BAB V IMPLEME TASI CORPORATE SOCIAL RESPO SIBILITY (CSR) RUMAH SI GGAH PT. BOGASARI 5.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Bogasari adalah produsen
|
|
- Inge Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 43 BAB V IMPLEME TASI CORPORATE SOCIAL RESPO SIBILITY (CSR) RUMAH SI GGAH PT. BOGASARI 5.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Bogasari adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi. Pabrik pertama diresmikan pada tanggal 29 November 1971 di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setahun kemudian, pada tanggal 10 Juli 1972 pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya dioperasikan. Bogasari melayani kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dengan memproduksi tepung terigu dengan merek yang sudah terkenal yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biskuit, baik yang berskala besar dan kecil serta rumah tangga. Di samping itu, Bogasari juga menghasilkan produk sampingan (by product) berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung industri untuk industri kayu lapis. Selain dua pabrik tepung terigu, Bogasari juga memiliki tiga divisi lain, yaitu divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu kemasan (dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi mt per tahun. Produk yang dihasilkan adalah Long Pasta dan Short Pasta dan hampir 80 persen ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tahun 1977 di Citeureup, Jawa Barat yang memproduksi kebutuhan kantong terigu untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Sedangkan untuk menjamin kelangsungan persediaan gandum, Divisi Maritim Bogasari mengoperasikan tiga kapal angkut gandum dan tiga buah kapal tongkang untuk pelayaran antar pulau. Kapal-kapal ini telah memperoleh penghargaan internasional AMVER (Automated Mutual Assistance Vessel Rescue).
2 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bogasari Gagasan tentang tanggung jawab sosial atau yang sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) muncul di Bogasari sejak tahun Pada saat itu, salah seorang staf manajemen Bogasari yaitu Bapak Franciscus Welirang yang bertugas merumuskan corporate policy di Divisi Aneka Industri menulis makalah dengan judul Falsafah Salim: Economic Leader and Social Responsibility. Falsafah ini kemudian diusulkan menjadi pandangan hidup aktivitas perusahaan sebagai pedoman dan pegangan dalam menjalankan aktivitas internal dan eksternal untuk mencapai wujud kehidupan aktivitas yang dicitacitakan. 8 Seiring dengan perkembangannya, CSR Bogasari mengalami perkembangan. Skema perkembangan tersebut terlihat pada Tabel 10. Tabel 10. Perbedaan Dasar dari CSR Bogasari Masa Lalu dan Sekarang Kriteria Masa Lalu Sekarang 1. Tujuan Kedermawanan dan Penanaman modal masyarakat yang keselamatan strategis 2. Alasan Moralitas (Kewajiban) Perhatian (kepedulian) yang berkelanjutan 3. Strategi Hanya satu tujuan Strategis dan proaktif 4. Wali Yayasan (Perusahaan) Langsung, seluruh pihak manajemen 5. Struktur Terpisah dari bisnis Terkait dalam aktivitas bisnis 6. Inisiatif (prakarsa) Pasif Mendengarkan dari daerah sasaran (mendengarkan aspirasi masyarakat) 7. Sumbangan Sebagian besar uang Utama program pemberdayaan: Pengembangan kapasitas Pembangunan lembaga (kelembagaan) 8. Penggerak (Promotor) Inisiatif dari pimpinan Bagian dari strategi bisnis 9. Keberlanjutan On-off Terus-menerus (kontinyu) / masa tengah 10. Fokus Bencana, kebijakan terkait dengan situasi (kejadian) 5 Bidang dalam panca bakti Bogasari Sumber: Reaching The Future: CSR Practice in Bogasari, Jakarta: Bogasari, Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah community development. Perusahaan yang mengedepankan konsep community development lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal 8 Ingelia Putri 2007, Analisis Community Development Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Skripsi, Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 9 Ibid
3 45 sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat, rasa memiliki sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat. 10 Perusahaan akan lebih mudah memperoleh kepercayaan dari tiap-tiap komponen masyarakat dengan adanya citra positif ini. Perlu dilakukan beberapa langkah strategis guna mendapatkan citra yang positif ini, diantaranya komitmen antara pimpinan dan bawahan untuk mewujudkan setiap tanggung jawab sosial perusahaan dalam setiap kegiatan bisnisnya. sebagai contohnya Bogasari berkomitmen menjalankan program CSR dengan social value sebagai bagian dari tugas perusahaan. Gambar 2. Corporate Social Responsibility (CSR) Bogasari ORGA IZATIO EXCELLE CE Economic value: 1. Sales/ Volume penjualan 2. Neraca/ Rugi-laba 3. Pertumbuhan Usaha 4. Tenaga Kerja 5. Produk/ Jasa 6. Pajak 7. Energi 8. Ekspor/Impor 9. Distribusi/ Logistik 10. Transportasi Social Value: Pancabakti Bogasari (CSR) 1. Building Human Resources 2. Protecting the invironment 3. Encouraging Good Corporate Governance 4. Assessing Social Cohesion 5. Strengthening Economies = Sustainability SHAREHOLDER VALUE Sumber: Fransiscus Welirang Revitalisasi Republik. 10 Fransiscus Welirang 2000, Revitalisasi Republik, Dalam (Diakses tanggal 23 Juni 2010)
4 46 Strategi lainnya adalah pihak perusahaan secara terbuka membangun kemitraan dengan berbagai kalangan dan organisasi termasuk LSM yang profesional secara terbuka. Pimpinan perusahaan juga harus mampu menyampaikan informasi secara terbuka dan transparan sesuai dengan kapasitas mitranya. Bogasari memiliki departemen khusus terkait dengan pelaksanaan CSR yaitu Divisi Kemitraan. Departemen tersebut berada langsung di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada top management. Pelaksanaan CSR Bogasari dilakukan atas dasar Panca Bhakti Bogasari. Panca Bhakti Bogasari terdiri dari: (1) membangun sumber daya manusia, (2) melindungi lingkungan hidup, (3) tata kelola perusahaan yang baik, (4) membangun kohesi sosial, serta (5) memperkuat usaha kecil dan menengah. 1. Membangun sumber daya manusia (Building Human Capital) Membangun sumber daya manusia dilakukan baik untuk karyawan Bogasari maupun untuk masyarakat. Pelaksanaan dalam bentuk investasi di bidang pendidikan, pelatihan, kesehatan, dan keselamatan dari orang-orang di tempat kerja (Setianingrum, 2007). Salah satu program CSR dalam kerangka membangun sumber daya manusia ini adalah program CSR Rumah Singgah. 2. Melindungi lingkungan hidup Terdapat beberapa program CSR yang dilakukan untuk melindungi lingkungan hidup. Menurut Setianingrum (2007), program-program tersebut adalah mengadakan pelatihan untuk ahli teknik lokal manajemen lingkungan, mengembangkan produk dan jasa ramah lingkungan, dan lain sebagainya. Menurut Kepala Divisi Kemitraan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya melindungi lingkungan hidup diantaranya yaitu penghijauan disekitar perusahaan serta menghibahkan sarana kebersihan kepada penduduk linkungan sekitar....untuk melindungi lingkungan hidup, kegiatan CSR yang kami laksanakan adalah penghijauan disekitar perusahaan. Selain itu juga kami memberikan gerobak-gerobak sampah ke masyarakat untuk membiasakan masyarakat hidup bersih dengan membuang sampah pada tempatnya... (Sgn)
5 47 3. Tata kelola perusahaan yang baik Tatakelola yang baik (good corporate goverment) pada tingkat korporasi dilakukan melalui adopsi dan berbagai standar yang diterima secara internasional dan praktek manajemen (Setianingrum, 2007). 4. Membangun kohesi sosial Kohesi sosial merupakan salah satu aspek modal sosial yang diperlukan oleh sebuah komunitas atau masyarakat untuk maju, menyelesaikan berbagai persoalan, dan mencapai tingkat ekonomi, sosial, dan politik yang lebih baik dan stabil. Bogasari memiliki beberapa kegiatan dalam konteks CSR untuk membangun kohesi sosial, diantaranya adalah membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup, membangun kepercayaan dan saling menghormati dengan komunitas sekitar perusahaan, dan lain sebagainya. 5. Memperkuat usaha kecil dan menengah Setianingrum (2007) menyatakan bahwa, terdapat beberapa program yang dilaksanakan untuk memperkuat usaha kecil dan menengah. Program tersebut dilakukan untuk menciptakan pekerjaan langsung dan tidak langsung. Program tersebut terealisasi dengan diadakannya Bogasari Baking Center yang memberikan pelatihan membuat berbagai makanan. 5.3 Pelaksanaan CSR Rumah Singgah Setiap program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Bogasari pada dasarnya merujuk pada Panca Bhakti Bogasari. Begitu pula dengan program CSR Rumah Singgah. Program ini dilakukan dalam konteks building human capital atau Building Human Resources yaitu peningkatan sumber daya manusia. Salah satu Rumah Singgah yang merupakan program dari CSR Bogasari adalah Rumah Sahabat Anak Puspita yang berada dibawah naungan Puspita Foundation. Adanya kemitraan yang terjalin dengan Puspita adalah semata-mata untuk peningkatan sumber daya manusia terutama untuk anak-anak jalanan itu sendiri. ( Sgn) Program CSR Rumah Singgah dilaksanakan sejak tahun Bogasari memfasilitasi Rumah Sahabat Anak Puspita untuk melakukan kegiatan pemberdayaan. Program ini dilaksanakan berdasarkan prinsip kekeluargaan. Oleh
6 48 sebab itu, tidak ada perjanjian kerjasama secara tertulis antara pihak Bogasari dengan pihak yayasan (Rumah Sahabat Anak Puspita). Program CSR Rumah Singgah terimplementasi dalam bentuk kedermawanan dan beasiswa pendidikan Perencanaan Perencanaan merupakan bagian yang penting dalam suatu program pemberdayaan. Perencanaan CSR Rumah Singgah (terutama pada program beasiswa pendidikan) dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan beberapa pihak. Pihak yang terlibat yaitu pengurus Rumah Sahabat Anak Puspita, orang tua anak binaan, serta anak jalanan itu sendiri. Program beasiswa diberikan ketika anak sudah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan ingin melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Pada saat perencanaan, pihak Bogasari akan memberikan kesempatan kepada anak binaan untuk memilih sendiri universitas/perguruan tinggi yang diinginkan sesuai minatnya. Setelah anak dipastikan mendapat izin melanjutkan sekolah dari orang tuanya, maka anak tersebut akan mendapatkan beasiswa pendidikan. Orang tua anak jalanan yang tidak dapat mengikuti pertemuan tersebut harus memberikan bukti baik secara tulisan maupun rekaman yang menyatakan orang tua mengizinkan anaknya untuk meneruskan pendidikan. Kemarin kita ke Bogasari Kak. Yang ikut anak-anak yang udah lulus sekolah sama Pak Aang untuk ketemu sama Pak Sugiono ngomongin beasiswa pendidikan bagi yang mau lanjut kuliah. Kita ditanya-tanya mau masuk kemana dan ngambil jurusan apa, kemudian Pak Sugiono nyaranin aku jadi guru matematika, tapi aku masih ragu-ragu soalnya aku disuruh kerja sama keluarga. Tiba-tiba Pak Sugiono nanya ke Pak Aang tentang izin kuliah dari orang tua. Pak Sugiono bilang bahwa Bogasari akan memberikan beasiswa jika ada persetujuan dari orang tua atau keluarga anak-anak untuk melanjutkan pendidikan. Kalau sekiranya orang tua tidak dapat ikut kemari untuk memberikan pernyataan tersebut, setidaknya ada bukti yang menyatakan mereka mengizinkan lewat tulisan, kalau orang tua tidak bisa menulis, setidaknya ada bukti rekamannya. (Imw)
7 Pelaksanaan Program Program CSR Rumah Singgah baik kedermawanan maupun beasiswa pendidikan terlaksana dalam bentuk pemberian dana. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini disesuaikan dengan kebijakan direksi, yaitu hanya 20 persen dari total dana yang dialokasikan untuk kegiatan CSR Bogasari. Adapun alokasi anggaran dana CSR Bogasari terlihat seperti tabel di bawah ini: Tabel 11. Alokasi anggaran Dana CSR Bogasari ALOKASI A GGARA 1. Membangun Sumber daya manusia ± 20 % 2. Melindungi Lingkungan hidup ± 5 % 3. Good corporate governance ± 5 % 4. Membangun kohesi social ± 10 % 5. Memperkuat usaha kecil dan menengah/ekonomi masyarakat ± 60 % Sumber: Ingelia (2007) Program CSR Rumah Singgah dilaksanakan secara berkesinambungan. Program dilaksanakan atas dasar kepercayaan antara kedua belah pihak dan berlandaskan kekeluargaan. Tidak ada perjanjian tertulis atau MoU (Memorandum of Understanding) dalam kerjasama ini. Kedermawanan dilaksanakan dengan pemberian dana operasional setiap bulan sebesar Rp ,00 untuk Rumah Sahabat Anak Puspita. Partisipasi antar stakeholder disini tidak terlibat. Sementara itu, program beasiswa pendidikan dilakukan dengan memberikan dana untuk biaya pendidikan bagi anak binaan yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada tahun ini hanya ada satu anak yang mendapat beasiswa pendidikan dari sembilan anak binaan yang lulus Sekolah Menengah Atas. Hal ini dikarenakan sebagian anak tidak mendapat izin dari keluarga untuk melanjutkan pendidikan dan sebagian lainnya lebih memilih untuk bekerja. Selain program kedermawanan dan beasiswa pendidikan, Bogasari mengadakan program lain diluar program CSR Rumah Singgah yang melibatkan anak-anak binaan Rumah Sahabat Anak Puspita. Program tersebut dirancang dan direncanakan oleh pihak Bogasari. Partisipasi aktif dari pihak Rumah Singgah maupun anak binaannya terjadi pada saat pelaksanaan program, yaitu dengan keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut. Program tersebut misalnya adalah program belajar membuat kue (Bogasari Baking Center), belajar pertanian organik, dan lain sebagainya.
8 50 Ada beberapa program yang datang dari pihak Bogasari, bukan hanya anak-anak kita aja yang terlibat, tapi dari mitra-mitra Bogasari yang lainnya juga turut terlibat, misalnya program belajar membuat kue, ada juga belajar pertanian organik, itu program-program yang datang dari mereka (Ang) Monitoring dan Evaluasi (Monev) Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan dua cara, yaitu monev langsung dan tidak langsung. Monev langsung dilakukan dengan mengunjungi Rumah Sahabat Anak, biasanya dalam situasi informal. Monev tidak langsung adalah pihak Rumah Sahabat Anak diminta untuk menyerahkan laporan keuangan setiap bulannya. Dalam proses monitoring anak-anak binaan tidak ikut berpartisipasi aktif....oh ada, monev kami lakukan dengan meminta laporan keuangan setiap bulannya dari Puspita (Sgn) 5.4 Analisis Pelaksanaan CSR Rumah Singgah Bapak Fransiscus Welirang, pada saat ini menjabat sebagai Direktur PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, dan sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi untuk Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) periode , dimana salah satu visi beliau adalah meningkatan partisipasi perusahaan besar melalui program CSR untuk berpartisipasi dalam mengembangkan posdaya yang telah ada ataupun dalam pembentukkan posdaya baru. Oleh sebab itu, dalam bukunya Revitalisasi Republik, Perspektif Pangan dan Kebudayaan (2007), beliau menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan pada peningkatan nilai ekonomi juga harus diimbangi dengan peningkatan nilai-nilai sosial. Penyeimbangan ini akan membuat perusahaan menjadi lebih kuat dan berkelanjutan (sustainable). Aktivitas perusahaan secara alamiah akan menciptakan pertumbuhan melalui proses produksi dan hasilnya kemudian diserap oleh pasar, maka penerapan CSR pada perusahaan akan mampu menyehatkan pasar dari sisi permintaan (demand). Konsep CSR tersebut kemudian menjadi landasan pelaksanaan CSR Bogasari. Sebagai sebuah perusahaan, Bogasari tentu saja memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak Bogasari menerapkan strategi optimalisasi nilai ekonomi dan nilai sosial. Nilai
9 51 sosial merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan, yang mendukung terciptanya kelangsungan aktivitas perusahaan yang berkelanjutan. Hal tersebut tentunya suatu keuntungan tersendiri bagi Bogasari sebagai sebuah perusahaan. Gambar 3. Strategi optimalisasi nilai Ekonomi dan Nilai Sosial ilai Ekonomi ilai Sosial Pertumbuhan berkelanjutan Building Human Capital Maintaining Social Cohesion Protecting the Environment Strenghtening Economic Value Encouraging Good Governance Kedudukan Rumah Sahabat Anak Puspita bagi Bogasari adalah sebagai sebuah pemangku kepentingan non-pasar (stakeholder). Sukada at al. (2007) menyatakan premis utama teori pemangku kepentingan adalah semakin kuat hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan, semakin besar kemungkinan tujuan perusahaan dapat tercapai. Adapun derajat kedekatan hubungan antara Bogasari dengan Puspita sudah berada pada derajat tertinggi yaitu Interaktive, dimana perusahaan secara terus-menerus berhubungan dengan pemangku kepentingannya (Rumah Sahabat Anak Puspita) dalam suasana saling menghormati, terbuka, dan saling percaya. Pak Franky sering datang ke Puspita, kadang beliau tiba-tiba nelpon sudah berada di gang, datang kesini, bermain dengan anak-anak, menggendong mereka, beliau sangat senang dengan anak-anak. (Srj) Kami diundang ke ulang tahun Pak Franky, anak-anak ada yang membacakan puisi, bermain musik, dan bernyayi untuk beliau sebagai hadiah ulang tahun (Nv) Pada dasarnya, program CSR Rumah Singgah PT. Bogasari telah sesuai dengan UU No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 (1) yang berbunyi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
10 52 alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial lingkungan (TJSL). Program tersebut berupa pemberian dana yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Apabila kita analisis lebih lanjut, kegiatan CSR yang berupa pemberian dana tersebut seharusnya menimbulkan ketergantungan dan tidak bersifat memandirikan. Akan tetapi, pada komunitas yang mapan seperti yang terjadi pada Rumah Sahabat Anak Puspita, pemberian dana tersebut sudah tepat sehingga dapat memfasilitasi proses pemberdayaan yang dilakukan. Oleh sebab itu, dengan bantuan dana dari Bogasari, Rumah Sahabat Anak Puspita sudah dapat berdaya terlihat dari kemandirian, partisipasi, serta keberlanjutan program dari Rumah Sahabat Anak Puspita. Nasdian (2003) menyatakan bahwa, pemberdayaan memiliki dua elemen pokok, yakni kemandirian dan partisipasi. Pemberdayaan merupakan tahap awal untuk menuju kepada partisipasi (empowerment is road to participation) khususnya dalam proses pengambilan keputusan untuk menumbuhkan kemandirian. Merunut pada Cohen dan Uphof (1977) dalam Makmur (2005), partisipasi Rumah Sahabat Anak Puspita terbagi kedalam beberapa tahapan, yaitu: (1) Tahap pengambilan keputusan Rumah Sahabat Anak Puspita turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mulai tahap perencanaan suatu program. Seluruh stakeholder yang terlibat dalam program ini akan duduk bersama, bertukar pendapat, dan membuat keputusan atas persetujuan semua pihak, sehingga program tidak bersifat top down. Misalnya pada perencanaan program beasiswa pendidikan untuk anak binaan Rumah Sahabat Anak Puspita. (2) Tahap pelaksanaan Partisipasi aktif Rumah Sahabat Anak Puspita tercermin dalam tahap pelaksanaan adalah partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran dan tindakan sebagai anggota program. Artinya, dana yang diberikan oleh Bogasari dikelola dengan baik oleh pihak Rumah Sahabat Anak Puspita untuk dimanfaatkan dalam memberdayakan anak jalanan.
11 53 (3) Tahap Evaluasi Partisipasi Rumah Sahabat Anak Puspita pada tahap evaluasi dilaksanakan dalam bentuk kesediaan dari Rumah Sahabat Anak Puspita untuk menyerahkan laporan keuangan setiap bulannya (4) Tahap menikmati hasil Tahap menikmati hasil menjadi indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Adanya program CSR Rumah Singgah ini tidak hanya berdampak positif bagi perusahaan. Manfaat dari program ini pun dirasakan pula oleh pihak Rumah Sahabat Anak Puspita...Bogasari sudah sangat membantu kami, mulai dari awal berdiri Rumah Sahabat Anak puspita, membantu proses legalisasi yayasan ini ke notaris, hingga menyediakan beasiswa bagi anak-anak kami yang ingin melanjutkan sekolah (Ang) Kemandirian menurut Nasdian (2003) terbagi menjadi kemandirian material, kemandirian intelektual, dan kemandirian manajemen. Kemandirian material di Rumah Sahabat Anak Puspita terlihat dari kemampuan bertahan Puspita pada saat Bogasari dalam beberapa waktu tidak dapat menyisihkan sepersekian dana untuk Puspita karena krisis perusahaan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Kemandirian intelektual terlihat dari kemampuan Rumah Sahabat Anak Puspita merancang kegiatan-kegiatan dalam rangka memberdayakan anak jalanan dengan kreatif. Sementara kemandirian manajemen, terlihat dari adanya usaha pihak Rumah Sahabat Anak Puspita untuk mengadakan perubahan dalam situasi kehidupan. Misalnya pada saat ini pihak yayasan sedang merencanakan meluaskan program pemberdayaan dengan membuka Kampus kehidupan yang berlokasi di Cipayung, Bogor. Bogasari secara rutin setiap bulan memberikan dana kepada kita, tetapi pernah beberapa waktu bogasari tidak membantu kita dalam hal finansial karena pada waktu itu perusahaannya sedang collapse, tapi Alhamdulillah kami masih bisa mengatasinya (Ang) Sebagai anak, kita akan selalu ingin memberikan kejutan kepada orang tuanya. Pada saat ini Bogasari belum mengetahui kami akan membuka cabang Puspita di wilayah Bogor, tapi nanti ketika semua sudah mulai berjalan ini akan jadi kejutan untuk mereka. (Ang)
12 54 Keberlanjutan merupakan kontinuitas suatu program pemberdayaan. Aktivitas pemberdayaan yang dilakukan dalam kerangka sustainabilitas sangatlah penting, jika tidak prinsip tersebut hanya akan memperkuat tatanan yang ada yang tidak langgeng, dan tidak akan bertahan dalam jangka panjang (Ife, 2008). Program CSR Rumah Singgah teridentifikasi akan berkelanjutan sekalipun tidak ada perjanjian tertulis yang menjamin kerja sama ini tetap berlanjut. Hal ini dikarenakan CSR Rumah Singgah dilaksanakan atas dasar kekeluargaan dan kepercayaan (trust) antara kedua belah pihak. Selain itu, manfaat yang dirasakan oleh kedua belah pihak akan mendorong program tersebut tetap berjalan dan berkesinambungan. Hal tersebut diyakini oleh pihak Bogasari maupun pihak Rumah Singgah, selama pemberdayaan terhadap anak jalanan ini tetap dilakukan maka program CSR Rumah Singgah akan tetap berjalan. Tidak perlu ada perjanjian hitam diatas putih, yang penting kita saling percaya. Saya rasa itu sudah cukup, agar program ini tetap berjalan dengan dasar saling kekeluargaan. (Sgn) Yang harus diingat adalah, yang kita lakukan ini adalah suatu bentuk pelayanan. Banyak yang kita rencanakan tapi hasilnya melebihi apa yang kita bayangkan. Ketika kita mengasihi orang lain, maka Tuhan akan membantu kita. Jadi tidak usah khawatir program ini tidak akan berlanjut. Kami yakin itu. (Ang)
BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada dalam satu lokasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono. 2007: 8). Corporate Social Responsibility mulai menjadi concern perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tools bagi perusahaan untuk menjaga stabilitas operasionalnya adalah dengan menjalankan tanggung jawab sosial, atau yang dalam Bahasa Inggris disebut
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Perkembangan tepung terigu di Indonesia sejalan dengan perkembangan di mana Indonesia sedang mengalami krisis beras pada tahun 1950-an.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.
Lebih terperinciLAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35
LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang
Lebih terperinciWALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPT. BOGASARI FLOUR MILLS
PT. BOGASARI FLOUR MILLS Oleh SEJARAH Bogasari adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi. Sejarah Bogasari
Lebih terperinciBUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL
BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL 5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah proses berkelanjutan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini Public Relations (PR) tidak dapat dipandang sebelah mata. Kehadiranya sebagai bridge communication/jembatan komunikasi antara organisasi/perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan, dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan
Lebih terperinciLampiran 3. Ngaidi (Tokoh masyarakat di desa Diwak) Umar Sujadi (Kepala Desa Bergas Kidul)
Lampiran 3 HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN MENGENAI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BIDANG PENDIDIKAN (Pemberian Beasiswa, Sarana penunjang sekolah dan Pengadaan Guru Bantu) No Pertanyaan Agus
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa keberadaan dunia usaha seyogyanya
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR
BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, perekonomian suatu negara banyak sekali didukung dari berbagai pihak. Para pihak yang memberikan sumbangsihnya pada perekonomian merupakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan
Lebih terperinci17 BAB 1 PENDAHULUAN
17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Tanggung Jawab Sosial 1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Tanggung jawab sosial atau Corporate Sosial Responsibilities merupakan suatu elemen penting dalam kerangka kelanjutan
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konteks CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-2 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN V YK 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dikendalikan oleh sistem yang dinamis dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk mempertahankan keberadaan dan menjalankan fungsinya. Selain mempertahankan
Lebih terperinci-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG
-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya
Lebih terperinciNOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
Lebih terperinciBAGIAN I. PENDAHULUAN
BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota
Lebih terperinciTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan
Lebih terperinciBUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA MATARAM KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani
Lebih terperinciPengantar. responsibility (CSR).
Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka, silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2012 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Arutmin adalah salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batubara terbesar di Indonesia. PT. Arutmin pertama kali menandatangani kontrak penambangan batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperincidiubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang: Mengingat:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi perekonomian bangsa. Kontribusinya bagi penerimaan pajak
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2011
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.
Lebih terperinciBAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada
11 BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK 2.1. SEKTOR PUBLIK 2.1.1. Organisasi Sektor Publik Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang memuat pasal tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan, membuat isu Corporate Social
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang berdiri di tengah masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial yang besar terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini penting
Lebih terperincikepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) FLOBAMOR MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) FLOBAMOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN
191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung
Lebih terperinciPERATURAN DESA MEKARJAYA KECAMATAN CILELES KABUPATEN LEBAK NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
PERATURAN DESA MEKARJAYA KECAMATAN CILELES KABUPATEN LEBAK NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MEKARJAYA Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain
Lebih terperinci- 1 - QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2014
- 1 - SALINAN QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS DI KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA
Lebih terperinci12FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance
Modul ke: Fakultas 12FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinci