BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. guna mendapatkan tujuan atas konstruksi tersebut.
|
|
- Inge Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Dalam kehidupan, manusia cenderung melakukan berbagai peran dalam memaksimalkan fungsinya sebagai makhluk sosial. Peran atau penampilan diri yang dilakukan akan menghasilkan citra sebagai penilaian orang lain, sehingga dalam pelaksanaannya tidak jarang manusia mengkonstruksikan dirinya sedemikian rupa guna mendapatkan tujuan atas konstruksi tersebut. Presentasi diri merupakan sebuah pengelolaan diri seseorang untuk menghasilkan citra tertentu yang diinginkan, dalam pelaksanaannya hal ini tidak terlepas dari impression manajemen atau pengelola kesan guna meyakinkan orang lain tentang citra yang dimunculkan. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang presentasi diri Permadi dalam melakukan perannya sebagai Penyambung Lidah Bung Karno, sehingga dari opini yang diharapkan akan terbentuk opini sebenarnya pada diri khalayak atas pemeranan peran tersebut. 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa studi mengenai penggunaan presentasi diri dan impression manajemen dalam kajian dramaturgi sudah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya : 7
2 Penelitian pertama yaitu Anisa Hidayat yang meneliti Impression Management Dosen dalam Perspektif Dramaturgis, dalam penelitian ini Sdr. Anisa mencoba membongkar bahwa front stage yang diciptakan seorang dosen bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi kedua belah pihak, walau citra yang dimunculkan tersebut tidak serta merta dapat diterima oleh masyarakat, karena prilaku back stage yang mungkin berbeda dan telah menjadi image bagi masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti coba untuk mengungkap bagaimana impresion management dapat menjadi sebuah alat penyesuaian sebuah situasi dan menjadi problem solver bagi proses belajar mengajar yang memiliki history kurang baik. Namun apa yang ditampilkan dalam panggung depan, tidak merubah kesan pada khalayak seperti yang diinginkan sang aktor, karena panggung belakang yang diketahui khalayak menjadi kesan tersendiri bagi para murid terhadap sang dosen. Penelitian ini mengunakan teori impresion management dari kajian dramaturgi Erving Goffman, dan mengunakan metode penelitian fenomenologi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Presentasi Diri Wujud Panggung Utama Aktor Politik Kajian Dramaturgi Erving Goffman pada Permadi Sebagai Penyambung Lidah Bung Karno. Dalam penelitian Presentasi Diri ini akan mencoba melihat apakah Presentasi diri seorang aktor dapat menciptakan 8
3 panggung utama yang menjadi dominasi bagi terbentuknya kesan pada khalayak, dan bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal dapat membentuk presentasi diri. Penelitian Kedua, Tika Mutia yang meneliti Presentasi Diri Dosen lajang, dalam penelitian ini diungkapkan tentang presentasi diri mengunakan komunikasi verbal dan non verbal para dosen yang berada pada panggung formal dan nonformal. Dalam penelitian ini Tika mengungkap bagaimana presentasi diri seorang dosen dengan teori labeling dramaturgi erving goffman pada panggung formal dan informalnya, sehingga ditemukan 4 panggung. Penelitian Presentasi Diri Wujud Panggung Utama Aktor Politik Kajian Dramaturgi Erving Goffman pada Permadi Sebagai Penyambung Lidah Bung Karno, mengungkap tentang panggung utama yang menjadi pengolaan kesan utama bagi khalayak, ini merupakan hal berbeda dari penelitian Tika. Tika tidak menyimpulkan dan mendalami panggung mana yang menjadi panggung utama dari sang dosen lajang, walaupun Tika mengunakan komunikasi verbal dan nonverbal sebagai pembuktian akademik penelitian ini. Penelitian ketiga adalah Cahyadi Indrananto meneliti Pemimpin Daerah Sebagai Agen, dalam penelitian ini di ulas bagaimana seorang pemimpin menciptakan berbagai panggung, dimana panggung yang satu digunakan sebagai penunjang citra dirinya di panggung yang lain yang secara keseluruhan bermuara 9
4 pada citra diri pribadi. Dalam penelitian dramaturgi ini Cahyadi mengunakan teori metaphor teatre, dan mengungkap bahwa seorang aktor menciptakan berbagai panggung yang saling mendukung satu dan lainnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Presentasi Diri Wujud Panggung Utama Aktor Politik Kajian Dramaturgi Erving Goffman pada Permadi Sebagai Penyambung Lidah Bung Karno, adalah tidak ditelusurinya pengunaan panggung utama yang menjadi sebuah panggung dominan yang didukung oleh panggung lainnya. Beberapa penelitian diatas telah mengulas dan membedah fenomenafenomena berdasarkan pendekatan dramaturgi. Namun meskipun dalam pendekatan dan landasan teori yang dipakai sama, dalam kesempatan ini penulis ingin meneliti lebih dalam masalah yang berbeda, mengungkap realitas kehidupan manusia dari sisisisi lain yang belum pernah ada. Adapun fungsi dari perujukan terhadap karya penelitian ini adalah untuk membangun pembenaran (justifikasi) atas penelitian yang dilakukan, yakni penelitian ini perlu dilakukan. (Alwasilah, 2002 : 125) 10
5 11
6 12
7 13
8 2.2 Kerangka Pemikiran Komunikasi Politik Anwar Arifin (2011:1) mengatakan : komunikasi politik adalah pembicaraan untuk mempengaruhi dalam kehidupan bernegara. Komunikasi politik dapat juga merupakan seni mendisain apa yang mungkin (art of possible) dan bahkan dapat merupakan seni mendisain yang tidak mungkin (art of impossible). Politik mencakupi komunikasi sesungguhnya dapat juga dikaji dari pendapat para pakar yang menunjukkan adanya kedekatan yang intim dan istimewa antara komunikasi dan politik karena proses komunikasi menempati fungsi yang sangat penting dalam domain politik. Komunikasi telah membantu menjelaskan fenomena politik. Komunikasi dan politik menjadi komunikasi politik, pada hakikatnya berpadu atau bertemu pada dua titik yaitu: pembicaraan dan pengaruh atau mempengaruhi. Politik adalah komunikasi karena sebagian besar kegiatan politik dilakukan dengan pembicaraan, sebaliknya komunikasi adalah politik karena tujuan komunikasi adalah mempengaruhi sebagai salah satu dimensi politik. Jadi komunikasi politik adalah pembicaraan yang bertujuanu ntuk mempengaruhi kehidupan bernegara. Definisi komunikasi politik juga terus dirumuskan secara eksplisit oleh para ahli. Hal ini misalnya sebagaimana yang disampaikan oleh Fagen (1966: 20, dalam Rahmat, 1989) dimana komunikasi politik didefinisikan sebagai communicatory activity considered political by virtue its consequences, actual and potential, that it has for the functioning of political systems. Denifisi lainnya juga dilakukan oleh 14
9 Meadow (1980: 4, dalam Rahmat, 1989), yaitu political communication refers to any exchange of symbols or messages that to a significant extent have been shaped by or have consequences for the political system. Berdasarkan kedua definisi yang disampaikan oleh Fagen (1966) dan Meadow(1980) ini kemudian Dan Nimmo (1978:7) mendefinisikan komunikasi politik sebagai communication (activity) considered political by virtue of its consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the condition of conflicts. Tidak hanya memberikan kontribusi pada definisi studi komunikasi politik, Nimmo (1989) juga kemudian merumuskan ruang lingkup komunikasi politik yang mengacu pada konsep yang sudah diletakkan oleh Laswell (1958), yaitu : 1. Komunikator politik 2. Pesan politik 3. Persuasi politik 4. Media komunikasi politik 5. Khalayak komunikasi politik 6. Akibat komunikasi politik. Di sini tampak bahwa Nimmo menambahkan elemen baru dalam ruang lingkup komunikasi politik yang sebelumnya tidak disebutkan oleh Laswell (1958) secara eksplisit, yaitu elemen persuasi politik.setiap orang bisa saja berkomunikasi tentang politik, namun tidak setiap orang dapat dikategorikan sebagai komunikator 15
10 politik. Pembahasan tentang komunikator politik berikut sepenuhnya diadopsi dari teori Dan Nimmo. Menurut Dan Nimmo komunikator politik dapat dibagi ke dalam tiga figur, yakni politikus, aktivis dan profesional. Tanpa bermaksud menyederhanakan hakikat komunikator politik, Nimmo memberikan penjelasan yang seringkali menjadi rujukan karena bukan hanya bersifat teoritis, melainkan juga dianggap aplikatif oleh beberapa akademisi dan praktisi. Dalam teori dramaturgi Erving Goffman seorang aktor sama dengan seorang komunikator, dan aktor politik adalah komunikator politik. Karena ada penyampaian pesan yang dilakukan dan pengelolaan kesan untuk menciptakan sebuah pandangan tentang sesuatu pada khalayak, dalam hal ini presentasi diri yang dilakukan aktor politik untuk menciptakan kesan pada penonton tentang dirinya Dramaturgi Bila Aristoteles mengungkapkan dramaturgi dalam artian seni. Maka, Goffman mendalami dramaturgi dari segi sosiologi. Seperti yang kita ketahui, Goffman memperkenalkan dramaturgi pertama kali dalam kajian sosial psikologis dan sosiologi melalui bukunya, The Presentation of Self In Everyday Life. Buku tersebut menggali segala macam perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan sehari-hari, dimana kita menampilkan diri kita dalam cara yang sama seperti seorang aktor yang menampilkan karakter orang lain dalam sebuah 16
11 drama. Kesamaan ini memperjelas pada kita bahwa ada pertunjukan yang ditampilkan. Bila Aristoteles mengacu kepada teater maka Goffman mengacu pada pertunjukan sosiologi. Pertunjukan yang terjadi di masyarakat, memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari presentasi dari Diri Goffman ini adalah memanipulasi pandangan (opini) penonton. Bila seorang aktor berhasil, maka penonton akan melihat aktor tersebut sesuai sudut yang memang ingin diperlihatkan oleh aktor tersebut. Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari komunikasi. Kenapa komunikasi? Karena komunikasi sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan. Bila dalam komunikasi konvensional manusia berbicara tentang bagaimana memaksimalkan indera verbal dan non-verbal untuk mencapai tujuan akhir komunikasi agar orang lain mengikuti kemauan kita, maka dalam dramaturgis yang diperhitungkan adalah konsep menyeluruh bagaimana kita menghayati peran sehingga dapat memberikan feedback sesuai yang kita inginkan. Dramatugis mempelajari konteks dari perilaku manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari perilakunya tersebut. Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada kesepakatan perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bermain peran merupakan salah satu alat yang dapat mengacu kepada 17
12 tercapainya kesepakatan tersebut. Bukti nyata bahwa terjadi permainan peran dalam kehidupan manusia dapat dilihat pada masyarakat kita sendiri. Manusia menciptakan sebuah mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia bisa tampil sebagai sosok-sosok tertentu. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Yenrizal (IAIN Raden Fatah, Palembang), dalam makalahnya Transformasi Etos Kerja Masyarakat Muslim: Tinjauan Dramaturgis di Masyarakat Pedesaan Sumatera Selatan pada Annual Conference on Islamic Studies, Bandung, November 2006: Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh manusia, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Terbentuklah kemudian masyarakat yang mampu beradaptasi dengan berbagai suasana dan corak kehidupan. Masyarakat yang tinggal dalam komunitas heterogen perkotaan, menciptakan panggung-panggung sendiri yang membuatnya bisa tampil sebagai komunitas yang bisa bertahan hidup dengan keheterogenannya. Begitu juga dengan masyarakat homogen pedesaan, menciptakan panggung-panggung sendiri melalui interaksinya, yang terkadang justru membentuk proteksi sendiri dengan komunitas lainnya. Dramaturgi tidak dapat dilepaskan dari komunikasi verbal dan nonverbal, karena keberhasilan pengelolaan kesan yang terjadi ditentukan seberapa piawainya seorang aktor mengunakan dan memadupadankan komunikasi verbal dan nonverbal tersebut. 18
13 2.2.3 Komunikasi Verbal & Nonverbal dalam Dramaturgi Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas dengan kata-kata atau tanpa kata-kata, secara umum hal ini dikatakan sebagai verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan mesin pengerak dalam dramaturgi, bagaimana pesan yang akan disampaikan sang aktor dikemas secara sedemikian rupa untuk menciptakan kesan pada penonton sesuai keinginan sang aktor. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Dalam kehidupan komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata, jikalau merupakan kata-kata maka itu bukanlah makna sebenarnya dari kata-kata tersebut melainkan kiasan. Dalam kenyataannya komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi verbal hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Sama seperti dalam sebuah pementasan drama, dalam dramaturgi seorang aktor akan mengunakan komunikasi nonverbal secara lebih dominan karena dalam pengunaan 19
14 komunikasi verbal, komunikasi nonverbal juga akan digunakan secara bersamaan dan sebagai pendukung. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Nonverbal communication is all aspects of communication other than words themselves. It includes how we utter words (inflection, volume), features, of environments that affect interaction (temperature, lighting), and objects that influence personal images and interaction patterns (dress, jewelry, furniture). (Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata (infleksi, volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel). Hal menarik dari komunikasi nonverbal ialah studi Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal. Hal inilah yang menyebabkan komunikasi nonverbal menjadi suatu faktor uyang sangat penting dalam dramaturgi, karena memiliki porsi yang sangat besar sebagai pemberi daya ingat dalam menciptakan kesan pada khalayak. 20
15 Tabel 2.1 Tipe-tipe Komunikasi Verbal & Nonverbal KOMUNIKASI VOKAL NONVOKAL KOMUNIKASI VERBAL Bahasa Lisan (Spoken Words) Bahasa Tertulis (Written Words) Nada Suara (Tone Of Voice) Isyarat (Gesture) KOMUNIKASI Desah (Sighs) Gerakan (Movement) NONVERBAL Jeritan (Screams) Penampilan (Appearance), Kualitas Vokal (Vocal Quality) Ekspresi Wajah (Facial Expression) Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communication, Second Edition, hal Presentasi Diri (Self Presentation) Melalui Pengelolaan Kesan (Impression Management) Dalam buku The Presentation of Self In Everyday Life Erving Goffman menggali segala macam perilaku interaksi yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Goffman mengatakan bahwa presentasi diri manusia (human self presentation) ditampilkan dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain pada sebuah pertunjukan drama. Dalam hal ini dikatakan bahwa manusia cenderung menampilkan sesuatu yang palsu pada kehidupan demi penilaian khalayak. Penampilan yang ditunjukan oleh seseorang akan berbeda antara panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage), bahkan dalam penelitian Dr. Lelly Ariani (seorang guru besar Universitas Lampung) menyebutkan adanya perbedaan lain yaitu pada panggung tengah (middle stage). Hal ini dilakukan semata- 21
16 mata untuk memberi kesan yang baik pada khalayak guna sebuah tujuan tertentu, yang dimana seluruh pertunjukan tersebut bisa jadi adalah sebuah konstruksi yang membuat seseorang berbeda 100% dari keasliannya (pure life). Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgis, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan setting, kostum, penggunakan kata (dialog) dan tindakan non verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Presentasi diri melalui pengelolaan kesan dilakukan seorang aktor untuk membuai penonton, akan lakon yang dibawakannya sehingga penonton tersebut secara tidak sadar akan masuk dan mengikuti alur lakon yang dibawakan seorang aktor. Impression management sendiri merupakan bagian dari kajian dramaturgi yang sama-sama dikembangkan oleh Goffman. Impression management atau pengelolaan kesan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu dalam menciptakan kesan atau persepsi tertentu atas dirinya dihadapan khalayaknya. Pengelolaan kesan tersebut baik terhadap simbol verbal maupun simbol nonverbal yang melekat di dirinya. 22
17 (Kreitner & Kinichi: 2005) mendefenisikan hal ini sebagai suatu proses dimana seseorang berusaha untuk mengendalikan atau memanipulasi reaksi orang lain terhadap citra diri orang tersebut maupun ide-idenya. Impression management dapat dilakukan dengan mengubah cara berpakaian, mematuhi norma dan peraturan di tempat dia berada, mengambil nama atas pekerjaan orang lain, cara berbicara, cara berjalan dan lain-lain. Semua hal itu dilakukan dengan harapan agar seseorang mendapat pengaruh dari orang yang ditujunya. Impression management (Goffman dalam Atina, 2008), manusia kerapkali menggunakan topeng (yang bagus) dalam berkomunikasi. Topeng diperlukan untuk citra positif komunikator, sehingga dapat memikat komunikan, atau meyakinkan komunikan tentang kejujuran dan kepiawaiannya. Topeng juga diperlukan untuk menyembunyikan sesuatu yang tidak sesuai ("to for go or conceal action which is inconsistent with ideal standards"). Perilaku seorang individu diatas panggung dibatasi oleh oleh konsep-konsep drama yang bertujuan untuk membuat drama yang berhasil. Sedangkan back stage adalah keadaan dimana seorang individu berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton. Sehingga individu dapat berperilaku bebas tanpa mempedulikan plot perilaku bagaimana yang harus dibawakannya. Sebelum berinteraksi dengan orang lain, seseorang pasti akan mempersiapkan perannya dulu, atau kesan yang ingin ditangkap oleh orang lain. Kondisi ini sama dengan breaking character dalam dunia teater. Pendapat lain mengatakan, 23
18 Impression management adalah proses seseorang untuk mengatur dan mengendalikan persepsi orang lain atas dirinya (Luthans, 1998). Menurut Wayne dan Ferris (Kreitner & Kinichi, 2005) terdapat tiga tingkatan perlakuan impression management adapun tingkatannya sebagai berikut : a. Agen bebas Keadaan dimana seseorang tidak melakukan impression management. Jikalau keadaan memaksa pun, seseorang tersebut memilih untuk menghadapinya dengan penuh tanggung jawab. Misal ketika terlambat datang kantor, dia dengan rasa menyesal mengakui, meminta maaf dan berusaha tidak mengulangnya lagi. b. Lebih baik selamat daripada menyesal Keadaan dimana seseorang melakukan impression management ketika seseorang tersebut dalam keadaan yang terjepit atau terpojok. Misal, ketika seseorang terlambat datang kantor maka dia akan mencari alasan untuk menuntupi kesalahan yang dilakukannya. c. Hallo Hollywood Keadaan dimana seseorang dalam kehidupan sehari-hari selalu menggunakan impression management. Layaknya seorang artis, jati dirinya tidak nampak karena setiap saat sifatnya bahkan perilakunya selalu berubah. Misal ketika 24
19 seorang karyawan ingin dipromosikan oleh atasannya maka dia berbuat halhal yang yang tidak seharusnya dilakukan, misalnya melakukan money politic untuk cepat dipromosikan. Sikap impression management tidak dapat dinilai buruk atau pun baik karena semuanya bertumpu pada situasi dimana tempat seseorang itu berada dan beraktifitas, Impression Management akan dikatakan sangat baik sekali jika dalam konteks misalnya ketika seorang artis yang dituntut untuk memerankan seseorang yang lembut padahal dalam kehidupan sehari-harinya dia adalah seorang yang kasar. Lain halnya jika Impression Management diterapkan dalam aktifitas atau pekerjaan yang sangat menjunjung kejujuran seperti misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan, maka impression management yang harus dianut adalah agen bebas. Penelitian ini mengkaji bagaimana presentasi diri dapat mewujudkan panggung utama bagi seorang aktor politik, yaitu Permadi pada panggungnya sebagai Penyambung Lidah Bung karno. Goffman membagi dua wilayah dari aktor yang diibaratkan memainkan peran tersebut, yakni panggung depan dan panggung belakang, dimana presentasi diri seorang aktor akan jauh berbeda dan terkadang bertolak belakang dalam kedua panggung tersebut. Namun pada diri Permadi tidak terdapat perbedaan antara kedua panggung yang disebutkan Goffman tersebut. Permadi yang tampil sebagai penyambung lidah bung karno pada panggung politiknya begitu juga ia tampil pada panggung kesehariannya, maka peneliti meneliti 25
20 presentasi diri dalam kajian ini berdasarkan panggung utama yaitu panggung yang selalu dibawakan Permadi dalam berbagai situasi kehidupannya. 2.3 Kerangka Pemikiran Bertolak pada pemikiran kerangka teoritis yang telah diulas diatas, maka penelitian mengaplikasikan dalam sebuah Kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran akan terlihat alur penelitian Presentasi Diri yang merupakan Kajian Dramaturgi dalam membentuk panggung utama seorang aktor politik dalam hal ini Permadi sebagai penyambung lidah bung karno. Gambar 2.1 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN 26
BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang
BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN A. Kerangka Teoritik Dalam ilmu sosiologi mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta 1. Pengertian Presentasi Diri Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan mausia sebagai mahluk sosial yang berusaha
Lebih terperinciMODUL DELAPAN KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK
MODUL DELAPAN KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK Munculnya karya klasik Walter Lippmann, Public Opinion pada 1922, mengenai hubungan komunikasi dengan politik mulai membangkitkan keingintahuan lebih dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi pengguna media sosial, memeriksa dan meng-update aktifitas terbaru ke dalam media sosial adalah sebuah aktifitas yang lazim dilakukan. Seseorang yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Dramaturgi Erving Goffman Pernyataan paling terkenal Goffman tentang teori dramaturgis dalam bukunya berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Menjamurnya pengemis di kota-kota besar nampaknya sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang tidak dapat terelakkan. Pengemis adalah orangorang yang mendapatkan penghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Instagram merupakan media sosial yang sangat berkembang pesat di dunia Internet, banyak sekali yang menggunakan media sosial dari berbagai kalangan untuk keperluanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia sering kali mengelola kesan sehingga orang yang diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan seringkali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciKOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0
KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0 PENGERTIAN KOMUNIKASI Communicatio (Latin) Communis Sama Secara etimologis komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi dalam kelompok adalah bagian dari kegiatan keseharian kita. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan, karena melalui kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Manusia membutuhkan komunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:
74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Seiring dengan perkembangaan teknologi dan media masa membuat kebaya memiliki sebuah arti baru dalam masyarakat yang mengakibatkan sebuah gaya hidup baru. Terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Liberalisasi politik yang hadir bersamaan dengan liberalisasi ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang psikolog Universitas Stanford yaitu Sandra Bem (1977) yang dikutip dalam situs online Psikoterapis.com, dijelaskan bahwa dirinya mengeluarkan sebuah inventory
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI KOMUNITAS DALAM PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
MODUL KOMUNIKASI KOMUNITAS DALAM PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT Disusun Oleh: Anglita Yantisetiasti Insi Farisa Desy Arya Iswaningsih Daftar Isi hal Daftar isi I Pendahuluan 1.1 Kompetensi 1.2 Kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam
Lebih terperinciGambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :
BAB I PENDAHULUAN Media sosial adalah sebuah teknologi komunikasi yang saat ini marak digunakan oleh manusia (khususnya remaja) dalam beriteraksi sehari-hari. Dilansir dari website smartbisnis.com, Pengguna
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP Universitas Indonesia
BAB 4 PENUTUP Setiap individu memiliki peran sosial yang beragam. Dalam peran sosialnya individu membutuhkan kemampuan untuk menjalaninya, karena ekspektasi terhadap peran tersebut berbeda-beda. Perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Seperti yang dikatakan oleh Stuart dan Sudeen (1998) dalam tulisan Muchlisin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsepsi Diri Konsep diri merupakan pandangan terhadap sikap dan perilaku terhadap diri sendiri. Pengetahuan tentang diri sendiri ini juga termasuk pengetahuan tentang semua
Lebih terperinciKomunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si
Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ganesha Public Speaking School adalah salah satu lembaga pelatihan / training dan seminar teknik berbicara di depan umum terbaik di kota Bandung. Berdiri sejak tahun
Lebih terperinciABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI
ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI : FENOMENA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI AJANG PENAMPILAN DIRI NAMA : ASTRI RIYANTI NIM : D2C 308 001 JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI Di era globalisasi saat ini,
Lebih terperinciPendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si
Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional dalam kajian komunikasi politik lebih berorientasi pada peran atau fungsi komunikasi
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.
BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP A. Temuan Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data tahap paling penting dalam untuk menelaah data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengetahui Front Stage dan Back Stage yang dibangun oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Penelitian Sejenis Penelitian terdahulu adalah referensi yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan, antara lain sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Kajian 2.1.1 Perspektif Pemahaman atas komunikasi manusia, merupakan masalah perspektif yang dipakai untuk memahamninya (Fisher,1990:86). Perspektif adalah sudut pandang
Lebih terperinciPRESENTASI DIRI WUJUD PANGGUNG UTAMA AKTOR POLITIK
PRESENTASI DIRI WUJUD PANGGUNG UTAMA AKTOR POLITIK (Kajian Dramaturgi Erving Goffman Pada Permadi Sebagai penyambung Lidah Bung Karno) TESIS TAMIL SELVAN NIM : 55211120075 FAKULAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang selalu berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga diungkapkan oleh Deddy
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dr. Endah Murwani, MSi Program Studi Marketing Communication Impression Management Erving Goffman menganalisa tingkah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinciKOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang esensial dalam kehidupan manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Pada kesehariannya, seorang
Lebih terperinciIMPRESSION MANAGEMENT MAHASISWI PEROKOK (Studi Deskriptif Kualitatif Impression Management Mahasiswi Perokok Di Universitas Sumatera Utara)
IMPRESSION MANAGEMENT MAHASISWI PEROKOK (Studi Deskriptif Kualitatif Impression Management Mahasiswi Perokok Di Universitas Sumatera Utara) JOHN HAGAI SIHOMBING 100904048 ABSTRAK Penelitian ini berjudul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20 adalah persaingan politik yang semakin tinggi dihampir semua negara. Hal ini juga disertai dengan
Lebih terperinciAPLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS
APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi saat ini membawa masyarakat Indonesia pada Second era of globalization dimana era ini dikenal dengan era digital
Lebih terperinciMateri Minggu 1. Komunikasi
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan dirinya pada orang lain. Pada dasarnya setiap manusia memiliki langkah-langkah khusus dalam
Lebih terperinciKOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,
Lebih terperinciKomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. agar terhubung dengan lingkungan dengan orang lain. Menurut Handoko (1994)
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang kelompok, organisasi dan masarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Impression Management atau yang lebih dikenal dengan istilah pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki profesi dan dituntut untuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK......... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciKBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya
DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada
Lebih terperinciKuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.
Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D. a.wardana@uny.ac.id Materi: Konsep Diri: Mengingat kembali Looking-glass self Cooley Tensi antara I dan Me Mead Interaksi Pelaku dan Audien
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Paradigma Penelitian Menurut Bogdan dan Taylor, Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
Lebih terperinciKOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK
KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKATE EFEK EFEK AFEKSI EFEK KONASI UMPAN BALIK POSITIF NETRAL NEGATIF 1 KOMUNIKASI SUATU PROSES DI MANA SUATU GAGASAN DIALIHKAN DARI SUMBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tato merupakan suatu wahana identitas yang menyebar tidak hanya di belahan dunia barat, tetapi juga mulai mewabah di Indonesia. Pada saat ini tato mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
Lebih terperinciKOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI
Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi
Lebih terperinciModul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen
Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Komunikasi Efektif Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Menjadi Pendengar Yang Baik Kekuatan Kata-kata
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berdampak pada
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini tidak hanya berdampak pada perkembangan ekonomi, politik, sosial ataupun budaya. Perkembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
75 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
105 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari uraian penelitian yang telah dilakukan terkait dengan personal appearance dosen dalam menciptakan partisipasi aktif mahasiswa di dalam kelas Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara
Lebih terperinciKomunikasi dalam Komunikasi Antar Budaya. Sesi 3 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya
Komunikasi dalam Komunikasi Antar Budaya Sesi 3 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi Antar Budaya Produsen pesan = suatu budaya Penerima pesan = anggota budaya lain Perbedaan
Lebih terperinciMATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN
KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk
Lebih terperinciKOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.
KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS
Lebih terperinci2015 PERSEPSI SISWI TERHADAP PENCITRAAN IDEAL REMAJA PUTRI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Istilah persepsi berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu mengadakan hubungan timbal balik satu sama lain dengan jalan berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1.KOMUNIKASI Berikut ini beberapa pendapat menutut para ahli mengenai pengertian komunikasi diantaranya : menurut Barnlund komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
Lebih terperinciMEMAHAMI FENOMENA KOMUNIKASI HIPERPERSONAL MENGGUNAKAN ANONYMOUS USERNAME DALAM PORTAL BERITA ONLINE
MEMAHAMI FENOMENA KOMUNIKASI HIPERPERSONAL MENGGUNAKAN ANONYMOUS USERNAME DALAM PORTAL BERITA ONLINE Kolom sign in or log in atau register or log in sudah tidak asing lagi ketika mengakses sosial media.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan
Lebih terperinciKOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.
KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & Modul ke: 01 RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional
Lebih terperincisebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif teknik analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,
Lebih terperinci