, yang berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, di London-Inggris PUNK merupakan subbudaya yang dulunya adalah sebuah gerakan untuk menentang para elit politik yang berkuasa di Inggris pada saat itu. Namun, PUNK juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an (Ronaldo, 2008). PUNK selalu dikacaukan oleh golongan Skinhead yang merupakan golongan musik rock yang pertama ada dan lebih mayoritas pada saat itu. Skinhead merupakan sebuang gang fasis Jerman yang memiliki idiologi antisemit, cenderung rasialis, dan cenderung meniru idiologi Nazi yang fasis sehingga anggota ini tidak mendapat tempat secara luas pada generasi perkotaan Jerman. Perbedaan ini sangat jelas antara kelompok Skinhead dan PUNK memiliki idiologi yang berbeda (Havoe, 2001). Akan tetapi pada tahun 1980-an, PUNK mulai menyebar di kawasan Amerika, kelompok PUNK dan Skinhead bergabung dengan alasan memiliki semangat yang sama. Pada awalnya pergerakan ini dikarenakan Amerika mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dirimulkan oleh menurutnya moral para tokoh politik sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan kriminalitas dikalangan masyarakat merajalela. Dari sinilah PUNK berusaha menyindir dengan cara mereka sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan

11 lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat dengann tempo cepat dan menghentak. Banyak yang salah mengartikan PUNK, mereka menganggap PUNK sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan "lem berbau tajam" untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Kemudian citra PUNK semakin buruk dikarenakan mereka berkeliaran dijalanan dan melakukan tindakan kriminal. PUNK juga merupakan sebuah gerakan perlawanan bagi anak muda yang berlandaskan dari keyakinan "we can do it ourselves" (Hebdige, 2005). Selain itu PUNK adalah merupakan bagian dari musik rock di mana genre musik itu berasal dari musik rock and roll yang terlebih dahulu munvul sebelum PUNK. Di mana pada akhirnya musik PUNK adalah musik yang menjadi milik generasi muda yang memberontak terhadap segala bentuk kemapanan. Sejarah PUNK terbagi atas beberapa generasi, ciri khas PUNK, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum PUNK dan sebagainya. Memasuki tahun 1960-an, PUNK, muncul sebagai suatu aliran musik baru. Masa itu PUNK sudah menjadi sebuah sub-genre dari musik rock. Ciri pemberontakannya semakin tampak dan segala rupa aksi panggung yang ugalugalan, mulai muncul seiring berkembangnya musik PUNK (Hebdige, 2005). Sekumpulan orang-orang hidup di jalanan berambut warna-warni dengan gaya mohawk dan berdiri tegak, mengenakan jaket kulit hitam, sepatu boots, celana ketat, badan bertato, dengan asesoris seperti rantai, gembok, gelang hitam karet (spike) dan juga anting-anting tindik di hidung dan telinga. Fashion yang seperti ini dikenal dengan komunitas PUNK. Fashion ini salah satu modernisasi kebudayaan yang berada di Indonesia, salah satunya ada di

12 kota Medan. Komunitas PUNK yang anggotanya diduduki oleh kaum muda ini lebih dikenal dengan pengekspresian diri secara bebas, baik itu free sex, nongkrong di jalanan, minum-minuman beralkohol, mengamen, dan berbagai bentuk kehidupan bebas lainnya. D. Identitas PUNK dan Konsep-diri Identitas dapat berasal dari berbagai aspek seperti etnis, kebangsaan, kelas sosial, jenis kelamin, seksualitas, dan juga komunitas. Berbagai aspek tersebut muncul dalam individu sehingga terkadang memicu konflik dan membuat krisis identitas, di mana identitas memberi gagasan tentang siapa diri seseorang (Hogg, 1990). Ini cenderung terjadi pada para remaja yang mencari jati diri sehingga mudah mengalami krisis identitas. Salah satu pembentuk identitas didapat dari identitas sosial individu. Keanggotaan dalam suatu kelompok dan peran dalam kelompok merupakan unsur yang penting dalam identitas sosial. Kelompok menjadi suatu hal yang penting bagi seorang remaja ataupun kaum muda, di mana memiliki teman di lingkungannya dalam suatu regu dan kelompok. Mereka akan merasa nyaman ketika berada dengan sahabat ataupun kelompok mereka dan mereka akan kesepian tanpa sahabat ataupun teman kelompoknya. Remaja akan merasa lebih dekat dengan teman daripada dengan orangtua karena pada saat itu remaja lebih banyak berbagi pengalaman dan perhatiannya pada teman sebaya. Identitas sosial merupakan pengetahuan individu tentang dirinya baik itu nilai-nilai, emosional ataupun kognitif yang berasal dari keanggatoaan individu di dalam suatu kelompok (Tajfel & Tunner, 1979). Identitas yang

13 dimiliki oleh anggota kelompok PUNK diperoleh dari identitas sosial mereka yang terbentuk karena komunitas PUNK. Keterkaitan, kepedulian, saling percaya dan juga kebanggan yang mereka miliki berasal dari komunitas PUNK yang kemudian menjadi identitas PUNK di dalam diri mereka. Identitas sosial merupakan bagian dari konsep-diri yang dimiliki individu, oleh karena itu identitas PUNK mempengaruhi konsep-diri individu. Secara tidak langsung, gambaran diri, pengetahuan, gaya hidup para anggota komunitas PUNK telah menjadi bagian konsep-diri individu. Melalui identitas PUNK individu memiliki konsep-dirinya sendiri baik itu konsep-diri yang negatif ataupun yang positif semua tergantung bagaimana komunitas itu berpengaruh bagi individu dan juga bagaimana individu menganggap komunitas itu sangat mempengaruhi konsep-dirinya. Konsep-diri sangat penting dalam kehidupan setiap individu, karena melalui konsep-dirilah individu memandang dirinya, menilai dirinya, pikiran dan perasaanya terbentuk dan itu juga akan menentukan bagaimana individu berperilaku. Konsep-diri seseorang dinyatakan dan terlihat melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan dia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep-diri pada individu. Perasaan seseorang bahwa ia memiliki gaya hidup yang berbeda di tengah masyarakat yang tidak menyukai, berpandangan negatif dan menganggap mereka berbahaya bagi masyarakat, juga akan membentuk konsep-diri. Individu akan berusaha melihat diri mereka terhadap orang lain

14 yang memiliki perbedaan kecil atau yang serupa dengan mereka. Jika dilihat dari perkembangan komunitas PUNK yang terus berkembang seiringnya dengan perkembangan budaya yang dapat mempengaruhi budaya lain, dapat dikatakan bahwa komunitas PUNK membawa pengaruh positif bagi para anggotanya, dengan begitu identitas PUNK pada individu baik maka konsepdiri yang terbentuk menjadi lebih positif. E. Kerangka Berpikir Konsep-diri Remaja Komunitas PUNK Identitas PUNK Identitas Sosial Teman Sebaya hubungan identitas PUNK dengan Konsep-diri F. Hipotesa Penelitian Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka hipotesa penelitian adalah: Ada hubungan antara konsep-diri dengan identitas PUNK pada komunitas PUNK di Kota Medan. Di mana komponen dari identitas PUNK, yaitu cognitive component (kesadaran kognitif), evaluative component (nilai-nilai yang dimiliki individu) dan emotional component berhubungan positif dengan konsep-diri pada komunitas PUNK di kota Medan. Semakin tinggi hubungan antara komponen identitas PUNK dengan konsep-diri maka

15 konsep-diri yang dimiliki individu cenderung positif, begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah hubungan antara komponen identitas PUNK dengan konsep-diri maka konsep-diri yang dimiliki akan cenderung negatif pada anggota komunitas PUNK tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Pengertian squatting sebagai wadah kreatifitas anak punk di Surakarta, dapat diuraikan sebagai berikut: Squatting : beranda atau tempat tinggal bagi anak punk yang dihuni

Lebih terperinci

Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam

Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam Bab II Kajian Pustaka 2.1. Identitas Sosial Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal mulanya, sekelompok punk selalu saling berselisih paham dengan golongan skin head. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya. Masyarakat dapat disebut juga dengan komunitas.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas Punk menjadi salah satu bagian dalam masyarakat kota yang tidak mengikuti arus yang dibentuk oleh pasar. Citra identitas sebuah komunitas Punk hadir dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Social Identity 1. Definisi Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur.

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Tetapi manusia dalam kehidupan pribadinya disebut sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH Gambaran tentang keberadaan komunitas punk di Salatiga pada bab v telah sedikit memberikan gambaran tentang hubungan komunitas punk

Lebih terperinci

Studi Deksriptif Mengenai Identitas Sosial Anggota KBPPP Yang Bergabung ke Dalam Kelompok Geng Motor Brigez Di Sukabumi

Studi Deksriptif Mengenai Identitas Sosial Anggota KBPPP Yang Bergabung ke Dalam Kelompok Geng Motor Brigez Di Sukabumi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deksriptif Mengenai Identitas Sosial Anggota KBPPP Yang Bergabung ke Dalam Kelompok Geng Motor Brigez Di Sukabumi 1 Ahmad Qhalvin Octawidyanata, 2 Suci Nugraha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion merupakan salah satu hal penting yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju dan aksesoris yang dikenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi saat ini telah banyak menimbulkan permasalahan sosial, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas menggejala secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti memilih teori Identitas Sosial dari Henry Tajfel, karena menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti memilih teori Identitas Sosial dari Henry Tajfel, karena menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Peneliti memilih teori Identitas Sosial dari Henry Tajfel, karena menurut peneliti teori Identitas Sosial yang dikemukakan oleh Henry Tajfel sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan dalam perilaku atau berbicara sehari-hari yang berasal dari hasil meniru terhadap temannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah membawa gitar kecil sambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin senantiasa dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. tersebut adalah Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP).

BAB I PENDAHULUAN. mungkin senantiasa dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. tersebut adalah Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup seorang diri dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Hal ini mengantarkan individu untuk cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsep Diri Istilah konsep diri biasanya mengarah kepada sebuah pembentukan konsep pribadi dari diri seseorang. Secara umum konsep diri adalah pandangan dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai kehidupan manusia dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan mengunakan bahasa atau

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Musik merupakan bahasa universal yang dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Di dalam musik terjadi proses komunikasi melalui nada nada dan lirik yang dirangkai sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Attachment Attachment atau kelekatan merupakan teori yang diungkapkan pertama kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969. Ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih

Lebih terperinci

KONSEP DIRI PENGGEMAR MUSIK ALTERNATIVE ROCK CAPTAIN JACK BAND

KONSEP DIRI PENGGEMAR MUSIK ALTERNATIVE ROCK CAPTAIN JACK BAND KONSEP DIRI PENGGEMAR MUSIK ALTERNATIVE ROCK CAPTAIN JACK BAND OLEH RHIA DEWI YULIANTI 802012083 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagai Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Marjinal MARJINAL adalah sebuah group musik band dari sekian banyak gruop band indie di indonesia yang beraliran punk. Marjinal yang terinspirasikan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan konseptual 2.1.1. Komunitas Merek (Brand Community) Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang- orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang- orang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dukungan Sosial 2.1.1 Pengertian Dukungan Sosial Cohen dan Wills (1985) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah evaluasi yang menyangkut bidang-bidang tertentu dari diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah evaluasi yang menyangkut bidang-bidang tertentu dari diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Definisi Konsep diri adalah evaluasi yang menyangkut bidang-bidang tertentu dari diri (Santrock, 2007). Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah menyatu cukup lama, bahkan minuman keras seperti arak dan berem termasuk tuak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa transisi ini remaja mengalami perubahan yang cepat dan fundamental menuju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendefinisian dan klarifikasi istilah dilakukan di awal penelitian dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendefinisian dan klarifikasi istilah dilakukan di awal penelitian dengan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Definisi Pendefinisian dan klarifikasi istilah dilakukan di awal penelitian dengan tujuan menyamakan persepsi mengenai hal yang sedang dibahas. Dalam hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi sesama manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan lahir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Punk lahir di Inggris pada pada akhir 70an sebagai budaya tandingan dari budaya mainstream pada zamannya. Dipicu sebuah perasaan yang menjadi rahasia umum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan merupakan pemaparan mengenai dasar dilakukannya penelitian, yaitu terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komunitas Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat setempat, komunitas berasal dari bahasa lain yaitu communitas yang memiliki arti kesamaan (http://id.wikipedia.org/wiki/komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY Peers and Friends Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY Pengantar Para ahli percaya bahwa interaksi yang terjadi di luar lingkungan keluarga adalah hal yang penting bagi perkembangan anak Terlebih kondisi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Merokok 1. Definisi frekuensi Frekuensi berasal dari bahasa Inggris frequency berarti kekerapan, keseimbangan, keseringan, atau jarangkerap. Smet (1994) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Ayah 1. Definisi Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal (Supartini,

Lebih terperinci

Konsep diri, KDK, Sal

Konsep diri, KDK, Sal KONSEP DIRI S A L B I A H, S K p Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO SKRIPSI Diajukan oleh : Bonnie Suryaningsih F. 100020086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JULI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah seperti perubahan fisik, perubahan emosi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan individu, masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang disebut juga masa transisi. Siswa SMA

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Yang Mengikuti Komunitas Punk) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai mempertanyakan tentang identitas dirinya, remaja merasa sebagai seseorang yang unik, seseorang dengan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tahap perkembangan remaja, kebanyakan mereka tidak lagi mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia karena banyak perubahan-perubahan yang dialami di dalam dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai jam enam sore jika ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai jam enam sore jika ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat dimana remaja menghabiskan sebagian waktunya. Remaja berada di sekolah dari pukul tujuh pagi sampai pukul tiga sore, bahkan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Normative Social Influence 2.1.1 Definisi Normative Social Influence Pada awalnya, Solomon Asch (1952, dalam Hogg & Vaughan, 2005) meyakini bahwa konformitas merefleksikan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrol Diri 1. Definisi Kontrol Diri Kontrol diri mengacu pada kapasitas untuk mengubah respon diri sendiri, terutama untuk membawa diri mereka kepada standar yang sudah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral, dan agama, kognitif dan sosial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai intimacy pada pasangan yang menikah melalui proses ta aruf dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua pasangan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan sama dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk membantu individu dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan istilah zoon politicon. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya mengandalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

PROFIL ANAK PUNK. (Studi Kasus di Pasar Gemolong) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PROFIL ANAK PUNK. (Studi Kasus di Pasar Gemolong) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PROFIL ANAK PUNK (Studi Kasus di Pasar Gemolong) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Di susun Oleh: MITA HARYANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, individu akan mengalami fase-fase perkembangan selama masa hidupnya. Fase tersebut dimulai dari awal kelahiran hingga fase dewasa akhir yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,

Lebih terperinci

PERILAKU ANGGOTA KOMUNITAS PUNK DI SURABAYA. ( Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk di Surabaya)

PERILAKU ANGGOTA KOMUNITAS PUNK DI SURABAYA. ( Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk di Surabaya) PERILAKU ANGGOTA KOMUNITAS PUNK DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk di Surabaya) Oleh :ANDITYA ARIFARHEZA NIM: 071211433037 Program Studi Sosiologi Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci