Diajukan Oleh: ERNA RETNO ISMIATI A
|
|
- Liana Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN HERBAL RAMBUT JAGUNG DENGAN VARIASI KONDISI DAN LAMA PEREBUSAN Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Diajukan Oleh: ERNA RETNO ISMIATI A Kepada: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MARET, 2015
2
3
4 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN HERBAL RAMBUT JAGUNG DENGAN VARIASI KONDISI DAN LAMA PEREBUSAN (ANTIOXIDANT ACTIVITY OF CORN SILK HERBAL DRINK WITH VARIATION OF CONDITION AND BOILING TIME) Erna Retno Ismiati. A Program Studi Pendidikan Biologi, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ABSTRACT Herbal drink was a beverage derived from natural materials that are beneficial to the body. Herbal drink made from herbs or parts of plants. Corn silk was a one material that can be used as herbal drinks because contain antioxidant compounds. This study aims to determine the effect of corn silk condition and the boiling timefor antioxidant activity using DPPH and FRAP method, organoleptic properties and acceptability on corn silk herbal drinks. DPPH method for capturing free radicals and FRAP to capture heavy metals (Fe). The study design using RAL 2 factors with 3 repetitions analysis. The first factor was corn silk condition, the fresh corn silk (A1), dried corn silk (A2) and the second factor was time boiling, boiling 5 min (B1), boiling 10 min (B2), boiling 15 min (B3), and boiling 20 min (B4). The results showed that corn silk circumstances not affect antioxidant activity both (DPPH and FRAP), organoleptic properties, and public acceptance. Factors affecting the time boiling antioxidant activity using DPPH and color of corn silk herbal drink. The highest yield was obtained in the treatment of A1B1 which has antioxidant activity % and the FRAP value %. All treatments showed the same flavor and taste is sweet enough and prefer by the customer. Keywords: antioxidant activity, corn silk, herbal drink, Pendahuluan Rambut jagung merupakan bagian dari tanaman jagung yang belum dimanfaatkan secara efektif karena dianggap sebagai limbah. Rambut jagung mengandung senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Selain mengandung senyawa antioksidan, rambut jagung memiliki khasiat sebagai obat tradisional. Hasil penelitian Nessa et al. (2013) membuktikan bahwa ekstrak rambut jagung memiliki efek diuretik dan daya larut batu ginjal. Khasiat yang terkandung dalam rambut jagung dapat diperoleh melalui olahan dari rambut jagung, salah satunya adalah minuman herbal. Chan et al, (2012) menyatakan bahwa minuman herbal terdiri dari tanaman herbal yang dikonsumsi
5 dalam bentuk teh, yaitu infus bagian tanaman yang direbus atau diseduh dengan air mendidih. Minuman herbal terkenal karena aromanya, sifat antioksidan yang dimiliki, dan aplikasinya pada bidang kesehatan. Salah satu senyawa antioksidan adalah senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid yang dapat diisolasi dari ekstrak rambut jagung adalah golongan maysin, c-glikosilflavon. Selain itu juga mengandung volatil, terpenoid, derivat sinamat, glukosa, rhamnosa, dan mineral (sodium, potassium, zinc, zat besi, dan klorida) (Hasanudin et al., 2012). Ekstrak rambut jagung mengandung komponen bioaktif flavonoid, saponin, tanin, phlobatanin, fenol, alkaloid, dan glikosida jantung. Komponen tersebut menunjukkan bahwa senyawa yang ditemukan pada ekstrak rambut jagung berkontribusi terhadap bidang farmasi (Sholihah et al., 2012). Senyawa antioksidan mampu menangkap radikal bebas dan logam Fe. Anies (2009) menyatakan bahwa radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil, sangat reaktif, dan merusak jaringan. Senyawa radikal bebas timbul akibat proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan, polusi asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, radiasi matahari atau radiasi kosmis. Sumardjo (2009) menyatakan bahwa Fe merupakan salah satu logam berat yang bersifat esensial karena memiliki peranan dalam fungsi biologis. Fe sebagai ko-enzim dari enzim peroksidase tetapi dapat menimbulkan gangguan apabila jumlahnya berlebih. Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh perlakuan pemanasan. Hasil penelitian Wicaksono et al. (2014) menyatakan bahwa semakin lama waktu perebusan maka aktivitas antioksidan juga semakin rendah. Hasil penelitian Hastuti (2012) melaporkan bahwa kondisi bahan kering dan segar memberikan perbedaan yang nyata terhadap aktivitas antioksidan minuman fungsional dari madu dan ekstrak rosella. Informasi mengenai aktivitas antioksidan minuman herbal rambut jagung pada kondisi segar dan kering, serta lama perebusan yang paling efektif belum ada. Informasi ini diperlukan untuk mengetahui kondisi mana yang paling baik untuk dijadikan bahan minuman herbal dan berapa lama waktu perebusan yang paling
6 efektif dalam pembuatan minuman herbal rambut jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi rambut jagung dan lama perebusan terhadap aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik serta daya terima minuman herbal rambut jagung. Hal tersebut diperlukan untuk memperoleh informasi ilmiah mengenai perlakuan yang paling baik untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis eksperimen. Penelitian pembuatan minuman herbal dilakukan di Laboratorium Pangan Gizi, pengujian aktivitas antioksidan di Laboratorium Kimia Farmasi, dan pengujian sifat organoleptik dan daya terima di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari Rancangan penelitiannya adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama kondisi rambut jagung (segar=a1dan kering=a2). Faktor kedua lama perebusan (5'=B1, 10'=B2, 15'=B3, 20'=B4). Terdapat 8 kombinasi perlakuan dan dilakukan 3 kali pengulangan analisis. Parameter yang diukur adalah aktivitas antioksidan (metode FRAP dan DPPH) dan sifat organoleptik dan daya terima. Teknik pengumpulan data menggunakan eksperimen, angket, kepustakaan, dan dokumentasi. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan yaitu timbangan digital, kompor gas, panci, pengaduk, kertas saring, stopwatch, sendok, nampan, dan wadah/baskom, labu takar 100 ml, botol flacon, labu takar 5 ml, pipet tetes, pipet ukur 5 ml, pipet ukur 1 ml, beaker glass 100mL, beaker glass 50 ml, kuvet, spektrofotometer shimadzu (Uvmini 1240), propipet, mikropipet. Bahan yang digunakan yaitu rambut jagung manis yang berwarna cokelat dan gula pasir (gula tebu) yang diperoleh dari pasar tradisional di Surakarta. Bahan kimia yang digunakan yaitu DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), FeCl 2, ferozine (3-(2- Pydryl)-5,6-diphenyl-1,2,4-triazine-4`,4``-disulfonic acid sodium salt), alumunium foil, metanol p.a., aquades, metanol 70%, EDTA.
7 Preparasi Sampel Rambut jagung disortasi untuk mendapatkan yang seragam (warnanya sama), dicuci dan ditiriskan. Ditimbang masing-masing 10 g, 40 g dibiarkan segar dan 40 g dikeringkan. Air 100 ml direbus hingga mendidih, rambut jagung 10 g dan gula 5 g dimasukkan dan direbus sesuai perlakuan (5, 10, 15, dan 20 menit) dengan api kecil. Minuman herbal disaring, didinginkan, dan siap untuk diuji. Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH Mengambil sampel 0,2 ml ditambah 3,8 ml larutan DPPH pada labu takar dan divotek hingga homogen pada kondisi gelas selama 30 menit. Blangko menggantikan sampel dengan metanol 70 %. Absorbansi ditera pada λ 517 nm. Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam %DPPH = abs. blangko abs. sampel abs. blangko x 100%. Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode FRAP Mencampur 1 ml sampel dengan 0,05 ml 2 mm FeCl 2, 0,2 ml 5 mm ferrozine, dan 2,75 ml aquades. Divortex selama 10 detik pada kondisi gelap didiamkan 30 menit. Campuran ditera pada λ 562 nm. Blangko dibuat dengan mencampurkan 1 ml sampel, 0,2 ml 5 mm ferrozine, dan 2,75 ml aquades. Kontrol positif menggunakan EDTA. Kemampuan antioksidan dinyatakan dalam %FRAP value = A 0 (A 1 A 2 ) A 0 x 100%. A 0 adalah absorbansi kontrol positif, A 1 adalah absorbansi sampel, dan A 2 adalah absorbansi blangko. Analisis Data Data aktivitas antioksidan diuji asumsi dasar kemudian dilanjutkan analisis non parametrik Kruskal-wallis dengan taraf signifikansi 5 % karena data yang diperoleh tidak normal dan tidak homogen. Uji lanjut post hoc Duncan dengan taraf signifikansi 5 % apabila H0 ditolak. Analisis data menggunakan SPSS versi Data yang dihasilkan dari uji sifat ogranoleptik dan daya terima diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007.
8 aktivitas penangkapan radikal bebas (%) Hasil Penelitian dan Pembahasan Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan rambut jagung segar yang direbus selama 5 menit (A1B1) sebesar 59,404 %. Gambar 1 menunjukkan beda nyata aktivitas antioksidan interaksi antar perlakuan pada minuman herbal rambut jagung ,4 57,95 58,03 58,56 57,42 52,98 50,84 49, Gambar 1 Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas DPPH pada minuman herbal rambut jagung Pengeringan merupakan proses yang penting untuk menstabilkan rambut jagung dalam pemanfaatan sebagai obat herbal (Sarepoua, 2013). Rambut jagung yang masih segar dan yang telah dikeringkan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas penangkapan senyawa radikal bebas DPPH pada penelitian ini. Rambut jagung yang dikeringkan dalam penelitian ini masih menunjukkan adanya aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH yang berarti masih terdapat senyawa antioksidan. Lama Perebusan (menit) Rambut Jagung Segar Rambut Jagung Kering Perlakuan pemanasan menyebabkan rusaknya dinding sel dan subseluler dari tanaman herbal untuk membebaskan komponen aktif yang terkandung di dalamnya dalam jumlah besar sehingga menghasilkan komponen yang dapat menangkap radikal bebas (Hastuti, 2012). Proses blanching dengan cara merebus selama 5 menit mampu meningkatkan aktivitas antioksidan dalam menangkap radikal bebas DPPH. Perlakuan blanching menyebabkan komponen antioksidan mudah lepas dari dalam sel, sehingga meningkatkan hasil ekstraksi (Pujimulyani et al., 2010). Hasil
9 FRAP value (%) penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perebusan selama 5 menit paling efektif dibandingkan dengan 10, 15, dan 20 menit. Aktivitas Antioksidan Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) ,09 98,41 98,31 98,35 98,01 98,21 98,68 96, Lama Perebusan (menit) Rambut Jagung Segar Rambut Jagung Kering Gambar 2 Aktivitas Penangkapan Logam Berat Fe pada minuman herbal rambut jagung Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan A1B1 yaitu rambut jagung segar yang direbus selama 5 menit dengan FRAP value sebesar 99,089 %. Gambar 2 menunjukkan beda nyata aktivitas antioksidan interaksi antar perlakuan pada minuman herbal rambut jagung. Kondisi rambut jagung dan lama perebusan tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan dalam menangkap logam berat Fe. Nilai FRAP (FRAP value) tergantung pada banyaknya reduksi ferri tripyridyl triazine menjadi ferro-tripyridyl-triazine. Aktivitas antioksidan diestimasi dengan mengukur peningkatan absorbansi dari pembentukan ion fero dari reagen FRAP yang mengandung 2,4,6-tri(2-piridil)-s-triazine (TPTZ) dan FeCl 3.6H 2 O. (Alam et al., 2012). Proses blanching selama 5 menit dapat meningkatkan aktivitas antioksidan menggunakan metode FRAP. Perebusan dan pengukusan beberapa sayuran dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode FRAP (Halvorsen et al., 2006). Proses pemanasan membuat dinding sel rusak sehingga senyawa dalam sel termasuk senyawa antioksidan dapat keluar sel dan masuk ke dalam pelarut air dan menyebabkan pemutusan ikatan kimia dari makromolekul menghasilkan molekulmolekul yang relatif kecil berat molekulnya dan lebih mudah larut dalam air (Sitorus
10 rata-rata et al., 2013). Aktivitas penangkapan logam berat Fe pada minuman herbal rambut jagung menunjukkan hasil yang tinggi. Kemampuan ini menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam minuman herbal rambut jagung mampu mereduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ dan tetap stabil pada kondisi segar maupun kering dan lama perebusan 5, 10, 15 dan 20 menit. Sifat Organoleptik dan Daya Terima Warna 4,5 3,5 4 2,5 3 1,5 2 0,5 1 0 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 warna 2,1 3,9 3,95 3,95 2,15 2,25 3,95 4 aroma 3,05 3 3,2 3 3,15 3,2 3,35 3,3 rasa 2,95 3 3,4 2,9 3 2,7 3,25 2,8 daya terima 2,85 3 2,95 2,9 3,05 2,95 2,8 3,05 Gambar 3 Sifat ogranoleptik dan daya terima Gambar 3 menunjukkan rata-rata skor dan skor paling tinggi diperoleh dari perlakuan rambut jagung kering yang direbus selama 20 menit (A2B4) dengan ratarata 4. Warna kuning muda (A1B1, A2B1, A2B2) dan cokelat (A1B2, A1B3, A1B4, A2B3, A2B4) dihasilkan oleh rambut jagung sebagai bahan dasarnya. Semakin lama waktu perebusan minuman herbal warnamya akan semakin cokelat. Aroma Gambar 3 menunjukkan rata-rata dan nilai tertinggi rata-rata pada perlakuan rambut jagung kering yang direbus selama 15 menit (A2B3) dengan nilai 3,35. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan kondisi rambut jagung (segar dan kering) serta variasi lama waktu perebusan tidak memberikan pengaruh terhadap aroma. Semua perlakuan termasuk ke dalam kategori sedap.
11 Rasa Gambar 3 menunjukkan rata-rata skor dan skor paling tinggi diperoleh dari perlakuan rambut jagung segar yang direbus selama 15 menit (A1B3) dengan ratarata 3,4. Rasa manis dikarenakan karena adanya penambahan gula pasir pada minuman herbal dari rambut jagung. Sukrosa atau gula pasir digunakan sebagai standar tingkat kemanisan (Anwar dan Khomsan, 2009). Sukrosa lebih manis dibandingkan dengan glukosa, laktosa, xilosa, galaktosa, maltosa, dan gula invert (Kusnandar, 2010). Penambahan gulanya sama tetapi nilai rata-ratanya berbeda, hal tersebut dikarenakan selera panelis pada tingkat kemanisan berbeda-beda dan kemampuan sensori pengecapnya dari 20 panelis juga tidak sama. Semua perlakuan termasuk ke dalam kategori cukup manis. Daya Terima Gambar 3 menunjukkan rata-rata skor dan skor paling tinggi diperoleh dari perlakuan rambut jagung kering yang direbus selama 5 menit (A2B1) dan rambut jagung kering yang direbus selam 20 menit (A2B4) dengan rata-rata 3,05. Penilaian terhadap daya terima diakumulasi dari aroma, warna, dan rasa. Semua perlakuan termasuk ke dalam kategori suka. Kesimpulan Aktivitas antioksidan paling tinggi pada minuman herbal rambut jagung menggunakan metode DPPH sebesar 59,404% dan FRAP sebesar 99,088% diperoleh dari perlakuan A1B1, sedangkan aktivitas paling rendah dengan metode DPPH sebesar 49,541% pada perlakuan A2B4 dan dengan metode FRAP sebesar 96,457% pada perlakuan A1B2. Sifat organoleptik pada minuman herbal rambut jagung yang paling disukai adalah pada perlakuan A2B1 dan A2B4. Perlakuan A2B1 dengan warna kuning muda, aroma sedap, dan rasa cukup manis. Perlakuan A2B4 dengan warna cokelat, aroma sedap, dan rasa cukup manis.
12 DAFTAR PUSTAKA Alam, Nur Md., Nusrat Jahan Bristi, Md. Rafiquzzaman Review on in vivo and in vitro Methods Evaluation of Antioxidant Activity. Saudi Pharmaceutical Journal Anies Cepat Tua Akibat Radiasi? Pengaruh Radiasi Elektromagnetik Ponsel dan Berbagai Peralatan Elektronik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Anwar, F. dan Ali Khomsan Makan Tepat Badan Sehat. Jakarta Selatan: PT Mizan Publika. Chan, Eric Wei Chiang, Suit Ying Eng, Yuen Ping Tan, Zhiew Cheng Wong, Phui Yan lye, dan Lea Ngar Tan Antioxidant and Sensory Properties of Thai Herbal Teas with Emphasis on Thunbergia laurifolia Lindl. Chiang Mai J. Sci. 39(4): Halvorsen, B. L., Carlsen, M. H., Phillips K. M., Bohn, S. K., Holte, K., Jacobs, D. R. Jr., dan Blomhoff, R Content of Redox-active Compounds (ie, Antioxidants) in Foods Consumed in the United States. Am J Clin Nutr 84: Hasanudin, Khairunnisa, Puziah Hasyim, dan Shuhaimi Mustafa Corn Silk (Stigma maydis) in Healthcare: A Phytochemical and Pharmalogical Review. Journal Molecules. 17: Hastuti, Ningrum Dwi Pembuatan Minuman Fungsional dari Maru dan Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.). Jurnal Teknologi Pangan. Vol 3 no 1. Kusnandar, Feri Kimia Pangan: Komponen Makro. Jakarta: Dian Rakyat. Nessa, Helmi Arifin. & Husni Muchtar Efek Diuretik dan Daya Larut Batu Ginjal dari Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L.) (Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III). Sumatera Utara: Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Pujimulyani, Dwiyati, Sri Raharjo, Marsono, dan Umar Santoso Aktivitas Antioksidan dan Kadar Senyawa Fenolik pada Kunir Putih (Curcuma mangga Val.) Segar dan Setelah Blanching. Agritech vol. 30 no 2. Sarepoua, E., Tangwongchai, R., Surihan, B., dan Lertrat, K Relationships Between Phytochemicals and Antioxidant Activity in Corn Silk. International Food Research Journal 20(5): Sholihah, M. A., Wan Rosli, W. I., dan Nurhanan, A. R Phytochemicals Screening and Total Phenolic Content of Malaysian Zea mays Hair Extract. International Food Research Journal. 19(4):
13 Sitorus, Erwin, Liddya, I. M., dan Dewa G. K Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth). Jurnal Ilmiah Sains vol. 13 no. 2. Sumardjo, Damin Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC. Wicaksono, Gilang Satrio dan Elok Zubaidah Pengaruh Karagenan dan Lama Perebusan Daun Sirsak terhadap Mutu dan Karakteristik Jelly Drink Daun Sirsak. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(1):
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan minuman yang berasal dari bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat dari rempah-rempah atau bagian dari tanaman,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG
SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG Diajukan Oleh : Vincentia Kristiani NRP : 5203011018 Filia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI ORGANOLEPTIK TEH CELUP BATANG DAN BUNGA KECOMBRANG PADA VARIASI SUHU PENGERINGAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI ORGANOLEPTIK TEH CELUP BATANG DAN BUNGA KECOMBRANG PADA VARIASI SUHU PENGERINGAN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total
Lebih terperinciUJI VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK TEH KOMBINASI DAUN KELOR DAN KULIT JERUK RASA JAHE DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN
UJI VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK TEH KOMBINASI DAUN KELOR DAN KULIT JERUK RASA JAHE DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi
Lebih terperinciPERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DENGAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)
PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DENGAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) PROPOSAL SKRIPSI OLEH: FENNY ANGGRAENI KUSUMA 6103010034
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BUBUK EKSTRAK JAHE EMPRIT
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK EKSTRAK JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. Amarum) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) JAHE SKRIPSI OLEH : AMELIA LIDWINA RAHARJO 6103012084
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
IDENTIFIKASI POTENSI ANTIOKSIDAN MINUMAN COKELAT DARI KAKAO LINDAK (THEOBROMA CACAO L.) DENGAN BERBAGAI CARA PREPARASI: METODE RADIKAL BEBAS 1,1 DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZIL (DPPH) SKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
Lebih terperinciAGUSTIN WULANDARI A
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA DAUN KOPI (Coffea arabica) DENGAN VARIASI LAMA WAKTU FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUSTIN WULANDARI A 420 100 020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciKAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH
KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan
Lebih terperinciPENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA)
PENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA) Fryda Amalia 12.302.0008 Pembimbing Utama: Pembimbing Pendamping:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) Nazmy Maulidha*, Aditya Fridayanti, Muhammad Amir Masruhim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH RAMBUSA (Passiflora foetida)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH RAMBUSA (Passiflora foetida) SKRIPSI OLEH: GRACE SUMARGO NRP 6103013005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciPENGARUH PREPARASI BAHAN BAKU ROSELLA DAN WAKTU PEMASAKAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP BUNGA ROSELLA (Hisbiscus sabdariffa L.
AGROTEKNO 15(1): 20-24 ISSN 0853-6414 PENGARUH PREPARASI BAHAN BAKU ROSELLA DAN WAKTU PEMASAKAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP BUNGA ROSELLA Amna Hartiati, Sri Mulyani Jurusan Teknologi Industri
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PADA MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) MADU SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PADA MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) MADU SKRIPSI OLEH: VALLY MARSELINA NRP 6103012123 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BELUNTAS-TEH HITAM DENGAN PERBANDINGAN 25:75% (b/b)
PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BELUNTAS-TEH HITAM DENGAN PERBANDINGAN 25:75% (b/b) SKRIPSI OLEH : EUNIKE INTAR D. 6103012049 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perubahan gaya hidup saat ini, masyarakat menginginkan suatu produk pangan yang bersifat praktis, mudah dibawa, mudah dikonsumsi, memiliki cita rasa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN LEMON TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDUHAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) LEMON SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN LEMON TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDUHAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) LEMON SKRIPSI OLEH: CINDY YOHANITA 6103012031 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS
PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) DALAM MENGHAMBAT OKSIDASI GULA DENGAN METODE DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat) SKRIPSI OLEH: RIBKA STEFANIE WONGSO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOTAL FLAVONOID PADA EKTRAK ETANOL PINANG YAKI (Areca vestiaria) ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOTAL FLAVONOID PADA EKTRAK ETANOL PINANG YAKI (Areca vestiaria) Ary Pratama Samosir 1), Max Revolta John Runtuwene 2), Gayatri Citraningtyas 1) 1) 2) Program studi Farmasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Lebih terperinciABSTRAK. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) DAN UJI FITOKIMIA PADA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI- FRAKSI DAUN SIRIH (Piper betle L.
ABSTRAK UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) DAN UJI FITOKIMIA PADA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI- FRAKSI DAUN SIRIH (Piper betle L.) Meyrlin Batlolona, 2012. Pembimbing I : Freddy T. Andries,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciPERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN MEREDUKSI ION BESI (Fe 3+ ) EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less.
PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN MEREDUKSI ION BESI (Fe 3+ ) EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) PROPOSAL SKRIPSI OLEH: EVELYN LIVIA WIJAYA 6103010019 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian serta Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,
Lebih terperinciOLEH : VANNY SANTOSO NRP
Pengaruh Rasio Teh Hitam : Daun Meniran dan Suhu Pasteurisasi Terhadap Kadar Fenol, Flavonoid dan Aktivitas Antibakteri Serta Sifat Organoleptik Minuman Fungsional Teh Meniran. PROPOSAL SKRIPSI OLEH :
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A
PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Tempat pembuatan produk mie basah dan pengujian sifat fisik mie
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUXITA DEWI MUTIARA A420 100 041 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teh sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciOLEH: CHRISTIAN LIGUORI
PERUBAHAN KADAR SENYAWA BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEPUNG BERAS ORGANIK PUTIH VARIETAS JASMINE, MERAH VARIETAS SAODAH, DAN HITAM VARIETAS JAWA DENGAN PENGEMAS POLIETILEN SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu jenis minuman yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Minuman teh banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki sifat yang menyegarkan,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciIdentifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)
, Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAN PROPORSI TEH HIJAU:BUBUK DAUN KERING STEVIA
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAN PROPORSI TEH HIJAU:BUBUK DAUN KERING STEVIA (Stevia rebaudiana) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN TEH HIJAU STEVIA DALAM KEMASAN BOTOL PLASTIK SKRIPSI OLEH: NERISSA ARVIANA
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAN PERBEDAAN PROPORSI TEH HIJAU-STEVIA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN TEH HIJAU- STEVIA DALAM KEMASAN BOTOL KACA
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAN PERBEDAAN PROPORSI TEH HIJAU-STEVIA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN TEH HIJAU- STEVIA DALAM KEMASAN BOTOL KACA SKRIPSI OLEH : EVELYN SAMANTHA 6103013014 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)
As-Syifaa Vol 08 (01) : Hal. 39-44, Juli 2016 ISSN : 2085-4714 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2014 yang sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan salah satu minuman berbahan dasar tumbuhan alami yang berkhasiat bagi tubuh. Minuman herbal dibuat dengan dasar rempahrempah, akar, batang,
Lebih terperinciDAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian.. 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Lebih terperinciOLEH : VANNY SANTOSO NRP
Pengaruh Rasio Teh Hitam - Daun Meniran dan Suhu Pasteurisasi Terhadap Kadar Fenol, Flavonoid dan Aktivitas Antibakteri Serta Sifat Organoleptik Minuman Fungsional Teh Meniran. SKRIPSI OLEH : VANNY SANTOSO
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN HERBAL TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.)
TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN HERBAL TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) Nathania Ellora 1, G. S. Suhartati Djarkasi 2, Judith C. S. Moningka 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciMetode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan
Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan
Lebih terperinciKAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM EKSTRAK RAMBUT JAGUNG TERHADAP PENURUNAN RADIKAL BEBAS MAKALAH KOMPREHENSIF
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM EKSTRAK RAMBUT JAGUNG TERHADAP PENURUNAN RADIKAL BEBAS MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: YEFTA HARNANIANTO MULYONO 6103012027 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN INSTAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DENGAN VARIASI PEMANIS ALAMI NASKAH PUBLIKASI
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN INSTAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DENGAN VARIASI PEMANIS ALAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen murni (Pure Eksperimen) pada skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap
Lebih terperinciUJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data WHO menunjukkan proporsi kematian di negara berkembang dengan. sebanyak (39%), kanker (27%), dan PTM lainnya (30%).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan di Indonesia merupakan masalah yang cukup serius. Menurut Riskesdas (2013), kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai
Lebih terperinci3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup baik, diantaranya adalah belimbing wuluh. Pemanfaatan belimbing wuluh dijadikan sebagai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) MADU
PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) MADU SKRIPSI OLEH : FANNY SUSWANTO NRP 6103012051 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA VARIASI SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN
TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA VARIASI SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN Moh Syafat Haras 1, Jan R. Assa 2, Tineke Langi 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun 2017 diawali dengan persiapan ekstrak pegagan di Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro. Formulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinci