BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak"

Transkripsi

1 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode yang bersifat quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak dapat dikendalikan secara penuh oleh peneliti sendiri. Desain penelitian berupa randomized control group pre test-post test design untuk melihat perbedaan antara penderita osteoarthritis genu yang terbagi dua kelompok dengan perlakuan berbeda. Kelompok perlakuan I yaitu kelompok penderita osteoarthritis genu yang diberikan intervensi sonophorosis diclofenac dan hold relax dengan sampel 10 orang. Dan kelompok perlakuan II yaitu kelompok penderita osteoarthritis genu yang diberikan intervensi ultrasound dan hold relax dengan sampel 10 orang jadi jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 20 orang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis genu pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II sebelum, selama dan sesudah pemberian terapi yang dibagi dua kelompok perlakuan diukur dengan 77

2 78 menggunakan KOOS (Knee injury and Osteoerthritis Outcome Sale). Setelah dilakukan pengelompokan sampel, selanjutnya dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Kelompok perlakuan I Pada kelompok perlakuan I, sampel pasien osteoarthritis tibiofemoral joint sebanyak 10 orang yang diberikan intervensi Sonophorosis Doclofenac dan hold relax selama 6 kali intervensi dengan frekuensi 3 kali seminggu. Sebelum pemberian intevensi sampel diperiksa untuk melihat tingkat kemampuan fungsional dengan mengisi kuesioner KOOS, selanjutnya dilakukan evaluasi kembali pada akhir penelitian. Peningkatan fungsional ini dilakukan dan di catat hasilnya pada format fisioterapi, pada setiap perlakuan yang diberikan. Skema 3.1 Model Kelompok perlakuan I Sonophorosis Diclofenac dan Hold Penurunan kemampuan fungsional akibat OA Kemampuan fungsional meningkat 2. Kelompok perlakuan II Pada kelompok perlakuan II, sampel pasien osteoarthritis genu sebanyak 10 orang yang diberikan intervensi Ultrasound dan hold relax selama 6 kali intervensi dengan frekuensi 3 kali seminggu. Sebelum pemberian intevensi sampel diperiksa untuk melihat tingkat kemampuan fungsional dengan mengisi kuesioner KOOS, selanjutnya dilakukan evaluasi kembali pada akhir penelitian. Peningkatan

3 79 fungsional ini dilakukan dan dicatat hasilnya pada format fisioterapi, pada setiap perlakuan yang diberikan. Skema 3.2 Model Kelompok perlakuan II Ultrasound dan Hold relax Penurunan kemampuan fungsional akibat OA Kemampuan fungsional meningkat C. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili suatu kelompok yang diambil sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan sesuai kasus yang diteliti dengan memilih orang-orang yang benar-benar mewakili kriteria yang telah ditetapkan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemeriksaan secara lengkap dan sistematis pada setiap pasien yang mengalami keluhan lutut dengan terlebih dahulu melakukan anamnesa kepada pasien kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan yaitu anamnesis, quicktest, pemeriksaan fungsi gerak dasar aktif, pasif serta pemeriksaan khusus sehingga diperoleh sampel pasien yang berindikasi positif mengalami osteoarthritis tibiofemoral joint.

4 Tabel 3.1 Prosedur Assesment Fisioterapi untuk Pemilihan Sampel Penelitian : No Tahapan Pemeriksaan 1 Anamnesis Umum Khusus Fokus Assesment Data diri, keluhan, sifat keluhan, lokasi, distribusi dan profokasi gangguan fungsional 2 Inspeksi Tanda-tanda inflamasi Deformitas Pola jalan Temuan Morning sickness Nyeri Krepitasi Oedema Valgus/varus Antalgic gait 3 Quick test Gerak aktif flexi-ekstensi Nyeri, Ketebatasan ROM Krepitasi 4 PFGD Pemeriksaan gerak pasif Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan 5 Test Khusus Join Play Movement Ballotement 6 Pemeriksaan X-Ray penunjang Keterbatasan ROM Firm end feel Flexi < Ekstensi Tidak ditemukan gangguan yang khas Capsular Pattern Hydrops Adanya osteofit Penyempitan celah sendi Penebalan subchondral Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling, yaitu menentukan kriteria inklusif dan eksklusif serta pengguguran. Adapun kriteria pengambilan sampel : 1. Kriteria inkusif a. Pasien berusia tahun b. Pria/wanita yang mengalami gangguan lutut karena OA genu sesuai prosedur assesment fisioterapi c. Pasien bersedian menjadi sample penelitian, dengan perlakuan sebanyak 6 kali. 2. Kriteria Ekslusif a. Pasien dengan tumor ganas pada lutut b. Pasca athroscopy lutut 80

5 81 c. Pasien dengan kanker kulit d. Pasien menderita luka bakar e. Pesien pasca fraktur 3. Kriteria Drop Out a. Pasien yang tidak sampai mengikuti 6X terapi atau sampai akhir penelitian b. Pasien yang datang tidak teratur c. Pasien yang selama terapi mendapatkan tindakan atau intervensi modalitas yang tidak sesuai dengan prosedur penelitian d. Pasien selama terapi minum obat analgesik dan anti inflamasi D. Instrumen Penelitian 1. Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel dependent : Kemampuan fungsional pada kondisi Osteoarthrtis tibiofemoral joint b. Variabel independent : Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax, Ultrasound dan Hold Relax 2. Definisi Konseptual Patologi fungsional osteartritis pada fase awal dijumpai nyeri akibat ketidakseimbangan antara regenerasi dengan degenerasi maka akan terjadi pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi yang disebut sebagai corpus libera yang dapat menimbulkan nyeri dan penguncian ketika sendi bergerak. Imobilisasi yang terjadi karena nyeri mengakibatkan kaku sehingga mikrosirkulasi menurun,

6 82 kadar sinovial menurun dan elastisitas jaringan lunak juga menurun. Terbentuknya osteofit akan mengiritasi membran sinovial dimana terdapat banyak saraf-saraf reseptor nyeri dan kemudian akan menimbulkan penumpukan cairan sendi atau hidrops. Pembebanan yang terus menerus mengakibatkan inflamasi dan penebalan subchndral, serta adanya penyempitan celah sendi membuat permukaan sendi tidak beraturan sehingga dapat menyebabkan instabilitas. Pada kapsul ligamen sendi akan terjadi iritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kelenturan jaringan kolagen yang berkurang, kemudian terjadi kontraktur jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga pergerakan semangkin lama semangkin sempit. Menurunnya fleksibilitas kapsul ligamen tersebut akan menyebabkan hipomobilitas dari sistem ligamen. Karena fungsi dari ligament berkurang menyebabkan kerja otot menjadi berlebihan, sehingga kontraksi berlebihan tidak dapat dihindari. Kontraksi terus menerus ini akan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah sehingga terjadi vasokontriksi dan ischemik yang akan menimbulkan spasme otot pes anserinus, tightness otot tonik dan kelemahan otot pasic yaitu otot quadricep. Osteartritis akan menyebabkan keterbatasan aktivitas sehari-hari seperti : jongkok, berlutut, dari posisi duduk ke berdiri, mempertahankan posisi berjongkok, mempertahankan posisi berlutut, mengambil benda di bawah, memakai sepatu atau alas kaki, melepas

7 83 sepatu atau alas kaki dan membersihkan rumah, serta aktifitas olahraga seperti : berlari dan melompat, dan aktifitas bepergian seperti : berjalan dipermukaan berbeda, menggunakan transportasi pribadi dan menggunakan transportasi umum. Osteoartritis tidak hanya dapat menimbulkan kecacatan fisik dalam tingkat impairmen (kerusakan sendi, terutama yang menyebabkan keluhan nyeri) dan tingkat disabilitas (adanya kecacatan fisik, sehingga terganggunya aktifitas keseharian tapi juga tingkat handikap atau tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, akibat hambatan psikologis, sosial, dan vokasional oleh karena kecacatan fisik yang dideritanya. 3. Definisi operasional a. Pengukuran kemampuan fungsional dengan menggunakan KOOS Koos (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) dikembangkan sebagai instrumen untuk menilai pendapat pasien tentang lutut mereka dan masalah yang terkait. KOOS dapat digunakan baik pada masa akut maupun kronik yang ada hubungannya dengan cidera atau gangguan pada lutut selama interval jangka pendek dan panjang, untuk menilai perubahan kondisi dari minggu ke minggu selama perawatan (obat, operasi, terapi fisik). KOOS terdiri dari 5 sub-skala; nyeri, gejala, aktifitas fungsinal sehari-hari (ADL), aktifitas olahraga dan

8 84 rekreasi dan Kualitas lutut yang berhubungan dengan kelangsungan kualitas hidup (QOL). Dimana dari setiap pertanyaan mendapat nilai 0-4, nilai 0 berarti tidak ada masalah sampai nilai 4 yang berarti adanya gangguan yang sangat berat pada lutut. Pilihan jawaban diberikan dalam 5 kotak Likert dan pertanyaan masing-masing mendapat skor dari 0 sampai 4. Menjumlah skor setiap subskala dan bagi dengan maksilal rata skala, nilai 100 menunjukkan tidak ada masalah kemampuan fungsional dan nilai 0 menunjukkan masalah kemampuan fungsional sangat berat. Jika data yang diterima tidak jelas seperti tanda ditempatkan di luar kotak maka kotak terdekatlah yang dipilih. Jika dua kotak ditandai maka yang mengindikasikan kondisi yang lebih parah yang dipilih. Jika data kosong satu atau dua item, maka nilai yang kosong diganti dengan nilai rata-rata untuk subskala. Jika lebih dari dua item kosong, respon dianggap tidak valid dan tidak ada nilai subskala yang dihitung. b. Prosedur Pengukuran 1) Beri penjelasan kepada pasien menenai isi dan cara mengisi kuesioner KOOS. Kuesioner berisi 42 soal dari 5 sub-skala yaitu dilihat dari Nyeri (Pain) 9 pertanyaan, gejala(symptom) 7 pertanyaan, ADL 17 pertanyaan,

9 85 Olahraga dan rekreasi 5 pertanyaan dan Kualitas hidup (QOL) 4 pertanyaan. Pilihan jawaban diberikan dalam 5 kotak dengan jawaban dari kondisi yang baik sampai kondisi terburuk. 2) Hasil dari setiap pertanyaan mendapatkan nilai 0-4, dimana nilai 0 berarti tidak ada masalah sampai nilai 4 yang berarti gangguan atau masalah yang sangat berat pada lutut. 3) Pasien diberikan penjelasan cara mengisi kuesioner. 4) Pasien diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner selama lebih kurang 10 menit. 5) Jika data yang diterima tidak jelas seperti tanda ditempatkan diluar kotak maka kotak terdekatlah yang dipilih. 6) Jika dua kotak ditandai maka mengidentifikasi masalah yang lebih parah yang dipilih. 7) Jika data kosong satu atau dua item, maka nilai yang kosong diganti dengan nilai rata rata untuk subskala. 8) Jika data kosong lebih dari dua item maka respon dianggap tidak valid dan tidak ada nilai subskala yang dihitung. 9) Kotak paling kiri bernilai 0 dan paling kanan bernilai 4. Jumlahkan setiap subskala kemudian dihutung dengan rumus berikut :

10 86 1. PAIN : Total score P1-P9 x 100 = = SYMPTOMS : Total score S1-S7 x 100 = = ADL : Total score A1-A17 x 100 = = SPORT&REC : Total score SP1-SP5 x 100 = = QOL : Total score Q1-Q4 x 100 = = Keterangan: Setiap pertanyaan dinilai dengan kotak paling kiri bernilai 0 dan paling kanan bernilai 4 0 : Tidak pernah atau tidak samasekali 1 : Jarang atau ringan atau bulanan 2 : Kadang-kadang atau sedang atau mingguan 3 : Sering atau harian atau sulit 4 : Selalu atau parah atau sangat sulit Jumlah nilai didapat dari Total = ( Pain + Sym + ADL + SPORT&REC + QOL ) = 5 Nilai lebih rendah menunjukkan kemampuan fungsional menurun atau bermasalah dan nilai lebih tinggi menunjukkan kemampuan fungsional lebih baik atau normal

11 87 Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur : NYERI (PAIN) Pertanyaan berikut berhubungan dengan nyeri yang anda alami sejak minggu lalu: 1. Seberapa sering anda mengalami nyeri? Tidak pernah Bulanan Mingguan Harian Selalu 2. Apakah lutut nyeri saat kaki menumpu berat dan tubuh berputar mendadak? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 3. Apakah nyeri saat meluruskan kaki? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 4. Apakah nyeri saat menekuk lutut? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 5. Apakah nyeri saat berjalan dipermukaan yang datar? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 6. Apakah nyeri saat naik atau turun tangga? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 7. Apakah lutut anda nyeri pada malam hari sebelum tidur? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 8. Apakah lutut anda nyeri saat duduk atau berbaring? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 9. Apakah lutut anda nyeri saat berdiri tegak? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu TANDA atau GEJALA (SYMPTOM) Pertanyaan berikut berhubungan dengan gejala lain yang menyertai gangguan di lutut anda sejak seminggu yang lalu : 1. Apakah lutut anda kaku saat bangun pagi? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

12 88 2. Apakah lutut anda kaku setelah duduk, berbaring atau saat beristirahat malam? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 3. Apakah ada bengkak dilutut anda? Tidak ada Kecil Sedang Besar Parah 4. Apakah anda merasakan krepitasi atau gesekan dan mendengar suara klik atau sejenisnya setiap anda menggerakkan lutut? Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 5. Apakah lutut anda kaku saat bangun pagi? Tidak ada Jarang Kadang Sering Selalu 6. Apakah anda dapat meluruskan lutut? Penuh Banyak Sedang Sedikit Tidak sama sekali 7. Apakah anda dapat menekuk lutut? Penuh Banyak Sedang Sedikit Tidak sama sekali AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL) Pertanyaan berikut berhubungan dengan aktivitas sehari-hari yang terganggu atau terbatas karena gangguan pada lutut anda sejak seminggu yang lalu : 1. Apakah anda kesulitan turun tangga? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 2. Apakah anda kesulitan naik tangga? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 3. Apakah anda kesulitan bangkit dari duduk ke berdiri? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 4. Apakah anda kesulitan berdiri tegak? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 5. Apakah anda kesulitan mengambil benda dibawah sambil berdiri dengan menekuk lutut?

13 89 6. Apakah anda kesulitan berjalan dipermukaan datar? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 7. Apakah anda kesulitan masuk atau keluar mobil? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 8. Apakah anda kesulitan saat pergi atau berjalan untuk berbelanja? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 9. Apakah anda kesulitan memakai sepatu atau kaos kaki sambil berdiri? 10. Apakah anda kesulitan melepas sepatu atau kaos kaki sambil berdiri? 11. Apakah anda kesulitan bangkit dari tempat tidur? Tidak sama sekali Jarang Kadang Sering Selalu 12. Apakah anda kesulitan untuk berbaring ketempat tidur? 13. Apakah anda kesulitan saat mandi? 14. Apakah anda kesulitan untuk duduk? 15. Apakah anda kesulitan untuk jongkok di toilet? 16. Apakah anda kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga yang berat seperti menyekop, menyikat lantai dll? 17. Apakah anda kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga yang ringan seperti memasak, menyapu rumah, bersih-bersih, dll?

14 90 AKTIVITAS OLAHRAGA dan REKREASI (SPORT and RECREATION) Pertanyaan berikut berhubungan dengan aktivitas olahraga dan aktivitas rekreasi yang mengalami keterbatasan karena gangguan lutut anda sejak seminggu yang lalu: 1. Apakah anda kesulitan untuk jongkok? 2. Apakah anda kesulitan untuk berjalan? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 3. Apakah anda kesulitan untuk melompat? 4. Apakah anda kesulitan berjalan lalu memutar lutut? Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 5. Apakah anda kesulitan berlutut? KUALITAS HIDUP (QUALITY OF LIFE) Pertanyaan berikut berhubungan dengan kualitas hidup atau gaya hidup anda yang terganggu karena masalah lutut anda sejak seminggu yang lalu : 1. Seberapa sering anda menyadari masalah lutut anda? Tidak pernah Bulanan Mingguan Harian Selalu 2. Apakah anda memodifikasi gaya hidup anda untuk menghindari kegiatan yang berpotensi memperparah gangguan lutut anda? Tidak ada Sedikit Sebagian Banyak Semua 3. Bagaimana kesulitan hidup secara umum yang anda alami karena berkurangnya kemampuan fungsi lutut pada kehidupan anda? Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Parah 4. Secara umum, seberapa sering kesulitan yang anda alami dalam kehidupan karena lutut anda terganggu? Tidak pernah Jarang kadang Sering Selalu

15 91 c. Prosedur pelaksanaan Sonophorosis Diclofenac 1) Persiapan Alat a) Siapkan alat ultrasound dan diclofenac atau voltaren sebagai media penghantar b) pastikan tidak ada kerusakan pada alat dan kabel. c) Atur jarak alat dengan tempat terapi pasien, usahakan agar alat tidak terjangkau dari pasien serta tidak mengganggu gerakan dari terapis. b) Persiapan pasien a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur pemberian sonophorosis diclofenac b) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian c) Atur posisi pasien dengan daerah yang akan diterapi Berikan voltaren sebagai kontak medium pada daerah lutut d) Ratakan voltaren dengan tranduser sirkulasi pada daerah lutut, jangan biarkan transduser dalam keadaan statik karena akan menyebabkan burn atau luka bakar. c) Teknik aplikasi a) Nyalakan alat, atur intensitas, gelombang dan waktu b) Gerakan tranduser kearah sirkuler atau pun longirudinal pada area yang akan di terapi, jangan

16 92 biarkan tranduser dalam keadaan statik karena dapat menimbulkan burn atau luka bakar. d) Dosis Penentuan dosis ditentukan oleh intensitas dan waktu. Intensitas merupakan rata-rata energi yang dipancarkan tiap unit area dan dinyatakan dalam watt per unit meter persegi (W/cm2), sedangkan power adalah total output dan tranduser yang dinyatakan dalam Watt (W). Intensitas = Frekuensi Total power output (watt) ERA pada tranduser (cm2) : 6 kali terapi/ 3 kali seminggu Intensitas : 1,2 watt/cm 2 Waktu Gelombang : 5 menit : contineous e) Sesudah terapi a) Mesin ultrasound dimatikan (tekan tombol off) b) Daerah yang di obati di bersihkan dengan tissue ataupun dengan menggunakan handuk bersih. c) Kontrol efek yang diharapkan serta perhatikan juga efek samping yang mungkin timbul. b. Prosedur Pelaksanaan Ultrasound 1) Persiapan Alat a) Siapkan alat ultrasound dan gel sebagai media penghantar

17 93 b) Pastikan tidak ada kerusakan pada alat dan kabel yang terpasang. c) Atur jarak alat dengan tempat terapi pasien, usahakan agar alat tidak terjangkau dari pasien serta tidak mengganggu gerakan dari terapis. b) Persiapan pasien a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur pemberian ultrasound b) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian c) Atur posisi pasien dengan daerah yang akan diterapi Berikan gel sebagai kontak medium pada daerah lutut d) Ratakan gel dengan tranduser sirkulasi pada daerah lutut. c) Teknik aplikasi a) Nyalakan ultrasound, atur intensitas, gelombang dan waktu terapi b) Gerakan tranduser kearah sirkuler atau pun longirudinal pada area yang akan di terapi, jangan biarkan tranduser dalam keadaan statik karena dapat menimbulkan burn atau luka bakar. d) Dosis Penentuan dosis ditentukan oleh intensitas dan waktu. Intensitas merupakan rata-rata energi yang

18 94 dipancarkan tiap unit area dan dinyatakan dalam watt per unit meter persegi (W/cm2), sedangkan power adalah total output dan tranduser yang dinyatakan dalam Watt (W). Intensitas = Frekuensi Total power output (watt) ERA pada tranduser (cm2) : 6 kali terapi/ 3 kali seminggu Intensitas : 1,2 watt/cm 2 Waktu Gelombang : 5 menit : contineous e) Sesudah terapi a) Mesin ultrasound dimatikan (tekan tombol off) b) Baik daerah yang di obati di bersihkan dengan tissue ataupun dengan menggunakan handuk bersih. c) Kontrol efek yang timbul dan juga perhatikan terhadap efek samping yang mungkin timbul. c. Prosedur Pelaksanaan Hold Relax 1) Persiapan pasien a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur hold relax serta efek yang mungkin dirasakan saat mengkontraksikan otot. b) Posisikan pasien duduk di pinggir bed atau tidur telungkup. c) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian

19 95 2) Teknik aplikasi a) Suruh pasien mengkontraksikan otot dengan gerakan flexi atau ekstensi melawan tahanan yang diberikan terapis agar tida terjadi gerakan. b) Lakukan kontraksi isometrik selama 6 detik dengan 10 kali pengulangan yang diselingi dengan istirahat. c) Selama fase rileksasi, manual kontek tetap dipertahankan untuk mendeteksi bahwa pasien mampu benar-benar rileks. E. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Scale) akan terlihat perubahan kemampuan fungsional sebelum dan sesudah melakukan 6X terapi menggunakan perangkat lunak komputer SPSS (statiscal Program For Social Science). Dalam menganalisa data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan beberapa uji statistik, antara lain: 1. Uji persyaratan analisis a. Uji normalitas Normalitas Untuk menentukan bentuk uji statistik yang tepat, maka salah satu yang perlu diketahui adalah apakah data berdistribusi normal menggunakan uji parametrik dengan nilai P > α (0,05). Peneliti melakukan pengujian normalitas distribusi pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan

20 melakukan uji normalitas (Saphiro wilk test) karena jumlah sampel kurang dari 30 orang. 96 b. Analisis Homogenitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang dianalisis memiliki varian yang sama (homogen) atau berbeda (tidak homogen) menggunakan levene s test (Uji f) yang pada umumnya digunakan pada penelitian komperatif independef untuk mengetahui apakah pada awal penelitian sampel berangkat dari kondisi yang sama. Data distribusi normal menggunakan uji parametrik dengan nilai P > α (0,05). Sedangkan untuk data distribusi tidak normal menggunakan uji non-parametrik dengan nilai P < α (0,05). Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah : Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kemampuan fungsional sebelum intervensi antara kelompok perlakuan I dan II Ha : Ada perbedaan rata-rata tingkat kemampuan fungsional sebelum intervensi antara kelompok perlakuan I dan II. Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesis : Ho diteroma bila nilai P > α (0,05) Ho ditilak bila P < α (0,05)

21 97 2. Uji Hipotesis a. Uji hipotesis I Uji hipotesis untuk mengetahui intervensi Sonophorosis Doclofenac dan Hold Relax dapat meningkatan kemampuan fungsional akibat osteoarthritis tibiofemoral joint. Untuk uji signifikan dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan I digunakan uji T-Test Related. Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah: Ho : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax tidak dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. Ha : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesa : Ho diterima bila nilai p > α (0,05) Ho ditolak bila nilai P < α (0,05). b. Hipotesis II Uji hipotesis II untuk mengetahui intervensi Ultrasound dan Hold Relax dapat meningkatan kemampuan fungsional akibat osteoarthritis tibiofemoral joint. Untuk uji signifikan dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan II digunakan uji T-Test Related. Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah:

22 98 Ho : Intervensi Ultrasound dan Hold relax tidak dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis tibiofemoral joint. Ha : Intervensi Ultrasound dan Hold relax dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis tibiofemoral joint. Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesa : Ho diterima bila nilai p > a (0,05) Ho ditolak bila nilai P < a (0,05) c. Uji Hipotesis III Uji hipotesis III untuk mengetahui intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax lebih baik dari pada intervensi Ultrasound dan Hold Relax untuk meningkatkan kemampuan fungsional kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. Untuk uji signifikan dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II digunakan T- Tets Independent sampel. Adapun hipotesis yang ditegakan adalah: Ho : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax tidak lebih baik dari padaintervensi Ultrasound dan Hold Relax untuk meningkatan kemampuan fungsional kasus osteoarthritis tibiofemoral joint. Ha : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax lebih baik dari pada intervensi Ultrasound dan Hold Relax

23 99 untuk meningkatan kemampuan fungsional akibat osteoarthritis tibiofemoral joint. Dengan ketentuan hasih pengujian hipotesis sebagai berikut : Ho diterima jika P > α (0,05) Ho ditolak jika P < α (0,05)

Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur :

Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur : Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur : NYERI (PAIN) Pertanyaan berikut berhubungan dengan nyeri yang anda alami sejak minggu lalu: 1. Seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satunya pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KUESIONER DENGAN MENGGUNAKAN KNEE INJURY AND OSTEOARTHRITIS. INSTRUKSI : Kuesioner ini merupakan suatu alat untuk mengetahui adanya gangguan atau

KUESIONER DENGAN MENGGUNAKAN KNEE INJURY AND OSTEOARTHRITIS. INSTRUKSI : Kuesioner ini merupakan suatu alat untuk mengetahui adanya gangguan atau KUESIONER DENGAN MENGGUNAKAN KNEE INJURY AND OSTEOARTHRITIS SCORE ( KOOS ) Tanggal : Tanggal Lahir : / / Nama Lengkap : INSTRUKSI : Kuesioner ini merupakan suatu alat untuk mengetahui adanya gangguan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba modern seperti sekarang ini maka mudah sekali untuk mendapatkan semua informasi baik dalam bidang teknologi, bisnis, serta bidang kesehatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan 00 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data. Gambaran Umum Sampel Penelitian Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di instalasi rehabilitas medik bagian fisioterapi Rumah Sakit Islam Cempaka Putih

Lebih terperinci

Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan

Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan Lampiran 5 Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan Intervensi Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Ultrasound Frekuensi : 1MHz Intensitas : 1,0w/cm 2 Frekuensi : 1MHz Intensitas :1,0w/cm 2 Frekuensi :

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta pada tanggal 4 Maret sampai

BAB V PEMBAHASAN. Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta pada tanggal 4 Maret sampai 111 BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 14 orang sampel yang berasal dari instalasi rehabilitas medik bagian fisioterapi Rumah Sakit Islam Cempaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak dijumpai dibanding dengan penyakit sendi lainnya. Semua sendi dapat terserang, tetapi yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan pengetahuan serta teknologi memberikan dampak bagi segala bidang, khususnya dalam bidang ilmu kesehatan dan informasi. Meningkatnya ilmu pengetahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi tubuh termasuk sistim Musculuskeletal, diantaranya anggota gerak bawah yang sangat berperan penting sebagai penopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis merupakan penyakit rematik yang bisa mengenai sendi lutut dan rasa sakit sering ditimbulkan sihingga dapat mengakibatkan tidak mampu untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan teknologi memberikan dampak bagi segala bidang pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), menunjukkan bahwa kejadian osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria di antara semua

Lebih terperinci

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disabilitas (ketidakmampuan) baik secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi kehidupan setiap orang. Adanya nyeri pada lutut yang disebabkan oleh osteoarthtritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Balai pertemuan warga villa tangerang elok rw 10 Pasarkemis-Tangerang. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia melakukan aktifitasnya tidak pernah lepas dari proses gerak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam pembanguan nasional, telah di wujudkan dengan hasil yang positif dalam berbagai bidang, seperti adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat sehingga menimbulkan benbagai macam penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya pengetahuan masyarakat akan arti hidup sehat, maka ilmu kedokteran selalu di tuntut untuk memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian dilakukan selama 2 minggu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian dilakukan selama 2 minggu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan pada pasien dengan diagnose Sinusitis Maksilaris Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun yang sudah usia non produktif yang mengalami gangguan kesehatan. Seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan pembangunan disegala bidang kehidupan menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup manusia. Perkembangan tersebut memberikan

Lebih terperinci

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI) Lampiran 1 Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI) 1. Intensitas Nyeri a Saat ini saya tidak merasa nyeri (nilai 0) b. Saat ini nyeri terasa sangat ringan (nilai 1) c. Saat ini nyeri terasa ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan pola pikir masyarakat yang terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik menjadi berkurang, yang mengakibatkanterjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat studi eksperimental untuk melihat perbedaan pemberian antara latihan eksentrik m.gastrocmineus dan latihan plyometric dengan latihan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR SUPRACONDYLAR HUMERI DENGAN K-WIRE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J 100 090 02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis disebut juga penyakit sendi degeneratif yaitu suatu kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai dengan perubahan klinis, histologist,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat, dimana dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering ditemui, dengan progresifitas yang lambat, bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang saling berinteraksi dengan lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal dalam bergerak atau beraktivitas.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar belakang Sendi ekstremitas bawah, sendi panggul dan sendi lutut, juga kolumna vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak gerakannya dan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu dari negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia, sangat berkepentingan terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan

Lebih terperinci

I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK PENAMBAHAN LATIHAN PENGUTAN DENGAN EN TREE PADA INTERVENSI ULTRA SOUND DAN TENS UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI RSUP SANGLAH DENPASAR. I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam

Lebih terperinci

FORM ASSESMENT FISIOTERAPI. 2. Cara Berjalan : antalgic gait / bow leg gait / knock knee gait

FORM ASSESMENT FISIOTERAPI. 2. Cara Berjalan : antalgic gait / bow leg gait / knock knee gait FORM ASSESMENT FISIOTERAPI IDENTITAS PASIEN Nama : Tanggal Pemeriksaan : Umur : Pekerjaan : BB : TB : Index Masa Tubuh : PEMERIKSAAN KHUSUS I. Inspeksi 1. Postur : a. Deformitas : ya / tidak, jika ya?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan akan terjadi pada tubuh sejalan dengan semakin meningkatnya usia manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada semua organ dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi. Osteoarthritis tergolong penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi osteoarthritis merupakan suatu penyakit degenaratif pada persendiaan yang disebabkan oleh beberapa macam faktor. Penyakit ini mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sepanjang daur kehidupannya, manusia tidak akan terlepas dari gerak dan aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat. Berbagai macam penyakit yang banyak terjadi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: FITRIA ENDAH WIDYASTUTI J 100 050 022 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat berkembang pesat dan membawa dampak besar terhadap gaya hidup manusia. Salah satunya adalah semakin banyaknya

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL Oleh: SURATMAN NIM.J.100.050.005 Diajukan guna untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun negatif. Seiring dengan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit baik penyakit fisik maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah merupakan keadaan statis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua. Usia lanjut merupakan proses penuaan yang akan dialami oleh setiap individu tanpa ada seorangpun

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ( TENS ) PULSE BURST DAN ARUS TRABERT DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK DI LUTUT PADA USIA LANJUT SKRIPSI Disusun Oleh: WIWIK WIDIYASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah 14 BAB ² PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud dalam derajat kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp. CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian 130112110127 Nur Hamizah Nasaruddin 130110082001 PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.KFR (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSUP DR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat aktivitas masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

Lebih terperinci

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Di susun oleh : ALFIAN RUDIANTO J 100 090 049 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang lebih maju dan berkembang disertai dengan peningkatan teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan perilaku hidup, hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau 61 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau beberapa titik picu (trigger points) dan dicirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara, termasuk masyarakat Indonesia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif jenis eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak akan terlepas dari masa remaja. Masa remaja merupakan saah satu periode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan penyembuhan luka pada pasien. Subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan penyembuhan luka pada pasien. Subjek yang diteliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimen dengan jenis penilitian adalah kuantitatif. Sedangkan design penelitian ini termasuk design observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap orang mendambakan bebas dari penyakit, baik fisik maupun mental serta terhindar dari kecacatan. Sehat bukan suatu keadaan yang sifatnya statis tapi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya ilmu kesehatan, semakin maju juga tingkat kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang melakukan aktifitas fisik untuk menunjang hidup sehat, karena Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk hidup dan

Lebih terperinci

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda Apakah Anda menderita nyeri MAKOplasty pilihan tepat untuk Anda Jangan biarkan radang sendi menghambat aktivitas yang Anda cintai. Tingkatan Radang Sendi Patellofemoral compartment (atas) Medial compartment

Lebih terperinci

Gangguan Pada Bagian Sendi

Gangguan Pada Bagian Sendi Gangguan Pada Bagian Sendi Haemarthrosis ( Hemarthrosis ) Hemarthrosis adalah penyakit kompleks di mana terjadi perdarahan ke dalam rongga sendi - Penyebab (Etiologi) Traumatic nontraumatic Degrees - Gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak. Kebutuhan gerak ini harus terpenuhi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat adalah tujuan semua orang. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup individu adalah kondisi fisiknya sendiri. Sehingga manusia yang sehat sudah tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk, mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Nyeri Hasil evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS didapatkan hasil bahwa pada terapi ke-0 nyeri diam: tidak nyeri, nyeri tekan: nyeri ringan, nyeri gerak: nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia harus memiliki kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertebra memiliki struktur anatomi paling kompleks dan memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsi dan gerak tubuh. Patologi morfologi seperti HNP, spondyloarthrosis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia dalam bekerja dan beraktivitas selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja

Lebih terperinci

1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK

1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK PENAMBAHAN ELASTIC BANDAGE PADA INTERVENSI DIATERMI, ULTRASONIK DAN MASSAGE TRANSVERFRICTION DAPAT MENURUNKAN NYERI AKIBAT CEDERA LIGAMEN KOLATERAL MEDIAL LUTUT 1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.

Lebih terperinci

Prinsip Kerja Ultrasound Therapy

Prinsip Kerja Ultrasound Therapy ultrasound therapy writen by Nabila Souza at 12/15/2013 07:38:00 AM Fungsi Ultrasound Therapy Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik atau okupasi terapis untuk

Lebih terperinci

O 1 X 1 O 2 O 1 X 2 O 2

O 1 X 1 O 2 O 1 X 2 O 2 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian jenis Randomized Control Trial (RCT) Dalam rancangan ini, membagi subyek dalam 2 kelompok. Satu kelompok sebagai

Lebih terperinci