KEWIRAUSAHAAN-I PERENCANAAN DAN OPERASIONAL USAHA. Didin Hikmah, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEWIRAUSAHAAN-I PERENCANAAN DAN OPERASIONAL USAHA. Didin Hikmah, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen"

Transkripsi

1 KEWIRAUSAHAAN-I Modul ke: PERENCANAAN DAN OPERASIONAL USAHA Fakultas Ekonomi Bisnis Didin Hikmah, SE, MM Program Studi Manajemen

2 Pokok Bahasan 1. Kaidah perencanaan usaha 2. Penentuan lokasi dan fasilitas pendukung 3. Pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya manusia 4. Pendekatan mutu terhadap proses operasionalisasi wirausaha 5. Kepemimpinan wirausaha 6. Perizinan dan pendirian badan usaha

3 1. Kaidah Perencanaan Usaha Perencanaan yang baik untuk sebuah usaha baru perlu dirumuskan, dan untuk itu cobalah untuk berpikir dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reality, Timely), yang dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut: 1. Specific, mengandung arti bahwa perencanaan yang dibuat tidak akan bermakna ganda, sehingga pencapaian tujuan akan lebih terarah karena dalam perencanaan tersebut lebih terfokus dan sangat jelas mengenai apa yang diinginkan 2. Measurable, perencanaan yang dibuat harus terukur, sehingga kita akan tahu kapan perencanaan tersebut telah tercapai. 3. Achievable, bahwa perencanaan yang telah dibuat tersebut harus dicapai.

4 1. Kaidah Perencanaan Usaha Reasonable, di mana perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual dan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan sangat masuk akal dan rasional. Trackable atau Timely, setiap perencanaan yang telah dibuat dalam pencapaian tujuan usaha, harus dapat dilacak untuk mengetahui setiap kemajuan.

5 2. Penentuan Lokasi dan Fasilitas Pendukung (Layout) Untuk memilih lokasi perlu dipertimbangkan sesuai keperluannya, yaitu antara lain: 1. Lokasi kantor : Lokasi kantor harus memperhatikan faktor strategis dan keterjangkauan dari seluruh sisi. 2. Lokasi pabrik : Pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan lokasi ini adalah kedekatan dengan pasar, dengan sumber bahan baku, transportasi serta fasilitas pendukung lainnya. 3. Lokasi gudang : Biasanya untuk mempermudah pangangkutan dan penyimpanan, perusahaan memilih tempat atau kawasan industri yang terintegrasi dengan akses jalan umum. 4. Lokasi cabang : Biasanya lokasi ini dekat dengan pasar atau pusat-pusat keramaian.

6 2. Penentuan Lokasi dan Fasilitas Pendukung (Layout) Perusahaan harus menentukan tujuan yang hendak dicapai dan pertimbangan lainnya dalam menentukan layout, yaitu: 1. Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik lokasi pabrik, gudang, kantor pusat maupun kantor cabang. 2. Mempertimbangkan urutan produksi dari proses bahan baku, setengah jadi, sampai barang jadi. 3. Perusahaan dapat menentukan kapasitas atau metode persediaan yang paling baikuntuk dijalankan sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan. 4. Perusahaan dapat menentukan tata letak (layout) yang sesuai dengan mesin atau teknologi yang digunakan dan dapat menjamin tersedianya lahan untuk pengembangan. 5. Kemudahan dalam perawatan dan fleksibilitas. 6. Dapat menentukan kualitas dan keselamatan kerja yang dibutuhkan karyawan baik sekarang maupun mendatang. 7. Posisi sinar matahari, pendingin dan kebisingan suara. 8. Dan pertimbangan lainnya yang memberikan efisien.

