ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN TESIS.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN TESIS."

Transkripsi

1 ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN TESIS Oleh BOONI TAUHID /LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh BOONI TAUHID /LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

3 Telah diuji pada Tanggal 29 Agustus 2008

4 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. Dr. Robert Sibarani, MS : Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D : Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D : Prof. Dr. Jawasi Naibaho, M.Hum Judul Tesis : ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN Nama Mahasiswa : Booni Tauhid Nomor Pokok : Program Studi : Linguistik Menyetujui Komisi Pembimbing, (Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.) Ketua (Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) Anggota

5 Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.) Tanggal Lulus : 29 Agustus 2008

6 JUDUL TESIS ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN THESIS TITLE CODE MIXING ANALYSIS ON THE STUDENTS OF HOTEL MANAGEMENT DEPARTMENT AND TOURISM DEPARTMENT OF MEDAN TOURISM ACADEMY

7 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji campur kode pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan. Peristiwa campur kode timbul sehubungan dengan adanya kontak bahasa. Kajian kedua masalah ini dilakukan dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya campur kode, faktor campur kode serta jenis campur kode yang dominan pada mahasiswa AKPAR Medan. Data dalam penelitian ini bersumber pada data lisan melalui teknik obervasi partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam peristiwa tutur pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan terjadi campur kode. Campur kode ini berupa percampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggeris. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah (1) identifikasi peranan, (2) keinginan untuk menjelaskan, dan (3) kebiasaan. Kata Kunci : Campur Kode, Identifikasi Peranan, Menjelaskan, Kebiasaan

8 ABSTRACT This research investigates code mixing to the students of Hotel Management Department and Tourism Management Department of Medan Tourism Academy (AKPAR). Code mixing occurs caused by language contact. This is examined by sociolinguistic approach. This research is aimed to know about the happening of code mixing, the dominant factors and kinds of code mixing to the students of AKPAR Medan as well. The data is roated of oral language by participant observation technique. The result of this research shows that the students speech of Hotel Management Department and Tourism Management Department of Medan Tourism Academy is found code mixing. This is in the form of code mixing between Indonesian and English language. Code mixing is caused by some factors, namely (1) subject (2) describing and interpreting, and (3) daily routine. Key Word : Code Mixing, Subject, Interpreting, Daily Routine

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini. Adapun Tesis ini berjudul : Analisis Campur Kode pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan Dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis, Institusi AKPAR Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, serta menjadi masukan bagi perkembangan bahasa di Indonesia. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa Tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih. Medan, Agustus 2008 Penulis BOONI TAUHID

10 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih, karena berkat rahmat-nyalah tesis ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Magister Humaniora pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Disadari bahwa penulis masih memiliki keterbatasan kemampuan dan pengalaman sehingga menemukan kendala dalam menyelesaikan tesis ini, namun hal itu dapat teratasi dikarenakan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, sudah sepantasnyalah disampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada : Para Pembimbing, Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. dan Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D., yang telah banyak meluangkan waktu di sela-sela kesibukan tugas sehari-hari dengan memberikan pemikiran yang sangat berguna kepada penulis dialam menyelesaikan tesis ini. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K), ; Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. ; Ketua Program Studi Linguistik SPs USU Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D ; Sekretaris Program Studi Linguistik SPs USU Drs. Umar Mono, M.Hum ; Direktur AKPAR Medan Drs. Renalmon Hutahaean, MM atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti studi Program Magister (S2) di USU. Istri tercinta Dra. Hevy Anna Lubis serta Ananda tersayang Rifki Akmal yang senantiasa memberikan semangat, mengiringi langkah penulis dengan do a restu, serta

11 cinta kasih yang tiada batas sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan di Sekolah Pascasarjana USU. Para Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi Lingusitik USU yang telah mendedikasikan ilmu serta wawasan pengetahuan yang penulis dapatkan selama perkuliahan. Prof. Amrin Saragih, M.A. Ph.D. dan Prof. Dr. Jawasi Naibaho sebagai penguji sidang meja hijau Para staf Administrasi Program Studi Linguistik SPs USU, khususnya Bapak Rabullah, SH. Yang sangat banyak membantu penulis, Putri, Mbak Nila, dan Kak Kar. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Lingusitik USU yang sama-sama saling mendengar keluh kesah, berbagi suka dan duka, canda serta pengalaman di saat-saat kuliah. Rekan-rekan sesama Pembantu Direktur di Akademi Pariwisata Medan yakni, Pembantu Direktur I Drs. Kosmas Harefa, ; Pembantu Direktur II Drs. Edison Sinurat, M.AP Para kolega di Bagian Adm Kemahasiswaan AKPAR Medan, Rahmat Darmawan, Faridah Yusfianti, Femmy Indriani, Abdul Kadir Ritonga, Handoko, Donna Adelaide yang telah banyak memberikan inspirasi selama penulisan tesis ini. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan dorongan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata penulis

12 berharap kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terima Kasih. Medan, Agustus 2008 Penulis, BOONI TAUHID

13 RIWAYAT HIDUP NAMA : BOONI TAUHID NIM : ALAMAT : KOMP. VILLA PALEM KENCANA JL. BINJAI KM. 12 BLOK T NO.6 MEDAN NO TELP ; HANDPHONE : PROGRAM STUDI : LINGUSITIK TEMPAT/ TGL LAHIR : MEDAN, 23 APRIL 1968 JENIS KELAMIN PENDIDIKAN NAMA ISTRI NAMA ANAK LAKI-LAKI : SARJANA PEND. BAHASA INGGERIS IKIP NEGERI MEDAN : DRA. HEVY ANNA LUBIS : RIFKI AKMAL : booni_akpar@yahoo.com

14 DAFTAR ISI halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... i ii iii iv vii viii xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan Teori Manfaat Penelitian.. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bahasa dalam Konteks Sosial Kontak Bahasa dan Kedwibahasaan Kontak Bahasa Kedwibahasaan Sikap Bahasa Pemilihan Bahasa dan Wujudnya Pemilihan Bahasa Wujud Pemilihan Bahasa Alih Kode... 22

15 2.6 Campur Kode.. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Data dan Sumber Data Situasi Sosial Tempat Pelaku Aktivitas Prosedur Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan Data Analisis Data.. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Campur Kode Kedalam (Inner-Code Mixing) dan Campur 40 Kode Keluar (Outer-Code Mixing) Terjadinya Campur Kode karena Faktor Identifikasi Peranan Terjadinya Campur Kode karena Faktor Keinginan Menjelaskan dan Menafsirkan Terjadinya Campur Kode karena Faktor Kebiasaan Pembahasan Pemerolehan data campur kode pada program studi MTH Pemerolehan data campur kode pada program studi MTB Pemerolehan data campur kode pada program studi MDK... 59

16 4.2.4 Pemerolehan data campur kode pada program studi MUP BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 67 DAFTAR PUSTAKA... 69

17 DAFTAR TABEL NO Judul hal 1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Divisi Kamar Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Hidangan Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Boga Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan Campur kode karena faktor Identifikasi Peranan (IP) Campur kode karena faktor Menjelaskan dan Menafsirkan (M) Campur kode karena faktor Kebiasaan (K) Faktor Campur Kode Yang Paling Dominan Jumlah Campur Kode Frekuensi Jenis Campur Kode Frekuensi Dominan Jenis Campur Kode Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTH Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTB Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MDK Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MUP Jumlah peristiwa tutur campur kode... 65

18 DAFTAR LAMPIRAN NO Judul hal 1. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTH PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTH PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTH) PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTB) PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MDK) PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MUP) GAMBAR DAN ARTI LOGO AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN... 84

19 DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... : Kutipan IP M K AKPAR AK CK L F K MTH MTB MDK MUP : Identifikasi peranan : Menjelaskan dan Menafsirkan : Kebiasaan : Akademi Pariwisata : Alih Kode : Campur Kode : Leksikal : Frasa : Klausa atau kalimat : Manajemen Tata Hidangan : Manajemen Tata Boga : Manajemen Divisi Kamar : Manajemen Usaha Perjalanan

20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi intrapersonal, maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang peran utama. Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu hingga suatu masyarakat yang luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah fungsi bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya. Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Bagi bahasa hidup, yaitu bahasa yang masih terus digunakan dan berkembang, persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan permasalahan tersendiri. Di satu sisi, persentuhan itu menambah perkembangan bahasa itu sendiri, namun di sisi lain justru mengancam keberadaan bahasa tersebut. Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi itu memungkinkan bahasa asing, terutama bahasa Inggeris, memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.

21 Keberadaan bahasa Indonesia akibat pengaruh budaya global terutama pemakaian bahasa asing dalam berbagai bentuk kegiatan komunikasi, mengakibatkan masyarakat mulai kurang menghargai bahasa nasionalnya sendiri. Kondisi seperti ini memberikan pendidikan bahasa yang salah terhadap masyarakat, sehingga mereka akan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang salah dan tidak tepat. Bahasa Indonesia adalah sebagai bagian dari jati diri bangsa. Untuk itu bahasa Indonesia harus didukung oleh semua penggunanya dan dikembangkan terus agar dapat menjalankan fungsinya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia harus tetap mampu memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa. Walaupun pada sisi yang lain, sebagai bagian dari masyarakat global, bahasa Indonesia juga harus bersikap lentur dan luwes dalam menerima pengaruh dan perubahan peradaban. Fenomena kebahasaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah anggapan bahwa kalau berbahasa diselingi dengan bahasa asing akan menimbulkan rasa kagum dari para pendengarnya. Kelihatannya kalau berbicara tidak diselingi oleh kalimat atau kata dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggeris, pembicara khawatir dianggap tidak termasuk kaum intelektual atau tidak internasional. Oleh karena itu, penggarapan dan penanggulangan permasalahan yang timbul dari masalah bahasa memerlukan usaha yang nyata. Salah satu contoh masalah yang perlu mendapat perhatian adalah fenomena alternasi bahasa, yaitu suatu keadaan dimana seorang penutur menggunakan dua bahasa atau lebih dalam tuturannya. Thaha (1985 :6) mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana perekat yang mempertalikan orang-orang dalam sistem kemasyarakatan selain sebagai unsur pendukung kebudayaan. Sehubungan

22 dengan hal tersebut dapat disebutkan bahwa masalah bahasa adalah masalah sosiolinguistik yang menyangkut beraneka ragam kepentingan di dalam satu wilayah. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada bahasa yang seragam dalam masyarakat, tetapi memperlihatkan adanya variasi dalam penggunanaanya. Keberadaaan variasi bahasa seperti itu merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Pertanyaan yang menarik adalah "Bagaimana anggota masyarakat itu memilih bahasa atau variasi bahasa yang tersedia dalam berkomunikasi baik dengan anggota komunitasnya maupun bukan dengan anggota komunitasnya itu?" Bahasa merupakan salah satu ciri khas manusia. Tidak mungkin ada manusia yang tidak menggunakan bahasa dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian besarnya arti bahasa ini, sering juga kita tidak sadari apalagi memikirkannya. Berebda halnya dengan beberapa orang peneliti budaya yang menemukan bahwa bahasa sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Koentjaraningrat (1967) misalnya mengatakan bahwa bahasa merupakan satu unsur vital dalam suatu kebudayaan. Suatu kebudayaan yang tinggi derajadnya didukung oleh suatu bahasa dengan kesusasteraan yang besar, walaupun suatu bahasa pada dasarnya cukup hanya berfungsi sebagai alat komunikasi praktis di antara sesama penuturnya. Bahkan yang lebih menarik, Levi-Strauss (1963) menyimpulkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan produk atau hasil dari aktivitas nalar manusia. Jika dilihat dalam lingkup regional negara kita, pentingnya fungsi bahasa dapat dengan jelas terlihat dari kedudukan bahasa-bahasa daerahnya yang menyokong bahasa nasionalnya itu sendiri. Kedudukan bahasa daerah dalam kehidupannya sudah pasti sebagai dasar unsur penyumbang dalam kebudayaan nasional.

23 Pada saat berkomunikasi, seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih, harus memilih bahasa mana yang akan digunakan ; bahasa pertama, yaitu bahasa yang pertama-tama dikuasai sejak awal hidupnya, atau bahasa kedua, yaitu bahasa yang dikuasainya setelah bahasa pertama, atau bahasa ketiga bahkan keempat, yaitu bahasa yang dikuasainya setelah bahasa pertama dan kedua dan seterusnya atau bahkan mencampurkan dua bahasa atau lebih kedalam tuturannya. Untuk lebih sederhana dapat dikatakan bahwa pada saat berkomunikasi, seseorang yang multilingual atau sebagai komunitas yang multi bahasa harus memilih bahasa mana yang akan digunakan ; bahasa pertama yaitu bahasa ibu, atau bahasa kedua, yakni bahasa asing. Pergantian/peralihan bahasa atau pencampuran bahasa itu disebut oleh para ahli sebagai alih kode atau campur kode. Alih kode adalah penggunaan satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain, sedangkan campur kode adalah penggunaan suatu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan bahasa-bahasa lain (Chaer, 1995:203). Menurut Pateda (1987) bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan. Pada saat berkomunikasi, pembicara lebih banyak menggunakan bahasa tertentu untuk memperjelas makna yang sulit dimengerti atau diterima lawan bicara. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat yang bilingual dalam berkomunikasi akan membuat pemilihan bahasa dan alih kode dalam komunitas masyarakat tersebut. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa wujud dari alih kode atau campur kode dapat berupa perpindahan dari kata, frasa, klausa, atau kalimat dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain (Chaer, 1995:154). Tampaknya, terdapat perbedaan antara rumusan

24 pertama dan rumusan kedua. Rumusan pertama mengandung arti bahwa alih kode terjadi dalam tataran yang lebih besar, yaitu berupa klausa atau kalimat, sedangkan campur kode merupakan percampuran dua bahasa atau lebih dalam tataran lebih kecil yaitu serpihan-serpihan berupa kata atau frasa. Akan tetapi pada rumusan kedua dijelaskan bahwa percampuran bahasa baik dalam bentuk alih kode atau campur kode dapat berupa kata, frasa, klausa atau kalimat. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam etnis dapat disebut sebagai masyarakat bilingual, dimana masyarakat tersebut disamping mampu berbahasa daerahnya juga mampu berbahasa Indonesia atau bahkan masyarakat Indonesia juga dapat dikategorikan sebagai masyarakat multilingual, dimana mampu berbahasa daerah, mampu berbahasa Indonesia juga mampu berbicara bahasa asing tertentu, khususnya bahasa Inggeris. Bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggeris, yang mampu dikuasai masyarakat Indonesia dikarenakan telah dipelajari sejak jenjang pendidikan sekolah dasar bahkan ada yang dimulai sejak pendidikan pra-sekolah dasar. Permasalahan kontak bahasa sebagai bagian dari masalah sosiolinguistik di dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual seperti ini sangat sering terjadi. Sehingga masalah campur kode kerap dilakukan sebagai akibat dari penguasaan bahasa yang lebih dari satu tersebut. Kajian terhadap bahasa telah banyak dilakukan oleh para pakar bahasa, baik kajian ilmu bahasa murni maupun interdisipliner. Salah satu kajian bahasa yang bersifat interdisiplin ilmu ini adalah sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan perpaduan antara sosio dan linguistik, yakni dua bidang ilmu empiris yang memiliki kaitan yang sangat erat.

25 Kridalaksana (1984:2) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Adapunn yang menjadi esensi apa yang dikemukakan oleh kridalaksana adalah probabilitas munculnya keseragaman bahasa sehingga melahirkan kajian bahasa yang melibatkan masyarakat. Kajian bahasa yang melibatkan masyarakat bahasa khususnya mengenai ciri atau ragam bahasa disebut linguistik. Chaer dan Agustina (1984 : 3) mengemukakan, sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaaan bahasa itu di dalam masyarakat. Bahasa Inggeris di Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan merupakan salah satu bahasa asing yang harus dipelajari dan dikuasai disamping bahasa lain seperti bahasa Mandarin, Perancis dan Jepang untuk dua jurusan yakni Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat empat program studi yaitu : Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen Tata Hidangan (MTH); Manajemen Tata Boga (MTB) dan Manajemen Usaha Perjalanan (MUP). Sebagai masyarakat yang multilingual atau sebagai komunitas yang multi bahasa, terlebih lagi sebagai komunitas yang berkecimpung di bidang Pariwisata dan Perhotelan, mahasiswa tersebut secara disadari atau tidak disadari sering mengalami gejala campur kode di dalam komunikasi, khususnya komunikasi lisan.

26 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini hanya mengkhususkan kajian campur kode pada mahasiswa AKPAR Medan. Sebagai mana dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana campur kode terjadi dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan? 2. Faktor campur kode apakah yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan? 3. Jenis campur kode apakah yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1. Terjadinya campur kode dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. 2. Faktor campur kode yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. 3. Jenis campur kode yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

27 1.4 Landasan Teori Dalam penelitian ini dibutuhkan teori-teori yang dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk mendukung penelitian campur kode pada Bentuk campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. Fasold (1984) di dalam Chaer (1995 : 152) menjelaskan bahwa kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase satu bahasa dan dia memasukkan kata tersebut kedalam bahasa lain yang digunakannya dalam berkomunikasi, maka dia telah melakukan campur kode. Menurut Chaer (1995) bahwa setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan namun masih memiliki keotonomian masing-masing dan dilakukan secara sadar dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu maka disebut dengan alih kode, sedangkan campur kode adalah percampuran bahasa atau kode namun ada sebuah kode yang utama atau dominan yang memiliki fungsi dan tingkat korespondensi yang tinggi sebagai sebuah kode, sedangkan bahasa lain hanyalah berupa serpihan-serpihan (kata, frasa atau klausa) saja. Rahardi (2006 : 24-25) menyebutkan bahwa komunitas multilingual atau multibahasa akan mengalami berbagai macam kode kebahasaan dan pergeseran kebahasaannya dalam setiap pertuturan antarwarganya, peristiwa pergeseran kebahasaan itu bisa terjadi di dalam aneka macam ranah (domain) dan kesempatam (chance) sebagai akibat kompleksitas dalam pembelajaran dan pemahaman bahasa yang bersangkutan. Peristiwa pergeseran/percampuran kode-kode kebahasaan itulah dapat terjadi penggambaran fakta bahasa yang murni, bahasa yang berhakikat tidak berdimensi satu, tetapi berfaset serbajamak.

28 Thelander (1976 : 103) dalam Kusumawati (2004 : 5) menjelaskan bahwa apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut : 1. Memperkaya kajian linguistik di bidang Sosiolinguistik khususnya campur kode. 2. Memberikan pandangan kepada penelitian mengenai pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggeris. 3. Bagi AKPAR Medan, kajian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa bahasa Asing, terutama bahasa Inggeris, di bidang Pariwisata dan Perhotelan. 4. Menjadi bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. 5. Menjadi sumbangsih yang memadai bagi Pustaka dan Litbang AKPAR Medan.

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indonesia sebagai negara berkembang merupakan contoh kecil negara yang multikultural, dimana kelompok-kelompok komunitas yang berbeda hidup berdampingan dengan kemajemukan baik dari sisi agama, kelompok, etnik, profesi politik maupun dari sisi golongan-golongan sosio-ekonomik yang beragam. Hal ini mengindikasikan bahwa Negara Indonesia adalah tempat persentuhan budaya-budaya. Karena bermacam-macam sebab, dapat terjadi pertemuan antara dua masyarakat yang masing-masing menggunakan bahasa yang berlain-lainan. Nababan (1984 : 32) menjelaskan suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu Akibatnya penutur kedua bahasa itu dapat belajar unsur-unsur dari bahasa lain yang belum dikenal sebelumnya. Kemampuan mengerti sampai dapat menggunakan secara aktif bahasa yang lain melahirkan keadaaan yang disebut kedwibahasaan/bilingualisme. Adapun konsep-konsep mengenai kedwibahasaan akan penulis paparkan pada bagian berikutnya. Penggunaan bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat pemersatu rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, jati diri bangsa, sarana pemersatu berbagai etnik dan juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antar daerah dan antar budaya daerah.

30 Pengguna bahasa Indonesia sering memasukkan serpihan-serpihan bahasa asing terutama bahasa Inggeris di dalam peristiwa tutur, sehingga dapat ditemui banyaknya penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing di bangku kuliah atau di forum-forum resmi lainnya. Bahkan hal yang lebih memprihatinkan adalah percampuran bahasa tersebut dapat mereduksi bahasa Indonesia. Pemertahanan bahasa Indonesia terhadap pergeseran penggunaan bahasa asing menjadi suatu fenomena yang sangat menarik bagi peneliti untuk dikaji. Adalah fakta bahwa berkomunikasi dengan baik adalah menggunakan bahasa yang dimengerti oleh penutur dan petutur tanpa adanya percampuran bahasa yang satu dengan bahasa lain yang pada akhirnya membingungkan atau menyebabkan orang lain tidak memahami isi pembicaraan sehingga tujuan bahasa itu akan menjadi hilang atau tidak dipahami sama sekali. Sinar ( 2007 : 55) menyatakan bahwa,...the fact that language has evolved to served human needs, as such that one needs to focus on how people use language in order to understand it. Berdasarkan pendapat di atas, secara sederhana dapat dipahami bahwa bahasa itu ada karena diperuntukkan bagi kebutuhan manusia, sehingga pengguna bahasa itu harus benar-benar memahami bahwa penggunaan bahasa adalah agar orang lain mengerti akan bahasa yang digunakan. Fasold (1985 : 213) mengungkapkan bahwa pemertahanan dan pergeseran bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ia merupakanhasil kolektif dari pilihan bahasa (languagechoice).

31 Selanjutnya, dikemukakan bahwa pemertahanan bahasa dan pergeseran bahasa (language maintenance and shift) adalah,"language shift simply means that a community gives up a language completely in favour of another one. The members of the community, when the shift has taken place, have collectively chosen a new language where and old one used to be used. In language maintenance, the community collectively decides to continue using the language in domains formerly shift is progress. If the members of speech community are monolingual and are not collectively acquiring another language, then they are obviously use pattern Fasold (1985 : 213) Berdasarkan definisi di atas, secara sederhana dapat dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia bahwa pergeseran bahasa itu terjadi manakala masyarakat pemakai memilih suatu bahasa baru untuk mengganti bahasa sebelumnya. Dengan kata lain, pergeseran bahasa itu terjadi karena masyarakat bahasa tertentu beralih ke bahasa lain. Bahasa pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat penuturnya karena selain merupakan fenomena sosial, bahasa juga merupakan fenomena budaya. Sibarani (1987 : 35) menyatakan bahwa, dalam kaitannya dengan kebudayaan, bahasa juga memiliki semua karakteristik kebudayaan tersebut karena bahasa juga merupakan milik anggota masyarakat; bahasa ditransmisikan secara sosial; bahasa tercermin dalam ide, tindakan, dan hasil karya manusia; bahasa sebagai sarana manusia untuk berperan, bertindak, berinteraksi, dan berfungsi dalam kehidupan masyarakat; bahasa juga harus dipelajari; dan bahasa juga dapat membahagiakan masyarakat lewat pesan yang disampaikan.

32 2.1 Bahasa dalam Konteks Sosial Sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan suatu bentuk perilaku sosial yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan melibatkan sekurang-kurangnya dua orang peserta. Oleh karena itu, berbagai faktor sosial yang berlaku dalam komunikasi, seperti hubungan peran di antara peserta komunikasi, tempat komunikasi berlangsung, tujuan komunikasi, situasi komunikasi, status sosial, pendidikan, usia, dan jenis kelamin peserta komunikasi, juga berpengaruh dalam penggunaan bahasa. Sementara itu, sebagai fenomena budaya, bahasa selain merupakan salah satu unsur budaya, juga merupakan sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya masyarakat penuturnya. Atas dasar itu, pemahaman terhadap unsur-unsur budaya suatu masyarakat--di samping terhadap berbagai unsur sosial yang telah disebutkan di atas-- merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari suatu bahasa. Hal yang sama berlaku pula bagi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mempelajari bahasa Indonesia-- lebih-lebih lagi bagi para penutur asing--berarti pula mempelajari dan menghayati perilaku dan tata nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Di dalam masyarakat atau suatu komunitas tertentu, seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah dari yang lain, tetapi merupakan anggota kelompok sosial. Oleh sebab itu, bahasa dan pemakaiannya tidak saja diamati secara individual, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatan masyarakat. Dengan kata lain, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi juga merupakan gejala sosial.

33 Di dalam pemakaiannya, bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor non linguistik. Faktor-faktor non linguistik yang berpengaruh terhadap pemakaian bahasa, antara lain ialah faktor sosial dan faktor situasional. Adanya kedua faktor ini dalam pemakaian bahasa menimbulkan variasi bahasa, yaitu bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola umum bahasa induknya. Setiap penutur mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh penutur lain. Sifat-sifat khas seperti ini disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Sifat-sifat khas yang disebabkan oleh faktor fisik, misalnya karena perbedaam bentuk atau kualitas alatalat tuturnya. Sifat-sifat khas karena faktor psikis biasanya disebabkan antara lain oleh perbedaan watak dan tempramen, intelegensi dan sikap mental lainnya. Baik sifat khas karena faktor fisik maupun karena faktor psikis mengakibatkan sifat khas pula dalam tuturannya. Sifat khas dalam tuturn seseorang yang berbeda dengan orang lain dikenal dengan istilah idiolek. Berbahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Berkomunikasi berarti menyampaikan pesan dari satu pihak kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa. Untuk itu, agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, dalam arti baik dan benar, penutur bahasa selain perlu memiliki pengetahuan tentang kaidah bahasa, seperti tata bahasa, sistem bunyi, dan leksikon, juga perlu mengetahui berbagai aspek sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat yang bahasanya dipelajari. Troike (1982:25) menyatakan bahwa kompetensi komunikatif tidak hanya mencakup pengetahuan tentang bahasa, tetapi juga mencakup kemampuan menggunakan bahasa itu sesuai dengan konteks sosial budayanya. Jadi, kompetensi

34 komunikatif itu tidak hanya berisi pengetahuan tentang masalah kegramatikalan suatu ujaran, tetapi juga berisi pengetahuan tentang patut atau tidaknya suatu ujaran itu digunakan menurut status penutur dan pendengar, ruang dan waktu pembicaraan, derajat keformalan, medium yang digunakan, pokok pembicaraan, dan ranah yang melingkupi situasi pembicaraan itu. Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa faktor-faktor sosial budaya yang menjadi konteks penggunaan bahasa merupakan hal yang perlu diketahui oleh para pembelajar bahasa agar mereka dapat berkomunikasi secara baik dan benar dalam situasi yang sebenarnya. Bahasa dalam konteks sosial (masyarakat / komunitas) dipelajari melalui sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian tentang hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat tutur. Kebutuhan akan sosiolinguistik makin terasa setelah menghadapi berbagai masalah kebahasaan. Masalah ini timbul karena disamping studi bahasa cenderung bersifat multidisipliner, juga karena adanya kenyataan bahwa bahasa itu selalu berubah sejalan dengan perubahan masyarakat pemakainya.

35 2.2 Kontak Bahasa dan Kedwibahasaan Kontak Bahasa Apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, maka dapat dikatakan bahwa bahasa tersebut saling kontak. Terjadinya peristiwa saling kontak ini karena penutur mampu menguasai dua bahasa atau lebih sehingga di dalam komunikasi dia dapat menggunakan bahasa yang diketahuinya. Rohmana (2000:13) mengambil dari Mackey (1977:554) memberikan pengertian kontak bahasa sebagai pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain baik langsung maupun tidak langsung. Ia membedakan antara kontak bahasa dan kedwibahasaan, yaitu bahwa kontak bahasa cenderung merupakan gejala bahasa, sedangkan kedwibahasaan lebih cenderung kepada gejala tuturan. Hal ini berarti bahwa kedwibahasaan terjadi akibat dari kontak bahasa. Suwito (1985:39) mengemukakan bahwa kontak bahasa terjadi dalam situasi kontak sosial, yaitu situasi dimana seseorang belajar bahasa kedua didalam masyarakatnya. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa kontak bahasa menyebabkan adanya pengaruh terhadap bahasa pertama yang dimiliki dwibahasawan. Berdasarkan pandangan di atas, jelaslah bahwa kontak bahasa meliputi segala peristiwa persentuhan bahasa. Peristiwa ini mengakibatkan adanya kemungkinan pergantian pemakaian bahasa oleh penutur dalam kontak sosialnya. Fenomena semacam ini terjadi pula dalam wujud kedwibahasaan campur kode Kedwibahasaan Sosiolinguistik pada umumnya mengkaji masyarakat dwibahasawan dan multibahasawan. Pengertian kedwibahasaan mulai dikemukakan oleh Bloomfield

36 (1958:56) yang mengatakan bahwa kedwibahasaan ialah gejala penguasaan bahasa kedua dengan derajat kemampuan yang sama seperti penutur asli sebagaimana dirumuskan sebagai native-like control of two languages. Ini berarti bahwa bahwa seorang dwibahasawan (bilingualis) adalah orang yang menguasai dua bahasa dengan sama baiknya. Tampaknya pendapat ini terlalu berat dan banyak ahli bahasa yang berpendapat bahwa sulit untuk menentukan sejauh mana seorang penutur dapat menggunakan dua bahasa yang sama baiknya karena tidak ada alat yang dapat digunakan untuk mengukurnya secara akurat. Oleh karena itu, pengertian kedwibahasaan yang dikemukakan Bloomfield di atas, dipandang sebagai salah satu jenis saja dari kedwibahasaan. Berbeda dengan pendapat Bloomfield, Fishman (1972:566) mengatakan bahwa maksud dan tujuan penggunaan dua bahasa sangat beraneka ragam dan berbeda dari orang ke orang. Selanjutnya dikatakan bahwa pemakaian bahasa sangat bergantung pada topik, penyimak, dan konteks. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa sangatlah tidak realistik untuk menuntut agar kedwibahasaan selalu dibatasi sebagai penguasaan dua bahasa secara sempurna dalam segala konteks, kondisi, dan situasi. Suwito (1985) mengatakan bahwa istilah kedwibahasaan adalah istilah yang pengertiannya bersifat relatif. Relativitas demikian terjadi karena batas seseorang untuk dapat disebut dwibahasawan itu bersifat manasuka dan hampir tidak dapat ditentukan secara pasti. Karena pandangan orang terhadap kedwibahasaan didasarkan kepada pandangannya terhadap batas kedwibahasaan seseorang, maka pandangannya tentang kedwibahasaan juga berbeda-beda. Dengan demikian maka pengertian tentang kedwibahasaan selalu berkembang dan cenderung meluas.

37 Siregar (1998:13) mengatakan salah satu tujuan penelitian kedwibahasaan adalah berusaha memberikan berbagai gejala sosial dan bahasa yang berasal dari penggunaan dua bahasa atau lebih di dalam repertoar bahasa masyarakat itu. Nababan (1984:28) merumuskan batasan kedwibahasaan (bilingualisme) sebagai kebiasaan seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih dalam interaksi dengan orang lain. Kemampuan atau kesanggupan seseorang berdwibahasa disebut bilingualitas. Orang yang berdwibahasa mencakup pengertian kebiasaan memakai dua bahasa atau kemampuan memakai dua bahasa. Dengan demikian, konsep pemikiran tersebut memberikan arah terhadap (1) bilingualitas dan (2) bilingualisme yang bermakna kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-hari dengan kemampuan menggunakan bahasa di dalam komunitasnya. Pada umumnya ada persamaan pendapat di antara para ahli mengenai kedwibahasaan yaitu, bahwa dwibahasaan merupakan tempat persentuhan bahasabahasa, dan pentingnya persentuhan bahasa sebagai suatu prasyarat untuk memahami perubahan-perubahan bahasa dan variasi bahasa (Haugen, 1953 :3-4). Kedwibahasaan juga dirumuskan sebagai mengenal dua bahasa. Seseorang dwibahasawan tidak perlu secara aktif menggunakan kedua bahasa atau lebih, tapi cukup kalau bisa memahami apa yang dituturkan oleh orang lain (Haugen, 1953 :7). Sementara seseorang dwibahasawan menurut Lubis (2002 : 11) akan menyampaikan suatu pesan lewat bahasa pada pendengarannya, ada dua faktor penentu yang menjadi penghambat perjalanan pesan itu sebelum ia dapat diujarkan oleh penuturnya. Pertama adalah kaidah beberapa bahasa yang dikenalnya yang berbeda satu dari yang lain. Yang dimaksud kaidah bahasa ialah seberapa jauh penutur

38 dwibahasawan menguasai kaidah bahasa-bahasa yang diketahui, agar ia dapat mengujarkan pesan yang dikandung dengan bentuk bahasa yang benar. Hambatan kedua merupakan wujud dari pertimbangan komunikasi. Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa seseorang yang tergolong dwibahasawan tidak mutlak harus menguasai bahasa kedua semahir bahasa pertama. Walaupun hanya mengetahui bahasa kedua secara pasif keadaan tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai seorang dwibahasawan. Penguasaan bahasa kedua baik bahasa asing maupun bahasa daerah sangat ditentukan oleh frekuensi pemakaian bahasa tersebut. 2.3 Sikap Bahasa Chaer (1995:200) membagi sikap bahasa atas dua macam, yaitu (1) sikap kebahasaan dan (2) sikap non kebahasaan, seperti sikap politik, sikap sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan. Kedua jenis sikap ini dapat menyangkut keyakinan mengenai bahasa. Dengan demikian, sikap bahasa adalah tata keyakinan yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Namun, perlu diperhatikan bahwa sikap terhadap bahasa bisa positif dan bisa negatif. Garvin dan Mathiot (dalam Chaer, 1995 : 201) menyebutkan tiga ciri pokok dari sikap bahasa, yaitu (1) kesetiaan bahasa (language loyalty), yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain, (2) kebanggaan bahasa (language pride), yangmendorong

39 orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat, dan (3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm), yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun ; dan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan, yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use). Ketiga ciri yang dikemukakan di atas merupakan ciri-ciri positif terhadap bahasa. Sebaliknya, kalau ketiga ciri sikap bahasa itu sudah menghilang atau melemah dari diri seseorang atau diri sekelompok orang anggota masyarakat tutur, maka berarti sikap negatif terhadap suatu bahasa telah melanda diri orang atau kelompok itu. 2.4 Pemilihan Bahasa dan Wujudnya Pemilihan Bahasa Didalam pergaulan sehari-hari, penutur bahasa sering mengubah variasi bahasa yang digunakan, bahkan ada kalanya mengubah dari satu bahasa ke bahasa lain. Terjadinya perubahan bahasa atau variasi bahasa disebabkan oleh kemampuan penutur bahasa menguasai lebih dari satu bahasa atau variasi bahasa. Sebelum mengubah bahasa dan variasi bahasa yan digunakan, maka penutur bahasa berhadapan dengan faktorfaktor pemilihan bahasa. Pada masyarakat bahasa yang heterogen tersedia beberapa kode, baik yang berupa bahasa, dialek, maupun variasi, bahkan sampai gaya bahasa sekalipun. Dengan tersedianya kode-kode itu, anggota masyarakat akan memilihnya sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Grosjean (1982 :136) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bahasa. Keempat faktor tersebut adalah (1) partisipan, (2)

40 situasi, (3) Isi wacana, dan (4) funngsi interaksi. Dia menekankan beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan empat faktor pemilihan bahasa tersebut. Faktor pemilihan bahasa partisipan adalah keahlian berbahasa, pilihan bahasa yang dianggap lebih tepat, usia, pendidikan, pekerjaan, latar belakang etnis, keintiman dan sebagainya. Aspek yang berhubungan dengan faktor situasi adalah lokasi atau latar, tingkat formalitas serta kehadiran pembicara. Faktor isi wacana adalah topik sementara faktor yang berhubungan dengan fungsi interaksi yaitu menaikkan status, menciptakan jarak sosial, dan memerintah serta melarang. Menurut Sugiyono (2005:49) situasi sosial sangat berperan aktif pula di dalam menentukan pemilihan bahasa dimana, situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu : Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut juga dapat dinyatakan sebagai obyek yang ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan bahasa yang dilakukan oleh dwibahasawan atau multibahasawan disebabkan oleh empat faktor utama. Dari ke empat faktor tersebut, tampaknya faktor partisipan menduduki kedudukan yang lebih penting dari pada faktor-faktor lainnya. Jadi karakteristik pembicara dan pendengar merupakan faktor penentu terpenting dalam pemilihan bahasa Wujud Pemilihan Bahasa Fasold (1984 : 80) menyebutkan tiga wujud pilihan bahasa, yaitu (1) alih kode (code-switching), (2) campur kode (code mixing), dan peminjaman bahasa (language borrowing). Ketiga fenomena itu dapat terjadi secara simultan. Beberapa penulis, seperti

41 Marasigan (1983) dan Fasold (1984) menyatakan bahwa ketiga fenomena itu sulit dibedakan secara substansial. Itulah sebabnya mereka berpendapat serta menyarankan agar menggunakan konsep kontinum yang dapat memberikan pemahaman dan pengertian secara lebih baik, sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian sosiolinguistik. Ketiga jenis pilihan bahasa itu dipandang sebagai titik-titik dalam suatu kontinum dari pilihan bahasa dengan skala yang relatif lebih besar sampai kepada pilihan bahasa yang relatif lebih kecil. Memandang perlu tentang perbedaan antara pilih bahasa pada alih kode dan campur kode, maka penulis menjabarkan keduanya. Namun, karena penelitian ini berhubungan dengan campur kode maka alih kode tidak dibicarakan lebih luas. 2.5 Alih Kode Alih kode (AK) dapat diartikan sebagai istilah umum untuk menyebut pergantian (peralihan) dalam pemakaian dua bahasa atau lebih. Sobarna (1994 : 28) menyebutkan bahwa alih kode dapat terjadi antar bahasa daerah di dalam suatu bahasa nasional yang disebut alih kode kedalam dan antar bahasa asli (daerah atau Indonesia) dengan bahasa asing yang disebut alih kode keluar. Fishman (Chaer, 1995 : 143) menyebutkan konteks berbahasa dapat mempengaruhi seseorang beralih kode, bergantung pada siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa. Untuk dapat memahami pendapat di atas dapat di ilustrasikan sebagai berikut : Nanang dan Ujang, keduanya bersal dari Priangan, lima belas menit sebelum kuliah dimulai sudah hadir diruang kuliah. Keduanya terlibat dalam percakapan menggunakan bahasa Sunda, bahasa ibu keduanya.

42 Ketika sedang asik bercakap-cakap masuklah Togar, teman kuliah mereka yang berasal dari Tapanuli yang tidak dapat berbahasa Sunda. Togar menyapa mereka dalam bahasa Indonesia, lalu mereka terlibat percakapan dalam bahasa Indonesia. Dari ilustrasi di atas di dalam pengalihan bahasa tercakup dalam peristiwa yang disebut alih kode (Chaer, ). Alih kode adalah penggunaan satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain, sedangkan campur kode adalah penggunaan suatu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan bahasa-bahasa lain (Chaer, 1995:203). Menurut Gumperz (1976) alih kode memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1. sebagai acuan unsur yang tidak atau kurang dipahami di dalam bahasa yang digunakan, kebanyakan terjadi karena pembicara tidak mengetahui suatu kata dalam bahasa lain. 2. berfungsi direktif, dalam hal ini pendengar dilibatkan langsung, alih kode diarahkan langsung pada pendengar, peserta ujaran dalam percakapan ini dapat berpikir tentang fungsi langsung dari pemilihan bahasa. 3. berfungsi ekspresif, pembicara menekankan identitas alih kode melalui penggunaan dua bahasa dalam wacana yang sama. 4. berfungsi untuk menunjukkan perubahan nada dalam konversasi dan berfungsi fatik. 5. berfungsi sebagai metabahasa, dengan pemahaman alih kode digunakan dalam mengulas suatu bahasa baik secara langsung maupun tidak langsung. 6. berfungsi di dalam humor atau permainan, hal ini sangat berperan di dalam masyarakat bilingual/multilingual.

43 Sementara itu Suwito (1985:72) mengemukakan beberapa faktor penyebab terjadinya alih kode, yaitu : 1. Penutur Seorang penutur kadang-kadang dengan sadar berusaha beralih kode terhadap lawan tuturnya karena suatu maksud. Hal ini dilakukan dengan maksud mengubah situasi, misalnya dari situasi resmi ke situasi tak resmi. 2. Lawan tutur Alih kode juga dilakukan dengan maksud ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh lawan tuturnya. 3. Hadirnya penutur ketiga Alih kode dilakukan karena kehadiran orang ketiga dalam situasi tutur karena berbeda latar belakang kebahasaannya. Hal ini dilakukan untuk netralisasi situasi dan sekaligus menghormati hadirnya orang ketiga tersebut. 4. Pokok pembicaraan (topik) Alih kode terjadi karena berubahnya pokok pembicaraan, misalnya dari pokok pembicaraan yang bersifat formal beralih ke pokok pembicaraan yang bersifat informal. 5. Untuk membangkitkan rasa humor. 6. Untuk sekedar bergengsi. Biasanya pembicaraan alih kode akan selalu diikuti dengan campur kode. Ohoiwutun (1996 :72) menyatakan bahwa, hadirnya alih kode dan campur kode merupakan akibat dari kemampuan anggota masyarakat berbahasa lebih dari satu.

44 Bilamana seseorang yang melaksanakan pembicaraan pada dasarnya mengirimkan berupa kode-kode kepada lawan bicaranya. Kalau hanya satu pihak memahami apa yang dikodekan lawan bicaranya maka selanjutnya ia akan mengambil keputusan dan berbuat sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Kode menurut Poejosoedarmo (1976:3) adalah sistem tutur yang peranan bahasanya mempunyai ciri khas sesuai latar belakang penutur, hubungan penutur dengan lawan bicaranya, dan situasi tutur yang ada. Selanjutnya, kode tutur adalah sistem tutur yang kebahasaannya memiliki ciri-ciri khas dengan penerapannya mencerminkan salah satu keadaan, salah satu komponen tutur seperti latar belakang orang pertama dan orang kedua, situasi bicara dan lawan lain. Kode tutur ini merupakan bahasa atau varian bahasa yang digunakan dalam komunikasi masyrakat (Poejosoedarmo 1976 :9) 2.6 Campur Kode Bertemunya dua kebudayaan yang berlainan akan mengakibatkan persentuhan dua bahasa. Keadaaan ini akan menyebakan kontak bahasa (language contact) dari dua kebudayaan yang memiliki dua bahasa yang berbeda. (Suwito, 1985:39). Kondisi seperti ini dimungkinkan biilamana seorang penutur menggunakan lebih dari satu bahasa di dalam masyarakat tutur. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa tidak akan pernah mungkin seorang penutur dalam masyarakat tutur, akan menggunakan satu bahasa secara murni serta tidak terpengaruh oleh bahasa lainnya sementara di dalam lingkungan masyarakat tutur itu sendiri terdapat aneka bahasa dan juga di dalam diri penutur sudah ada kemampuan aneka bahasa tersebut kondisi seperti ini dapat menimbulkan gejala campur kode.

45 Di dalam suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa menuntut percampuran bahasa itu. Dalam keadaan demikian hanya kesantaian penutur dan/atau kebiasaannya yang dituruti. Tindak bahasa yang demikian kita sebut campur kode. Di Indonesia campur kode ini sering sekali terdapat dalam keadaan berbincang-bincang yang dicampur ialah bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Jikalau orang itu terpelajar, kita dapat juga melihat campur kode antara bahasa Indonesia (atau bahasa daerah) dengan bahasa asing. Nababan (1984 : 32) Selanjutnya Nababan (1984) menjelaskan bahwa ciri yang menonjol dalam campur kode ini ialah situasi informal. Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang terdapat campur kode. Kalaupun terdapat campur kode dalam keadaan demikian, hal itu disebabkan karena tidak ada istilah atau ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai. Sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa asing ; dalam bahasa tulisan, hal ini kita nyatakan dengan mencetak miring atau menggaris bawahi kata / ungkapan bahasa asing yang bersangkutan. Kadang-kadang terdapat juga campur kode ini bila pembicara ingin memamerkan keterpelajarannya atau kedudukannya. Campur kode (CK) merupakan salah satu aspek dari ketergantungan bahasa dalam masyarakat bilingual/multilingual. Ciri ketergantungan itu ditandai oleh adanya hubungan timbal balik antara fungsi dan peran kebahasaan. Peran menunjukkan siapa yang menggunakan bahasa itu, yang ditandai oleh latar belakang sosial penutur, tingkat pendidikan, dan sebagainya ; sedangkan fungsi menunjukkan apa yang hendak dicapai penutur dengan campur kode dan sejauh mana bahasa yang dipakai memberikan peluang untuk bercampur kode.

46 Fasold (1984:180) mengatakan bahwa campur kode merupakan fenomena yang lembut. Serpihan-serpihan satu bahasa digunakan oleh seorang penutur, namun pada dasarnya dia menggunakan bahasa lain. Serpihan-serpihan bahasa yang diambil dari bahasa lain itu biasanya berupa kata-kata, tetapi dapat juga berupa frasa, atau unit bahasa yang lebih besar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005 : 190), campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa, dimana pemakaiannya berupa kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya. Scotton (1979:65) menjelaskan bahwa campur kode sebagai pilihan kode atau bahasa yang berhubungan dengan pemakaian bahasa atau lebih dalam kalimat yang sama atau percakapan. Selanjutnya dikatakan bahwa wujud dari campur kode dapat merupakan pergantian dari kata, frasa, klausa atau kalimat dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain. Merujuk pada pendapat dari landasan teori di atas, teridentifikasi bahwa campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi keotonomiannya. Seorang penutur misalnya, yang dalam bahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa lain, termasuk bahasa asing, bisa dikatakan bahwa dia telah melakukan campur kode. Seperti telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa mahasiswa AKPAR Medan adalah mahasiswa yang multilingual atau sebagai komunitas yang menggunakan multi bahasa dalam interaksi verbal sehari-hari. Interaksi verbal antara sesamanya sering mengakibatkan terjadinya percampuran kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat.

47 Akibatnya kadar penguasaan bahasa ibu dari masing-masing penutur bahasa tersebut semakin lama semakin berkurang. Hal ini tampak jelas terjadi di dalam aktivitas keseharian dan pada saat penelitian yang sering menggunakan bahasa campuran dalam tuturannya. Dapat disimpulkan bahwa semakin berkurangnya kadar kemampuan dalam menguasai bahasa ibu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya campur kode. Imawati (1996:26) mengemukakan dua faktor utama sebagai penyebab campur kode yaitu (1) sebagai jawaban atas situasi tutur, misalnya masuk orang ketiga atau adanya pergantian topik pembicaraan, penggunaan frasa tertentu dalam berbagai salam, dan (2) sebagai alat retorik, misalnya penekanan pentingnya kata tertentu dengan jalan menggunakan kata padanan dalam bahasa lain, atau untuk menghindari penggunaan kata-kata tabu dengan mengambil kata-kata dari bahasa lain. Campur Kode bisa terjadi karena penutur telah terbiasa menggunakan bahasa campur demi kemudahan belaka. Kata-kata itu seakan telah ada di ujung lidah, dan pola peralihan bahasa yang terdapat pada tuturannya tampaknya diluar kesadaran penuturnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Haugen (1972 : 34) yang mengatakan bahwa campur kode terjadi sebagai akibat timbulnya semacam dorongan untuk memicu pelatuk. Ia juga mengatakan bahwa campur kode bisa juga terjadi karena adanya dorongan ekspresif. Dorongan ini disebabkan oleh gaya bahasa, atau bahkan tidak disebabkan apapun. Pendapat Haugen ini tampaknya sangat releban dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan sebab penulis berasumsi bahwa campur kode yang dilakukan oleh mahasiswa AKPAR Medan sebaga penutur bahasa sebagaimana telah disebutkan di atas, umumnya hanya karena kebiasaan tanpa mempunyai tujuan atau sebab yang jelas.

48 Di dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada mahasiswa AKPAR, penulis mengacu kepada tiga faktor yang dikemukakan Suwito, yaitu (1) identifikasi peranan, (2) identifikasi ragam dan (3) keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Mengingat bahwa campur kode dalam penelitian ini dibatasi pada campur kode antarbahasa saja, maka faktor identifikasi ragam tidak di analisis dalam penelitian ini. Dengan demikian, hanya dua faktor yang dijadikan acuan dalam menganalisis campur kode ini, yaitu (1) identifikasi peranan, dan (2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan. Akan tetapi, tampaknya kedua faktor ini saling bergantung dan tidak jarang tumpang tindih, sehingga sulit untuk menentukan perbedaan antara keduanya secara jelas. Selain pendapat Suwito di atas, penulis juga mengacu kepada pendapat Haugen (Rohmana, 2000:67) yang menekankan pula pada faktor kebiasaan. Penulis berasumsi bahwa apa yang diajukan tersebut sangat relevan dengan apa yang ingin penulis capai dalam penelitian ini. Jadi dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode dalam penelitian ini, penulis membatasi pada tiga faktor-faktor berikut : (1) identifikasi peranan, (2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa campur kode itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan (penutur), bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya, penutur mempunyai latar belakang sosial tertentu cenderung memilih bentuk campur kode untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis berpendapat bahwa campur kode yang terjadi di lokasi penelitian, yakni di AKPAR Medan adalah merupakan akibat dari kontak sosial melalui interaksi verbal antara sesama penutur bahasa.

49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Linguistik memperlakukan bahasa bukan sebagai sesuatu yang statis, melaikan sesuatu yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya pemakainya. Oleh sebab itu, pendekatan kepada bahasa dapat dilakukan secara deskriptif (sinkronis), yaitu dengan mempelajari pelbagai aspeknya pada suatu masa tertentu atau secara historis (diakronis), yaitu dengan mempelajari perkembangannya dari waktu ke waktu (Kridalaksana :12) Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode gabungan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, dimana akan dibuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode deskriptif yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas tentang objek yang diteliti secara alamiah. ( Djajasudarma 1993:8-9 ). Selain itu Surakhmad (1980:139) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang mencoba mengambarkan dan menganalisis data mulai dari tahap pengumpulan, penyusunan data dibarengi dengan analisis dan interpretasi terhadap datadata tersebut. Kajian deskriptif menurut Chaer (2007 : 9) biasanya dilakukan terhadap struktur internal bahasa, yakni struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), struktur kalimat (sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data, mengklasifikasi data lalu

50 merumuskan kaidah-kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu. Pada dasarnya rumusan kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu tidak lain dari pada teori terhadap data itu. Kajian deskriptif menurut Chaer (2007 : 9) biasanya dilakukan terhadap struktur internal bahasa, yakni struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), struktur kalimat (sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data, mengklasifikasi data, lalu merumuskan kaidah-kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu. Pada dasarnya rumusan kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu tidak lain dari pada teori terhadap data itu. Selama data yang ditemukan tidak menyimpang dari status keteraturan maka teori itu tetap dapat diterima ; tetapi apabila ditemukan data yang menyimpang, maka teori tersebut harus ditinjau kembali. Sugiyono (2005 :23) menyebutkan bahwa metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan, dengan metode kualitatif peneliti melakukan penjelajahan, pengumpulan data selanjutnya diverifikasi. Kajian kualitatif menurut Chaer (2007:11) pada dasarnya dilakukan untuk menyusun teori, bukan untuk menguji teori. Atau dengan kata lain, kajian kualitatif ini untuk menemukan pengetahuan baru, atau merumuskan teori baru berdasarkan data yang dikumpulkan. Kajian kualitatif ini juga bersifat menjelaskan suatu masalah, yakni masalah yang diteliti. Kajian dimulai dengan merumuskan masalah, merumuskan fokus, kajian, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan kajian, dilanjutkan dengan pengumpulan data oleh peneliti sendiri sebagai instrumennya.

51 Sementara Moleong (2000 : 22) menyebutkan bahwa penelitian yang menggunakan kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan perhitungan dan angka. Di dalam mengamati interaksi yang terjadi, penulis melaksanakan metode ini dengan cara mengamati, ikut berperan serta dan melakukan wawancara mendalam terhadap mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Sugiyono (2005: 22-23) bahwa untuk memahami interaksi sosial yang kompleks penelitian dengan metode kualitatif melakukannya dengan cara ikut berperan serta, wawancara yang mendalam terhadap interaksi tersebut sehingga ditemukan pola-pola yang jelas. 3.2 Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari bahasa lisan yang secara empiris terjadinya campur kode yang dituturkan oleh mahasiswa Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat empat program studi yaitu : Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen Tata Hidangan (MTH); Manajemen Tata Boga (MTB), dan Manajemen Usaha Perjalanan (MUP). Menurut Chaer (2000 : ) karena bahasa itu dipakai atau digunakan dalam berbagai tindak kegiatan dan kehidupan, maka kiranya objek, topik atau materi yang bisa dijadikan sumber data bisa dijadikan kajian secara umum, misalnya,... (25) alih kode dan campur kode dalam suatu masyarakat multilingual atau multietnis, (26) interferensi dari suatu bahasa terhadap bahasa lain (27) bilingualisme dalam suatu masyarakat multilingual atau multietnis.

52 3.3 Situasi Sosial Menurut Sugiyono (2005:49) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi situasi sosial. Situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu : Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya Tempat Penelitian berlangsung di Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata selain tiga UPT lain yang ada di Indonesia yakni : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, dan Akademi Pariwisata Makassar, dimana UPT tersebut adalah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat yang ada di daerah dalam menghasilkan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Pengamatan dilakukan pada lokasi-lokasi sebagai berikut : 1. Program Manajemen Tata Hidangan (MTH) memiliki fasilitas : Restoran Nataboan, Bar, Restoran Miki, Ruangan briefing/rapat, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Area tempat cuci piring dan Ruang kelas. 2. Program Manajemen Tata Boga (MTB) memiliki fasilitas : Dapur (kitchen), Ruang Pengendalian Biaya (cost control), Ruangan briefing/rapat Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruang tempat pembuatan roti/kue (Pastry),

53 Ruangan tempat pembersihan ikan dan daging (butcher), Ruang pendinginan dan Ruang kelas. 3. Program Manajemen Divisi Kamar (MDK) memiliki fasilitas : Hotel Nirwana, Ruang simulasi kantor depan (front office), Ruang tempat penerimaan cucian (laundry), Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat, Ruang penyimpanan peralatan dan bahan kimia/pembersih (store), dan Ruang kelas. 4. Program Manajemen Usaha Perjalanan (MUP) memiliki fasilitas : Somba Tour & Travel, Bus Pariwisata, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat, dan Ruang kelas Pelaku Adapun pelaku di dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan semester II, IV dan VI jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat empat program studi yaitu : Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen Tata Hidangan (MTH); Manajemen Tata Boga (MTB), dan Manajemen Usaha Perjalanan (MUP). Selanjutnya adalah gambaran keadaan sekarang tentang jumlah mahasiswa AKPAR Medan pada dua jurusan tersebut sebagaimana tabel berikut :

54 Tabel 1 Jurusan Manajemen Perhotelan Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Divisi Kamar No Prog. Studi Semester Jumlah 1 MDK A II 27 orang 2 MDK B II 28 orang 3 MDK A IV 26 orang 4 MDK VI 36 orang 117 orang Tabel 2 Jurusan Manajemen Perhotelan Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Hidangan No Prog. Studi Semester Jumlah 1 MTH A II 27 orang 2 MTH B II 26 orang 3 MTH A IV 26 orang 4 MTH VI 34 orang 113 orang Tabel 3 Jurusan Manajemen Perhotelan Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Boga No Prog. Studi Semester Jumlah 1 MTB A II 26 orang 2 MTB B II 29 orang 3 MTB A IV 26 orang 4 MTB VI 48 orang 129 orang

55 Tabel 4 Jurusan Manajemen Pariwisata Jumlah mahasiswa Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan No Prog. Studi Semester Jumlah 1 MUP A II 29 orang 2 MUP B II 30 orang 3 MUP IV 26 orang 4 MUP VI 25 orang 110 orang Aktivitas Adapun aktivitas atau kegiatan diteliti di dalam penelitian ini adalah kegiatankegiatan yang berhubungan erat dengan keempat program studi yang ada di AKPAR Medan, antara lain seperti : reservasi kamar hotel, penetapan atau pengeluaran tiket pesawat, pemesanan makanan dan minuman, penyampaian informasi tentang objek wisata, dan lain sebagainya Prosedur Data Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini data alamiah dilakukan dengan pemeriksaan data dari sumber data yang berhubungan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini dengan cara mengamati/observasi, merekam, mencatat, mengklasifikasikan dan mengelompokkan data yang diperoleh menurut ciri-ciri, faktor dan jenis yang ada kaitannya dengan perumusan masalah dalam penelitian.

56 Teknik observasi menurut atau pengamatan Chaer (2007 : 136) dilakukan oleh si peneliti dengan melihat dan menghayati perilaku berbahasa di dalam suatu peristiwa tutur. Metode atau teknik ini digunakan dengan alasan bahwa suatu perilaku berbahasa hanya dapat dipahami benar apabila disaksikan di dalam situasi yang sebenarnya yang berada di dalam konteks yang lengkap. Dalam mengamati perilaku orang-orang yang terlibat di dalam suatu peristiwa tutur, peneliti tidak sekedar melihat atau menyaksikan, dia harus mencatat hal-hal yang relevan, terutama bentuk perilaku setiap partisipan di dalam peristiwa tutur itu. Untuk memudahkan pencatatan itu sudah seharusnya dibuat lembar observasi yang berisi kolom-kolom tempat mencatat atau yang berisi keterangan-keterangan singkat. Moleong (2000) menyatakan bahwa, pengamatan tidak bisa berdiri sendiri, artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Oleh karena itu selain pengamatan, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara merekam serta mencatat data tuturan dimana terjadinya campur kode dalam situasi tutur, mengidentikfikasikan serta mengelompokkan faktor-faktor campur kode dan jenis campur kode yang paling dominan dalam situasi tutur Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan kedalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menuliskan tuturan lisan kedalam tulisan sehingga akan tergambarkan terjadinya campur kode pada mahasiswa AKPAR Medan, kemudian dipilih tuturan-tuturan yang akan di analisis. Tahap kedua adalah memerikan faktorfaktor campur kode serta mengidentifikasikan jenis-jenis campur kode yang paling

57 dominan. Tahap ketiga adalah menyimpulkan hasil penelitian campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan 3.5 Analisis Data Metode kajian (analisis) yang dipakai dalam penganalisisan adalah dengan analisis induktif. Menurut Sugiyono (2005:89) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan. Sementara Djajasudarma (1993: 13) menyebutkan bahwa data secara induktif yaitu data yang dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori. Berangkat dari teori Djajasudarma (1993 : 58-60) yang menyatakan bahwa metode kajian (analisis) dapat dibedakan antara metode kajian (analisis) padan dan metode kajian (analisis) distribusional. Djajasudarma (1993 : 58) menyatakan bahwa metode kajian padan di dalam penelitian kualitatif alat penentunya adalah unsur luar bahasa. Menurut Djajasudarma metode kajian padan dapat dibedakan atas : metode padan referensial, metode padan fonetik artikuler, metode padan translasional dengan penentu bahasa atau langue lain, metode padan pragmatis, metode padan ortografi. Metode kajian (analisis) distribusional menurut Dajajasudarma (1993: 60-61) adalah metode kajian dengan teknik pemilihan data berdasarkan kategori (kriteria) tertentu dari segi kegramatikalan. Berdasarkan paparan di atas, data sebagai objek penelitian ini dianalisis dengan metode kajian padan, khususnya metode kajian padan translasional karena metode ini menjadikan objek penelitian sebagai standar pembaku berdasarkan kesepadanan, keselarasan, kesesuaian dan kesamaannya (Djajasudarma, 1993:58) serta metode kajian

58 distribusional dengan teknik substitusi yang digunakan untuk mencari/menentukan sinonimi pada batas tertentu (Djajasudarma, 193:62). Semua data yang diperoleh diseleksi sesuai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini dari mulai menuliskan tuturan lisan kedalam tulisan sehingga tergambarkan terjadinya campur kode, memerikan sesuai dengan faktor-faktor campur kode yang sesuai dengan landasan teori, serta mengidentifikasikan jenis-jenis campur kode yang paling dominan sampai pada tahap menyimpulkan hasil penelitian campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian Setelah data terkumpul dan dianalisis, maka diperolehlah hasil penelitian dari Campur Kode pada mahasiswa jurusan manajemen perhotelan dan manajemen pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan Campur Kode Kedalam (Inner-Code Mixing) dan Campur Kode Keluar (Outer-Code Mixing) Campur kode dibedakan atas campur kode ke dalam (inner-code mixing) dan campur kode keluar (outer-code mixing). Campur kode kedalam berupa campur kode yang berasal dari bahasa asli dengan variasi-variasinya, sedangkan campur kode keluar berupa campur kode bahasa asli dengan bahasa asing. Mengingat bahwa penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan, maka data campur kode yang dijaring dibatasi pada campur kode keluar saja. Data yang diperoleh dalam peneltian ini menunjukkan bahwa mahasiswa AKPAR Medan melakukan campur kode dalam tuturan mereka. Sesuai dengan hasil temuan selama penelitian berlangsung, terjadinya percampuran bahasa/campur kode diperikan berdasarkan program studi yang ada di AKPAR Medan Mengacu kepada pembatasan masalah sebagaimana disebutkan di dalam penelitian ini, peneliti membahasa serta menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya

60 campur kode pada tiga faktor berikut : (1) identifikasi peranan, (2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan. Di bawah ini diuraikan satu persatu terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan Terjadinya Campur Kode karena Faktor Identifikasi Peranan Mengacu kepada keterangan di atas sebagai bahan pertimbangan dalam menanalisis data, maka peneliti memberikan batasan di dalam penelitian ini. Batasan tersebut adalah jika di dalam tuturan itu menunjukkan adanya indikasi mengenai status sosial, pendidikan penutur atau otoritas kekuasaan maka dapat dikategorikan bahwa campur kode itu akibat dari faktor identifikasi peranan (IP). Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor identifikasi peranan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai berikut : (1) Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam Amir, tata mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam (2) Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker Tolong baju praktik, disimpan rapi di rak penyimpanan Kedua peristiwa diatas menunjukkan bahwa telah terjadi campur kode bahasa yang disebabkan karena faktor identifikasi peranan. Hal ini dipertimbangkan

61 berdasarkan status sosial atau otoritas kekuasaan. Pada kedua peristiwa tutur yang diucapkan penutur kepada petutur memberikan indikasi bahwa si penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada petutur. Pada peristiwa tutur (1) terlihat bahwa penutur menegur lawan tuturnya untuk merapikan meja dikarenakan akan ada tamu yang datang. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa tuturan tersebut memberikan indikasi dimana penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan lawan tuturnya. Demikian pula dengan peristiwa tutur (2) penutur menegur lawan tuturnya untuk menyimpan baju praktik dengan rapi di rak penyimpanan. Hal yang sama seperti peristiwa tutur (1) diatas bahwa si penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada petutur. (3) Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini Bahan kimia yang baru datang diletakkan di lemari sini (4) Keep Silent, ada yang bertanya Tolong diam ada yang bertanya Pada peristiwa tutur (3) terlihat bahwa penutur memberi tahu dimana harus diletakkan bahan kimia yang baru datang kepada lawan tuturnya. Sementara pada peristiwa tutur (4) penutur menegur lawan tuturnya untuk diam sementara waktu dikarenakan ada orang lain yang bertanya. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa peristiwa tutur tersebut memberikan indikasi dimana penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan lawan tuturnya. Hal yang sama seperti peristiwa tutur

62 (1) dan (2) diatas bahwa si penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada petutur. Melihat hasil penelitian ini lebih mendalam telah ditemui banyak campur kode pada peristiwa tutur yang terjadi pada para mahasiswa di AKPAR Medan yang dikumpulkan dari berbagai area peneltian yang ada. Faktor terjadinya campur kode untuk tiap-tiap program studi yang terjadi dapat dilihat pada lampiran 2 dari peneltian ini. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat mengkompilasi terjadinya campur kode pada peristiwa tutur yang disebabkan faktor identifikasi peranan yang terjadi pada mahasiswa di AKPAR Medan sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : Tabel 5 Campur kode karena faktor Identifikasi Peranan (IP) No Program Peristiwa Tutur Faktor Identifikasi Studi Terjadinya campur kode Peranan (IP) 1 MTH MTB MDK MUP 32 9 Jumlah

63 4.1.3 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Keinginan Menjelaskan dan Menafsirkan Di dalam penelitian ini penulis membatasi bahwa jika tuturan itu menunjukkan adanya indikasi bahwa penutur mengadakan kontak langsung dengan lawan tuturnya dan berusaha menjelaskan atau menafsirkan sesuatu, maka dapat dikategorikan bahwa campur kode ini terjadi karena faktor menjelaskan dan menafsirkan (M). Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai berikut : (1) Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang Anak itu kalau tidak di tindak lanjuti, seperti itu memang (2) Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up Ayo duduk disana aja karena mejanya belum dibersihkan (3) Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed. Kentangnya di kukus terlebih dahulu, pak, baru diremas. Ketiga peristiwa tutur di atas menunjukkan adanya keinginan penutur untuk mengekspresikan atau menjelaskan sesuatu pada lawan tuturnya. Pada peristiwa tutur (1) terlihat bahwa penutur memberikan gambaran tentang keadaan seorang mahasiswa yang selalu harus dibimbing. Peristiwa tutur (2) mengekspresikan bahwa penutur

64 menjeaskan keadaan meja yang belum siap untuk dipakai dan peristiwa tutur (3) menunjukkan bahwa penutur berusaha untuk menjelaskan atau memberi tahu lawan tuturnya tentang proses masakan. Selanjutnya terlihat peristiwa tutur sebagaimana berikut : (4) Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari Anak semester dasar mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari Pada peristiwa tutur (4) terlihat bahwa penutur memberikan gambaran tentang kemungkinan (menafsirkan) seseorang yang telah mengambil sesuatu. Peristiwa di atas menunjukkan bahwa telah terjadi campur kode bahasa yang disebabkan karena faktor keinginan penutur menjelaskan dan menafsirkan sesuatu kepada lawan tuturnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, terjadinya campur kode pada peristiwa tutur yang disebabkan faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan yang terjadi pada mahasiswa di AKPAR Medan sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : No Tabel 6 Campur kode karena faktor Menjelaskan dan Menafsirkan (M) Program Studi Peristiwa Tutur Terjadinya Campur Kode Faktor Menjelaskan dan Menafsirkan (M) 1 MTH MTB MDK MUP Jumlah

65 4.1.4 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Kebiasaan Yang dimaksud dengan peristiwa campur kode karena faktor kebiasaan (K) yaitu campur kode yang terjadi hanya akibat dari pergaulan antara penutur bahasa tanpa mempunyai maksud tertentu. Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor kebiasaan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai berikut (1) in charge dimana? bertugas dimana? (2) Pinjam gun spray nya lah! Pinjam penyemprot air lah! Kedua peristiwa tutur di atas memperlihatkan percampuran kosa kata dalam campur kode yang tidak mempunyai maksud tertentu, baik mencerminkan status sosial dan tingkat pendidikan penuturnya maupun keinginan penutur untuk menjelaskan sesuatu. (3) Gak diajak juga, it s Okay Gak diajak juga, tidak apa-apa (4) No problem, mau duduk dimana saja Gak ada masalah mau duduk dimana saja

66 Peristiwa tutur campur kode seperti di atas semata-mata terjadi karena faktor pertemuan atau pergaulan yang kerap terjadi dalam suatu komunitas berbahasa, sehingga penulis menganggap menjadi bentuk campur kode karena faktor kebiasaan. Dengan demikian dari data yang telah dipaparkan di atas menunjukkan peristiwa campur kode yang dilakukan mahasiswa AKPAR Medan dengan pencampuran bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggeris. Dari data hasil penelitian diperoleh, terjadinya campur kode pada peristiwa tutur yang disebabkan faktor kebiasaan yang terjadi pada mahasiswa di AKPAR Medan sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : Tabel 7 Campur kode karena faktor Kebiasaan (K) No Program Peristiwa Tutur Faktor Kebiasaan (K) Studi Terjadinya Campur Kode 1 MTH MTB MDK MUP Jumlah Merujuk kepada tabel 5 sampai dengan tabel 7 di atas, tabel berikut ini adalah deskripsi campur kode yang diperoleh dari peristiwa tutur dari ketiga faktor

67 sebagaimana yang telah disebutkan pada bab terdahulu, yakni: (1) identifikasi peranan, (2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan. Selanjutnya dari deskripsi tersebut ditentukan faktor yang paling dominan atas peristiwa campur kode yang terjadi pada mahasiswa AKPAR Medan, yakni : Tabel 8 Faktor Campur Kode Yang Paling Dominan No Program Studi Peristiwa CK Faktor IP Faktor M Faktor K 1 MTH MTB MDK MUP Jumlah Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa campur kode pada perstiwa tutur yang disebabkan faktor identifikasi peranan (IP) adalah berjumlah 46; perstiwa tutur yang disebabkan faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan (M) adalah berjumlah 46; dan perstiwa tutur yang disebabkan faktor identifikasi kebiasaan (K) adalah berjumlah 59. Dapat disimpulkan bahwa campur kode yang disebabkan oleh faktor kebiasaan (K) adalah yang paling dominan dikarenakan dari 151 data peristiwa tutur yang ada campur kode karena faktor kebiasaan adalah sebanyak 59. Selanjutnya penulis mengggambarkan sebagaimana berikut :

68 59 (K) 46 (IP) 46 (M) Diagram Campur Kode Sebagaimana telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, bahwa jenis atau wujud dari terjadinya campur kode dapat berupa percampuran atau perpindahan dari kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain, dalam penelitian ini hanya dibatasi dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggeris. Pada lampiran 3 digambarkan bahwa dari 151 peristiwa tutur yang diperoleh sebagai temuan penelitian, penulis menemu kenali ada sebanyak 170 serpihan baik itu berupa kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel 9 Jumlah Campur Kode No Program Studi Jumlah Campur Kode 1 MTH 43 2 MTB 44 3 MDK 48 4 MUP 35 Jumlah 170

69 Dari temuan penelitian dipaparkan pula contoh-contoh jenis campur kode yang terjadi pada peristiwa tutur pada mahasiswa AKPAR Medan. Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk leksikal (L) yang ditemui di dalam penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut : (1) Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang sandal (2) Siapa waiter yang meng handle meja ini? Siapa pelayan yang menangani meja ini? (3) Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus Pendingin kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk frasa (F) yang ditemui di dalam penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut : (1) Jangan lupa mengisi message form nya Jangan lupa mengisi format pesan nya (2) Guest request tolong cepat disediakan Permintaan tamu tolong cepat disediakan

70 (3) Letakkan table number di tengah meja Letakkan nomor meja di tengah meja Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk klausa atau kalimat (K) yang ditemui di dalam penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut : (1) Gak diajak juga, it s Okay Gak diajak juga, tidak apa-apa Dari paparan di atas tergambar jenis campur kode yang terjadi pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. Tabel di bawah ini dideskripsikan frekuensi jenis campur kode yang ditemui dalam penelitian ini terhadap mahasiswa AKPAR Medan, yakni : Tabel 10 Frekuensi Jenis Campur Kode No Prog. Studi CK L F K 1 MTH MTB MDK MUP Jumlah Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis campur kode pada tiga kategori tersebut dapat tergambar sebagaimana tabel di bawah ini :

71 Tabel 11 Frekuensi Dominan Jenis Campur Kode No Jenis Campur Kode Jumlah Campur kode 1 Leksikal/kata 96 2 Frasa 73 3 Klausa/kalimat 1 Jumlah 170 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa campur kode dalam jenis leksikal yang berjumlah 96 ; jenis frasa berjumlah 73 ; dan jenis klausa atau kalimat berjumlah 1. Dapat disimpulkan bahwa campur kode jenis leksikal adalah yang paling dominan dikarenakan dari 170 data peristiwa tutur yang ada, campur kode dalam jenis leksikal adalah sebanyak Pembahasan Pemerolehan data campur kode pada program studi MTH Program Manajemen Tata Hidangan (MTH) memiliki fasilitas : Restoran Nataboan, Bar, Restoran Miki, Ruangan briefing/rapat, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Area tempat cuci piring dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut :

72 1. Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up 3. No problem, mau duduk dimana saja 4. Coaster nya juga harus dipakai 5. Guest request tolong cepat disediakan 6. Pakai glass cleaner untuk membersihkannya 7. Swimmming pool berada di lantai tiga bu! 8. Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement 9. Live band show ada di bar kami di lantai bawah 10. Maaf pak meja nya mau di clear up 11. Minta guest comment nya ya 12. Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi 13. Boleh request nggak? 14. Bill yang tadi di letakkan dimana? 15. Kok gobletnya belum di polish? 16. Berapa pax besok undangan yang datang? 17. Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur 18. Minta ice cube nya mbak 19. Jangan di clear up dulu ya 20. Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja 21. Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? 22. Apakah bapak mau tambah ice water nya?

73 23 Bill nya di pending aja dulu 24. Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya 25. Letakkan table number di tengah meja 26. Untuk room service biar Ridwan yang antar 27. Saya lebih suka hot water saja 28. Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali 29. Minta ashtray nya mbak 30. Ambil bowl dan cuci yang bersih 31. Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu 32. Makanan ini antar ke table enam 33. Jika menyajikan makanan utamakan ladies first 34. Pepper nya letakkan di meja tamu 35. Saya pesan satu soft drink 36. Gunakan water pitcher untuk tuangkan air 37. Table cloth nya harus selalu bersih 38. Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu 39. Siapa waiter yang meng handle meja ini? 40. Today specialities kami harganya terjangkau Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke dalam tabel sebagai berikut :

74 Tabel 12 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTH Program Studi Manajemen Tata Hidangan No Tuturan Ket 1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam IP 2 Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up M 3 No problem, mau duduk dimana saja K 4 Coaster nya juga harus dipakai IP 5 Guest request tolong cepat disediakan IP 6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya IP 7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu! M 8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement M 9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah M 10 Maaf pak meja nya mau di clear up M 11 Minta guest comment nya ya K 12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi M 13 Boleh request nggak? K 14 Bill yang tadi di letakkan dimana? K 15 Kok gobletnya belum di polish? K 16 Berapa pax besok undangan yang datang? K 17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur IP 18 Minta ice cube nya mbak K 19 Jangan di clear up dulu ya IP 20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja IP 21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? K 22 Apakah bapak mau tambah ice water nya? K 23 Bill nya di pending aja dulu K 24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya M 25 Letakkan table number di tengah meja IP 26 Untuk room service biar Ridwan yang antar K 27 Saya lebih suka hot water saja K 28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali K 29 Minta ashtray nya mbak K 30 Ambil bowl dan cuci yang bersih IP 31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu IP 32 Makanan ini antar ke table enam IP 33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first M 34 Pepper nya letakkan di meja tamu M 35 Saya pesan satu soft drink K 36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air M 37 Table cloth nya harus selalu bersih K 38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu M 39 Siapa waiter yang meng handle meja ini? K 40 Today specialities kami harganya terjangkau K

75 4.2.2 Pemerolehan data campur kode pada program studi MTB Program Manajemen Tata Boga (MTB) memiliki fasilitas : Dapur (kitchen), Ruang Pengendalian Biaya (cost control), Ruangan briefing/rapat Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruang tempat pembuatan roti/kue (Pastry), Ruangan tempat pembersihan ikan dan daging (butcher), Ruang pendinginan dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut : 1. Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed 2. Keep Silent, ada yang bertanya 3. In charge dimana? 4. Permintaan chemical harus di request 5. Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis 6. Grooming harus dipelihara 7. Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki 8. Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa 9. Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik 10. Maaf pak permintaan cool food sudah habis 11. Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus 12. Anak Basic terus di follow up cara kerjanya 13. Tolong ya piringnya di clear up 14. Sebelum operasional coba double check kembali 15. Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional 16. Garnishnya harus cerah

76 17. Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel 18. Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang 19. Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur 20. Ingredients nya apa aja? 21. Spatula yang besar yang dipakai 22. Ini di grill dulu kan pak? 23. Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan 24. Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain 25. Tolong onion nya di chopped 26. Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya 27. Coba strain dulu sauce nya 28. Sudah di saute dagingnya? 29. Grill kan sebentar ayam itu 30. Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya 31. Sudah kamu scale tepungnya? 32. Towing kan dulu ikan itu 33. 'Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu 34. Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan 35. Kenapa kamu cairkan butter itu 36. Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh 37. Buahnya di blend biar hancur Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke dalam tabel sebagai berikut :

77 Tabel 13 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTB Program Studi Manajemen Tata Boga No Tuturan Ket 1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed M 2 Keep Silent, ada yang bertanya IP 3 in charge dimana? K 4 Permintaan chemical harus di request IP 5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis IP 6 Grooming harus dipelihara K 7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki M 8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa K 9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik IP 10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis M 11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus M 12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya K 13 Tolong ya piringnya di clear up IP 14 Sebelum operasional coba double check kembali IP 15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP 16 Garnishnya harus cerah K 17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel M 18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang IP 19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur K 20 Ingredients nya apa aja? K 21 Spatula yang besar yang dipakai K 22 Ini di grill dulu kan pak? K 23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan K 24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain M 25 Tolong onion nya di chopped IP 26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya IP 27 Coba strain dulu sauce nya IP 28 Sudah di saute dagingnya? K 29 Grill kan sebentar ayam itu IP 30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya IP 31 Sudah kamu scale tepungnya? K 32 Towing kan dulu ikan itu IP 33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu IP 34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan K 35 Kenapa kamu cairkan butter itu K 36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh K 37 Buahnya di blend biar hancur M

78 4.2.3 Pemerolehan data campur kode pada program studi MDK Program Manajemen Divisi Kamar (MDK) memiliki fasilitas : Hotel Nirwana, Ruang simulasi kantor depan (front office), Ruang tempat penerimaan cucian (laundry), Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat, Ruang penyimpanan peralatan dan bahan kimia/pembersih (store), dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut : 1. Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker 2. Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini 3. Pinjam gun spray nya lah 4. Bahan chemical nya abis 5. Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus 6. Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil 7. Anda in charge di public area sesi pertama 8. Saya minta kamar di extend 1 hari lagi 9. Permintaan barang guest supplies di pending dahulu 10. Special request bapak itu adalah koran pagi 11. Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja 12. Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel 13. Jangan lupa mengisi message form nya 14. Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur 15. Di lobby area lebih menyenangkan memang 16. Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception

79 17. Bath towel jangan di bawa keluar ruangan 18. Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged 19. Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers 20. Kak, Minta soap untuk di kamar tamu 21. Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery 22. Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter 23. Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool 24. Maaf pak, kamarnya bisa di make up? 25. Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat 26. Minuman di dalam kamar free of charge 27. Yang belum di grooming buat barisan baru 28. Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka 29. Team work memang penting 30. Kalau gak enjoy pasti gak nyaman 31. Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang 32. Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding 33. Sudah error ya? 34. Bersihkan semua suggetion box nya 35. Pakai trollley aja biar gampang 36. Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih 37. Sebagian untuk casual di sini minggu depan 38. Hotel sudah di confirm, pak

80 39. Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua 40. Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat 41. Tolong check semua keperluan sebelum bekerja 42. Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 14 : Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MDK Program Studi Manajemen Divisi Kamar No Tuturan Ket 1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker IP 2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini IP 3 Pinjam gun spray nya lah K 4 Bahan chemical nya abis M 5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus M 6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil IP 7 Anda in charge di public area sesi pertama K 8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi M 9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu IP 10 Special request bapak itu adalah koran pagi M 11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja M 12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel M 13 Jangan lupa mengisi message form nya M 14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur M 15 Di lobby area lebih menyenangkan memang M 16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception M 17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan IP 18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged M 19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers M 20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu K 21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery M 22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter M 23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool M 24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up? K 25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat M 26 Minuman di dalam kamar free of charge K 27 Yang belum di grooming buat barisan baru IP

81 28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka K 29 Team work memang penting K 30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman K 31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang IP 32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding K 33 Sudah error ya? K 34 Bersihkan semua suggetion box nya IP 35 Pakai trollley aja biar gampang K 36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih IP 37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan K 38 Hotel sudah di confirm, pak M 39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua IP 40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat M 41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja IP 42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint K Pemerolehan data campur kode pada program studi MUP Program Manajemen Usaha Perjalanan (MUP) memiliki fasilitas : Somba Tour & Travel, Bus Pariwisata, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat, dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut : 1. Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang 2. Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari 3. Gak diajak juga, it s Okay 4. Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional 5. Harga tiket sudah termasuk tax 6. Kamu harus greeting terlebih dahulu 7. Pengajuan permintaan harus segera di follow up 8. Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan 9. Bisa ditanyakan di counter depan

82 10. Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya 11. Nanti setelah break kita langsung praktek 12. Besok kita morning briefing terlebih dulu 13. Pesawatnya lima belas menit lagi take off 14. Misinya memang selalu on time 15. Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu 16. Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih 17. Mudah-mudahan semuanya clear 18. Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional 19. Silahkan lihat nomor seat nya ya pak! 20. Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat 21. Ucapkan thank you itu penting 22. Semua travelling bag nya harus diberi nomor 23. Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya 24. Saya mau booking tiket untuk Medan Jakarta 25. Pesawat yang dari Jakarta salah landing 26. Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta 27. Ini tiket tidak bisa di refund 28. Check in jam 9 pagi di airport 29. Penerbangannya nggak connect ke Denpasar 30. Guidenya di complain sama tamu 31. Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket?

83 32. Makan malam di arrange di jalan Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 15 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MUP Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan No Tuturan Ket 1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang M 2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari M 3 Gak diajak juga, it s Okay K 4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional M 5 Harga tiket sudah termasuk tax M 6 Kamu harus greeting terlebih dahulu IP 7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up IP 8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan M 9 Bisa ditanyakan di counter depan K 10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya IP 11 Nanti setelah break kita langsung praktek IP 12 Besok kita morning briefing terlebih dulu IP 13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off M 14 Misinya memang selalu on time K 15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu IP 16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih M 17 Mudah-mudahan semuanya clear M 18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP 19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak! K 20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat K 21 Ucapkan thank you itu penting K 22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor IP 23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya IP 24 Saya mau booking tiket untuk Medan Jakarta K 25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing K 26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta K 27 Ini tiket tidak bisa di refund M 28 Check in jam 9 pagi di airport K 29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar K 30 Guidenya di complain sama tamu K 31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket? K 32 Makan malam di arrange di jalan M

84 Dari hasil temuan penelitian yang penulis laksanakan di atas dapat diketahui bahwa ada sejumlah peristiwa tutur terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan jurusan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan yang tergambar pada tabel berikut : Tabel 16 Jumlah peristiwa tutur campur kode No Jurusan Program Studi Jumlah 1 Manajemen Perhotelan MTH 40 2 Manajemen Perhotelan MTB 37 3 Manajemen Perhotelan MDK 42 4 Manajemen Pariwisata MUP 32 Jumlah 151 Dari seluruh tabel di atas terlihat bahwa penulis memperoleh sejumlah total 151 peristiwa tutur selama periode peneltian ini berlangsung yang di jumlahkan dari empat program studi yang ada di AKPAR Medan.

85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa peneltian ini dibatasi pada campur kode keluar saja yakni berupa campur kode bahasa ibu dengan bahasa asing, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Data terjadinya campur kode yang terjaring dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan sebanyak 151 peristiwa tutur. 2. Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya campur kode adalah sebagai berikut : a. Identifikasi Peranan Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini sebanyak 46 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur. b.keinginan Menjelaskan dan Menafsirkan Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini sebanyak 46 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur. c.faktor Kebiasaan Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini sebanyak 59 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur.

86 Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa faktor kebiasaan mendominasi penyebab terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. Walaupun demikian, baik dari data campur kode yang terjadi karena faktor identifikasi peranan, maupun karena faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan tidak tertutup kemungkinan menjadi yang lebih dominan bilamana penelitian ini dilanjutkan pada masa mendatang. 3. Jenis campur kode yang ditemui di dalam penelitian pada peristiwa tutur mahasiswa AKPAR Medan adalah jenis leksikal, frasa, klausa atau kalimat, dimana jenis leksikal yang berjumlah 96 dari 170 peristiwa tutur; jenis frasa berjumlah 73 dari 170 peristiwa tutur; dan jenis klausa atau kalimat berjumlah 1 dari 170 peristiwa tutur. Dapat disimpulkan bahwa jenis campur kode yang paling dominan dari peristiwa tutur yang ditemui pada mahasiswa AKPAR Medan adalah jenis leksikal. 4. Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan adalah dikarenakan sikap bahasa seperti : kebiasaan, kemudahan penggunaan, lingkungan akademis, leksikal serta frasa yang sulit ditemui didalam bahasa ibu. Saran Setelah penulis melakukan penelitian tentang kajian sosiolinguistik ini ternyata masih banyak hal-hal yang belum diteliti dalam kajian ini dari berbagai permasalahanpermasalahan yang ada. Sikap bahasa yang baik dan benar di dalam penggunaan suatu

87 bahasa sebaiknya menjadi perhatian, bilamana bahasa Indonesia dipergunakan sebaiknya digunakan dengan baik dan benar dan bilamana suatu bahasa asing digunakan maka sebaiknya juga digunakan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, penulis berharap agar hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan di dalam melaksanakan peneltian selanjutnya.

88 DAFTAR PUSTAKA Bloomfield, Leonard Language, Twelfth Impression. Great Britain : Cox and Wyman Ltd Chaer, Abdul Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Chaer, Abdul dan Leonie Agustina Sosiolinguistik : Suatu Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka Djajasudarma. T. Fatimah Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Eresco. Bandung. Fasold, Ralph Sociolinguistics of Society. New York : Basil Blackwell Sociolinguistics of Society. New York : Basil Blackwell. Dalam Chaer, Abdul dan Leonie Agustina Sosiolinguistik : Suatu Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta Fishman, J.A The Description of Social Billigualism. California : Stanford University Press Gumperrz, J. J The Sociolinguistic Significance of Conversational Code- Switching. Working Papers of The Language Behaviour Research Laboratory No. 46. Berkeley : University of California Haugen, Elnar Linguistics and Dialinguistics : Billingualism and Language Contact. Washington DC : Georgetown University Press Direction in Modern Linguistics. Chicago : University Press Koentaraningrat Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat Kridalaksana, Harimurti Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Yokyakarta : Kanisius Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia

89 Levi-Strauss, C Stuctural Antrophology. New York : Basic Books Lubis, Halomoan Noor Pelaku Pilih Bahasa dan Alih Kode : Suatu Kajian Sosiolinguistik. Medan Mackey, William The Description of Billingualism. New York : Mouton Publishers. Dalam Rohmana Alih Kode dan Campur Kode Dalam Pemakaian Bahasa Pada Unit Pemukiman Transmigrasi Di Kabupaten Kendari- Sulawesi Tenggara. Bandung : Universitas Padjajaran Moleong, J. Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nababan, P.W.J Sosiolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum Ohoiwutun, Paul Sosiolinguistik ; Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc Pateda, Mansoer Sosiolinguistik. Bandung : Angkasa Poejosoedarmo, Soepomo Kode dan Alih Kode. Yogyakarta : Balai Penelitian Bahasa Rahardi, R. Kunjana Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Yogyakarta : Penerbit Erlangga Scotton, C.M Code Switching as a Safe Choice in Choosing a Lingua Franca Sibarani, Robert Antropolinguistik. Medan : Penebit Poda Sinar, Tengku Silvana Phasal and Experential Realizations in Lecture Discourse : A Systemic Function Analysis. Medan : National Library Republic of Indonesia Siregar, Bahren Umar Pemertahanan Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Sobarna, Cece Alih Kode dan Campur Kode di Kalangan Remaja Kota Bandung. Laporan Penelitan. Bandung : The Toyota Foundation Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta Suwito Pengantar Awal Sosiolinguistik ; Teori dan Problema.. Surakarta : Henry Offset

90 Pengantar Awal Sosiolinguistik ; Teori dan Problema. Edisi ke-2. Surakarta : Henry Offset Surakhmad, Winarno Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito Thelander, Mats Code Switching and Code Mixing? Di dalam Kusumawati., Tri Indah Campur Kode dalam Novel Priyayi Karya Umar Khayam. Tesis : USU Thaha, Zainuddin Satu Wacana Dua Bahasa : Faktor-faktor Sosiolinguistik Alih Kode Bahasa Bugis-Bahasa Indonesia. Unhas. Ujung Pandang Troike Saville, M The Ethnography of Communication. Oxford : Basil Blackwell

91 Lampiran 1 PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTH No Tuturan 1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up 3 No problem, mau duduk dimana saja 4 Coaster nya juga harus dipakai 5 Guest request tolong cepat disediakan 6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya 7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu! 8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement 9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah 10 Maaf pak meja nya mau di clear up 11 Minta guest comment nya ya 12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi 13 Boleh request nggak? 14 Bill yang tadi di letakkan dimana? 15 Kok gobletnya belum di polish? 16 Berapa pax besok undangan yang datang? 17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur 18 Minta ice cube nya mbak 19 Jangan di clear up dulu ya 20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja 21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? 22 Apakah bapak mau tambah ice water nya? 23 Bill nya di pending aja dulu 24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya 25 Letakkan table number di tengah meja 26 Untuk room service biar Ridwan yang antar 27 Saya lebih suka hot water saja 28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali 29 Minta ashtray nya mbak 30 Ambil bowl dan cuci yang bersih 31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu 32 Makanan ini antar ke table enam 33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first 34 Pepper nya letakkan di meja tamu 35 Saya pesan satu soft drink 36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air 37 Table cloth nya harus selalu bersih 38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu 39 Siapa waiter yang meng handle meja ini? 40 Today specialities kami harganya terjangkau

92 Lampiran 2 PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB No Tuturan 1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed 2 Keep Silent, ada yang bertanya 3 in charge dimana? 4 Permintaan chemical harus di request 5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis 6 Grooming harus dipelihara 7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki 8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa 9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik 10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis 11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus 12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya 13 Tolong ya piringnya di clear up 14 Sebelum operasional coba double check kembali 15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional 16 Garnishnya harus cerah 17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel 18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang 19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur 20 Ingredients nya apa aja? 21 Spatula yang besar yang dipakai 22 Ini di grill dulu kan pak? 23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan 24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain 25 Tolong onion nya di chopped 26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya 27 Coba strain dulu sauce nya 28 Sudah di saute dagingnya? 29 Grill kan sebentar ayam itu 30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya 31 Sudah kamu scale tepungnya? 32 Towing kan dulu ikan itu 33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu 34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan 35 Kenapa kamu cairkan butter itu 36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh 37 Buahnya di blend biar hancur

93 Lampiran 3 PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK No Tuturan 1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker 2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini 3 Pinjam gun spray nya lah 4 Bahan chemical nya abis 5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus 6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil 7 Anda in charge di public area sesi pertama 8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi 9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu 10 Special request bapak itu adalah koran pagi 11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja 12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel 13 Jangan lupa mengisi message form nya 14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur 15 Di lobby area lebih menyenangkan memang 16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception 17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan 18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged 19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers 20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu 21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery 22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter 23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool 24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up? 25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat 26 Minuman di dalam kamar free of charge 27 Yang belum di grooming buat barisan baru 28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka 29 Team work memang penting 30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman 31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang 32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding 33 Sudah error ya? 34 Bersihkan semua suggetion box nya 35 Pakai trollley aja biar gampang 36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih 37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan 38 Hotel sudah di confirm, pak 39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua 40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat 41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja 42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint

94 Lampiran 4 PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP No Tuturan 1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang 2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari 3 Gak diajak juga, it s Okay 4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional 5 Harga tiket sudah termasuk tax 6 Kamu harus greeting terlebih dahulu 7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up 8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan 9 Bisa ditanyakan di counter depan 10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya 11 Nanti setelah break kita langsung praktek 12 Besok kita morning briefing terlebih dulu 13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off 14 Misinya memang selalu on time 15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu 16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih 17 Mudah-mudahan semuanya clear 18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional 19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak! 20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat 21 Ucapkan thank you itu penting 22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor 23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya 24 Saya mau booking tiket untuk Medan Jakarta 25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing 26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta 27 Ini tiket tidak bisa di refund 28 Check in jam 9 pagi di airport 29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar 30 Guidenya di complain sama tamu 31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket? 32 Makan malam di arrange di jalan

95 Lampiran 5 IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTH No Tuturan Ket 1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam IP 2 Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up M 3 No problem, mau duduk dimana saja K 4 Coaster nya juga harus dipakai IP 5 Guest request tolong cepat disediakan IP 6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya IP 7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu! M 8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement M 9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah M 10 Maaf pak meja nya mau di clear up M 11 Minta guest comment nya ya K 12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi M 13 Boleh request nggak? K 14 Bill yang tadi di letakkan dimana? K 15 Kok gobletnya belum di polish? K 16 Berapa pax besok undangan yang datang? K 17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur IP 18 Minta ice cube nya mbak K 19 Jangan di clear up dulu ya IP 20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja IP 21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? K 22 Apakah bapak mau tambah ice water nya? K 23 Bill nya di pending aja dulu K 24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya M 25 Letakkan table number di tengah meja IP 26 Untuk room service biar Ridwan yang antar K 27 Saya lebih suka hot water saja K 28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali K 29 Minta ashtray nya mbak K 30 Ambil bowl dan cuci yang bersih IP 31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu IP 32 Makanan ini antar ke table enam IP 33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first M 34 Pepper nya letakkan di meja tamu M 35 Saya pesan satu soft drink K 36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air M 37 Table cloth nya harus selalu bersih K 38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu M 39 Siapa waiter yang meng handle meja ini? K 40 Today specialities kami harganya terjangkau K

96 Lampiran 6 IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTB No Tuturan Ket 1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed M 2 Keep Silent, ada yang bertanya IP 3 in charge dimana? K 4 Permintaan chemical harus di request IP 5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis IP 6 Grooming harus dipelihara K 7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki M 8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa K 9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik IP 10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis M 11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus M 12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya K 13 Tolong ya piringnya di clear up IP 14 Sebelum operasional coba double check kembali IP 15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP 16 Garnishnya harus cerah K 17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel M 18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang IP 19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur K 20 Ingredients nya apa aja? K 21 Spatula yang besar yang dipakai K 22 Ini di grill dulu kan pak? K 23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan K 24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain M 25 Tolong onion nya di chopped IP 26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya IP 27 Coba strain dulu sauce nya IP 28 Sudah di saute dagingnya? K 29 Grill kan sebentar ayam itu IP 30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya IP 31 Sudah kamu scale tepungnya? K 32 Towing kan dulu ikan itu IP 33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu IP 34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan K 35 Kenapa kamu cairkan butter itu K 36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh K 37 Buahnya di blend biar hancur M

97 Lampiran 7 IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MDK No Tuturan Ket 1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker IP 2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini IP 3 Pinjam gun spray nya lah K 4 Bahan chemical nya abis M 5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus M 6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil IP 7 Anda in charge di public area sesi pertama K 8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi M 9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu IP 10 Special request bapak itu adalah koran pagi M 11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja M 12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel M 13 Jangan lupa mengisi message form nya M 14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur M 15 Di lobby area lebih menyenangkan memang M 16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception M 17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan IP 18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged M 19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers M 20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu K 21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery M 22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter M 23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool M 24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up? K 25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat M 26 Minuman di dalam kamar free of charge K 27 Yang belum di grooming buat barisan baru IP 28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka K 29 Team work memang penting K 30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman K 31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang IP 32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding K 33 Sudah error ya? K 34 Bersihkan semua suggetion box nya IP 35 Pakai trollley aja biar gampang K 36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih IP 37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan K 38 Hotel sudah di confirm, pak M 39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua IP 40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat M 41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja IP 42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint K

98 Lampiran 8 IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MUP No Tuturan Ket 1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang M 2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari M 3 Gak diajak juga, it s Okay K 4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional M 5 Harga tiket sudah termasuk tax M 6 Kamu harus greeting terlebih dahulu IP 7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up IP 8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan M 9 Bisa ditanyakan di counter depan K 10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya IP 11 Nanti setelah break kita langsung praktek IP 12 Besok kita morning briefing terlebih dulu IP 13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off M 14 Misinya memang selalu on time K 15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu IP 16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih M 17 Mudah-mudahan semuanya clear M 18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP 19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak! K 20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat K 21 Ucapkan thank you itu penting K 22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor IP 23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya IP 24 Saya mau booking tiket untuk Medan Jakarta K 25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing K 26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta K 27 Ini tiket tidak bisa di refund M 28 Check in jam 9 pagi di airport K 29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar K 30 Guidenya di complain sama tamu K 31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket? K 32 Makan malam di arrange di jalan M

99 Lampiran 9 PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTH) No Tuturan Jlh 1 set up - tata 1 2 clear up - bersihkan 1 3 No problem-tidak/nggak ada masalah 1 4 Coaster-tatakan 1 5 Guest request-permintaan tamu 1 6 glass cleaner- pembersih kaca 1 7 swimming pool- kolam renang 1 8 lost and found departement- bagian yang mengurus penemuan/kehilangan 1 9 Live band show-pertunjukkan band 1 10 clear up - bersihkan 1 11 guest comment-komentar tamu 1 12 breakfast - sarapan pagi 1 13 request - permintaan 1 14 Bill- rekening/kwitansi 1 15 goblet - gelas ; polish- bersihkan 2 16 pax- paket 1 17 sugar bowl- tempat gula 1 18 ice cube- es batu 1 19 clear up - bersihkan 1 20 menu stand-daftar menu 1 21 order- pesanan 1 22 ice water- air es 1 23 Bill-rekening/kwitansi ; pending- tunda/tahan 2 24 main course- makanan utama 1 25 table number- nomor meja 1 26 room service- layanan kamar 1 27 hot water - air panas 1 28 keep smile- tetap senyum 1 29 ashtray- asbak 1 30 bowl- mangkuk 1 31 Bill- rekening/kwitansi 1 32 table - meja 1 33 ladies first- wanita terlebih dahulu 1 34 Pepper- merica 1 35 soft drink-minuman ringan 1 36 water pitcher- ceret/ketel 1 37 Table cloth - taplak meja 1 38 menu knowledge- pengetahuan menu 1 39 waiter- pelayan ; handle- menangani 2 40 Today specialities- menu khusus 1 43

100 Lampiran 10 PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTB) No Tuturan Jlh 1 steam- kukus ; mashed- remas pakai jari tangan 2 2 Keep Silent- diam 1 3 in charge - bertugas 1 4 chemical- bahan kimia; request- diminta 2 5 no stock - tidak ada persediaan 1 6 Grooming- penampilan/periksa penampilan 1 7 Tap- kran 1 8 fresh- segar 1 9 satisfied- puas 1 10 cool food - makanan dingin 1 11 Freezer-pendingin 1 12 Basic- dasar; follow up- di ikuti 2 13 clear up - bersihkan 1 14 double check - periksa benar-benar 1 15 last minute- tergesa-gesa 1 16 Garnish-hiasan/dihias 1 17 Garnish-hiasan/dihias 1 18 inventory- data 1 19 trouble maker- pembuat onar 1 20 Ingredients - bahan 1 21 Spatula- codet kayu 1 22 grill - panggang 1 23 Bread- roti 1 24 saute- tumis; ingredients- bahan 2 25 onion- bawang merah ; chopped - di potong-potong 2 26 skin out- buang buih/busa 1 27 strain/saring; sauce-kuah/kaldu 2 28 saute-tumis 1 29 Grill- panggang 1 30 Cutting board -papan alas 1 31 scale-timbang 1 32 Towing-hela/biarkan 1 33 boiled - rebus 1 34 crushed-pecahkan 1 35 butter-mentega 1 36 chiller-pendingin ; fresh-segar 2 37 blend -mencampurkan/dicampurkan 1 44

101 Lampiran 11 PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MDK) No Tuturan Jlh 1 locker- rak penyimpanan 1 2 chemical- bahan kimia 1 3 gun spray-penyemprot air 1 4 chemical- bahan kimia 1 5 steam- uap 1 6 pressing-strika 1 7 in charge- bertugas; public area- area umum 2 8 extend- perpanjang 1 9 guest supplies- keperluan tamu ; pending- tunda/simpan 2 10 Special request - permintaan khusus 1 11 Dial - putar 1 12 limousine service- penyediaan mobil 1 13 message form- format pesan 1 14 ashtray- asbak 1 15 lobby area- wilayah depan/lobi 1 16 guest room key- kunci kamar ; reception-penerimaan tamu 2 17 Bath towel-handuk mandi 1 18 towel handuk ; ashtray- asbak; charged- kenakan biaya 3 19 slippers- sandal 1 20 soap - sabun 1 21 jewelery- perhiasan 1 22 extra bed-tempat tidur tambahan;baby sitter-jasa pengurusan anak 2 23 swimming pool- kolam renang 1 24 make up-bersihkan/tata 1 25 do not disturb sign-tanda jangan diganggu 1 26 free of charge- cuma-cuma/gratis 1 27 grooming - penampilan/periksa penampilan 1 28 Keep safely-simpan benar-benar aman 1 29 Team work- kerjasama 1 30 enjoy- menikmati 1 31 make line - baris/ antri 1 32 just kidding- canda 1 33 error- salah/menyalahi 1 34 suggetion box- kotak saran 1 35 trollley -kereta dorong 1 36 mopping -bersihkan/pel 1 37 casual-biasa/ pegawai lepas 1 38 confirm- konfirmasi 1 39 team work-kerjasama 1 40 phone call-panggilan telepon 1 41 check- periksa 1 42 guest complaint-keluhan tamu 1 48

102 Lampiran 12 PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MUP) No Tuturan Jlh 1 follow up- di ikui terus/ditindak lanjuti 1 2 basic-dasar 1 3 it s Okay- tidak apa-apa 1 4 cancel- tunda 1 5 tax-pajak 1 6 greeting-memberi salam 1 7 follow up- di ikui terus/ditindak lanjuti 1 8 general cleaning- pembersihan menyeluruh 1 9 counter-meja/bagian 1 10 Basic - dasar ; press- paksa 2 11 break- istirahat 1 12 morning briefing-rapat pagi 1 13 take off- berangkat 1 14 on time - tepat waktu 1 15 attitude-sikap 1 16 delay- tunda 1 17 clear- beres 1 18 last minute-tergesa-gesa 1 19 seat- tempat duduk 1 20 tour package- paket tour 1 21 thank you- terima kasih 1 22 travelling bag - tas perjalanan/sandang 1 23 issued-dibuat/diterbitkan 1 24 booking-pesan 1 25 landing-mendarat 1 26 transit-singgah 1 27 refund-diuangkan kembali 1 28 Check in- daftar; airport-bandar udara 2 29 connect-hubungkan/sambung 1 30 Guide- pemandu; complain-keluh 2 31 fix date-pastikan 1 32 arrange- atur 1 35

103 Lampiran 13 GAMBAR DAN ARTI LOGO AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN Nama AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN yang tersusun dalam bentuk lingkaran menunjukkan kebulatan tekad dalam upaya menghasilkan tenaga-tenaga profesional di bidang Pariwisata. Lambang AKPAR Medan mempunyai 5 (lima) bagian yang mencerminkan kebesaran Pancasila, dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang menjadi pedoman atas segala upaya dan kegiatan Almamater AKPAR Medan demi kepentngan Negara dan Bangsa. Ke 5 (lima) bagian tersebut mempunyai makna sebagai berikut : BOLA DUNIA : menggambarkan pariwisata sebagai suatu dunia yang tersendiri dan unik. BUKU TERBUKA : melambangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak habis-habisnya untuk dipelajari dan diamalkan sepanjang masa. MATA PENA : melambangkan karya dan karsa dalam bidang pariwisata sebagai hasil dari ilmu yang ditekuninya. LINGKARAN DAN GELANG : menggambarkan pariwisata sebagai wahana untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta persahabatan dunia. ANAK PANAH : yang mengarahkan ke 4 (empat) penjuru dunia yang menggambarkan ruang lingkup kerja yang bebas dan luas tanpa batas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang alih kode dan campur kode, sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana komunikasi yang paling penting sesama masyarakat adalah bahasa. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Bahasa Dalam Konteks Sosial Sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan suatu bentuk perilaku sosial yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori Ibrahim (1993:125 126), berpendapat bahwa semua kelompok manusia mempunyai bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang vital dan utama dalam hidup. Karena tanpa bahasa sulit bagi kita untuk mengerti atau memahami arti dan maksud dari perkataan orang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relavan Penelitian mengenai multilingualisme telah banyak dilakukan oleh para peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, karena bahasa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa peranan bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut penguasaan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK Sungkono Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan E-mail: sungkono_ubt@yahoo.com ABSTRAK: Manusia mengungkapkan maksud yang ingin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia dalam bidang kehidupannya. Mempelajari bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal yang penting dilakukan oleh manusia karena secara langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena kedudukannya yang sangat penting, maka membuat bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat. pada setiap bahasa, khususnya bahasa ibu atau bahasa asal.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat. pada setiap bahasa, khususnya bahasa ibu atau bahasa asal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Bahasa menjadi kunci penentu proses perubahan. Namun demikian, hal itu terkadang kurang

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika 1 CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG Ni Ketut Ayu Ratmika Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Research on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah salah satu faktor yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa merupakan alat dalam komunikasi dan interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai BAB II KAJIAN TEORI Pada bab kajian teori akan dijelaskan landasan teori yang mendukung penelitian sikap bahasa siswa. Teori yang akan dijelaskan antara lain mengenai sikap, sikap bahasa, serta pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK Studi penelitian ini berupaya mengungkap fenomena kedwibahasaan yang terjadi pada siswa sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, yaitu mahluk yang berkelompok dengan spesiesnya, untuk berinteraksi dengan sesamanya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NETI USPITA WATI NIM 100388201300 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN TESIS Oleh: LINA RUSLI 097009017/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi atau media digunakan untuk berhubungan antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon merupakan sumber tempat

Lebih terperinci

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT Oleh Abdul Hamid 1 Anang Santoso 2 Roekhan² E-mail: hiliyahhamid@gmail.com Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM 1420104002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran dan pemertahanan bahasa merupakan dua sisi mata uang (Sumarsono, 2011). Fenomena tersebut merupakan fenomena yang dapat terjadi secara bersamaan. Pemertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan dan perubahan bahasa terjadi karena bahasa yang bersifat produktif dan dinamis.

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau Kajian Dialektologi dan Sikap Bahasa Minang Pada Pedagang Rantau di Jakarta 1 Erni Hastuti, 2 Teddy Oswari 1 Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Gunadarma 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penelitian tentang kebahasaan, terutama yang berkaitan dengan penelitian penggunaan alih kode dan campur kode sudah sering dilakukan oleh penelitipeneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan peranannya sangat penting sehingga melalui bahasa dapat dilihat tinggi rendahnya kebudayaan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaanya, bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia mengalami kontak dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahamidan mendukung penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pendekatan yang dipakai dalam kajian ini adalah pendekatan sosiolinguistik. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN 1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Putu Sosiawan Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era globalisasi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan bahasa. Mudahnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam kehidupan mereka setiap harinya. Baik untuk komunikasi antarteman, murid dengan guru, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa pesan lisan, maupun

Lebih terperinci

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS BAHASA BATAK ANGKOLA DALAM KARANGAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS 5 SDN 105010 SIGAMA KECAMATAN PADANG BOLAK TAPANULI SELATAN Fitriani Lubis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP ANALISIS CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP (Studi Kasus di SMP N 1 Kedungbanteng Kabupaten Banyumas) TESIS OLEH AGUS SETIADI NIM 0920104001 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. ada beberapa studi sebagai acuan kajian pustaka untuk kepentingan penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. ada beberapa studi sebagai acuan kajian pustaka untuk kepentingan penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian tentang pemertahanan dan pergeseran bahasa sudah banyak dilakukan oleh para ahli sosiolinguistik dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat multilingual, fenomena kebahasaan dapat terjadi karena adanya kontak bahasa. Kontak bahasa terjadi dalam diri penutur secara individual. Chaer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Di samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Lazimnya, manusia tersebut jarang memperhatikan peranan bahasa itu sendiri dan lebih sering menganggapnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ari Kartini, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ari Kartini, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan disusunnya UU yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling berinteraksi dengan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara sosial, budaya, maupun linguistik. Berdasarkan aspek linguistik, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

REPRESENTASI PERAN SEMANTIS FRASE NOMINA DALAM TEKS EDITORIAL HARlAN KOMPAS : STUD} KASUS

REPRESENTASI PERAN SEMANTIS FRASE NOMINA DALAM TEKS EDITORIAL HARlAN KOMPAS : STUD} KASUS REPRESENTASI PERAN SEMANTIS FRASE NOMINA DALAM TEKS EDITORIAL HARlAN KOMPAS : STUD} KASUS TESIS OLEn: SRI KUSNASARI 0170090J5fUNGlJISTIK PROGRAM PASCASAR.JANA liniversitas SUMATERA litara MEDAN 2004 Sri

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK 1 Sujana 2 Sri Hartati Universitas Gunadarma 1 Sujana@staff.gunadarma.ac.id 2 sri_hartati@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa selalu mengalami perubahan dan perkembangan.perkembangan dan perubahan itu terjadi karena adanya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.perkembangan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi dilakukan manusia untuk menyampaikan gagasan atau bertukar pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.merangkai kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia dan menjadi

Lebih terperinci

LEKSIKON NOMINA BAHASA GAYO DALAM LINGKUNGAN KEDANAUAN LUT TAWAR: KAJIAN EKOLINGUISTIK TESIS. Oleh DEWI SUKHRANI /LNG

LEKSIKON NOMINA BAHASA GAYO DALAM LINGKUNGAN KEDANAUAN LUT TAWAR: KAJIAN EKOLINGUISTIK TESIS. Oleh DEWI SUKHRANI /LNG LEKSIKON NOMINA BAHASA GAYO DALAM LINGKUNGAN KEDANAUAN LUT TAWAR: KAJIAN EKOLINGUISTIK TESIS Oleh DEWI SUKHRANI 087009024/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 LEKSIKON NOMINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) mengemukakan bahwa sebagai suatu sistem komunikasi yang memungkinkan terjadinya interaksi manusia

Lebih terperinci

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika mendengar lagu yang merdu, menonton film yang bagus, membaca cerita, bercakap-cakap dengan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau lebih yang disebut masyarakat bilingual (dwibahasawan). Interferensi merupakan perubahan

Lebih terperinci