KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)
|
|
- Hendra Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M) Johannes Adhijoso Tjondro 1, Fina Hafnika 2 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tjondro@unpar.ac.id, jatjondro@yahoo.com 2 Alumni,Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ABSTRAK Lantai kayu pabrikasi double stress skin panel diuji lentur dengan third point static loading. Lantai kayu tersebut merupakan penampang komposit yang terdiri dari panel plywood ganda sebagai upper dan lower skin panel dengan tiga buah balok kayu sebagai stringer dan dihubungkan dengan perekat. Variasi dari ketebalan plywood untuk upper skin adalah 12 mm, 16 mm dan 18 mm, dan lower skin panel 12 mm, sedangkan variasi stringer dari kayu mahoni, puspa dan durian dengan ukuran penampang sama 50 mm x 50 mm. Dimensi benda ujia dalah lebar 500 mm dan panjang 1200 mm untuk berbagai variasi ketebalan plywood. Uji lentur dengan third point loading dilakukan untuk mengetahui kuat lentur dan kekakuan dari lantai komposit tersebut. Kuat lentur dan faktor koreksi kekakuan dianalisis dari hasil pengujian dan hasilnya dipresentasikan dalam paper ini. Keruntuhan yang terjadi bersifat daktail dan beban batasnya jauh lebih besar dari beban proporsional, hal ini berarti tersedianya faktor keamanan yang cukup. Prediksi dengan konversi berdasarkan syarat kekakuan dan saran untuk beban hidup merata diberikan. Kata kunci:double stress skin panel, stringer, kuat lentur, faktor kekakuan, daktilitas. 1. PENDAHULUAN Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir banyak gempa-gempa besar di Indonesia yang menyebabkan bangunan runtuh. Saat ini dirasakan sangat perlu untuk membuat bangunan yang mempunyai ketahanan gempa yang memenuhi syarat. Salah satu prinsip utama adalah penggunaan material yang ringan sebagai pelat lantai karena akan mengurangi gaya inersia yang terjadi akibat gempa, akibat ringannya massa bangunan. Lantai kayu merupakan salah satunya karena berat dari lantai kayu sangat ringan, sekitar 1/8 dari lantai yang terbuat dari pelat beton dengan finishingnya. Contoh lantai kayu pabrikasi adalah double stress skin paneltimber floor, lantai kayu tersebu mempunyai penampang komposit yang terdiri dari plywood sebagai skin panel dan balok kayu sebagai stringer dan dapat dihubungkan dengan perekat, sekrup atau paku. Beberapa studi experimental telah dilakukan oleh Tjondro et.al (Tjondro 2011a, Tjondro 2011b dan Tjondro 2012).Lantai komposit stress skin panel dengan dimensi lebar x panjang 1220 mm x 2440 mm dengan panel tunggal plywood 12 mm dan 4 buah balok stringer berukuran penampang 34 mm x 72 mm dari kayu Afrika dihubungkan dengan perekat dapat menerima beban merata sebesar 2.0 kpa pada syarat lendutan ijin, Tjondro 2011a. Studi lainnya, Tjondro 2011b adalah tentang komposit double stress skin panel berukuran 500 mm x 2440 mm dengan panel ganda plywood 12 mm dan 6 buah stringer bambu dengan diameter 100 mm dapat menerima beban terpusat 5 kn pada syarat lendutan ijin. Penghubung antara plywood dan bambu dengan menggunakan sekrup. Tjondro 2012, melakukan pengujian pada lantai komposit plywood-renghas double stress skin panel berukuran 500 mm x 1200 mm, dengan penghubung paku. Jumlah stringer sangat berpengaruh pada kekuatan dan kekakuan lantai dibandingkan ketebalan plywood. Lantai dengan panjang bentang 1.8 m dapat menerima beban merata sebesar 2.5 kpa. Pada ketiga studi teresebut, lendutan ijin lebih menentukan dari pada kekuatannya. Pengujian kuat lentur dan kekakuan double stressed skin panel dengan perekat PvAc dilakukan dalam penelitian ini. 9 buah benda uji double stressed skin panel diuji dengan 3 variasi jenis kayu dan 3 variasi ketebalan plywood. Stringer dan plywood direkatkan menggunakan perekat PvAc. Double stressed skin panel dibuat dengan dimensi lebar x panjang 500 mm x 1200 mm. Gambar 1. Lantaikayu double stress skin panel Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 M - 235
2 2. BAHAN DAN METODE Jenis kayu untuk stringer adalah mahoni, puspa dan durian dan plywood dari kayu albasia (Albiziafalcata) dan dengan variasi ketebalan plywood lower skin 12 mm dan variasi tebal plywood upper skin 12 mm, 16 mm dan 18 mm. Nilai rata-rata dari kadar air, berat jenis, modulus of rupture dan modulus elastisitas dari stringer dan plywood didapat dari pengujian benda uji bebas cacat menurut standar ASTM D143 seperti pada Tabel1. Uji geser lekatan perekat antara stringer dan plywood dilakukan juga dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel2. Tabel 1.Properti komponen lantai komponen mc (%) G MOR (MPa) E (MPa) mahoni 15,3 0,52 26, Puspa 14,6 0,62 62, durian 15,4 0,46 39, plywood t=12 mm 11, , plywood t=16 mm 11,8 0,36 10, plywood t=18 mm 11,6 0,33 11, Plywood dengan ketebalan 16 mm dan 18 mm memiliki kuat lentur dan modulus elastisitas yang lebih rendah. Dari hasil test kuat geser, kuat geser bahan kayu lebih besar 2,5 3,5 kali dari kuat geser lekatan antara kayu dan plywood. Tabel2. Kuatgeser Jeniskayu F v (MPa) Mahoni 8,8 Puspa 7,2 Durian 4,9 plywood mahoni 2,4 plywood puspa 2,3 plywood durian 2,1 Jumlah benda ujidouble stressed skin panel9 buah dengan variasi ketebalan plywood dan jenis kayu yang digunakan untuk stringer adalah seperti Tabel 3. Berat benda uji dalam Tabel 3 tersebut adalah per 0,6 m 2. Tabel3. Variasi benda uji Benda uji dimensi L x B x t upper skin lower skin berat no. (mm 3 stringer ) (mm) (mm) (kg) M x 500 x M x 500 x mahoni 11,75 M x 500 x ,10 P x 500 x ,70 P x 500 x puspa 13,50 P x 500 x ,60 D x 500 x ,55 D x 500 x durian 12,05 D x 500 x ,10 Penampang benda uji adalah seperti pada gambar 2. Ketebalan plywood bagian bawah adalah 12 mm, dan karena kuat tekan lebih rendah dari kuat tarik, maka digunakan variasi tebal plywood bagian atas 12 mm, 16 mm dan 18 mm. Penampang stringer berukuran 50 mm x 50 mm dan terbuat dari variasi kayu mahoni, puspa dan durian. stringer50 x 50 mm 2 mahoni/puspa/durian plywood 12/16/18 mm plywood 12 mm Gambar 2. Variasi tebal plywood dan jenis kayu stringer penampang double stress skin panel floor Benda uji diuji dengan third point loding test seperti Gambar 3 sesuai dengan ASTM D198-05a. Lendutan dari pengukuran UTM adalah pada ⅓ bentang, dan lendutan pada tengah bentang diukur dengan menggunakan LVDT. M Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013
3 Panjang total bendauji 1200 mm, bentang uji 1050 mm dengan 2 beban masing-masing berjarak ⅓ bentang uji dari perletakan. ½ P LVDT ½ P ⅓ L ⅓ L= 350 mm mm1200 mm ⅓ L Gambar 3. Skema beban dalam pengujian Besarnya lendutan di tengah bentang,, akibat dari two point loading dan dengan mengabaikan deformasi geser adalah: dengan: (EI)e = kekakuan lantai efektif (N/mm 2 ) P = beban terpusat total (N) L = panjang bentang uji(mm) (1) Gambar 4. Benda uji double stress skin panel floor saat pengujian dengan UTM Kekakuan efektif (EI) e dari lantai dengan beban statis pada saat elastis dapat dihitung dengan persamaan (2). (2) dengan (EI) e = kekakuan lantai efektif (N.mm 2 ) P = beban total (N/mm 2 ) L = bentang pengujian (mm) = lendutan di tengah bentang (mm) 3. HASIL UJI EKSPERIMENTAL Grafik tipikal antara lendutan dan beban diplot dan titik-titik pada batas proporsional yang merupakan batas daerah elastis, titik ultimit atau batas beban maksimum dan titik saat runtuh diobservasi, seperti terlihat pada Gambar 5. Beban adalah beban total dari dua buah beban terpusat pada jarak ⅓L dari masing-masing tumpuan. Grafik selengkapnya dari ke 9 benda uji dapat dilihat pada Gambar 6. Data hasil observasi ditabelkan seperti dalam Tabel 4. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 M - 237
4 Gambar 5. Tipikal grafik beban vs lendutan hasil uji lantai doublestress skin panel dan titik-titik observasi Gambar 6. Grafik beban vs lendutan hasil uji lantai doublestress skin panel. Tabel 4. Beban dan lendutan hasil uji P p (kn) p (mm) P u (kn) u (mm) r (mm) u r M M M P P P D D D ANALISIS DAN DISKUSI Dari data beban dan lendutan pada saat batas elastis/proporsional hasil percobaan dalam Tabel 4 dapat dicari besarnya (EI) e dari persamaan (2), hasilnya seperti pada Tabel 5.Secara teoritis besarnya (EI) e dapat dihitung dari masing-masing komponen penampang dengan modulus elastisitas dan luasan yang berbeda dengan persamaan (3) seperti di bawah ini, M Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013
5 (3) Dengan (EI) e = kekakuan lantai efektif (N.mm 2 ) E i = modulus elastisitas komponen i (N/mm 2 ) I i = momen inersia pribadi komponen i (mm 4 ) k = faktor koreksi kekakuan A i = Luasan ke i dari masing-masing komponen stringer dan panel (mm 2 ) a i = jarak titik berat luasan ke-i masing-masing komponen stringer dan panel ke garis netral (mm) n = jumlah komponen/luasan Dengan asumsi modulus elastisitas untuk masing-masing komponen adalah nilai rata-rata dari uji material dalam Tabel 1, dan garis netral dihitung berdasarkan penampang transformasi, maka dapat dihitung dari persamaan (2) dan (3) besarnya nilai k, seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai kekakuan efektif (EI) e dan faktor koreksi (k) P p (kn) p (mm) EI (Nmm 2 ) k M M M P P P D D D Dari hasil uji eksperimental terlihat momen pada saat beban proporsional lebih besar dibandingkan momen pada saat syarat lendutan ijin. Dalam hal ini syarat lendutan ijin atau kekakuan lebih menentukan. Konversi beban terpusat terhadap beban merata dapat kemudian dilakukan dengan menggunakan syarat lendutan ijin untuk bentang lantai yang lebih besar, dengan demikian besarnya momen akan lebih kecil dari momen pada batas proporsional. Hasil konversi terhadap beban merata adalah seperti Tabel 6 dan grafik pada Gambar 7, sebagai berikut: L Tabel 6. Konversi beban merata q (kpa) Benda Uji (mm) M12-12 M16-12 M18-12 P12-12 P16-12 P18-12 D12-12 D16-12 D Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa sampai dengan panjang bentang 1600 mm lantai double stress skin panelini dapat menerima beban merata sebesar sekitar 4,37 kpa, atau untuk panjang bentang 2000 mm dapat menerima beban merata sebesar sekitar 2,25 kpa. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 M - 239
6 5. KESIMPULAN Gambar 7. Grafik hasil konversi panjang bentang vs beban merata. Secara teoritis untuk perhitungan momen inersia penampang dapat menggunakan faktor k sebesar 0,20-0,30. Penggunaan perekat PvAc memberikan hasil yang baik dan pengerjaannya cukup mudah untuk merekatkan antara panel dan stringer. Dengan ukuran penampang yang sama, konversi terhadap beban merata dapat dihasilkan dengan mudah menggunakan grafik konversi yang tersedia. Lantai double stress skin panel ini mempunyai daktilitas yang cukup besar antara 2,43 4,82. Mutu panel plywood yang lebih baik akan meningkatkan kekuatan panel karena kegagalan yang terjadi dalam penelitian ini lebih dominan pada kegagalan akibat lentur pada plywood. DAFTAR PUSTAKA American Society for Testing and Materials.(2008). Annual Book of ASTM Standards volume Baltimore, U.S.A APA Engineered Wood Association. (1990). Plywood Design Specification Supplement 3: Design and Fabrication of Plywood Stressed-Skin Panels. New York. Hafnika, F. (2013).Uji Eksperimental Kekakuan dan Kuat Lentur Double Stress Skin Panel dengan Perekat PvAc. Skripsi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Juni Tjondro, J.A., Widarda, D.R., and Dharma, L.E. (2011a) The Flexural Strength and Rigidity of Composite Plywood-Meranti Stress Skin Panel.The 3 rd International Conference of European Asian Civil Engineering Forum,Jogjakarta, September Tjondro, J.A. andpaath, J.R. ( 2011b). The Flexural Strength and Stiffness of Composite Plywood-Bamboo Stress Skin Panel.The 3 rd International Symposium of IWoRS, Jogjakarta, 3-4 November Tjondro, J.A. and Raharja, N The flexural strength and rigidity of composite plywood-renghas double stress skin panel floor. The 4 th International Symposium of Indonesian Wood Research Society.Makassar, 7-8 November 2012 Ozelton, E.C. and Baird, J.A. (2006).Timber Designers Manual, 3 rd ed. Blackwell Publishing. M Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013
KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)
KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M) Johannes Adhijoso Tjondro 1 dan Benny Kusumo 2 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan,
Lebih terperinciKUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M)
KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M) Johannes Adhijoso Tjondro 1, Altho Sagara 2 dan Stephanus Marco 2 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR
STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR Rizfan Hermanto 1* 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciKUAT LENTUR DAN RIGIDITAS BALOK DAN LANTAI PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT
Perjanjian No: III/LPPM/2013-03/20-P KUAT LENTUR DAN RIGIDITAS BALOK DAN LANTAI PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT Disusun Oleh: Dr. Johannes Adhijoso Tjondro Sandra Natalia - 2009410074 Benny Kusumo
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PERILAKU MEKANIS PAPAN KAYU LAMINASI SILANG Experimental Study on Mechanical Behaviour of Cross_Laminated Timber
Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 111 Vol. 3, No. 2 : 111-12, September 216 STUDI EKSPERIMEN PERILAKU MEKANIS PAPAN KAYU LAMINASI SILANG Experimental Study on Mechanical Behaviour of Cross_Laminated Timber
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian 2
DAFTAR ISI Halaman Judul * Halaman Pengesahan Prakata Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran Daftar Notasi Abstraksi n 1U v V1U x,-x1 xn X1V BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DAN RIGIDITAS RANGKA BATANG PAPAN KAYU
Hibah Dosen Muda LAPORAN AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DAN RIGIDITAS RANGKA BATANG PAPAN KAYU Oleh: Altho Sagara S.T., M.T. Sisi Nova Rizkiani S.T. Husain Abdurrahman Shiddiq Pembina: Dr. Johannes
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU LENTUR PANEL LANTAI PLYWOOD MERANTI OSB PINUS
SKRIPSI STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU LENTUR PANEL LANTAI PLYWOOD MERANTI OSB PINUS CH OLUAN VINSENSIA NPM : 2013410122 PEMBIMBING : Prof. Bambang Suryoatmono, Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciSpektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016
Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 133 Vol. 3, No. 2 : 133-143, September 2016 ANALISIS PENGGUNAAN PASAK SEBAGAI PENGGANTI LEM PADA STRUKTUR KAYU LAMINASI SILANG (CLT) Analysis of using Dowel Fastener as Replacement
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK
VOLUME 12 NO. 2, OKTOBER 2016 PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU Fengky Satria Yoresta 1, Muhammad Irsyad Sidiq 2 ABSTRAK Tulangan besi
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM I PRATEKAN
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM I PRATEKAN Anita Wijaya 1 1 Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ABSTRAK Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham A. DATA BAHAN STRUKTUR PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) Kuat tekan beton, f c ' = 20 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, f y = 240
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Berdasarkan SNI 03 1974 1990 kuat tekan beton merupakan besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 memberikan pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU
PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU Agustin Dita Lestari *1, Sri Murni Dewi 2, Wisnumurti 2 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT LELEH LENTUR (F yb ) BAUT
Volume 12, No. 2, April 2013: 98 103 PENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT LELEH LENTUR (F yb ) BAUT Yosafat Aji Pranata, Bambang Suryoatmono, Johannes Adhijoso Tjondro Jurusan Teknik Sipil, F.T. Universitas Kristen
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR
STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR Rizfan Hermanto 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan Pascasarjana, Bandung ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH MODIFIKASI TULANGAN BAMBU GOMBONG TERHADAP KUAT CABUT BAMBU PADA BETON (198S)
PENGARUH MODIFIKASI TULANGAN BAMBU GOMBONG TERHADAP KUAT CABUT BAMBU PADA BETON (198S) Herry Suryadi 1, Matius Tri Agung 2, dan Eigya Bassita Bangun 2 1 Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciSKRIPSI STUDI NUMERIKAL DAN EKSPERIMENTAL RANGKA BATANG KAYU MENGGUNAKAN HUBUNGAN PELAT BUHUL PLYWOOD DENGAN PENGENCANG SEKRUP KUNCI
SKRIPSI STUDI NUMERIKAL DAN EKSPERIMENTAL RANGKA BATANG KAYU MENGGUNAKAN HUBUNGAN PELAT BUHUL PLYWOOD DENGAN PENGENCANG SEKRUP KUNCI KIRANA PRAMESHWARI NPM : 2012410165 PEMBIMBING : Dr. Johannes Adhijoso
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM BERPENAMPANG I PRATEKAN
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM BERPENAMPANG I PRATEKAN Anita Wijaya Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kayu merupakan material struktural dan banyak disediakan oleh alam dan diminati di beberapa daerah di Indonesia. Material utama pada bangunan tradisional Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Lentur Balok Mac. Gregor (1997) mengatakan tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka pada
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3 Martha Rebekka Lubis NRP : 0221106 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM
PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Lutfi Pakusadewo, Wisnumurti, Ari Wibowo Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan infrastruktur saat ini semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya material yang digunakan dalam
Lebih terperinciMetode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu
Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur 1 Ruang lingkup bangunan berbasis kayu Metode pengujian ini menyediakan penurunan sifat lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur bangunan
Lebih terperinciMECHANICAL PROPERTIES OF CONCRETE USING COARSE AND FINE RECYCLED CONCRETE AGGREGATES Buen Sian 1, Johannes Adhijoso Tjondro 1 and Sisi Nova Rizkiani 2 1 Department of Civil Engineering, Parahyangan Catholic
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)
STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER) Fikri Alami 1, Ratna Widyawati 2 Abstrak Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan material yang sangat
Lebih terperinciPERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)
PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S) Yanuar Haryanto 1, Nanang Gunawan Wariyatno 2 dan Gathot Heri Sudibyo 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciPerilaku Sambungan Komposit kayu-beton dengan Alat Sambung Sekrup Kunci terhadap Beban Lateral
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Perilaku Sambungan Komposit kayu-beton dengan Alat Sambung Sekrup Kunci terhadap Beban Lateral Efa Suriani Staf pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Arsitektur Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)
PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) Anggun Tri Atmajayanti 1, Iman Satyarno 2, Ashar Saputra 3 1 Program Studi
Lebih terperinciKapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016 Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm Agus Setiya Budi E-mail: asb.asb09@yahoo.co.id Endang Rismunarsi E-mail: rismunarsi@yahoo.co.id
Lebih terperinciKAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beban Lalu Lintas Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan gaya tekan pada sumbu kendaraan. Gaya tekan sumbu selanjutnya disalurkan ke permukaan perkerasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan selain dari pada aspek keamanan. Untuk mempertahankan aspek tersebut maka perlu adanya solusi
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai
Lebih terperinciPERILAKU ELEMEN BETON SANDWICH TERHADAP PENGUJIAN GESER MURNI (036S)
PERILAKU ELEMEN BETON SANDWICH TERHADAP PENGUJIAN GESER MURNI (6S) Firdaus Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Bina Darma, Palembang Email: firdaus@mail.binadarma.ac.i, firdaus.dr@gmail.com
Lebih terperinciPEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON
PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Bambu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai sifat mekanik yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.
Lebih terperinciLAPORAN TAHUN 2011 JUDUL PENELITIAN: BALOK DAN KOLOM PAPAN KAYU LAMINASI- PAKU. Ketua Tim Peneliti: Dr. Ir. Johannes Adhijoso Tjondro, M.Eng.
TEKNIK SIPIL LAPORAN TAHUN 11 JUDUL PENELITIAN: BALOK DAN KOLOM PAPAN KAYU LAMINASI- PAKU Ketua Tim Peneliti: Dr. Ir. Johannes Adhijoso Tjondro, M.Eng. LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinci8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.
KATA HANTAR Puji dan syukur yang melimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta kasih, berkat, bimbingan, rahmat, penyertaan dan perlindungan-nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lebih terperinci3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!
DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN... ii LEMBAR PLAGIASI...iii ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR NOTASI...xvi BAB I PENDAHULUAN... Error!
Lebih terperinciPENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak
PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON oleh : Gita Novitasari 1, Titik Penta Artiningsih 2, Wiratna Tri Nugraha 3 Abstrak Balok adalah elemen beton yang dominan menerima beban
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak
KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty Abstrak Beton mempunyai kekurangan yang cukup signifikan, yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah. Penambahan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL GESER BLOK PADA BATANG TARIK KAYU INDONESIA
STUDI EKSPERIMENTAL GESER BLOK PADA BATANG TARIK KAYU INDONESIA Nessa Valiantine Diredja, Bambang Suryoatmono Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Merdeka no.30, Bandung, 40117 e-mail:
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinci) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA
ABSTRAK STUDI ANALISIS KINERJA BANGUNAN 2 LANTAI DAN 4 LANTAI DARI KAYU GLULAM BANGKIRAI TERHADAP BEBAN SEISMIC DENGAN ANALISIS STATIC NON LINEAR (STATIC PUSHOVER ANALYSIS) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY Abdul Rochman 1, Warsono 2 1 Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG
ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG Bobly Sadrach NRP : 9621081 NIRM : 41077011960360 Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y
DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI 03-2847-2002 ps. 12.2.7.3 f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan BAB III A cv A tr b w d d b adalah luas bruto penampang beton yang
Lebih terperinciSTRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT
STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT WORKSHOP/PELATIHAN - 2015 Sebuah jembatan komposit dengan perletakan sederhana, mutu beton, K-300, panjang bentang, L = 12 meter. Tebal lantai beton hc = 20 cm, jarak antara
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciANALISA DAN EKSPERIMENTAL KOMPOSIT KAYU KELAS MUTU TINGGI LANTAI BETON SECARA ELASTIS DAN ULTIMATE
ANALISA DAN EKSPERIMENTAL KOMPOSIT KAYU KELAS MUTU TINGGI LANTAI BETON SECARA ELASTIS DAN ULTIMATE TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil Oleh : RILLY
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mutu Kekakuan Lamina BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan lamina diawali dengan melakukan penentuan mutu pada tiap ketebalan lamina menggunakan uji non destructive test. Data hasil pengujian NDT
Lebih terperinciTegangan Dalam Balok
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS Tegangan Dalam Balok Pertemuan 9, 0, TIU : Mahasiswa dapat menghitung tegangan yang timbul pada elemen balok akibat momen lentur, gaya normal, gaya
Lebih terperinciPerilaku Elastik Beban-Defleksi Balok Kayu Laminasi pada Pengujian Lentur (Elastic Load-Deflection Behavior of Timber Laminated Beam on Flexural Test)
Perilaku Elastik Beban-Defleksi Balok Kayu Laminasi pada Pengujian Lentur (Elastic Load-Deflection Behavior of Timber Laminated Beam on Flexural Test) Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR
TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR Laksmi Irianti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kuat geser dan kuat lentur balok
Lebih terperinciAnalisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1, November 2011 21 Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana Hery Suroso & Aris widodo Jurusan
Lebih terperinciTahanan Lateral Bambu Laminasi dengan Konektor Pelat Disisipkan Menggunakan Sambungan Baut
Tahanan Lateral Bambu Laminasi dengan Konektor Pelat Disisipkan Menggunakan Sambungan Baut Tahanan Lateral Bambu Laminasi dengan Konektor Pelat Disisipkan Menggunakan Sambungan Baut I G.L.B. Eratodi* 1,
Lebih terperinciBab II STUDI PUSTAKA
Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER BALOK TERLENTUR DENGAN TULANGAN BAMBU GOMBONG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER BALOK TERLENTUR DENGAN TULANGAN BAMBU GOMBONG Herry Suryadi 1, Adhijoso Tjondro 2 dan Jeffrey Mario
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciPd M Ruang lingkup
1. Ruang lingkup 1.1 Metode ini menentukan sifat lentur potongan panel atau panel struktural yang berukuran sampai dengan (122 X 244) cm 2. Panel struktural yang digunakan meliputi kayu lapis, papan lapis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum
Lebih terperinciSTUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG
9 Vol. Thn. XV April 8 ISSN: 854-847 STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG Ruddy Kurniawan, Pebrianti Laboratorium Material dan Struktur Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAJA TERHADAP KEKUATAN BETON MUTU 60 MPa
SKRIPSI STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAJA TERHADAP KEKUATAN BETON MUTU 60 MPa JAMES SAPUTRA NPM : 2013410152 PEMBIMBING: Dr. Johannes Adhijoso Tjondro KO-PEMBIMBING: Sisi Nova Rizkiani, S.T., M.T.
Lebih terperinciBAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON
BAB IV BALOK BETON 4.1. TEORI DASAR Balok beton adalah bagian dari struktur rumah yang berfungsi untuk menompang lantai diatasnya balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-kolom. Balok dikenal
Lebih terperinciMetode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga
Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga 1 Ruang lingkup Metode pengujian ini mencakup penurunan keteguhan lentur dan modulus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan
BAB III METODOLOGI 3.1 Dasar-dasar Perancangan Struktur gedung beton komposit masih jarang digunakan pada gedunggedung bertingkat tinggi terutama di indonesia karena material ini masih tergolong baru bila
Lebih terperinciHHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)
SIFAT KEKUATAN KAYU MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331) 1 A. Sifat yang banyak dilakukan pengujian : 1. Kekuatan Lentur Statis (Static Bending Strength) Adalah kapasitas/kemampuan kayu dalam menerima beban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan intensitas gempa yang cukup tinggi. Kondisi ini mengharuskan masyarakat Indonesia menjadi lebih selektif dalam pemilihan bahan bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan infrastruktur dalam industri konstruksi pada abad ke-21 terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kecepatan informasi. Oleh karena
Lebih terperinciKata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Studi Eksperimental 4.1.1 Pendahuluan Model dari eksperimen ini diasumsikan sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu berupa balok beton bertulang untuk balkon yang
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. xxvii. A cp
A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang
Lebih terperinciPENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)
PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS) Agus Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana Teknik Sipil Disusun oleh :
Lebih terperinciLENDUTAN DAN POLA RETAK PELAT JEMBATAN BENTANG 5 METER DITINJAU DARI PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN DAN PENDEKATAN NUMERIK. Oleh: Hafiz Abdillah 4
Lendutan dan Pola Retak Pelat Jembatan dan Pendekatan Numerik 47 LENDUTAN DAN POLA RETAK PELAT JEMBATAN BENTANG 5 METER DITINJAU DARI PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN DAN PENDEKATAN NUMERIK Oleh: Hafiz Abdillah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Umumnya, pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul
Lebih terperinciPANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S)
PANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S) Paulus Karta Wijaya Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl.Ciumbuleuit 94Bandung Email: paulusk@unpar.ac.id
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).
DAFTAR NOTASI A cp Ag An Atp Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm²). Luas bruto penampang (mm²). Luas bersih penampang (mm²). Luas penampang tiang pancang (mm²). Al Luas total tulangan
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan suatu kombinasi antara beton dan baja tulangan. Beton bertulang merupakan material yang kuat
Lebih terperinci