LAPORAN TEKNIS KEGIATAN. Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TEKNIS KEGIATAN. Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)"

Transkripsi

1 LAPORAN TEKNIS KEGIATAN Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu) BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014

2 LEMBAR PENGESAHAN L a p o r a n T e k n i s Satuan Kerja (Satker) : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Judul Kegiatan Riset : Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu) Status : Lanjutan Pagu Anggaran : Rp ,00,- (sembilan puluh sembilan juta enam puluh lima ribu lima ratus rupiah) Tahun Anggaran : 2014 Sumber Anggaran : APBN, DIPA Satker Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 Penanggung jawab kegiatan : Ir. Mei Dwi Erlina, MSi. NIP Penanggung jawab Jakarta, Desember 2014 Ir. Mei Dwi Erlina, MSi NIP Mengetahui/Menyetujui: Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Ir. Tukul Rameyo Adi, MT. NIP Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ii

3 COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN RENCANA OPERASIONAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN TAHUN 2014 Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis) Indramayu 2014

4 Rencana Operasional Kegiatan Kimbis Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan 1. JUDUL KEGIATAN : Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu) 2. SUMBER DAN TAHUN : APBN 2014 ANGGARAN 3. STATUS PENELITIAN : Baru Lanjutan (tahun keempat) Hasil Tahun 2012: - Telah dilaksanakan workshop dengan tujuan untuk perencanaan program Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) tahun Telah dilakukan baseline survey terkait potensi dan permasalahan, karakteristik pembudidaya, nelayan dan pengolah di Kecamatan Kandanghaur Kab. Indramayu. - Telah melaksanakan pengawalan teknologi dan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang budidaya, penangkapan dan pengolahan produk. - Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan Satker lingkup KKP dan SKPD terkait - Telah menyusun rencana kerja sampai dengan tahun Telah membuat Model Kelembagaan Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan - Mengikuti KIMBis Expo Hasil Tahun 2013: - Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). - Melakukan relokasi sekretariat KIMBis Indramayu di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. - Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu - Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). - Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis - Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. - Identifikasi penerapan prinsip-prinsip Blue Economy pada usaha perikanan - Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar sekretariat KIMBis yang baru - Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas - Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk - Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam - Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua - Telah disusun Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Hasil Introduksi Program Iptekmas - Mengikuti KIMBis Expo Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat iv

5 4. PROGRAM a. Komoditas : Komoditas Unggulan (udang windu, rumput laut, bandeng dan garam ) b. Bidang/Masalah : - Menurut RPJM : Upaya penanggulangan Kemiskinan - Menurut Kebijakan KKP : Peningkatan kapasitas Masyarakat Perikanan / Peningkatan produksi dan produktivitas - Menurut 7 Fokus Litbang : Mendukung Industrialisasi KP, Blue Economy c. Penelitian Pengembangan : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan d. Manajemen Penelitian : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan e. IKU KKP yang direspon (beri tanda yang dipilih sesuai Tabel 2) Pertumbuhan PDB Perikanan Produksi KP Nilai Tukar Tingkat Konsumsi Nilai Ekspor Kasus Penolakan Ekspor Jumlah kawasan Konservasi Jumlah Pulau kecil IUU Fishing 5. OUTPUT KEGIATAN PENELITIAN a) TARGET REKOMENDASI : 1 paket YANG DIHASILKAN (JUMLAH) b) DATA DAN INFORMASI : 1 paket (JUMLAH PAKET) c) JUMLAH KARYA TULIS : 1 buah ILMIAH (KTI) 6 PERKIRAAN TEMA REKOMENDASI YANG DIHASILKAN : 7. LOKASI KEGIATAN : Kabupaten Indramayu 8. PENELITI YANG TERLIBAT : No. N a m a Pendidikan/ Jabatan Fungsional Disiplin Ilmu T u g a s (Institusi) Alokasi Waktu (OB) 4 1 Ir. Mei Dwi Elina, M.Si S2/ Peneliti Madya Komunikasi Penanggung Jawab 2 Dra. Elly Reswaty S1/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 3 Tikkyrino Kurniawan, S2/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 M. SE 4 Siti Nurhayati, S.Sos S1/ Pustakawan Informasi PUMK 4 dan Perpustakaan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat v

6 9. TUJUAN : Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah: 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis. 10. LATAR BELAKANG Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan. Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas). Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat vi

7 menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran. Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung kegiatan dalam KIMBis. Sedangkan sebagai pusat kegiatan, kegiatan KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP. Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan. Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis. Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai sebuah pusat kegiatan. KIMBis Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok. 1. Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat vii

8 Tabel 1. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 Keterkaitan dengan No Kegiatan program. KIMBis Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). 2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu 3 Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). A B C D Waktu kegiatan Pelaku yang terlibat V 24 Juli 2013 KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi, Kandidat Calon Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam) KIMBis V V 25 Juli 2013 KIMBis, Diskanla Indramayu, KIMBis V V Juli 2013 KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu Sifat inisiatif pelaksanaan KIMBis 4 Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis 5 Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. 6 Identifikasi penerapan prinsip-prinsip Blue Economy pada usaha perikanan 7 Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar V 16 Oktober 2013 V V 17 Oktober 2013 V V Oktober 2013 V 6 November 2013 KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.) Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikanan KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu, Penyuluh, Kepala Desa, Camat. KIMBis KIMBis KIMBis Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat viii

9 8 Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam 11 Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua V V 7 November 2013 V V V 7 November 2013 V V 8 November 2013 V V V 9 November 2013 L a p o r a n T e k n i s KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP. Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan B. Implementasi prinsip blue economy C. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan D. Mengoptimalkan pemanfaatan program berbantuan KP Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu KIMBis KIMBis Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ix

10 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan. Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan. Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun ) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan (Dolken Declaration, 2014) dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA dijelaskan pada tabel 2 sebagai berikut:. Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan Fasilitator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP. 2. Menumbuh kembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP. 3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat x

11 Inkubator Bisnis. KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan: 1. Meningkatkan skala usaha masyarakat 2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat. 3. Menjadikan pengurus KIMBis sebagai motivator pengembangan bisnis masyarakat 11. TINJAUAN PUSTAKA Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan. Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti (2011) memiliki beberapa karakteristik: a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama. b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat. c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada. d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat. e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xi

12 f. Pemerintah menganggap bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui kelembagaan itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal. g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pendekatan top down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan. Kelembagaan KIMBis yang dibentuk secara partisipatif tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakat menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada termasuk bantuan pemeritah. Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat(Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet, Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu (Erlina, 2013) Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan enterpreneur pada masyarakat pedesaan. Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk: a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi antar pemangku kepentingan: masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional. b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xii

13 ada pada masyarakat. c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan. d. Membentuk struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa pemerintah dalam rangka membangun kontruksisosial untuk mengembangkan perekonomian mereka secara mandiri. Kemandirian yang diharapkan itu adalah dalam bentuk, berkembangnya kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah (Mardikanto, 2010) bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah: (1) program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xiii

14 yang diintroduksi. Hal tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada. 12. PERAKIRAAN KELUARAN: Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah: 1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Tersusunya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu 3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis. 13. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka dan Model Pendekatan Pendirian KIMBis Indramayu pada dasarnya merupakan sebuah action riset yang dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat kelautan dan perikanan di Kabupaten Indramayu melalui introduksi iptek dan mengoptimalkan kinerja produk-produk Balitbang KP. Jadi terdapat dua hal yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan KIMBis yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pemberdayaan.sebagai sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan KIMBis menggunakan pendekatan partisipasi pemerintah dan warga negara.ciri dari pendekatan partisipatif ini menurut Muslim (2007) adalah upaya penguatan masyarakat sipil dan tuntutan keadilan. Oleh karenanya kegiatan ini bekerja pada level masyarakat sipil, agen pemerintah dan kelembagaan. Pada level kelembagaan, KIMBis diposisikan sebagai sebuah modal sosial yang merupakan basis ekonomi, pertumbuhan dan demokratisasi. Pendekatan action research (kaji tindak) KIMBis Indramayu ini diawali dengan adanya capaian kinerja KIMBis Indramayu pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu terkait dengan potensi dasar Kabupaten Indramayu (Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) dan Bantuan dari KKP (Gambar 1). Perspektif model kelembagaan penerapan teknologi di KIMBis Indramayu lebih diarahkan kepada kegiatan budidaya perikanan di tambak. Budidaya perikanan di tambak menjadi fokus utama. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xiv

15 Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu MoU Balitbang KP dengan Bupati dan Dinas KP dengan BBPSEKP Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Pengurus melalui pelatihan Relokasi Sekretariat KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Reorganisasi (penggantian manajer KIMBis) Model Kelembagaan Diseminasi Penerapan Teknologi Hasil introduksi Program IPTEKMAS Pengembangan lembaga KIMBis Indramayu (membentuk mitra KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) I N P U T Potensi Kabupaten Indramayu Sumber Daya Perikanan Sumber Daya Manusia Sosial Budaya Bantuan KKP Program Iptekmas Pugar, PUMP Budidaya, PUMP Pengolahan, dan PUMP Tangkap KIMBis Kabupaten Indramayu Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan 3. Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. 2. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. P R O S E S Umpan balik Pemberdayaan masyarakat dan kelompok sasaran Usaha perikanan yang berkelanjutan (prinsip BlueEconomy) OUT PUT Kemandirian Ekonomi Kesejahteraan masyarakat DAMPAK Gambar 1. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu Kegiatan penelitian berfungsi sebagai pijakan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang mesti dilakukan untuk menjadikan masyarakat berdaya. Masyarakat Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xv

16 dapat dikatakan berdaya bila ia mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi (Moeljarto, 1996). Berdasarkan konsep masyarakat yang berdaya di atas maka terdapat dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai sebuah lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Pembentukan KIMBis sebagai sebuah kelembagaan bersama sangatlah strategis, karena dapat menjadi sarana bagi terciptanya kohesi sosial anggota kelompok. Kohesi sosial menjadi penting dalam upaya pemberdayaan karena dapat menumbuhkan semangat sukarela (Voluntary spirit), rasa tanggung jawab bersama, saling mempercayai dan saling melayani (Moeljarto, 1996). Oleh karenanya penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan KIMBis menjadi prasyarat tercapainya tujuan KIMBis. Penguatan lembaga KIMBis dilakukan dengan cara membangun jejaring kerja dengan Satker lingkup KKP, SKPD dan Universitas serta peningkatan kapasitas pengurus KIMBis. Sedangkan pengembangan kelembagaan diantaranya dengan membangun jaringan mitra KIMBis di lokasi-lokasi yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil perikanan), maka pada Tahun 2013 cakupan wilayah KIMbis dikembangkan ke arah budidaya di tambak yang meliputi budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut yang meliputi usaha pentokolan, pembesaran dan manajemen. Tahun 2014, KIMBis Indramayu mempunyai dua peran yaitu sebagai Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis dan Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat. Sebagai Inkubator Bisnis, KIMBis Indramayu harus 1) Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP, serta 2) Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. Selain itu, sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat, KIMBis Indramayu harus 1) Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK, 2) Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan, serta 3) Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xvi

