BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Marjinal MARJINAL adalah sebuah group musik band dari sekian banyak gruop band indie di indonesia yang beraliran punk. Marjinal yang terinspirasikan atau ter-influncekan oleh Sex Pistols, Bob Marley, Leo Kristi, Toy Dolls, Bad Religion, The Crass, Benyamin S, dan Ramones memulai awal karirnya pada tahun 1997 ketika itu masih menggunakan nama AA (Anti ABRI ) dan AM (Anti Military ) dalam komunitas underground. Band punk yang berformasikan awal (1997) Romi Jahat (vocal), Mike (gittar ), Bob (bass), Steven (drum), terbentuk atas latar belakang kesamaan dalam menyikapi belantika hidup satu sama lainnya. Mereka berusaha menyampaikan suatu pesan akan suatu penolakan maupun penerimaan dan harapan setelah apa yang dirasa, dilihat, diraba, dan di dengar dalam kehidupan sehari-hari. Memasuki tahun 2001 band punk ini mulai menanggalkan nama AA dan AM, mereka resmi menggunakan nama baru yaitu Marjinal. Nama baru di dapat ketika Mike, sang vokalis terinspirasi oleh nama pejuang buruh perempuan Marsinah..Marsinah..MArjinaL asal Surabaya yang sangat berani dalam meperjuangkan haknya sebagai kaum buruh. Namun sayang belum sampai pada saatnya, marsinah wafat dalam tugas suci yang mulia akibat penyiksaan yang dilakukan oleh aparat berseragam loreng sebagai anjing-anjing peliharaan sang kapitalis. Tidak hanya itu Marsinah pun menginspirasikan Marjinal dalam 61

2 62 meriliskan album ke-3 dengan judul album Marsinah bercoverkan wajah marsinah dengan format hitam putih. Luar biasa, Judul lagu Marsinah yang sama dengan judul albumnya, sangat familiar sekali karena banyak kalangan anak muda menyanyikan lagu Marsinah di tongkrongan, studio musik, bahkan dalam sebuah pagelaran musik. Di tahun 2005 Marjinal kembali menelorkan album ke-4 dengan tema sang Predator yang terdiri kaset 1 & 2. Proses penggarapan album ke-4 ini sudah megalami kemajuan karena di dukung dengan alat yang mumpuni, sangat berbeda jauh sekali jika bandingkan album sebelumnya, baik di lihat dari design cover maupun hasil rekaman kaset. Selama kiprahnya di industri musik indie, Marjinal sudah mengalami beberapa kali gonta-ganti atau bongkar pasang personil, dan sampai saat sekarang ini marjinal masih di perkuat oleh Romi Jahat (vocal), Mike (gitar), bob (bass), Proph (drum) yang kini untuk terus berjalan bersama agar tetap hidup berusaha menyampaikan pesan sebuah amanat penderitaan rakyat yang dituangkan dalam bentuk media musik Hasil Penelitian dan Hasil Analisis Untuk mengetahui fashion style punk yang terdapat dalam video Marjinal, peneliti mengcapture gambar tersebut dan akan dianalisis menggunakan analisis Semiotika dengan pendekatan milik Charles Sanders Peirce yang memperlihatkan tiga elemen pembentukan tanda, yaitu tanda atau sign (sesuatu yang 51

3 63 mempresentasikan sesuatu yang lain), objek atau object (sesuatu yang dipresentasikan), dan (interpretasi seseorang tentang tanda). Berikut hasil penelitian: Tabel 4.1 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Gaya Rambut) Objek Tatanan gaya rambut anak Punk yang biasa disebut sebagai potongan rambut mohawk. Terlihat dalam tabel 4.1 personil band Punk Marjinal Bob dan Boy dengan potongan rambut mowhak. Rambut Mohawk yang biasanya sering mereka gunakan diartikan sebagai anti penindasan sekaligus kebebasan. Gaya rambut ini terinspirasi dari film Drum Along The Mohawk tahun Dalam film ini diceritakan suku Indian Mohican di lembah Mohawk. Gaya inilah yang kemudian diadaptasi anak punk era 1990-an juga sampai saat ini.

4 64 Tabel 4.2 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Piercing/tindik) Objek (Piercing/tindik) Bob menggunakan piercing sebagai atribut anak punk Pada tabel 4.2 terlihat Bob (salah satu personil band punk Marjinal) menggunakan piercing atau tindik. Piercing atau tindik adalah membuat lubang di beberapa bagian tubuh seperti telinga, pelipis mata, bibir, hidung, maupun lidah. Lubang yang dibuat kemudian dihias dengan aksesori pierching. Bagi anak punk Piercing atau tindik merupakan bentuk pembebasan diri dari tabu dan norma yang membelenggu mereka atau penghancuran diri sendiri sebagai simbol ketidakpuasan terhadap hidup.

5 65 Tabel 4.3 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Tatto)

6 66 Objek Terlihat personil marjinal Bob, Mike dan Romi menggunakan tattoo di bagian tubuhnya. Pada tabel 4.3 terlihat personil band punk marjinal dengan tato yang melekat pada tubuh mereka. Tato merupakan lukisan yang diukir di atas tubuh manusia. Bagi punkers, tato merupakan salah satu media untuk melakukan perlawanan. Anak punk biasanya menato tubuhnya dengan gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tato ini menunjukkan identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya.

7 67 Tabel 4.4 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Kaos) Objek Anak-anak band marjinal menggunakan kaos hasil sablonan mereka sendiri. Kaos yang dipakai punkers biasanya adalah hasil modifikasi yaitu dengan menyablon gambar-gambar band punk ataupun tulisan-tulisan bertema sosial. Kemudian mereka menyobek-nyobek beberapa bagian kaos sampai terlihat sangat berbeda. Terkadang ditambahkan aksesori pada kaos seperti peniti, emblem, pin, dan lain-lain. Dalam hal warna, hitam merupakan warna dominan yang sering digunakan punkers. Warna hitam merupakan simbol keberanian untuk tidak mau ditindas.

8 68 Tabel 4.5 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Jaket) Objek Para personal band marjinal menggunakan jaket yang telah di modifikasi Pada tabel 4.5 Jaket, seperti halnya kaos, jaket yang digunakan punkers juga mengalami modifikasi, yaitu dengan menyobek-nyobek pada beberapa bagian dan atau menambahkan aksesori. Dua jenis bahan jaket yang biasa digunakan adalah bahan kulit dan bahan jeans.

9 69 Tabel 4.6 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Celana) Objek Gaya celana personil band marjinal Tabel 4.6 Celana yang dipakai punkers biasanya disebut celana street. Celana street adalah celana panjang berbahan jeans yang menyempit di bagian bawah. Modifikasi pada celana dilakukan dengan menyobek pada beberapa bagian seperti paha dan lutut dan atau menambahkan aksesori sebagai simbol gerak dan ide.

10 70 Tabel 4.7 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Sepatu) Objek Terlihat personil marjinal menggunakan sepatu boots untuk manggung Tabel 4.7 Sepatu boot, sepatu ini dipakai anak Punk sebagai bentuk protes mereka terhadap oknum militer yang menyalah gunakan wewenangnya. Hal tersebut dapat dinilai dari nama band Punk ini, yaitu Marjinal berasal dari nama pejuang buruh perempuan Marsinah asal Surabaya yang wafat ketika meperjuangkan haknya sebagai kaum buruh akibat penyiksaan yang dilakukan oleh aparat berseragam loreng (militar).

11 71 Tabel 4.8 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Emblem) Objek Para personil band marjinal menggunakan vest yang telah di hiasi emblem. Tabel 4.8 terlihat modifikasi jaket yang digunakan personil band Punk Marjinal dengan beberapa aksesoris yaitu emblem. Emblem digunakan oleh anak Punk sebagai sindiran terhadap oknum militer yang kerap menyalahgunakan wewenang. Emblem anak punk biasanya berisi tentang pesan-pesan social atau band-band favorit mereka.

12 72 Tabel 4.9 Analisis Fashion Punk Pada Tanda (Pin) Objek Para personil band marjinal menggunakan vest yang telah di hiasi pin Tabel 4.9 pin, yang hampir sama dengan emblem, namun pin direkatkan dengan peniti. Pin bagi anak Punk pin merupakan media ekspresi yang efektif dalam mengkomunikasikan pandangan dan perlawanan mereka.

13 Pembahasan Penelitian ini menampilkan fashion Punk yang digunakan oleh band Punk Marjinal dalam video Lagu Pembebasan. Teori yang digunakan penulis adalah teori Charles Sanders Peirce yang disebut teori Triangle Of Meaning atau segitiga makna, bahwa terdapat tiga elemen utama yaitu Sign, Object dan. Penulis meneliti sebuah tanda (sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang dipresentasikan) dan interpretant (interpretasi seseorang tentang tanda). Ditemukan hasil penelitian dari objek yang merupakan salah satu ikon band punk di Indonesia, terlihat dari pakaian dan atribut apa saja yang mereka gunakan diatas panggung. Personil band Punk Marjinal dengan potongan rambut mowhak. Mohawk atau Mohican adalah gaya rambut dengan cara mencukur rambut sangat pendek, atau sampai habis pada kedua sisi samping kepala, sembari menyisahkan barisan rambut panjang di tengahnya. Rambut Mohawk yang biasanya mereka gunakan diartikan sebagai anti penindasan sekaligus kebebasan Gaya rambut ini terinspirasi dari film Drum Along The Mohawk tahun Dalam film ini diceritakan suku Indian Mohican di lembah Mohawk. Gaya inilah yang kemudian diadaptasi anak punk era 1990-an juga sampai saat ini. Kemudian ada piercing yang mana terlihat personil band Punk Marjinal menggunakan piercing atau tindik. Piercing atau tindik adalah membuat lubang di beberapa bagian tubuh seperti telinga, pelipis mata, bibir, hidung, maupun lidah. Lubang yang dibuat kemudian dihias dengan aksesori pierching. Bagi anak punk

14 74 piercing atau tindik merupakan bentuk pembebasan diri dari tabu dan norma yang membelenggu mereka atau penghancuran diri sendiri sebagai simbol ketidakpuasan terhadap hidup. Anak Punk terkenal dengan tato yang melekat pada tubuh mereka begitu juga yang dikenakan oleh anggota band Punk Marjinal. Tato merupakan lukisan yang diukir di atas tubuh manusia. Bagi punkers, tato merupakan salah satu media untuk melakukan perlawanan. Anak punk biasanya menato tubuhnya dengan gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tato ini menunjukkan identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya. Dalam berpakaian punkers biasanya lebih cenderung menggunakan kaos hasil modifikasi yaitu dengan menyablon gambar-gambar band punk ataupun tulisan-tulisan bertema sosial. Kemudian mereka menyobek-nyobek beberapa bagian kaos sampai terlihat sangat berbeda. Terkadang ditambahkan aksesori pada kaos seperti peniti, emblem, pin, dan lain-lain. Dalam hal warna, hitam merupakan warna dominan yang sering digunakan punkers. Warna hitam merupakan simbol keberanian untuk tidak mau ditindas. Tidak jarang Punkers juga menggunakan jaket sebagai fashion mereka. Seperti halnya kaos, jaket yang digunakan punkers juga mengalami modifikasi, yaitu dengan menyobek-nyobek pada beberapa bagian dan atau menambahkan aksesori. Dua jenis bahan jaket yang biasa digunakan adalah bahan kulit dan bahan jeans. Selanjutnya model celana yang dipakai punkers biasanya disebut celana street. Celana street adalah celana panjang berbahan jeans yang menyempit di

15 75 bagian bawah. Modifikasi pada celana dilakukan dengan menyobek pada beberapa bagian seperti paha dan lutut dan atau menambahkan aksesori sebagai simbol gerak dan ide. Sementara pada sepatu, punkers biasa menggunakan sepatu boot dalam gaya fashion mereka, sepatu boot adalah sepatu yang umum dikenakan oleh militer. Berbahahan dasar kulit dan ber-sol tebal untuk menunjang aktivitas di lapangan. Sementara sepatu ini dipakai anak Punk sebagai bentuk protes mereka terhadap oknum militer yang menyalah gunakan wewenangnya. Dalam fashion Punk juga terdapat beberapa jenis aksesoris yang kerap digunakan seperti emblem. Emblem juga merupakan aksesoris yang digunakan kaum militer pada pakaian mereka untuk menunjukkan pangkat atau kesatuan. Pada umumnya dibuat dari kain yang dibordir. Sedangkan anak Punk menggunakan emblem sebagai sindiran terhadap oknum militer yang kerap menyalahgunakan wewenang. Emblem anak punk kerap memuat tentang pesanpesan sosial atau band-band favorit mereka. Selain emblem ada juga aksesoris lainnya yang digunakan anak Punk dalam fashionnya yaitu pin. Hampir sama dengan emblem, namun pin direkatkan dengan peniti dan tidak terbuat dari kain. Pin Bagi anak Punk menjadi media yang memuat pesan-pesan social atau memuat nama band tertentu. Pin dan emblem bagi anak Punk menjadi media ekspresi yang efektif dalam mengkomunikasikan pandangan serta perlawanan mereka. Itulah hasil analisis fashion Punk yang terdapat dalam video milik marjinal yang berjudul lagu pembebasan. Dapat dilihat, bagi anak Punk berpakaian tidak

16 76 lagi hanya sekedar modus sebagaimana kita menutupi tubuh. Berpakaian telah menjadi suatu manifestasi dari gaya hidup.

ANALISIS CITRAAN PADA LIRIK LAGU BAND MARJINAL DALAM ALBUM PREDATOR 2005 CD 2 ABSTRACT

ANALISIS CITRAAN PADA LIRIK LAGU BAND MARJINAL DALAM ALBUM PREDATOR 2005 CD 2 ABSTRACT ANALISIS CITRAAN PADA LIRIK LAGU BAND MARJINAL DALAM ALBUM PREDATOR 2005 CD 2 Prima Anggara 1), Syofiani 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion merupakan salah satu hal penting yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju dan aksesoris yang dikenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya. Masyarakat dapat disebut juga dengan komunitas.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur.

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Tetapi manusia dalam kehidupan pribadinya disebut sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas Punk menjadi salah satu bagian dalam masyarakat kota yang tidak mengikuti arus yang dibentuk oleh pasar. Citra identitas sebuah komunitas Punk hadir dalam

Lebih terperinci

BAB IV SEJARAH PUNK DAN PROFIL KEDAI KEBLASUK

BAB IV SEJARAH PUNK DAN PROFIL KEDAI KEBLASUK BAB IV SEJARAH PUNK DAN PROFIL KEDAI KEBLASUK 4.1. Sejarah Punk Dalam era kontemporer, Sekolah Rakyat Highlander didirikan oleh Myles horton merupakan gabungan ide dari sekolah progresif, keadilan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH Gambaran tentang keberadaan komunitas punk di Salatiga pada bab v telah sedikit memberikan gambaran tentang hubungan komunitas punk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA

BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA Bab v ini merupakan isi dari penggambaran tujuan penelitian tentang keberadaan komunitas punk di Salatiga. Keberadaan punk di Salatiga pada bab ini akan mulai digambarkan

Lebih terperinci

QUESIONER PENELITIAN. : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Sumatera Utara)

QUESIONER PENELITIAN. : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Sumatera Utara) QUESIONER PENELITIAN Nama : Elicia Dwi Hafida Nim : 060901003 Departemen Fakultas Alamat : Sosiologi : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Sumatera Utara) : Jalan Lilawangsa Gampong Geudubang Jawa

Lebih terperinci

MAKNA DAN IDEOLOGI PUNK

MAKNA DAN IDEOLOGI PUNK Daniar Wikan S., Makna dan Ideologi Punk 51 58 MAKNA DAN IDEOLOGI PUNK Daniar Wikan Setyanto Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang daniarwikan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SUBKULTUR STREET PUNK SEMARANG. menjadi atau dibuat menjadi komunitas ini, tidak diketahui pasti kapan masuknya

BAB II DESKRIPSI SUBKULTUR STREET PUNK SEMARANG. menjadi atau dibuat menjadi komunitas ini, tidak diketahui pasti kapan masuknya BAB II DESKRIPSI SUBKULTUR STREET PUNK SEMARANG 2.1. Sejarah Subkultur Punk Punk dan fashion yang terilhami oleh Punk atau terkait dengan Punk, telah menjadi atau dibuat menjadi komunitas ini, tidak diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam belahan dunia, musik yang ada di masyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam belahan dunia, musik yang ada di masyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah media universal yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa, mampu menyuarakan isi hati para penciptanya dan mencerminkan kebudayaan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal mulanya, sekelompok punk selalu saling berselisih paham dengan golongan skin head. Namun,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep-diri 1. Pengertian Konsep-Diri Menurut Hurlock (1999) konsep-diri merupakan pandangan individu mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua komponen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

PRAKTIK SOSIAL KOMUNITAS PUNK BLACK WATER STREET CREW DI KOTA SAMARINDA

PRAKTIK SOSIAL KOMUNITAS PUNK BLACK WATER STREET CREW DI KOTA SAMARINDA ejournal Sosiatri-Sosiologi 2018, 6 (1): 158-172 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 PRAKTIK SOSIAL KOMUNITAS PUNK BLACK WATER STREET CREW DI KOTA SAMARINDA Rina Kemuning Retnawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan istilah dari baju dalam menjadi T-Shirt dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan istilah dari baju dalam menjadi T-Shirt dikaitkan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaos adalah pakaian yang digunakan sebagai baju dalam, baju dalam yang biasanya digunakan polos dan tidak memiliki gambar. Namun setelah diterakan gambar pada permukaan

Lebih terperinci

BUDAYA VISUAL PUNK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA LUKIS

BUDAYA VISUAL PUNK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA LUKIS Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 238 243 BUDAYA VISUAL PUNK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA LUKIS Ardian Nuvianto Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Profil

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Profil digilib.uns.ac.id BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Profil Naughty For Fun adalah grup musik dari kota Solo yang beranggotakan tiga orang personil ini. Naughty For Fun memilih genre punk rock sebagai perwujudan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. a. Pesan visual dalam perancangan buku foto esai ini menggunakan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. a. Pesan visual dalam perancangan buku foto esai ini menggunakan 49 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN 3.1. Strategi Komunikasi a. Pesan visual dalam perancangan buku foto esai ini menggunakan fotografi sebagai elemen utamanya, karena fotografi mampu menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak kekerasan tidak hanya terjadi di zaman dulu. Di era zaman modern seperti sekarang, isu-isu perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Walter dalam Sobur, 2004:164). Hidup senantiasa digerakkan oleh simbolsimbol

BAB I PENDAHULUAN. dan Walter dalam Sobur, 2004:164). Hidup senantiasa digerakkan oleh simbolsimbol BAB I 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Bahasa merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Manusia sebagai animal symbolicum, yaitu makhluk yang menggunakan media berupa

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah membawa gitar kecil sambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi seperti saat ini keinginan untuk membuat suatu karya bukanlah hal yang mudah untuk dikerjakan butuh kreatifitas dan kesegaran ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri musik dewasa ini berkembang dengan pesat. Banyak grup band maupun penyanyi solo yang bermunculan dalam meramaikan belantika musik nusantara dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan.

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan. 1. Rambut Putra : Rambut warna asli. WAJIB rapi dan standar (tidak boleh model punk, Mohawk, dsb). Untuk putra, rambut tidak boleh menyentuh alis, telinga, dan kerah baju. Putri : Untuk putri yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat keberagaman jenis aliran musik yang ada didunia, seperti pop, jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik tersebut salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik sangat identik dengan anak muda sebagai salah satu pengaruh yang bisa dikaitkan dengan gaya hidup. Musik menjadi suatu media bagi banyak orang untuk berekspresi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya dengan berbagai suku, bahasa, dan adat istiadat. Salah satunya adalah seni. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan

Lebih terperinci

FENOMENA YANKI DALAM MASYARAKAT JEPANG YANG TERCERMIN PADA MANGA CROWS KARYA HIROSHI TAKAHASHI. Gede Desar Yuartha Putra

FENOMENA YANKI DALAM MASYARAKAT JEPANG YANG TERCERMIN PADA MANGA CROWS KARYA HIROSHI TAKAHASHI. Gede Desar Yuartha Putra FENOMENA YANKI DALAM MASYARAKAT JEPANG YANG TERCERMIN PADA MANGA CROWS KARYA HIROSHI TAKAHASHI Gede Desar Yuartha Putra Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung adalah ibukota dari provinsi Jawa Barat. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh, bagi sebagian orang, menjadi media yang tepat untuk berekspresi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh, bagi sebagian orang, menjadi media yang tepat untuk berekspresi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh, bagi sebagian orang, menjadi media yang tepat untuk berekspresi dan bereksperimen. Tidak heran jika kemudian timbul aktivitas dekorasi seperti tato,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7)

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tentunya tidak bisa dilepaskan dari dunia komunikasi. Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan bahwa komunikasi merupakan segala bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma konstruktifitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia media audio visual pada saat ini tak dapat dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan dibidang lain. Media audio visual

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Musik merupakan bahasa universal yang dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Di dalam musik terjadi proses komunikasi melalui nada nada dan lirik yang dirangkai sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep desain ini mengusung tema eklektik,menurut kamus besar bahasa

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep desain ini mengusung tema eklektik,menurut kamus besar bahasa BAB IV KONSEP DESAIN IV.1. Latar Belakang Konsep IV.1.1 Tema Desain Konsep desain ini mengusung tema eklektik,menurut kamus besar bahasa indonesia Eklektik adalah bersifat memilih yang terbaik dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Pengertian squatting sebagai wadah kreatifitas anak punk di Surakarta, dapat diuraikan sebagai berikut: Squatting : beranda atau tempat tinggal bagi anak punk yang dihuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni

Lebih terperinci

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA A. HARI PERTAMA WANITA TAMPAK DEPAN WANITA TAMPAK SAMPING 13 1 6 11 & 12 7 5 3 10 2 8 4 9 1. Menggunakan baju batik berkerah, warna cerah dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perempuan diberbagai media digambarkan sebagai sosok yang cantik, putih, langsing, dan sangat feminin. Masyarakat memahami konstruksi perempuan yang cantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kehidupan dengan sabar. Bagi Musa, hidup itu adalah sebuah pilihan. Musa memiliki semangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kehidupan dengan sabar. Bagi Musa, hidup itu adalah sebuah pilihan. Musa memiliki semangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Film Animasi Battle Of Surabaya Battle Of Surabaya menceritakan kisah pemuda yang memiliki jiwa spontan, berani dan bertanggung jawab yang bernama Musa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai musik, disadari atau tidak, siapapun dan dimanapun setiap orang selalu menikmati sebuah musik. Musik dapat didefinisikan secara luas oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hampir semua studi tantang manusia dan kehidupan, selalu berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi memang selalu ada pada setiap kegiatan manusia. Banyak ahli yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30

BAB I PENDAHULUAN.  yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tato merupakan suatu wahana identitas yang menyebar tidak hanya di belahan dunia barat, tetapi juga mulai mewabah di Indonesia. Pada saat ini tato mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. Komunikasi dapat disampaikan dapat dalam bentuk apa saja. Namun, pesan yang disampaikan tetap

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup terkenal dengan lirik-lirik lagunya yang kritis atas fenomena sosial yang terjadi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan televisi pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pemasang iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, pengiklan juga ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Simbol adalah gambar, tulisan, kata-kata, gerakan, warna, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, agama, pemikiran, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma berpikir dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme yang memandang bahwa kehidupan sosial bukanlah sebuah realita yang natural akan tetapi hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Peran karya sastra sangat penting bagi masyarakat, karena karya sastra sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA

BAB III IDENTIFIKASI DATA BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Band ISSUE Band ISSUE merupakan band dengan aliran musik Ambient Dramatical Folk dan Balery Art. Terbentuk pada pertengahan tahun 2014,terdiri dari Pandu (vokal/guitar), Johan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. perancangan karya pada bab sebelumnya. Implementasi karya merupakan tahapan

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. perancangan karya pada bab sebelumnya. Implementasi karya merupakan tahapan BAB V IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab V ini akan dijelaskan tentang implementasi karya video lirik dari perancangan karya pada bab sebelumnya. Implementasi karya merupakan tahapan yang inti dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komunitas Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat setempat, komunitas berasal dari bahasa lain yaitu communitas yang memiliki arti kesamaan (http://id.wikipedia.org/wiki/komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Melalui media televisi, film telah menjadi salah satu media massa yang

Lebih terperinci

ILUSTRASI HOROR DESAIN BAND DEATHMETAL SEBUAH KRITIK SENI

ILUSTRASI HOROR DESAIN BAND DEATHMETAL SEBUAH KRITIK SENI ILUSTRASI HOROR DESAIN BAND DEATHMETAL SEBUAH KRITIK SENI Oleh Putu Gde Satria Kharismawan Mahasiswa Pascasarjana (S2) Program Studi Seni ISI Denpasar I. PENDAHULUAN Pada 2016, membentuk grup band menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belanjanya, terutama untuk produk-produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainlainnya.

BAB I PENDAHULUAN. belanjanya, terutama untuk produk-produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainlainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Kota Bandung merupakan salah satu daerah tujuan wisata tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budayanya saja. Saat ini kota bandung juga terkenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. identitas komunitas distro. Seperti contoh warna hitam lebih mengarah ke sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. identitas komunitas distro. Seperti contoh warna hitam lebih mengarah ke sifat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaos pada perkembangannya berubah menjadi sebuah benda yang bisa membuat kelekatan yang sangat kental dengan para pemakainya. Desain kaos yang terus berkembang sampai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, DRAFT PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan disiplin, wibawa

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. GAYA HIDUP KOMUNITAS REGGAE (Studi pada Komunitas Reggae Lampung (KORAL) di Bandar Lampung)

HASIL WAWANCARA. GAYA HIDUP KOMUNITAS REGGAE (Studi pada Komunitas Reggae Lampung (KORAL) di Bandar Lampung) HASIL WAWANCARA GAYA HIDUP KOMUNITAS REGGAE (Studi pada Komunitas Reggae Lampung () di Bandar Lampung) 1. Bagaimana gaya hidup Komunitas Reggae Lampung (): 1.1 Bagaimana makna yang dikomunikasikan komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian besar dipenuhi oleh iklan yang mempromosikan berbagai macam produk atau jasa. Dengan menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat cepat. Segala aspek teknologi setiap saat mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin maju ini, teknologi pun semakin berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang, seperti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wanita. Setiap wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan taraf kecantikan yang dianggap ideal.

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Elemen-elemen yang terdapat pada cover CD, meliputi :

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Elemen-elemen yang terdapat pada cover CD, meliputi : BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN 5.1 Hasil Perancangan 5.1.1 Cover Album & Booklet Lirik Lagu Elemen-elemen yang terdapat pada cover CD, meliputi : (Gambar 5.1, Cover CD band Yakuza muka) (Image Cover luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh adalah bagian yang melekat pada individu sebagai titik pusat

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh adalah bagian yang melekat pada individu sebagai titik pusat BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Tubuh adalah bagian yang melekat pada individu sebagai titik pusat diri. Sebagai media yang tepat untuk dipromosikan dan divisualkan, tubuh merupakan proyek besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci