BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Teguh Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Literatur Tinjauan literatur merupakan pembahasan teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian. II.1.1 Risiko Saham Pada umumnya dalam setiap alternatif investasi baik investasi besar maupun kecil mempunyai risiko. Risiko sendiri menggambarkan tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Menurut Husnan (2009:50) dalam melakukan suatu investasi, tingkat keuntungan yang diperoleh tidaklah pasti. Dalam keadaan seperti itu para pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertetu (expected return). Menurut Jones (2004:142) risiko adalah kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dalam suatu investasi akan berbeda dengan dengan pendapatan yang diharapkan (expected return). Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima menyimpang dari yang diharapkan. Semakin besar penyimpangan antara hasil sesungguhnya dengan hasil yang diharapkan, maka semakin besar risiko yang akan ditanggung. Berdasarkan definisi tadi maka seorang investor haruslah dapat 11
2 mengukur besarnya risiko suatu investasi yang dilakukan agar dapat mengurangi kerugian. Dalam suatu investasi, risiko dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis. Sedangkan risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai risiko total (Husnan, 2009:161). Umumnya risiko sistematis berasal dari faktor-faktor yang secara sistematik mempengaruhi perusahaan seperti kondisi perekonomian dan kondisi politik, baik nasional maupun internasional yang mempengaruhi semua perusahaan dibursa suatu negara. Ukuran dari risiko yang sistematis disebut juga dengan koefisien beta (β), yaitu ukuran yang menujukkan kepekaan tingkat keuntungan individual (individual return) suatu saham terhadap perubahan tingkat keuntungan indeks pasar (market return). Risiko tidak sistematis bersangkutan dengan risiko khusus perusahaan seperti gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal dan kejadian lain yang unik bagi perusahaan. karena kejadian tersebut pada hakikatnya adalah bersifat acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Penjumlahan dari risiko sistematik dan risiko tidak sistematik disebut dengan risiko total (total risk). Hal tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar
3 Deviasi Standar Risiko total Risiko tidak sistematik Gambar 2.1. Risiko Saham (Husnan, 2009:162) Risiko sistematis Jumlah sekuritas Beta suatu saham sebagai risiko sistematis mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) saham tersebut. Hubungan beta saham dengan required rate of return saham dapat dilihat dengan beberapa pendekatan: 1. Model Indeks Tunggal Dengan menggunakan data time series, beta saham dapat dihitung melalui hubungan fungsional (regresi linier) antara excess return of stock sebagai variabel dependent dan excess return of market portfolio (indeks pasar) sebagai variabel independent. Hubugan fungsional tersebut dikenal sebagai model indeks tunggal atau market model. Seperti pada persamaan (2.1). Ri = α + βi (Rm) e...(2.1) 13
4 Keterangan: Ri adalah tingkat keuntungan saham i α adalah konstanta βi adalah risiko sistematis (beta) saham i Rm adalah tingkat keuntungan saham e adalah error 2. Capital Assets Pricing Model Capital assets pricing model (CAPM) merupakan salah satu model keseimbangan. Dengan menggunakan model ini memungkinkan untuk menentukan pengukuran risiko, relevan dan bagaimana hubugan antara risiko untuk setiap aset apabila pasar modal dalam keadaan seimbang. Dalam model ini faktor risiko diukur dengan beta. Karena nilai suatu aktiva tergantung antara lain terhadap keuntungan yang layak dari suatu investasi sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi. Seperti pada persamaan (2.2).... (2.2) Keterangan: R it adalah return saham perusahaan ke-i pada bulan ke-t R ft adalah return aktiva bebas risiko R mt adalah indeks pasar pada bulan ke-t 14
5 β i adalah beta untuk masing-masing perusahaan ke-i II.1.2 Beta Saham Menurut Hartono (2010:375) Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa beta merupakan pengukur risiko sistematis (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio reltif terhadap resiko pasar. Sedangkan definisi Volatilitas, menurut Hartono (2010:365) Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-reurn suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode tertentu. Husnan (2009:166) mendifinisikan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan-perubaha pasar biasa disebut sebagai beta investasi. Mengetahui beta suatu sekuritas atau beta suatu portofolio merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta portofolio, maka beta masingmasing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing sekuritas. Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang akan dibentuk. Beta tidak lain 15
6 merupakan koefesien regresi antara dua variabel, yaitu kelebihan keuntungan portofolio pasar (excess return of market portfolio), dan keuntungan suatu saham (excess return of stock). Kalau digambarkan akan seperti Gambar 2.2. Excess return suatu saham β > 1 β = 1 β < 1 Excess return Portofolio pasar Gambar 2.2. Beta Saham (Husnan, 2009:166) Beta suatu saham yang ditunjukkan dari kemiringan garis yang menunjukkan hubungan excess return of market portfolio dengan excess return of stock. Karena koefisien regresi tidak lain adalah kemiringan garis tersebut maka semakin besar beta suatu saham, semakin curam kemirigan garis yang terdapat dalam gambar (dimana sumbu tegak adalah excess return of a stock dan sumbu datar adalah excess return of market portfolio) (Husnan, 2009: 166). 16
7 II.1.3 Mengestimasi Beta Beta perusahaan dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selajutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar, data akuntansi, dan data fundamental. Beta yang dihitung dengan data pasar disebut Beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut Beta akuntansi dan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut Beta fundamental. (Hartono,2010: 376) 1) Beta Pasar Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertetu. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi. 2) Beta Akuntansi Beta akuntansi dapat diestimasi dengan data akuntansi seperti laba akuntansi. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan data laba akuntansi. 17
8 3) Beta Fundamental Beta fundamental diestimasi dengan menggunakan variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko. Beaver, Kettler, dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel fundamental. Walaupun variabelvariabel tersebut secara umum dianggap bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak semuanya berhubungan dengan risiko. a) Dividend Payout Dividend payout diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Pada perusahaan yang mempunyai risiko tinggi, perusahaan lebih memilih membayar dividen payout lebih kecil karena dengan begitu perusahaan tidak perlu memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba menurun adalah tinggi. Dengan begitu dapat disimpulkan terdapat hubungan negatif antara risiko dengan dividend payout, yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. 18
9 b) Asset Growth Asset growth didefinidikan sebagai perubahan tingkat pertumbuhan tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. c) Liquidity Likuiditas diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar dibagi dengan utang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan Beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil risikonya. d) Asset Size Asset size diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan risiko. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga dianggap mempunyai Beta yang lebih kecil. e) Earning Variability Variabilitas laba diukur dengan nilai deviasi standar dari PER (Price Earning Ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi laba perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko 19
10 perusahaan, sehingga hubungan antara vairabel ini dengan Beta adalah positif. f) Accounting Beta Beta akunansi diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena beta akuntansi dan beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi keduanya mempunyai hubungan yang positif. II. 2 Penelitian Terdahulu Studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham pernah diteliti oleh Zion dan Shalit (1975) dengan judul Size, Leverage, and Devidend Record as Determinant of Equity Risk yang menghasilkan bahwa semua faktor tersebut berpengruh terhadap risiko sistematis. Hidayat (2001) juga pernah melakukan penelitian yang serupa yang menghasilkan financial laverege dan earning variability mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistematis. Sedangkan Sufiyati dan Ainun Na im (1998) meneliti pengaruh leverage operasi, leverage finansial dan ukuran perusahaan terhadap beta yang menghasilkan bahwa ukuran menpunyai pengaruh positif yang signifikan 20
11 tehadap beta saham, sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh konsisten terhadap beta saham. Hadianto dan Tjun (2009) meneliti pengaruh leverage operasi, leverage keuangan, dan karakteristik perusahaan terhadap risiko sistematik saham yang memperoleh hasil leverage operasi dan leverage keuangan sama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik saham. Al-Qaisi (2011) juga pernah meneliti hal serupa yng memperoleh hasil size dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Iqbal dan Ali Shah (2012) dan memperoleh hasil liquidity, operating efficiency, profitability, firm size, market value of equity, serta dividend payment mempunyai pengaruh signifikan. Suseno (2009) juga melakukan penelitian serupa dan memperoleh hasil hanya beta akuntansi dan curent ratio yang mempunyai pengaruh signifikan. Dapat dilihat pada tabel
12 Tabel 1.1 Review Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Masalah Variabel penelitian Hasil penelitian 1 Ben-Zion Size, leverage, dividend dan Shalit record, risiko saham 2 Sufiyanti dan Na'im 1975 Size, leverage, dan dividend record sebagai faktor penentu atas risiko saham 1998 Pengaruh leverage operasi dan leverage finansial terhadap risiko sistematik saham 3 Hidayat 2001 Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko sistematik saham perusahaan 4 Bram Hadianto dan Lauw Tjun Tjan 5 Yustiantomo Budi Suseno 6 Khaldoun M. Al-Qaisi 7 Muhammad Junaid Iqbal dan Dr. Syed Zulfiqar Ali Shah2 Sumber: Ringkasan Jurnal-Jurnal 2009 Pengaruh leverage operasi, leverage keuangan, dan karakteristik perusahaan terhadap risiko sistematik saham 2009 Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Beta Saham 2011 The Economic Determinants of Systematic Risk in the Jordanian Capital Market 2012 Determinants of systematic risk Leverage operasi, leverage finansial, ukuran, jenis industri, beta saham Financial leverage, likuidity, asset growth asset size, operating leverage, earning variability, beta saham Leverage operasi, leverage keuangan Operating leverage, asset growth, beta akuntansi, current ratio, asset size, earning variability Size, financial leverage,operating leverage, dividend yields, market capitalization, betweeninflation rate, between Liquidty,leverage,operating efficiency, profitability,firm size,growth,dividend payout,market value of equity Size, leverage, dan devidend record berpengaruh terhadap risiko saham Ukuran berpengaruh positif signifikan terhadap beta, sedangkan faktor lain tidak berpengaruh signifikan Financial leverage dan earning variability berpengaruh signifikan terhadap beta Leverage operasi dan leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan Beta akuntansi dan current ratio berpengaruh signifikan terhadap beta saham Size dan financial leverage berpengeruh signifikan terhadap beta Liquidty, operating efficiency, profitability, firm size, dividend payout, market value of equity 22
13 II.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Dalam melakukan suatu investasi, investor akan dihadapkan pada ketidakpastiaan atau risiko. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dalam melakukan suatu investasi. Dalam suatu investasi, risiko dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis. Sedangkan risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis. Penelitian ini menganalisis pengaruh size, financial leverage, dan fixed assets turnover terhadap risiko sistematis (β). Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, dibuat suatu kerangka kerja teoritis yang akan menjadi arahan dalam melakukan pegumpulan dan pengolahan data serta analisisnya. Seperti pada Gambar 2.3. Size Financial Leverage Ratio Beta Saham Fixed Asset Turnover Gambar 2.3 Ikhtisar Pemikiran Teoritis 23
14 II.3.1 Pengaruh Size Terhadap Beta Saham Variabel ini diprediksi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap risiko. Size perusahaan bisa didasarkan pada total penjualan. Pemilihan total penjualan sebagai size perusahaan karena investor tidak jarang melihat total penjualan perusahaan sebagai perkiraan besar kecil atau maju tidaknya suatu perusahaan. Dengan keadaan dan semua gejala yang terjadi pada tahun 2011, ingin mengetahui apakah mempengaruhi hubungan size yang didasarkan pada total penjualan tetap mempunyai hubungan negatif dengan risiko saham perusahaan. Ukuran yang didapat dari total penjualan ini merupakan seluruh pejualan yang dilakukan perusahaan. Total penjualan yang dihasilkan perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan aktivitas usaha. Total penjualan mencerminkan pertumbuhan perusahaan yaitu dengan melihat pertumbuhan penjualan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Semakin baik penjualan suatu perusahaan berarti semakin baik perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya, serta hal itu merupakan salah satu indikator yang menjadi daya saing perusahaan dalam suatu industri. Penelitian Zion dan Shalit (1975) mendapatkan hasil bahwa size berpengeruh secara negatif terhadap beta saham. Penelitian serupa juga dilakukan Hidayat (2001) dan memperoleh hasil yang sama. Total penjualan yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan telah mapan dan makin besar keuntungan yang diperolehnya. Perusahaan yang besar 24
15 diasumsikan memiliki risikoyang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan besar mempunyai akses yang lebih ke pasar modal sehingga memiliki risiko yang kecil. Hal ini menandakan bahwa nilai size diprediksi akan mempunyai hubungan negatif denga beta saham. Hipotesis 1: Size berpengaruh negatif terhadap beta saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45 II.3.2 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Beta Saham Menurut Sartono (2001:263) Financial leverege adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Pada dasarnya perusahaan yang menggunakan financial leverage bertujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya tetapnya. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan lebih rendah dari biaya tetapnya, akibatnya dividen yang akan diterima pemegang saham akan semakin kecil. Financial leverage menguntungkan kalau pendapat yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besat dari padapada beban tetapnya, begitupun sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa semakin besar tingkat financial leverage perusahaan maka semakin tinggi risiko financialnya. Penelitian Hidayat (2001) menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh secara positif terhadap beta saham. 25
16 Secara umun Financial leverage adalah proporsi penggunaan utang oleh perusahaan sebagai modalnya atau menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Financial leverage yang semakin tinggi sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka utang yang dimiliki akan semakin besar. Jika utang makin besar maka interest expense semakin besar yang membuat degree of financial leverage (DFL) makin besar, hal ini menunjukkan risiko keuangan perusahaan yang semakin besar. Degree of financial leverage sendiri adalah earning before interest and tax dibandingkan dengan earning before tax, yang berarti jika DFL semakin besar maka nilai interest expense suatu perusahaan semakin besar. Interest expense yang semakin besar menandakan total utang perusahaan yang semakin besar pula. Untuk penelitian digunakan leverage ratio yaitu total utang dibagi dengan total aktiva. Makin tinggi utang maka makin besar leverage ratio. Selanjutnya makin besar leverage ratio makin besar pula risiko keuangan perusahaan yang menyebabkan beta makin meningkat. Semakin besar risiko keuangan menunjukkan risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi ataupun sebaliknya. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis dua. Hipotesis 2 : Financial leverage berpengaruh positif terhadap beta saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45 26
17 II.3.3 Pengaruh Fixed Asset Turnover Terhadap Beta Saham Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:566) aktiva tetap adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen. Pengertian aktiva tetap dalam akuntansi yaitu semua aktiva berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa. Menurut Munawir (2004:240), mengemukakan bahwa Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) yaitu rasio antara penjualan dengan aktiva tetap bersihnya. Sedangkan menurut Sartono (2002; 120), menjelaskan bahwa perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto. Rasio ini menunjukan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor dalam menunjang penjualan perusahaan. Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap neto pada suatu perusahaan. Perusahaan yang dapat memanfaatkan aktiva tetapnya secara baik akan menghasilkan fixed asset turnover yang semakin kecil. Degree of operating leverage (DOL) adalah perbadingan antara penjualan dikurang biaya variabel di bagi dengan earning before interest and tax. Earning before iterest and tax salah satunya dipengaruhi oleh besar fixed cost. Makin besar fixed cost karena penggunaan fixed asset maka makin besar 27
18 DOL, yang berarti makin besar risiko bisnis perusahaan. Sebagai contoh, perusahan dengan capital intensive (padat modal) mempunyai risiko bisnis lebih besar dari pada perusahaan dengan laba intensive (padat karya). Perusahaan capital intensive menggunakan fixed cost relatif besar, namun variable cost relatif rendah, demikian pula sebaliknya. Dalam penelitian akan dipergunakan FATO. Makin tinggi FATO, makin besar fixed cost relatif terhadap variable cost. Hal ini menunjukkan risiko bisnis yang lebih besar dan akan menaikkan beta perusahaan. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis tiga. Hipotesis 3 : Fixed asset turnover berpengaruh positif terhadap beta saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45 28
BAB II L ANDASAN TEORI
BAB II L ANDASAN TEORI A. Teori dan Konsep 1. Efficiency Market Hypothesis (EMH) Secara umum, Beaver (1989) dan Hartono (2000) menyatakan pasar efesien sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Leverage Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang akan menimbulkan
Lebih terperincidibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Wai dan Patrick, dalam Panji dan Puji (2001) menyebutkan tiga pengertian tentang pasar modal sebagai berikut: 1. Definisi yang luas:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 7, No. 1, Edisi Maret 2015, Hlm. 111-117 http: //www.tsm.ac.id/mb FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar keuangan ini meliputi kegiatan: pasar uang, pasar modal, pasar komoditi, pasar derivatif, dan pasar valuta asing.
Lebih terperinciNurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Risiko Investasi Pada Saham, pernah dilakukan oleh Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan Properti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang investor dalam melakukan investasi dihadapkan pada 2 hal, resiko dan return. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 telah memberikan dampak yang buruk pada hampir semua sektor, terutama sektor ekonomi. Banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham perusahaan. Penelitian ini penting karena dalam melakukan investasi, setiap
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hubungan antara karakteristik perusahaan dengan risiko sistematis baik parsial maupun simultan. Karakteristik perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang dimilikinya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat berfungsi sebagai sebuah sarana untuk mobilisasi dana yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini
24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Portofolio Portofolio optimal dapat ditentukan mengunakan model Markowitz atau model indeks tunggal. Harry M. Markowitz
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang dikutip dari situs http://bisniskeuangan.kompas.com, bahwa para investor Indonesia mulai tertarik untuk melakukan investasi dalam bentuk saham berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan (Signalling Theory)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling Theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan perusahaan terhadap keputusan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang digunakan untuk berbagai macam instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk
Lebih terperinciDi dalam dunia yang sebenamya hampir semua investasi. mengandung unsur ketidakpastian. Pemodal tidak akan tahu dengan pasti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Risiko Investasi Saham Di dalam dunia yang sebenamya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Pemodal tidak akan tahu dengan pasti hal yang
Lebih terperinciANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh : LISA WIDIASARI 0813315028 / FE / EA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pastilah mempunyai tujuan yang hendak dicapai sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran pemegang saham menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan perekonomian nasional semakin terpuruk, bahkan dampak dari krisis moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor, calon investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dana dari dalam maupun luar negeri. Kehadiran pasar modal menambah banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko tersendiri. Pemodal atau investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan diperoleh
Lebih terperinciPENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber daya yang tersedia untuk manajemen, bagaimana sumber dana diperoleh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya
Lebih terperinciBAB II TIMJAUAN PUSTAKA
BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya
Lebih terperinciPENGARUH OPERATING LEVERAGE
PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FIRM SIZE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM DENGAN FINANCIAL LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Studi Literatur atas Ukuran Risiko Berdasarkan Pasar Kemajuan besar di dalam teori keuangan terjadi ketika Harry Markowitz mempublikasikan artikelnya yang terkenal mengenai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan menerbitkan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan oleh
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN ASSET GROWTH TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN ASSET GROWTH TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh : SONNY ARIF FIRMADA SARJONO 0612010015 / FE / EM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang akan dikorbankan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian
BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa resiko berinvestasi dalam obligasi relatif kecil. Apabila investor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan sekuritas yang lebih beresiko apabila dibandingkan dengan sekuritas lain misalnya obligasi. Apabila investor berinvestasi pada obligasi maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan suatu wadah atau tempat untuk memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan
Lebih terperinciearnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis
BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko sebagai salah satu aspek penting dalam institusi keuangan yang harus diperhatikan keberadaannya. Risiko dalam berbagai aspek dunia bisnis, termasuk dalam institusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi
19 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja
Lebih terperincipara pemodal yang menyukai resiko, maka mereka akan memilih untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beta Saham. Beta adalah pengukur nsiko sisteinatik dan suatu sekuntas atau portolblio relatip terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuntas menunjukkan risiko sistemetiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan dua hal utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada umumnya investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Halim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP BETA SAHAM MANUFAKTUR DI BEJ TAHUN (STUDI KASUS PADA MISCELLANEOUS INDUSTRY)
ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP BETA SAHAM MANUFAKTUR DI BEJ TAHUN 1998-2002 (STUDI KASUS PADA MISCELLANEOUS INDUSTRY) Ramelan NIM. F.0200089 ABSTRAK Masalah yang hendak dicari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk kemudian digunakan ke sektor yang lebih produktif. Proses pembentukan modal
Lebih terperinciPENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Selain mengharapkan suatu imbal hasil, investor juga harus mempertimbangkan risiko yang akan timbul dalam berinvestasi pada suatu saham. Keadaan tersebut
Lebih terperinciTotal Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar
PENILAIAN SAHAM Saham adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan Jenis saham : 1. Saham biasa (common stock) 2. Saham preferen Karakteristik Saham Preferen: a. Hak preferen terhadap deviden: hak menerima
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman ISSN (Online):
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ISSN (Online): 2337-3792 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Sistematis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, terutama dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus menerus melakukan pengembangan, salah satunya yaitu melakukan perluasan atau ekspansi dalam usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu, Jogiyanto (2010). Dengan demikian diharapkan penundaan
Lebih terperinci