Sutrisno Universitas PGRI Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sutrisno Universitas PGRI Semarang"

Transkripsi

1 P R O S I D I N G ISBN: SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal: MENUMBUHKAN KARAKTER WIRAUSAHA MELALUI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN MEDIA MATEMATIKA Sutrisno Universitas PGRI Semarang Abstrak-Indonesia negeri yang kaya akan sumber daya alam dan kaya akan sumber daya manusia Ditengarai terjadinya dekadensi moral disebabkan oleh kelemahan sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian anak didik yang perlu ditanggulangi dengan menanamkan nilai-nilai moral untuk membentuk karakter. Hal tersebut terjadi karena sistem pendidikan yang mementingkan aspek kognitif semata, penilaian lebih menekankan aspek pengetahuan, sedangkan sikap dan keterampilan kurang begitu diperhatikan, sehingga juga diperlukan memunculkan wacana tentang dibutuhkannya pendidikan karakter yang bisa dilihat dari penilaian sikap dan keterampilan peserta didik. Di sisi lain banyak pengangguran dan makin kecil peluang untuk mendapatkan pekerjaan bagi para lulusan sekolah di Indonesia diperlukan inovasi pengajar dalam pembelajaran untuk menumbuhkan karakter siswa seperti kerja keras,tanggung jawab,ulet,jujur, dan seterusnya, dalam karakter tersebut bisa dirangkum sebagai karakter kewirausahaan. Karakter kewirausahaan perlu ditumbuhkan pada mahasiswa di Indonesia untuk mengatasi pengangguran, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan mewujudkan pembangunan ekonomi dan kesehjateraan rakyat adalah karakter kewirausahaan. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta baru memiliki sekitar 0,2% wirausahawan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah idealnya yaitu 2% dari seluruh populasi penduduk suatu Negara. Untuk membangun karakter kewirausahaan melalui internalisasi dalam kehidupan, pembelajaran di kampus dibutuhkan suatu kajian yang komprehensif mengenai potensi dari mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa. Ada mata kuliah yang wajib ditempuh oleh para calon guru matematika adalah mata kuliah kewirausahaan, komputasi dan workshop Matematika. Melalui mata kuliah komputasi dan workshop mahasiswa mampu berinovasi dalam pembuatan media Matematika Diharapkan melalui kajian dan analisis yang komprehensip dapat dihasilkan suatu rumusan tentang strategi pendekatan yang dapat dimanfaatkan dalam menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan melalui proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan agar mahasiswa mampu membuat media Matematika dan bagaimana memasarkannya. Selain itu, tulisan ini diharapkan pula dapat membuka wawasan para calon guru untuk berkiprah dibidang wirausaha, tidak sekadar menggantungkan citacita sebagai guru, yang peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan sebagai guru di sekolah makin sulit. Kata Kunci : Pendidikan karakter, kewirausahaan, Media Matematika

2 198 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: Pendahuluan Matematika merupakan induk ilmu pengetahuan. Matematika menjadi kunci untuk membuka ilmu pengetahuan lainnya. Dalam kurikulum Program studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang terdiri dari beberapa mata kuliah di antaranya kewirausahaan, workshop dan komputasi selama tiga semester,dari mata kuliah Workshop dan komputasi untuk menghasilkan media matematika baik berupa alat peraga maupun berbagai media berbasis komputer. Mahasiswa ditempa mata di antara nya Kondisi ini memunculkaman ide untuk menulis kajian tentang bagaimana potensi mata kuliah kewirausahaan dan pembelajaran matematika dalam membangun karakter kewirausahaan mahasiswa. Pendidikan karakter akhir-akhir ini dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal ini terkait dengan terjadinya dekadensi moral yang ditengarai disebabkan oleh kegagalan sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian anak didik dengan menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter baik manusia. Sistem pendidikan saat ini masih menekankan pada aspek kognitif semata, nilai dalam bentuk skor sering dipandang sebagai capaian tertinggi dari hasil proses pembelajaran peserta didik, sehingga berbagai upaya dilakukan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini. Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai dan pendekatan pelaksanaannya sebaiknya dilakukan terintegrasi dan terinternalisasi ke dalam seluruh kehidupan di lingkungan lembaga pendidikan itu. Kehidupan mahasiswa di pendidikan tinggi memiliki potensi dalam upaya menumbuhkan benih-benih karakter. Universitas PGRI semarang sebagai salah satu pencetak calon guru, maka proses pendidikan memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan idealisme membentuk karakter manusia Indonesia yang baik dan kuat. Beberapa mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh calon guru matematika adalah mata kuliah kewirausahaan dan media pembelajaran matematika. Mata kuliah ini berisi materi bagaimana cara membuat media pembelajaran matematika dalam bentuk alat peraga dan media berbasis komputer untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Hingga saat ini, di

3 Sutrisno Pendidikan dan Pembelajaran 199 lapangan masih banyak guru matematika yang mengesampingkan pemanfaatan Matematika dalam menjelaskan konsep-konsep matematika kepada siswanya. Masih banyak guru yang beranggapan bahwa merancang Matematika itu sulit dan membutuhkan dana besar. Padahal, alat peraga matematika, mempunyai peran yang cukup besar dalam proses pembelajaran matematika, khususnya pada siswa-siswa di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang tingkat berpikir matematikanya belum sampai pada tingkat abstrak. Hal ini mengindikasikan bahwa, pada dasarnya peluang pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika masih sangat luas. Selain itu, hingga saat ini jenis dan bentuk alat peraga, khususnya alat peraga konkrit sebagai penunjang proses pembelajaran matematika juga masih relatif sedikit, sehingga peluang membuat alat peraga matematika masih sangat luas. Terkait dengan pembentukan karakter baik dan potensi yang ada dalam bidang pembuatan alat peraga matematika, salah satu karakter yang diperlukan dalam proses pembangunan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkan karakter kewirausahaan. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini akan mengkaji tentang potensi mata kuliah kewirausahaan dan Matematika dalam membangun karakter wirausaha pada mahasiswa. Peran Matematika dan Kewirausahaan Dalam Wirausaha Mata Kuliah Matematika dan Kewirausahaan merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan. Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan matematika. Ada mata kuliah yang wajib ditempuh oleh para calon guru matematika adalah mata kuliah kewirausahaan, komputasi dan workshop Matematika. Melalui mata kuliah komputasi dan workshop mahasiswa mampu berinovasi dalam pembuatan media Matematika baik berupa alat peraga maupun media berbasis komputer. Diharapkan melalui kajian dan analisis yang komprehensip dapat dihasilkan suatu rumusan tentang

4 200 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: strategi pendekatan yang dapat dimanfaatkan dalam menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan melalui proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan diharapkan mahasiswa mampu berinovasi membuat media Matematika dan bagaimana mengemas serta memasarkannya. Selain itu, tulisan ini diharapkan pula dapat membuka wawasan para calon guru untuk berkiprah dibidang wirausaha, tidak sekadar menggantungkan cita-cita sebagai guru, yang peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan sebagai guru di sekolah makin sulit. Penerapan pembelajaran workshop matematika, komputasi dan kewirausahaan yang dikombinasikan sehingga menjadi matematika berbasis kewirausahaan dalam pembelajaran matematika di sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa terhadap pemahaman dan penguasaan materi tersebut dan karakter wirausaha, karena pembelajaran matematika berbantu media memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan merekonstruksi konsep-konsep matematika, sehingga siswa memiliki pemahaman yang baik tentang konsepkonsep matematika tersebut dan nilainilai kewirausahaan bagi mahasiswa untuk dapat menciptakan media dapat tertanam. Dengan demikian, Pembelajaran kewirausahaan dikalangan mahasiswa untuk bisa menghasilkan media Matematika yang mermanfaat dan memiliki nilai jual tersebut diharapkan memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman siswa dalam pembelajaran. Dan ide kreatif untuk menghasilkan produk inovatif tersebut merupakan karakter wirausaha yang diharapkan. Kewirausahaan merupakan salah satu dari ilmu lain selain matematika. Unsur wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang lain saling terkait, bersinergis, dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu unsur: 1) daya pikir (kognitif), 2) keterampilan (psikomotorik), 3) sikap mental (afektif), dan 4) prediksi, antisipasi, prediksi atau intuisi. Dengan membuka usaha atau berwirausaha dan dengan perhitungan yang carmat penghasilan seseorang bisa meningkat, dan dari sisi penghasilan memiliki usaha sendiri jelas dapat memberikan

5 Sutrisno Pendidikan dan Pembelajaran 201 penghasilan yang lebih baik dibandingkan menjadi pegawai. Biasanya para wirausaha selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk menjalankan kegiatan usahanya. Telinga, mulut, dan mata selalu meberikan inspirasi untuk menangkap setiap peluang yang ada, terpikir melihat atau mendengar sesuatu selalu menjadi ide untuk dijual. Motifasi untuk maju dan semakin besar akan selalu melekat dalam hati seorang pangusaha. Kaitan ilmu matematika dalam bidang kewirausahaan antara lain : Matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Namun untuk menanamkan konsep matematika agar mudah diterima diperlukan media matematika baik berupa alat peraga maupun media berbasis komputer. Joseph Schumpeter nerpendapat bahwa entrepreneur as theperson who destroys the exiting econimic order by introducing new products andservices, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw materials. yang artinya wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang telah ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau pengolahan bahan baku baru. Seorang tersebwirausaha melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. Demikian pula, dunia wirausaha yang diwarnai dengan ilmu matematika. Ilmu matematika yang beramanfaat dalam dunia wira usaha, di antaranya: 1. Pemanfaatan aplikasi Komputer excel dan geogebra serta powerpoint, photoshop maupun swishmax pada perhitungan Aritmetika sosial (Rugi, Laba) Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi aritmetika sosial, sebagai contoh materi tentang persentase laba atau rugi yang erat kaitannya dengan dunia wirausaha, dalam suatu usaha yang kita jalankan pasti terdapat untung dan rugi. Sedangkan Untung dan rugi merupakan salah satu dari materi matematika yang dipelajari. Sehingga dalam kewirausahaan juga harus mempelajari bagaimana cara menghitung rugi maupun laba yang diperoleh dalam usaha yang kita jalankan. 2. Pemanfaatan aplikasi Komputer geogebra dan excel serta powerpoint,

6 202 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: photoshop maupun swishmax pada fungsi logaritama dan eksponen dapat digunakan dalam perhitungan modal. 3. Pemanfaatan aplikasi Komputer excel dan spss, geogebra serta powerpoint, photoshop maupun swishmax pada fungsi linear, kuadarat, kubik dan lainnya bermanfaat dalam penyajian dan penganalisisan gejala dan hukum ekonomis seperti permintaan, penawaran, pengaruh subsidi dan pajak, analisis impas, dan lain- lain 4. Pemanfaatan aplikasi Komputer Geogebra serta powerpoint, photoshop maupun swishmax pada materi diferensial digunakan dalam menentukan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran, elastisitas harga, pendapatan marginal, pendapatan rata-rata, biaya total, biaya marginal, dan biaya rata-rata. 5. Pemanfaatan aplikasi Komputer geogebra serta powerpoint, photoshop maupun swishmax pada materi integral digunakan dalam menentukan surplus konsumen dan surplus produsen. Selain itu, ada beberapa hal dalam matematika yang dapat menjadi peluang untuk membuka usaha maupun sebagai inovasi produk seperti : 6. Pemanfaatan aplikasi Komputer seperi Cabri 2D, cabri 3D serta powerpoint, photoshop maupun swishmax pada Geometri. Geometri merupakan salah satu dari cabang matematika. Berbagai macam bentuk bangun geometri seperti balok, kubus, bangun datar, dll, dapat kita gunakan dalam bidang wirausaha. Sebagai contoh misalnya: kita membuat suatu produk diperlukan kemasan semenarik mungkin supaya lebih efektif dan efisien. Selain itu bentuk suatu produk juga mempengaruhi keindahan barang. Dengan bentuk yang unik dan menarik akan membuat orang tertarik untuk membeli nya. Contoh penerapan materi geometri dalam pembuatan produk a. membuatan batik yang berpola bentuk-bentuk geometri b. membuat tempat barang seperti tempat pensil, tempat hand phone, dan lain sebagainya c. bentuk geometri dan bercorak angka maupun symbol matematika d. membuat souvenir yang berbentuk geometri seperti pyramid, kubus, limas dengan nuansa batik.

7 Sutrisno Pendidikan dan Pembelajaran Pemanfaatan aplikasi Komputer excel, geogebra dan spss pada Statistika Untuk menghitung rata-rata diperlukan ilmu statistika. Dalam bidang wirausaha juga diperlukan ilmu matematika ini. Sebagai contoh misalnya: rata-rata penghasilan ang diperoleh per-hari, minggu, bulan, dll. Rata-rata barang yang dihasilkan dalam suatu usaha. Statistika juga mempelajari bagaimana cara menyajikan data yang diperoleh dalam bentuk diagram. Hal ini juga tidak terlepas dalam bidang usaha untuk membuat laporan keuangan. 8. Berbagai bentuk variasi alat peraga matematika yang bisa digunakan membantu mempermudah siswa untuk memahami konsep matematika yang abstrak. Pembentukan Karakter kewirausahaan Dalam Matematika Dosen memiliki peran penting dalam menularkan semangat membangun karakter pada mahasiswa. Salah satu upaya nyata dalam membangun karakter mahasiswa adalah dengan melakukan internalisasi dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk melakukan internalisasi nila-nilai ke dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kampus perlu dikaji mendalam tentang potensi dari mata kuliah terkait dengan materi yang disampaikan dan nilai-nilai yang bersesuaian untuk dibangun melalui suatu strategi pembelajaran yang sesuai. Hingga saat ini jenis dan media pembelajaran matematika yang selanjutnya dalam pembahasan ini disebut media matematika baik berupa software komputer maupun dalam bentuk alat peraga, khususnya alat peraga konkrit sebagai penunjang proses pembelajaran matematika masih relatif sedikit, karena masih banyak guru yang beranggapan bahwa merancang peraga dan media pembelajaran Matematika itu sulit dan membutuhkan dana besar. Padahal, alat peraga dan media pembelajaran Matematika, mempunyai peran yang cukup besar untuk mempermudah menanamkan konsep matematika yang abstrak dalam proses pembelajaran matematika, khususnya pada siswasiswa di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang tingkat berpikir matematikanya belum sampai pada tingkat abstrak. sehingga peluang membuat alat peraga matematika masih sangat luas. Hal ini mengindikasikan bahwa, pada dasarnya

8 204 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: peluang pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika masih sangat luas. Terkait dengan pembentukan karakter baik dan potensi yang ada dalam bidang media pembelajaran matematika dan khususnya pembuatan alat peraga, salah satu karakter yang diperlukan dalam proses pembangunan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkan karakter kewirausahaan, dengan harapan para Lulusan program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Semarang dibekali ketrampilan kewirausahaan yang baik dan handal sesuai dengan bidang ilmunya, hal ini merupakan bekal utama para lulusan kelak nantinya ketika peluang kerja untuk melamar pekerjaan sebagai guru belum diperoleh, mereka dapat menekuni dunia kewirausahaan di bidang Pendidikan khususnya sesuai bidang matematika, atau membuka lapangan kerja secara mandiri dan mampu menciptakan dunia usaha bidang pendidikan yang terkait dengan pembuatan media pembelajaran matematika baik berupa inovasi software aplikasi komputer maupun inovasi alat peraga. Selain itu,karena mahasiswa dibekali metodologi penelitian, teknik evaluasi dan spss serta berbagai aplikasi komputer dalam kuliah komputasi, di samping itu mahasiswa juga sering dilibatkan dalam penelitian dosen sehingga juga bisa menjadi tim peneliti, baik penelitian pengembangan media dan alat peraga matematika yang akan segera dipasarkannya, maupun membentuk tim analisis data penelitian yang mandiri dan profesional, sejak terdaftar sebagai mahasiswa menjadi tentor yang mandiri yang juga profesional dan ketika mengajar itulah juga akan muncul ideide baru membuat media matematika baik berbasis komputer maupun berupa alat peraga, dan jika terbukti efektif manfaat media tersebut sangat membantu dalam pembelajaran matematika, media tersebut banyak yang membutuhkan untuk membantu dalam pembelajaran matematika dan hasil inovasi media matematika mudah dalam pemasarannya. Kesemuanya itu adalah dalam rangka mencapai Lulusan yang siap untuk berwirausaha secara mandiri. Seorang wirausaha akan melihat peluang-peluang yang ada dan mampu berfikir mencari alternatif solusi untuk memecahkan masalah, khususnya memecahkan masalah ketika lulus belum mendapatkan pekerjaan ia

9 Sutrisno Pendidikan dan Pembelajaran 205 mampu berfikir secara logis, ulet, pantang menyerah, bertindak sesuai perhitungan, gigih, tekun dan tidak mudah puas dengan apa yang sudah ada. Dia akan senantiasa berfikir kreatif mengembangkan apa yang dia miliki sehingga menghasilkan produk inovatif. Untuk itu, peranan mata kuliah kewirausahaan dan berbagai software komputer untuk membantu pembuatan media matematika dalam membentuk dan menumbuhkan karakter kewirausahan itu perlu diperhitungkan. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran matematika sangat penting dalam berbagai bidang, salah satu nya adalah kewirausahaan. Dari pengalaman menanamkan konsep matematika agar materi tersebut jadi mudah diterima siswa diperlukan ide untuk menciptakan media matematika. Dengan dibuat media matematika yang sangat diperlukan banyak akhirnya muncul ide bisnis pembuatan media matematika. Ide bisnis tersebut bisa digali dari apa yang bisa dilihat, didengar dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari. Ide bisnis bisa dipilih dari upaya pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. Ide atau gagasan untuk memulai usaha terkadang terjadi datang tanpa disadari. Banyaknya fenomena kehidupan jika dicermati dapat menjadi peluang usaha. Mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya ada di sekelilingkita, tapi hanya beberapa individu yang mampu melihat situasi sebagai peluang tersebut. Setelah mengenal peluang, selanjutnya perlu disesuaikan dengan dan dikombinasikan potensi diri yang dimiliki, apakah usaha yang akan dimulai itu sesuai dengan kemampuan lulusan. Di samping itu para Lulusan dibekali ketrampilan kewirausahaan yang baik dan handal, hal ini merupakan bekal utama para lulusan kelak nantinya dalam menekuni dunia usaha di bidang Pendidikan, membuka lapangan kerja secara mandiri dan mampu menciptakan dunia usaha bidang pendidikan misalnya bimbingan belajar untuk para pelajar, menjadi tim peneliti, Tim Analisis Data Penelitian yang mandiri dan profesional, menjadi tentor yang mandiri yang juga profesional, kesemuanya adalah dalam rangka mencapai Lulusan yang siap untuk berwirausaha secara mandiri

10 206 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: ketika lulus masih sulit mendapatkan lowongan pekerjaan sebagai guru. Seorang wirausaha akan melihat peluang-peluang yang ada berfikir logis,ulet, pantang menyerah, bertindak sesuai perhitungan, gigih, tekun dan tidak mudah puas dengan apa yang sudah ada. Dan karakter tersenut dapat ditumbuhkan pada saat mengikut kuliah. Dia akan senantiasa berfikir kreatif mengembangkan apa yang dia miliki sehingga menghasilkan produk inovatif. Untuk itu, peranan mata kuliah kewirausahaan dan matematika dalam membentuk dan menumbuhkan kewirausahaan itu perlu diperhitungkan. Sehingga harapannya lulusan bisa menciptakan pekerjaan. Karena lulusan perguruan tinggi jauh lebih besar dari lowongan pekerjaan yang tersedia, dan untuk bisa diterima menjadi pegawai atau guru peluangnya menjadi semakin kecil. Karena lulusan perguruan tinggi tahun sebelumnya yang belum memperoleh pekerjaan masih banyak dan masih ditambah lagi lulusanlulusan baru yang peluangnya kecil. Saran Untuk menumbuhkan karakter kewirausahaan bagi para mahasiswa adalah mahasiswa perlu disadarkan bahwa baru sehingga terjadi penumpukan lulusan perguruan tinggi masih menjadi pengangguran lulusan perguruan tinggi jauh lebih besar dari lowongan pekerjaan yang tersedia, sehingga untuk bisa diterima menjadi pegawai atau guru peluangnya menjadi semakin kecil. Karena lulusan perguruan tinggi tahun sebelumnya yang belum memperoleh pekerjaan masih banyak dan masih ditambah lagi lulusan-lulusan. Solusinya adalah berwirausaha, bisa jadi berdasarkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kuliah. Oleh karena itu selama kuliah perlu : 1. Mahasiswa dibekali aplikasi materi pendukung pembuatan media pembelajaran matematika dan menggali berbagai media pembelajaran apa yang diperlukan baik berupa media berbasis komputer maupun alat peraga, 2. Pembelajaran kewirausahaan tidak bersifat teoritis, namun lebih ditekankan bersifat aplikatif. 3. Pembuatan media matematika disesuaikan kebutuhan pasar pengguna dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

11 Sutrisno Pendidikan dan Pembelajaran Oleh karena itu mahasiswa bisa berkomunikasi dengan forum guru seperti musyawarah guru mata pelajaran MGMP bagi guru SMP/MTs. SMA dan SMK atau Sanggar kegiatan guru KKG bagi guru SD. 5. Studi ini perlu dikembangkan para akademisi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan lebih mendetail terhadap persoalan karakter dan kewirausahaan tersebut. 6. Pada tataran praktis disarankan kepada setiap praktisi pendidikan untuk memperkaya pengetahaun dan kompetensi tentang pendidikan karakter dan kewirausahaan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Paket Pelatihan Lanjutan Untuk Sekolah dan Masyarakat. (Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah). Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikdasmen. Ahmad Fauzan Pengembangan dan Implementasi Prototipe I & II Perangkat Pembelajaran geometri untuk Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Pendekatan Realistik. Makalah disajikan dalam seminar nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. Amin Fauzi Pembelajaran Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. Candra, Purdi E.,Menjadi Interpreneur Sukses,PT Grasindo, Jakarta, Hantoro, Sirod, Kiat Sukses Berwirausaha, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta. Hasan, Masud, 2005.Sukses Bisnis Modal Dengkul, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. IV. Herman Hudoyo Pengembangan Kurikulum Matematika & Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional. Idris, Azwar, 2010, Bagaimana Menumbuh Kembangkan Intrapreneur Pemula Dikalangan Pendidik Education Manager LP3I, Palembang. gspot.com/2007/12. Kemendikas Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pusat Kurikulum. 6/29/2014 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER Koesoema A., Donie, Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo./2012/0idikankarakter html Marpaung, Y Prospek RME untuk Pembelajaran Matematika di Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematic Education

12 208 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal: di FMIPA UNESA. Slavin, R.E Educational Psychology-Theory and Practice. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Soedjadi. 2001b. Pembelajaran Mate matika Realistik: pengenalan awal dan praktis. Makalah disampaikan pada seminar Nasional di FMIPA UNESA. Suherman, dkk Common Tex Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung. Suryana Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.Jakarta : Salemba Empat. Sutarto Hadi PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. 09/pendidikan-matematikarealistik.html. Diakses pada 13 Oktober Suwarsono, St Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matematika Realistik di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional tentang Pendekatan Matematika Realistik Universitas Sanata Dharma tanggal Nopember 2001.

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, April Penulis

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, April Penulis KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Penyusunan Makalah Kewirausahaan dengan judul Ide dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP 305 PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP Sri Susilogati Sumarti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusiaa, pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SLB. Edi Prajitno Jurdik Matematika FMIPA UNY. Abstrak

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SLB. Edi Prajitno Jurdik Matematika FMIPA UNY. Abstrak Kode Makalah PM-6 INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SLB Edi Prajitno Jurdik Matematika FMIPA UNY Abstrak Program wajib belajar (wajar) 9 tahun merupakan upaya dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

Makalah pendidikan matematika MTS Bab I Pendahuluan

Makalah pendidikan matematika MTS Bab I Pendahuluan Makalah pendidikan matematika MTS Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok

Lebih terperinci

POTENSI MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN MELALUI MATA KULIAH WORKSHOP DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Abstrak

POTENSI MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN MELALUI MATA KULIAH WORKSHOP DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Abstrak POTENSI MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN MELALUI MATA KULIAH WORKSHOP DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Farida Nurhasanah Univesitas Sebelas Maret F4121da_n@yahoo.com Abstrak Terjadinya dekadensi moral

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA SMPN 4 PALOPO

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA SMPN 4 PALOPO Jurnal Dinamika, April 2012, halaman 32-39 ISSN 2087-7889 Vol. 03. No. 1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA SMPN 4 PALOPO Fitriani Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dengan tingkat penawaran kerja yang tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Eksperimentasi pembelajaran matematika realistik dengan metode penemuan pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus, balok, limas dan prisma ditinjau dari respon siswa terhadap pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di setiap kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan sampai kepada masalah yang sulit untuk didapatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) Oleh : Iis Holisin Dosen FKIP UMSurabaya ABSTRAK Objek yang ada dalam matermatika bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, tidak jarang guru maupun siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang sangat melimpah. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mewujudkan cita-cita orang tua terhadap perkembangan anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli dibidangnya seperti dokter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR. Janet Trineke Manoy

REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR. Janet Trineke Manoy Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR Janet Trineke Manoy Jurusan Matematika FMIPA Unesa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan pendidikan. Salah satu orientasi pembangunan pendidikan dewasa ini adalah peningkatan kualitas

Lebih terperinci

USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION

USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG DI SMP KELAS VIII (PTK Semester Genap Kelas VIII SMP

Lebih terperinci

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 130-141 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha mikro ini sangat membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal, sehingga warga sekitar lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. secara umum dapat disimpulkan bahwa pengembangan berfikir kritis melalui

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. secara umum dapat disimpulkan bahwa pengembangan berfikir kritis melalui 160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, secara umum dapat disimpulkan bahwa pengembangan berfikir kritis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan

Lebih terperinci

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN:

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI TURUNAN FUNGSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA N 15 SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Sri Purwaningsih SMA N 15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan landasan dan kerangka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat seseorang harus menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Angka pengangguran sarjana di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data tahun 2004, tercatat 500 ribu lebih sarjana menganggur, terdiri dari 300

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. bank menurut konsep Freire, pihak pendidik secara searah memberikan

B A B I PENDAHULUAN. bank menurut konsep Freire, pihak pendidik secara searah memberikan B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pendidikan yang sekarang ini cenderung berbentuk institusi bank menurut konsep Freire, pihak pendidik secara searah memberikan pengetahuannya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap lulusan perguruan tinggi (PT) tentunya mempunyai harapan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat selama studynya sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia harus disertai dengan revolusi mental yang sedang gencar dibicarakan saat ini. Karena dengan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa khususnya generasi muda. Di era globalisasi ini, generasi muda tidak hanya dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan minat belajar mahasiswa terhadap mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Banyak sekali siswa yang tidak suka dengan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA KEWIRAUSAHAAN Latar belakang mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa depan yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK 226 HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK Maun Sugiarto 1, Inu H. Kusuma 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat siswa untuk mendapatkan ilmu mencetak sumber daya manusia yang handal, memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis dan emosinya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN I. Menganalisis Peluang Usaha dan Segmentasi Pasar. M. Rizal Situru. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN I. Menganalisis Peluang Usaha dan Segmentasi Pasar. M. Rizal Situru. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Modul ke: KEWIRAUSAHAAN I Menganalisis Peluang Usaha dan Segmentasi Pasar Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Rizal Situru Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id URAIAN MATERI KULIAH MINGGU KE LIMA MENGANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin maju ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu.

Lebih terperinci

OPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY

OPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY OPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY Anik Widiastuti, Saliman dan Satriyo Wibowo, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

P - 64 KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DENGAN MEDIA GEOGEBRA

P - 64 KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DENGAN MEDIA GEOGEBRA P - 64 KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DENGAN MEDIA GEOGEBRA Ristontowi Prodi Pendidikan Matematika FKIP UMB email: tontowi55@yahoo.co.id Abstrak Standar

Lebih terperinci

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah chotie_pis@yahoo.com Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEK) yang semakin modern dikalangan masyarakat kebutuhan akan fashion semakin berkembang, sehingga menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Sampai dengan tahun 2010, tercatat jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan dinamisnya kultur masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraannya. pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Menurut BPS (2010), tercatat jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika Banyak sekali pengertian matematika yang dikemukakan oleh para ahli. Hudojo (2001: 45) 8, menyatakan bahwa matematika adalah merupakan suatu alat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan teknologi, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING Sutrisno 1 Abstrak Resource Based Learning (RBL) atau belajar berdasarkan sumber adalah suatu proses pembelajaran yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Pendidikan kewirausahaan ditunjukan pada pembentukan sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Pendidikan kewirausahaan ditunjukan pada pembentukan sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu disiplin ilmu yang perlu dipelajari oleh semua orang, khususnya untuk peserta didik di sekolah dan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA Enceng Yana Abstrak Masih banyaknya lulusan pendidikan tinggi/sarjana yang belum memiliki pekerjaan merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada satu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Dalam Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Biologi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk dalam rumpun mata pelajaran IPA dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan salah satu permasalah di Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini. Pengangguran memicu timbulnya kemiskinan, kriminalitas, kekumuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini.

Lebih terperinci

Kemampuan memecahkan masalah adalah

Kemampuan memecahkan masalah adalah Penggunaan Instrumen Monitoring Diri Metakognisi untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Matematika Epon Nur aeni L., Yusuf Suryana, & Dindin Abdul Muiz L. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global dapat bertambah lima juta orang akibat guncangan ekonomi global yang mencakup antara

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: INKUBATOR KEWIRAUSAHAAN WRITING PRENEUR PENINGKATAN MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA Suranto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

ALAT PERAGA IRISAN KERUCUT

ALAT PERAGA IRISAN KERUCUT ALAT PERAGA IRISAN KERUCUT Eyus Sudihartinih 1 dan Tia Purniati 2 1,2 Universitas Pendidikan Indonesia email : 1 eyuss84@upi.edu, 2 tpurniati@upi.edu Absrak. Salah satu konsep yang dipelajari dalam Geometri

Lebih terperinci