7 3. Pengorganisasian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Proses pengelolaan SDM pada usaha yang mulai kompleks dapat dimulai dari menentukan jabatan dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan, kemudian menentukan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan. Berbagai persyaratan jabatan ditentukan melalui : Analisis Pekerjaan Proses ini dilakukan untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan tertentu

8 3. Pengorganisasian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang secara sistematis memperkirakan kebutuhan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan. Pengadaan Tenaga Kerja Kegiatan pengadaan tenaga kerja (procurement) adalah untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat. Kegiatan ini meliputi penarikan (recruitment), seleksi (selection) dan penempatan (placement). Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan dan pengembangan keahlian karyawan diperlukan untuk meningkatkan

9 3. Pengorganisasian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kompensasi Kompensasi (compensation), jika saja karyawan tidak diberikan balas jasa yang sesuai atas tenaga dan jasa yang telah mereka berikan pada organisasi, maka organisasi akan kehilangan mereka, karena mungkin mereka tidak mau bekerja lagi dan bahkan mungkin pindah ke perusahaan pesaing, sehingga perusahaan bisa saja merugi dan kehilangan banyak waktu untuk mencari penggantinya. Perencanaan Karier Perencanaan karier sebagai suatu sistem yang dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk melalui dan mendapatkan jenjang jabatan selama di perusahaan.

10 3. Pengorganisasian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan hubungan kerja merupakan putusnya hubungan antara karyawan dengan perusahaan. Putusnya hubungan dapat berasal dari keinginan karyawan sendiri atau keinginan perusahaan.

11 4. Pendekatan Mutu terhadap Proses Operasional Wirausaha Konsep mutu berkembang seiring berkembangnya Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management TQM) yaitu adanya kemauan dari pengusaha untuk melakukan perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas yang exellent dalamsemua aspek organisasi melalui proses manajemen. Program TQM memiliki dua sisi kualitas yaitu : 1. Hard side of quality meliputi semua upaya perbaikan proses produksi mulai dari desain produk sampai dengan penggunaan alat-alat pengendalian, dengan upaya demikian diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas produk yang pada gilirannya nanti dapat memuaskan kebutuhan konsumen. 2. Soft side of quality lebih terfokus pada upaya menciptakan kesadaran karyawan akan pentingnya arti kepuasan konsumen dan menumbuhkan komitmen karyawan untuk selalu memperbaiki kualitas.

12 5. Kepemimpinan Wirausaha Kepemimpinan (leadership) adalah proses memengaruhi dan memberikan semangat kepada orang lain untuk bekerja dalam mencapai suatu tujuan umum dan kemudian memberikan mereka kekuatan dan kebebasan dalam pencapaiannya. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan wirausaha, antara lain: 1. Pemimpin yang baik harus mampu memengaruhi orang lain dengan memberikan teladan, memberi pandangan masa depan, melakukan bimbingan atau konsultasi dan memberi motivasi 2. Seorang pemimpin usaha, selain harus pandai memotivasi karyawan juga harus pandai membangun sistem yang mendorong karyawan untuk terus-menerus mau bekerja keras demi tercapainya tujuan perusahaan.

13 5. Kepemimpinan Wirausaha 3. Seorang wirausahawan harus terus-menerus mengasah kemampuan kepemimpinannya agar mampu mengelola dan mengembangkan bisnisnya, melalui pemanfaatan waktu dan tenaga orang lain. 4. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan, sehingga para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan yang diangkat menjadi pemimpin pada posisi tertentu yang bisa saja mewakili dan bertindak untuk dan atas nama dia.

14 5. Kepemimpinan Wirausaha Berikut hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin dalam pendekatan perilaku pemimpin efektif : Menciptakan suatu tatanan dan keyakinan bagi para karyawan dan dengan bergairah mengejarnya. Menghargai dan mendukung para karyawan. Memberikan contoh kepada karyawan. Mengupayakan agar karyawan selalu fokus pada tujuan yang menantang dan terus mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh karyawan untuk mencapai tujuan mereka. Berkomunikasi dengan para karyawan. Menghargai keragaman para karyawan. Merayakan keberhasilan para pekerja. Mendorong kreativitas di antara para pekerja. Mempertahankan selera humor. Menatap terus masa depan.

15 6. Perizinan dan Pendirian Badan Usaha Beberapa perizinan yang harus diurus sesuai dengan bidang usahanya, antara lain: 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), didapat melalui Departemen Perdagangan. 2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), didapat dari departemen perindustrian. 3. Izin Domisili, didapat melalui kelurahan setempat, di mana lokasi perusahaan atau proyek berada. 4. Izin Gangguan, didapat melalui kelurahan setempat, di mana perusahaan tersebut berdomisili. 5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), didapat melalui pemerintah daerah setempat. 6. Izin dari instansi atau departemen teknis yang terkait, sesuai bidang usaha yang dijalankan

16 6. Perizinan dan Pendirian Badan Usaha Pendirian suatu perusahaan akan sangat tergantung pada pemilihan jenis badan usahanya. Di bawah ini salah satu contoh dalam mendirikan badan usaha berbentuk perseroan terbatas, persekutuan komanditer, dan sebuah yayasan: 1. Mengadakan rapat umum pemegang saham Semua calon pemegang saham bersepakat melalui rapat umum pemegang saham untuk membicarakan pembentukan usaha dengan menetapkan segala hak dan kewajibannya. Hasil rapat dijadikan bukti autentik dari kesungguhan mereka mendirikan badan usaha secara bersama-sama.

17 6. Perizinan dan Pendirian Badan Usaha 2. Membuat akta notaris Setelah terdapat kesepakatan mendirikan badan usaha, lalu tuangkan kesepakatan tersebut dalam akta notaris. Didalamnya dicantumkan semua nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, masa berlangsungnya usaha, dan tujuan didirikannya perusahaan. 3. Mendaftarkannya ke Pengadilan Negeri Notaris akan mendaftarkan akta ini ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum yang sah. 4. Dicatat melalui berita negara dalam lembaran negara Kemudian badan usaha yang sah tersebut diperoleh melalui legalitas deri Departemen Kehakiman dan diberikan sebagai berita negara dalam lembaran negara.

18 Terima Kasih Didin Hikmah

Perencanaan Bisnis. Kewirausahaan II (B51431EL) Destria Ray Natalia S. MSc. Advertising & Marketing Communications. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Perencanaan Bisnis. Kewirausahaan II (B51431EL) Destria Ray Natalia S. MSc. Advertising & Marketing Communications. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: 01 Fakultas ILMU KOMUNIKASI Perencanaan Bisnis Kewirausahaan II (B51431EL) Destria Ray Natalia S. MSc Program Studi Advertising & Marketing Communications Perencanaan Usaha S M A R T Spesifik

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Perencanaan & Operasionalisasi usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Perencanaan & Operasionalisasi usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Perencanaan & Operasionalisasi usaha Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Kaidah Perencanaan Usaha Hasil analisis

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN 1. Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

KEWIRAUSAHAAN 1. Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Edy Gunawan, S.E., M.M. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi 1. Kaidah Perencanaan

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PERENCANAAN DAN OPERASIONALISASI USAHA. 10Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PERENCANAAN DAN OPERASIONALISASI USAHA. 10Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 10Fakultas MATSANI, FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PERENCANAAN DAN OPERASIONALISASI USAHA S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI If You re sure that you are on the right path, don t worry about how

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha. Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Kewirausahaan. Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha. Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Taufan Fakultas Ilmu Komunikasi Kewirausahaan Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Program Studi Hubungan Masyarakat dan Penyiaran http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: 10 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Perencanaan, operasionalisasi, kaidah, lokasi dan fasilitas pendukung, pengorganisasian dan pengelolaan SDM, dan kepemimpinan wirausaha Putra

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Aspek Legalitas dalam Kegiatan Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id HUKUM Aturan-aturan

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Subandi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

Subandi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perencanaan dan Operasionalisasi Usaha Mempersiapan Pribadi Pengusaha Muda, Menerapkan Sikap Mental Bisnis Orang China, Motivasi Menjadi Wirausaha Sukses, Kreativitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

6. PENGUMPULAN DATA DAN ASPEK HUKUM

6. PENGUMPULAN DATA DAN ASPEK HUKUM MK. STUDI KELAYAKAN USAHA PERTANIAN 6. PENGUMPULAN DATA DAN ASPEK HUKUM IRSYADI SIRADJUDDIN TOPIK PERTEMUAN 1. Langkah Pengumpulan Data 2. Pengertian Aspek Hukum 3. Jenis Badan Hukum 4. Jenis Izin Usaha

Lebih terperinci

PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN

PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN Disusun Oleh : Martha Surya Anisa Tratama Bagus Saputra Administrasi Bisnis 1 B Prosedur Mendirikan Perseroan Terbatas (PT) Nama Penghadap Alamat Penghadap Nama Perushaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa penilai mempunyai

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Firdaus,S.Kom,M.Kom. Minggu, 19 Maret

Kewirausahaan. Firdaus,S.Kom,M.Kom. Minggu, 19 Maret Kewirausahaan Firdaus,S.Kom,M.Kom Minggu, 19 Maret 2017 1 Manusia (karyawan) yang menjadi motor penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan SDM ini kita kenal dengan Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

Jabatan. tanggal pengeluaran (fotokopi KTP yang masih berlaku terlampir) 2. Nama :

Jabatan. tanggal pengeluaran (fotokopi KTP yang masih berlaku terlampir) 2. Nama : (Bagi Pemegang Saham Badan Hukum) SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT BANK DANAMON INDONESIA TBK ( PERSEROAN ) TANGGAL 12 APRIL 2017

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus 80 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Banjar KencanaSakti, berkedudukan di Banjarmasin, memiliki anggaran dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

Lebih terperinci

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Defenisi Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai saat ini, di samping karena pertanggungjawabannya

Lebih terperinci

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 7 APRIL 2015

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 7 APRIL 2015 (Bagi Pemegang Saham Badan Hukum) SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 7 APRIL 2015 Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

Lebih terperinci

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Teori Kepemimpinan Awal Teori kepemimpinan Awal berfokus pd pemimpin (Teori Ciri) & cara pemimpin berinteraksi dg anggota kelompok (teori perilaku) 6 ciri

Lebih terperinci

Bab 6 Kep e em e im i pin i a n n

Bab 6 Kep e em e im i pin i a n n Bab 6 Kepemimpinan Tujuan Pembelajaran Menjelaskan pentingnya kepemimpinan bagi seorang wirausaha Menjelaskan perbedaan manager dan pemimpin Menjelaskan teori kepemimpinan awal Menjelaskan teori kepemimpinan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA PERTEMUAN 8 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA PERTEMUAN 8 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA PERTEMUAN 8 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD POKOK PEMBAHASAN MENJELASKAN PENTINGNYA KEPEMIMPINAN BAGI SEORANG WIRAUSAHA MENJELASKAN PERBEDAAN MANAGER DAN PEMIMPIN MENJELASKAN TEORI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Perubahan dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Usaha. Dosen : Anna Fitria

Bentuk-Bentuk Usaha. Dosen : Anna Fitria Bentuk-Bentuk Usaha Dosen : Anna Fitria LEGALITAS BADAN USAHA (1) keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi juga oleh keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha faktor legalitas ini

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PT TRIKOMSEL OKE Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PT TRIKOMSEL OKE Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PT TRIKOMSEL OKE Tbk. I. Pendahuluan Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAA

KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAA Modul ke: Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAA Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAA Kepemimpinan (KULIAH II) Tujuan Pembelajaran Menjelaskan

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Usaha perseorangan Firma CV PT Yayasan Bangun-bangun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 26 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN, DAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 28 APRIL 2016

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 28 APRIL 2016 (Bagi Pemegang Saham Badan Hukum) SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 28 APRIL 2016 Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN UNIT PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (PT) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA BENTUK-BENTUK BADAN USAHA Tujuan Pembelajaran: Pada akhir pembelajaran peserta memahami definisi dari badan usaha dan mengerti pertimbangan yang harus diambil dalam menetapkan badan hukum Pada akhir pembelajaran

Lebih terperinci

Kepemimpinan Wirausaha

Kepemimpinan Wirausaha Kepemimpinan Wirausaha Kisah Mc Donald Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung dengan mobil, kakak beradik Dik & Mor berinovasi dengan membuka kedai khusus yang bisa memesan dari mobil. Bisnis

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN

Lebih terperinci

CHECKLIST PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERUBAHAN

CHECKLIST PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERUBAHAN PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERUBAHAN 1 Laporan / permohonan ditandatangani diatas materai cukup oleh direksi perusahaan. 2 Surat Kuasa, jika pengurusannya tidak dilakukan oleh Direksi perusahaan 3 Rekaman

Lebih terperinci

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra LEGALITAS USAHA Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra LATAR BELAKANG > Tujuan setiap undang-undang adalah untuk meyakinkan pengguna produk/jasa bahwa hasil operasi

Lebih terperinci

(Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman

(Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman (Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman Latar Belakang Produktivitas karyawan ternyata mempengaruhi daya saing perusahaan : pengelolaan karyawan yang baik

Lebih terperinci

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Manajemen, Organisasidan TenagaKerja Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin PENGERTIAN MANAJEMEN MenurutMary Parker Follet(1997), Manajemenadalahsenidalammenyelesaikansesuatumelaluiorang lain. MenurutNickels,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERSYARATAN PERIJINAN JAMINAN MUTU PRODUK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERSYARATAN PERIJINAN JAMINAN MUTU PRODUK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERSYARATAN PERIJINAN JAMINAN MUTU PRODUK PROSEDUR PENDAFTARAN AKUN PERUSAHAAN DALAM RANGKA PENDAFTARAN PRODUK PANGAN UNTUK UMKM Pada dasarnya, proses pengajuan registrasi

Lebih terperinci

CHECKLIST PERMOHONAN PENDAFTARAN PENANAMAN MODAL

CHECKLIST PERMOHONAN PENDAFTARAN PENANAMAN MODAL PERMOHONAN PENDAFTARAN PENANAMAN MODAL 1 Permohonan ditandatangani di atas materai cukup oleh direksi perusahaan dilengkapi surat kuasa bermaterai cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. produk kelautan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1966, kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. produk kelautan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1966, kemudian BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan Sejarah PT. Sekar Laut, Tbk. berawal dari sebuah bidang perdagangan produk kelautan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1966, kemudian

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER Jurusan : Teknik Mesin Disusun Oleh : SANDY SURYADY 22409817 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-I MENGENALI PELUANG DAN MEMILIH JENIS USAHA. Didin Hikmah, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-I MENGENALI PELUANG DAN MEMILIH JENIS USAHA. Didin Hikmah, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-I Modul ke: MENGENALI PELUANG DAN MEMILIH JENIS USAHA Fakultas Ekonomi Bisnis Didin Hikmah, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Mengenali hingga memilih peluang

Lebih terperinci

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan

Lebih terperinci

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PEMBUATAN AKTA-AKTA TERKAIT DENGAN PERSEROAN TERBATAS YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH NOTARIS Oleh: Alwesius, SH, MKn Notaris-PPAT Surabaya, Shangrila Hotel, 22 April 2017 PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN

Lebih terperinci

3. Dibawah ini yang bukan merupakan karakteristik seorang wirausahawan adalah

3. Dibawah ini yang bukan merupakan karakteristik seorang wirausahawan adalah SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 7. Kreativitas Dalam Kehidupan EkonomiLatihan Soal 7.2 1. Di bawah ini perbedaan antara kewirausahaan dan bisnis kecil, manakah pernyataaan yang termasuk ke dalam bisnis kecil...

Lebih terperinci

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia, ada 3 badan usaha yang ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Operasional Usaha

Perencanaan dan Operasional Usaha Perencanaan dan Operasional Usaha Modul ke: Fakultas MKCU Kaidah Perencanaan Usaha Penentuan Lokasi dan Fasilitas Pendukung Pengorganisasian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pendekatan Mutu terhadap

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi KEWIRAUSAHAAN, ETIKA dan HUKUM BISNIS Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perseroan Terbatas Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi Magister Akuntansi Perseroan Terbatas PERSEROAN TERBATAS atau PT adalah

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengertian

Pendahuluan. Pengertian Pendahuluan Pemerintah telah bertekad untuk melakukan langkah dan kebijaksanaan strategis, agar perekonomian nasional dapat semakin tumbuh dan berkembang secara wajar dan proporsional. Komitmen tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin 157 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 LAMPIRAN KAJI CEPAT PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 KETENTUAN PERPRES 72 TAHUN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 52 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN Dasar hukum : Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24 Desember 2014 No Jenis Perizinan Dasar Hukum SOP Persyaratan SLA (Hari) 1 Izin Usaha

Lebih terperinci

Jenis-jenis Badan Usaha

Jenis-jenis Badan Usaha ASPEK HUKUM Pendahuluan Untuk memulai studi kelayakan usaha, umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak yang melakukannya dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masingmasing perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS Disusun Oleh : Adi Rinaldi Firman 200110070044 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010 PENDIRIAN PT-SWASTA NASIONAL PT adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA BARU/ PERLUASAN/ ALIH STATUS/ PENGGABUNGAN *) *) pilih salah satu Menunjukan dokumen asli Fotokopi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

JENISPERIZINAN PADA KP3M KAB. SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PERIZINAN

JENISPERIZINAN PADA KP3M KAB. SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PERIZINAN JENISPERIZINAN PADA KP3M KAB. SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PERIZINAN DANNON PERIZINAN KEPADA KEPALA KP3M JENIS LAYANAN 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Lebih terperinci

Pertemuan /19/2017 Studi Kelayakan Bisnis

Pertemuan /19/2017 Studi Kelayakan Bisnis ASPEK KEUANGAN Pertemuan 22 1 ANALISA RASIO KEUANGAN FUNGSI SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI DAN MENGANALISIS PRESTASI OPERASI ORGANISASI/ PERUSAHAAN SEBAGAI KERANGKA KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Keterangan. Menunjukan dokumen asli. Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca. Disusun sesuai urutan. Diberi Label

Keterangan. Menunjukan dokumen asli. Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca. Disusun sesuai urutan. Diberi Label No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Izin Usaha dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Pengertian Aspek Hukum

Pengertian Aspek Hukum BY ROSWATY,SE.M.Si Pengertian Aspek Hukum Pada umumnya studi kelayakan suatu usaha dimulai dari aspek hukum. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen

Lebih terperinci

TATA TERTIB. Rapat akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia.

TATA TERTIB. Rapat akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia. 1 2 3 Rapat akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan Pasal 10 ayat 10 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 22 ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 32/POJK.04/2014, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI Piagam Dewan Komisaris dan Direksi PT Grand Kartech, Tbk ( Piagam ) adalah panduan dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG (SIUPL)

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG (SIUPL) No. Kelengkapan Berkas Ada / Tidak 01. Formulir Izin Usaha dan resume data untuk proses penerbitan Izin Usaha 02. Permohonan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan bermaterai cukup dan di cap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai: Suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. ditempatkan di bagian Manajemen Kualitas Divisi MSDM dimana kegiatan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. ditempatkan di bagian Manajemen Kualitas Divisi MSDM dimana kegiatan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 1.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di PT.INTI (Persero ) Bandung, dan ditempatkan di bagian Manajemen Kualitas Divisi MSDM dimana

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN Menunjukan dokumen asli Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca Disusun sesuai urutan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal mula masuknya peseroan terbatas dalam tatanan hukum Indonesia adalah melalui asas konkordasi, yaitu asas yang menyatakan bahwa peraturan yang berlaku di

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LAMPIRAN 218 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN (BERTAHAP SESUAI PENJUALAN KAVLING)

PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN (BERTAHAP SESUAI PENJUALAN KAVLING) PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN (BERTAHAP SESUAI PENJUALAN KAVLING) Pada hari ini, -------- tanggal --------- bulan ------- tahun ------------ (-------------) telah disepakati antara 2 (dua) pihak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Pengantar Bisnis Modul ke: Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis Fakultas Ekonomi & Bisnis Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pertimbangan Menetapkan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.39, 2018 KETENAGAKERJAAN. Tenaga Kerja Asing. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Dasar Hukum Perseroan Terbatas Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

Lebih terperinci

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS A. Aspek Lingkungan Dari setiap proses produksi di dalam industri pasti menghasilkan limbah, baik yang bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Limbah yang sifatnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV)

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV) COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV) CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternaif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan

Lebih terperinci

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA KEDUA PT DARMA HENWA TBK Aston Rasuna, 16 April 2015

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA KEDUA PT DARMA HENWA TBK Aston Rasuna, 16 April 2015 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA KEDUA PT DARMA HENWA TBK Aston Rasuna, 16 April 2015 1 PEMBUKAAN - SELAMAT DATANG - PEMEGANG SAHAM & UNDANGAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) KEDUA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN LETAK PERUSAHAAN. Sekretari

PEMILIHAN LETAK PERUSAHAAN. Sekretari PEMILIHAN LETAK PERUSAHAAN Kompetensi dasar Menganalisis Pemilihan letak perusahaan Pentingnya letak perusahaan Jenis letak perusahaan Materi Pokok Cara penentuan letak perusahaan Pentingnya memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang semakin ketat menjadikan setiap organisasi harus menghadapi tantangan yang menuntut sumber daya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN I. UMUM Dalam rangka mewujudkan industri Perusahaan Pembiayaan yang sehat,

Lebih terperinci