STRATEGI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA
|
|
- Shinta Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA Studi Antropologis Tentang Mata Pencaharian Hidup Tambahan Bagi Masyarakat Nelayan di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi O l e h : ASFIANTI SYAFITRI NASUTION DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PERSETUJUAN Nama : Asfianti Syafitri Nasution NIM : Departemen : Antropologi Sosial Judul : Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga. Studi Antropologis Tentang Mata Pencaharian Tambahan Bagi Masyarakat Nelayan di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Pembimbing Skripsi Medan, Maret 2009 Ketua Departemen Antropologi FISIP USU Drs. Ermansyah, M.Hum. Drs. Zulkifli Lubis, M.A. NIP NIP Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof. Dr. Arif Nasution, M.A. NIP
3 KATA PENGANTAR Syukur Allhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang sangat penulis harapkan. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.A., selaku Ketua Departemen Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Yance, M.Si., selaku Dosen wali di Departemen antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera utara.
4 4. Bapak Drs. Ermansyah, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing penulis dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi. 5. Ayah dan Ibu tercinta, adik-adikku Endra Aspandi Nasution dan Andre Aspandi Nasution, terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan supportnya. 6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi. 7. Sahabat-sahabat penulis: Miemien, Icha, Richa, Ru, Abadi, Edi Iwan, Prilmon, Bang Kakey, dan semua kerabat-kerabat di Departemen Antropologi atas dorongan dan kebersamaan yang tidak akan terlupakan. 8. Terima kasih kepada pihak-pihak terkait seperti Kecamatan Perbaungan, Sekretaris Camat, Bapak Gunawan, Kepala Desa Sei Nagalawan dan juga kepada masyarakat Desa Sei Nagalawan atas kerjasamanya dalam memberikan informasi selama ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Medan, Penulis
5 ABSTRAK Asfianti Syafitri Nasution, Strategi Nelayan Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga (Studi Antropologi Tentang Mata Pencaharian Hidup Tambahan di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Sksripsi ini terdiri dari 5 bab+115 halaman+daftar pustaka+lampiran. Kehidupan ekonomi nelayan tradisional yang selalu diidentikkan dengan kemiskinan membuat nelayan di desa ini sangat sulit dalam pemenuhan kebutuhan keluarga khususnya dan kebutuhan nelayan umumnya. Penelitian ini sendiri coba memaparkan bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi nelayan dengan hanya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan yang pendapatannya tidak menentu dan hasil tangkapan yang hanya tergantung pada kondisi alam (laut) dengan kearifan dan pengetahuan yang mereka miliki serta hubungan sosial yang terjalin antara masyarakat nelayan di desa ini. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan usaha yang dilakukan nelayan tradisional sebagi strategi di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Usaha yang mereka lakukan dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di desa ini yang dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memperoleh informasi tentang usaha-usaha lain yang dijadikan sebagai strategi dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci seperti tokoh adat atau tokoh masyarakat dikalangan nelayan, untuk memperoleh informasi tentang persoalan mendasar yang menyebabkan terjadinya kemiskinan nelayan di Desa Sei Nagalawan dan kondisi perekonomian nelayan sebelum memeiliki mata pencaharian hidup tambahan serta program-program yang diberikan kepada pemerintah dalam membantu pengembangan desa ini. Peneliti melakukan wawancara serta observasi non partisipasi yang dilakukan untuk mengamati aktifitas dan cara-cara yang ditempuh keluarga nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan, strategi yang dilakukan nelayan tradisional berupa dengan bertani, menganyam tikar purun yang dilakukan para isteri nelayan dalam membantu pendapatan suami dan juga dengan menjadi buruh/karyawan pabrik, dapat menambah penghasilan atau pendapatan nelayan tradisional untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari walaupun dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Adanya srategi tersebut membuat mereka lebih giat lagi dalam bekerja guna untuk meningktkan perekonomian desa ini yang akhirnya dapat mengubah kehidupan para nelayan menjadi lebih baik lagi. Akhirnya dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwasannya strategi yang dilakukan oleh nelayan tradisional di Desa Sei Nagalawan benar-benar meningkatkan pendapatan sekaligus dapat menyelesaikan masalah ekonomi yang mereka hadapi dengan memiliki mata pencaharian tambahan dan ditambah dengan adanya lahan pendukung. Kata-kata Kunci: Nelayan, Strategi ekonomi nelayan, Sistem kekerabatan dan Hubungan sosial
6 DAFTAR ISI LEMBARPERSETUJUAN KATA PENGANTAR...i ABSTRAK...iii DAFTAR ISI...iv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Lokasi Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka Metode Penelitian Tipe penelitian Teknik Pengumpulan Data Analisa Data..15 BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah, Letak dan Kondisi Geografis Kependudukan Jumlah Penduduk Setiap Dusun Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku bangsa Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Hidup Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Sistem Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Sei Nagalawan SaranaFisik Sarana Kesehatan Sarana Pendidikan Sarana Ibadah Sarana transportasi Sarana Hiburan Sarana Perdagagangan..33
7 BAB III. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SEI NAGALAWAN Sistem Kekerabatan Masyarakat Desa Sei Nagalawan Hubungan Sosial pada Masyarakat Desa Sei Nagalawan Nelayan Sebagai Mata Pencaharian Hidup Alat Tangkap yang Digunakan Jam Kerja Kebutuhan Keluarga Nelayan Hubungan yang Terjalin Atas mata Pencaharian sebagai Nelayan Hubungan Nelayan dengan Toke Hubungan Nelayan dengan Nelayan Hubungan Nelayan dengan Pemilik Modal...59 BAB IV. STRATEGI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA 4.1. Upaya Nelayan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Bertani Menganyam Tikar a. Modal b. Bahan baku c. Produksi d. Tujuh kisah penganyam tikar purun Buruh/ Karyawan Pabrik Pengetahuan Nelayan Terhadap Pilihan Mata Pencaharian Tambahan Pendapatan dan Pengeluaran Sebelum dan Sesudah Memiliki Mata Pencaharian Tambahan Penghasilan Dari Mata Pencaharian Tambahan:Peningkatan Atau Hanya Sekedar Mencukupi Kebutuhan Masyarakat 106 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran.113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Kondisi bangsa yang sedang berada di multi krisis, Indonesia dihadapkan dengan tidak hanya satu masalah saja, melainkan berbagai masalah seperti masalah ekonomi, politik, budaya, sosial, agama, pertahanan dan keamanan. Masalah tersebut sudah ruwet seperti benang kusut sehingga memerlukan orang-orang yang benar-benar siap dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, sangat sulit mengentaskan masalah ekonomi yang berarah pada masalah kemiskinan. Masalah ekonomi merupakan masalah yang sangat sulit bagi setiap manusia, karena problema ekonomi menyangkut pada hajat hidup orang banyak. Setiap individu atau kelompok masyarakat seperti halnya nelayan tradisional memiliki berbagai cara yang berbeda dalam mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Berbagai cara tersebut merupakan wujud strategi guna untuk melangsungkan kehidupan mereka yang disebabkan oleh berbagai kondisi seperti terjadinya krisis ekonomi, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), perubahan kondisi alam maupun lingkungan. Dalam mengatasi hal tersebut berbagai cara dilakukan nelayan tradisional dalam mengatasi kesulitan ekonominya. Namun, kesulitan nelayan dengan kondisi ekonomi dan lingkungannya tentunya memiliki perbedaan strategi dalam meningkatkan ekonomi keluarga seperti halnya nelayan tradisional di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai yang mayoritas penduduknya adalah suku bangsa Banjar.
9 Desa Sei Nagalawan sudah berdiri sekitar tahun 1800, yakni pada saat terjadi migrasi suku bangsa Banjar yang berasal dari Pulau Kalimantan menuju Pulau Sumatera. Migrasi yang mereka lakukan bermula pada daerah Langkat Sumatera Utara dengan tujuan membuat atap sebuah bangsal di perkebunan Langkat. Seiring berjalannya waktu suku Banjar tersebut mulai bertambah dan mereka meminggir sampai ke daerah Nagalawan. Sampai sekarang ini, migrasi yang mereka lakukan guna untuk mencari kehidupan yang lebih baik dengan kondisi lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya nelayan tradisional. Sama halnya dengan komunitas masyarakat lainnya, nelayan juga memiliki peran dan tanggung jawab pada keluarganya, yaitu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang meliputi biaya-biaya seperti biaya pendidikan anak, tempat tinggal, air dan listrik, biaya sosial dan biaya untuk kebutuhan lainnya. Namun, dengan pendapatan nelayan yang cukup minim, nelayan tradisional merupakan kelompok masyarakat yang hidupnya jauh lebih miskin dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya seperti petani atau pengrajin. Hidupnya sangat tergantung kepada alam, musim banyaknya hasil tangkapan, sehingga pendapatan nelayan pun tidak menentu. Ada berbagai macam bentuk kegiatan yang dilakukan manusia dalam mencari nafkah. Kadangkala hasil yang diperoleh dari kegiatan itu tidak dapat pula mencukupi kebutuhan sebagaimana yang dihadapkan, sehingga seringkali suami sebagai kepala rumah tangga dalam mencari nafkah turut dibantu oleh isteri ataupun anak-anak. Manusia lahir, hidup, berkembang, dan memenuhi kebutuhannya juga di masyarakat. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah mencari nafkah, dan bidang inilah yang paling banyak
10 menyerap tenaga kerja dengan kegiatan ini mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhan di dalam kehidupan mereka (Ismaini, 1976:45). Berdasarkan penelitian Mubyarto (1984:35-37) di Desa Bulu, yang menyatakan bahwa jumlah mereka yang bekerja sebagai nelayan nampak sangat dominan dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Bila pekerjaan sebagai nelayan hanya dianggap sebagai salah satu dari kategori mata pencaharian di bidang perikanan, tentunya harus dimasukkan juga mereka yang berdagang, buruh yang mempunyai pekerjaan sambilan sebagai nelayan, pegawai atau pensiunan pegawai negeri yang diantaranya ada juga yang berdagang atau berusaha di bidang perikanan sebagai usaha sambilan. Di samping itu, usaha perikanan masih melibatkan banyak lagi anggota keluarga di desa terutama anggota keluarga dari mereka yang tercatat nelayan sebagai mata pencahariannya. Peranan kepala rumah tangga yang harus menghidupi keluarganya dipegang oleh ayah atau suami, yang bekerja sebagai nelayan atau pekerjaan yang paling langsung di bidang usaha perikanan. Bila ekonomi keluarga tidak begitu kuat atau kurang dari kebutuhan keluarga, isterinya membantu bekerja sebagai pedagang ikan, baik di pasar sebagai pedagang ikan panggang eceran, atau sebagai pedagang ikan borongan pada para pedagang besar. Kaum wanita juga membantu keluarga dengan bekerja sebagai buruh perusahaan ubur-ubur, pembersih udang pada pedagang udang, pedagang ikan asin atau pembuat jarring ikan di rumah mereka masing-masing. Sedangkan anak-anak laki-laki atau perempuan baik bersekolah atau tidak, terlebih lagi bila orang tua mereka kurang mampu juga mempunyai peranan ekonomis dalam keluarga. Mereka digolongkan sebagai alang-alang, yaitu rombongan menguntit nelayan yang berusaha mendapatkan ikan tanpa harus membeli.
11 Hal tersebut juga terjadi pada masyarakat nelayan tradisional yang ada di Desa Sei Nagalawan, yang memiliki strategi berbeda yang dilakukan yakni, dengan adanya mata pencaharian tambahan lain yang dilakukan oleh nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Mereka menyadari bahwa mata pencaharian sebagai nelayan tidak akan dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk menambah penghasilan dengan cara menjadi petani, isteri mereka bekerja sebagai penganyam tikar, dan anak-anak juga ikut membantu dengan bekerja di luar sektor perikanan yaitu sebagai buruh atau karyawan pabrik. Strategi tersebut mereka lakukan karena adanya lahan pendukung berupa tanah kosong yang tidak terawat dan dapat dimanfaatkan, sehingga hasilnya pun dapat dijual ataupun dikonsumsi sendiri. Walaupun pengetahuan mereka dalam bertani masih sangat terbatas dibandingkan dengan mata pencaharian pokok sebagai nelayan tradisional. Walaupun demikian mereka tetap menyadari bahwa diri mereka tetap sebagai nelayan karena petani hanya sebagai strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Berkenaan dengan uraian tersebut maka pentinglah kiranya mengkaji berbagai strategi yang dilakukan nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Hal tersebut dapat mengungkapkan kehidupan ekonomi nelayan tradisional yang sesungguhnya dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi atau mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan hal tersebut nelayan dapat bertahan maupun meningkatkan ekonomi keluarga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup lainnya Peumusan Masalah.
12 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka permasalahan yang diajukan adalah sejauhmana mata pencaharian lain di luar menangkap ikan (nelayan) menambah ekonomi keluarga nelayan tradisional yang ada di Desa Sei Nagalawan? Permasalahan ini diuraikan ke dalam 4 (empat) pertanyaan penelitian yaitu: 1. Bagaimana kehidupan ekonomi nelayan sebelum memiliki mata pencaharian lain? 2. Apa saja yang dilakukan nelayan sebagai bentuk strategi dalam meningkatkan ekonomi keluarga? 3. Berapa besar pendapatan sebagai nelayan tradisional yang diperoleh dari mata pencaharian lain? 4. Apakah hasil dari strategi yang mereka lakukan meningkatkan atau hanya mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari? 1.3. Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai. Hal ini didasari kekhasan nelayan tradisional desa tersebut yang melakukan berbagai hal sebagai suatu strategi dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Kekhasan tersebut dimungkinkan karena adanya sumber-sumber ekonomi lain seperti adanya lahan pendukung, maupun sistem pengetahuan yang dapat menyiasati berbagai kesulitan ekonomi Tujuan dan Manfaat Penelitian.
13 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk strategi nelayan di Desa Sei Nagalawan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Di dalam ini juga tercakup tentang sistem pengetahuan dan kondisi alam maupun kondisi lingkungannya. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah wawasan ke ilmuan khususnya Antropologi, dalam memahami kehidupan nelayan dan strategi yang dilakukannya. Secara praktis, dapat memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan tentang nelayan sebagai suatu bentuk pembangunan kehidupan nelayan Tinjauan Pustaka. Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolam maupun permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktifitas nelayan ini dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara atau di Afrika masih banyak nelayan yang menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan. Nelayan di negara-negara maju biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar dilengkapi teknologi canggih. Nelayan merupakan salah satu masyarakat marginal yang seringkali tersisih dari akomodasi kebijakan pemerintah. Problema yang dihadapi masyarakat nelayan sangatlah kompleks mulai dari yang bermuara pada minimnya penghasilan mereka. Seperti halnya Sumberelektronik, 27 juli 2008 Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
14 masyarakat petani dan buruh (proletar), masyarakat nelayan pun tercekik jerat kemiskinan yang menyerupai lingkaran setan. Nelayan juga merupakan salah satu mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan di wilayah pesisir pantai guna untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan merupakan sebagian kelompok dari masyarakat yang ikut terkena dampak krisis ekonomi dan secara umum masyarakat miskin. Emerson (dlm Mubyarto, 1986:160) menyatakan bahwa keluarga nelayan umumnya lebih miskin dari keluarga petani atau pengrajin, menurutnya keluarga nelayan sudah dikenal miskin walaupun tidak terjadi krisis ekonomi. Jika dibandingkan dengan daerah sawah berpengairan maka di daerah pantai dengan mata pencaharian pokok sebagai nelayan, kemiskinan nelayan lebih nyata, tingkat kepadatan penduduk lebih tinggi dan peluang untuk bekerja di sektor perikanan lebih terbatas mereka dihadapkan pada kesulitan lapangan kerja. Orang yang bekerja biasanya dikelompokkan menjadi 2 (dua) yakni pekerja primer dan pekerja skunder. Pekerja primer adalah pekerja yang bekerja dengan segala kemapanan gaji yang cukup dan lingkungan kerja yang baik. Sedangkan pekerja skunder adalah pekerja yang marginal atau kelas pinggiran. Mereka bekerja dengan keadaan yang tidak menentu dan dengan gaji dan jangka waktu penerimaan yang tidak tertentu pula. Belum lagi lingkungan serta kondisi kerja yang kurang baik, kelompok kerja inilah yang kemudian disebut dengan pekerja sektor informal. Pada zaman dahulu dalam kehidupan rumah tangga pria bekerja di sektor public dan wanita bekerja di sektor domestic, akan tetapi seiring perkembangan zaman, dan Sumber elektronik, 27 Juli 2008 Pemberdayaan Masyarakat Nelayan
15 semakin mendesaknya tuntutan kebutuhan, wanita tidak hanya memerankan peran tradisional sebagai seorang isteri, tetapi juga memerankan dwi peran yaitu seorang isteri dan sekaligus pencari nafkah (Hubeis, 1992:101). Sementara itu dalam skripsi Tarida Herawati E.S (1997:6) menyatakan bahwa wanita dalam berbagai perkembangan masyarakat telah memberikan sumbangan yang besar dalam perekonomian rumah tangga. Pada masyarakat yang mengalami proses industrialisasi, kebutuhan hidup semakin meningkat, terutama dalam masyarakat kalangan bawah penghasilan suami sering tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga. Seperti yang dinyatakan oleh Warner (dalam Susanto, 1986:85) bahwa sumber pendapatan menentukan status seosial seseorang. Sehubungan dengan ini dijelaskan bahwa bukan jumlah uangnya yang menentukan yang diterima dari sumber tersebut, melainkan status yang dinikmati oleh sumbernya sendiri. Hal ini berarti pekerjaan seseorang memiliki nilai tersendiri yang berbeda dengan pekerjaan orang lain, misalnya pekerjaan di sektor informal dinilai mempunyai prestise yang lebih tinggi dibandingkan pekerjaan di sektor formal. Sehingga dengan sendirinya orang yang bekerja di sektor formal umumnya memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada orang yang bekerja di sektor informal. Setiap pekerjaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat juga berdasarkan pada pengetahuan yang mereka miliki, dan telah menjadi bagian dari kebudayaan mereka dan hal tersebut telah terjadi pada masyarakat nelayan tradisional yang ada di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kec. Perbaungan Kab Serdang Bedagai dalam meningkatkan ekonomi keluarga mereka mampu menambah mata pencaharian lain dari nelayan yaitu
16 sebagai petani, penganyam tikar dan juga sebagai buruh pabrik dengan sistem pengetahuan yang mereka miliki. Mata pencaharian sebagai nelayan lebih banyak tergantung kepada perkembangan teknologi, kecuali alat-alat untuk menangkap ikan seperti berbagai macam kail, tombak ikan (harpun), jala dan perangkap ikan. Nelayan juga membutuhkan perahu dengan segala peralatannya untuk melaju dan mengendalikannya. Di samping pengetahuan mengenai ciri-ciri sdan cara hidup dari berbagai macam jenis ikan, nelayan harus mempunyai suatu pengetahuan yang lebih teliti mengenai sifat-sifat laut, angin, dan arusarusnya (Koentjaraningrat, 1972:34). Berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh nelayan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan yang mereka miliki. Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan kepada keturunannya, demikian seterusnya. Koentjaraningrat (dalam Poerwanto, 2005:52) mendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Sama halnya dengan Linton (dalam Keesing, 1981:68) yang menyatakan kebudayaan juga merupakan keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola prilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayan juga merupakan sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi blue print bagi sikap dan
17 prilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosialnya, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia. Secara sederhana Malinowski (dalam Sjairin, 2002:1-2) menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat di bagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Kebutuhan manusia itu dipenuhi dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada dalam lingkungan dan menjadi energi bagi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan seorang individu beragam dan bertingkat-tingkat, sehingga usaha-usaha pemenuhan kebutuhan antara satu individu lainnya dapat berbeda. Dengan demikian pola pemanfaatan terhadap sumber daya yang ada antara individu yang satu dengan yang lainnya akan beragam pula. Dalam rangka mewujudkan proses tersebut, maka yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk melakukan identifikasi sumber daya, memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik. Dengan demikian, berdasarkan pandangan tersebut, identifikasi sumber daya merupakan salah satu langkah yang strategis dalam proses pembangunan masyarakat. Oleh sebab itu, identifikasi sumber daya juga dapat berfungsi untuk mengangkat sumber daya yang masih terpendam ke atas permukaan realitas sosial, sehingga dapat segera dimanfaatkan dalam rangka peningkatan taraf hidup (Soetomo, 2006:20). Hal tersebut telah terjadi pada masyarakat nelayan tradisional yang terdapat di Desa Sei Nagalawan, yang melakukan berbagai cara maupun strategi untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan untuk meningkatkan taraf hidup dengan adanya
18 penammbahan mata pencaharian yang nantinya diharapkan dapat mencukupi semua kebutuhan hidup Metode penelitian Tipe penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci tentang strategi yang dilakukan nelayan tradisional dalam meningkatkan ekonomi keluarga yang terjadi di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai. Alasan pemilihan lokasi di Desa Sei Nagalawan karena adanya lahan pendukung yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Sei Nagalawan sebagai mata pencaharian tambahan sebagai petani. Di samping itu, tidak adanya peran pemerintah dalam membantu masyarakatnya untuk meningkatkan maupun mengembangkan sumber daya alam yang ada di Desa Sei Nagalawan, sehingga para nelayan tradisional berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomian mereka dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki Teknik Pengumpulan Data Data dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan, sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh dari buku, jurnal, studi kepustakaan dll. Data primer di peroleh melalui observasi dan wawancara mendalam.
19 Observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipasi yang dilakukan oleh seorang peneliti tanpa harus ikut terlibat di dalam kehidupan masyarakat yang diteliti. Observasi non partisipasi dilakukan untuk mengamati tentang : Kondisi rumah. Kondisi jalan. Kondisi lingkungan maupun kondisi alam Aktifitas yang dilakukan oleh para nelayan tradisional dalam kehidupan seharihari, mulai dari melaut, bertani, menganyam tikar dan lain sebagainya. Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil photo yang dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di lapangan. Wawancara mendalam yang dilakukan dipandu pedoman wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan pangkal, informan kunci dan informan biasa. Informan pangkal merupakan informan awal yang dijumpai yang dianggap dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan pangkal adalah Kepala Desa di Desa Sei Nagalawan. Informan kunci merupakan informan yang memiliki pengetahuan yang luas tentang masalah yang sedang di teliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah tokoh adapt dan tokoh masyarakat dari kalangan nelayan. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah masyarakat nelayan lainnya yang memiliki mata pencaharian lain selain sebagai nelayan tradisional. Jumlah informan kunci dan informn biasa ditentukan sesuai dengan kebutuhan data yang akan diperoleh.
20 Wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan pangkal untuk memperoleh data mengenai sejarah desa dan data-data penduduk. Wawancara mendalam yang di tujukan kepada informan kunci untuk memperoleh informasi tentang : 1. Persoalan mendasar yang menyebabkan terjadinya kemiskinan nelayan. 2. Fasilitas yang diberikan pemerintah kepada masyarakat di Desa Sei Nagalawan. 3. Program-program yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di Desa Sei Nagalawan Sedangkan wawancara mendalam yang dilakukan pada informan biasa di;lakukan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Besarnya pendapatan dan pengeluaran sebagai nelayan tradisional. 2. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh nelayan dalam kehidupan sehari-hari 3. Hal-hal yang dilakukan nelayan sebagai bentuk strategi dalam meningkatkan ekonomi keluarga. 4. Pendapatan yang diperoleh dari mata pencaharian tambahan. 5. Strategi yang mereka lakukan hasilnya meningkatkan atau mencukupi kebutuhan sehari-hari. 6. Tanggapan mereka atas perubahan tersebut Analisa Data. Analisa data merupakan sebuah pengkajian di dalam data yang mencakup prilaku objek, atau pengetahuan yang teridentifikasi. Beberapa hal yang dilakukan dalam analisa data yaitu: pemilihan, pemilahan, kategorisasi dan evaluasi data. Data yang diperoleh tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis domain. Teknik analisis domain
21 digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum, namun relatif utuh tentang objek penelitian. Artinya analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari strategi nelayan tradisional dalam meningkatkan ekonomi keluarga yang terjadi di Desa Sei Nagalawan Dusun 3 (tiga) Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai. Didalamnya termasuk analisis mengenai strategi dan adanya penambahan mata pencaharian lain yang mereka lakukan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah, Letak dan Kondisi Geografis. Desa Sei Nagalawan sudah berdiri sekitar tahun 1800, yakni pada saat terjadi migrasi suku bangsa Banjar yang berasal dari Pulau Kalimantan menuju Pulau Sumatera. Migrasi yang mereka lakukan bermula pada daerah Langkat Sumatera Utara dengan tujuan membuat atap sebuah bangsal di Perkebunan Langkat. Seiring berjalannya waktu, suku bangsa Banjar tersebut mulai bertambah. Oleh karena itu, mereka meminggir sampai ke daerah Perbaungan. Akibat migrasi tersebut sebahagian suku bangsa Banjar ini menempati daerah Nagalawan.
22 Pada awalnya daerah ini terdiri dari 2 (dua) desa yakni Desa Sei Nipah dan Desa Nagalawan. Namun, pada masa Penghulu Saman yang memerintah desa pada sekitar tahun 1949, nama desa ini diganti menjadi Desa Sei Nagalawan, yang terdiri dari 3 (tiga) dusun sampai sekarang. Posisi desa yang terletak pada dataran rendah yakni yang berjarak dari laut sekitar 3-4 km. daerah persawahan yang membentang di sekitar desa ini. Pantai yang dekat dengan desa secara alamiah menyebabkan masyarakat memanfaatkan potensi alam yang ada dengan melaut guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Desa Sei Nagalawan adalah salah satu desa dari 41 desa yang ada di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Sei Nagalawan mempunyai luas wilayah 871 Ha, yang terbagi atas 3 (tiga) dusun yang wilayahnya memiliki batas-batas yakni: - Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas, - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Mengkudu, dan - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin. Letak Desa Sei Nagalawan adalah 7º 50 LU 9º 21 LU dan 97º 18 BT-98º 42 BT. Secara geografis jarak Desa Sei Nagalawan ± 14 km dari Kecamatan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat yang mengetahui tentang sejarah Desa Sei Nagalawan, bahwa kepemimpinan Kepala Desa di Desa Sei Nagalawan ini telah berganti sebanyak 8 (delapan) kali, yakni: Tabel 1. Kepemimpinan Kepala Desa No N a m a T a h u n 1 Suman Muhammad
23 3 Tuganal Siab Tuganal Umar Ishaq Januari 2006-Juli Sahrum Agustus 2006-Sekarang Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa Pada masa kepemimpinan Bapak Umar yakni sekitar tahun 2000, Pemerintah Desa Sei Nagalawan memiliki program kerja guna peningkatan kapasitas dan kegiatan menganyam tikar purun. Program tersebut dilakukan dengan membuat pengelompokkan para pengrajin, sehingga lebih memudahkan dalam hal koordinasi terhadap kebutuhan yang mereka butuhkan, serta dalam hal pendatangan bahan baku yakni tanaman purun yang ada pada saat itu mulai sulit ditemukan. Namun, program kerja tersebut tidak berlangsung lama. Hanya bertahan sampai akhir masa kepemimpinan kepala Desa Umar. Sampai saat ini, Kepala Desa yang menjabat tidak memiliki program kerja yang dapat meningkatkan kapasitas dan kegiatan menganyam. Menurut pengakuan dari Kepala Desa Sahrum faktor yang menghambat tidak berjalannya lagi program kerja Kepala Desa Umar disebabkan mulai sulitnya mendapatkan bahan baku yakni tanaman purun, sehingga jika ada maka tersedia dengan harga tinggi. Oleh karena itu, yang menjadi pengrajin saat ini hanyalah beberapa orang pengrajin saja yang memiliki cukup modal. Kondisi jalan menuju Desa Sei Nagalawan dari simpang Sei Buluh sangat buruk. Tanah dan bebatuan yang apabila hujan akan becek dan licin. Perjalanan dari Simpang Sei Buluh ke Desa Sei Nagalawan sekitar 10 km. mereka sudah meminta kepada Pemerintah Daerah untuk memperbaiki jalan, namun sampai sekarang tidak ada tanggapan dari Pemerintah daerah. Walaupun dengan kondisi jalan mereka yang seperti
24 itu, mereka tidak pernah berputus asa untuk menjalankan aktivitas mereka baik sebagai nelayan, pengnyam tikar bagi para isteri nelayan, buruh dan petani. Kondisi alam dan lingkungan di Desa Sei Nagalawan terawat dengan baik, mulai dari kondisi pantai sebagai tempat pariwisata, lahan persawahan, mangrove dan tanaman lain. Begitu juga dengan kondisi desa ataupun kondisi lingkungannya yang terlihat sangat bersih. Mereka sangat mengutamakan kebersihan agar kesehatan selalu terjaga. Namun, sumber daya alam tersebut mereka kelola sendiri karena ketidak pedulian Pemerintah Daerah terhadap sumber daya alam yang ada di Desa Sei Nagalawan begitu juga dengan masyarakatnya. Lain halnya dengan hutan mangrove yang tidak terawat dan tumbuh liar di sepanjang perjalanan menuju Desa Sei Nagalawan, adapun yang terawat hanya sekitar 2 (dua) Ha itupun mereka kelola sendiri dengan baik, setelah selebihnya mereka jadikan sebagai lahan persawahan guna untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang hasilnya pun cukup menguntungkan bagi masyarakat desa Sei Nagalawan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Kondisi lingkungan di Desa Sei Nagalawan terlihat begitu sejuk dan bersih, yang sangat dirawat oleh masyarakat setempat karena bagi mereka kebersihan harus tetap terjaga agar dapat terhindar dari segala macam penyakit Kependudukan.
25 Jumlah penduduk di Desa Sei Nagalawan adalah 2438 jiwa pada tahun 2007, yang terdiri dari 600 kepala keluarga dan tersebar ke dalam 3 (tiga) dusun yang ada. Adapun persebaran penduduk menurut dusun dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Setiap Dusun Jumlah Penduduk No Dusun (Jiwa) % 1 Dusun I ,1 2 Dusun II ,3 3 Dusun III ,4 Total Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah penduduk yang terdapat di dusun I (satu) dengan jumlah penduduk 905 jiwa, karena letaknya berdekatan dengan kantor Kecamatan yang juga dekat dengan kota, sehingga memudahkan masyarakat di dusun I (satu) dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di dusun II (dua) dan di dusun III (tiga) dengan jumlah penduduk 741 dan 792 jiwa. Hal ini disebabkan karena letak kedua dusun tersebut di pedalaman yang jauh dari fasilitas kota, sehingga menyulitkan mereka untuk melakukan aktifitasnya.di dusun III inilah pengrajin tikar anyaman paling banyak berdomisili serta melakukan aktifitas sebagai pengrajin dan juga yang paling banyak memiliki mata pencaharian tambahan lain yaitu sebagai petani. Posisi desa yang terletak di dataran rendah sehingga membuat tanah-tanah yang ada di desa ini berpasir dengan kondisi rumah-rumah permanen/beton yang di tempati
26 oleh penduduk yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi dibandingkan yang lain. Persawahan yang membentang mengelilingi daerah ini, serta perladangan yang di tanami tanaman purun (Pandanus Furcatus). Namun, daerah rawa ini sudah mulai jarang ditemukan, hal ini disebabkan terlalu banyak binatang-binatang yang berasal dari daerah rawa yang merusak tanaman di sawah, sehingga daerah rawa mulai jarang di tanami tanaman purun. Daerah yang sebelumnya banyak di tanami tanaman purun, mangrove dan sawit, sekarang dijadikan lahan persawahan karena banyak dari penduduk setempat memiliki mata pencaharian lain di samping nelayan dan menganyam tikar guna untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bangunan-bangunan bersejarah yang menandakan identitas daerah/suku bangsa tidak tampak di desa ini, hanya beberapa bangunan saja yang terdapat di Desa Sei Nagalawan dusun 3 (tiga) yakni: bangunan sekolah, tempat ibadah, serta kantor pemerintahan desa yang dalam kesehariannya sangat jarang di tempati oleh aparat pemerintah desa. Namun, bahasa yang mereka gunakan masih menandakan logat suku bangsa Banjar yang kental. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur No Golongan Umur Jumlah (Jiwa) tahun tahun tahun tahun tahun tahun ke atas 138 Jumlah 2438 Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa
27 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak yaitu pada kelompok umur tahun yaitu sebanyak 1177 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok umur 60 tahun ke atas yaitu 132 jiwa. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa usia kerja yang paling banyak yaitu pada usia kerja tahun. ini berarti bahwa masyarakat di Desa Sei Nagalawan hanya memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Sei Nagalawan saja yaitu sebagai nelayan dan tidak ada peluang untuk bekerja di luar Desa Nagalawan. Jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Angka No Dusun (Jiwa) % 1 Melayu ,2 2 Batak 205 8,4 3 Karo 18 0,7 4 Mandailing 43 1,8 5 Banten 20 0,8 6 Banjar ,8 7 Jawa ,3 8 Minang 31 1,3 9 Tionghoa 8 0,3 10 Aceh 32 1,3 Total Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa Dari daftar tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk yang tinggal di desa ini adalah keturunan suku bangsa Banjar yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan tradisional yang berjumlah 1092 jiwa. suku bangsa Melayu pada peringkat ke dua yakni berjumlah 616 jiwa, sedangkan suku bangsa Jawa terbanyak ke tiga yang
28 berjumlah 362 jiwa. Batak merupakan suku bangsa terbanyak ke empat yang berjumlah 202 jiwa, Mandailing 43 jiwa, Karo 18 jiwa, Banten 20 jiwa dan Tionghoa merupakan minoritas suku yang berjumlah 8 jiwa. Suku bangsa Batak yang ada di Desa Sei Nagalawan mereka memiliki mata pencaharian yang juga sebagai nelayan, tetapi sebagian dari mereka memiliki mata pencaharian sebagai toke ataupun rentenir yang memberikan pinjaman kepada masyarakat lain yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D1-D3 No Dusun Angka Angka Angka Angka (jiwa) % (jiwa) % (jiwa) % (jiwa) % 1 I 97 59, , ,8 3 1,8 2 II ,3 33 2,0 16 9, III , ,4 17 9,8 - - Jumlah Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan formal sangat minim, apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan dari penduduk Desa Sei Nagalawan, dan dapat dilihat dari keseluruhan jumlah tingkat pendidikan yang rata-rata hanya mengenyam pendidikan hanya tingkat SD (sekolah dasar) saja denjan jumlah 337 jiwa. hal tersebut disebabkan karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki, sehingga banyak dari penduduk Desa Sei Nagalawan yang tidak bersekolah. Sangat kecilnya jumlah angka tingkat pendidikan di desa ini menyebabkan
29 masih banyaknya penduduk desa yang masih buta huruf terutama dikalangan penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Sebahagian penduduk yang lain hanya sampai batas dapat membaca dan menulis, selebihnya mereka tidak terlalu mempersoalkan akan pentingnya pendidikan, yang berdampak langsung pada aktifitas-aktifitas lainnya. Terutama aktifitas ekonomi yang sangat minim dalam hal membantu perekonomian keluarga guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, adapun yang mengenyam pendidikan di tingkat SLTP, SLTA bahkan ada yang sampai tingkat ke perguruan tinggi, tetapi hanya mengambil tingkat D1-D3. Hal tersebut mereka lakukan hanya bagi keluarga yang memiliki perekonomian yang jauh dari kemiskinan dan biasanya anak dari para toke ataupun anak dari para aparat desa. Namun, walaupun demikian dalam hal bertani mereka memiliki pengetahun yang sangat baik selain mata pencaharian sebagai nelayan yang mereka dapatkan melalui proses belajar. Hal tersebut menyebabkan para nelayan tradisional tidak pernah untuk berputus asa guna untuk meningkatkan perekonomian mereka. Jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Dusun Mata I II III Pencaharian Angka Angka Angka (jiwa) % (jiwa) % (jiwa) % Karyawan 55 16, , ,8 Wiraswasta 37 11, , ,3 Jasa 24 7,1 6 2,6 18 9,7 Petani ,9
30 Buruh 72 21,4 8 3,5 3 1,6 Nelayan 2 0,6 10 4,4 5 2,7 Pengrajin 8 2,4 5 2, ,7 Jumlah Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penyebaran mata pencaharian penduduk Desa Sei Nagalawan yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani, nelayan dan pengrajin yang tersebar di ketiga dusun tersebut. Mata pencaharian yang minim tampak pada tabel di atas, yakni mayoritas penduduk banyak bekerja pada sektor informal. Tampak langsung pada pola kehidupan masyarakat Desa Sei Nagalawan yang sangat sederhana. Hal tersebut juga disebabkan oleh keterbatasan sistem pengetahuan yang dimiliki, sehingga menyulitkan mereka untuk bekerja di luar dari sektor perikanan dan pertanian. Namun, walaupun dengan demikian mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat tradisional di Desa Sei Nagalawan, mampu membuat mereka untuk bertahan hidup sampai sekarang ini. No Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Islam Katholik Protestan Angka Angka Angka Dusun (jiwa) % (jiwa) % (jiwa) % 1 I ,8 53 2, ,1 2 II , ,4 3 III ,2 25 1, ,2 Jumlah Sumber: Data Desember 2007 Diolah Dari Data Kepala Desa
31 Tampak jelas pada tabel bahwasannya agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk yang mendiami di Desa Sei Nagalawan tersebut. Agama Kristen Protestan menduduki peringkat ke dua terbanyak, setelah itu terdapat agama Kristen Katolik. Namun, pada kenyataannya mereka dapat hidup secara membaur tanpa hadirnya konflik yang berbau agama. Saling berbaur dan hormat menghormati antara sesama pemeluk agama di desa ini, tampak langsung pada saat perayaan hari besar keagamaan. Pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW serta perayaan Hari Raya Idul Fitri serta Natal. Pada waktu tersebut antara sesama pemeluk agama biasanya mereka saling mengundang antara sesama pemeluk agama untuk saling mengunjungi rumah mereka masing-masing. Kelompok mayoritas dan minoritas berdasarkan agama yang dianut tidak berpengaruh terhadap perlakuan dalam pembangunan desa. Rumah-rumah ibadah berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang tidak selalu ramai ditangani pemeluk agama masing-masing guna menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa sistem kekeluargaan yang mereka miliki cukup erat dan tidak pernah terjadi konflik antar sesama pemeluk agama, jika pun terjadi konflik mereka selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusi dan berakhir dengan baik Sistem Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Sei Nagalawan. Mata pencaharian merupakan suatu aktifitas usaha yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada banyak bentuk yang dilakukan oleh orang sebagai mata pencahariannya. Lingkungan dimana tempat mereka tinggal juga memberikan pengaruh yang cukup besar mengenai karakteristik mata
32 pencaharian yang dijalankan oleh mereka, seperti pada daerah pedesaan dimana umumnya mereka hidup dengan mengandalkan hasil agraris seperti bertani dan juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungannya seperti nelayan yang memanfaatkan laut untuk mencari ikan guna untuk kebutuhan hidupnya. Sistem mata pencaharian tradisional merupakan berbagai macam sistem ekonomi yang hanya terbatas pada sistem-sistem yang bersifat tradisional saja, terutama dalam rangka perhatian terhadap kebudayaan sesuatu suku bangsa secara holistik. Menurut Koentjaraningrat (1972:32) menyebutkan adanya Berbagai sistem mata pencaharian, antara lain: a. berburu dan meramu b. perikanan c. bercocok tanam di lading d. bercocok tanam menetap e. peternakan, dan f. perdagangan. Sistem mata pencaharian hidup masyarakat di Desa Sei Nagalawan umumnya adalah sebagai nelayan tradisional yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Sei Nagalawan khususnya pantai yang mereka jadikan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (1972:33) di samping berburu dan meramu, mencari ikan juga merupakan suatu mata pencaharian hidup makhluk manusia yang amat tua. Manusia zaman purba yang kebetulan hidup di dekat sungai, danau atau laut, pokoknya yang di dekat air telah mempergunakan sumber alam itu untuk keperluan hidupnya. Waktu manusia mengenal bercocok tanam, mencari
33 ikan sering dilakukan sebagai mata pencaharian tambahan. Sebaliknya, masyarakat nelayan yang mencari ikan sebagai mata pencaharian hidupnya yang utama, di samping itu toh juga bertani atau berkebun. Di Desa Sei Nagalawan terdapat program kerja yang dilakukan oleh Kepala Desa guna untuk meningkatkan sistem mata pencaharian hidup masyarakat Desa Sei Nagalawan khususnya dalam mengembangkan pusat kerajinan tangan, yaitu menganyam tikar purun yang merupakan salah satu mata pencaharian lain yang dilakukan oleh para isteri nelayan. Program kerja tersebut juga dilakukan untuk peningkatan kapasitas dan kegiatan menganyam tikar purun dengan membuat pengelompokkan para pengrajin sehingga lebih memudahkan dalam hal koordinasi terhadap kebutuhan yang mereka butuhkan serta dalam hal pendatangan bahan baku yakni tanaman purun yang sudah mulai sulit untuk ditemukan. Namun, program kerja tersebut tidak berlangsung lama dan hanya mampu bertahan pada masa kepemimpinan Kepala Desa Umar saja. Sementara itu, Kepala Desa yang menjabat sekarang ini tidak memiliki program kerja yang dapat meningkatkan sistem mata pencaharian hidup di Desa Sei Nagalawan khususnya dalam menganyam tikar purun yang disebabkan karena mulai sulitnya mendapatkan bahan baku yaitu tanaman purun, kalaupun ada harganya juga akan menjadi mahal. Oleh karena itu, yang menjadi pengrajin anyaman tikar purun adalah beberapa orang saja itu pun bagi mereka yang memiliki cukup modal untuk membeli bahan bakunya. Dengan tidak adanya program kerja yang dilakukan oleh Kepala Desa Sei Nagalawan guna untuk meningkatkan sistem mata pencaharian hidup mereka, masyarakat desa tersebut berusaha untuk mengembangkan sendiri sistem mata pencahariannya dengan sistem pengetahuan yang dimiliki, meskipun pengetahuan yang mereka miliki
34 cukup terbatas. Akan tetapi, mereka tetap terus untuk mempertahankan kerajinan tangan yang dimiliki yang merupakan peninggalan dari nenek moyang. Sampai sekarang ini pun mereka mampu mengembangkan anyaman tikar purun dan juga melaut tanpa ada peran maupun bantuan dari Pemerintah Daerah khusunya dari Kepala Desa Sei Nagalawan Sarana Fisik. Sarana fisik merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehisupan bermasyarakat. Sarana fisik merupakan sarana umum yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Desa Sei Nagalawan yang meliputi 3 (tiga) dusun Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai terdapat sarana-sarana fisik yaitu antara lain: a. sarana kesehatan b. sarana pendidikan c. sarana ibadah d. sarana transportasi e. sarana hiburan, dan f. sarana perdagangan Sarana Kesehatan Di Desa Sei Nagalawan terdapat 1 (satu) sarana kesehatan, sarana kesehatan tersebut berupa balai pengobatan yang biasanya ditangani oleh bidan. Saran kesehatan tersebut yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengobati segala macam penyakit mereka yang letaknya di dusun I dengan jarak ± 2 km dari Desa Sei
35 Nagalawan. Sarana kesehatan tersebut juga sellu dikunjungi oleh masyarakat setempat jika mereka mengalami keluhan-keluhan seperti demam, batuk serta flu. Jika balai pengobatan tersebut tidak mampu menangani penyakit mereka yang tergolong cukup parah maka akan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang letaknya di Perbaungan dengan jarak tempuh ± 11 km dengan perjalanan 1 jam Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Desa Sei Nagalawan masih sedikit. Hal tersebut dikarenakan jarak yang mereka tempuh cukup jauh yang memerlukan alat transportasi. Di samping itu, karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Sei Nagalawan, sehingga banyak diantara mereka yang tidak mampu untuk membayar pendidikannya bahkan ada yang tidak bersekolah sama sekali yang mengakibatkan perekonomian mereka tidak pernah maju karena masyarakat yang tinggal di Desa Sei Nagalawan masih banyak yang buta huruf. Oleh karena itu, sarana pendidikan yang terdapat di Desa Sei Nagalawan masih sangat sedikit. Dengan demikian, pemerintah hanya dapat membantu melalui pembangunan sekolah untuk memudahkan masyarakat di Desa Sei Nagalawan agar dapat bersekolah tanpa membayar biaya apapun, tetapi tanpa menyediakan fasilitas yang lengkap bagi anak-anak di Desa Sei Nagalawan Sarana Ibadah Tabel 8. Jumlah Sarana Ibadah No Dusun Mesjid Mushollah Gereja Jumlah 1 I II
BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan
BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat. Desa umumnya memiliki perbedaan dengan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciKeterkaitan Aktifitas Ekonomi Nelayan Terhadap Lingkungan Pesisir Dan Laut SKRIPSI
Keterkaitan Aktifitas Ekonomi Nelayan Terhadap Lingkungan Pesisir Dan Laut (Studi Deskriptif Di Desa Pekan Tanjung Beringin Dan Desa Pantai Cermin Kanan Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI Diajukan guna
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah daratan yang
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian
BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kecamatan. Kecamatan Bandar Khalifah sebelum merdeka adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah
10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hasil buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan alam yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970
BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU
V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau daerah. Sumber daya alam ini diharapkan dapat mensejahterakan rakyat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai
Lebih terperinciDAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT
DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT ( kajian Deskriptif pada masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara ) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja
13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan
Lebih terperinciKeseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada
BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup orang harus melakukan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nelayan merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas
BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG. Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 2. 1 Potensi Desa Dalan Lidang No Potensi Luas
A. Kondisi Geografis dan Demografis. Kondisi Geografis BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG Desa Dalan Lidang adalah salah satu dari 2 desa yang terletak di Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI (Studi Pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI (Studi Pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai) Oleh: ARBAIYAH 060903036 DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciSTRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN (Studi Deskriptif Perumnas Mandala Kelurahan Tegalsari Mandala II, Kecamatan Medan Denai) SKRIPSI PURNAWAN ZARON HAREFA 050901023 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena
BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK
12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berbicara tentang kelautan dan perikanan tidak lepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk
BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN A. Geografis dan Demografis Desa bantan air merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi OLEH FERA SYAHNIDAR
KEYBOARD SEBAGAI HIBURAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial Kemasyarakatan di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA
BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Strategi pembangunan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG
BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Secara geografis Desa Simpang Gaung merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Gaung Kabupaten Inhil. penduduk Desa Simpang
Lebih terperinciDESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai
Lebih terperinciSKRIPSI DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA (S-1) ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STRATEGI ADAPTASI BURUH BAGASI ( PORTER ) DALAM BERTAHAN HIDUP ( Mengenai Adaptasi Melalui Pemilihan Pekerjaan, Pola Tempat Tinggal dan Hubungan-hubungan Sosial Buruh Bagasi ) (Studi Deskriptif: di Terminal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pengembangan karena terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera dan terletak
13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Pangkalan Kerinci adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibu kota KabupatenPelalawan, Riau. Kecamatan
Lebih terperinciPOLA RELASI SOSIAL PETANI DENGAN BURUH TANI DALAM PRODUKSI PERTANIAN
POLA RELASI SOSIAL PETANI DENGAN BURUH TANI DALAM PRODUKSI PERTANIAN (Studi Deskriptif Masyarakat Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara) SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan
20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Karo merupakan salah satu suku bagian dari Batak selain Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada umumya menempati wilayah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU A. Geografis Dan Demografis Desa Pulau Sengkilo merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan kelayang Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau-pulau besar, yang salah satunya adalah Pulau Jawa yang merupakan pulau besar yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciSTRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI MASA PACEKLIK
STRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI MASA PACEKLIK (Studi Pada Nelayan Tradisional di Desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai) Skripsi Diajukan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai keunikan yang berbeda dari ibu kota lainnya yang ada di Indonesia. Tanggal
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan
BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Setia Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini
BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG A. Sejarah Singkat Desa Desa Pulau Panjang merupakan salah satu desa dari sekian banyak desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini berdataran
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan
24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Penggolongan pertanian terbagi atas dua macam, yakni
Lebih terperinciSOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN
SOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN Studi deskriptif Pada Anggota Lembaga Keuangan Masyarakat Kota (LKMK) Keska Kelurahan Sei Mati, Lingkungan XII Medan Maimun SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinci