PENGARUH OPERATING LEVERAGE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH OPERATING LEVERAGE"

Transkripsi

1 PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FIRM SIZE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM DENGAN FINANCIAL LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ria Yonas Eka Putri 1, Rika Desiyanti 2, Yuhelmi 2 1 Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta riayonas_ekaputri@yahoo.co.id 2 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Abstract This research aimed to determine how the effect of operating leverage, firm size, dividend payout ratio and financial leverage on systematic risk of the stock, as well as the indirect effect of operating leverage, firm size and dividend payout ratio of the systematic risk of shares through financial leverage. The population in this research is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period and a sample obtained using purposive sampling method. In the method of data analysis used structural equation modeling (SEM) with AMOS 20.0 program assistance. From this research, the operating leverage, firm size, and the dividend payout ratio has no effect on financial leverage. Operating leverage and financial leverage has no effect on the systematic risk of the stock. Firm size has a positive effect on the systematic risk of the stock. Dividend payout ratio negatively affect the stock systematic risk. In the indirect relationship, there is no influence of operating leverage, firm size and dividend payout ratio of the systematic risk of shares through financial leverage. Key word : Systematic risk, Financial leverage, Operating Leverage, Firm Size, Dividend Payout Ratio Pendahuluan Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya kepada beberapa informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi seperti jenis investasi yang diinginkan, jumlah modal yang dibutuhkan, tingkat keuntungan yang diharapkan serta tingkat resiko yang akan dihadapi. Dalam pengambilan keputusan investasi, investor dihadapkan pada keadaan ketidakpastian. Hal ini mendorong investor untuk selalu mempertimbangkan resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap sekuritas. Gambaran resiko dan tingkat pengembalian saham dapat dinilai berdasarkan informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Husnan (2007) risiko terbagi menjadi dua, yaitu risiko tidak sistematik (unsystematic risk) yang merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor unik pada suatu sekuritas yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini antara

2 lain : kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi dan lingkungan kerja. Kedua risiko sistematik (systematic risk) merupakan risiko yang disebabkan faktorfaktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini antara lain : kondisi perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan kebijakan pajak. Jogiyanto (2003) meyatakan bahwa beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Risiko (beta) berasal dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karateristik pasar tentang saham perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi nilai beta adalah cylicality operating leverage dan financial leverage. Cylicality merupakan faktor yang menunjukkan seberapa jauh perusahaan dipengaruhi kondisi perekonomian (Jogiyanto, 2003). Kita tahu bahwa pada saat kondisi perekonomian membaik, semua perusahaan akan merasakan dampak positifnya. Demikian pula pada saat resesi semua perusahaan akan terkena dampak negatifnya, yang membedakan adalah intensitasnya. Operating leverage menunjukkan proporsi biaya perusahaan yang merupakan biaya tetap. Semakin besar proporsi ini semakin besar operating leveragenya. Perusahaan yang mempunyai operating leverage yang tinggi akan cenderung mempunyai beta yang tinggi, dan sebaliknya. Serta financial leverage dimana perusahaan yang menggunakan hutang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Semakin besar proporsi utang yang digunakan, semakin besar financial leveragenya. Kalau kita menaksir beta saham, maka kita menaksir beta equity. Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal sendiri akan menanggung risiko yang semakin besar. Karena itu semakin tinggi financial leverage, semakin tinggi beta equity. Perusahaan dengan operating leverage tinggi akan menunjukkan adanya kemungkinan risiko bisnis yang tinggi. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan kurang prospektif atau kemampuan memberikan kepada investor rendah. Firm size merupakan ukuran suatu perusahaan dimana perusahaan besar sering kali memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang menggunakan utang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Bila tidak berutang investor hanya menanggung risiko bisnis, tetapi apabila investor memiliki saham dari perusahaan berutang maka pemegang saham selain 2

3 menanggung risiko bisnis juga menanggung risiko keuangan. Financial leverage berarti penggunaan dana dari aset perusahaan dengan surat-surat berharga dengan tingkat pengembalian yang tetap (terbatas) yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sementara itu menurut Sartono (2001) financial leverage adalah penggunaan dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahawa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga akan meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan mendapatkan keuntungan lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukan kepada analisis keuangan dalam melihat trade-off antara resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan financial Perusahaan dengan leverage operasi yang tinggi akan cenderung berhati-hati dalam menggunakan utang untuk pendanaan, karena utang akan menambah beban tetap bagi perusahaan berupa beban bunga pinjaman. Pengaruh leverage operasi perusahaan dengan leverage keuangan diprediksikan akan berkorelasi negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) juga mengatakan bahwa Operating Leverage secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Financial Leverage. H1 : Operating leverage berpengaruh negatif terhadap financial leverage Perusahaan dengan size yang lebih besar dan telah berjalan dengan baik dapat dengan mudah memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan dalam memiliki akses ke pasar modal akan membuat perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dana dalam waktu yang singkat. Kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan dana akan membuat perusahaan semakin berkembang dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar. Dengan demikian, kesempatan untuk melakukan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar akan dimiliki oleh perusahaan dengan size yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan size yang lebih kecil. Pengaruh antara size dengan financial leverage didasarkan pada beberapa penelitian yang telah ada yaitu Erkaningrum (2008); Soedijatno, Mediawati dan 3

4 Widaningsih (2009) dan Joni dan Lina (2010) yang mengatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage. H2 : Firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage Dari penelitian yang dilakukan oleh Erkaningrum (2008) mendapatkan hasil bahwa divident payout ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage. Perusahaan akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham apabila jumlah hutang yang dimiliki perusahaan cukup besar. Laba yang diperoleh perusahaan akan lebih banyak ditahan (retained earning) dari pada akan dibayarkan sebagai dividen, karena manajemen perusahaan akan lebih memprioritaskan dana tersebut digunakan untuk melunasi hutang. Jika perusahaan memaksakan diri untuk tetap membayarkan dividen dalam jumlah besar maka perusahaan akan terus melakukan peminjaman, sehingga jumlah hutang perusahaan akan semakin besar dan beban perusahaan untuk tahun selanjutnya akan semakin besar pula. H3 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap financial leverage Degree of operating leverage (DOL) pada umumnya ditentukan oleh hubungan antara biaya tetap dan biaya total. Perusahaan dengan biaya tetap yang relatif tinggi dari biaya totalnya memiliki tingkat operating leverage yang tinggi. Pada tingkat DOL yang tinggi, EBIT atau operating income akan lebih sensitif terhadap perubahan penjualan. Tingginya sensitifitas operating income terhadap penjualan akan mengarah pada beta yang lebih tinggi. Jadi perusahaan dengan DOL yang tinggi cenderung memiliki beta yang tinggi. Hal ini dapat juga dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) bahwa operating leverage secara parsial berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham. H4 : Operating leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham Ukuran perusahaan digunakan untuk mengetahui total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan segala aset dan aktiva yang mereka miliki dalam melaksanakan kegiatan operasional yang bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal. Ukuran perusahaan menggambarkan intensitas kegiatan operasional perusahaan yang bersumber dari aset. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2007) mengatakan bahwa firm size berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko sistematis saham. H5 : Firm size berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham 4

5 Dividen sangat penting karena merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menganalisis prospek perusahaan. Jika perusahaan memotong dividen maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan dividen dengan risiko akan negatif, dimana jika risiko tinggi maka dividen akan rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kustini(2011) yang meneliti tentang pengaruh dividend payout ratio, return on asset dan earning variability terhadap beta saham syariah. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa dividend payout ratio (DPR) negatif berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah, artinya setiap perubahan DPR akan mengakibatkan pada penurunan beta saham syariah. H6 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham Financial leverage menggambarkan tingkat sumber dana hutang dalam struktur modal perusahaan. Penggunaan hutang yang relatif tinggi menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga yang tinggi pula, sehingga dapat meningkatkan risiko. Dengan menggunakan financial leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan laba perlembar lebih besar pada perusahaan laba sebelum bunga dan pajak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2007) dan Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mengatakan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham. H7: Financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham Penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mendapatkan hasil bahwa secara simultan variabel operating leverage dan firm size berpengaruh signifikan terhadap financial leverage. Secara parsial operating leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage. Sedangkan operating leverage, firm size dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa operating leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham. Teknik analisis yang digunakan adalah path analisys. H8: Operating leverage berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage Penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mendapatkan hasil bahwa secara simultan variabel operating leverage dan 5

6 firm size berpengaruh signifikan terhadap financial leverage. Secara parsial operating leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage. Sedangkan operating leverage, firm size dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa operating leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham. Teknik analisis yang digunakan adalah path analisys. H9: Firm size berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage Dari penelitian yang dilakukan oleh Erkaningrum (2008) mendapatkan hasil bahwa Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Financial Leverage. Kustini (2011) meneliti tentang pengaruh dividend payout ratio, return on asset dan earning variability terhadap beta saham syariah. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa dividend payout ratio (DPR) negatif berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah, artinya setiap perubahan DPR akan mengakibatkan pada penurunan beta saham syariah. H10: Dividend payout ratio berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage Metodologi Populasi penelitian dalam penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur periode Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2006). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan tahunan yang berturut-turut tanggal 31 Desember Perusahaan yang membagikan dividen secara berturut-turut dari tahun Data yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif, yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data prospektus perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana dari tahun

7 Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, independen dan intervening. Variabel dependennya adalah risiko sistematis saham. Variabel independennya terdiri dari operating leverage, firm size dan dividend payout ratio. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah financial leverage. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hubungan antar variabel seperti yang telah diurai pada bagian hipotesis, dibuat model dalam bentuh diagram path. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis data adalah mengembangkan model persamaan dalam bentuk diagram. Pada model ini ditunjukkan hubungan kausal antara variabel yaitu variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinyatakan dengan anak panah. Anak panah harus dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang langsung antara satu variabel dengan variabel yang lain, dan garis lengkungan menunjukkan korelasi antar konstruk. Pengolahan data untuk analisis jalur pada penelitian ini juga akan digunakan bantuan program Amos Penelitian ini akan melihat pengaruh operating leverage, firm size dan dividend payout ratio terhadap risiko sistematis saham dengan financial leverage sebagai variabel intervening. Pengolahan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan Amos Adapun tahapan analisis dalam Amos 20.0 adalah sebagai berikut : a. Chi-square dan probabilitas b. Goodness of fit indices c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) d. Adjusted goodness of fit index e. Expected Cross Validation Index (ECVI) Hasil dan Pembahasan Berikut ini merupakan hasil pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling(SEM) dengan bantuan program AMOS 20.0 : Tabel 1 Model Fit Summary Dari tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai chi-square yang digunakan untuk mengukur kesesuaian dan model secara keseluruhan menunjukkan hasil estimasi sebesar 2,002 dimana lebih besar dari nilai probabilitas yang disyaratkan. Hal ini 7

8 menunjukkan bahwa model yang dikembangkan sesuai (fit) dengan data penelitian. Nilai GFI dan AGFI menunjukkan hasil estimasi yang lebih besar dari yang disyaratkan dimana ini menunjukan bahwa model sesuai dan dapat menjelaskan data yang ada dengan baik. Pada nilai Root Mean Square Error of approximation (RMSEA) dapat dilihat bahwa hasil estimasi yang didapatkan lebih kecil dari yang disyaratkan yaitu sebesar 0,00, hal ini mengindikasikan bahwa model sesuai (fit) dengan model yang dikembangkan dan pada hasil estimasi Expected Cross Validation Index (ECVI) didaptkan hasil estimasinya kecil dari saturated model yaitu sebesar Dengan hasil estimasi sesuai (fit) dengan data yang dikembamgkan maka goodenss of fit statistic dapat diterima sesuai dengan yang disyaratkan. Tabel 2 Hasil Analisis dan Interprestasi Parameter Estimasi untuk SEM H1 menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh negative terhadap financial leverage, dari hasil penelitian ini konsentrasi operating leverage terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,001) dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridloah (2010). H2 menyatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap positif financial leverage, dari hasil penelitian ini konsentrasi firm size terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang positif (0,096) dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H2 ditolak, karena firm size tidak berpengaruh signifikan financial leverage. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang didapatkan oleh Joni dan Lina (2010). H3 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negative terhadap financial leverage, dari hasil penelitian ini konsentrasi dividend payout ratio terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,218) dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H3 ditolak, karena dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan financial leverage. 8

9 Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010). H4 menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini konsentrasi operating leverage terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,003) dengan nilai probabilitas 0,882 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H4 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Tjun Tjun (2009), yang menyatakan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham. H5 menyatakan bahwa firm size berpengaruh negative terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini konsentrasi firm size terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang positif (0,108) dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H5 ditolak, karena firm size memang berpengaruh signifikan risiko sistematis saham, tetapi dengan arah positif. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Sufiyati dan Na im (2007) yang mengatakan bahwa size berpengaruh positif signifikan terhadap risiko sistematis saham. H6 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini konsentrasi dividend payout ratio terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,421) dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H6 diterima, karena dividend payout ratio berpengaruh signifikan risiko sistematis saham dengan arah negatif. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kustini (2011) yang juga menemukan hubungan negatif antara dividend payout ratio dengan risiko sistematis saham. H7 menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini konsentrasi financial leverage terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang yang positif (0,106) dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H7 ditolak, karena financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. Hal ini juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Tjun Tjun (2009) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. 9

10 H8 menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi operating leverage terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,001) dengan nilai probabilitas 0,983 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H8 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai variabel intervening yang bearti bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage. H9 menyatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi firm size terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang positif (0,096) dengan nilai probabilitas 0,106 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H9 ditolak, karena firm size tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai variabel intervening yang bearti bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage. H10 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini konsentrasi dividend payout ratio terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,218) dengan nilai probabilitas 0,522 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H10 ditolak, karena dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai 10

11 variabel intervening yang bearti bahwa dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap financial leverage 2. Firm size tidak berpengaruh terhadap financial leverage 3. Dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap financial leverage 4. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham 5. Firm size berpengaruh positif terhdap risiko sistematis saham 6. Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham 7. Financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham 8. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage 9. Firm size tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage 10. Dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumya, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel maupun informasi-informasi lainya yang lebih memberikan pengaruh terhadap variabel risiko sistematis saham dan financial leverage sebagai variabel intervening. 2. Untuk penelitian mendatang perlu ditambah periode tahun pengamatan, sehingga dapat menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 3. Perusahaan disarankan untuk selalu memperhatikan apa-apa yang terjadi pada perusahaan, baik dari segi keuangan maupun efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya operasional yang ada didalam perusahaan, karena perusahaan yang mempunyai keuangan dan sumber daya operasional yang bagus akan memberikan daya tarik bagi para investor untuk menginvestasikan dananya. Daftar Pustaka Erkaningrum, Indri Faktor-Faktor Penentu Financial Leverage Dalam Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Analisis Volume 01, No. 02 Mei 2008 (ISSN : ). Program Studi Manajemen 11

12 Perusahaan ASMI Santa Maria Yogyakarta: Yogyakarta. Hadianto dan Tjun Tjun Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: Universitas Kristen Maranatha: Bandung. Husnan, Suad Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Cetakan ke-tiga. UPP AMP YKPN: Yogyakarta. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta. Joni dan Lina Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strukur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2 hal STIE Trisakti. Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE: Yogyakarta. Sekaran, Uma Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Salemba Empat: Jakarta. Soedijatno, Karli, Elis Mediawati dan Mimin Widaningsih Pengaruh Operating Leverage dan Firm Size Terhadap Financial Leverage dan Implikasinya Terhadap Risiko Sistematis Saham. Percikan : Vol. 102 Edisi Juli 2009, ISSN : Universita Pendidikan Indonesia. Sufiyati dan Na im, A., (2002), Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia, Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan, hal Kartikasari, Lisa Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ periode STIE YKPN: Yogyakarta. Kustini, Sri dan Selvi Pratiwi Pengaruh Dividend payout Ratio, Return On Asset Dan Earning Variability Terhadap Beta Saham Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3 No. 2 September 2011, pp , ISSN Universitas Negeri Semarang: Semarang. Ridloah, Siti Faktor Penentu Strukur Modal: Studi Empirik pada Perusahaan Multifinansial. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1, No. 2, Hal

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat menghubungkan pihak yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Variabel leverage operasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Leverage Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang akan menimbulkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan perekonomian nasional semakin terpuruk, bahkan dampak dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang investor dalam melakukan investasi dihadapkan pada 2 hal, resiko dan return. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat berfungsi sebagai sebuah sarana untuk mobilisasi dana yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR Arif Siswanto Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Dividen merupakan laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham perusahaan. Penelitian ini penting karena dalam melakukan investasi, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang dimilikinya,

Lebih terperinci

dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Wai dan Patrick, dalam Panji dan Puji (2001) menyebutkan tiga pengertian tentang pasar modal sebagai berikut: 1. Definisi yang luas:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang digunakan untuk berbagai macam instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi yang tidak stabil dewasa ini tidak menghilangkan minat investor untuk menanamkan kelebihan dananya keberbagai sektor industri. Dengan menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini 24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Portofolio Portofolio optimal dapat ditentukan mengunakan model Markowitz atau model indeks tunggal. Harry M. Markowitz

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO Oleh : Raharjo 1, Mafudi 2 dan Sunarmo 3 1 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata I pada Fakultas

Lebih terperinci

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) Dewi Anjarwani Mugiasih anjar_zoe@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Lebih terperinci

Anindita Syifa Maulidia. Alamat : Jl. H. Saidi IV no.16a Cipete Selatan, Jakarta Selatan Telp :

Anindita Syifa Maulidia. Alamat : Jl. H. Saidi IV no.16a Cipete Selatan, Jakarta Selatan Telp : PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FINANCIAL LEVERAGE, DAN CYCLICALITY TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 DAN 2011 Anindita Syifa Maulidia Alamat : Jl. H. Saidi IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang akan dikorbankan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal pada hakikatnya memiliki sifat yang sama dengan pasar barang atau pasar tradisional pada umumnya. Karena dalam pasar modal terdapat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 telah memberikan dampak yang buruk pada hampir semua sektor, terutama sektor ekonomi. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN RESUME SKRIPSI Oleh: Fauzi Amri 104081002572 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 7, No. 1, Edisi Maret 2015, Hlm. 111-117 http: //www.tsm.ac.id/mb FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. aset atau modal yang memiliki biaya tetap (hutang atau saham) dalam rangka

BAB II LANDASAN TEORITIS. aset atau modal yang memiliki biaya tetap (hutang atau saham) dalam rangka BAB II LANDASAN TEORITIS A.Teori-teori 1. Pengertian dan Jenis Leverage a. Pengertian Leverage Leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau modal yang memiliki biaya tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

Di dalam dunia yang sebenamya hampir semua investasi. mengandung unsur ketidakpastian. Pemodal tidak akan tahu dengan pasti

Di dalam dunia yang sebenamya hampir semua investasi. mengandung unsur ketidakpastian. Pemodal tidak akan tahu dengan pasti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Risiko Investasi Saham Di dalam dunia yang sebenamya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Pemodal tidak akan tahu dengan pasti hal yang

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Literatur Tinjauan literatur merupakan pembahasan teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian. II.1.1 Risiko Saham Pada umumnya dalam setiap alternatif investasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk kemudian digunakan ke sektor yang lebih produktif. Proses pembentukan modal

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung ³

Jl. Tamansari No.1 Bandung ³ Prosiding Manajemen ISSN: 2460-7261 Pengaruh Degree of Operating Leverage dan Degree of Financial Leverage terhadap Risiko Sistematis Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh : Retno Widuri

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh : Retno Widuri PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Retno Widuri (Dosen Fakultas Ekonomi UNSOED Purwokerto) Abstract The study titled "Impact On Financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya. Pembagian dividen periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal secara perlahan telah tumbuh menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari masyarakat melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan pasar modal sangat dibutuhkan dalam membangun perekonomian suatu negara. Lembaga pasar modal merupakan sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang bab ini meliputi sampel penelitian, sumber data, definisi variabel serta model analisis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah suatu hal yang ingin dicapai setiap individu, terutama kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan menerbitkan surat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu instrumen investasi untuk mendapatkan return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang berinvestasi dalam saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : RICKY EKO PRAKOSO NIM. B

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : RICKY EKO PRAKOSO NIM. B PENGARUH DIVIDEND YIELD, DPR, EPS, ROE DAN SIZE TERHADAP HARGA SAHAM (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis BAB III METODE PENELITIAN Didalam bab ini akan menjelaskan bagaimana cara penelitian ini akan dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis variabel yang digunakan, populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

Ratih Paramitasari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta ABSTRACT

Ratih Paramitasari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta ABSTRACT PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN SINGLE INDEX MODEL PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko tersendiri. Pemodal atau investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, OPERATING LEVERAGE

PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, OPERATING LEVERAGE PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, OPERATING LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HUBUNGAN INTERDEPENDENSI ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN FINANCIAL LEVERAGE Niati 1, Nelmida 2, Yuhelmi 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2. 1.1. Penilaian Saham Modal atau efek yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia pada umumnya berbentuk saham dan obligasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan semakin bertumbuhnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011) Choirul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai alternatif kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia memberikan banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam menyalurkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut UU No.8 tahun 1995, pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

Lebih terperinci