Rancang Bangun Low Power Sensor Node Menggunakan MSP430 Berbasis NRF24L01

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Low Power Sensor Node Menggunakan MSP430 Berbasis NRF24L01"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 3, Maret 2017, hlm Rancang Bangun Low Power Sensor Node Menggunakan MSP430 Berbasis NRF24L01 Rizky Putra Pratama 1, Sabriansyah Rizqika Akbar 2, Adhitya Bhawiyuga 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 rizkyputra048@gmail.com, 2 sabrian@ub.ac.id, 3 bhawiyuga@ub.ac.id Abstrak Teknologi komunikasi saat ini sudah sangat berkembang terlebih lagi dengan adanya teknologi wireless. Teknologi ini sangat populer dikarenakan kemampuanya dalam mengirimkan data atau informasi secara nirkabel. Salah satu pemanfaatan teknologi wireless adalah pada Wireless Sensor Network. Pada Wireless Sensor Network, pengiriman data antar sensor node sangat bergantung dengan sumber daya listrik berupa baterai yang mempunyai kapasitas daya terbatas, hal ini dapat menyebabkan masalah karena sensor node diharuskan dapat bertahan selama mungkin. Untuk menanggulangi masalah penghematan sumber daya, dilakukan penelitian tentang low power mode pada teknologi Wireless Sensor Network yaitu dengan cara menerapkan mekanisme sleep mode pada sensor node agar sumber daya baterai dapat bertahan lebih lama. Sesuai dengan masalah diatas, penulis membuat rancang bangun sensor node menggunakan MSP430 sebagai mikrokontroler yang akan mengatur segala proses pada node termasuk mengatur penggunaan sleep mode sebagai cara penghematan catu daya. Untuk pengiriman data, sistem ini menggunakan NRF24L01 sebagai modul komunikasi. yang dikirim berupa perhitungan suhu dari sensor suhu LM35. Hasil dari penelitian dalam hal penggunaan sleep mode dapat menghemat daya yang digunakan oleh node. Hal ini ditunjukan oleh penghematan daya yang digunakan oleh node tanpa menggunakan sleep mode dengan node yang menggunakan sleep mode mencapai 33,31 %. Akurasi pengiriman data pada penelitian ini dibagi menjadi 2, pada pengiriman data tanpa penghalang rata-rata akurasi pengiriman data mencapai 100%. Sementara pada pengiriman data dengan penghalang rata-rata akurasi pengiriman data hanya mencapai 87,7%. Kata kunci: Wireless Sensor Network, MSP430, LM35, Low Power Abstract Communication technology is now very grown even more with their wireless technology. This technology is very popular due to their ability to transmit data or information wirelessly. One of the utilization of wireless technology is the Wireless Sensor Network. In the Wireless Sensor Network, the data transmission between sensor nodes is highly dependent on the power source in the form of batteries which have a limited capacity, this can cause problems because the sensor nodes are required to be able to survive as long as possible. To overcome the problem of resource savings, research on lowpower mode in Wireless Sensor Network technology that is by applying the mechanism of sleep mode at the sensor node that resources can the battery last longer. In accordance with the above problems, the author makes the design of sensor nodes using MSP430 microcontroller which will regulate all the processes on the node, including regulating the use sleep mode as a way of saving power supply. For data transmission, the system uses NRF24L01 as communication modules. The data is sent in the form of calculation of the temperature of the LM35 temperature sensor. The results of the study in terms of the use of power-saving sleep mode can be used by the nodes. This is evidenced by the saving power used by the nodes without using sleep mode with nodes that use sleep mode reaches 33.31%. The accuracy of data transmission in this study was divided into two, the data transmission without hindrance average accuracy of data transmission up to 100%. While the data transmission with the hindrance an average accuracy of the data transmission only reached 87.7%. Keywords: Wireless Sensor Network, MSP430, LM35, Low Power Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 157

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini sudah sangatlah maju baik itu di negara maju maupun negara berkembang, terlebih lagi pada bidang komunikasi. Salah satu contoh dari teknologi komunikasi adalah wireless. Teknologi wireless merupakan salah satu teknologi dalam bidang komunikasi yang sangat populer saat ini. Hampir semua kegiatan sehari-hari yang kita lakukan berhubungan dengan teknologi wireless. Teknologi wireless populer karena kemampuanya dalam mengirimkan data atau informasi secara nirkabel. Salah satu pemanfaatan teknologi wireless yang sedang berkembang saat ini adalah Wireless Sensor Network atau yang biasa disingkat WSN. Wireless Sensor Network (WSN) merupakan teknologi pemantauan yang terdiri atas dua atau lebih node sensor yang tersebar dan di koordinasikan oleh sebuah sistem menggunakan jaringan nirkabel. Dalam Setiap node memiliki kemampuan untuk pengolahan data (Mikrokontroler, CPU, dll), memiliki memori (program, data, memori flash), transceiver, sistem catu daya, dan melibatkan satu atau lebih sensor serta aktuator. Wireless Sensor Network dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang yang membutuhkan pemantauan secara teratur dan terus-menerus seperti bidang transportasi, industri, keamanan dll. Salah satu contoh dari pemanfaatan teknologi WSN adalah dapat diaplikasikan untuk mengetahui suhu dan di dalam ruangan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan terdapat beberapa permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah dengan sumber daya yang terbatas, sistem diharapkan mampu menjalankan berbagai proses. Begitu pula jika sistem digunakan untuk pemantauan secara teratur dan terus-menerus, maka konsumsi energi atau energi yang diperlukan akan bertambah semakin besar. Untuk itulah diperlukan management sumber daya yang baik agar sistem dapat berjalan dalam waktu yang cukup lama dengan sumber daya yang sedikit. Selain dari sisi management sumber daya baterai, penekanan konsumsi energi dapat dilakukan juga dari segi komponen atau hardware yang digunakan pada Mikrokontroler. Dengan berlatar belakang tersebut penulis melakukan penelitian untuk membuat sebuah desain sensor node yang hemat daya menggunakan MSP430. Sensor suhu yang digunakan adalah LM35 dimana sensor akan mendeteksi suhu pada ruangan yang kemudian akan diproses oleh Mikrokontroler dan dikirim menggunakan NRF24L01. Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui seberapa besar penekanan pemakaian daya pada sebuah sensor node agar didapatkan sebuah sensor node dengan pemakaian daya yang sedikit serta memberikan referensi untuk pengembangan WSN kedepannya. 2. DASAR TEORI 2.1 Wireless Sensor Network Dalam Wireless Sensor Node, setiap node umumnya memiliki beberapa unit seperti sensing unit, power unit, processing unit, dan transceiver unit. Keempat unit tersebut merupakan bagian inti dari sebuah node pada Wireless Sensor Node (Sohraby, et al., 2007). Salah satu unit yang paling penting pada Wireless Sensor Node adalah processing unit karena unit ini merupakan inti dari sebuah node (dapat mempengaruhi performa Wireless Sensor Node). Pada Gambar 1 dibawah ini merupakan struktur dasar sebuah Wireless Sensor Node. Gambar 1. Struktur dasar wireless sensor node 2.2 MSP430 MSP430 adalah sebuah keluarga mikrokontroler keluaran Texas Instrument. Mikrokontroler ini berbasis 16-bit RISC yang memiliki beragam seri. Berbagai macam fitur (embedded modul) tersedia secara khas untuk masing-masing seri. Mikrokontroler ini menawarkan keunggulan tersendiri yaitu konsumsi daya yang sangat rendah dengan didukung beberapa alternatif sumber clock dan sleep mode. Pada penelitian kali ini, yang digunakan merupakan Mikrokontroler MSP430 dengan seri G2553 yang mempunyai spesifikasi antara lain 16kB Flash, 512B RAM, 16 GPIO, dan 16 bit timers. Gambar 2 merupakan bentuk fisik dari MSP340.

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 159 transfer data dapat semakin jauh dan lebih stabil. Area yang dapat dijangkau oleh NRF24L01 mencapai radius 1000m pada lapangan terbuka. Gambar 3 merupakan tampilan fisik dari NRF24L01. Gambar 2. MSP NRF24L01 NRF24L01 merupakan modul komunikasi serial nirkabel yang didesain untuk aplikasi ultra low power wireless dengan pita frekuensi ISM 2,4 GHz. NRF24L01 dikonfigurasi dan dioperasikan melalui antarmuka perangkat serial. Register map tersedia melalui antarmuka ini. Register map sendiri berisikan semua konfigurasi register pada NRF24L01 dan dapat diakses pada semua mode operasi dari chip (Nordic Semiconductor, 2007). Pada Tabel 1 ditunjukkan desain pin pada NRF24L01. Tabel 1 Desain pin NRF24L01 Name Function Description 1 Power Power Supply (1,9V 3,6V) 2 Power Ground 3 CE Digital 4 CSN Digital 5 SCK Digital 6 IRQ Digital Output 7 MOSI Digital 8 MISO Digital Output Chip Enable Activates RX or TX Mode SPI Chip Select SPI Clock Maskable Interrupt SPI Slave SPI Slave Output Terdapat total 126 radio channel yang dapat digunakan pada NRF24L01. Untuk dapat saling terhubung, node harus berada pada channel yang sama. NRF24L01 memiliki 2 mode yaitu TX mode dan RX mode dimana TX mode merupakan mode saat NRF24L01 berfungsi sebagai pengirim paket data, sedangkan RX mode merupakan mode saat NRF24L01 berfungsi sebagai penerima paket data. Modul ini juga terdapat tipe dengan PA (Power Amplifier) dan LNA (Low Noise Amplifier) sehingga jarak Gambar 3. NRF24L LM35 LM35 merupakan sensor pendeteksi suhu yang akurat dimana tegangan Outputnya berbanding lurus dengan suhu. Sensor ini mempunyai kelebihan dibanding sensor suhu lain yang dikalibrasikan pada suhu Kelvin. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi external untuk menghasilkan ketelitian 0.25 Celsius pada suhu di dalam ruangan dan mempunyai skala perhitungan suhu dari -55 Celcius hingga 150 Celcius (Instrumen, 2016). Gambar 4 merupakan tampilan fisik dari sensor suhu LM35. Gambar 4. Sensor suhu LM IC Voltage Regulator IC Voltage Regulator atau yang biasa disebut Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang sering dipakai dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator adalah untuk mempertahankan atau memastikan Tegangan pada level tertentu secara otomatis. Artinya, Tegangan Output (Keluaran) DC pada Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan Tegangan (Masukan), Beban pada Output dan juga Suhu. Tegangan Stabil yang bebas dari segala gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun) sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan elektronika terutama pada peralatan elektronika yang sifatnya digital seperti Mikrokontroler ataupun Mikroprosesor.

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Perancangan Perangkat Keras Transmitter Perancangan perangkat keras pada node tranceiver terdiri dari rangkaian Mikrokontroler, sensor, modul wireless, dan rangkaian penurun tegangan. Node transmitter menggunakan IC MSP430g2553 sebagai Mikrokontroler. Dikarenakan yang digunakan hanyalah IC nya saja, maka perlu ditambahkan rangkaian penurun tegangan agar sistem berjalan dengan normal dan IC tidak terbakar. Node menggunakan baterai berkapasitas 9V sebagai catu daya dimana daya tersebut nantinya akan diturunkan menjadi 3,3V agar sistem dapat berjalan dengan baik karena IC MSP430g2553 dan NRF24L01 akan rusak atau terbakar jika daya yang masuk melebihi 3,6V. Rangkaian sensor menggunakan sensor suhu LM35 untuk mengukur suhu yang berada disekitar node. Untuk modul wireless, sistem ini menggunakan NRF24L01. Sistem ini juga menggunakan IC regulator AMS1113 untuk menurunkan tegangan menjadi 3,3 V. Gambar 5 adalah rangkaian dari node sensor transmitter. Tabel 3. Hubungan MSP430G2553 dengan LM35 MSP430G2553 LM35 P1.0 Vout Warna Kabel Tabel 4. Hubungan MSP430G2553 dengan LED MSP430G2553 LED1 LED2 (-) (-) P2.2 (+) P2.3 (+) Warna Kabel 3.2 Perancangan Perangkat Keras Receiver Perancangan perangkat keras pada node receiver terdiri dari rangkaian Mikrokontroler dan juga modul wireless. Sama seperti node transmitter, node receiver juga menggunakan MSP430g2553 sebagai Mikrokontroler. Yang membedakan adalah MSP430g2553 digunakan bersama Launchpadnya. Modul wireless yang digunakan juga sama yaitu NRF24L01. Error! Reference source not found. di bawah ini merupakan rancangan dari node receiver. Gambar 5. Rancangan node transmitter Tabel 2. Hubungan MSP430G2553 dengan NRF24L01 MSP430G2553 NRF24L01 P1.5 SCK P1.6 MISO P1.7 MOSI P2.0 CE P2.1 CSN Warna Kabel Gambar 5. Rancangan node receiver Tabel 5. Hubungan MSP430 dengan NRF24L01 MSP430 NRF24L01 Warna Kabel P1.5 SCK P1.6 MISO

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 161 P1.7 MOSI P2.0 CE P2.1 CSN 3.3 Perancangan Perangkat Lunak Transmitter Perancangan perangkat lunak pada node transmitter menggunakan bahasa pemrograman C yang diprogram melalui Energia IDE dan juga memanfaatkan library RF24 sebagai metode pengiriman data. itu melakukan inisialisasi pada pin yang akan digunakan oleh NRF24L01. Channel juga harus diatur agar sama dengan yang digunakan node receiver yaitu 90 agar data dapat dikirimkan. Sedangkan untuk address yang digunakan pada node transmitter adalah 1. Proses selanjutnya adalah pembacaan data sensor dimana data tersebut berupa ukuran suhu disekitar node yang didapatkan dari sensor suhu LM35. Sebelum melakukan pengiriman data, node terlebih dahulu akan memperoleh keterangan apakah jaringan yang akan digunakan telah tersedia melalui fungsi network.update(). Jika jaringan telah tersedia maka akan terjadi proses pengiriman data kepada node receiver. Yang membedakan adalah setelah proses pengiriman data, node akan berada pada keadaan sleep. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi pemakaian sumber daya, fungsi ini lah yang digunakan untuk menerapkan low power pada node transmitter. 3.4 Perancangan Perangkat Lunak Receiver Perancangan perangkat lunak pada node receiver sama dengan perancangan pada node transmitter. Program akan dibuat melalui Energia IDE.Perancangan program pada node receiver dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini. Gambar 6. Perancangan perangkat lunak transmitter Gambar diatas merupakan diagram alir dari program pada node transmitter untuk mengirimkan data dengan menggunakan low power. Sama seperti node transmitter tanpa menggunakan low power yaitu sebelum node dapat mengirimkan data, terlebih dahulu dilakukan import semua library untuk hardware maupun algoritma yang akan digunakan. Setelah

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 162 laptop melalui serial monitor. 3.5 Implementasi Perangkat Keras Transmitter Implementasi node transmitter dilakukan sesuai dengan perancangan perangkat keras yang telah terlebih dahulu dijelaskan. Implementasi perangkat keras transmitter dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 7. Perancangan perangkat lunak receiver Gambar 7 merupakan diagram alir dari program pada node receiver dalam menerima data. Sama halnya dengan node transmitter yaitu mengimport semua library untuk hardware maupun algoritma yang akan digunakan. Setelah itu melakukan inisialisasi pada pin yang akan digunakan oleh NRF24L01. Address yang digunakan pada node receiver adalah 0, sementara channel yang digunakan sama seperti channel pada node transmitter yaitu 90. Channel yang digunakan harus sama agar node dapat menerima data yang telah dikirim. Node akan terlebih dahulu memperoleh keterangan apakah jaringan yang akan digunakan telah tersedia melalui fungsi network.update(). Jika jaringan telah tersedia maka akan terjadi proses penerimaan data dari node transmitter. Ada 2 kemungkinan yang akan terjadi setelah proses penerimaan data. Yang pertama ialah apabila data yang diterima sesuai dengan yang diinginkan maka node akan menampilkan data tersebut berupa data perhitungan suhu melalui serial monitor pada laptop. Yang kedua ialah apabila tidak ada data yang diterima oleh node ataupun data yang diterima tidak sesuai maka node akan menampilkan tulisan No data pada Gambar 8. Implementasi node transmitter Perangkat keras node transmitter terdiri dari IC MSP430G2553 sebagai mikrokontroler, NRF24L01 sebagai modul wireless, LM35 sebagai sensor pendeteksi suhu, dan rangkaian penurun tegangan. Seluruh perangkat digabungkan menjadi satu agar dapat membentuk sebuah sistem pada node transmitter. 3.6 Implementasi Perangkat Keras Receiver Implementasi node receiver dilakukan sesuai dengan perancangan perangkat keras yang telah terlebih dahulu dijelaskan. Implementasi perangkat keras receiver dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 9. Implementasi node receiver Perangkat keras node receiver terdiri dari MSP430G2553 dan Launchpadnya sebagai mikrokontroler, dan NRF24L01 sebagai modul wireless. Seluruh perangkat digabungkan menjadi satu agar dapat membentuk sebuah sistem pada node receiver.

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PENGUJIAN DAN HASIL 4.1 Pengujian Pengiriman Antar Node Pengujian kali ini dilakukan untuk mengetahui akurasi dari pengiriman data dari node transmitter kepada node receiver. Terdapat 100 data yang akan dikirimkan dimana akan dibagi menjadi 5 percobaan, sehingga didapatkan 20 data setiap satu kali percobaan. 4.2 Pengujian Node Transmitter Tanpa Low Power Pengujian kali ini dilakukan untuk mengetahui besaran arus yang dibutuhkan oleh node transmitter untuk mengirimkan data tanpa menggunakan low power. Sebelum IC MSP430G2553 dapat digunakan, terlebih dahulu dilakukan proses upload program yang telah dibuat kepada IC tersebut melalui bantuan Launchpad milik MSP Pengujian Node Transmitter Dengan Low Power Pengujian kali ini dilakukan untuk mengetahui besaran arus yang dibutuhkan oleh node transmitter untuk mengirimkan data dengan menggunakan low power. Sebelum IC MSP430G2553 dapat digunakan, terlebih dahulu dilakukan proses upload program yang telah dibuat kepada IC tersebut melalui bantuan Launchpad milik MSP Hasil Pengujian Pengiriman Antar Node Hasil dari pengujian pengiriman data dari node transmitter menuju node receiver dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 6. Hasil Pengujian Pengiriman Tanpa Penghalang Pengiriman Jarak (Met er) Dikiri m Diterim a Prosentase Keberhasila n % % % % % % % % % % % % % % % Tabel 7. Hasil Pengujian Pengiriman Dengan Penghalang Pengiriman Jarak (Meter ) Dikirim Diterima Prosentase Keberhasilan % % % % % % % % % % % % % % % 4.5 Hasil Pengujian Node Transmitter Tanpa Low Power Hasil dari pengujian besaran arus yang dibutuhkan oleh node transmitter tanpa low power dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 8. Hasil Pengujian Node Tanpa Low Power No Detik Penggunaan Arus (ma) Ratarata Arus (ma) ,2-52,6 51, ,4-52,6 52, ,4-52,5 52, ,4-52,5 52, ,5-52,6 52, ,2-52,5 52, ,4-52,5 52, ,5-52,6 52, ,4-52,6 52, ,0-52,6 52, ,4-52,6 52,48

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer ,5-52,6 52,58 Dari hasil pengujian diatas dapat dianalisa bahwa arus yang digunakan oleh node transmitter dalam keadaan aktif berkisar dari 50,2 ma hingga 52,6 ma tetapi nilai perhitungan yang sering muncul adalah 52,5 ma. Perhitungan arus cukup stabil, tidak ada perubahan yang banyak dikarenakan node terus berada dalam keadaan aktif. 4.6 Hasil Pengujian Node Transmitter Dengan Low Power Hasil dari pengujian node transmitter dengan menggunakan low power dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 9. Hasil Pengujian Node Dengan Low Power No Detik Penggunaan Arus (ma) Ratarata Arus (ma) ,4-52,5 52, ,3-52,6 52, ,3-17,5 17, ,3-17,6 17, ,4-52,8 52, ,3-52,5 52, ,3-17,5 17, ,4-17,6 17, ,4-52,6 52, ,4-52,5 17,3-17,5 17,4-17,5 52,46 17,4 17,46 Dari hasil pengujian diatas dapat dianalisa bahwa arus yang digunakan oleh node transmitter dalam keadaan aktif berkisar dari 52,3 ma hingga 52,8 ma. Sedangkan saat node dalam keadaan sleep arus yang digunakan turun menjadi berkisar dari 17,3 ma hingga 17,6 ma. Dengan penggunaan arus yang turun cukup banyak, maka penggunaan bateraipun dapat lebih hemat. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perancangan sitem, implementasi sistem, pengujian sistem, dan juga analisis sistem ini, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Terdapat 2 buah sensor node pada penelitian ini yaitu node transmitter dan node receiver. Setiap node menggunakan MSP430 sebagai mikrokontroler dan juga NRF24L01 sebagai modul wireless untuk berkomunikasi antar node. Yang membedakan adalah pada node receiver, MSP430 digunakan bersama dengan launchpadnya. Sedangkan pada node transmitter hanya menggunakan IC MSP430 saja dan juga ada beberapa komponen pendukung seperti LM35, ams1117, capasitor 22µf,capasitor 10µf, diode 1n5401, dan juga LED. 2. Untuk dapat menghubungkan kedua node menggunakan NRF24L01 dibutuhkan library yang mendukung NRF24L01 seperti library SPI.h dan RF24Network.h, kedua library ini dibutuhkan untuk perangkat keras NRF24L01. Kemudian ada juga library RF24.h yang digunakan untuk format pengiriman data pada NRF24L Dari pengujian pengiriman data, didapatkan hasil yang sangat baik pada percobaan pengiriman data tanpa penghalang. Dengan jarak mencapai 30 meter semua data dapat diterima oleh node receiver. Sedangkan didapatkan hasil yang kurang baik pada percobaan pengiriman data dengan penghalang. Karena pada jarak diatas 16 meter mulai banyak data yang tidak dapat diterima oleh node receiver. Untuk rata-rata prosentasenya, pada percobaan pengiriman data tanpa penghalang mencapai 100%. Sedangkan pada percobaan pengiriman data dengan penghalang hanya mencapai 87,7%. 4. Dari pengujian Low Power sensor node didapatkan hasil nilai rata-rata arus pada node tanpa menggunakan sleep mode sebesar 52,41 ma dan penggunaan daya nya sebesar 0,1729 watt. Sedangkan pada node yang menggunakan sleep

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 165 mode didapatkan nilai rata-rata arus sebesar 34,95 ma dan penggunaan daya nya sebesar 0,1153 watt. Prosentase penurunan daya pada node tersebut mencapai 33,31 %.. Penggunaan mekanisme sleep mode dapat mempengaruhi arus yang digunakan oleh node dan berakibat juga pada daya yang digunakan. Dengan daya yang lebih kecil maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya tahan baterai dan akan membuat baterai bertahan lebih lama. 5.2 Saran Dari kesimpulan pada penelitian ini, didapatkan beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan modul wireless lainya ataupun dapat melakukan penambahan antena pada NRF24L01 agar jangkauan pengiriman data antar node dapat lebih jauh. 2. Pada penelitian selanjutnya untuk penghematan baterai dapat menggunakan metode lain atau juga dapat melakukan penghematan baterai dari sisi penggunaan hardware. International Journal of Computer Applications. Sohraby, K., Minoli, D. & Znati, T., Wireless Sensor Network. s.l.:s.n. Texas Instruments, LM35 Precision Centigrade Temperature Sensors. Texas Instruments. 6. DAFTAR PUSTAKA Davies, J. H., MSP430 Microcontroller Basic. United States ofamerica: Newnes. Instrumen, T., LM35 Precision Centigrade Temperature Sensors. Nordic Semiconductor, nrf24l01 Single Chip 2.4GHz Transceiver. Pawar, B. P. L. &. A. M., Design and Implementation of Sensor Node for Wireless Sensors Network to Monitor Humidity of High-Tech Polyhouse Environment. International Journal of Advances in Engineering & Technology, p. 11. Prasojo, G., Akbar, S.. R. & Suharsono,. A., Implementasi Manajemen Perubahan State Prosesor Pada Wireless Sensor Node. p. 5. S.B., R., An Ultra Low Powered Msp430 Microcontroller Based Control System for a Composting Process.

Rancang Bangun Low Power Pada Wireless Sensor Node Berbasis NRF24L01+

Rancang Bangun Low Power Pada Wireless Sensor Node Berbasis NRF24L01+ Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3843-3850 http://j-ptiik.ub.ac.id Rancang Bangun Low Power Pada Wireless Sensor Node Berbasis

Lebih terperinci

Analisis Pemakaian Energi Pada Sensor Node Dengan Protokol Komunikasi RF24 Menggunakan Sumber Daya Baterai

Analisis Pemakaian Energi Pada Sensor Node Dengan Protokol Komunikasi RF24 Menggunakan Sumber Daya Baterai Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2636-2641 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Pemakaian Energi Pada Sensor Node Dengan Protokol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

Implementasi Low Power Multi Sensor Node pada Wireless Sensor Network

Implementasi Low Power Multi Sensor Node pada Wireless Sensor Network Jurnal Pengembangan eknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2007-2016 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Low Power Multi Sensor Node pada Wireless Sensor

Lebih terperinci

Implementasi Multi Channel Pada Wireless Sensor Network

Implementasi Multi Channel Pada Wireless Sensor Network Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1518-1524 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Multi Channel Pada Wireless Sensor Network Ariyan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS Sumartini Dana 1, Rochani 2, James Josias Mauta 3 Abstrak : Sistem komunikasi data saat ini bukan hanya secara fix cable

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

PERANCANGAN. 4-1

PERANCANGAN.  4-1 PERANCANGAN Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat bekerja seperti yang diharapkan.

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN GEDUNG BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK DENGAN MODUL NRF24

SISTEM KEAMANAN GEDUNG BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK DENGAN MODUL NRF24 SISTEM KEAMANAN GEDUNG BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK DENGAN MODUL NRF24 BUILDING SECURITY SYSTEM BASED ON WIRELESS SENSOR NETWORK USING NRF24 MODULLE Azhar Suhada Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Perancangan Persistence of Vision Display Dengan Masukan Secara Real Time

Perancangan Persistence of Vision Display Dengan Masukan Secara Real Time Perancangan Persistence of Vision Display Dengan Masukan Secara Real Time Disusun Oleh: Nama : Felicia Clara NRP : 0922015 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO Emil Salim (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO Disusun Oleh : Nama : Rianto Abing M. N. NRP : 0522136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR.

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR. BEL LISTRIK WIRELESS OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 Nanda Surya Pratama 07506131003 Teknik Elektro-Fakultas Teknik-Universitas Negeri Yogyakarta Email : nanda_elektro1@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem sensor infra merah terdiri dari LED infra merah dan fotodioda. Fotodioda merupakan detektor cahaya infra merah yang dibantu penguat transistor. Dalam perancangan ini digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI Agung Priyanto Program Studi S1 Teknik Informatika STMIK Jenderal Achmad Yani Yogyakarta agungpriyanto@hotmail.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO Ryandika Afdila (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth ABSTRAK

Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth ABSTRAK Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth Yohan Setiawan / 0422042 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

Evaluasi Karakteristik XBee Pro dan nrf24l01+ sebagai Transceiver Nirkabel

Evaluasi Karakteristik XBee Pro dan nrf24l01+ sebagai Transceiver Nirkabel Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 1 Halaman 83-97 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2016 ISSN (e): 2459-9638 Evaluasi Karakteristik XBee Pro dan nrf24l01+ sebagai Transceiver Nirkabel BURHAN FAJRIANSYAH 1, MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Cairan Infus Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

Sistem Monitoring Cairan Infus Nirkabel Berbasis Mikrokontroler Sistem Monitoring Cairan Infus Nirkabel Berbasis Mikrokontroler Disusun Oleh: Nama : Rafles Purba NRP : 0922071 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : 0222051 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 Sofyan 1), Catur Budi Affianto 2), Sur Liyan 3) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL Disusun Oleh: Nama : Robert Anthony Koroa NRP : 0722016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH no.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem berikut: Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem 6 1 Baterai Sensor: - GPS 2 Sensor Suhu dan Kelembapan 4 Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori penunjang sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan antara lain sensor akselerometer ADXL345, sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi merupakan teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dewasa ini kebutuhan informasi yang semakin meningkat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak dibutuhkan. Besaran fisik yang senantiasa mempengaruhi objek penelitian diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan pada awal November 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan pada awal November 2006, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebakaran hutan merupakan suatu bencana yang sangat merugikan banyak orang. Di Indonesia sering kali terjadi kebakaran hutan yang membawa dampak yang buruk bagi masyarakat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH Sigit Yatmono 1 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Email: s_yatmono@uny.ac.id ABSTRACT User Interface

Lebih terperinci

Realisasi Alat Ukur Profil Camshaft

Realisasi Alat Ukur Profil Camshaft Realisasi Alat Ukur Profil Camshaft Disusun Oleh: Nama : Steward Brian Pradita NRP : 0822009 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no. 65, Bandung, Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Perangkat Keras Setelah alat ukur melewati semua tahap perancangan maka dilakukan berbagai pangamatan dan pengujian pada perangkat keras yang hasilnya adalah sebagai

Lebih terperinci

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis Firdaus, Sudarman, Sisdarmanto Adinandra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI NodeMCU ESP8266

BAB II DASAR TEORI NodeMCU ESP8266 BAB II DASAR TEORI 2.1. NodeMCU ESP8266 NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu dalam membuat prototype produk IoT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME Nur Yanti Politeknik Negeri Balikpapan Kontak person: Nur Yanti email: nur.yanti@poltekba.ac.id Abstrak Sistem smart home saat

Lebih terperinci

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Telemetri Pengukur Konsentrasi Gas Amonia Menggunakan Sensor MQ-137 dan Transceiver nrf24l01+

Rancang Bangun Sistem Telemetri Pengukur Konsentrasi Gas Amonia Menggunakan Sensor MQ-137 dan Transceiver nrf24l01+ Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 3, Juli 2017 ISSN 2302-8491 Rancang Bangun Sistem Telemetri Pengukur Konsentrasi Gas Amonia Menggunakan Sensor MQ-137 dan Transceiver nrf24l01+ Eriyaldi *, Wildian Jurusan

Lebih terperinci

2. Rangkaian Konverter Level Tegangan Dan Hubungan antara Rangkaian Konverter, Modul TRW2.4G, dan Mikrokontroler

2. Rangkaian Konverter Level Tegangan Dan Hubungan antara Rangkaian Konverter, Modul TRW2.4G, dan Mikrokontroler PENDAHULUAN Alat ini di buat pada tahun 2008 untuk komunikasi nirkabel robot swarm KRCI 2008. Disini akan di jelasakan secara ringkas dasar pemrograman TRW 2.4G menggunakan mikrokontroler AVR. Bagi yang

Lebih terperinci