17 Berdasarkan arah kebijakan BBPSEKP yang disinergikan dengan rencana aksi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KIMBis Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, maka strategi kegiatan yang akan dilaksanakan KIMBis Indramayu adalah sebagai berikut: Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 1 Memfungsikan - Data dan informasi terkait dengan kelembagaan KIMBis keragaan bisnis KP yang ada/secara sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK eksisting - Data dan informasi terkait dengan bisnis KP yang perlu ditumbuh kembangkan - Data dan informasi terkait dengan keragaan usaha bisnis yang ada - Data terkait dengan proses dan tingkat adopsi teknologi yang telah diintroduksikan - Data terkait dengan proses difusi teknologi hasil introduksi Program Iptekmas - Data terkait peningkatan pengetahuan kelompok sasaran penerima diseminasi teknologi - Data terkait dengan tindak lanjut umpan balik perbaikan teknologi hasil litbang - Data terkait dengan program SKPD tahun Data terkait dengan lokasi dan kelompok program berbantuan KKP - Data terkait dengan pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Data terkait dengan sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat Kegiatan - Identifikasi pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Identifikasi calon pengguna jasa jasa KIMBis sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK - Identifikasi sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangk an usaha masyarakat - Kunjungan Pengurus KIMBis ke SKPD terkait sesuai dengan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xvii

18 No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 2 Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial - Data terkait dengan jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis - Data terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis - Data terkait dengan peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis - Data terkait dengan Pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha - Data terkait dengan jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat - Data terkait dengan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan KIMBis Sosisalisasi dan koordinasi secara intensif dengan SKPD terkait dengan tujuan tercapainya sinergitas program - Pembuatan rencana kerja KIMBis - Pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang KP - Magang kepada usaha perikanan yang sudah berkembang di wilayah KIMBis Indramayu - Memberikan TOT terkait dengan usaha perikanan kepada pelaku bisnis lainnya. - Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xviii

19 No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 3 Mengumpulkan data dan - Data sosial ekonomi terkait dengan informasi perubahan kondisi yang ada/eksisting kondisi sosial ekonomi - Data kondisi sosial ekonomi setelah masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis pelaksanaan program KIMBis Kegiatan - Mengumpulka n data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting - Mengumpulka n data kondisi sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder.data primer yang digunakan bersumber dari wawancara dengan narasumber pada lokasi-lokasi pengamatan.data sekunder berupa data penunjang dari masing-masing lokasi pengamatan untuk menjelaskan keadaan terserbut.secara umum penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan rangkuman deskriptif atau penjelasan dalam bentuk tabel dan/atau grafik.rangkuman deskriptif sangatlah penting untuk menjelaskan pola variabel penyebab dan variabel tujuan dalam menjelaskan fakta di observasi (Rahmat, 2005).Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk melukiskan gejala yang ada (Marshall dan Rossman, 1989). Selain menggunakan analisis deskriptif, digunakan pula analisis kuantitatif untuk melihat perkembangan kondisi pengetahuan, keterampilan dan usaha masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KIMBis. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai bulan Januari Desember Lokasi KIMBis Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xix

20 13. ANGGARAN MA Rincian Komposisi Pembiayaan Jumlah (Rp) Jumlah (%) Belanja Bahan 15,700, Honor terkait ouput keg. 43,200, Belanja Sewa 8,250, Belanja Jasa Profesi 3,400, Belanja Perjalanan Biasa 23,515, Belanja Barang Non Operasional Lainnya 5,000, Jumlah 99,065, RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN : Kegiatan Bulan (Tahun 2013) Persiapan 1. Persiapan Penyusunan ROKP 2. Studi Pustaka dan Konsultasi 3. Lokakarya Program KIMBis 4. Penyiapan instrumen pengumpulan data Operasional 1. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan. 2. Sosialisasi KIMBis ke Ditjen Teknis KKP 3. Laporan Tengah Tahun 4. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Pertama 5. Penyusunan Laporan Penelitian 6. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Kedua 7. Presentasi Draft Pencapaian Output 8. Penyampaian Hasil KIMBis dan KIMBis Expo 9. Rekomendasi Hasil Penelitian 10. Seminar Hasil 11. Laporan Akhir Penelitian 12. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah 15. TAHAPAN PEMBIAYAAN : Rincian Komposisi TRIWULAN Jumlah MA Pembiayaan I II III IV (Rp) Belanja Bahan 3,140,000 5,495,000 4,710,000 2,355,000 15,700, Honor terkait ouput keg. 8,640,000 15,120,000 12,960,000 6,480,000 43,200, Belanja Sewa 1,650,000 2,887,500 2,475,000 1,237,500 8,250, Belanja Jasa Profesi 680,000 1,190,000 1,020, ,000 3,400, Belanja Perjalanan Biasa 4,703,000 8,230,250 7,054,500 3,527,250 23,515, Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1,000,000 1,750,000 1,500, ,000 5,000,000 Jumlah 19,813,000 34,672,750 29,719,500 14,859,750 99,065,000 Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xx

21 16. DAFTAR PUSTAKA Agung, I. G. N Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali. Jakarta Anonim Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Balai Besar penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.(Unpublished).BBPSEKP. Balitbang KP. BBPSEKP Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun (Unpublished).BBPSEKP. BBPSEKP Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun (Unpublished). BBPSEKP BBPSEKP Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun (Unpublished). BBPSEKP Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dolken Declaration Bahan Rumusan Lokakarya KIMBis. Bogor. (Unpublished) Erlina,MD dan Nendah Kurniasari Peningkatan Pengetahuan Siswa SUPM Kota Tegal (Jawa Tengah) Melalui Penyebaran Informasi Tentang Transportasi Udang Hidup Sistem Kering Menggunakan Media Film Bingkai Bersuara. Jurnal Penyuluhan. Program Studi Penyuluhan Pembangunan SPs IPB, Bogor. Fikrudinzuhdi,( tanggal 14 Jan Friedmann, John Empowerment: The politics Of Alternative Development, Cambridge Mass Blackwell Publisher. Mardikanto, T Konsep Konsep Pemberdayaan Masyarakat: Acuan Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, dan Peminat/Pemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS. Marshall, C. dan Rossman, G. B Designing Qualitative Research.Sage Publications, London. Moeljarto V Pemberdayaan Kelompok Miskin melalui Program IDT dalam Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Penyunting Prijono dan Pranaka.CSIS. Jakarta. Muslim, A. (2007). Pendekatan Partipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol.VIII, No.2 Desember 2007: Nasution, Z Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK di Kabupaten Indramayu. Laporan Akhir. Tidak dipublikasi.bbpsekp. Patton, M. Q Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Budi Puspo Priyadi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 309. Rahmat, D Metode Penelitian Komunikasi. RosdaKarya. Bandung. Saptana, T. Pranadji, Syahyuti dan E.M Rooshganda Transformasi Kelembagaan untuk mendukung Ekonomi Kerakyatan di Perdesaan.Lap.Penelitian.PSE. Bogor. Syahyuti, 2011.Gampang - Gampang Susah mengorganisasikan Petani.Kajian teori dan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxi

22 Sosiologi Lembaga dan Organisasi.IPB Press. Syahyuti Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapan dalam Penelitian Pertanian. PSE. Bogor. Syahyuti Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, dan Indikator serta Variabel. Bina Rena Pariwara. Jakarta. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxii

23 KATA PENGANTAR L a p o r a n T e k n i s Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kegiatan penelitian yang didanai dari APBN 2014 dengan judul Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu) sudah sampai di akhir tahun. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bersedia memberikan masukan, arahan dan bimbingannya. Laporan Akhir Tahun ini masih belum sempurna, baik pada tataran konsep, kelengkapan data dan informasi yang dihasilkan serta hasil interpretasinya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim peneliti kegiatan penelitian ini mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat. Harapan kami semoga laporan teknis/akhir ini nantinya dapat menjadi bahan rujukan atau referensi bagi stakholders yang terkait baik sebagai penentu kebijakan maupun pelaku usaha serta pihak-pihak lain terkait. Jakarta, Desember 2014 TIM PENYUSUN, Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxiii

24 RINGKASAN L a p o r a n T e k n i s Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Kelembagaan KIMBis berdasarkan tujuannya dibagi tiga yaitu 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK, 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial, 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis. Dalam menjawab tujuan pertama, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang fasilitator pengembangan bisnis masyarakat, 2. Koordinasi dengan pengurus KIMBis dilokasi untuk menentukan program KIMBis tahun 2014 dimana banyak bantuan yang diarahkan oleh dinas kepada KIMBis seperti dari IMF, pertamina, dan bantuan PUGAR dari KKP, 3. Memfasilitasi kelompok mitra kimbis untuk pengolahan Kerang-kerangan menjadi produk kerajinan yang bernilai ekpor yang dilatih dari P2MKP karena potensi kerang-kerangan sangat besar dan berlimpah. Dalam menjawab tujuan kedua, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang inkubator bisnis masyarakat dan beragam konsep inkubasi seperti BUMDes, BUMD, atau P2MKP; 2. Penyusunan rencana kerja KIMBis 2014 kelembagaan sebagai inkubator bisnis; 3. Inisiasi pembentukan inkubator bisnis untuk KIMBis baik dalam bentuk yayasan, atau CV dengan tujuan KIMBis dapat dijadikan perpanjangan tangan dari dinas kabupaten setempat. Dalam menjawab tujuan ketiga, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan keragaan teknologi KP pada tahun 2013; 2. KIMBis Indramayu juga telah mengkaji dampak dari kegiatan KIMBis terhadap usaha yang dilakukan oleh mitra KIMBis. Selain itu KIMBis juga sudah menyusun draf model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini adalah pengembangan model Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxiv

25 Iptekmas Di Kabupaten Indramayu yang dibuat pada tahun 2013 yang diterapkan di Kabupaten Indramayu sehingga hasil evaluasinya menghasilkan model 2014 yaitu model Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK untuk diterapkan pada tahun 2015 sebelum menghasilkan model generik berupa Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK. Model tersebut akan diimplementasikan di lokasi lainnya yang mempunyai tipologi dan karakteristik sama dengan Kabupaten Indramayu. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxv

26 DAFTAR ISI L a p o r a n T e k n i s COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN... iii RINGKASAN... xxiv DAFTAR ISI... xxvi DAFTAR TABEL... xxviii DAFTAR GAMBAR... xxix DAFTAR LAMPIRAN... xxx BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PRAKIRAAN KELUARAN... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7 BAB III. METODOLOGI A. Kerangka dan Model Pendekatan B. Metoda Pengumpulan dan Analisa Data C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Anggota Penelitian BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN A. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK B. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial C. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP akibat pelaksanaan program KIMBis Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxvi

27 BAB V. MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK BAB VI. EVALUASI TENTANG KINERJA KIMBis A. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor terhadap materi dan praktek yang diajarkan B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor C. Evaluasi Presepsi Masyarakat terhadap Kegiatan KIMBis D. Evaluasi Kinerja Kelembagaan KIMBis Kabupaten Indramayu BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Kesimpulan Rekomendasi Prakiraan Dampak Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Penerapan IPTEK DAFTAR PUSTAKA Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxvii

28 DAFTAR TABEL L a p o r a n T e k n i s Nomor ISI Halaman Tabel 1. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun viii Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu x Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu... xvii Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu Tabel 6. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu Tabel 7. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat Tahun Tabel 8. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Inkubator Bisnis Tahun Tabel 9. Kegiatan KIMBis Indramayu sebagai mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP Tahun Tabel 10. Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu dari Tahun 2011 hingga Tahun Tabel 11. Perbaikan Model KIMBis Indramayu Tahun Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxviii

29 DAFTAR GAMBAR L a p o r a n T e k n i s Nomor ISI Halaman Gambar 1. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu... xv Gambar 2. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu Gambar 3. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Gambar 4. Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Gambar 5. Contoh Kerajinan Dari Kulit kekerang dari P2MKP Gambar 6. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Tahun 2014 dalam Rangka sebagai Inkubasi Bisnis Gambar 7. Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Berbasis Penerapan Iptek Gambar 8. Gambar 9. Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor Pengawalan Teknologi Membuat Produk Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Yang Bernilai Ekspor Gambar 10. Perbandingan Antara 4 Jenis Pelatihan di KIMbis Kabupaten Indramayu Gambar 11. Persepsi Masyarakat Terhadap Kelembagaan KIMBIs Indramayu Gambar 12. Hasil Evaluasi Kategori KIMBIs Kabupaten Indramayu Gambar 13. Hasil Capaian Tingkat Adopsi Fungsi KIMBIs Kabupaten Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxix

30 DAFTAR LAMPIRAN L a p o r a n T e k n i s Nomor ISI Halaman Lampiran 1. Kuesioner Pengawalan Teknologi Pemanfaatan limbah kerang menjadi produk kerajian Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Dan Pengawalan Iptek Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat xxx

31 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan. Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas). Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran. Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 1

32 kegiatan dalam KIMBis. Sedangkan sebagai pusat kegiatan, kegiatan KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP. Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan. Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis. Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai sebuah pusat kegiatan. KIMBis Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok. 1. Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan. Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 2

33 Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 Keterkaitan dengan No Kegiatan program. KIMBis Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). 2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu 3 Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). A B C D Waktu kegiatan Pelaku yang terlibat V 24 Juli 2013 KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi, Kandidat Calon Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam) KIMBis V V 25 Juli 2013 KIMBis, Diskanla Indramayu, KIMBis V V Juli 2013 KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu Sifat inisiatif pelaksanaan KIMBis 4 Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis 5 Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. 6 Identifikasi penerapan prinsip-prinsip Blue Economy pada usaha perikanan 7 Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar V 16 Oktober 2013 V V 17 Oktober 2013 V V Oktober 2013 V 6 November 2013 KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.) Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikana KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu, Penyuluh, Kepala Desa, Camat. KIMBis KIMBis KIMBis Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 3

34 8 Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam 11 Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua V V 7 November 2013 V V V 7 November 2013 V V 8 November 2013 V V V 9 November 2013 L a p o r a n T e k n i s KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP. Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan B. Implementasi prinsip blue economy D. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan D. Mengoptimalkan pemanfaatan program berbantuan KP Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu KIMBis KIMBis Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 4

35 Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun ) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1. Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan [1] dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan Fasilitator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP. 2. Menumbuh kembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP. 3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan: 1. Meningkatkan skala usaha masyarakat 2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 5

36 3. Menjadikan pengurus KIMBis sebagai motivator pengembangan bisnis masyarakat 1.2. TUJUAN Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah: 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis PRAKIRAAN KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah: 1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Tersusunnya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu 3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 6

37 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan. Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti [2] memiliki beberapa karakteristik: a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama. b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat. c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada. d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat. e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah. f. Pemerintah menganggap bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui kelembagaan itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal. g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pendekatan top down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan. Kelembagaan KIMBis yang dibentuk secara partisipatif tersebut diharapkan mampu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 7

38 mendorong masyarakat menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada termasuk bantuan pemeritah. Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet, Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu [3]. Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan enterpreneur pada masyarakat pedesaan. Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk: a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi antar pemangku kepentingan: masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional. b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang ada pada masyarakat. c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan. d. Membentuk struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa pemerintah dalam rangka membangun kontruksisosial untuk mengembangkan perekonomian mereka secara mandiri. Kemandirian yang diharapkan itu adalah dalam bentuk, berkembangnya kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 8

39 Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah [4] bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah: (1) program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi yang diintroduksi. Hal tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 9

40 BAB III. METODOLOGI A. Kerangka dan Model Pendekatan Pendirian KIMBis Indramayu pada dasarnya merupakan sebuah action riset yang dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat kelautan dan perikanan di Kabupaten Indramayu melalui introduksi iptek dan mengoptimalkan kinerja produk-produk Balitbang KP. Jadi terdapat dua hal yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan KIMBis yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pemberdayaan.sebagai sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan KIMBis menggunakan pendekatan partisipasi pemerintah dan warga negara. Ciri dari pendekatan partisipatif ini menurut [5] adalah upaya penguatan masyarakat sipil dan tuntutan keadilan. Oleh karenanya kegiatan ini bekerja pada level masyarakat sipil, agen pemerintah dan kelembagaan. Pada level kelembagaan, KIMBis diposisikan sebagai sebuah modal sosial yang merupakan basis ekonomi, pertumbuhan dan demokratisasi. Pendekatan action research (kaji tindak) KIMBis Indramayu ini diawali dengan adanya capaian kinerja KIMBis Indramayu pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu terkait dengan potensi dasar Kabupaten Indramayu (Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) dan Bantuan dari KKP (Gambar 1). Perspektif model kelembagaan penerapan teknologi di KIMBis Indramayu lebih diarahkan kepada kegiatan budidaya perikanan di tambak. Budidaya perikanan di tambak menjadi fokus utama. Kegiatan penelitian berfungsi sebagai pijakan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang harus dilakukan untuk menjadikan masyarakat berdaya. Masyarakat dapat dikatakan berdaya bila ia mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi [6]. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 10

41 Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu MoU Balitbang KP dengan Bupati dan Dinas KP dengan BBPSEKP Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Pengurus melalui pelatihan Relokasi Sekretariat KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Reorganisasi (penggantian manajer KIMBis) Model Kelembagaan Diseminasi Penerapan Teknologi Hasil introduksi Program IPTEKMAS Pengembangan lembaga KIMBis Indramayu (membentuk mitra KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) I N P U T Potensi Kabupaten Indramayu Sumber Daya Perikanan Sumber Daya Manusia Sosial Budaya Bantuan KKP Program Iptekmas Pugar, PUMP Budidaya, PUMP Pengolahan, dan PUMP Tangkap KIMBis Kabupaten Indramayu Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan 3. Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. 2. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. P R O S E S Umpan balik Pemberdayaan masyarakat dan kelompok sasaran Usaha perikanan yang berkelanjutan (prinsip BlueEconomy) OUT PUT Kemandirian Ekonomi Kesejahteraan masyarakat DAMPAK Gambar 2. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 11

42 Berdasarkan konsep masyarakat yang berdaya di atas maka terdapat dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai sebuah lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Pembentukan KIMBis sebagai sebuah kelembagaan bersama sangatlah strategis, karena dapat menjadi sarana bagi terciptanya kohesi sosial anggota kelompok. Kohesi sosial menjadi penting dalam upaya pemberdayaan karena dapat menumbuhkan semangat sukarela (Voluntary spirit), rasa tanggung jawab bersama, saling mempercayai dan saling melayani [6]. Oleh karenanya penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan KIMBis menjadi prasyarat tercapainya tujuan KIMBis. Penguatan lembaga KIMBis dilakukan dengan cara membangun jejaring kerja dengan Satker lingkup KKP, SKPD dan Universitas serta peningkatan kapasitas pengurus KIMBis. Sedangkan pengembangan kelembagaan diantaranya dengan membangun jaringan mitra KIMBis di lokasi-lokasi yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil perikanan), maka pada Tahun 2013 cakupan wilayah KIMbis dikembangkan ke arah budidaya di tambak yang meliputi budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut yang meliputi usaha pentokolan, pembesaran dan manajemen. Tahun 2014, KIMBis Indramayu mempunyai dua peran yang strategis yaitu peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis dan peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat. Sebagai Inkubator Bisnis, KIMBis Indramayu harus 1) Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP, serta 2) Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. Selain itu, sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat, KIMBis Indramayu harus 1) Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK, 2) Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan, serta 3) Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Berdasarkan arah kebijakan BBPSEKP yang disinergikan dengan rencana aksi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KIMBis Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, maka strategi kegiatan yang akan dilaksanakan KIMBis Indramayu adalah sebagai berikut: Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 12

43 Tabel 6. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 1 Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK - Data dan informasi terkait dengan keragaan bisnis KP yang ada/secara eksisting - Data dan informasi terkait dengan bisnis KP yang perlu ditumbuh kembangkan - Data dan informasi terkait dengan keragaan usaha bisnis yang ada - Data terkait dengan proses dan tingkat adopsi teknologi yang telah diintroduksikan - Data terkait dengan proses difusi teknologi hasil introduksi Program Iptekmas - Data terkait peningkatan pengetahuan kelompok sasaran penerima diseminasi teknologi - Data terkait dengan tindak lanjut umpan balik perbaikan teknologi hasil litbang - Data terkait dengan program SKPD tahun Data terkait dengan lokasi dan kelompok program berbantuan KKP - Data terkait dengan pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Data terkait dengan sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat Kegiatan - Identifikasi pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Identifikasi calon pengguna jasa jasa KIMBis sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK - Identifikasi sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangk an usaha masyarakat - Kunjungan Pengurus KIMBis ke SKPD terkait sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan KIMBis Sosisalisasi dan koordinasi secara intensif Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 13

44 No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 2 Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial 3 Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis - Data terkait dengan jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis - Data terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis - Data terkait dengan peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis - Data terkait dengan Pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha - Data terkait dengan jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat - Data terkait dengan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan - Data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting - Data kondisi sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis Kegiatan dengan SKPD terkait dengan tujuan tercapainya sinergitas program - Pembuatan rencana kerja KIMBis - Pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang KP - Magang kepada usaha perikanan yang sudah berkembang di wilayah KIMBis Indramayu - Memberikan TOT terkait dengan usaha perikanan kepada pelaku bisnis lainnya. - Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program - Mengumpulka n data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting - Mengumpulka n data kondisi Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 14

45 No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian Kegiatan sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis B. Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder.data primer yang digunakan bersumber dari wawancara dengan narasumber pada lokasi-lokasi pengamatan.data sekunder berupa data penunjang dari masing-masing lokasi pengamatan untuk menjelaskan keadaan terserbut.secara umum penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan rangkuman deskriptif atau penjelasan dalam bentuk tabel dan/atau grafik.rangkuman deskriptif sangatlah penting untuk menjelaskan pola variabel penyebab dan variabel tujuan dalam menjelaskan fakta di observasi [7]. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk melukiskan gejala yang ada [8][9][10]. Selain menggunakan analisis deskriptif, digunakan pula analisis kuantitatif untuk melihat perkembangan kondisi pengetahuan, keterampilan dan usaha masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KIMBis. C. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai bulan Januari Desember Lokasi KIMBis Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 15

46 E. Anggota Penelitian No. N a m a Pendidikan/ Jabatan Fungsional Disiplin Ilmu T u g a s (Institusi) Alokasi Waktu (OB) 4 1 Ir. Mei Dwi Elina, M.Si S2/ Peneliti Madya Komunikasi Penanggung Jawab 2 Dra. Elly Reswaty S1/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 3 Tikkyrino Kurniawan, S2/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 M. SE 4 Siti Nurhayati, S.Sos S1/ Pustakawan Informasi PUMK 4 dan Perpustakaan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 16

47 BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN L a p o r a n T e k n i s Kegiatan yang telah dilaksanakan KIMBis selama periode Januari Desember 2014 mencakup tujuan pertama yaitu Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBis sebagai pusat informasi Bisnis dan Penyebaran IPTEK, dan tujuan ke dua yaitu menyusun rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat KP pada KIMBis Indramayu. Sementara itu tujuan ke tiga yaitu menyusun data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah pelaksanaan program KIMBis belum dilaksanakan. Berikut ini merupakan kegiatan KIMBis selama tahun 2014 yaitu aspek penguatan kelembagaan, aspek pengembangan usaha dan aspek pengembangan jaringan. A. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK Kelembagaan KIMBis dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan sekretariat KIMBis di lokasi sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK antara lain dengan Sosialisasi KIMBis 2014 dan pelaksanaan pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kekerangan menjadi produk kerajinan. Sosialisasi KIMBis 2014 Kegiatan sosialisasi KIMBis tahun 2014 ini diawali dengan kegiatan penguatan kapasitas pengurus kimbis yang dilaksanakan tanggal 1 April 2014 di Hotel Royal Bogor. Kegiatan ini memberikan wawasan mengenai teknik membangun jaringan dan manajerial usaha dalam rangka pengembangan usaha. Selain KIMBis mengawal mitranya untuk mengembangkan usahanya masing-masing, kelembagaan KIMBis juga harus dapat membentuk usaha tersendiri untuk mendukung kegiatan KIMBis setelah KIMBis tersebut mandiri dan dilepas oleh permodalan dari KIMBis pusat. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan dalam meneruskan informasi tersebut kepada pengurus lokasi dan kepada kelompok sasaran. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 17

48 Kegiatan ini kemudian dilakukan penguatan kapasitas pengurus KIMBIs lokasi dan pembuatan program kerja tahun Permasalahan untuk menjadi inkubator bisnis adalah masih belum jelasnya bentuk kelembagan KIMBis itu dilokasi dan belum dilaksanakan adalah membuat aturan dalam bentuk AD/ART dalam rangka penguatan kelembagaan ke arah lembaga yang berbadan hukum yang mandiri. Koordinasi KIMBis 2014 Telah terjalin koodinasi dengan pengurus KIMBis di Kabupaten Indramayu, dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. KIMBis Indramayu berkoordinasi dengan dinas KP setempat dalam kegiatan penyuluhan berupa kegiatan safari penyuluhan. Kegiatan safari penyuluhan ini berjumlah 11 paket, dari jumlah kegiatan tersebut hanya beberapa kegiatan saja yang melibatkan KIMBis Indramayu. Selain itu juga, di Kabupaten Indramayu khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan telah menerima bantuan, bantuan tersebut untuk dinas kelautan terkait dengan budidaya, dan pengolahan produk sehingga Dinas Kelautan dan Perikanan meminta bantuan KIMBis untuk menetapkan lokasi pemberian bantuan yang tepat dansesuai, agar bantuan tersebut tepat sasaran dan bermanfaat. Sebagai contohnyaadalah program bantuan untuk pengolahan ikan bandeng dari IMF berupa peralatan pengolahan ikan bandeng cabut duri. Usaha pengolahan bandeng pada umumnya tidak memiliki kendala, akan tetapi yang paling banyak diminati dan paling mudah pemasarannya adalah produk bandeng presto Pengolah di Kabupaten Indramayu belum mengembangkan produknya dalam bentuk bandeng cabut duri. Selain itu pengolahan yang mendapatkan bantuan adalah pengolahan dalam bentuk pengolahan bandeng presto serta pengolahan dalam bentuk pengolahan dendeng ikan. Selain program tersebut, terdapat juga program bantuan dari Pertamina berupa pembuatan track pada kawasan penanaman mangrove di daerah Karangsong, Kabupaten Indramayu. Selain itu juga mendapatkan program bantuan berupa wanamina wisata penanaman mangrove dari KP3K. Dinas KP setempat juga akan mendorong lokasi tersebut menjadi lokasi agrowisata dengan menggunakan pola insentif masyarakat setempat. Prioritasi jenis mangrove yang ditanam adalah jenis yang Burgaria, sp., karena mangrove jenis tersebut tidak mengeluarkan akar nafas yang berakibat dapat mempersempit lebar jalan. Rencana kegiatan KIMBis Indramayu kemungkinan dapat sejalan dengan KIMBis Subang yaitu merencanakan kawasan ekowisata wanamina (wisata penanaman mangrove berkolaborasi dengan budidaya polikultur). Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 18

49 Potensi perikanan lainnya di Kabupaten Indramayu adalah ikan pelagis kecil. Permasalahannya adalah pada pemasarannya tidak melewati TPI, karena masyarakat nelayan lebih menyukai pemasaran melalui tengkulak dengan maksud nelayan tersebut bisa berhutang kepada tengkulak pada saat paceklik. Nelayan khususnya penangkap ikan pelagis kecil sudah terikat hutang piutang dengan tengkulak untuk memenuhi kebutuhan operasional penangkapan ikan. Adanya kondisi tersebut mengakibatkan TPI tidak berfungsi secara optimal. Ikan pelagis kecil yang dihasilkan belum diolah menjadi produk yang berdaya saing, akan tetapi masih dijual dalam bentuk ikan asin kering tawar dengan harga sekitar Rp /kg, padahal pada kelompok pengolah ikan lapan krispy kelompok mitra binaan KIMBis Subang, sudah dapat mengolah ikan pelagis kecil tersebut menjadi ikan lapan krispy dengan harga mencapai Rp /200gr (Rp ,- /kilogram). Selain usaha perikanan, terdapat juga usaha pegaraman, pada tahun ini akan dilaksanakan dempon geomembran dan ulir yang berasal dari program PUGAR. Peluang usaha yang masih harus dikembangkan di wilayah KIMBis Indramayu sebagai lokasi sentra garam adalah pemanfaatan bittern/sisa air tua menjadi produk garam turunan (nigarin dan magnesium). Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Pameran ini diselenggarakan setiap tahun, dimaksudkan untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Indramayu. KIMBis Indramayu menjalankan perannya sebagai salah fasilitator bisnis, dengan cara memfasilitasi kelompok mitra binaan KIMBis yang melakukan usaha di Kabupaten Indramayu untuk mempromosikan hasil usahanya pada pameran tersebut. Produk-produk yang di perkenalkan antara lain adalah abon bandeng, abon lele, kerupuk bandeng, dan garam (Gambar 2). Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 19

50 Gambar 3. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Pengawalan dan Fasilitasi Studi Banding KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi KIMBis Indramayu memfasilitasi KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi untuk melakukan studi banding ke cakupan wilayah KIMBis Indramayu terkait dengan teknologi pengolahan krupuk ikan dan kegiatan usaha kelompok mitra binaan KIMBis Indramayu, khususnya kelompok pengolah krupuk ikan. Pelaksanaan studi banding ini karena KIMBis Indramayu merupakan salah satu KIMBis yang cakupan wilayah kerjanya merupakan sentra pengolahan krupuk ikan. KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi mempelajari teknologi pengolahan krupuk ikan yang tepat dan benar. Selanjutnya dari KIMBis Aceh dan Kimbis Sukabumi belajar mengolah krupuk ikan dan memesan serta membeli peralatan pemotong/perajang krupuk ikan dari pengolah krupuk ikan dari Kabupaten Indramayu. Dengan melaksanakan studi banding Kabupaten Indramayu yang difasilitasi oleh KIMBis Indramayu, diharapkan kerja sama dan sinergitas antar KIMBis lingkup BBPSEKP dapat terealisasi dan berkelanjutan serta difusi teknologi juga dapat dilaksanakan dengan baik. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 20

51 Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan KIMBis Indramayu berupaya untuk memantau dan dan memfasilitasi perkembangan kelompok sasaran binaan KIMBis, pada tahun ini KIMBis Indramayu akan memfasilitasi kegiatan salah satu ketua kelompok mitra KIMbis Indramayu (Supriyanto) untuk mendapatkan pelatihan kerang-kerangan dari Bp. Bihapri selaku P2MKP terkait dengan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan yang bernilai ekspor. P2MKP merupakan kelompok binaan Badan SDM KKP yang telah memperoleh sertifikasi dari BPSDM KKP untuk dapat menyelenggarakan pelatihan. Latar belakang dari kegiatan ini adalah berdasarkan potensi kerang-kerangan (kerang dara dan simping) di Desa Eretan Wetan yang sangat besar dan berlimpah, daging kerang dikonsumsi oleh manusia, sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan/dibuang, kadang-kadang hanya dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan yang berlubang atau tergenang air. Ada juga yang dijual kepada pengumpul kulit kerang dengan harga yang sangat murah (Rp ,-/kg), menurut informasi dari masyarakat di Desa Eretan Wetan, kulit kerang tersebut dipasarkan ke Bali. Pemanfaatan kulit kerang sebagai bahan baku untuk kerajinan yang bernilai seni tinggi dan mempunyai harga yang tinggi, merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung implementasi prinsip blue economy, kegiatan ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan istri-istri nelayan sebagai mata pencaharian alternatif. Permasalahan yang dihadapi masyarakat perikanan Desa Eretan Wetan, selama ini belum mengetahui manfaat dan belum mempunyai ketrampilan membuat barang kerajinan dari kulit kerang yang bernilai jual tinggi dan peluang pasarnya sebagai barang ekspor. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kegiatan pengawalan teknologi membuat kerajinan dari kulit kerang di Desa Eretan Wetan. Tujuan : Meningkatkan kapasitas peserta (nelayan dan istri nelayan) melalui peningkatan ketrampilan peserta Menciptakan peluang usaha baru untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 21

52 Narasumber berasal dari mitra binaan Badan SDMKP dari Bekasi, peserta pengawalan teknologi yang akan ditingkatkan kapasitasnya adalah kelompok nelayan dan istri nelayan yang merupakan kelompok sasaran KIMBis Indramayu sebanyak 20 orang. Waktu pelaksanaan kegiatan : tanggal Oktober 2014, tempat di sekretariat KIMBis Indramayu di Blok Cilet, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Metode pengawalan teknologi terdiri dari 20% teori dan 80% praktek. Peserta: 2 kelompok, kelompok yang pertama berasal dari mitra KIMBis di Desa Eretan Wetan dan Desa Cangkring, dan Desa Karanganyar. Syarat pesertanya adalah minimal berpendidikan SMP atau sederajat, tertarik di bidang seni terutama kerajinan kerang-kerangan, serta memiliki jiwa seni. Untuk pelaksanaan kegiatannya, pertama-tama dengan menyortir kerang yang bisa dipakai karena kalau kerangnya kotor maka produk kerajinan yang dihasilkan akan ada cacatnya. Kemudian hasil kerang yang sudah di cuci dibersihkan atau di potong-potong sesuai dengan desain yang diinginkan. Setelah itu kemudian didisain sesuai dengan bentuk yang diinginkan, selanjutnya kerang yang sudah bersih diberi lem pada media/patron yang diinginkan untuk menjadi bentuk karyaseni. Selain dibentuk dalam bentuk kerajinan, kulit kerang yang sudah di cuci dapat juga dijual sebagai bahan baku, harga sebelum di cuci Rp. 500/kg, sedangkan harga setelah dicuci menjadi Rp. 1200/kg. Untuk mencuci kulit kerang dibutuhkan peralatan antara lain adalah pemutih pakaian dan molen. Gambar 4. Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 22

53 Gambar 5. Contoh Kerajinan Dari Kulit kekerang dari P2MKP Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat pada tahun 2014 terdapat 4 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Kegiatan sosialisasi konsep KIMBis pusat 2014 dan Koordinasi Rencana Kegiatan KIMBis 2014 kepada Pengurus Lokasi KIMBis Indramayu KIMBis Indramayu dilibatkan dalam program safari penyuluhan Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Tersosialisasikan konsep kegiatan KIMBis pusat 2014 dan Koordinasi Rencana Kegiatan KIMBis 2014 KIMBis Indramayu dilibatkan dalam program safari penyuluhan Pengurus KIMBis Indramayu dan Dinas Kabupaten Indramayu lebih mengerti konsep kegiatan KIMBis pusat 2014 dan dapat membuat Rencana Kegiatan KIMBis 2014 KIMBis Indramayu lebih mendapat kepercayaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 23

54 Lanjutan Tabel 7.. Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Mendukung daerah Karangsong sebagai wanamina wisata penanaman mangrove bekerja sama dengan KP3K dan Pertamina Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Mendukung daerah Karangsong sebagai wanamina wisata penanaman mangrove bekerja sama dengan KP3K Indramayu mempunyai wanamina wisata penanaman mangrove di daerah Karangsong Menghadiri Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Memfasilitasi studi banding dari KIMBis Aceh KIMBis Indramayu telah memfasilitasi kelompok mitra KIMbis Indramayu untuk pengawalan teknologi terkait dengan pemanfaatan kulit kerang (TOT) oleh P2MKP Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Pengurus KIMBis Indramayu, Kelompok mitra KIMbis Indramayu Sumber: Data Primer Diolah, dan Pertamina Mensosialisasikan dan mempromosikan kegiatan KIMBis dan hasilnya di Kabupaten Indramayu Diharapkan KIMBis Aceh dapat menerapkan sistem managerial seperti di KIMBis Indramayu. Kelompok mitra KIMbis Indramayu telah di fasilitasi pengawalan teknologi terkait dengan pemanfaatan kulit kerang (TOT) oleh P2MKP oleh KIMBis Indramayu Tersosialisasikannya kegiatan KIMBis dan hasilnya di Kabupaten Indramayu Sistem Managerial KIMBis Aceh akan menjadi lebih baik lagi. KIMBis Indramayu dan Kelompok mitra KIMbis Indramayu memiliki potensi baru untuk usaha pengolahan limbah kekerangan yang bernilai eksport. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 24

55 B. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial Koordinasi KIMBis 2014 dalam mewujudkan Inkubator Bisnis Dalam rangka mewujudkan KIMBis Indramayu sebagai Inkubator bisnis, kegiatan yang telah dilakukan adalah sosisalisasi tentang konsep KIMBis 2014 terkait dengan inkubator bisnis kepada pengurus KIMBis di daerah dan SKPD setelah itu dilakukan sinergitas program dan konsultasi rencana kegiatan KIMBis yang dilaksanakan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Pengurus KIMBis berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Bapak. Edi Khumaedi yang merupakan Kepala Bidang Kelautan. di Dinas Kelautan dan Perikanan yang juga merupakan pembina KIMBis Indramayu. Konsep KIMbis 2014 cukup berat karena harus menjalankan tugas sebagai sebagai fasilitator pengembangan bisnis juga sekaligus sebagai inkubator bisnis ditambah tugas untuk sebagai pembina dan pendamping untuk diseminasi teknologi. KIMBis mandiri merupakan konsep yang bagus, akan tetapi cukup sulit diterapkan terlebih untuk diseminasi teknologi harus mencari pembiayaan sendiri. Pak Edi menyarankan untuk pembiayaan Kimbis tetap didukung oleh pemerintah atau dikolaborasikan dengan Badan SDM melalui pelatihan yang diadakan oleh P2MKP. Pada saat ini, pengurus KIMBis sudah mempunyai usaha pribadi dan kelompok, akan tetapi masih dalam bentuk UMKM dengan status usaha sebagai pemula, kondisi ini menyebabkan adanya kendala apabila meminta pengurus KIMBis Indramayu menyisihkan dananya untuk kegiatan operasional usaha, sehingga timbul kekhawatiran, bahwa usaha tersebut secara operasional akan kurang optimal, untuk itu harus menunggu usaha mereka berhasil terlebih dahulu. Apabila usaha pengurus KIMBis sudah berhasil, maka pengurus akan bersedia secara sukarela menyisihkan dananya serta bergabung membentuk dan menjalankan usahanya. Menuju KIMBis Indramayu Mandiri, ada usulan dari Dinas Perikanan dan Kelautan terkait dengan pembiayaan KIMBis. Diusulkan bahwa untuk tahun depan dana honor pengurus KIMBis lokasi selama satu tahun dapat diubah peruntukannya menjadi bantuan modal untuk pembiayaan inkubator bisnis KIMBis Indramayu. Peluang usaha yang dapat dilakukan KIMBis Indramayu yang berperan sebagai inkubator bisnis, adalah usaha budidaya, pengolahan dan pemasaran rumput laut Gracillari sp. Selain itu juga usaha pemasaran garam rakyat dan garam turunan (magnesium dan nigarin) Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 25

56 Penyusunan Rencana Kerja KIMBis 2014 Kegiatan KIMBis Indramayu diawali dengan melakukan penyusunan rencana kerja KIMBis, rencana kerja tersebut harus mencakup kegiatan identifikasi terkait adanya jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis, identifikasi terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis, identifikasi jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat. Selanjutnya merencanakan kegiatan pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang Kelautan dan Perikanan KIMBis Indramayu pernah melakukan kegiatan penerapan konsep blue economy. Beberapa usaha yang akan di gunakan sebagai usaha dasar yang telah di rintis oleh KIMBis Indramayu adalah usaha pegaraman dan usaha Rumput laut. Usaha pegaraman mengambil sisa garam yang banyak terbuang di gudang kemudian di cuci dan dimasak kembali untuk menjadi garam halus yang putih. Usaha ini cukup menguntungkan karena modalnya sangat kecil. Selain itu, rumput laut jenis Gracilaria sp. dilakukan pengolahan karena selama ini rumput laut jenis ini hanya dijual dalam bentuk kering belum dilakukan tahapan pengolahan, sehingga tidak mempunyai nilai tambah, untuk itu, peningkatan taraf hidup pembudidaya rumput laut harus ada upaya untuk mengolah rumput laut serta pengolahan limbahnya agar mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kegiatan KIMBis Indramayu pada tahun 2014 adalah melakukan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan yang bernilai ekspor. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kelompok sasaran, selanjutnya dapat meningkatkan wirausaha dari kerajinan berbahan baku kertas meningkat menjadi berbahan baku kulit kerang, kegiatan ini merupakan penerapan konsep blue economy. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Oktober 2014, mempunyai prospek yang sangat baik baik untuk pasar golongan menengah kebawah maupun untuk golongan menengah keatas. Berdasarkan hal tersebut, maka KIMBis Indramayu akan mengawal usaha ini. Inisiasi Pembentukan Inkubator Bisnis untuk KIMBis Seiring dengan perubahan konsep KIMBis Pusat tahun 2014, yang mewajibkan pembentukan inkubator bisnis untuk KIMBis. KIMBis harus menjadi lembaga usaha yang mempunyai kekuatan hukum. Mengingat letak KIMBis di desa tapi mempunyai cakupan pekerjaan di Kabupaten, maka BUMDes kurang tepat karena kelembagaan usaha tersebut merupakan kelembagaan yang digunakan untuk usaha aparat desa, sehingga apabila nanti ada keuntungan usaha maka akan dipergunakan untuk operasional desa tidak bisa untuk cakupan kabupaten. begitu pula halnya apabila akan dibentuk kelembagaan BUMD yang Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 26

57 berada di kabupaten, sedangkan modalnya merupakan modal bersama pengurus KIMBis. Jika dalam bentuk P2MKP maka posisinya berada dibawah BPSDM-KP dan hanya satker lingkup Balitbang saja merupakan lembaga yang punya kompentensi memberikan pengawalan teknologi Balitbang. KIMBis Indramayu mengikuti pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu, KIMBis Indramayu melakukan perannya sebagai inkubator bisnis harus dapat menjadi distributor produk-produk yang dipromosikan pada pameran tersebut, antara lain adalah abon bandeng dan abon lele, kerupuk bandeng, dan produk kerajinan dari kulit kerang. Gambar 6. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Tahun 2014 dalam Rangka sebagai Inkubasi Bisnis. Kelembagaan KIMBis dapat dilegalkan dalam bentuk yayasan, akan tetapi yayasan masih memilik keterbatasan untuk melakukan kegiatan usaha terutama untuk tender ataupun kegiatan penyediaan barang, selama ini yayasan dapat dibentuk sebagai lembaga untuk menyalurkan program berbantuan. KIMBis dapat menjadi mitra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, KIMBis Indramayu juga dapat diberdayakan sebagai mitra pada saat pengadaan program-program berbantuan, berdasarkan hal tersebut, Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 27

58 kelembagaan KIMBis akan diarahkan dalam bentuk kelembagaan berbadan hukum seperti CV atau perusahaan komanditer lainnya. Pembentukan kelembagaan CV tersebut lebih mudah dan lebih bebas dalam usahanya. Sehingga KIMBis diharapkan dapat berperan ganda sebagai mitra juga sebagai perpanjangan tangan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu pada tahun 2014 sebagai inkubator bisnis melaksanakan 3 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan KIMBis Indramayu (Tabel 8). Tabel 8. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Inkubator Bisnis Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Tersosisalisasikan program KIMBis sebagai inkubator bisnis dan sinergitas program kepada SKPD dan pengurus Terlaksananya program KIMBis sebagai inkubator bisnis dan sinergitas program dengan SKPD Bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan dan pengurus KIMBis Kabupaten Indramayu untuk inisiasi KIMBis Kabupaten Indramayu berbadan hukum yang Mandiri pada tahun 2015 Menginisiasi inkubasi bisnis usaha bandeng, ikan pelagis kecil (ikan lapan), pemanfaatan kulit kerang menjadi produk bernilai ekspor dan usaha pegaraman Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu Pengurus KIMBis Indramayu Pengurus KIMBis Indramayu Sumber: data primer diolah, 2014 KIMBis di daerah Terinisiasinya KIMBis Kabupaten Indramayu berbadan hukum yang Mandiri pada tahun 2015 Terinisiasi usaha bandeng, ikan pelagis kecil (ikan lapan), pemanfaatan kulit kerang menjadi produk bernilai ekspor dan usaha pegaraman KIMBis Indramayu menjadi sentra pemasaran produkproduk dari mitra KIMBis KIMBis Kabupaten Indramayu akan berbadan hukum pada tahun 2015 KIMBis Indramayu memiliki cakupan usaha antara lain: bandeng, ikan pelagis kecil (ikan lapan), pemanfaatan kulit kerang menjadi produk bernilai ekspor dan usaha pegaraman KIMBis Indramayu mempunyai pendapatan dari usaha pemasaran produkproduk dari mitra KIMBis Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 28

59 C. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP akibat pelaksanaan program KIMBis. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah kerja KIMBis Indramayu sebelum program KIMBis dilaksanakan sudah dikaji pada tahun 2011, pada tahun 2013, KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan (keragaan teknologi kelautan dan perikanan, kebutuhan teknologi KP, teknologi KP yang menerapkan prinsip blue economi, teknologi KP hasil introduksi Program Iptekmas) Kimbis Indramayu juga mengumpulkan data dan informasi terkait dengan ( jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis, pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk mewujudkan inkubasi bisnis, peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis, pembinaan, pendampingan, dan melakukan TOT kepada pelaku usaha, jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat, dan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan). Data dan informasi terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kelembagaan KIMBis juga telah diidentifikasi, berdasarkan informasi tersebut,kimbis Indramayu akan mendapatkan umpan balik untuk mengoptimalkan kinerja KIMBis, baik dari sisi penguatan kelembagaannya maupun dari kegiatan pengawalan teknologi yang sudah dilakukan. Data dan informasi terkait dengan adopsi teknologi dan kinerja KIMBis Indramayu juga sudah diperoleh dan sudah dianalisis. Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu sebagai pengumpul data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 terdapat 2 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kegiatan KIMBis Indramayu sebagai mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Melakukan identifikasi kegiatan : jenis usaha, pelaku usaha jaringan kerja Pengurus KIMBis Indramayu Teridentifikasinya kegiatan : jenis usaha, pelaku usaha jaringan kerja KIMBIS dapat membuat program kerja kedepannya Bantuan-bantuan dari KKP maupun dari luar KKP akan lebih terarah Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 29

60 Lanjutan Tabel 9... L a p o r a n T e k n i s Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Pengurus KIMBis Indramayu Kimbis Indramayu juga akan mengumpulkan data dan informasi Sosial Ekonomi dan perubahannya Sumber: Data primer diolah, Terkumpulnya data dan informasi Sosial Ekonomi dan perubahannya KIMBIS dapat membuat program kerja kedepannya Bantuan-bantuan dari KKP maupun dari luar KKP akan lebih terarah Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 30

61 Tabel 10. Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu dari Tahun 2011 hingga Tahun 2014 No Kegiatan Hasil Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis). 2 Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis 3 Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. 4 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis Pengurus mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis Pengurus mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis Berkoordinasi dengan SKPD untuk melakukan kegiatan KIMBis Berkoordinasi dengan SKPD untuk melakukan kegiatan KIMBis Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu yang baru Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis Pengurus mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis KIMBis mendapat kepercayaan dari Dinas Kabupaten Indramayu untuk memberikan arahan bantuan dari KKP KIMBis mendapat kepercayaan dari Dinas Kabupaten Indramayu untuk memberikan arahan bantuan dari KKP Sosialisasi hasil deklarasi Dolken Pengurus mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis KIMBis bekerjasama dengan penyuluh untuk mengerjakan safari penyuluhan KIMBis bekerjasama dengan penyuluh untuk mengerjakan safari penyuluhan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 31

62 Lanjutan Tabel No Kegiatan 5 Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar 6 Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). 7 Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyrakat tentang Teknis budidaya polikultur (Ikan Bandeng, Udang, Rumput Laut) 8 Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyrakat tentang Teknis Budidaya Nila Salin Hasil Masyarakat Masyarakat mendapatkan mendapatkan pengetahuan pengetahuan tentang KIMBis, tentang KIMBis, kegiatan KIMBis kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis dan fungsi Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu yang baru Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis Diketahuinya teknologi budidaya rumput laut, polikultur rumput laut, udang dan bandeng) Diketahuinya teknologi budidaya nila salin KIMBis Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 32

63 Lanjutan Tabel No Kegiatan 9 Pembuatan krupuk ikan, baso dan Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat tentang Pengolahan Hasil Produk Perikanan 10 Pengawalan Teknologi tantang Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Hasil Diketahui Pengolahan Pengolahan diversifikasi krupuk berbahan krupuk berbahan produk olahan baku petis ikan per baku petis ikan per (abon, bakso ika, kelompok. kelompok pada keripik kulit krispi, setiap rumah rolade, bandeng tangga. cabut duri, nilai tambah dan pengetahuan tentang sanitasi dan higiena dalam pengolahan produk perikanan Diketahuin Penggunaan Alat Bantu penangkapan untuk menentukan peta prakiraan daerah penangkapan ikan. (seperti GPS ) Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 33

64 Lanjutan Tabel No Kegiatan 11 Pengawalan Teknologi tentang pengelolaan manajemen keuangan usaha dan keluarga Hasil Diketahuinya tentang pengelolaan manajemen keuangan usaha dan keluarga, Pembinaan dan teknis Penyelenggaraan Usaha Koperasi dan UMKM di bidang Kelembagaan, Produksi, Pembiayaan, Pemasaran dan Perluasan Jaringan Usaha serta Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan akses permodalan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 34

65 Lanjutan Tabel No Kegiatan 12 Pengawalan Teknologi Pembuatan pakan Berbahan Baku Lokal 13 Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). 14 Identifikasi penerapan prinsip-prinsip Blue Economy pada usaha perikanan Hasil Diketahui teknologi pembuatan pakan berbahan lokal terkhusus bahan baku yang yang tersedia di Kabupaten Indramayu Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pembesaran udang windu di tambak (Probiotik) Mengetahui usaha perikanan yang telah menerapkan Blue Economy Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 35

66 Lanjutan Tabel No Kegiatan 15 Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui introduksi dan penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk Hasil Pembudidaya mendapatkan pengetahuan tentang penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 36

67 Lanjutan Tabel No Kegiatan 16 Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam Hasil Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam Masyarakat pengolah rebusan garam mendapatkan perhatian dari Dinas Perindustrian Kabupaten Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 37

68 Lanjutan Tabel No Kegiatan 17 Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Diolah Hasil Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 38

69 BAB V. MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK Kabupaten Indramayu memiliki panjang pantai 147 km dengan kewenangan 4 mil laut dan memiliki 3 gugusan pulau-puau kecil. Potensi Kabupaten ini antara lain adalah areal untuk tambak ,60 Ha dengan potensi perikanan sebesar ton, areal untuk budidaya air tawar / kolam Ha dengan potensi perikanan sebesar ton, areal untuk mina padi Ha dengan potensi perikanan sebesar ton, areal untuk perairan umum Ha dengan potensi perikanan sebesar ton, dan areal untuk budidaya laut 752,57 Ha di Pulau Biawak, P. Gosong dan Pulau Candikian dengan potensi perikanan sebesar ton [11]. Kabupaten Indramayu mempunyai komoditas unggulan antara lain Garam, Rumput laut jenis Gracilaria sp., dan kulit kerang merupakan limbah dari hasil tangkapan. Luas lahan produksi garam rakyat seluas 2.193,66 Ha dengan jumlah petambaknya yang terlibat PUGAR 2012 sebanyak orang yang tergabung dalam 285 KUGAR. 97% dari total produksi garam di Kabupaten Indramayu merupakan produksi garam rakyat PUGAR 2012, potensi bitten cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat pegaraman mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 240% dengan memanfaatkan bittern menjadi Mg padat. Kabupaten Indramayu mempunyai potensi komoditas rumput laut cukup besar di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, apabila dilakukan diversifikasi usaha maka pembudidaya dapat mendapatkan tambahan pendapatan sekitar Rp 1,7 juta sampai Rp 2,5 juta pada setiap siklus panen (sekitar 45 hari) [12]. Kulit kerang cukup berlimpah di Desa Eretan Wetan, selama ini hanya dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan yang berlubang atau tergenang air atau dijual harga yang sangat murah yaitu berkisar Rp ,-/kg, dan saat sekarang ini kulit kerang tersebut di pasarkan ke Bali. Kegiatan pengawalan teknologi yang telah dilakukan oleh KIMBis pada tahun antara lain adalah pengolahan rumput laut Gracilaria sp. menjadi agar kertas dan pemanfaatan limbah dari hasil pengolahan tersebut, Pembuatan Magnesium padat dari sisa air tua di tambak dan garam konsumsi tanpa yodium dari sisa garam krosok yang ada di gudang garam, serta pemafaatan limbah kulit kerang menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai ekspor. Permasalahan yang terjadi adalah cukup banyak limbah yang terbuang dan tidak dimanfaatkan untuk produksi, padahal hal ini merupakan peluang usaha yang cukup besar Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 39

70 dan menguntungkan bagi masyarakat maupun pengurus KIMBis. Melalui pemanfaatan limbah ini, maka apabila dilakukan usaha pemanfaatan limbah tersebut, biaya produksi menjadi rendah khususnya terkait dengan biaya bahan baku, sedangkan nilai jual produk yang dihasilkan akan bernilai tinggi. Dampak kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan di wilayah KIMBis Indramayu melalui pengawalan teknologi, hanya berdampak terhadap tahapan peningkatan pengetahuan masyarakat saja, belum kepada tahapan mencoba untuk melakukan praktek tentang teknologi yang diintroduksikan. Apalagi mau menerapkan teknologi tersebut untuk diaplikasikan dalam kegiatan usaha masyarakat. Kondisi tersebut merupakan potret nyata, dan merupakan permasalahan yang perlu segera ditindaklanjuti. Pendekatan yang dilakukan untuk mengkonstruksi model ini adalah dengan cara melakukan kegiatan. Sedangkan untuk melakukan kegiatan tersebut dilakukan dengan objek kegiatan, jenis kegiatan, instrumen pelaksanaan kegiatan, serta teknik penggunaan instrumen. Objek kegiatan disesuaikan dengan tujuan kajian yaitu masyarakat sasaran kegiatan yang mempunyai usaha di bidang Kelautan dan Perikanan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan, Tenaga Penyuluh di Kabupaten Indramayu, tokoh masyarakat setempat dan Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan. Jenis Kegiatan yang dilakukan berdasarkan tujuan penelitan antara lain adalah sosialisasi penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) sesuai dengan masing-masing kegiatan. Instrumen pelaksanaan semua kegiatan menggunakan modul dan kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan, yang topiknya disesuaikan dengan materi kegiatan. Teknik Penggunaan Instrumen Kegiatan antara lain dengan cara: modul dan kuesioner dibagikan ke peserta untuk diisi oleh peserta pada saat awal sebelum dilakukan pemberian materi dan akhir kegiatan setelah penyampaian materi atau pelaksanaan praktek pelatihan. Tujuan model ini dibuat adalah untuk melakukan optimalisasi pengelolaan kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan iptek sehingga model ini bisa di terapkan pada lokasi KIMbis lainnya. KOMPONEN DASAR MODEL PENERAPAN IPTEK Komponen dasar model penerapan IPTEK terdiri dari proses penerapan IPTEK, Teknologi Tepat Guna (TTG), dan peningkatan pemberdayaaan masyarakat, sesuai dengan tujuan KIMBis adalah untuk menumbuhkan kewirausahaan dan mempercepat penerapan teknologi kelautan dan perikanan bagi kelompok sasaran. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 40

71 A. Penerapan IPTEK Teknologi Tepat Guna (TTG) Penerapan IPTEK Teknologi Tepat Guna (TTG) dilakukan dalam rangka penyebarluasan hasil penelitian baik dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) maupun diluar Balitbang KP [13]. Tujuan dari penyebarluasan hasil penelitian ini adalah pemacuan adopsi dan penyebarluasan hasil penelitian atau aplikasi. TTG itu mempunyai ciri-ciri antara lain dapat meningkatkan produktivitas secara nyata; merupakan kesatuan utuh suatu teknologi bukan berupa komponen-komponen; sesuai dengan biofisik, sosial ekonomi dan budaya; disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pengguna; ada kelembagaan penunjang yang bertanggung jawab terharap pengadaan input, pemasaran, permodalan, serta kebijakan pemerintah yang mendukung hal tersebut. Penerapan TTG diharapkan menjadi peningkatan keterampilan kelompok yang mendapatkan introduksi teknologi sehingga diharapkan menjadi modal awal dan terus berlangsung hingga pada ujungnya dapat meningkatkan pendapatan. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan techno-preneurship yaitu pendekatan pemanfaatan teknologi TTG dalam usaha kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat nelayan. B. Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan model kelembagaan penerapan IPTEK menganut konsep pemberdayaan masyarakat (empowerment). Pemberdayaan merupakan upaya pemberian kesempatan dan atau memfasilitasi kelompok kurang mampu (miskin) agar memiliki aksesibilitas terhadap sumberdaya yang dapat berupa: modal, teknologi, informasi, jaminan pemasaran dan lainnya agar mampu memajukan dan mengembangkan usahanya, sehingga memperoleh perbaikan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan kesejahteraannya (Sumohadiningrat, 2003 dalam Mardikanto [4]). Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri [4]. MODEL AWAL KIMBIS 2013 Tahun 2013 KIMBis Indramayu telah menghasilkan Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya pada Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas di Kabupaten Indramayu, model ini dibuat dalam rangka meningkatan pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya udang. Model ini membutuhkan empat komponen dasar, yaitu Sumber Teknologi dari Balitbang KP, litbang non KKP, universitas maupun Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 41

72 masyarakat; saluran untuk menyebarkan teknologi; instansi yang membuat paket teknologi; dan pengguna teknologi. Bagi pengguna teknologi, model ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kegiatan usahanya sekaligus sebagai sarana untuk mendapatkan umpan balik yang sangat diperlukan oleh sumber teknologi. Pada tahun 2014, model ini diterapkan pada pengembangan kelembagaan usaha melalui penerapan Iptek. Permasalahan dalam penerapan model tahun 2013 antara lain adalah: 1. Teknologi IPTEKMAS sebagian besar belum dikemas dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG), 2. Sebagian besar teknologi yang dihasilkan oleh Sumber Teknologi merupakan teknologi yang cukup mahal dan belum bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, 3. Teknologi yang di hasilkan oleh Sumber Teknologi masih merupakan teknologi yang membutuhkan biaya cukup mahal untuk direplikasi serta belum memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat pengguna. Akibat dari adanya permasalahan ini adalah : Sebagian besar dari hasil introduksi Program IPTEKMAS tidak dapat digunakan oleh masyarakat dan memerlukan perbaikan yang cukup besar. Masyarakat mengharapkan adanya batuan teknologi yang di dihasilkan oleh sumber teknologi dari Balitbang KP, Non Balitbang KP, universitas maupun masyarakat. Pengolahan rumput laut Gracilaria sp belum diterapkan oleh masyarakat, masih perlu adanya pendampingan teknologi secara intensif. OPSI KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK Opsi kebijakan pengembangan kelembagaan usaha melalui penerapan Iptek adalah perbaikan dari model yang pernah dibuat pada tahun 2013 yaitu Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas Di Kabupaten Indramayu. Model tersebut diterapkan pada tahun 2014 diharapkan dapat dievaluasi kembali, untuk mendapatkan umpan balik terkait permasalahan yang masih mungkin terjadi pada penerapan model tersebut, harapannya akan menjadi model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini merupakan hasil Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 42

73 rancang bangun KIMBis Indramayu tahun 2014, selanjutnya akan diterapkan kembali pada tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. PERBAIKAN MODEL KIMBIS INDRAMAYU TAHUN 2013 Melihat permasalahan pada penerapan model KIMBis 2013, maka tahun 2014 ini dilakukan perbaikan model KIMBis Perbaikan pada model ini adalah Sumber Teknologi yang digunakan tidak hanya berasal dari IPTEKMAS yang bersumber dari Balitbang KP saja, akan tetapi sumber teknologi yang bersumber litbang lainnya, universitas maupun masyarakat dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG) yang akan digunakan untuk masyarakat melakukan bisnis dibidang kelautan dan perikanan (Tabel 11). Tabel 11. Perbaikan Model KIMBis Indramayu Tahun 2013 KIMBis sebagai Fasilitator Bisnis KIMBis sebagai Inkubator Bisnis Pertimbangkan kebutuhan pengguna teknologi Melakukan pengembangan usaha dengan teknologi yang diterapkan Pendampingan dan penguatan kelembagaan Melakukan evaluasi dan umpan balik kepada sumber teknologi Evaluasi teknologi yang diterapkan oleh pengguna Melakukan adaptasi dan replikasi teknologi Memberikan umpan balik kepada sumber teknologi jika teknologi tersebut tidak aplikatif Membutuhkan atau mendirikan kelembagaan input, pemasaran, dan kelembagaan permodalan Mendorong pengguna untuk adaptasi dan replikasi teknologi, kemudian di implementasikan Penghubung dengan kelembagaan input, pemasaran, dan kelembagaan permodalan Sumber: data primer diolah, Pengembangan Model Kelembagaan Usaha KIMBIS Indramayu Model pengembangan pada KIMBis Indramayu adalah model Kelembagaan Pengembangan usaha melalui penerapan iptek, memfokuskan pada komoditas rumput laut, garam dan kulit kerang (Gambar 7). Beberapa perbaikan yang dilakukan antara lain adalah: Teknologi yang digunakan adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang bersumber dari Balitbang KP, litbang non Balitbang KP, universitas maupun masyarakat. Saluran teknologi melalui penyuluh. Pemilihan teknologi yang diintroduksikan harus murah dan mudah diaplikasikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 43

74 Sumber teknologi harus bersedia mendapatkan umpan balik dari pengguna teknologi, selain itu pengguna teknologi juga dapat melakukan pengembangan teknologi agar teknologi yang diintroduksikan dapat dimanfaatkan secara optimal. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 44

75 Perencanaan Kerjasama Penelitian Proses. Penerapan Teknologi Program Iptekmas Koordinasi Kelembagaan (SKPP, SKPD. Universitas, LSM) Koordinasi dgn KIMBis Umpan Balik KIMBis INDRAMAYU INKUBATOR BISNIS Kelembagaan Pemasaran Kelembagaan Input Produksi Kelembagaan Permodalan FASILITATOR BISNIS KEMANDIRIAN EKONOMI SUMBER TEKNOLOGI Balitbang KP Non Balitbang KP Teknologi SALURAN: Media/Metoda Sarana dan Prasaranan Paket Teknologi PENGGUNA TEKNOLOGI PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BERKELAN JUTAN Penyuluh/ Kelembagaan Penyuluhan UMPAN BALIK (perbaikan kinerja teknologi dan kinerja kelembagaan) Diseminasi Ketepatgunaan Teknologi Ketepatan Penentuan Kelompok Penerima Iptekmas Sifat teknologi Kebutuhan teknologi Karakteristik pengguna Kategori pengguna Gambar 7. Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Berbasis Penerapan Iptek Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45

76 BAB VI. EVALUASI TENTANG KINERJA KIMBis Setiap pelaksanaan kegiatan KIMBis harus dilakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan dan untuk mengkaji proses transfer ilmu, evaluasi ini dilaksanakan pada saat pengawalan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Evaluasi KIMBis dibagi tiga bagian yaitu evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat peserta pengawalan teknologi, evaluasi pelaksanaan kegiatan pengawalan teknologi dan evaluasi terhadap presepsi masyarakat kelautan dan perikanan terhadap kelembagaan KIMBis. A. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor terhadap materi dan praktek yang diajarkan Evaluasi peningkatan pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan tersebut dilakukan. Tahun 2014 ini, hanya satu pengawalan teknologi saja yang dilaksanakan oleh KIMBis Indramayu dengan pendanaan dari APBN/KIMBis pusat. Pengawalan teknologi tersebut adalah pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan, peserta pelatihan belum mengerti tentang tahapan proses pengerjaan kerajinan dari kulit kerang-kerangan, dan alat perekatnya. Proses ini dimulai dari pencucian kerang-kerangan, pemotongan limbah kerang dan kemudian pencetakan atau pengemalan pada media yang akan di tempel. Setelah pengawalan teknologi, peserta pelatihan akan mengerti dan pahan terhadap materi dan praktek yang diajarkan oleh narasumber dari P2MKT dari Bekasi.. Sebelum dilaksanakan pelatihan membuat produk kerajinan dari kulit kerang, pengetahuan peserta pelatihan hanya 53%, setelah mengikuti pelatihan,maka pengetahuan peserta terhadap materi dan praktek pelatihan membuat produk kerajinan dari kulit kerang meningkat menjadi 68%, walaupun peningkatan pengetahuannya tidak terlalu besar, akan tetapi pelatihan tersebut telah memberikan manfaat pengetahuan kepada peserta pelatihan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 46

77 Peningkatan Pengetahuan Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 53% 68% sebelum sesudah Sumber: Data Primer diolah tahun Gambar 8. Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor. Pelaksanaan kegiatan pelatihan selalu akan disertai evaluasi pelaksanaan kegiatan. Pada kegiatan Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan. Nilai terendah pada evaluasi kegiatan ini adalah terletak pada peserta pelatihan mayoritas adalah pria padahal seharusnya pelatihan ini bisa dilakukan oleh wanita. Hal ini dikarenakan untuk usaha pembuatan kerajinan ini kebanyakan pengusahanya adalah pria, tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk Trainer/pelatih yang berfungsi untuk melatih ke masyarakat dengan metode TOT untuk menerapkan teknologi pembuatan kerajinan dari kulit kerangkerangan. Dilain pihak, untuk menjadi pengrajin yang handal, usaha ini membutuhkan beberapa peralatan untuk pembersihan bahan dasar kulit kerang seperti molen untuk mencuci dan gerinda untuk memotong kulit kerang dan menghaluskan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 47

78 Pengawalan Teknologi Pengolahan Kerajinan kerang-kerangan kepengurusan 88% lain-lainnya 80% 75% materi 50% peserta pelatihan instruktur 100% Sumber: Data Primer diolah tahun Gambar 9. Pengawalan Teknologi Membuat Produk Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Yang Bernilai Ekspor Evaluasi pelaksanaan kegiatan ini adalah membandingkan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk bernilai ekspor dengan kegiatan-kegiatan terdahulu yang pernah dilakukan oleh KIMBis Indramayu. Dari sisi peran pengurus KIMBis lokasi, dari hasil kajian ternyata peran pengurus KIMBis menempati posisi paling rendah pada pelatihan pengolahan rumput laut menjadi agar agar kertas. Permasalahan terkait dengan peran pengurus KIMBis dikarenakan rendahnya frekuensi pengurus mendampingi peserta selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan kajian tentang materi pelatihan tersebut, hanya pelatihan pengolahan garam saja yang memperoleh nilai tertinggi, hal ini disebabkan karena peserta pelatihan sudah sering mendapatkan pelatihan serupa, kegiatan pelatihan lainnya (pemanfaatan kulit kekerangan menjadi produk kerajinan bernilai ekspor, rumput laut dan GPS) belum pernah dilaksanakan sebelumnya di Kimbis Indramayu. Kajian terhadap peran instruktur dalam memandu pelatihan, ternyata instruktur masih belum sempurna dalam menjawab pertanyaan peserta, selain itu, instruktur juga masih belum optimal dalam penyampaikan materi pelatihan kepada peserta. Perbedaan budaya dan karakteristik peserta pelatihan menentukan sulit atau tidaknya seseorang/peserta pelatihan menerima teknologi tersebut, sehingga masih diperlukan pelatihan ulang untuk lebih mendorong peserta pelatihan memperoleh ketrampilan maksimal, sehingga dapat menjadi faktor pendukung usaha pengolah yang akan dilakukan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 48

79 Peserta pelatihan masih di dominasi oleh pria terutama pada pelatihan penggunaan GPS dan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan. Berdasarkan hasil evaluasi, bahwa hanya sedikit dari peserta pelatihan yang menyatakan bahwa jumlah peserta kurang ideal, serta kelompok sasaranya belum sesuai dengan materi yang dipilih. Permasalahan lainnya adalah peralatan pelatihan yang kurang memadai, bahan dan peralatan pelatihan memudahkan pelaku usaha untuk melakukan usaha, untuk pengadaan peralatan pengolahan, terbentur kepada dana yang harus disediakan. KIMBis tidak memberikan peralatan untuk sarana produksi akan tetapi hanya menyediakan dana untuk mendatangkan narasumber/instruktur. Solusi permasalahan ini dapat diantisipasi dengan adanya kolaborasi dan sinergitas program dan kegiatandari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan secara intensif antara KIMBis Indramayu dengan SKPD terkait di Kabupaten Indramayu. Perbandingan antara 4 Jenis Pelatihan 100% 80% 60% 40% 20% 0% kepengurusan materi instruktur peserta pelatihan kerang-kerangan rumput laut GPS garam lain-lainnya Sumber: Data Primer diolah tahun 2013 dan tahun Gambar 10. Perbandingan Antara 4 Jenis Pelatihan di KIMbis Kabupaten Indramayu C. Evaluasi Presepsi Masyarakat terhadap Kegiatan KIMBis Pandangan masyarakat di Kabupaten Indramayu terhadap kelembagaan KIMBis dapat dikatakan sebagai persepsi, sebagaimana bahwa persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa lingkungan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Faktor internal dari Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 49

80 persepsi masyarakat terhadap kelembagaan KIMBis Indramayu terkait dengan kelembagaan, kepengurusan, kegiatan yang telah dilakukan KIMBis Indramayu, dampak dibentuknya Kelembagaan KIMBis Indramayu, Implementasi terkait dengan pengawalan teknologi yang pernah dilakukan di KIMBis Indramayu. dan faktor eksternal adalah dukungan pemerintah berupa kebijakan dari pusat dan daerah dalam mengawal kelembagaan KIMBis Indramayu menuju kelembagaan KIMBis yang mandiri. Masyarakat di Kabupaten Indramayu telah mengetahui dan memahami keberadaan kelembagaan KIMBis Indramayu, berdasarkan hasil evaluasi, masyarakat yang mengetahui dan memahami lebih besar (57%) dibandingkan dengan persepsi masyarakat yang kurang memahami (41%), dan masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami Kelembagaan KIMBis Indramayu (2%). Hal ini membuktikan bahwa KIMBis Indramayu sebagai suatu kelembagaan sudah diakui keberadaan serta kinerjanya dalam meningkatkan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan di wilayah cakupan KIMBIs Indramayu. Masyarakat di wilayah cakupan KIMBis Indramayu telah menerima manfaat dari kinerja kelembagaan KIMBis, khususnya terkait dengan transfer teknologi kelautan dan perikanan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar11. Pemahaman Keberadaan Kelembagaan KIMBis Tidak Memahami 2% Kurang Memahami 41% Memahami 57% Gambar 11. Persepsi Masyarakat Terhadap Kelembagaan KIMBIs Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 50

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Kata Pengantar i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-nya sehingga penyusunan buku Menuju Industrialisasi Garam Rakyat dapat diselesaikan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN AN KELAUTAN DAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN AN Oleh : KUSDIANTORO Kepala Bidang Program dan Monev, Pusat Penyuluhan KP Disampaikan pada acara Temu Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK DI KABUPATEN PINRANG

LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK DI KABUPATEN PINRANG LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK DI KABUPATEN PINRANG BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN

Lebih terperinci

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN 2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH

LAPORAN TEKNIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH LAPORAN TEKNIS PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Draft Rekomendasi Kebijakan Sasaran: Perikanan Budidaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Seri

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN TA 2015 MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI KABUPATEN LAMONGAN

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN TA 2015 MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI KABUPATEN LAMONGAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN TA 2015 MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI ADAPTIF LOKASI DI KABUPATEN LAMONGAN Oleh : Risna Yusuf, M.Si dan Riesti Triyanti, S.Si KEMENTERIAN KELAUTAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, APi, MPS Anggota Komisi Penyuluhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENINGKATAN KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENINGKATAN KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENINGKATAN KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian negara/lembaga : Kementerian Perindustrian RI Unit Organisasi : Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim

Lebih terperinci

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KIMBis) LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH

LAPORAN TEKNIS KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KIMBis) LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH LAPORAN TEKNIS KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KIMBis) LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le No.1279, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Pemberdayaan. Sosial. Adat. Terpencil. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPULIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fahrur Razi dan Dewi Astuti Sartikasari (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R No.546, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Litbang. Pedoman. Peencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA www.unduhsaja.com SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 MARGARETHA BUNGA (KEPALA BIDANG KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN) DISAMPAIKAN PADA RAPAT SINKRONISASI KELEMBAGAAN PENYULUHAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km 2, yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH 1 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Strategi Optimalisasi Unsur Unsur Positif Lokal untuk Mendukung Penerapan Prinsip Prinsip Blue Economy di Wilayah Coral Triangle SASARAN REKOMENDASI Kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY Oleh : KUSDIANTORO, S.Pi., M.Si (Kepala Bidang Program, Monev) Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) RINGKASAN Kinerja input, proses dan output PNPM-PB secara

Lebih terperinci

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1325, 2015 KEMENPORA. Fasilitasi. Kewirausahaan Pemuda. Pemberian. Pencabutan PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0944 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali www.inilah.com KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali inilah.com/agus Priatna INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK Jakarta, Januari 2013 KATA PENGANTAR Pengembangan kelembagaan peternak merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI SUMBER PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN, DAN PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007) RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal (Yogyakarta, 22-24 Mei 2007) Workshop pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal dan pengembangan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat : SAMBUTAN KADISTAN ACEH PADA ACARA WORKSHOP/PERTEMUAN PERENCANAAN WILAYAH (REVIEW MASTER PLAN) PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH DI GRAND NANGGROE HOTEL BANDA ACEH TANGGAL

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH. Sekretaris Daerah. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH. Sekretaris Daerah. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2016 TANGGAL 31 Oktober 2016 SEKRETARIAT DAERAH Sekretaris Daerah Asisten Pemerintahan Asisten Perekonomian, Pembangunan Kesejahteraan Rakyat Asisten Administrasi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Oleh : Ir.Sumardi S. M.Ed dan Dr Soen an HP Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional Disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KEHUTANAN BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta BUKU RENCANA BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG 8.1 PERAN SERTA MASYARAKAT Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1254, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Penyuluhan Perikanan. Sarana. Prasarana. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI SUMBER PEMBIAYAAN

Lebih terperinci