MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERBUDAYA LITERASI TINGGI SETARAF DENGAN NEGARA MAJU
|
|
- Teguh Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GERAKAN LITERASI SEKOLAH MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERBUDAYA LITERASI TINGGI SETARAF DENGAN NEGARA MAJU 2014
2 1 LATAR BELAKANG Membaca-menulis (literasi) merupakan salah satu aktifitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak berlebihan kiranya Farr (1984) menyebut bahwa Reading is the heart of education. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yakni perintah membaca (IQRA ) yang dilanjutkan dengan mendidik melalui literasi ( ALLAMA BIL QALAM). Sedangkan dalam kaitannya dengan menulis, Hernowo (2005) dalam bukunya Mengikat Makna menyebut bahwa menulis dapat membuat pikiran kita lebih tertata tentang topik yang kita tulis, membuat kita bisa merumuskan keadaan diri, mengikat dan mengonstruksi gagasan, mengefektifkan atau membuat kita memiliki sugesti (keyakinan/ pengaruh) positif, membuat kita semakin pandai memahami sesuatu (menajamkan pemahaman), meningkatkan daya ingat, membuat kita lebih mengenali diri kita sendiri, mengalirkan diri, membuang kotoran diri, merekam momen mengesankan yang kita alami, meninggalkan jejak pikiran yang sangat jelas, memfasihkan komunikasi, memperbanyak kosa-kata, membantu bekerjanya imajinasi, dan menyebarkan pengetahuan. UNESCO (1996) mencanangkan empat prinsip belajar abad 21, yakni: (1) Learning to think (belajar berpikir) (2) Learning to do (belajar berbuat) (3) Learning to be (belajar (4) Learning to live together (belajar hidup bersama) Keempat pilar prinsip pembelajaran ini sepenuhnya didasarkan pada kemampuan literasi (Literary skills). PERMASALAHAN Dalam konteks pendidikan nasional kita, minat baca-tulis masyarakat kita sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya pelbagai persoalan, misalnya: Hampir semua kota-kota besar di Indonesia tidak punya perpustakaan yang memadai, padahal keberadaan perpustakaan yang memadai adalah salah satu ciri kota-kota modern di negara maju. Perpustakaan yang ada di sebagian kota/kabupaten memiliki tingkat kunjungan pembaca yang rendah. Sebagai contoh di Jakarta, dari sekitar 10 juta penduduknya yang berkunjung ke perpustakaan hanya 200 orang/hari dan hanya 20% dari jumlah itu yang meminjam buku.
3 2 Disinyalir lebih dari 250 ribu sekolah di Indonesia, hanya 5% yang memiliki perpustakaan memadai. Hal ini merupakan fakta yang miris karena bisa menjadi indikator rendahnya budaya baca di sekolah. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV daripada membaca buku. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seringkali belum memiliki program pengembangan literasi, atau menumbuhkan budaya baca-tulis secara sistemik. Padahal siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Terjadi lompatan dari kondisi pra-literer ke pasca-literer tanpa melalui kondisi literer. Budaya menonton lebih dominan di masyarakat kita. Terjadi fenomena Rabun Membaca Pincang Menulis. Penelitian Taufiq Ismail pada tahun 1996 menemukan perbandingan tentang budaya baca di kalangan pelajar, rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia 0 buku. Hasil studi Vincent Greannary yang dikutip World Bank dalam sebuah laporan pendidikan Education in Indonesia: From Crisis to Recovery pada tahun 1998 mengungkapkan kemampuan membaca siswa kelas VI SD di Indonesia mendapatkan poin 51,7. Jauh di bawah Hongkong (75,5), Singapura (74,0), Thailand (65,1), dan Filipina (52,6). Hasil ini menunjukkan bahwa membaca dalam sistem pendidikan nasional kita, secara faktual belum terintegrasi dengan kurikulum. Produktifitas masyarakat Indonesia dalam bidang penulisan terbilang sangat rendah. Jumlah buku yang diterbitkan tidak sampai 18 ribu judul per tahun. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jepang yang mencapain 40 ribu judul per tahun, India 60 ribu judul per tahun, dan China 140 ribu judul per tahun (Kompas, 25/6/2012). Dari bidang penerbitan tulisan ilmiah, produktifitas negara kita juga masih rendah. Berdasarkan data Scimagojr, Journal, and Country Rank 2011, Indonesia berada di ranking 65 dengan jumlah publikasi. Posisi Indonesia di bawah Kenya dengan publikasi. Negara Paman Sam ada di peringkat pertama, dengan publikasi. Indonesia masih kalah dengan Singapura yang ada di posisi 32 dengan publikasi (okezone.com, 21/2/2012). Jika dilihat dengan perspektif rasio publikasi penelitian dengan jumlah penduduk, persentasenya menjadi jauh lebih kecil lagi. PENYEBAB 1. Gagalnya Program Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah secara nasional bisa dikatakan telah gagal menciptakan budaya membaca bagi siswa. Kunjungan siswa dan jumlah peminjaman buku sangat minim. Hal ini dikarenakan beberapa faktor:
4 3 a. Jumlah buku koleksi perpustakaan tidak cukup untuk memenuhi tuntutan kebutuhan membaca sebagai basis proses pendidikan. Rendahnya jumlah koleksi tidak diantisipasi dengan program pengadaan buku secara berkala. b. Peralatan, perlengkapan, dan petugas perpustakaan tidak sesuai kebutuhan. Sebagian petugas bukanlah tenaga pustakawan khusus dan minim mendapatkan peningkatan (pendidikan atau pelatihan kepustakaan). c. Sekolah tidak mengalokasikan anggaran khusus yang memadai untuk pengembangan perpustakaan sekolah. Akhirnya keberadaan perpustakaan menjadi tidak bermakna karena kurangnya program kegiatan dan pengembangan. 2. Persoalan Sosial Politik a. Kurangnya political will (kebijakan) dari pemerintah baik nasional maupun daerah dalam mengembangkan kesadaran literasi warga. b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya baca-tulis. c. Persoalan rendahnya budaya literasi belum dianggap sebagai masalah yang mendesak (critical problem) sehingga tidak muncul respon cepat yang diperlukan serta cenderung disepelekan. d. Anggapan bahwa tradisi literasi adalah ekslusif untuk kaum elit masyarakat saja, sehingga kelompok masyarakat awam merasa tidak perlu mengembangkan tradisi literasi. e. Anggapan keliru bahwa penyadaran literasi hanyalah kewajiban lembaga pendidikan sehingga yang lain yang belum bergerak membantu, seperti lembaga bisnis (perusahaan) atau perorangan. 3. Persoalan Teknis di Lapangan a. Kurang tersedia buku bacaan yang bermutu karena kurangnya kuantitas perpustakaan dan kuantitas buku bacaan. b. Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang kepustakaan dan rendahnya kompetensi pengelola perpustakaan. c. Perpustakaan belum menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan nasional. ANCAMAN GLOBAL (GLOBAL THREAT) Rendahnya literacy awareness bangsa Indonesia sekarang ini akan semakin melemahkan daya saing bangsa dalam persaingan global yang semakin kompetitif. 70 persen Anak Indonesia akan Sulit Hidup di Abad 21, demikian kata Prof Iwan Pranoto dari ITB. Indonesia termasuk negara yang prestasi membacanya berada di bawah rata-rata negara peserta PIRLS 2006 secara keseluruhan yaitu
5 4 500, 510, dan 493. Indonesia berada di urutan ke-lima dari bawah, sedikit lebih tinggi dari Qatar (356), Quwait (333), Maroko (326), dan Afrika Utara (304). Sumber Daya Manusia Indonesia kurang kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, ini adalah akibat turunan dari rendahnya kemampuan baca-tulis. Membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya. Menciptakan perubahan budaya (cultural change) memerlukan proses yang panjang, sekitar 1-2 generasi, bergantung pada political will pemerintah dan kesadaran masyarakat, dengan rentang waktu 1 generasi sekitar tahun. SOLUSI Melihat persoalan bangsa yang sedemikian krusial dalam hal kesadaran literasi, dibutuhkan kerjasama banyak pihak untuk mengatasinya. Paling penting adalah adanya tindakan nyata yang bukan sekedar wacana semata. Dibutuhkan intervensi secara sistemik, masif, dan berkelanjutan untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat. Pendekatan yang dianggap paling efektif adalah penyadaran literasi sejak dini dengan melibatkan dunia pendidikan. Hal ini karena tidak dipungkiri hampir seluruh anak berstatus sebagai pelajar dan melalui proses pendidikan, sebuah program yang sistematik bisa masuk dengan efektif. Atas dasar pemikiran inilah kami menawarkan aksi nyata perbaikan budaya literasi melalui sebuah program yang disebut GERAKAN LITERASI SEKOLAH. Apa Itu Gerakan Literasi Sekolah? Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan penyadaran literasi yang dimulai dari lembaga pendidikan. Siapa Sasaran Kegiatan Ini? Gerakan Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam usaha penyadaran budaya literasi, yakni: Sekolah, sebagai lembaga yang menjadi tempat pelaksanaan gerakan Guru, sebagai tenaga pendidik dan teladan bagi siswa Siswa, sebagai sasaran utama gerakan Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan), sebagai pembuat kebijakan Yayasan penyelenggara pendidikan, sebagai pembuat kebijakan Pengelola Perpustakaan, sebagai pusat kegiatan baca-tulis Perusahaan, sebagai penyumbang buku melalui program CSR Media Massa, sebagai saluran informasi masyarakat
6 5 Bagaimana Bentuk Kegiatannya? Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah program intervensi pembudayaan literasi yang tepat, mudah dilaksanakan, dilakukan secara sistemik, komprehensif, merata pada semua komponen sekolah, berkelanjutan, dan dikelola secara profesional oleh lembaga yang kredibel. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah? Seminar dan Workshop Seminar dilakukan di sekolah peserta GERAKAN LITERASI SEKOLAH, sekaligus sebagai launching project. Peserta dalam kegiatan seminar literasi ini adalah perwakilan penyelenggara sekolah, pimpinan sekolah, guru, dan siswa. Seminar dilaksanakan selama satu hari. Workshop dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah peserta gerakan. Sasaran peserta workshop bervariasi bergantung pada materi workshop. Adapun materi workshop yang ditawarkan adalah: Teknik-Teknik Membaca Efektif Menulis Dasar (Basic Writing) untuk siswa SD Menulis Kreatif Terstruktur dengan Pendekatan Jurnalisme Sastrawi, untuk siswa SMP, SMA, dan Guru Workshop bagi pustakawan, dilakukan secara kolektif dengan sekolah peserta yang lain Workshop penerbitan buku, menghadirkan pakar penulisan dan penerbit. Workshop jurnalistik dan manajemen media, untuk redaksi majalah sekolah. Program Membaca Rutin di Sekolah Program Membaca Rutin di Sekolah (Sustained Silent Reading) atau disingkat SSR adalah strategi intervensi membaca yang telah digunakan oleh negara-negara maju dalam membudayakan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca. Program ini merupakan program yang krusial untuk menjamin terciptanya kebiasaan dan budaya membaca pada warga sekolah. Program ini telah diujicobakan di SMA Negeri 5 Surabaya dengan hasil yang sangat memuaskan. Hanya dalam waktu kurang dari 2 (dua) bulan siswa SMAN 5 Surabaya telah membaca 1851 buku novel dari target 3000 buku dalam setahun. Program ini telah diulas di Koran Jawa Pos dan Koran Surya (5 Oktober 2012).
7 6 Pengembangan Perpustakaan Sekolah Program ini ditujukan untuk membantu perpustakaan sekolah dalam menambah koleksi buku bacaan bermutu. Program pengembangan mencakup penambahan koleksi buku, maupun inovasi lain untuk mendekatkan siswa kepada perpustakaan misalnya melalui kegiatan perpustakaan kelas. Adapun program peningkatan koleksi perpustakaan dilakukan dengan dua cara, yakni (1) secara internal melalui kegiatan One Student One Book (OSOB) melibatkan siswa/orang tua untuk menyumbang buku kepada perpustakaan, dan (2) secara eksternal melalui kegiatan sumbangan buku yang diberikan oleh perusahaan (sebagai CSR) atau penerbit. Lomba Literasi (Membaca Menulis) Lomba literasi dilakukan untuk semakin menumbuhkan kebutuhan membaca-menulis kepada warga sekolah. Lomba literasi bisa diintegrasikan dengan kegiatan sekolah seperti pada peringatan Bulan bahasa. Lomba diadakan pada tingkat sekolah (antar siswa) maupun pada tingkat daerah (antar sekolah). Beberapa jenis kegiatan lomba literasi yang bisa dilakukan antara lain: speed reading contest, comprehensive reading contest, story telling competition, essay competition, book review competition, poetry contest, dan magazine competition. Jumpa Penulis & Bedah Buku Kegiatan jumpa penulis (meet the author) ditujukan untuk memotivasi peserta Gerakan Literasi Sekolah untuk menjadi penulis sukses. Penulis yang dihadirkan adalah penulis buku bermutu dan terkait dengan dunia pendidikan / pengembangan diri siswa. Bedah buku adalah kegiatan mengeksplorasi dan mengapresiasi pesan dari suatu buku. Program ini menghadirkan penulis buku tersebut dan ahli yang kompeten dengan bidang terkait isi buku. Pemberian Penghargaan Pemberian penghargaan ini dilakukan melalui kegiatan bertajuk Literacy Award, yakni sebuah program pemberian penghargaan kepada pihakpihak yang dinilai berpartisipasi dan berperan baik secara langsung maupun tidak, dalam usaha penyadaran literasi bangsa melalui Gerakan Literasi Sekolah ini. Sasaran penerima Literacy Award adalah sekolah secara kelembagaan, guru/tenaga pendidik, siswa, perusahaan peduli literasi, dan perorangan yang telah berpartisipasi. Penghargaan berupa piagam penghargaan dan dana pembinaan untuk peningkatan kesadaran literasi lebih lanjut.
8 7 Kegiatan ini dilaksanakan berkala bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Pameran Buku Pameran buku (book expo) adalah kegiatan bazar buku yang bekerja sama dengan penerbit atau toko buku. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan penghargaan siswa dan masyarakat terhadap karya tulis, yang pada akhirnya secara kumulatif akan memotivasi penulis untuk semakin berkarya. Siapa Pelaksana Kegiatan Ini? Secara keseluruhan program ini dikelola oleh Konsorsium Gerakan Literasi Sekolah yang dimotori oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bekerja sama dengan IKA (Ikatan Alumni) UNESA, Eureka Academia, dan Sekolah Menulis INSPIRASI. Dalam pelaksanaannya di lapangan akan dilaksanakan kerjasama dengan dinas pendidikan daerah serta dibantu oleh pihak-pihak lain, seperti sukarelawan literasi (dari mahasiswa / pekerja sosial), penerbit, perusahaan, media massa, dan individu-individu yang peduli dengan literasi bangsa. Berapa Lama Kegiatan Ini Dilaksanakan? Pada dasarnya kegiatan ini dilaksanakan sepanjang mungkin, sebagaimana belajar juga dilaksanakan seumur hidup (long life education). Namun sekolah diberikan pilihan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini dalam beberapa jenis partisipasi: Partisipasi penuh, yakni mengikuti semua program yang ditawarkan. Untuk waktu pelaksanannya adalah selama satu tahun. Program yang ditawarkan akan dilaksakan dengan penyesuaian waktu dengan kegiatan sekolah yang lain. Partisipasi sebagian, yakni mengikuti beberapa program saja. Untuk waktu pelaksanannya bersifat tentatif dan disesuaikan dengan kegiatan sekolah. TARGET Target yang hendak dicapai melalui GERAKAN LITERASI SEKOLAH ini adalah: Kualitatif 1. Terwujudnya masyarakat sadar literasi yang ditunjukkan dengan meningkatnya budaya baca-tulis di masyarakat 2. Meningkatnya daya saing bangsa melalui peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan akibat minat baca yang tinggi
9 8 Kuantitatif 1. Minimal 20 sekolah dari setiap kabupaten/kota yang berpartisipasi. Dengan asumsi rata-rata satu sekolah memiliki 500 siswa, maka dari satu kabupaten/kota terdapat siswa berpartisipasi. 2. Meningkatnya jumlah buku yang dibaca siswa dalam satu tahun. Dengan asumsi tiap siswa membaca minimal 10 buku setahun, maka dalam satu kabupaten tercapai jumlah buku dibaca dalam satu tahun. 3. Meningkatnya koleksi buku perpustakaan sekolah, minimal sejumlah siswa setiap tahun. 4. Meningkatnya kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah hingga 1000% (10 kali lipat) 5. Tercapai sumbangan buku dari sponsor (perusahaan dan perorangan) sebanyak 300 buku tiap sekolah. DISCLAIMER Gerakan Literasi Sekolah ini tidak memungut biaya dari sekolah, yayasan, atau Dinas Pendidikan. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan komitmen untuk menjalankan program ini. CONTACT PERSON Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan), Sekolah, Perusahaan, LSM, atau Perorangan yang ingin berpartisipasi dalam GERAKAN LITERASI SEKOLAH, bisa menghubungi contact person berikut: Ahmad Faizin Karimi ( ) Marzuki ( ) Untuk mendownload versi digital proposal ini atau mengetahui perkembangan informasi Gerakan Literasi Sekolah, silahkan kunjungi:
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan nasional. Keberlangsungan
Lebih terperinciPROPOSAL KERJA SAMA PENDAMPINGAN MEDIA
PROPOSAL KERJA SAMA PENDAMPINGAN MEDIA Penerbitan Majalah, Tabloid, Koran, dll Homebase: Jl. Ikan Dorang V/2 Gresik Jawa Timur Workshop: Jl. Salak (Belakang Giant) GKB www.caremedia.web.id www.sekolah-inspirasi.net
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang perpustakaan sekolah mulai muncul. Salah satunya adalah surat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penting yang harus ada dalam lembaga pendidikan dan berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Pentingnya
Lebih terperincipara siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum jam belajar dimulai. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu
PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN BACA TULIS DI SDN INTI PENGAMBANGAN 3 KOTA BANJARMASIN (PILOTING GERAKAN LITERASI SEKOLAH GUGUS BANUA ANYAR) PENGANTAR United Nations Educational,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa serta usaha melestarikan program pendidikan non formal
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG) Materi A2 (Guru Pembelajar dan Literasi) Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan PROGRAM GURU PEMBELAJAR 2 PERAN STRATEGIS GURU Pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika masyarakatnya telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis). Sejalan
Lebih terperinciSosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan perpustakaan dilingkungan sekolah kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, terutama dalam percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan telah lama menjadi bahan perdebatan publik terutama tentang tuntutan akan mutu pendidikan seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Akan tetapi, pendidikan di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari karena dapat membekali kecakapan hidup bagi siapa pun yang bisa menguasainya,
Lebih terperinciOleh. Soekirno. Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional. Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional
Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional Oleh Soekirno Hari ini (14 September) adalah Hari Kunjung Perpustakaan. Dunia mencatat peradaban maupun budaya bisa maju pesat, sebagai dampak positif buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF
OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF Bambang Hermanto Pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di mana pun berada. Pendidikan sangat penting artinya
Lebih terperinciMENGURAI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA ( Upaya menjawab Tantangan Zaman) Feiby Ismail
1 MENGURAI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA ( Upaya menjawab Tantangan Zaman) Feiby Ismail Abstrak Pendidikan di Indonesia masih berkutat pada berbagai permasalahan intern yang perlu untuk diuraikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca dapat memperluas cakrawala berfikir dan menambah kualitas keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Namun, membaca
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran
Lebih terperinciDRAFT PROPOSAL PROGRAM GEMAR MEMBACA BERSAMA BANK BUKOPIN
DRAFT PROPOSAL PROGRAM GEMAR MEMBACA BERSAMA BANK BUKOPIN PENDAHULUAN Membaca merupakan hal yang sering ditekankan orangtua dan guru kepada anak-anak sejak usia dini. Minat dan kebiasaan membaca ini merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinci2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
Lebih terperinci2016 PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pengajaran membaca pemahaman merupakan salah satu aspek pokok dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam kegiatan membaca siswa dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Lebih terperinciMembumikan Budaya Literasi di Kalangan Widyaiswara BPSDMD Provinsi Banten. Jalan Raya Lintas Timur km 4 Karangtanjung Pandeglang
Paper Riset Edisi 04 No. 1 Januari-Maret 2017 Membumikan Budaya Literasi di Kalangan Widyaiswara BPSDMD Provinsi Banten Enong Rostiawati 1 ) 1 Widyaiswara Ahli Madya pada BPSDMD Provinsi Banten Jalan Raya
Lebih terperinciMenumbuhkan Budaya Baca
Menumbuhkan Budaya Baca (Makalah dipresentasikan pada Seminar tentang Indeks Baca di Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad pada 3 Oktober 2007) Oleh : Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum. NIP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting. dalam kemampuan berkomunikasi yang perlu dikuasai oleh orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berkomunikasi yang perlu dikuasai oleh orangorang yang ingin berhasil dalam kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan mengarahkan peserta didik untuk mendengarkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra dapat menumbuhkan pengetahuan dan mengembangkan apresiasi sastra siswa. Kegiatan apresiasi sastra dapat diwujudkan dengan mengarahkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan suatu penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam Pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah
BAB I PENDAHULUAN Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik di Indonesia berkaitan erat dengan keterampilan membaca yang berkelanjutan pada kemampuan memahami informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PARTICIPANT CENTERED LEARNING TERHADAP PRES TAS I BELAJAR AKUNTANS I S IS WA (S
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu dituntut mengembangkan kapasitasnya secara optimal untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul dan mengadaptasikan diri ke dalam situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan setiap negara guna meningkatkan taraf kemakmuran dan kesejahteraan. Salah satu faktor yang menghambat pembangunan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup peserta didik secara optimal dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia yang berperadaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan ragam kekayaan
Lebih terperinciMENUMBUHKAN BUDAYA BACA
MENUMBUHKAN BUDAYA BACA (Makalah Dipresentasikan Pada Seminar Pelatihan Pustakawan Se-Kota Padang Panjang TanggallBulan 15 Agustus 2009 ) OLEH: SYEFNIADI, S.SOS PUSTAKAWAN MUDA UNP UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan pesat, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat
Lebih terperinciTRI WIYANTO F
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh: TRI WIYANTO F 100 030 127 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan
Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan Dosen Pengampu: : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh: Galih Puryani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari media internet ketimbang harus membaca.kecenderungan ini ternyata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya membaca merupakan budaya yang mulai terkikis seiring dengan perkembangan teknologi yang kian maju. Masyarakat pada umumnya lebih memilih untuk menonton TV,
Lebih terperinciPROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU
PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU Eliterius Sennen Dosen PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng e-mail: eliterius63@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks pendidikan di Indonesia, masalah tentang mutu
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Survey Tingkat Financial Literacy
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era konsumtif seperti sekarang ini membuat manusia semakin menjadi tidak rasional dalam membeli kebutuhannya sehingga mempengaruhi kondisi keuangannya. Banyak
Lebih terperinciKebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Prof. Mohamad Nasir
Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Prof. Mohamad Nasir MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Bali, 2 Februari 2018 1 Era Disrupsi Teknologi Revolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam
Lebih terperinciKARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK. Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016
KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Oleh: Yati Kurniawati, M.Pd. NIP. 19761102 200212 2 003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. datangnya era global dan pasar bebas yang penuh dengan persaingan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciBIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia
BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat dipungkiri bahwa masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciMENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo
JPM IAIN Antasari Vol. 1 No. 1 Juli Desember 2013, pp. 1-8 MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4 Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo Abstrak PISA (Program International for Student Assessment)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia telah lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Latar belakang didirikannya RBZ yaitu karena tidak adanya akses terhadap buku bacaan yang baik dan kegiatan positif yang dilakukan oleh anak-anak di sekitar
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN METODE KONVENSIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI III GANTIWARNO
Lebih terperinciKINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SIDOARJO
KINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus pada SMA Negeri 1 dan SMA Hang Tuah 2 Gedangan di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo) S K R I P S I Disusun oleh : ANICETO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika adalah ilmu yang berkembang sejak ribuan tahun lalu dan masih berkembang hingga saat ini. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dunia bisnis sampai dunia pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing serta mempertahankan diri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciREADING INTEREST DAN READING HABIT DI MASYARAKAT PERGURUAN TINGGI Oleh: Siti Zubaidah (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN-SU)
READING INTEREST DAN READING HABIT DI MASYARAKAT PERGURUAN TINGGI Oleh: Siti Zubaidah (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN-SU) ABSTRACT Reading interest and reading habit in Indonesian society are still in category
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah seyogianya memiliki unit penunjang untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. Unit penunjang dikelola sedemikian rupa
Lebih terperinciDr. Ikhsan, S.Psi,MM KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
2 3 4 Dr. Ikhsan, S.Psi,MM KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA Reading is the heart of education. demikian kata Dr. Roger Farr (1984). Tanpa membaca pendidikan akan mati. Membaca merupakan batu loncatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan peningkatan pendidikan
Lebih terperinciPendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang
Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang Profesor Toshiko Kinosita mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak
Lebih terperinciPeran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun
Lebih terperinciPentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar
Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar Dosen pengampu: Nanik Arkiyah,M.Pd Disusun Oleh: Nurlina Fitriyani (1300005169) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling diandalkan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa. Banyak perusahaan menganggarkan biaya besar untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan. aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA
ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA Neza Fiscarina Avinie 1, Asma Johan 2, Ika Kurniasari 3 Jurusan Matematika,
Lebih terperinciKomparasi Literasi Oleh: Mustofa Kamil
Komparasi Literasi Oleh: Mustofa Kamil Mengapa Literasi Penting Menjadi Gerakan Dunia 1. Pasar global menuntut kemajuan yang seimbang antar negara (ekonomi dan teknologi) 2. Niraksara berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah komponen penting dalam proses pembelajaran. Buku teks atau buku ajar merupakan bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari
Lebih terperincisendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1
1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Aktivitas wisata dalam hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan tersier untuk menghilangkan kepenatan yang diakibatkan oleh rutinitas. Umumnya orang berlibur ketempat-tempat
Lebih terperinciGERAKAN LITERASI SEKOLAH
GERAKAN LITERASI SEKOLAH SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Tujuan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini disebabkan, karena pendidikan merupakan suatu
Lebih terperinci