BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN ANALISIS Penelitian tentang program pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang dilakulan oleh penulis ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara pelaksanaan program pensiun dilapangan dengan yang telah diatur dalam Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste Pasal 56, tentang perlindungan dan pelayanan sosial dimana pada pasal tersebut menyatakan bahwa 1) semua warga negara berhak atas perlindungan dan pelayanan sosial berdasarkan undang-undang, 2) negara wajib mengembangkan suatu sistem perlindung sosial sesuai dengan kemampuan nasional, dan 3) negara mendukung dan mengawasi kegiatan serta tata kerja lembaga-lembaga solidaritas sosial lainnya yang dikenal untuk kepentingan umum dan tidak bertujuan mencari keuntungan, berdasarkan undang-undang. Lingkup penelitian ini hanya membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aturan yang berlaku di Timor Leste berkenaan dengan sistem perpensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta masalah yang muncul dalam penerapan aturan perpensiunan Gambaran Singkat Obyek Penelitian Lembaga Funçāo Publica merupakan salah satu lembaga Independen yang dimiliki oleh pemerintah Timor Leste yang berdiri pada tahun 2009 dengan jumlah karyawan saat ini sekitar 160 orang. Lembaga Funçāo Publica didirikan dengan tujuan menyediakan layanan kepada seluruh pegawai negeri sipil di Timor Leste. Secara umum tugas utama Lembaga Funçāo Publica antara lain; menetapkan undang-undang khusus untuk kepegawaian Timor Leste, menyediakan informasi kepada seluruh pegawai negeri sipil berhubungan dengan 20

2 ketentuan dan aturan yang diberlakukan kepada pegawai negeri sipil, menetapkan golongan dan gaji bagi tiap-tiap pegawai negeri sipil sesuai dengan aturan yang berlaku, dan mengurus pengangkatan dan pemberhentian pegawai negeri sipil sesuai dengan aturan yang berlaku bagi pegawai negeri sipil di Timor Leste, 4.2. Profil Narasumber. Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah pegawai yang ada pada Biro Kepegawaian Lembaga Kepegawaian (Funçāo Publica), dimana jumlah narasumber bukan mewakili populasi melainkan mewakili informan yang hendak diperoleh guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka wawancara dilakukan secara personal yang dibagi dalam dua kategori yakni Director, Kepala Bagian pada Biro Kepegawaian Lembaga Kepegawaian (Funçāo Publica) selaku pihak yang bertanggung jawab atas internal pada Biro Kepegawaian Lembaga Kepegawaian Funçāo Publica dan kategori yang berikutnya adalah karyawan (staff yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berada dibawa kontrol setiap kepala bidang masing masing). Profil narasumber dapat dilihat dari tabel berikut : No. Posisi Jenis kelamin Tabel 1. Identitas Informan Total Umur Pendidikan terakhir 1 Direktor Laki-laki Kepala Bagian 3 Kepala Bagian Laki-laki 1 43 Perempuan 1 34 Lama bekerja S2 6 S2 6 S1 8 21

3 4 Staf Perempuan Staf Laki-laki Staf Perempuan PNS Laki-laki 1 40 Sumber data : Data primer SMA 1 SMA 1 SMA 1 S1 7 Berdasarkan tabel di atas, peneliti berhasil mewawancarai 6 orang narasumber dari Lembaga Funçāo Publica yang memenuhi kriteria sebagai narasumber, dan 1 orang Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Kesehatan Timor Leste, sehingga diperoleh narasumber dengan mayoritas laki laki yang berjumlah 4 orang dan perempuan berjumlah 3 orang Gambaran Umum Penerapan Sistem Perpensiunan di Timor Leste Timor-Leste adalah Negara merdeka dan berdaulat dengan Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) yang ditetapkan pada tanggal 20 Mei Dalam Konstitusi RDTL tersebut, terdapat salah satu pasal yang membahas mengenai perlindungan dan pelayanan sosial, yaitu pasal 56 ayat 1-3. Pasal tersebut berbunyi: 1) Semua warga negara berhak atas perlindungan dan pelayanan sosial, berdasarkan undang-undang, 2) Negara wajib mengembangkan suatu sistem perlindung sosial sesuai dengan kemampuan nasional, dan 3) Negara mendukung dan mengawasi kegiatan dan tata kerja lembaga-lembaga solidaritas sosial dan lain-lain yang dikenal untuk kepentingan umum dan tidak bertujuan mencari keuntungan berdasarkan undang-undang. 22

4 Selain itu, terdapat peraturan yang diatur dalam deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa 1948 dan Konvensi ILO No mengenai HAM dan pentingnya penerapan jaminan sosial bagi kesejahteraan warga Negara. Menindaklanjuti kebijakan yang tertera dalam Konstitusi RDTL, deklarasi PBB, dan ILO, maka Pemerintah Timor Leste mengeluarkan kebijakan dan ketetapan terkait masalah perlindungan sosial. Kebijakan tersebut ditetapkan seiring disahkannya UU No Pasal 59 mengenai estatuto da função pública (status Pegawai Negeri Sipil) yang mengatur mengenai skema pensiun yang ditetapkan secara terpisah. Berdasarkan pada UU No , maka dibuatlah Kebijakan mengenai perpensiunan pegawai negeri sipil pada tahun 2011, namun ketetapan tersebut sudah tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya karena terjadi pembengkakan anggaran dan ada beberapa hal yang dianggap tidak memenuhi standar (Belun, 2015). Pada tahun 2012 Pemerintah dibawah Institusi Lembaga Funçāo Publica telah berusaha merubah kebijakan mengenai sistem pensiun yang telah ada dengan kebijakan dan keputusan mengenai aturan perpensiunan Pegawai Negeri Sipil di Timor Leste. Perubahan terhadap kebijakan dan keputusan tersebut ditandai dengan dikeluarkannya kebijakan khusus pemerintah no. 6/2012 (29 Februari) dan Keputusan pemerintah no. 23/2012 (24 Mei) tantang regulasi transisi untuk jaminan sosial di usia tua, cacat dan kematian bagi pekerja Negara. Dari kebijakan dan keputusan tersebut diatas, Pemerintah Timor Leste bertujuan memberikan kompensasi guna memenuhi kebutuhan minimal bagi Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang 23

5 hilang akibat telah tibanya masa pensiun, cacat fisik dan mental serta bagi keluarga Pegawai Negeri Sipil yang ditinggalkan sesuai dengan Konstitusi RDTL Pasal 56 ayat 2, yang berbunyi; Negara wajib mengembangkan suatu sistem perlindung sosial sesuai dengan kemampuan nasional. Sistem pensiun yang berlaku saat ini menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil dapat berhenti dari tugas dan pengabdiannya kepada Negara saat memasuki usia 60 tahun (Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 8; 1). Selain itu, besarnya dana pensiun yang dibayarkan kepada para Pegawai Negeri Sipil yang telah purna tugas disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Pegawai Negeri Sipil dapat menikmati dana pensiun seumur hidup apabila mengalami cacat fisik. Namun, sistem dana pensiun di Timor Leste ini dianggap belum begitu memenuhi kriteria. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Pegawai Negeri Sipil yang masih bekerja, yang menyatakan bahwa nominal nilai dana pensiun yang diterima setiap bulan dirasakan sangat jauh dari kata memadai. Nominal dana pensiun yang diberikan tidak mampu memberikan jaminan kesejahteraan setelah purna tugas. Hal ini terjadi karena nilai nominal dana pensiun yang diterima hanya sebesar 75% dari gaji pokok terakhir (Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 22; besarnya dana pensiun bagi yang cacat mental/fisik ditentukan dengan aturan perhitungan. Selain itu, sampai saat ini Timor Leste belum menerapkan berbagai jenis tunjangan seperti tunjangan suami/istri, dan tunjangan anak. Selain nominal dana pensiun yang sangant kecil, kondisi tersebutlah yang membuat Pegawai Negeri Sipil di Timor Leste menjadi resah ketika memasuki usia pensiun. Selanjutnya, dalam menindaklanjuti aturan tersebut, terdapat dua hal yang masih menjadi pertimbangan pemerintah dalam 24

6 menetapkan sistem yang cocok dalam setiap kebijakan dan keputusan yang diambil terkait sistem pensiun Pegawai Negeri Sipil di Timor Leste, walaupun saat ini pemerintah telah menerapkan sistem pensiun manfaat pasti. Pertimbangan pemerintah tersebut didasari oleh meningkatnya jumlah calon pensiun setiap tahun yang sangat berpengaruh pada besarnya jumlah anggaran negara yang terus meningkat mengikuti naiknya jumlah angka pensiun di Timor Leste. Penbayaran atau pembagian dana pensiun masih dianggap tidak merata karena tidak dapat dibagikan secara serentak. Sistem dan masalah administrative inilah yang pada akhirnya menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang cocok bagi Pegawai Negeri Sipil di Timor Leste. Dalam pelaksanaan konstitusi RDTL Pasal 56, Pemerintah Timor Leste dapat dikatakan belum sepenuhnya berhasil, karena munculnya berbagai masalah terkait pelaksanaan sistem perpensiunan, khususnya dana pensiun. Secara umum, terdapat dua jenis dana pensiun yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti. Sistem pendanaan program pensiun di Timor Leste dilakukan dengan program pensiun manfaat pasti, dimana dana pensiun tersebut sepenuhnya ditanggung oleh Negara. Program pembayaran manfaat pensiun dilakukan untuk masing-masing dana pensiun usia tua, cacat dan kematian. Pembayaran manfaat pensiun dilakukan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Pemerintah No. 23/2012 Pasal 8, Pasal 14 dan 17, seperti dikutip dari wawancara dengan Kepala Bagian Kepengurusan Prosedur Administrasi sebagai berikut; setiap pembayaran dana pensiun bagi PNS usia minimum untuk mendapatkan hak pensiunnya adalah usia 60 tahun dan bagi yang berhak atas dana pensiun cacat fisik maupun mental adalah bagi mereka yang secara resmi dinyatakan benar-benar orang tersebut tidak dapat bekerja lagi, 25

7 sedangkan bagi PNS yang meninggal dunia yang berhak atas dana pensiun adalah suami/istri/anak yang ditinggalkan Pola pembiayaan pensiun terdiri dari seluruh beban pembayaran pensiun menjadi beban pemerintah. Sesuai dengan Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 8; 1) usia minimum untuk mendapatkan hak pensiun adalah usia 60 tahun; dan 2) pemerintah memperhitungkan harapan hidup terhadap lanjut usia tua di Timor Leste. Dengan diadakannya program pensiun sesuai pasal di atas menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar memperhatikan segenap Pegawai Negeri Sipil serta warga masyarkatnya yang telah tergolong dalam masa usia tua. Sejalan dengan hal tersebut, Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste pada Pasal 56 tentang perlindungan dan pelayanan sosial, menyatakan bahwa semua warga negara berhak atas perlindungan dan pelayanan sosial berdasarkan undang-undang. Atas dasar kebijakan tersebut, pemerintah Timor Leste menerapkan sistem pensiun bukan hanya terhadap Pegawai Negeri Sipil, namun dana pensiun tersebut juga diperuntukan bagi orang tua lanjut usia dan para Veteran Perang yang terdapat di tiga belas (13) Kabupaten di Timor Leste. Menurut data statistik, jumlah total pensiunan pada tahun 2006 mencapai 17,000 orang, dan saat ini jumlah pensiunan telah mencapai 86,000 orang. Namun, berdasarkan data yang ada dari tahun , yang telah mendapatkan hak pensiun hanyalah sejumlah orang, sedangkan dana yang dialokasikan untuk para pensiunan sejumlah juta USD (LaporanTim Ewer, 2015) Undang-Undang dan Aturan Perpensiunan Dalam memberikan perlindungan serta meningkatkan harkat dan martabat setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka Pemerintah Timor Leste berusaha kembali kepada apa yang menjadi tujuan negara. 26

8 Tujuan negara tersebut tertuang dalam Undang-Undang Administrasi Publik pada Pasal 137 ayat 1 yang berbunyi: Penyelengaraan Pemerintahan Umum bertujuan untuk melaksanakan kepentingan umum dalam hal menghormati kepentingan dan hak asasi warga negara, dan hak badan-badan konstitusional. Dengan mendasarkan pada tujuan Negara tersebut, dan yang telah dipertegas dalam deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa 1948 tentang HAM dan Konvensi ILO No , dapat dilihat secara jelas bahwa Negara berupaya untuk melaksanakan kepentingan umum dalam hal menghormati kepentingan dan hak asasi warga negara dan hak badanbadan konstitusionalnya, serta memberi perlindungan dan pelayanan sosial bagi kesejahteraan terhadap warga negaranya. Dengan demikian, melalui penegakkan transparansi peraturan, dalam hal ini peraturan pemberian pensiun, Pemerintah diharapkan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan perluasan kesempatan kerja. Selain itu, dalam kaitanya dengan batas usia, pemutusan hubungan kerja, dan kematian yang telah diatur dalam Konstitusi RDTL Pasal 56 ayat 1 dan 2, pemerintah sebagai pemberi kerja berkewajiban untuk membayar sejumlah uang pensiun dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima karyawan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Direktur Kepegawaian Komisi Pelayanan Publik dalam wawancaranya menyatakan bahwa: pada pasal 56 Konstitusi RDTL tentang Perlindungan dan pelayanan sosial terdapat pada ayat 1 dan 2, semua warga negara berhak atas perlindungan dan pelayanan sosial, berdasarkan undang-undang; dan negara wajib mengembangkan suatu sistem perlindung sosial sesuai dengan kemampuan nasional. 27

9 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Negara memiliki kewajiban untuk melindungi warganya yang tidak hanya diartikan sebagai suatu bentuk perlindungan tentang pertahanan dan keamanan, akan tetapi lebih mencakup pada segenap apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini adalah tunjangan hidup bagi Pegawai Negeri Sipil yang termasuk dalam keharusan yang perlu dilindungi oleh Negara khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi Negara. Dalam menindaklanjuti pasal 56 tentang perlindungan dan pelayanan sosial, maka lebih lanjut pernyataan Direktur Biro Kepegawaian Komisi Pelayanan Publik dalam wawancaranya mengatakan bahwa: Melalui pasal 56 ini, dikeluarkanlah undang-undang no. 8/2004 (16 Juni) pasal 59 tentang aturan yang mengatur skema pensiun ditetapkan oleh peraturan terpisah. Sehingga dalam pelaksanaannya dibentuklah perundang-undangan umum pelayanan sipil Timor Leste. Didalam wawancaranya, Direktur Biro Kepegawaian Komisi Pelayanan Publik menambahkan bahwa; Terdapat kebijakan pemerintah no. 6/2012 (29 Februari) tentang pengaturan transisi untuk jaminan sosial di usia tua, cacat dan kematian bagi pekerja negara dan Keputusan pemerintah no. 23/2012 (24 Mei) tentang regulasi transisi untuk jaminan sosial di usia tua, cacat dan kematian bagi pekerja Negara. Untuk masa sekarang kita sedang mengunakan aturan masa transisi, sambil menunggu kebijakan defenitif/kebijakan tetap dan dengan kebijakan tetap ini, ke depan akan mendapat perubahan demi manjawab tuntutan para pegawai negeri sipil guna pemenuhan kebutuhan dan penerimaan dana pensiun seumur hidaup dapat terlaksana. Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa walaupun telah mengunakan perundang-undangan, kebijakan dan keputusan pemerintah yang mengatur sistem dana pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil terutama mengenai jaminan sosial di usia tua, cacat dan kematian bagi pekerja negara, tetapi belum terealisasi secara maksimal karena 28

10 negara masih dalam masa transisi. Namun, pemerintah tetap berkomitmen dan berupaya untuk memberikan kesejahteraan terhadap warga negaranya. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya berbagai aturan dan kebijakan yang didalamnya terdapat program jaminan sosial, asuransi sosial bagi pemenuhan kebutuhan pekerja yang masih aktif terhadap berbagai resiko dan bagi pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja setelah masa pensiun. Berikut akan dibahas mengenai aturan dan syarat mendapatkan dana pensiun dan jumlah dana pensiun yang akan diterima berdasarkan ketentuan yang ada (Legislação Geral, Edisi 2). Bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah purna tugas atau telah mencapai batas usia pensiun 60 tahun, harus mengumpulkan berkas sebagai berikut: a) Surat permohonan perorangan calon penerima pensiun, b) Foto kopy KTP dan kartu indentitas Pegawai Negeri Sipil, c) Surat keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, e) Kartu Pegawai Negeri Sipil, f) Surat masa kerja asli dari Komisi Pelayanan Publik g) Foto kopy rekening bank Berikut rumusan manfaat pensiun untuk pembayaran pensiun manfaat pasti bagi yang akan memasuki masa pensiun dihitung berdasarkan rumus yang telah ditetapkan dalam Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 21; nilai bagi usia pensiun ditentukan dengan aturan perhitungan sebagai berikut: PV = SM x 0, 75, dimana PV = usia pensiun SM = nilai rata-rata 29

11 Contoh perhitungannya: PV = 120 usd x 0, 75 PV = 90 usd Bagi Pegawai Negeri Sipil yang nengalami kecacatan baik fisik/mental, kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi adalah: a. Surat permohonan perorangan calon penerima pensiun, b. Foto kopi KTP dan kartu indentitas Pegawai Negeri Sipil, c. Surat keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, d. Kartu Pegawai Negeri Sipil, e. Surat masa kerja asli dari Komisi Pelayanan Publik f. Foto kopi rekening bank g. Surat keterangan dari rumah sakit bahwa Pegawai Negeri Sipil bersangkutan tidak mampu melanjutkan pekerjaanya Berikut rumusan manfaat pensiun pada pembayaran pensiun cacat mental/fisik dihitung berdasarkan rumus yang telah ditetapkan dalam Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 22; besarnya dana pensiun bagiyang cacat mental/fisik ditentukan dengan aturan perhitungan sebagai berikut: PI = SM x 0, 75, dimana PI = pensiun cacat SM = nilai gaji rata-rata Contoh perhitungannya: PI = 100 usd x 0,75 PI = 75 usd 30

12 Sedangkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dalam masa aktif kerja, kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh suami/istri/anak adalah: a. Surat permohonan perorangan calon penerima pensiun, b. Foto kopi KTP dan kartu indentitas Pegawai Negeri Sipil, c. Surat keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, d. Kartu Pegawai Negeri Sipil, e. Surat masa kerja asli dari Komisi Pelayanan Publik f. Foto kopi rekening bank g. Surat keterangan Kematian h. Foto kopi surat nikah dan i. Akte kelahiran anak kandung Menindaklanjuti aturan pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, berdasarkan Keputusan Pemerintah no. 23/2012 pasal 18, yang berhak menerima manfaat pensiun adalah: a) pasangan dari penerima; b) anak kecil dari penerima atau tanggungan dari pasangan, termasuk yang belum lahir dan diadopsi oleh deklarasi peradilan. Yang berhak atas manfaat dana pensiun adalah anggota keluarga dari penerima manfaat pensiun pada usia tua, cacat dan yang telah secara hukum dinyatakan meninggal dunia. Hal tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah no. 6/2012 Pasal 19 berbunyi periode penerima pensiun diberikan kepada: a) pasangan hidup penerima tanpa anak kecil berhak menerima dana pensiun selama satu (1) tahun; b) pasangan hidup dari penerima dengan anak kecil dari pasangan, berhak atas dana pensiun sampai saat terakhir mencapai usia 17 tahun, hal ini sesuai kutipan wawancara dengan bapak Kepala Bagian Kepengurusan Prosedur Administrasi bahwa; 31

13 bagi PNS yang meninggal dunia, cara perhitungannya menggunakan tabel gaji dengan 2 cara yaitu; cara perhitungan untuk istri/suami, akan mendapatkan jumlah dana pensiun sebesar 65% sedangkan untuk anak akan mendapatkan 100%. Penerimaan dana pensiun untuk istri/suami yang masih aktif (tidak memiliki anak), berhak menerima dana pensiun selama 1 tahun, setelah mengenapi 1 tahun dana pensiun akan diberhentikan. Sedangkan, bila suami/istri meninggal dunia, dan memiliki anak, maka anak memiliki hak penuh atas dana pensiun tersebut sampai berumur 17 tahun, bila anak sudah berumur 17 tahun ketas, maka dana pensiun akan diberhentikan. Lain hal bila, anak pertama sudah mencapai 18 tahun dan anak tersebut masih memiliki adik kandung yang masih dibawah umur (0-17 tahun), maka dana pensiun akan dialihkan kepada anak ke dua atau berikutnya, sedangkan bagi PNS pensiun murni berhak atas dana pensiun sebesar 75 % kali gaji pokok. Program pensiun sesuai pada pasal 19 diatas bertujuan memberikan keberlangsungan pendapatan pasca pekerja meninggal dunia kepada janda/duda. Namun disisi lain nilai manfaat ini tidak mampu memberikan jaminan kesejahteraan kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini terjadi karena nilai nominal manfaat pensiun yang diterima sebesar 75% dari gaji pokok terakhir bagi yang pensiun normal dan bagi istri/suami/anak dari yang meninggal dunia berhak mendapatkan dana pensiun satu tahun dengan nominal 65% dan bagi anak yang ditinggalkan berhak atas dana pensiun selama usia masih dibawah 17 tahun dengan nilai nominal 100%. Berikut adalah prosedur yang perlu diikuti oleh peserta penerima dana pensiun regular, cacat fisik/mental dan yang meninggal dunia sesuai kutipan wawancara dengan Kepala Bagian Analisis dokumen; pada dasarnya semua telah diatur sesuai ketentuan dan prosedurnya pun jelas yaitu 1) calon pensiun memasukan surat permohonan pensiun di sertai semua dokumen resmi ke instansi dimana PNS bekerja;2) instansi terkait mencek semua dokumen sebelum mendapat persetujuan dari direktur umum untuk kemudian diserahkan ke biro kepegawaian; 3) biro kepegawaian mengverifikasi kebenaran berkas dan mengatualisasikan ke sistem SINGAP/sistem manajemen terpadu administrasi publik (sistem data base) mengenai gaji selama bekerja, selanjutnya mengirim berkas ke Kementrian 32

14 Dinas Sosial; 4) kementrian dinas sosial mengverifikasi dokumen, mencatat ke sistem pensiun guna pengambilan keputusan; 5) setelah semua aplikasi benar, diikuti dengan penghitungan gaji pensiun; 6) kementrian dinas sosial mencetak lembar kerja, mengirim ke dinas kepegawaian dan daftar gaji dikirim ke kementrian keuangan; 7) kementrian keuangan melakukan pengajian setiap bulan ke rekening bank peserta pensiun; dan 8) calon pensiun membawa bukti kartu penerimaan gaji pensiun (asli) ke kementrian dinas social. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa setiap pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang pensiunan regular, cacat fisik dan mental maupun yang meninggal dunia, sebelum mendapatkan hak pensiunnya perlu mengikuti dan mengisi beberapa pesyaratan yang telah ditentukan sambil menunggu proses kelanjutannya sampai calon pensiun benarbenar mendapatkan hak pensiunnya. Berikut data hasil pendataan Pegawai Negeri Sipil Timor Leste yang telah dilakukan oleh Lembaga Pelayanan Publik Biro Kepegawaian, bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memasuki masa pensiun, cacat fisik/mental dan yang telah meninggal dunia dari tahun 2012 sampai dengan tahun Tabel 2. Daftar PNS Pensiun dan Meninggal Dunia Resmi 2012 s/d 2015 No Tipe Pensiun Periode Pensiun TOTAL TOTAL P L Total P L Total P L Total P L Total P L Total 1 Pensiun Cacat Kematian Total :

15 Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah total Pegawai Negeri Sipil yang pensiun karena telah purna tugas sebanyak 185 orang, sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang pensiun karena telah meninggal dunia sebanyak 426 orang. Selanjutnya, dapat diketahui pula bahwapensiunan terbanyak terjadi pada tahun 2014, dengan jumlah laki-laki sebanyak 213 orang dan jumlah pensiunan perempuan sebanyak 47 orang. Tabel 3. Jumlah Usia Pensiun Berdasarkan Jenis Kelamin dari 2000 s/d 2015 Total No Jenis Kelamin PNS % 1 Laki-laki % 2 Perempuan % Total % Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah angka pensiun berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil laki-laki sebanyak 793 dengan prosentase 74%. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan hanya 280 orang, dengan prosentase 26 %. Tabel 4. Jumlah Usia Pensiun Berdasarkan Instansi Kementrian dari 2000 s/d 2015 No Instansi Kementrian Total PNS 1 Komisi Pelayanan Publik 1 2 Kabinet Kementrian 3 3 Kabinet Protokol Kementrian 2 4 Kabinet Perdana Menteri 2 5 Kementrian Administrasi Negara 47 34

16 6 Kementrian Pertanian dan Perikanan 11 7 Departemen Pendidikan kementerian Kehakiman 14 9 Kementerian Kesehatan Kementerian Sosial Soliadaridade 7 11 Kementerian Keuangan Kementrian Pekerjaan Umum Kementrian Ekonomi dan Perdagangan 2 14 Kementerian Hubungan Kerja Sama Luar Negeri 7 15 Kementrian Perhubungan dan Telekomunikasi Parlemen Nasional 4 17 kejaksaan Agung Republik Demokratik Timor Leste 1 18 Radio Televisi Timor Leste 2 19 Sekretaris Negara Urusan Pemuda dan Olahraga 1 20 Sekretaris Negara Urusan Keamanan Sekretaris Negara Urusan Pelatihan dan Ketenagakerjaan 3 22 Universitas Nasional Timor Lorosae 12 Total : 1073 Data pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa jumlah keseluruhan peserta Pegawai Negeri Sipil untuk semua kementrian adalah sebesar 1073 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan perincian jumlah pensiunan teratas adalah Pegawai Negeri Sipil dari Instansi Kementrian Pendidikan dengan total peserta pensiunan mencapai 762 orang Pegawai Negeri Sipil, di ikuti dengan instansi Kementerian Kesehatan dengan jumlah peserta Pegawai Negeri Sipil sebanyak 98 orang Pegawai Negeri Sipil, sedangkan Instansi Kementrian dengan jumlah pensiunan Pegawai 35

17 Negeri Sipil terendah adalah Komisi Pelayanan Publik dan Sekretaris Negara Urusan Pelatihan dan Ketenagakerjaan dengan masing-masing peserta 1 orang Pegawai Negeri Sipil. Tabel 5. Total Usia Pensiun Berdasarkan Kategori dari 2000 s/d 2015 No Kategori Golongan Total PNS 1 Teknik Senior/A 4 2 Teknik Senior/B 24 3 Teknik Profesional/C 40 4 Teknik Profesional/D 49 5 Teknik Profesional/E 72 6 Assisten/F 54 7 Assisten/G 54 8 Profesional Senior 0 9 Profesional Profesional N Profesional N Profesional N1D 2 13 Profesional N1E 5 14 Perawat Umum Junior B Assisten Perawat Perawat Profesional Junior A 2 17 TDTSP Geral Junior/A 3 18 TDTSP Geral Junior/B 2 19 Protokol Senior C Protokol Senior C Protokol Senior C5 3 Total :

18 Data di atas terlihat bahwa jumlah kategori pangkat/golongan yang telah memasuki masa pensiun dari tahun 2000 sampai dengan 2015, yang menduduki urutan teratas adalah kategori Professional dengan jumlah peserta sebesar 485 orang, sedangkan pada kategori Professional Senior adalah tidak ada yang masuk dalam daftar pensiun Tanggapan Pegawai Negeri Sipil Terhadap Sistem Pensiun di Timor Leste Kebijakan terkait dengan sistem pensiun Pegawai Negeri Sipil saat ini di Timor Leste, Pemerintah sedang menjalankan pembayaran dana pensiun dengan sistem manfaat pasti. Dengan adanya peningkatan jumlah pensiunan Pegawai Negeri Sipil setiap tahun dan mengingat pengeluaran dana pensiun akan semakin besar, maka pemerintah untuk masa yang akan datang telah merencanakan untuk menerapkan system iuran pasti untuk pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil. Kebijakan sistem pembayaran pensiun tersebut berfokus pada bagaimana menyiasati agar dana pensiun tidak membebani anggaran negara selamanya. Rencana perubahan sistem dan mekanisme pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil sejatinya akan diberlakukan pada tahun 2016 mendatang. Dengan diterapkannya sistem iuran pasti, maka gaji Pegawai Negeri Sipil akan di potong beberapa prosen sesuai aturan yang berlaku, dana ini sebagai simpanan bagi Pegawai Negeri Sipil untuk masa pensiun mendatang atau sebagai uang pengganti dana pensiun dari pemerintah. Bila hal ini terjadi, tentu akan berdampak pada kehidupan seorang Pegawai Negeri Sipil yang gajinya sangatlah minim, seperti pada kutipan tanggapan dari bapak Fransisco sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil pada Institusi / Lembaga Funçāo Publica bahwa; 37

19 Menurut pendapat saya, diterapkannya sistem iuran pasti tentu kondisi demikian akan sangat memberatkan seorang PNS yang gajinya sangat kecil. Mungkin orang tua yang anaknya masih duduk di bangku SMA atau Perguruan Tinggi, ini akan mengakibatkan orang bisa stress dan sakit menghadapi kondisi demikian, bagi saya ini sangat berat, sekarang bagaimana pemerintah bisa melihat lebih serius terlebih akan dilakukannya regime defenitivo/aturan tetap untuk masa yang akan datang. Selain itu, hal ini juga didukung dengan hasil wawancara bapak Rodolfo sebagai Pegawai Negeri Sipil pada dinas Kesehatan seperti pada kutipan berikut sebagai seorang PNS, saya melihat bahwa sistem perpensiunan yang kita anut sekarang adalah sistem manfaat pasti, bila pemerintah ingin menerapkan sistem iuran pasti, maka pemerintah melalui Lembaga Funçāo Publica harus mensosialisasikan aturan ini kepada seluruh PNS, sehingga seorang PNS bila saat menerima gaji bulanan dia tidak merasa kaget bahwa dulu saya menerima gaji sebesar ini, tapi sekarang dengan sistem ini saya menerima gaji sebesar ini saja, tentu hal ini sangat berpengaruh kepada kehidupan dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga sehari-hari. Menanggapi hal tersebut, dari hasil wawancara diketahui bahwa para Pegawai Negeri Sipil mengharapkan adanya sosialisasi mengenai kejelasan sistem pensiun yang sedang berlaku, terlebih didalam masa transisi perubahan sistem pensiun dari manfaat pasti ke iuran pasti. Selain itu, pemerintah perlu meninjau atau meneliti kembali hal-hal yang berkaitan dengan masalah pensiun yang terjadi di Timor Leste. Dengan demikian, diharapkan tidak ada kesalahapahaman antara pemerintah dan masyarakat Timor Leste terutama Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara. 38

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pada persoalan dan tujuan penelitian, Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan kualititatif yang didasarkan pada persoalan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Gaji. Pensiun. Tunjangan. Bulan Ketiga Belas. Tahun Anggaran 2016. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5888) PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PP NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PP NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN - 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PP NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN TANGGAL 28 JULI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

TABUNGAN HARI TUA (THT)

TABUNGAN HARI TUA (THT) TABUNGAN HARI TUA (THT) 1. Pengertian : Tabungan Hari Tua adalah Program Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan Asuransi Kematian. 2. Peserta : Peserta Program THT yaitu Pegawai

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. asuransi kesehatan. Penulis ditempatkan pada bagian operasional.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. asuransi kesehatan. Penulis ditempatkan pada bagian operasional. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memilih untuk melakukan kerja praktek di PT Askes (Persero) Regional V Bandung yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Pemberhentian / Pensiun Pegawai Negeri Sipil

Standard Operating Procedure. Pemberhentian / Pensiun Pegawai Negeri Sipil Standard Operating Procedure Pemberhentian / Pensiun Pegawai Negeri Sipil Bagian Kepegawaian Biro Umum dan Kepegawaian Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pemberhentian

Lebih terperinci

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN A. Sejarah Berdirinya BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI BKN,BKD dan INSTANSI VERTIKAL Propinsi/Kabupaten/Kota se-jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 1 Surakarta, 08 Nopember 2011 SOSIALISASI KETASPENAN PROSEDUR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN VETERAN, DANA KEHORMATAN VETERAN, DAN UANG DUKA VETERAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai. No.387, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Iuran Dana Pensiun. Pengembalian. Nilai Tunai. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBALIAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T No.280, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tunjangan. Dana Kehormatan. Uang Duka.Veteran. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2016 KEUANGAN. Hari Raya. Tunjangan. Tahun Anggaran 2016. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5889). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.152, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN> Gaji. Pensiun. Tunjangan. Bulan Ketiga Belas. TA 2014. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5552) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DALAM TAHUN ANGGARAN 2017 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

SKEMA PENSIUN PEGAWAI NEGARA

SKEMA PENSIUN PEGAWAI NEGARA SKEMA PENSIUN PEGAWAI NEGARA Dana pensiun PNS dan pejabat negara yang terus meningkat dinilai memberatkan anggaran negara. Pemerintah segera menetapkan perubahan skema dana pensiun melalui PP. Terbentur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, berbagai program pembangunan diarahkan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENSIUN DOSEN TETAP DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PEGAWAI NEGERI SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2O17 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SANTUNAN KEMATIAN

Lebih terperinci

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG SANTUNAN KEMATIAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan. administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan

I. PENDAHULUAN. sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan. administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Registrasi atau pencatatan penduduk sangat penting dalam upaya menertibkan administrasi kependudukan. Pembangunan administrasi kependudukan sebagai sebuah sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Hari Raya. Tunjangan. Tahun Anggaran 2017. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6064). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

Lebih terperinci

Pendataan Penerima KJP 2017 Tahap 1

Pendataan Penerima KJP 2017 Tahap 1 Pendataan Penerima KJP 2017 Tahap 1 Pengumuman dan Target Pendataan Tahun 2017 Tahap 1 : 1. Untuk semua siswa calon penerima KJP Tahun 2017 Tahap 1 harus dilakukan visitasi terlebih dahulu dan diinput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya seseorang dilahirkan dan tumbuh menjadi tua. Dalam masa tua tersebut seseorang tidak mampu lagi untuk bekerja secara produktif seperti sedia

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 2012 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DALAM TAHUN ANGGARAN 2016 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Gaji, Pensiun, atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri

2016, No Mengingat: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Gaji, Pensiun, atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri No. 899, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNS. Prajurit TNI. Anggota POLRI. Pejabat Negara. Penerima Pensiun/Tunjangan. Gaji/Pensiun/Tunjangan ke-13. Pemberian. Juknis. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEBAGAI PEGAWAI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.338, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana APBN. PT Askes. Pengelolaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERBITAN KARTU IDENTITAS ANAK DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2012 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. No.166, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-26.KP.10.09

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1952 TENTANG MENETAPKAN "UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG HAK PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI-PEGAWAI SERIKAT" (UNDANG-UNDANG DARURAT NR 25 DAN 34 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari

PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari Kusuma Putri NPM : 48211065 Kelas : 3DA02 Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Pendataan Penerima KJP 2016 Tahap 2

Pendataan Penerima KJP 2016 Tahap 2 Pendataan Penerima KJP 2016 Tahap 2 Pengumuman dan Target Pendataan Tahun 2016 Tahap 2 : 1. Untuk semua siswa calon penerima KJP Tahun 2016 Tahap 2 harus dilakukan visitasi terlebih dahulu dan diinput

Lebih terperinci

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam No.87,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pengangkatan Kembali. Kartu Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.529, 2016 KEMHAN. Veteran. Tanda Kehormatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TANDA KEHORMATAN VETERAN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2014 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.05/2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.05/2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.05/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRES/DEN REPUBLIK INDONES/i\

PRES/DEN REPUBLIK INDONES/i\ SALINAN PRES/DEN REPUBLIK INDONES/i\ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2009 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN RUU PPILN Harus Sejalan dengan Agenda Pembangunan Nasional: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, sudah sepantasnya

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2015 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

MENTER"! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTER"! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54/PMK. 05/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DALAM TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

vii Tinjauan Mata Kuliah

vii Tinjauan Mata Kuliah vii P Tinjauan Mata Kuliah emberhentian dan pensiun pegawai adalah bagian akhir dari suatu siklus manajemen kepegawaian, sehingga ketika mahasiswa mempelajarinya akan lebih baik jika telah membaca dasar-dasar

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI I. MANFAAT DANA PENSIUN : 1. Bagi Karyawan Menjamin kesinambungan penghasilan pada saat sudah purna tugas bagi dirinya sendiri, bagi istri/suami dan anaknya.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : DJ.IV/KEP/HK.OO.5/463/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

Jenis kelamin Perempuan 12 33,3 Jumlah % , ,6 Umur. S2 2 5,6 Jumlah % 1 s/d 5 th 16 44,4 Pengelaman kerja

Jenis kelamin Perempuan 12 33,3 Jumlah % , ,6 Umur. S2 2 5,6 Jumlah % 1 s/d 5 th 16 44,4 Pengelaman kerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1 Karakteristik Responden Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 36 auditor IGE RDTL. Dari 36 kuesioner yang dibagikan dikembalikan semua akan diolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.05/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pendataan Penerima KJP 2016 Tahap I Pengumuman dan Target Pendataan Tahun 2016 Tahap I :

Pendataan Penerima KJP 2016 Tahap I Pengumuman dan Target Pendataan Tahun 2016 Tahap I : Pengumuman dan Target Pendataan Tahun 2016 Tahap I : 1. Untuk semua siswa calon penerima KJP Tahun 2016 Tahap 1 harus dilakukan visitasi terlebih dahulu dan diinput baik untuk Penerima Baru atau Penerima

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2011 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2011 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap penduduk diberikan kesempatan untuk terlibat dengan proses pembangunan ekonomi Negara/ daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya jaminan sosial ketenagakerjaan terus berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Pada era tahun dua ribuan sistem penjaminan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989 PROGRAM PENSIUN 1. Pengertian : Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. 2. Peserta : 2.1 Peserta Program

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Republik Indonesia. Bahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Republik Indonesia. Bahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia pasti menghendaki rakyatnya hidup sejahtera, tidak terkecuali Republik Indonesia. Bahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 disebutkan bahwa:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.75, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. Keuangan. PNS. Pejabat Negara. Gaji Ketiga Belas. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5136) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci