BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian dilakukan selama 2 minggu.
|
|
- Benny Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan pada pasien dengan diagnose Sinusitis Maksilaris Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan selama 2 minggu. B. Metode Penelitian ini bersifat Quasi eksperimen yang bertujuan untuk mempelajari perbandingan pengaruh efektifitas intervensi US dengan MWD untuk mengurangi nyeri pada Sinusitis Maksilaris Kronik Pada penelitian ini subyek penelitian berjumlah 14 orang yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama berjumlah 7 orang yang diberikan Ultrasound sedangkan kelompok yang kedua juga berjumlah 7 orang yang hanya diberikan intervensi MWD. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan pengaruh antara US dan MWD pada salah satu kelompok dalam hal mengurangi keluhan nyeri pada kondisi Sinusitis Maksilaris Kronik. Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran Visual Analogue Scale (VAS). Hasil pengukuran intensitas nyeri kemudian akan dianalisa dan dibandingkan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakukan II.
2 1. Kelompok perlakuan I Pada kelompok ini sampel subyek penelitian diberikan intervensi Ultrasound. Sebelum perlakuan dilakukan pengukuran nyeri dan hidung tersumbat dengan menggunakan instrument Visual Analogue Scale (VAS) untuk mengetahui tingkat nyeri dan hidung tersumbat yang dirasakan akibat Sinusitis Maksilaris Kronik. Provokasi nyeri yang dilakukan adalah dengan mencari palpasi pada daerah maksillaris kemudian melakukan kompresi/penekanan pada daerah tersebut selama 5 detik kemudian tekanan dilepaskan selama 8 detik dan diulang 3 kali kemudian subyek penelitian diminta untuk memberikan tanda rasa nyeri yang dirasakan setelah pemberian kompresi pada formulir yang berisi instrumen Visual Analogue Scale (VAS). Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemberian intervensi US dan sesudahnya dilakukan kembali pengukuran nyeri dan hidung tersumbat pada Sinusitis Maksilaris Kronik juga dengan instrumen pengukuran yang sama yaitu Visual Analogue Scale (VAS) untuk mengetahui hasil dari intervensi yang diberikan. Skema 3 : 1 metode kelompok perlakuan 1 Ultrasound Keluhan Nyeri sebelum intervensi Keluhan Nyeri lebih berkurang
3 2. Kelompok perlakuan II Pada kelompok ini diberikan intervensi MWD. Sebelum perlakukan diberikan juga dilakukan pengukuran tingkat nyeri dan hidung tersumbat yang dirasakan subyek penelitian dengan menggunakan teknik palpasi dan provokasi pada daerah maksilaris yang sama serta menggunakan instrumen pengukuran Visual Analogue Scale (VAS) yang sama pula. Selanjutnya kelompok perlakuan ini diberikan intervensi MWD. Setelah diberikan intervensi tersebut dilakukan kembali pengukuran tingkat nyeri dan rasa hidung tersumbat dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) untuk melihat hasil intervensi yang telah diberikan tersebut. Skema 3 : 2 metode peralakuan 2 MWD Keluhan Nyeri sebelum Intervensi Keluhan Nyeri berkurang C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan keluhan sinusitis maksilaris kronis yang datang ke unit fisioterapi RS. Stroke Nasional Bukittinggi selama periode bulan februari 2013 sampai pertengahan maret Sampel dari berbagai profesi dari mulai PNS, wiraswasta, honorer dan sopir.
4 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik purposif sampling berdasarkan pertimbangan bahwa sampel yang diambil akan representatif jika sesuai dengan kriteria pengambilan sampel yang kami tentukan. Teknik ini juga dipilih berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan gambaran hasil pengujian suatu perlakuan terapi, dalam hal ini US dengan MWD dengan memilih subyek tertentu yang benar-benar mewakili kriteria yang telah ditetapkan. Subyek penelitian adalah semua penderita nyeri tekan pada kondisi Sinusitis Maksilaris Kronik yang dipilih melalui prosedur assesmen fisioterapi yang telah ditetapkan Tabel 3.1 Assesment pada Sinusitis Maksilaris Kronik No Tahap Assesment Hasil Temuan 1 Anamnesa Penderita Influenza, Alergi. Perokok, Perenang, Berada dilingkungan yang berdebu/kotor, tinggal dikawasan industry, berada ditempat bersuhu dingin/lembab 2 Tes Khusus Tes Palpasi pada daerah sinus yang timbul nyeri: Kondisi Sinusitis Maksilaris, terdapat nyeri pada pipi. Tes Perkusi pada daerah sinus yang timbul nyeri, dengan membandingkan daerah yang sakit dan yang sehat.
5 3 Pemeriksaan penunjang Laboratorium, untuk mengetahui alergi dari penyakit sistematik yang memicu sinusitis. X-Ray, Pada kondisi sinusitis akan tampak gambaran Fluid-Level CT-Scan, udara tampak hitam dan tulang tampak sangat putih. Daerah abu-abu di sinus menandakan kelainan, misalnya nanah, lendir atau kista Setelah dilakukan assesmen kemudian dibuat kriteria-kriteria dalam penelitian ini. Kriteria-kriteria yang ditetapkan berupa kriteria penerimaan, penolakan dan pengguguran. 1. Kriteria Penerimaan a) Subyek positif menderita nyeri akibat kondisi sinusitis maksilaris kronik yang telah di pilih berdasarkan prosedur assesmenr fisioterapi yang telah ditetapkan. b) Usia 20 sampai 50 tahun dan berjenis kelamin pria maupun wanita. c) Subyek bersedia bekerja sama dan mengikuti program penelitian. 3. Kriteria Penolakan a) Subyek dengan keadaan demam 4. Kriteria Drop Out a) Subyek yang tidak mengikuti terapi sebanyak 6 kali berturut-turut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. b) Sampel tidak datang lagi.
6 D. Instrument Penelitian 1. Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Variabel Dependen : Nyeri akibat Sinusitis Maksilaris Kronik. b) Variabel Independen : Intervensi US dan MWD. 2. Definisi Konseptual a) Nyeri sinusitis maksilaris kronis adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman emosional berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau sering di deskripsikan sebagai istilah adanya kerusakan jaringan yang dirasakan oleh pasien terutama pada daerah pipi (wajah) yang mungkin menyebar ke gigi di rahang atas. Adapun masalah lainnya dapat berupa kesulitan bernafas melalui hidung. Serta adanya postnasal drip yang menyebabkan bertambahnya jumlah lendir yang lebih kental dan berwarna kuning atau hijau. Dimana lendir ini banyak mengandung bakteri dan sel darah putih, sehingga menyebabkan aliran hidung tersumbat, sehingga sekresinya menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus dan akan menekan dinding sinus yang bertulang. b) Intervensi Ultrasound adalah salah satu modalitas fisioterapi yang secara klinis sering diaplikasikan untuk tujuan teraupetik pada kasuskasus tertentu termasuk kasus muskuloskeletal dan neuromuskuler. terapi ultrasound menggunakan energi gelombang suara yang tidak mampu ditangkap telingga manusia. US mempunyai efek mekanik
7 dan thermal yang mana dapat mempercepat penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan. c) Intervensi MWD adalah salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan stressor fisis berupa energi elektromagnetik. MWD mempunyai efek fisiologis dan efek teraupetik. Dimana dari efek tersebut akan terjadi peningkatan sirkulasi,normalisasi jaringan otot dan tendon, serta perbaikan metabolisme sehingga persepsi nyeri pada jaringan akan menurun. 3. Definisi Operasional a) Ultrasound Ultrasound adalah salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan gelombang suara dengan getaran mekanis membentuk gelombang longitudinal dan barjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi yang bervariasi. Efek biologis yang dihasilkan dari US, yaitu meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan, meningkatkan sirkulasi darah, relaksi otot, peningkatan permeabilitas membrane, pengaruh terhadap saraf perifer dan mengurangi nyeri pada sinusitis maksilaris kronik. Pelaksanaan terapi, Nyalakan alat,siapkan tranduser ultrasound lalu diberi jelly sesuai daerah yang diterapi, beri intensitas 1 W/cm2, selama 7 menit, Type continues, 1x/hari (5 kali berturut-turut), gerakan tranduser kearah sirkuler pada area yang terapi, jangan biarkan tranduser dalam keadaan statis karena dapat menimbulkan luka bakar.
8 b) Micro Wave Diathermy MWD mempunyai daya penetrasi dengan panjang gelombang 10 mm sampai 1 meter dan frekuensi 2450 MHz, dapat menimbulkan panas induktan untuk kebutuhan jaringan yang lebih dalam tanpa ada pemansan di permukaan. Sehingga arus mengumpul pada jaringan yang meradang dalam sinus. Tujuan pemberian MWD, yaitu untuk membantu mengencerkan lendir yang tersumbat di dalam sinus, maka akan mempercepat reabsorbsi pembengkakan atau peradangan. Selain itu, panas secara langsung dapat membantu resolusi dari inflamasi akut, vasodilatasi pembuluh darah dan rileksasi. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi penekanan pada dinding sinus serta dapat menurunkan nyeri. Pelaksanaan terapi, pasien tidur rileks, berikan penutup mata (kacamata google), pasang elektroda pada daerah sinus yang dirasakan nyeri, kemudian berikan dosis, selama 15 menit, dengan intensitas subthermal, dan frekuensi 1x/hari (6 hari berturutturut). c) Nyeri Sinusitis Maksillaris Kronik Obyek penelitian adalah nyeri dimana kualitas / intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan alat ukur Visual Analogue Scale. Visual Analogue Scale ( VAS ) adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10 cm garis, dimana setiap ujungnya diberi tanda dengan level intensitas nyeri ( ujung kiri diberi tanda tidak ada nyeri dan diujung kanan diberi tanda nyeri hebat /tak tertahankan ). Pasien diminta untuk
9 memberi tanda pada garis scala VAS yang tidak diberi angka dengan pensil sesuai dengan level intensitas nyeri yang dirasakannya. Kemudian jaraknya diukur oleh fisioterapis dari batas kiri sampai pada tanda titik dari pasien ( ukuran mm), dan itulah skornya yang menunjukan level intensitas nyeri. Kemudian skore tersebut dicatat pada setiap sebelum dan sesudah intervensi untuk melihat kemajuan pengobatan /terapi selanjutnya. Fisioterapi dapat memperoleh data awal yang berarti dan kemudian skala tersebut digunkan pada setiap pengobatan berikutnya untuk memonitor apakah terjadi kemajuan Tidak Nyeri Nyeri Hebat Gambar 3.3. Skala VAS Adapun Prosedur Pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pada prosedur pengukuran sampel, peneliti menggunakan VAS (Visual Analogue Scale) dengan cara: a) Peneliti membuat sebuah garis lurus horizontal sepanjang 10 cm. b) Sampel diberi penjelasan untuk memberikan tanda pada garis tersebut pada daerah mana yang menggambarkan rasa nyeri yang ia rasakan selama provokasi diberikan. c) Sebelum intervensi sampel diminta untuk memberi tanda pada garis tersebut tingkat nyeri yang ia rasakan.
10 d) Setelah intervensi sebanyak 5 kali sampel diminta untuk memberikan tanda pada garis tersebut. e) Setiap pengurangan atau penambahan nyeri diukur dalam centimeter ( 0-10 cm). f) Setiap perlakuan, dilakukan tes palpasi daan pengukuran VAS sesudah intervensi dan skor nya dicatat. E. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran penurunan nyeri sendi lutut dengan menggunakan US dan MWD akan dilihat perubahan nyeri sinusitis maksilaris kronik sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan bantuan perangkat komputer. Teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan uji beda untuk mengetahui kemaknaan fungsi sendi lutut pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan menggunakan uji statistik antara lain : 1. Untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal maka digunakan uji normalitas data Shapiro Wilk Test. Adapun hipotesis yang ditegakkan adalah : Ho : Tidak ada perbedaan antara data kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan distribusi normal Ha : Ada perbedaan antara data kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan distribusi normal
11 2. Untuk mengetahui apakah varian data bersifat homogen atau tidak homogen, maka dilakukan pengujian homogenitas dengan menggunakan Levene s test (uji F). Adapun hipotesis yang ditegakkan adalah : Ho : Tidak ada perbedaan varian antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II Ha : Ada perbedaan varian antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. 1. Uji hipotesis I yaitu untuk mengetahui Intervensi US dan MWD dapat menurunkan nyeri pada sinusitis maksilaris kronik, maka digunakan uji signifikansi dua sampel yang saling berpasangan dengan dua alternatif pilihan. Apabila data berdistribusi normal menggunakan Paired- Samples t Test dan apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Wilcoxon singed rank test. Ho : Intervensi US dan MWD tidak dapat menurunkan nyeri pada sinusitis maksilaris kronik. Ha : Intervensi US dan MWD dapat menurunkan nyeri pada sinusitis maksilaris kronik. 2. Uji hipotesis II untuk mengetahui Interverensi US dan MWD dapat menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik, maka digunakan uji signifikansi dua sampel yang saling berpasangan dengan dua alternatif pilihan.
12 Apabila data berdistribusi normal menggunakan Paired-Samples t Test dan apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Wilcoxon singed rank test. Ho : Interverensi US dan MWD tidak dapat menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik. Ha : Interverensi US dan MWD dapat menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik. 3. Uji hipotesis III yaitu Intervensi US lebih baik dalam menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik. Uji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel independent, maka dapat menggunakan beberapa uji statistik. Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan Independent-Samples t-test (Uji T Sampel Independen) dan apabila data berdistribusi tidak normal menggunakan Mann-whitney U test. Adapun hipotesis yang ditegakkan adalah : Ho : Intervensi MWD tidak lebih baik dalam menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik. Ha : Intervensi US lebih baik dalam menurunkan nyeri sinusitis maksilaris kronik.
BAB I PENDAHULUAN. organisme berbahaya dan bahan-bahan berbahaya lainnya yang terkandung di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara Fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur kondisi udara dengan mempersiapkan udara inspirasi agar sesuai dengan permukaan paru-paru, pengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kepada masyarakat saja akan tetapi dapat juga merugikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak pembangunan di segala bidang, tidak hanya dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat saja akan tetapi dapat juga merugikan masyarakat. Hal yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Divisi Rehabilitasi Medik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada organ dan fungsi pernafasan, salah satunya hidung. Dimana hidung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat. Dampak pembangunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT
PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan pengetahuan serta teknologi memberikan dampak bagi segala bidang, khususnya dalam bidang ilmu kesehatan dan informasi. Meningkatnya ilmu pengetahun
Lebih terperinciPrinsip Kerja Ultrasound Therapy
ultrasound therapy writen by Nabila Souza at 12/15/2013 07:38:00 AM Fungsi Ultrasound Therapy Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik atau okupasi terapis untuk
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.
Lebih terperinciPENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI
PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI 1. Pengertian Nyeri The International Association for the Study of Pain memberikan defenisi nyeri, yaitu: suatu perasaan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
Lebih terperinciO 1 X 1 O 2 O 1 X 2 O 2
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian jenis Randomized Control Trial (RCT) Dalam rancangan ini, membagi subyek dalam 2 kelompok. Satu kelompok sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat, dimana dijumpai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glenohumeral joint merupakan sendi joint yang paling luas gerakannya di tubuh kita. Glenohumeral joint termasuk sendi peluru dengan mangkok sendi yang sangat dangkal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi tubuh termasuk sistim Musculuskeletal, diantaranya anggota gerak bawah yang sangat berperan penting sebagai penopang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang fisioterapi RS PKU Muhammadiyah Gamping. Subjek penelitian adalah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak berkembangnya teknologi dan pengetahuan, membuat semakin meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. Kesadaran atas kesehatan kadang kurang
Lebih terperinciPERBEDAAN TERAPI MICRO WAVE DIATHERMY
PERBEDAAN TERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN ARUS FARADIK DENGAN INFRA RED RADIATION DAN ARUS INTERUPTED DIRECT CURRENT PADA PENDERITA BELL S PALSY TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL WAJAH DI POLIKLINIK
Lebih terperinciBEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN
BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN DI BALAI KESEHATAN KARYAWAN ROKOK KUDUS Oleh : KUSWARDANI J 110 070 061 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang lebih maju dan berkembang disertai dengan peningkatan teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan perilaku hidup, hal ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup tempat Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. 4.1. Ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keadaan sehat merupakan dambaan bagi setiap orang,karena pada tubuh yang sehat seseorang dapat melaksanakan aktifitas fungsionalnya secara optimal, dengan demikian produktifitasnyapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik dua atau lebih gejala berupa nasal. nasal drip) disertai facial pain/pressure and reduction or loss of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EP3OS) tahun 2012, rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi pada hidung dan sinus paranasalis
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang paling sering ditemui, yang ditandai dengan kerusakan kartilago dan penyempitan celah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI
PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental untuk mengetahui pengaruh perbedaan nyeri pemberian parasetamol pre sirkumsisi dan ibuprofen post
Lebih terperinciINTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN
INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang berguna untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS) terapi TENS dan IR dengan TENS,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Okt Nop Des Jan Feb
BAB III METODOLOGI PENELITIAN No 1 2 3 A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian nantinya akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: FITRIA ENDAH WIDYASTUTI J 100 050 022 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik No.140-142 Medan, Sumatera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Poltekkes YRSU Dr.Rusdi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap orang mendambakan bebas dari penyakit, baik fisik maupun mental serta terhindar dari kecacatan. Sehat bukan suatu keadaan yang sifatnya statis tapi merupakan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat studi eksperimental untuk melihat perbedaan pemberian antara latihan eksentrik m.gastrocmineus dan latihan plyometric dengan latihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat berkembang pesat. Dimana sangat membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien. 2. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini merupakan kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
NASKAH PUBLIKASI PENDAHULUAN Latar Belakang punggung bawah (NPB) adalah salah satu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bawah dengan penyebab yang sangat bervariasi antara lain: degenerasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi. Osteoarthritis tergolong penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang untuk menghasilkan suatu gerakan, salah satunya adalah gerakan tangan.tangan adalah bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kehidupan modern yang semakin lama semakin kompleks, membuat banyak orang mengalami berbagai macam ketegangan, yang sering dimanifestasikan sebagai gejala somatik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini mengikutsertakan 61 penderita rinitis alergi persisten derajat
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini mengikutsertakan 61 penderita rinitis alergi persisten derajat ringan, sedang-berat dengan rerata usia subyek 26,6 ± 9,2 tahun, umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, insiden nyeri punggung bawah (NPB) belum diketahui dengan jelas dan biasanya lebih banyak terkena pada buruh (Hendarta,2009). Berbagai data yang ada di
Lebih terperinciBAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).
BAB I A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama adanya nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bawah. Nyeri
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN
Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan
Lebih terperinciKaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.
HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar
Lebih terperinciHasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Permasalahan- permasalahan yang timbul pada pasen bernama Ny. N, usia 62 tahun dengan kondisi Post Fraktur 1/3 proksimal Humerus sinistra adalah adanya nyeri tekan
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Alamat : Pekeerjaan : No. Telepon : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau
Lebih terperinci1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK
PENAMBAHAN ELASTIC BANDAGE PADA INTERVENSI DIATERMI, ULTRASONIK DAN MASSAGE TRANSVERFRICTION DAPAT MENURUNKAN NYERI AKIBAT CEDERA LIGAMEN KOLATERAL MEDIAL LUTUT 1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba modern seperti sekarang ini maka mudah sekali untuk mendapatkan semua informasi baik dalam bidang teknologi, bisnis, serta bidang kesehatan. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat, mencuci
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan
00 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data. Gambaran Umum Sampel Penelitian Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di instalasi rehabilitas medik bagian fisioterapi Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Masalah Dari sekian banyak anggota tubuh yang dimiliki dalam tubuh manusia, kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan keharmonisan aktivitas seseorang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi karakteristik subjek penelitian Dalam penelitian ini sampel sejumlah 40 orang yang berasal dari populasi mahasiswa Fakultas Fisioterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri menurut International Association For Study Of Pain / IASP yang dikutuip oleh Kuntono, 2011 adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau
61 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau beberapa titik picu (trigger points) dan dicirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat bersaing dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi guna bersaing untuk tercapainya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control group, dengan desain penelitian
Lebih terperinciKata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es
GASTER, Vol. 7, No. Agustus (56-573) PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN STIMULASI SARAF ELEKTRIK TENS DAN TERAPI ES TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN SIMPLE FRAKTUR DIRUANG PREMEDIKASI INSTALASI BEDAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-posttest with control group design. Observasi dilakukan
Lebih terperinciPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN Saya, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti atau yang membantunya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai macam teknologi telah digunakan untuk membuat segala pekerjaan menjadi lebih efisien. Komputer
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu sebagai kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan
Lebih terperinci(Assessment of The Ear)
Pengkajian Pada Telinga (Assessment of The Ear) RIWAYAT KESEHATAN Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Masa Lalu Pola Hidup dan Psikososial Review System 1. Keluhan Utama Kehilangan Pendengaran Nyeri Drainase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis
Bab 1 Pendahuluan A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis Berdasarkan durasi terjadinya nyeri, nyeri orofasial dapat dibedakan menjadi nyeri orofasial akut serta nyeri orofasial kronis. Nyeri orofasial akut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi bermotor untuk berpergian jarak jauh, karena kendaraan bermotor dianggap lebih efisien untuk memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak selektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan mudah. dalam beradaptasi terhadap lingkungan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang terdapat di dunia saat ini sangatlah variasi dan berkembang seiring berkembangnya modernitas kehidupan dan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara dengan jumah penduduk yang memasuki peringkat 5 besar penduduk terbanyak didunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia membuat
Lebih terperinciPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN Saya, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti atau yang membantunya,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif jenis eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and
Lebih terperinciBAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
14 BAB ² PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud dalam derajat kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini asma semakin berkembang menjadi penyakit pembunuh bagi masyarakat di dunia, selain penyakit jantung. Serangan yang terjadi akibat asma menjadi momok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Aktivitas yang dilakukan seseorang dalam menjalankan kehidupannya sangat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner
Lebih terperinci