BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY
|
|
- Johan Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY 5.1 Umum Untuk menentukan jangkauan pengembangan jaringan di Niamey, sebuah model dari jaringan eksisting dibuat. Model ini berfungsi untuk menganalisis lokasi optimum untuk menghubungkan jaringan baru (wilayah pengembangan) dengan jaringan eksisting. Selain itu, model ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang terjadi pada jaringan eksisting dan digunakan untuk mendesain penyelesaian masalah-masalah tersebut. Untuk menciptakan model jaringan eksisting tersebut, data-data yang berkaitan dengan sistem distribusi air di Niamey seperti Peta [GKW, 2001] dan Laporan Teknis [IBG, Julliet 2001] mengenai instalasi digunakan sebagi sumber dengan menggunakan piranti lunak EPANET. 5.2 Deskripsi Model Model EPANET merupakan model hidrolis dari suatu jaringan penyaluran air yang terdiri dari nodes dan links. Model ini menampilkan perhitungan tekanan semi stasioner dan laju aliran pada komponen-komponen jaringan berdasarkan konsumsi air dan aktivitas pompa pada setiap satuan waktu. Hasil perhitungan tekanan dan sisa head ditampilkan pada setiap nodes. Umumnya, nodes adalah lokasi dimana sambungan antar pipa berada, bisa terdapat pada reservoir, dan lokasi-lokasi dimana terdapat penggunaan air. Sedangkan links umumnya berupa pipa yang menyambungkan tiap nodes. Hasil perhitungan kehilangan tekan yang terjadi pada pipa ditampilkan pada setiap pipa berdasarkan debit, diameter pipa dan kekasaran pipa. Muhammad Taufik V-1
2 Model yang dibuat memuat data-data sebagai berikut : - koordinat dan ketinggian tiap nodes; - karakteristik pipa; - pompa dan kurva pompa; - reservoir atau menara air; - kebutuhan air. Koordinat dari setiap nodes ditentukan berdasarkan gambar jaringan (Gambar 3-3) yang diserahkan oleh SEEN selama kunjungan lapangan pertama ke Niger pada Februari Untuk ketinggian masing-masing nodes didapat dari peta GIS Niamey. Diameter dan panjang pipa diketahui dari gambar jaringan yang sama dari SEEN. Dari gambar jaringan tersebut panjang pipa dapat diukur. Material pipa yang terpasang juga diindikasikan oleh gambar tersebut Pemodelan Kebutuhan Air Pemodelan debit harian menuju tiap area didasarkan pada data hasil pengukuran debit di tiap jalur pipa distribusi utama di tiap daerah yang dilakukan selama kunjungan kedua ke Niger. Hasil dari pengukuran tersebut diringkas di dalam Tabel 5-1. Pipa transmisi dari IPAM Yantala selain berfungsi sebagai pipa transmisi, pipapipa ini juga berfungsi sebagai pipa distribusi. Oleh sebab itu, pengukuran kebutuhan air tidak bisa dilakukan spesifik untuk tiap daerah. Pengukuran penggunaan air didasarkan berdasarkan area tiap menara air yang terbangun di Niamey. Oleh karena pemodelan untuk kebutuhan air ditempatkan pada tiap-tiap menara air yang ada, terkecuali menara air no 2 dan reservoir no 7. Menara air nomor 2 berfungsi sebagai menara air pelengkap untuk memodelkan kebutuhan air di sepanjang pipa distribusi utama. Reservoir 7 bertindak sebagai pemasok menara air nomor 3 dan 6, oleh karena itu tidak terdapat kebutuhan air pada R7. Muhammad Taufik V-2
3 5.2.2 Pemodelan Stasiun Pompa Tabel 5-1. Konsumsi air terukur (Canevas, 2006) Area Jumlah Terukur (m 3 /hari) R R R R R R R R Kapasitas pemompaan dari suatu pompa ditentukan melalui kecepatan pemompaaan dan besarnya tekanan yang diaplikasikan pada saat pompa bekerja. Setiap pompa memiliki karakteristik kurva pompa yang spesifik, dimana kurva tersebut menunjukan besarnya air yang dapat dipompa pada setiap variasi tekanan yang diaplikasikan. Bentuk dari kurva pompa sangat penting dalam memilih pompa untuk mensuplai air dengan debit dan tekanan yang spesifik. Tidak terdapat data yang lengkap mengenai bentuk kurva pompa untuk setiap pompa yang terpasang di jaringan kota Niamey. Kurva pompa yang tersedia adalah kurva pompa yang didapat dari katalog pompa tersebut, bukan kurva pompa yang didapat melalui Factory Acceptance Test dari pompa tersebut. Bentuk dari kurva pompa yang digunakan di Niamey ditampilkan pada gambar Kurva Pompa Debit Pompa (m3/jam) Kurva Pompa Head Pompa (m) Gambar 5-1. Kurva Pompa Tipikal Niamey Muhammad Taufik V-3
4 Variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja pompa namun tidak terukur adalah: - Level muka air di reservoir air bersih di stasiun pompa - Kecepatan putaran pompa - Umur pompa Untuk mendapatkan bentuk kurva pompa yang sesuai, bentuk kurva pompa yang tersedia digunakan untuk memodelkan kurva pompa untuk pompa-pompa lain. Jadwal operasi tiap pompa ditentukan melalui pola tiap pompa bekerja. Setiap pompa yang terpasang memiliki pola operasi yang spesifik Goudel Stasiun pompa Goudel memiliki 9 pompa yang menyalurkan air menuju tiga menara air (R 9, R 10 dan R 8). Setiap menara air dipasok air oleh tiga pompa dengan kurva pompa yang identik Yantala Stasiun pompa Yantala dimodelkan dengan empat pompa yang menyalurkan air melalui jalur pipa Rehabilitation dan dua pompa yang menyalurkan air melalui jalur pipa Japonnaise. Kedua jalur ini terhubung didekat stasiun pompa Yantala dan lokasinya dinamakan noeud 300. Konektivitas jaringan pada daerah ini cukup rumit, dan telah didiskusikan secara intensif selama kunjungan lapangan. Konektivitas pipa pada lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 5-2. Muhammad Taufik V-4
5 : Refoulement Direct : Refoulement Distributif : Pipa Distribusi Gambar 5-2. Konektivitas pada Noeud Grand Marché Stasiun pompa Grand Marché dimodelkan dengan empat pompa. Stasiun pompa ini menyalurkan air dari ground reservoir R7 menuju menara air R6 dan R3. Dua pompa dengan kurva pompa yang identik terpasang untuk menyalurkan air menuju R6, dan satu pompa terpasang menyalurkan air menuju R Pemodelan Pipa Distribusi Utama Jaringan pipa untuk penyediaan air di kota Niamey sudah sering ditingkatkan jangkauannya namun pengembangannya tidak tersusun secara baik. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua macam jaringan pipa di Niamey, refoulement distributif dan refoulement direct Refoulement Direct Terdapat tiga jalur pipa distribusi langsung (refoulement direct) pada jaringan distribusi utama kota Niamey, yaitu dari Goudel menuju menara air nomor 10, dari Yantala menuju menara air nomor 11 dan dari Ground Reservoir nomor 7 menuju menara air nomor 6. Semua jalur tersebut menggunakan pipa dengan diameter 500 mm. Muhammad Taufik V-5
6 Refoulement Distributif Pipa distributif ini selain menyuplai air dari Goudel dan Yantala menuju menara air yang tersisa, juga mendistribusikan air di sepanjang perjalanan menuju menaramenara air tujuan pipa tersebut. Diameter pipa yang digunakan untuk mendisribusikan air untuk jalur-jalur tersebut bervariasi, dari diameter 300 mm hingga 500 mm. Sistem distribusi yang terhubung dengan IPAM Yantala dan sistem yang terhubung dengan IPAM Goudel tidak saling terhubung. Kedua sistem terpisahkan oleh sebuah valve dalam kondisi tertutup di lokasi yang dinamakan noeud 300 oleh SEEN. Dikarenakan tingginya tekanan air dari jaringan yang terhubung dengan IPAM Goudel, kedua sistem tidak memungkinkan untuk disambungkan dalam operasional sehari-hari Pemodelan Valve Jenis dari valve yang digunakan selama pemodelan jaringan adalah jenis PRV (Pressure Reduction Valve). Valve jenis ini membatasi besarnya tekanan pada sebuah pipa yang berada di jaringan. Dalam pemodelan dengan menggunakan EPANET, terdapat tiga macam kondisi valve jenis PRV ini dapat terpasang, yaitu : Terbuka sebagian Terbuka seluruhnya Tertutup Didekat menara air nomor 11 terpasang sebuah valve yang beroperasi berdasarkan ketinggian muka air di dalam menara air nomor 11 ini. Valve ini dimodelkan dengan suatu perintah kendali dimana valve akan terbuka apabila menara air nomor 11 hampir kosong dan sebaliknya. Hal ini dilakukan berhubung dengan lokasi menara air nomor 11 yang sangat rendah dapat menyebabkan air yang ada di jaringan kota mengalir menuju menara air ini Pemodelan Menara Air Air minum disalurkan menuju sepuluh buah menara air yang tersebar di seluruh kota seperti pada gambar 5-4. Menara-menara air tersebut dinomori dengan huruf R Muhammad Taufik V-6
7 dan diikuti oleh sebuah angka. Menara air R1 adalah menara air tertua, menara air R10 dan R11 merupakan menara air yang terakhir dibangun. Seluruh menara air dibangun dengan ketinggian beberapa meter dari permukaan tanah, terkecuali menara air R7, dimana menara air ini berperan sebagai ground reservoir. R7 merupakan reservoar berbentuk kotak yang terletak di tanah dan memompa air menuju R3 dan R6. Lokasi dari menara-menara air tersebut terdapat pada Gambar 5-3. Pada menara air, pipa pemasok dan pipa distribusi terhubung. Saat jam-jam tertentu dimana kebutuhan air kecil, sebagian dari air yang ada mengisi tangki menara air, dan sebaliknya saat kebutuhan air tinggi, tangki menara air menyalurkan airnya menuju daerah pelayanan bersama air yang didistribusikan langsung dari stasiun pompa. Kondisi ini tidak berlaku untuk R11 dikarenakan lokasinya yang sangat rendah, sehingga sebuah valve kendali harus dipasang. Gambar 5-3 dibawah menampilkan perbedaan skema koneksi menara air yang terbangun di Niamey. Control valve Koneksi menara air normal Koneksi menara air R 11 Gambar 5-3. Interkoneksi menara air Muhammad Taufik V-7
8 N Gambar 5-4. Layout jaringan dan lokasi menara air (IBG,2001) Menara air yang ada di Niamey dipasok air oleh kedua stasiun pompa, pembagian sistem penyaluran air menuju sepuluh menara air tersebut disajikan pada tabel 5-2. Tabel 5-2. Daftar menara air di Niamey Menara Air Sistem Transport Volume (m 3 ) Elevasi tanah (m) Ketinggian (m) R 1 Yantala R 2 Yantala 1, R 3 Yantala 1, R 5 Yantala 2, R 6 Yantala R 7 Yantala 1, R 8 Goudel 1, R 9 Goudel 3, R 10 Goudel 4, R 11 Yantala 4, Total 18,300 Kapasitas penyimpanan tidak terbagi rata antara sistem Goudel dan Yantala. Yantala: 10,100 m 3, jumlah ini merupakan 34% dari kapasitas produksi total Yantala; Goudel: 8,200 m 3, jumlah ini merupakan 16% dari kapasitas produksi total Goudel. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa penambahan kapasitas jaringan dapat dilakukan dari instalasi pemompaan Goudel. Muhammad Taufik V-8
9 5.2.6 Metode Perhitungan Gambar 5-6. Menara air R 10 EPANET akan menghitung besarnya kehilangan tekan berdasarkan diameter pipa, debit dan koefisien kekasaran pipa. Pada analisa jaringan ini digunakan persamaan Hazen-William untuk menghitung besarnya kehilangan tekan yang terjadi. Koefisien kekasaran pipa bermacam-macam nilainya tergantung jenis material dan umur pipa. Terutama untuk pipa baja dan cast iron dimana kekasarannya akan berubah cepat sejalan umur operasi pipa tersebut karena korosi. Tabel 5-3. Koefisien kekasaran pipa yang digunakan dalam model jaringan ditampilkan pada Tabel 5-3. Koefisien kekasaran Hazen-Williams untuk pipa baru (Dieter,1999) Material Kekasaran Pipa Cast Iron (DCIP) Concrete or Concrete Lined Galvanized Iron 120 Plastic Steel Vitrified Clay 110 Muhammad Taufik V-9
10 5.3 Kalibrasi Model Model jaringan yang dibuat harus merepresentasikan kondisi nyata jaringan distribusi Niamey di lapangan. Tekanan dan debit aliran pada beberapa lokasi di Niamey seperti pada gambar 5-7 telah diukur di lapangan selama kunjungan ke Niger. Hasil pengukuran di lapangan dibandingkan dengan hasil pengukuran pada titik yang sama pada model jaringan. Model jaringan dinyatakan terkalibrasi apabila hanya terdapat sedikit perbedaan antara model dengan hasil pengukuran di lapangan Metodologi Kalibrasi Untuk mengkalibrasi model jaringan yang telah dibuat, selama kunjungan ke Niamey data mengenai besarnya tekanan dan debit setiap stasiun pompa setiap jam didapat melalui pengukuran dengan menggunakan pressure meter dan flow meter. Selain pada setiap stasiun pompa, pengukuran tekanan setiap jam juga dilakukan di dekat seluruh menara air seperti tampak pada Gambar 5-7. Data mengenai tinggi muka air tiap jam di menara-menara air dan pola operasional tiap pompa juga dikumpulkan selama kunjungan ke Niamey. Hasil pengukuran debit dan tekanan dari kedua jaringan terdapat pada lampiran A. R-10 Goudel R-8 R-9 Yantala Gambar 5-7. Lokasi pengukuran tekanan dan debit Muhammad Taufik V-10
11 Untuk selang waktu satu jam selama sehari, tekanan dan debit yang dihitung oleh EPANET dibandingkan dengan tekanan dan debit yang terukur di lapangan. Apabila terjadi perbedaan, model jaringan akan dioptimasikan dengan cara merubah sedikit parameter yang ada dalam model. Parameter yang diubah selama pengkalibrasian model adalah koefisien kekasaran pipa. Perhitungan awal dilakukan dengan menggunakan nilai kekasaran pipa untuk pipa baru, yaitu sebesar 150. Besarnya koefisien kekasaran pipa ini disesuaikan untuk setiap sub-sistem jaringan sampai terjadi kecocokan antara data terukur dengan data keluaran model. Hasil kalibrasi ditampilkan pada grafik-grafik yang terdapat di lampiran A. Beberapa grafik mengindikasikan sedikit perbedaan antara hasil pengukuran dengan hasil pemodelan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: Interkoneksi jaringan yang tidak diketahui dan tidak termodelkan; Pengaturan bukaan valve yang berbeda dengan yang diasumsikan; Kesalahan lokasi pengukuran di lapangan; Perbedaan diantara kurva pompa yang digunakan dengan kurva pompa yang dipakai di lapangan; Perbedaan pola pengoperasian pompa antara yang dilaporkan dengan yang sesungguhnya dilapangan; Perbedaan kebutuhan air yang dimodelkan dengan kebutuhan air sesungguhnya di lapangan Hasil Kalibrasi Jaringan Yantala Untuk jaringan distribusi sistem Yantala, kalibrasi dari dua sub-sistem jaringan yaitu Japonnaise dan Rehabilitation dilakukan secara bersamaan dikarenakan kedua subsistem tersambung. Menara air R11 mempengaruhi kestabilan jaringan Yantala karena kapasitasnya yang besar dan elevasinya yang rendah dibandingkan menara air yang lainnya. Hasil kalibrasi membuktikan bahwa pemodelan valve di jaringan (terbuka penuh ketika R11 kosong dan tertutup rapat ketika R11 penuh) memberikan hasil yang baik. Muhammad Taufik V-11
12 Selama pengkalibrasian, optimasi telah dilakukan dengan menyesuaikan kekasaran pipa dari pipa-pipa yang mengalirkan air menuju R1, R2, R7 dan R Jaringan Goudel Kalibrasi jaringan Goudel dilakukan secara terpisah untuk setiap sub-sistem yang ada, Goudel R8, Goudel R9 dan Goudel R10. Selama pengkalibrasian, koefisien kekasaran pipa disesuaikan hingga mencapai hasil yang memuaskan. Berikut adalah koefisien kekasaran yang digunakan untuk masing-masing sub-sistem: - R8: C = R9: C = R10: C = 135 Dari hasil kalibrasi, disimpulkan bahwa hasil pemodelan memberikan hasil yang cukup sesuai dengan pengukuran di lapangan. Perbedaan terbesar muncul di lokasi dekat menara air R8. Selama kunjungan ke Niamey, fluktuasi tekanan yang besar (0.5 1 bar) terjadi di dekat lokasi R8. Hal ini dapat disebabkan oleh penyadapan air ilegal yang dilakukan di dekat lokasi pengukuran Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa model hidrolis yang diciptakan sudah cukup akurat untuk desain pengembangan jaringan. Perbedaan keseluruhan antara tekanan atau debit terukur dengan tekanan atau debit model kurang dari 10%. Karena wilayah pengembangan yang baru akan disambungkan dari stasiun pompa Goudel, perbedaan besar antara model dan pengukuran yang muncul di sub-sistem Rehabilitation tidak terlalu mempengaruhi analisa selanjutnya. Muhammad Taufik V-12
BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 3.1 Umum Keberadaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi adalah prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan suatu komunitas.
Lebih terperinciBAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY
BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY 7.1 Umum Perhitungan rinci perencanaan sistem distribusi air bersih utama wilayah pengembangan kota Niamey mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii
ABSTRAK Suplai air bersih di Kota Tebing Tinggi dilayani oleh PDAM Tirta Bulian. Namun penambahan jumlah konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jaringan, penyediaan dan pelayanan air
Lebih terperinciINFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PEMILIHAN ALTERNATIF JARINGAN DISTRIBUSI UTAMA (JDU) UNTUK PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL DI KABUPATEN SUMEDANG, KABUPATEN MAJALENGKA, KABUPATEN CIREBON DAN KOTA CIREBON
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA
BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA Kondisi air pada jaringan distribusi terbagi menjadi dua parameter penting, yaitu berkaitan dengan kualitasnya dan kondisi hidrolisnya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu dalam melakukan aktivitas dan menopang kehidupannya.
Lebih terperinciDesain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1
8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU Pada jaringan distribusi air bersih pipa merupakan komponen yang paling utama, pipa berfungsi untuk mengalirkan sarana air dari suatu titik simpul ke titik simpul yang
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2013
PEMANFAATAN SIG UNTUK MONITORING KEBOCORAN JARINGAN PIPA PDAM DI KABUPATEN DEMAK Rr. Yossia Herlin A. 1), Arief Laila N. S.T.,M.Eng 2), Ir. Sutomo Kahar, M.Si 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Fachruddin Mokoginta Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA Kegiatan perencanaan merupakan hal dasar dalam menentukan sistem distribusi air bersih. Menurut Dharmasetiawan (2004), kegiatan perencanaan terdiri
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO Mohamad Oktora Yassin Lingkan Kawet, Fuad Halim, M. I. Jasin Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA Priskila Perez Mosesa Liany A. Hendratta, Tiny Mananoma Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON Brian Victori Langi Isri R. Mangangka, Sukarno Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET
STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET Tria Amiarsa NRP : 0521049 Pembimbing : Ir. Kanjalia Rusli, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY
BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY 4.1 Umum Rencana pengembangan jaringan distribusi utama akan direalisasikan sesuai dengan rencana pengembangan Kota Niamey
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH Cristiandi Richardo Mampuk Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI
PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI Fenny Nelwan E. M. Wuisan, L. Tanudjaja Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: nelwanfenny@ymail.com ABSTRAK Air
Lebih terperinciBAB VI PERHITUNGAN RINCI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
BAB VI PERHITUNGAN RINCI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 6.1 Umum Perencanaan suatu sistem distribusi air bersih meliputi : 1. perhitungan kebutuhan air bersih di daerah perencanaan 2. perhitungan
Lebih terperinciPenyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1
Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1 Oleh Gede H. Cahyana 2 Adakah peran PDAM dalam penyediaan air minum di dalam gedung? Sebagai sebuah sistem, penyediaan air minum di dalam gedung memang bukanlah tanggung
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO Ismail Abdul Hamid Lingkan Kawet, Alex Binilang, M. I. Jasin Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS
PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS Figih Cicilia Mokoginta I. R. Mangangka Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email : Cicilia_mokoginta@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH
PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH Ridwan Naway F. Halim, M. I. Jasin, L. Kawet Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: Ridwannaway@ymail.com ABSTRAK Kawasan Perumahan
Lebih terperinciKata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet
ABSTRAK Peningkatan kebutuhan air di wilayah Kabupaten Badung terutama Kecamatan Kuta dan Kota Denpasar terutama Kecamatan Denpasar Barat disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang pesat. Sehingga
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciPelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD
Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih. Kategori kegiatan perencanaan untuk system distribusi air bersih/minum menurut Martin,D., (2004) ada dua kategori yaitu: 1. Perencanaan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Umum Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk
Lebih terperinciPerencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Jawa Timur Oleh : Muhammad Ali Abdur Rosyid *) dan Indah Nurhayati **) Abstrak Cakupan pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGERJAAN
BAB III METODOLOGI PENGERJAAN Tugas akhir ini merupakan pengembangan dari tugas akhir dari Rahmat Satria Dewangga yang berjudul Pemodelan Jaringan dan Sistem Distribusi Air Minum pada Pipa Primer dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciPendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM
Tugas Akhir Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi unit 1 PDAM Gresik Stephanus Kristianto 3306100010 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciEVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY, NIGER
No: 12230/0708/D/2008 EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY, NIGER TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Oleh : Muhammad Taufik
Lebih terperinciAnalisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM 5.1. Umum Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air minum ada dua kategori yaitu : Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak terbesar di Indonesia. PT. CPI memperhatikan kebutuhan masyarakatyang tinggal di lingkungan PT.
Lebih terperinciANALISA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 DISUSUN OLEH : ANDRY SUDIRMAN D 111 07 049 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO
ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO Fandy Rayyan Dasir Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciCara Menentukan Diameter Pipa
Cara Menentukan Diameter Pipa Beberapa Metode Perhitungan Contoh-contoh kasus Perhitungan (Dalam Perpipaan Transmisi Dan Distribusi)? Ukuran Pipa dan Pengaruh (Hidrolis Hidrolis) Pada Sistem 1 Metode Menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih adalah kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Air merupakan kebutuhan mendasar untuk menyokong metabolisme tubuh. Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas
Lebih terperinciOleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM DI PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Oleh : Made Bayu Yudha Prawira (3306100034) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko
Lebih terperinciSKRIPSI PERENCANAAN SISTEM AIR BERSIH DESA BELANTIH DENGAN IMPLEMENTASI POMPA HIDRAM
SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM AIR BERSIH DESA BELANTIH DENGAN IMPLEMENTASI POMPA HIDRAM Oleh : I MADE WHIDI ARTHA NIM : 0804305051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciRESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD
RESERVOAR SLIDE 06 TPAM Yuniati, PhD Peraturan Pemerintah no 15/2006 Pasal 5 ayat 1: SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. Pasal 5 ayat 2: SPAM dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tio Herdin Rismawanto Alex Binilang, Fuad Halim Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH
PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH BENNY SYAHPUTRA 1 ABSTRAK Permasalahan jaringan perpipaan merupakan suatu hal yang rumit dan komplek, disatu sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai
Lebih terperinciSIMULASI PIPA TRANSMISI AIR BAKU DARI SUMBER AIR SUNGAI JURONG 2 KE PDAM TIRTA DHARMA DURI
SIMULASI PIPA TRANSMISI AIR BAKU DARI SUMBER AIR SUNGAI JURONG 2 KE PDAM TIRTA DHARMA DURI Heriansyah 1) Siswanto 2) Lita Darmayanti 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciDESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)
DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Strata I Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciPELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T.
PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 ENVIRONMENTAL ENGINEERING FACULTY OF ENGINEERING MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T. Bagian I Dasar-Dasar Permodelan
Lebih terperinciPelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD
Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Pingkan Esterina Tampanguma Liany A. Hendratta, Jeffry S. F. Sumarauw Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN
PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN A. Rauf Abd. Kadir Fuad Halim, Alex Binilang, M. I. Jasin Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa Svita Eka Ristie Ramadhan Jeffry S.F Sumarauw, Eveline M. Wuisan Universitas Sam Ratulangi Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG Brigitha Bertha Tokoro Lingkan Kawet, L.Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik
Lebih terperinciSTRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 2008: 50-63 STRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem distribusi jaringan air bersih
Lebih terperinciPERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH
PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH Direncanakan akan dibuat Instalasi Plumbing dan Penentuan Spesifikasi Pompa, dari sumber air k Jenis Pipa Galvanized Iron
Lebih terperinciBAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG
BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG IV.1 SUMBER AIR BAKU Air baku yang digunakan dalam sistem produksi air bersih PDAM Kota Bandung saat ini berasal dari 3 (tiga) jenis sumber,
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK
PROPOSAL PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK MUKTI IMRON ROSADI NRP. 3110 040 710 Dosen Pembimbing Ir. SISMANTO Program Studi D-4 Teknik
Lebih terperinciBab IV Simulasi dan Pembahasan
Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL
BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinciPersiapan Membuat Project di EPANET. Menggambar Jaringan. Input Data. Running Program Epanet. Interpretasi (Analisis) Data.
METODOLOGI SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN EPANET 2.0 : Persiapan Membuat Project di EPANET Menggambar Jaringan Input Data Running Program Epanet Interpretasi (Analisis) Data Printing Gambar 1. Metode analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan judul usulan tugas akhir dan berkas seminar proposal oleh pihak jurusan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR UG 1307 PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUBZONA 105 DISTRIBUSI ZONA 1 PDAM KOTA SURABAYA
TUGAS AKHIR UG 1307 Pembimbing : Prof.dr.Ir Nadjadji Anwar HENDRO.A PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUBZONA 105 DISTRIBUSI ZONA 1 PDAM KOTA SURABAYA GAMBARAN UMUM Pembimbing : Prof.dr.Ir Nadjadji Anwar HENDRO.A
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN OLEH: DICKY RIZKI ROMEL (3306 100 022) DOSEN PEMBIMBING: Ir. HARI WIKO INDARYANTO, M.Eng JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)
Analisa Pengaruh Jarak Sistem Proteksi Water Hammer Pada Sistem Perpipaan (Studi Kasus Di Rumah Pompa Produksi Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karang Pilang 3 Distribusi Wonocolo PT PDAM Surya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK
98 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan analisis terhadap lereng, pada kondisi MAT yang sama, nilai FK cenderung menurun seiring dengan semakin dalam dan terjalnya lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Strata I Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)
EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) Putu Rasindra Dini 3306 100 033 Dosen Pembimbing Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng. 1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PEDESAAN SISTEM GRAVITASI MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0
STUDI ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PEDESAAN SISTEM GRAVITASI MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 Oleh : Restu Wigati 1), Andi Maddeppungeng 2), Irvan Krisnanto 3), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciStudi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-355 Studi Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) Iis Puspitasari dan Alfan Purnomo Departemen Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciSIMULASI PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM PADA SUMBER AIR GUA SEROPAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL
SIMULASI PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM PADA SUMBER AIR GUA SEROPAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL Diyanti Teknik Sipil Universitas Gunadarma Diyantianti@yahoo.com ABSTRAK Kabupaten Gunung Kidul adalah salah satu wilayah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Analisis Kebutuhan Air Bersih Air sebagai kebutuhan dasar manusia memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan air minum adalah
Lebih terperinciANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 TUGAS AKHIR
ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Sistem distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem penyediaan
Lebih terperinciEVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG
EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG Oleh: Putu Doddy Heka Ardana 1, Erdi 2 ABSTRAK Bagi manusia air bersih merupakan sesuatu yang
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PAKUURE TINANIAN
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM ISTRIBUSI AIR BERSIH I ESA PAKUURE TINANIAN ennis Paul Tambingon Liany A. Hendratta, Jeffry S. F. Sumarauw Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciSTRATEGI PEMANFAATAN MODEL HIDRAULIS DALAM PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH ABSTRAK
STRATEGI PEMANFAATAN MODEL HIDRAULIS DALAM PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH Kustamar ABSTRAK Sistem distribusi jaringan air bersih berfungsi mengalirkan air dari tandon sampai ke pelanggan.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Air adalah karunia Allah SWT yang secara alami ada di seluruh muka bumi. Makhluk hidup, termasuk manusia sangat tergantung terhadap air. Untuk kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciPERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas
PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU Aditya Ayuningtyas Latar Belakang SP 3 Distrik 2 Nglobo Ledok PT.Pertamina EP Field Cepu
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS DISTRIBUSI MASTIC SEALER PADA SHELL BODY SUB ASSY LINE DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Nama : Puji Selamet Iswanto NPM : 25411599
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih
267 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan Instalasi air Bersih Dari analisa Perencanaan instalasi air bersih pada gedung kantor Politekik Kediri diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Distribusi Air Bersih, Jenis Pipa dan Kehilangan Energi
ANALISA HIDROLIS PADA KOMPONEN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DENGAN WATERNET DAN WATERCAD VERSI 8 (STUDI KASUS KAMPUNG DIGIOUWA, KAMPUNG MAWA DAN KAMPUNG IKEBO, DISTRIK KAMU, KABUPATEN DOGIYAI) Mochammad
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciOleh : Lutvi Novianto *) dan Indah Nurhayati **) Abstrak
APLIKASI WATERCAD UNTUK PEMODELAN DAN SIMULASI RENCANA PENGEMBANGAN LAYANAN AIR BERSIH UMBULAN II TAHUN 2022 - OFF TAKE SIDOARJO PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO Oleh : Lutvi Novianto *) dan Indah Nurhayati
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK
STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Bastyo Tafano, Eko Noerhayati, Azizah Rachmawati Email: tyotafa@ymail.com ABSTRAK Kecamatan Ngunut merupakan salah satu
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : PERENCANAAN JARINGAN SARANA AIR BERSIH BERBASIS SIG DI IKK BRANGSONG KABUPATEN KENDAL
LEMBAR PENGESAHAN Judul Tugas Akhir : PERENCANAAN JARINGAN SARANA AIR BERSIH BERBASIS SIG DI IKK BRANGSONG KABUPATEN KENDAL ( Design of Water Supply Network Based GIS in IKK Brangsong Kendal Regency )
Lebih terperinciGambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1
debit (L/det) 20 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Perhitungan Debit Sumber 5.1.1 Kondisi Eksisting Debit Sumber Berdasarkan kondisi eksisting, Dusun Jogokerten pada RW 13 mengambil mata air
Lebih terperinciANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BERDASARKAN PARAMETER DEBIT DAN TEKANAN AIR (STUDI KASUS PERUMAHAN NUSANTARA LESTARI KM.
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BERDASARKAN PARAMETER DEBIT DAN TEKANAN AIR (STUDI KASUS PERUMAHAN NUSANTARA LESTARI KM. 8 BALIKPAPAN) Martheana Kencanawati, H. Mustakim, M. Ramdhan Program Studi
Lebih terperinci