BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tepat waktu dikaitkan dengan isi laporan adalah keterlambatan penerbitan laporan keuangan dikaitkan dengan berita baik (good news) dan berita buruk (bad news). Menurut Ang (1997) informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau sudah menjadi rahasia umum.baridwan (1997) mengungkapkan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 1997). Tepat waktu juga di defenisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuannya untuk mengambil keputusan. Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (Chariri dan Ghozali, 2001).

2 Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : 1. ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan 2. ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan (McGee,2007). Dyer dan Hugh (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam melihat ketepatan waktu penelitiannya: (1) preliminary lag, interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa. (2) auditor s report lag, interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.(3) total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan keuangan dipublikasikan oleh bursa. Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Ke empat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan

3 informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Hendrikson dan Van Breda (2000) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan (Ifada,2009). Respati (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1999 dengan sampel sebanyak 266 perusahaan go publik yang mempunyai data perusahaan yang lengkap dan telah di daftarkan dalam Indonesian Capital Market Directory Beliau meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di

4 Bursa Efek Jakarta yaitu debt to equity, Ukuran perusahaan, profitabilitas, konsentrasi pemilikan luar, konsentrasi pemilikan dalam. Dan hasilnya adalah profitabilitas dan konsentrasi pemilikan dari pihak luar secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Ifada (2009) meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, populasi dalam penelitian nya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta termuat dalam Capital Market Directory Indonesian dan yang mengeluarkan atau menerbitkan laporan keuangan tahunan periode Desember 2003 sampai Desember 2005 dan hasil penelitiannya Variabel Ukuran perusahaan (TA) dan Insider Ownership (INSIDER) secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaanperusahaan manufaktur. Sedangkan DER, ROA, Outsider, dan AGE secara signifikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Hal ini mungkin disebabkan pada kenyataan yang secara emplisit terjadi di pasar modal bahwa keempat variabel tersebut tidak cukup menjadi pembenaran atau ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu, mengingat tersedianya informasi akuntansi merupakan batasan penting dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Dyer dan McHugh (1975) meneliti 120 perusahaan di Australia yang terdaftar di Sydney Stock Exchange (SSE) yang dipilih secara random. Faktorfaktor yang ditelitinya adalah faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik perusahaan, meliputi ukuran perusahaan, tanggal penutupan akhir tahun buku dan profitabilitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan

5 waktu penutupan akhir tahun buku secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Almalia dan Setiady (2006) meneliti 131 perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002 sampai 2004 dan masih terdaftar. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan dan umur perusahaan, dan faktor-faktor lain seperti rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan item tambahan biasa tidak mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Rachpriliani (2006) menyatakan bahwa faktor likuiditas, profitabilitas dan kantor akuntan besar secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan sedangkan kepemilikan publik tidak signifikan ataupun tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen sebagai pihak yang mengelola perusahaan dan prinsipal sebagai pihak pemilik, keduanya terikat dalam sebuah kontrak. Pemilik atau prinsipal adalah pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi dan agen adalah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan manajemen dan mengambil keputusan (Jensen dan Meckling,1976). Teori keagenan juga mengimplikasikan terdapat asimetri informasi antara manajer sebagai pihak agen dan pemilik sebagai prinsipal.

6 Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan pada masa yang akan datang dibandingkan dengan informasi yang diperoleh prinsipal, sehingga dalam kaitannya dengan hal tersebut, Kadir (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan segera atau tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri informasi tersebut Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang memberikan informasi mengenai pengelolaan sumberdaya perusahaan bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1, Revisi 2009). Laporan keuangan adalah sebuah informasi yang akan dicerna oleh investor untuk mengambil keputusan atas investasinya. Namun informasi Baru akan bermanfaat apabila informasi tersebut tepat waktu. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan dan mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan (Hendrikson, 1992).

7 Kieso dan Weygandt (2002) menyatakan bahwa pelaporan keuangan berisi laporan keuangan yang merupakan komponen utama pelaporan keuangan dan laporan-laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, diskusi dan analisis manajemen dalam laporan tahunan, dan surat-surat kepada pemegang saham. Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2) laporan laba rugi; (3) laporan perubahan ekuitas; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian (IAI, 2007). Accounting Principles Board Statement No. 4 dalam Belkaoui (2006) mengklasifikasi tujuan laporan keuangan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif, serta menempatkan mereka di bawah suatu kumpulan pembahasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diringkas sebagai berikut: 1 Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan. 2 Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

8 a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat: 1. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya 2. Menunjukkan pendanaan dan investasinya 3. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya 4. Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat. 1. Menyajikan ekspektasi pengembangan dividen kepada para investor 2. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok, memberikan pekerjaan bagi karyawan karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha. 3. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen. 4. Menyajikan profitabilitas jangka panjang. c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan. d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban. e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.

9 1. Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka. b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetap para pengguna juga harus dapat memahaminya. Menurut Kieso (2003) Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan (1) informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomis, (2) informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim tehadap sumber daya tersebut dan perubahan yang terjadi didalamnya. Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan yang bertujuan umum dengan maksud agar menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya yang minimal kepada berbagai kelompok pemakai Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Keuangan Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio juga dikenal sebagai rasio financial leverage, menurut Waston dan Copeland (1995) rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai oleh penggunaan hutang. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage yang rendah lebih

10 banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri. Dengan demikian semakin tinggi leverage berarti semakin tinggi risiko karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban hutangnya baik pokok maupun bunganya. Debt to equity ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri (ekuitas). Total hutang merupakan total liabilities (kewajiban), baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Total modal sendiri atau yang biasa disebut juga dengan total shareholders equity merupakan total modal disetor dengan laba ditahan yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). DER menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Makin tinggi DER maka akan menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Jika DER perusahaan semakin tinggi, maka semakin besar financial leverage, dan semakin besar pula proporsi dana kreditur yang digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi DER, maka semakin berisiko bagi perusahaan (kemungkinan perusahaan tidak dapat

11 membayar semua hutangnya). DER sekaligus menunjukkan struktur modal yang digunakan oleh perusahaan (Husnan, 2004). Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, maka perusahaan itu sehat dan tidak mudah bangkrut. Jadi investor harus selalu mengikuti perkembangan rasio ekuitas terhadap utang ataupun debt to equity ratio (Samsul, 2006) Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung lebih tepat waktu menyajikan laporan keuangan dari pada perusahaan kecil (Saleh, 2004). Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Pihak manajemen harus mengolah informasi tersebut dengan baik untuk dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Jika pihak manajemen tidak bersedia mengolah informasi tersebut dengan baik, maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak akan bisa mencerminkan keadaan dari kondisi perusahaan. Bahkan bisa saja laporan keuangan tersebut akan terlihat dibuat secara sembarangan (asal jadi). Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan lapran keuangan akan memandang bahwa kinerja perusahaan tersebut buruk. Jika hal itu terjadi, maka eksistensi perusahaan tidak akan bisa bertahan lama (Almalia dan Setiady, 2006).

12 Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati, 2006). Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil akan cenderung menggunakan biaya modal sendiri dan hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang, karena biayanya lebih rendah. Sedangkan perusahaan besar lebih cenderung memiliki sumber pendananaan yang kuat. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap Ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Talberg (2008), di mana Ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural dari total aset. Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula Ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan Ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak

13 penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur Ukuran perusahaan Return on Asset (ROA) Menurut Harahap (2008) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumberdaya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan jumlah karyawan. Kinerja keuangan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning before tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Sehingga EBT perusahaan akan meningkat bila kinerja keuangan perusahaan meningkat. Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil akhir kinerja operasi usaha selalu mengarah pada EBT. Karena EBT merupakan nilai rupiah dan masing-masing perusahaan berbeda dalam jumlah modal maka besar EBT tidak bisa menunjukkan kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain, dalam penelitian ini digunakan Return on Asset (ROA).. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan.dengan rasio ini kita bisa mengetahui apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

14 Dyer dan Mchuge (1975) berpendapat bahwa ada kecendrungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Begitu juga menurut Givoly dan Palmon (1982) bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik (good news) maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan begitu juga sebaliknya. Menurut Ang (1997) rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Santoso (1995) menyatakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dasar pemikiran bahwa tingat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentunya berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Menurut Van Horne (2005) Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset Kepemilikan Pihak Luar Ukago (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemilik perusahaan dari pihak luar dianggap berbeda dengan pemilik dari pihak dalam,kecil

15 kemungkinan pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis sehari hari dalam penelitian Respati (2001) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan berpengaruh terhadap Outsider Ownership. Menurut Mello dan Pearson Kepemilikan Pihak Luar (Outsider Ownership) adalah persentase kepemilikan pihak luar (non manajemen) atas saham perusahaan Kepemilikan Pihak Dalam Kepemilikan pihak dalam yang dilakukan oleh menejer merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh menejer akan mempengaruhi kinerja manajemen. Manajer dengan kinerja yang baik akan mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu Ukago (2004). Kepemilikan Pihak Dalam (Insider Ownership Concentration) adalah persentase kepemilikan dewan direksi dan dewan komisaris atas saham perusahaan. Menurut Sartono (2004) dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Kepemilikan Pihak Dalam (Insider Ownership) didefinisikan sebagai persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan. Secara matematik nilai Insider Ownership (IO) diperoleh dari persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh direksi dan komisaris Umur Perusahaan (Age) Umur perusahaan adalah tanggal sejak berdirinya perusahaan sampai perusahaan tersebut masih mampu menjalankan operasinya.

16 Owusu dan Ansah (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengurangan waktu pelaporan akan terjadi ketika jumlah laporan tahunan yang dihasilkan ditingkatkan. Perusahaan mapan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar Curent Ratio (CR) Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat waktu. Rasio likuiditas khususnya current ratio hanya memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likuid, yakni aktiva lancar di luar persediaan. Current ratio merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Current ratio yan tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, maka semakin tinggi dividen tunai yang dibayarkan. Berarti semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, maka kemampuannya untuk membayar dividen akan semakin besar pula Riyanto (2001). Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain current ratio, quick ratio, net working capital to sales dan cash ratio.

17 Current Ratio (Rasio lancar) kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh aktiva lancarnya. Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari quick assets dengan tujuan untuk melihat kualitas dari aktiva lancar. Net working capital to sales mengukur peranan sumber jangka panjang yang terikat pada aktiva lancar sehubungan dengan pelaksanaan penjualan. Sedangkan cash ratio yaitu rasio yang menggunakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan cash ratio karena kas adalah bentuk yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial, sedangkan hutang lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat biasanya kurang dari satu tahun Kompleksitas Operasi Kompleksitas operasi adalah untuk mengetahui ada atau tidak nya anak perusahaan. Kompleksitas operasi dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya,

18 lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Ashton (1987) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan dengan audit delay. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan Owusu- Ansah (2000) menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki hubungan positif sehingga akan mempengaruhi ketepatan waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik Reputasi Kantor Akuntan Pubik Laporan keuangan suatu perusahaan hendaknya disajikan dengan akurat dan terpecaya. Perusahan biasanya menggunakan jasa auditor atau kantor akuntan publik untuk melakukan audit terhadap laporan keuangannya. Perusahaan biasanya lebih memilih kantor akuntan publik yang memiliki reputasi dan nama baik. Suatu laporan keuangan atau informasi akan kinerja perusahaan harus dapat disajikan dengan akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, perusahaan kemudian menggunakan jasa kantor akuntan publik (KAP) untuk melaksanakan pekerjaan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Dalam meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4).

19 Menurut Loeb (1971) kantor akuntan publik besar memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan publik kecil. Dengan demikian, kantor akuntan besar lebih memiliki reputasi yang baik dalam melakukan pekerjaan audit dan memberikan opini publik. DeAngelo (1981) dalam Oktorina dan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa kantor akuntan publik (KAP) besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Dalam hal peningkatan mutu dan kredibilitas dari laporan leuangan perusahaan, biasanya perusahaan akan menggunakan auditor yang berasal dari kantor akuntan publik yang besar serta memililki reputasi atau nama baik. Kantor akuntan publik memiliki kriteria seperti ini terdiri dari KAP yang berafilisasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Four. Di Indonesia kategori KAP The Big Four terdiri dari : 1. KAP Deloitte Touche Thomotsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman, Ramli, Satrio dan rekan. 2. KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. 3. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto sehari dan rekan. 4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerjasama dengan KAP Siddhartha dan Widjaja.

20 2.3 Review Peneliti Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian melakukan penelitian ini sebagai berikut: Ukago (2004) yang menemukan bahwa variabel Debt to Equity Ratio,Profitability, Operation of Complexcity untuk tahun Firm Size dan operation Complexity untuk tahun 2001, Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Pihak Luar Concentration dan Operation of Complexcity untuk tahun 2002 secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu waktu pelaporan keuangan perusahaan sedangkan variabel Size, Insider Ownership Concentration dan Outsider Ownership Concentration untuk tahun 2000 Debt To Equity Ratio,Profitability, Insider Ownership Concentration dan Outsider Ownership Concentration untuk tahun 2001 serta Firm Size, Profitability dan Insider Ownership Concentration untuk tahun 2002 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Ifada (2009) meneliti dengan judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan studi kasus perusahaan manufaktur di BEJ. Dengan Variabel Dependen Ketepatan Waktu. Variabel Independen Ukuran perusahaan,insider Ownership,OutsiderOwnership,DER, ROA, AGE. Tehnik analisis yang digunakan adalah Regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan dan insider ownership berpengaruh signifikan.sedangkan DER, ROA,Outsider ownership dan AGE tidak berpengaruh. Saleh (2004) meneliti dengan judul Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Dengan

21 Variabel Dependen ketepatan waktu pelaporan keuangan dan variabel Independennya adalah Item luar biasa (Extra), Gearing (Gear), Profit, Ukuran perusahaan,age,dan Ownership. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel EXTRA berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. Sementara Variabel Gearing, Profitabilitas, Ukuran perusahaan,age dan Ownership tidak berpengaruh signifikan. Kadir (2008) meneliti dengan judul Faktor Faktor Yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dengan Variabel dependen ketepatan waktu pelaporan keuangan dan Variabel independen Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Rasio Gearing, Pos Luar Biasa, Umur Perusahaan, Kepemilikan Manajerial. Hasil Hipotesis penelitian ini, bahwa dari 7 hipotesis ada dua yang diterima yaitu adanya pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Al-Ghanem (2011) meneliti dengan judul An Ampirical Analysis of Audit Delays And Timeliness of Corporate financial Reporting In Kuwait. Dependen Variabel : Audit Delays Variabel Independen Pelaporan keuangan, Ukuran perusahaan, likuiditas, dan earning per share. Hasil penelitian ini adalah variabel industri, leverage, persentase perubahan laba per saham, jenis auditor, dan likuiditas tidak menunjukkan signifikan korelasi dengan penundaan audit untuk perusahaan yang terdaftar di Kuwait. Hilmi dan Ali (2008) meneliti dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEJ Periode ). Dengan Variabel

22 Dependen: ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel Independen:profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), kepemilikan publik (KP), dan reputasi kantor akuntan publik (KAP). Hasil Penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu adalah profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Sedangkan variabel leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. No. Nama Peneliti 1. Ukago (2004) Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) Judul Variabel/Teknik Hasil Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Variabel mempengaruhi Timeliness, Ketepatan Waktu Financial Pelaporan Keuangan Reporting, Debt to dengan bukti empiris Equity Ratio, Firm emiten di Bursa Efek Ukuran perusahaan, Jakarta Profitability,Outsid er Ownership Concentration, Insider Ownership Concentration,Oper ation Complexcity. Teknik Analisis : Regresi Logistik Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Variabel Debt To Equity Ratio,Profitability dan Operation of Complexcity untuk tahun Firm Ukuran perusahaan dan operation Complexity untuk tahun Debt To Equity Ratio, Outsider Ownership Concentration dan Operation of Complexcity untuk tahun 2002 secara significant berpengaruh terhadap ketepatan waktu waktu pelaporan keuangan perusahaan sedangkan variable Firm Ukuran perusahaan,insider Ownership Concentration dan Outsider Ownership Concentration untuk tahun 2000 Debt To Equity Ratio,Profitability,Insider Ownership Concentration dan Outsider Ownership Concentration untuk tahun 2001 serta Firm Ukuran perusahaan,profitability dan Insider

23 2. Ifada (2009) 3. Saleh (2004) 4. Kadir (2008) Faktor-Faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan studi kasus perusahaan manufaktur di BEJ. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan perusahaan manufaktur di bursa efek jakarta Faktor Faktor Yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Independen: Ukuran perusahaan,insider ownership,outsider Ownership,DER, ROA,AGE Teknik Analisis : Regresi Logistik Item luar biasa (Extra), Gearing(Gear), Profit, Ukuran perusahaan,age,d an Ownership Teknik Analisis : Regresi Logistik Variabel Dependen:Ketepat an Waktu Pelaporan Keuangan Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Rasio Gearing, Pos Luar Biasa, Umur Perusahaan, Kepemilikan Manajerial Ownership Concentration untuk tahun 2002 tidak berpengaruh secara significant terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan dan insider ownership berpengaruh signifikan.sedangkan DER, ROA,Outsider ownership dan AGE tidak berpengaruh. Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa variabel EXTRA berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. Sementara Variabel Gearing, Profitabilitas, Ukuran perusahaan,age dan Ownership tidak berpengaruh signifikan. Hasil Hipotesis penelitian ini Bahwa dari 7 hipotesis ada dua yang diterima yaitu adanya pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Teknik Analisis Regresi Logistik

24 5. Al- Ghanem (2011) An Ampirical Analysis of Audit Delays And Timeliness of Corporate financial Reporting In Kuwait Dependen : Audit Delays Variabel Independen Audit delay, Financial reporting, company Ukuran perusahaan, liquidity, and earning per share Hasil :Variabel industri, leverage,persentase perubahan laba per saham, jenis auditor, dan likuiditas tidak menunjukkan signifikan korelasi dengan penundaan audit untuk perusahaan yang terdaftar di Kuwait. likuiditas, Leverage. 6 Hilmi dan Ali (2008) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEJ Periode ). Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu Teknik Analisis : Regresi Logistik. Variabel Dependen: ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel Independen:profita bilitas (ROA), likuiditas (CR), kepemilikan publik (KP), dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) Hasil Penelitian ini adalah: faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu adalah profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Sedangkan variabel leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Menurut Baridwan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta 7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi adalah aktivitas jasa yang memberikan informasi kuantitatif bersifat keuangan dalam kesatuan ekonomi yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang tidak hanya berguna bagi internal perusahaan tetapi juga berguna

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang tidak hanya berguna bagi internal perusahaan tetapi juga berguna BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat bagi perusahaan untuk menguji dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya

Lebih terperinci

BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. Landasan Teori 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Agency Theory (Teori Keagenan) Agency Theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antarapihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh artinya suka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh perusahaan terdiri dari pinjaman,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Kepatuhan (compliance theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan BAB 11 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berpotensi menjadi pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini disebabkan karena tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyajikan laporan keuangan merupakan cara perusahaan dalam menggambarkan kondisi keuangannya pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adanya gambaran kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan yang sangat pesat yang ditandai dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang go public.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 1.1.1. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan publik harus memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal Penelitian tentang tentang analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit timeliness pada perusahaan property and real estate yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dikaitkan dengan berita baik (good news) dan berita buruk (bad news). Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dikaitkan dengan berita baik (good news) dan berita buruk (bad news). Menurut 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Tepat waktu dikaitkan dengan isi laporan adalah keterlambatan penerbitan laporan keuangan dikaitkan dengan berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi Leverage keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai

BAB I PENDAHULUAN. informasi Leverage keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks, dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kondisi keuangan perusahaan. Menurut Soemarsono (2004: 34), laporan keuangan

PENDAHULUAN. kondisi keuangan perusahaan. Menurut Soemarsono (2004: 34), laporan keuangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan sangatlah penting karena laporan keuangan merupakan alat bagi perusahaan untuk menguji dan menganalisis kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi berguna apabila informasi tersebut relevan dan reliabel. Menurut SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009), informasi yang relevan adalah informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi menjadi sedemikian kompleks dengan tingkat persaingan yang sangat ketat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Teori keagenan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Perusahaan - perusahaan go public yang berkembang di Indonesia dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang transparansi dan akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas usaha badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi akuntansi dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan serta merupakan gambaran bentuk kinerja manajemen dalam mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap emiten wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar

BABl PENDAHULUAN. Menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perusahaan go public yang ada di Indonesia menyebabkan perusahaan-perusahaan besar membutuhkan sumber dana dari luar. Salah satu cara memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal ini ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Keagenan ( Agency Theory ) Jensen dan Meckling (dalam Masdupi, 2005:59) mendefinisikan teori keagenan sebagai hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Report Lag Laporan keuangan yang akurat, handal dan terpercaya sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, investor, pemerintah dan stakeholder dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya pasar modal pada saat ini maka makin banyak persaingan antar perusahaan untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh investor. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit Report Lag Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori. Penelitian ini dilandasi oleh teori-teori yang berkaitan dengan pengungkapan sukarela, teori tersebut meliputi: teori keagenan (agency theory), teori sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia menunjukkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan bagaimana pengujian dilaksanakan. Maka dari itu bab ini akan menjabarkan mengenai variabel-variabel yang digunakan yang terdiri atas variabel dependen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks, dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Agency Theory Menurut Januarti, et al. (2009) menggambarkan adanya hubungan kontra antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling dalam Brigham dan Houston (2010) mendefinisikan agency theory adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Dalam laporan keuangan terkandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibuat oleh manajemen untuk tujuan pertanggungjawaban yang dibebankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibuat oleh manajemen untuk tujuan pertanggungjawaban yang dibebankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan di masa mendatang bisnis akan menjadi sedemikian kompleks, dengan tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen sebagai pihak yang mengelola perusahaan dan prinsipal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian disuatu Negara. Bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks dengan tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemakainya tepat waktu guna pengambilan keputusan. Menurut Almilia dan Setiady (2008) pada dasarnya para pengguna laporan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemakainya tepat waktu guna pengambilan keputusan. Menurut Almilia dan Setiady (2008) pada dasarnya para pengguna laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks, dengan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan perusahaan go

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pasar modal. Diera globalisasi ini, perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.

Lebih terperinci