BAB IV ANALISA. Tugas Akhir Priesma Erahadyan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA. Tugas Akhir Priesma Erahadyan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA Geoffrey Broadbent dalam buku Design in Architecture (1973), mengemukakan satu pemahaman, bahwa: untuk perwujudan arsitektur, terdapat 3 (tiga) aspek atau sistem yang perlu ditinjau, yaitu: Manusia, Bangunan dan Lingkungan. Aspek manusia meliputi aspek perilaku manusia di dalamnya dan mempengaruhi tatanan susunan ruang sehingga membentuk program ruang. Pada aspek bangunan meliputi pengembangan tapak, bentuk bangunan, system struktur, dan material. Pada aspek lingkungan meliputi blok plan dan system kontrol lingkungan beserta faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi desain bangunan. IV.1. Analisa Aspek Manusia IV.1.1. Analisa pelaku, kegiatan, dan kebutuhan. Berdasarkan data dari hasil studi banding dengan sekolah musik dan asrama yang ada di sekitar Jakarta namun di tempat yang berbeda, maka rencana untuk kedepannya akan di bangun sekolah tinggi musik musik berserta asrama mahasiswa. Mahasiswa yang beraktifitas disekolah tinggi ini dapat tinggal di asrama yang sudah disediakan, sehingga mahasiswa tidak perlu susah untuk mencari tempat untuk tinggal sementara. Pengguna di bagi menjadi 2 kategori yaitu, pelaku untuk sekolah tinggi dan pelaku untuk asrama. o Pengguna untuk Sekolah Tinggi Musik : Pelaku utama dari bangunan sekolah tinggi ini adalah mahasiswa dan para pengajar dan karyawan Sekolah Tinggi Musik Jakarta. Table 9. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang 1 Ruang Kelas Dosen dan Belajar mengajar mata mahasiswa kuliah umum Ruang teori Semi Publik Dosen dan Praktek bermain band Ruang Latihan Bersama mahasiswa dalam 1 jurusan Jurusan. Semi Publik Dosen dan Praktek bermain drum mahasiswa bersama Ruang Latihan Drum Semi Publik Dosen dan Praktek bermain gitar mahasiswa bersama Ruang Latihan Gitar Semi Publik Dosen dan Praktek bermain bass mahasiswa bersama Ruang Latihan Bass Semi Publik Dosen dan Praktek bermain mahasiswa kayboard bersama Ruang Latihan Keyboard Semi Publik Sekolah TInggi Musik Jakarta 40

2 Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa Dosen dan mahasiswa 2 Fasilitas Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan Dosen, kayawan dan mahasiswa Dosen, kayawan, dan mahasiswa Dosen, kayawan, dan mahasiswa 3 Lobby Praktek bermain vocal bersama Praktek bermain drum individu Praktek bermain gitar individu Praktek bermain bass individu Praktek bermain keyboard individu Praktek bermain vocal individu Tugas Akhir Priesma Erahadyan Ruang Latihan Vocal Ruang Latihan Drum Pribadi Ruang Latihan Gitar Pribadi Ruang Latihan Bass Pribadi Ruang Latihan Keyboard Pribadi Ruang Latihan Vocal Pribadi Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Rekaman lagu / musik Ruang Recording Semi Publik Mencari literatur, dan materi yang berkaitan dengan musik Digital Library Semi Publik Beribadah (shalat) Musholla Publik Mengambil air suci Ruang wudhu Publik Makan, minum, ngobrol Kantin Publik karyawan menerima tamu Resepsionis Publik Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan 4 Ruang Pameran Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan 5 Office Menunggu orang Ruang tunggu Publik Buang air kecil / besar / cuci tangan Buang air kecil / besar / cuci tangan Toilet pria Toilet wanita Service Service Mempamerkan karya Show room Semi Publik Tempat menyimpan alat-alat Gudang gallery Semi Publik Rector Tempat bekerja rector Ruang Rektor Private Wakil rector Tempat bekerja wakil rector Ruang Wakil Rektor Private Sekolah TInggi Musik Jakarta 41

3 Kepala jurusan Tempat bekerja kepala jurusan Ruang Kepala Jurusan Private Dosen Tempat bekerja dosen Ruang Dosen Semi Publik Dosen, kayawan dan mahasiswa Tempat membahas tentang sekolah Ruang Rapat Semi Publik Karyawan Tempat bekerja bagian adminsitrasi Ruang Bagian administrasi Private Karyawan, mahasiswa, tamu Karyawan Karyawan Karyawan Kayawan, dosen, rector, wakil rektor Kayawan, dosen, wakil rektor Tempat penerimaan mahasiswa baru dan layanan mahasiswa Tempat bekerja bagian pendidikan & kemahasiswaan Tempat bekerja bagian teknis & perlengkapan Tempat bekerja Tata Usaha Buang air kecil / besar / cuci tangan Buang air kecil / besar / cuci tangan Ruang admisi dan layanan mahasiswa Ruang Bagian pendidikan dan kemahasiswaan Ruang Bagian teknis dan perlengkapan Ruang Bagian Tata Usaha Toilet karyawan pria Toilet karyawan wanita Publik Semi Publik Private Private Service Service Cleaning service Tempat istirahat OB Ruang OB Service Dosen & Karyawan Karyawan, & mahasiswa 9 Utilitas Karyawan Membuat minuman & makanan Pantry Service Mengadakan Rapat Ruang Rapat Semi Publik Menyimpan genset / pengoprasian Ruang genset Service Karyawan Pengecekan AHU Ruang A.H.U Service Karyawan Menyimpan Barang barang Gudang Service Karyawan Memproses limbah Ruang STP Service Karyawan Karyawan Mengecek dan mengatur Menyimpan genset / pengoprasian listrik Ruang panel Ruang pompa Service Service karyawan Menyimpan genset / pengoprasian trafo Ruang trafo Service 2 Sekolah TInggi Musik Jakarta 42

4 o Pengguna untuk Asrama Mahasiswa : Tugas Akhir Priesma Erahadyan Pelaku utama dari bangunan Asrama ini adalah mahasiswa, karyawan dan tamu Sekolah Tinggi Musik Jakarta. Table 10. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang 1 Hunian Mahasiswa Istirahat, latihan, Ruang tidur Single + mengerjakan tugas kamar mandi Private Mahasiswa Memasak makanan Dapur Bersama Semi private 2 Lobby Mahasiswa, tamu, karyawan menerima tamu Resepsionis Publik Mahasiswa, tamu, karyawan Menunggu orang Ruang tunggu Publik Mahasiswa, tamu, Bersosialisasi sesama karyawan mahasiswa Ruang bermain Publik Mahasiswa, tamu, karyawan Belajar bersama Ruang belajar Publik Mahasiswa, tamu, Bersosialisasi sesama karyawan mahasiswa, ngobrol Ruang bersama Publik Mahasiswa, tamu, Mendengarkan karyawan Materi Digital Ruang Audio Visual Publik Mahasiswa, tamu, Buang air kecil / Service Toilet karyawan besar / cuci tangan 3 Food court Mahasiswa, tamu, karyawan Makan Ruang makan Publik Karyawan Menjual makanan Retail makanan Publik Cleaning service Mencuci piring dan gelas habis makan. Ruang cuci Publik Cleaning service Tempat istirahat cleaning service Ruang OB Publik Mahasiswa, tamu, Buang air kecil / karyawan besar / cuci tangan Toilet pengunjung Service 4 Fasilitas lainnya Mahasiswa, tamu, Barbeque bersama, Ruang makan out door dan nongrong, makan. BBQ area Semi Publik Mahasiswa, tamu, Berolahraga Lapangan basket /futsal Publik Mahasiswa, tamu, Membeli keperluan karyawan sehari-hari Minimarket Publik Mahasiswa, tamu, karyawan Melakukan transaksi A.T.M Publik Mahasiswa, tamu, Memfoto copy materi karyawan / membeli alat tulis. Retail foto copy alat tulis. Publik Karyawan Mencuci pakaian dari penghuni asrama Ruang laundry Service Sekolah TInggi Musik Jakarta 43

5 Mahasiswa, Karyawan, Tamu Mahasiswa, Karyawan 5 Fitness Center 6 Mahasiswa, tamu, karyawan Mahasiswa, tamu, karyawan Mahasiswa, tamu, karyawan Mahasiswa, tamu, karyawan Area Kolam Renang Acara Pertemuan Ruang Serba Guna Publik Mengadakan Rapat Ruang Rapat Semi Publik Berolahraga Ruang fitness Semi publik Ganti pakaian setelah olah raga Ganti pakaian setelah olah raga Buang air kecil / besar / cuci tangan Ruang ganti pria Service R. ganti wanita Service Toilet Service Mahasiswa, tamu, Ganti pakaian Ruang ganti pria Service Mahasiswa, tamu, Ganti pakaian R. ganti wanita Service Mahasiswa, tamu, Bilas setelah berenang Ruang Bilas pria Service Mahasiswa, tamu, Berenang Kolam Renang Semi publik Mahasiswa, Tamu Bersantai santai Gazebo Area Semi Publik 7 Ruang Poliklinik Mahasiswa, tamu, karyawan Menerima tamu Resepsionis Semi Publik Mahasiswa, tamu, karyawan menunggu Ruang tunggu Semi Publik Mahasiswa, tamu, karyawan Periksa kesehatan Ruang periksa Private Karyawan Menyimpan obat Ruang obat Private 8 Office karyawan Mengurus administrasi Ruang administrasi private Karyawan kumpul security Ruang security private Karyawan Ganti pakaian Ruang ganti karyawan Service Karyawan Buang air kecil / besar / cuci tangan Toilet pria Service Karyawan karyawan Buang air kecil / besar / cuci tangan Menyiapkan makanan dan membuat minuman. Toilet wanita Pantry Service Private Sekolah TInggi Musik Jakarta 44

6 o Pengguna untuk Concert Hall : Pelaku utama dari bangunan Concert Hall ini adalah mahasiswa, Pengajar, karyawan dan Tamu Sekolah Tinggi Musik Jakarta. Table 11. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang Karyawan, mahasiswa, tamu Karyawan mahasiswa, tamu Karyawan, mahasiswa tamu Karyawan, mahasiswa, tamu Karyawan Menerima tamu Lobby Public Pengecekan barang barang Tempat mejual sourvenir Area Pengecekan Area Sourvenir Public Public Pameran Exhibition hall Public Tempat bekerja karyawan concert hall Ruang karyawan Private Karyawan Mengontrol Ruang Kontrol Private Karyawan Mengatur lighting dan sound system Green room private Karyawan Menyimpan file Ruang file private Artis Pertunjukan music, dll Panggung Public Karyawan, mahasiswa, tamu Artis dan crew Artis dan crew Karyawan, teknisi Artis dan crew Karyawan mahasiswa, tamu, dll Menonton pertunjukan / pentas Latihan sebelum pentas / pertunjukan Persiapan sebelum pertunjukan Mengatur lighting, suara, dll Merias artis sebelum pentas / pertunjukan Menjual tiket acara pertunjukan. Menunggu antrian tiket Ruang penonton Ruang latihan/ ruang pemanasan Ruang persiapan Ruang teknis Ruang rias Loket Tempat antri Public Public Privat Privat Privat Public Public Karyawan Menyimpan barang Gudang Service Artis dan crew Karyawan, mahasiswa, tamu Karyawan, mahasiswa, tamu Buang air kecil / besar / cuci tangan artis Buang air kecil / besar / cuci tangan Buang air kecil / besar / cuci tangan Toilet pemain Toilet pengunjung pria Toilet pengunjung wanita Service Service Service Sekolah TInggi Musik Jakarta 45

7 IV.1.2. Skema organisasi ruang. Organisasi bangunan sekolah Gambar IV.1. Organisasi Bangunan Sekolah Tinggi Organisasi ruang di bangunan sekolah ini terdiri dari beberapa kelompok ruang yaitu : hall masuk, lobby, R. kelas, studio individu, studio bersama, R. recording, studio jurusan, kantin, gallery, musholla, office, pantry dan R. rapat. Ruangan tersebut dapat diakses dengan melewati lobby. Organisasi bangunan asrama Gambar IV.2. Organisasi Asrama Mahasiswa Sekolah TInggi Musik Jakarta 46

8 - Organisasi ruang fitness Gambar IV.3. Organisasi ruang fitness Tugas Akhir Priesma Erahadyan R. ganti wanita Ruang fitness r. ganti pria WC shower WC shower Hall masuk Untuk organisasi ruang dari ruang fitness sendiri terdiri dari hall masuk, lalu area fitness dan juga terdapat ruang ganti pria dan wanita berikut shower dan juga WC di bagian ruang ganti tersebut. - Organisasi ruang makan Gambar IV.4. Organisasi ruang makan Toilet wanita Area cuci piring Ruang makan pantry Toilet pria dapur Hall masuk Ruang makan di Asrama mahasiswa ini adalah ruang makan bersama. mahasiswa yang ingin makan pada jam jam tertentu akan mengunjungi ruang makan. Namun ada pula retail makanan yang berjualan pada area ruang makan ini. Ruang makan ini akan menjadi tempat bersosialisasi bagi mahasiswa. Sekolah TInggi Musik Jakarta 47

9 - Organisasi swimming pool Gambar IV.5. Organisasi Swimming Pool Tugas Akhir Priesma Erahadyan R. ganti wanita Swimming Pool r. ganti pria WC shower WC shower Hall masuk Untuk organisasi ruang dari swimming pool sendiri terdiri dari hall masuk, lalu area fitness dan juga terdapat ruang ganti pria dan wanita berikut shower dan juga WC di bagian ruang ganti tersebut. - Organisasi lounge Gambar IV.6. Organisasi area lounge Ruang bermain Area outdoor Toilet wanita Toilet pria Area lounge Area belajar Ruang berkumpul Hall masuk Ruang lounge terdiri dari area belajar yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar bareng dengan mahasiswa lainnya dan terdapat area duduk dan area outdoor sebagai tempat bersosialisasi. Di lounge ini disediakan area bermain untuk menghilangkan kepenatan terhadap kuliah dan tugas-tugas kuliah serta dapat menjadi tempat bersosialisasi. Disediakan juga WC pria dan wanita masing masing 1 ruangan agar bila mahasiswa ingin ke WC tidak perlu keluar dari area lounge ini. Sekolah TInggi Musik Jakarta 48

10 Organisasi bangunan Concert Hall Gambar IV.7. Organisasi Concert hall Ruang Concert Hall terdiri dari ruang konser, ruang teknis, ruang latihan, ruang rias, ruang persiapan, toilet artis, toilet pengunjung, gudang, loket, antri tiket, lobby. Ruang konser ini memiliki lobby sendiri, dan loket tiket, tempat antri tiket serta kapasitas penonton yang ditampung diperkirakan 1200 orang karena ruang konser ini dapat pula disewakan kepada umum, tidak hanya dipakai untuk kegiatan sekolah tinggi music saja. Bangunan Concert Hall ini memiliki Akses pintu masuk sendiri karena jika gedung ini digunakan oleh umum maka tidak mengganggu proses belajar mengajar sekolah tinggi music ini. Sekolah TInggi Musik Jakarta 49

11 IV.1.3. Program ruang. Tabel 12. Analisa program ruang Tugas Akhir Priesma Erahadyan NO Jenis ruang Kapasitas Standart Luasan Total (m 2 ) + sirkulasi 20% A Asrama Mahasiswa 1 Hunian Ruang tidur Single + kamar mandi Sumber 246 ruang 15 meter meter meter 2 NDA Pantry 12 ruang 15 meter meter meter 2 NDA 2 Lobby Lobby 30 orang 1 meter 2 30 meter 2 36 meter 2 NDA Resepsionis 4 orang 3 meter 2 12 meter meter 2 Survey Ruang tunggu 30 orang 2 meter 2 60 meter 2 72 meter 2 Survey Ruang bermain 1 ruangan 100 meter meter meter 2 Survey Ruang belajar 70 orang 3 meter meter meter 2 NDA Ruang bersama 40 orang 3 meter meter meter 2 NDA Toilet pria 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Toilet wanita 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA 3 Food court Ruang makan 200 orang 1,2 meter meter meter 2 NDA Retail makanan 8 ruang 20 meter meter meter 2 Survey Ruang cuci 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 Asumsi Ruang OB 4 orang 3 meter 2 12 meter meter 2 Asumsi Toilet pengunjung 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA 4 Fasilitas lainnya Lapangan basket /futsal 1 lapangan 28 x 14 meter meter meter 2 NDA Minimarket 15 orang 3 meter 2 45 meter 2 54 meter 2 Survey A.T.M 4 orang 3 meter 2 12 meter meter 2 NDA Retail foto copy alat tulis. 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 Survey Ruang laundry 1 ruangan 20 meter 2 20 meter 2 24 meter 2 Survey 5 Fitness Center Ruang fitness 20 orang 3 meter 2 60 meter 2 72 meter 2 Survey Ruang ganti pria 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA R. ganti wanita 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA Toilet pria 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA Toilet wanita 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA 6 Area Kolam Renang Sekolah TInggi Musik Jakarta 50

12 Ruang ganti pria 6 orang 1.5 meter 2 9 meter meter 2 NDA R. ganti wanita 6 orang 1.5 meter 2 9 meter meter 2 NDA Ruang Bilas pria 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Ruang Bilas wanita 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Area gazebo 8 gazebo 6.25meter 2 50 meter 2 60 meter 2 NDA Kolam Renang x 24meter 228 meter meter 2 Survey 7 Ruang Poliklinik Resepsionis 3 orang 2 meter 2 6 meter meter 2 Survey Ruang tunggu 10 orang 1.2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Ruang periksa 1 ruang 9 meter 2 9 meter meter 2 Survey Ruang obat 1 ruang 9 meter 2 9 meter meter 2 Survey 8 Office Ruang administrasi 12 orang 5 meter 2 60 meter 2 72 meter 2 NDA Ruang security 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA Ruang ganti karyawan 4 orang 2 meter 2 8 meter meter 2 NDA Toilet pria 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Toilet wanita 6 orang 2 meter 2 12 meter meter 2 NDA Pantry 1 ruang 15 meter 2 15 meter 2 18 meter 2 Asumsi 9 Utilitas Ruang genset meter meter meter 2 Survey B Ruang STP meter 2 60 meter 2 72 meter 2 Survey Ruang panel meter 2 12 meter meter 2 Survey Ruang pompa meter 2 24 meter meter 2 Survey Ruang trafo meter 2 24 meter meter 2 Survey Sekolah Tinggi Musik Total luasan ruang 7468 meter 2 1 Ruang Kelas Ruang teori 10 Ruang 24 meter meter meter 2 NDA Ruang Latihan Drum 8 orang 9 meter 2 72 meter 2 87 meter 2 NDA Ruang Latihan Gitar 8 orang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Bass 8 orang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Keyboard 8 orang 7.5 meter 2 60 meter 2 72 meter 2 NDA Ruang Latihan Vocal 8 orang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Drum Pribadi 8 Ruang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan 8 Ruang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Sekolah TInggi Musik Jakarta 51

13 Gitar Pribadi Ruang Latihan Bass Pribadi 8 Ruang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Keyboard Pribadi 8 Ruang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Vocal Pribadi 8 Ruang 6 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Latihan Bersama 1 Ruang 48 meter 2 48 meter meter 2 NDA Ruang Sequencing 1 Ruang 24 meter 2 20 meter 2 26 meter 2 Survey Ruang Recording 4 Ruang 18 meter 2 18 meter meter 2 Survey 2 Fasilitas Ruang Control 4 Ruang 9 meter 2 9 meter meter 2 NDA Digital Library 200 orang 2.5 meter meter meter 2 NDA Musholla 50 orang 1.2 meter 2 60 meter 2 72 meter 2 NDA Ruang wudhu 2 ruangan 18 meter 2 36 meter 2 44 meter 2 NDA Kantin 40 orang 2 meter 2 80 meter 2 96 meter 2 Survey 3 Lobby Lobby 50 orang 1 meter 2 50 meter 2 60 meter 2 NDA Resepsionis 4 orang 3 meter 2 12 meter meter 2 Survey Ruang tunggu 10 orang 2 meter 2 20 meter 2 24 meter 2 NDA Toilet pria 5 orang 3 meter 2 15 meter 2 18 meter 2 NDA Toilet wanita 5 orang 3 meter 2 15 meter 2 18 meter 2 NDA 4 Ruang Pameran Show room meter meter meter 2 NDA 5 Office Gudang gallery 1 ruangan 20 meter 2 20 meter 2 24 meter 2 NDA Ruang Rektor 1 ruangan 30 meter 2 30 meter 2 36 meter 2 NDA Ruang Wakil Rektor 2 Ruangan 24 meter 2 48 meter 2 58 meter 2 NDA Ruang Kajur 3 Ruangan 9 meter 2 27 meter 2 36 meter 2 NDA Ruang Dosen 32 orang 5 meter meter meter 2 NDA Ruang Rapat 2 ruangan 72 meter meter meter 2 NDA Ruang staf administrasi Ruang admisi dan layanan mahasiswa Ruang Bagian pendidikan dan kemahasiswaan Ruang Bagian teknis dan perlengkapan 10 orang 5 meter 2 50 meter 2 65 meter 2 NDA 45 orang 4 meter meter meter 2 NDA 1 ruang 9 meter 2 9 meter 2 10 meter 2 NDA 1 ruang 9 meter 2 9 meter 2 10 meter 2 NDA Sekolah TInggi Musik Jakarta 52

14 Ruang Bagian Tata Usaha 1 ruang 9 meter 2 9 meter 2 10 meter 2 NDA Toilet karyawan pria 5 orang 3 meter 2 15 meter 2 18 meter 2 NDA Toilet karyawan wanita 5 orang 3 meter 2 15 meter 2 18 meter 2 NDA Ruang OB 1 ruang 9 meter 2 9 meter 2 10 meter 2 NDA C Total luasan ruang 2785 meter 2 Concert Hall Lobby meter meter meter 2 NDA Panggung 1 stage 200 meter meter meter 2 NDA Ruang penonton 700 orang 0.6 meter meter meter 2 NDA Exhibition Hall meter 2 30 meter 2 36 meter 2 NDA Area Sourvenir 12 stand 15 meter meter meter 2 NDA Kantor Concert Hall 20 orang 6 meter meter meter 2 NDA Ruang latihan/ ruang pemanasan 2 ruang 45 meter 2 90 meter meter 2 NDA Ruang persiapan 2 ruang 45 meter 2 90 meter meter 2 NDA Ruang teknis 2 ruang 50 meter meter meter 2 NDA Ruang rias 2 ruang 50 meter meter meter 2 NDA Loket 4 orang 3 meter 2 12 meter meter 2 NDA Tempat antri 50 orang 1 meter 2 50 meter 2 65 meter 2 Survey Gudang 2 ruang 20 meter 2 40 meter 2 52 meter 2 Survey Toilet pemain 2 orang 2 meter 2 4 meter meter 2 NDA Toilet pengunjung pria Toilet pengunjung wanita 10 orang 3 meter 2 30 meter 2 36 meter 2 NDA 10 orang 3 meter 2 30 meter 2 36 meter 2 NDA Total luasan ruang 2070 meter 2 Table 13. Analisa kebutuhan parkir Jenis Kendaraan Jumlah Standart Luas (m2) Sumber Mobil karyawan atau pengelola. Mobil mahasiswa dan tamu Bus sekolah tinggi 4 Motor Karyawan 25 Motor mahasiswa 125 2,5 x 5 m2 Sirkulasi 100% 2,5 x 5 m2 Sirkulasi 100% 4 x 9 meter 2 sirkulasi 100% 1 x 1.75 meter 2 Sirkulasi 100% 1 x 1.75 meter 2 Sirkulasi 100% 625 meter 2 NDA 2500 meter 2 NDA 288 meter 2 NDA 87.5 meter meter 2 Total Kebutuhan Lahan Parkir 3938 meter 2 NDA NDA Sekolah TInggi Musik Jakarta 53

15 IV.1.4. Analisa Hubungan Ruang Berdasarkan beberapa analisa diatas, maka dapat diketahui hubungan ruang dari ruang-ruang yang ada beserta sifat dan jenisnya sebagai berikut : Hubungan ruang sekolah Gambar IV.8. Hubungan Ruang Sekolah Hubungan ruang asrama Gambar IV.9. Hubungan Ruang Asrama Sekolah TInggi Musik Jakarta 54

16 - Hubungan ruang secara khusus Hubungan ruang foodcourt Hubungan ruang lounge Gambar IV.10. Hubungan Ruang Foodcourt Hubungan ruang kolam renang Gambar IV.11. Hubungan Ruang Lounge Hubungan ruang fitness Gambar IV.12. Hubungan Ruang Kolam Renang Gambar IV.13. Hubungan Ruang Fitness Sekolah TInggi Musik Jakarta 55

17 Hubungan ruang poliklinik Hubungan ruang concert hall Gambar IV.14. Hubungan Ruang Poliklinik IV.2. Analisa Aspek Bangunan IV.2.1. Analisa Bentuk masa dasar. Gambar IV.15. Hubungan Ruang Concert Hall Dalam mendesain bangunan bentuk masa dasar sangat menentukan wujud bangunan, disamping mencerminkan aktifitas didalamnya. Penentuan Bentuk Massa ditentukan berdasarkan Pertimbangan sebagai berikut : Kesan terhadap bangunan Hubungan antar kegiatan Sirkulasi dan pencapaian Penyesuaian dengan tapak dan lingkungan untuk mengoptimalkan potensi tapak, orientasi bangunan, dan karakter lingkungan sekitar. Fleksibilitas ruang agar memudahkan pengaturan dan hubungan antar ruang. Mengacu pada pola sirkulasi dan hubungan antar ruang. Bentuk-bentuk bangunan : Sekolah TInggi Musik Jakarta 56

18 Tabel 14. Tabel bentuk bangunan Tugas Akhir Priesma Erahadyan Bentuk Aplikasi Kelebihan Kekurangan Apartemen Avana E fisien Ruang T apak yang tidak terlalu luas. rientasi bangunan hanya 2 arah /terbatas Mandarin Hotel Bentuk masa dasar berdasarkan sifat suara M empunyai orientasi lebih banyak T idak frontal terhadap arah Barat/timu secara langsung Tabel 15. Tabel bentuk bangunan berdasarkan sifat suara Tidak efisien, karena sulit memanfaatk an daerah sudut bangunan. Sekolah TInggi Musik Jakarta 57

19 Sumber. dokumentasi pribadi Berdasarkan analisa perbandingan perbedaan bentuk massa bangunan, maka dapat disimpulkan bentuk massa bangunan yang cocok untuk bangunan sekolah tinggi music dan asrama mahasiswa adalah bentuk masa bangunan persegi panjang, karena bentuk persegi panjang sangat efisien dalam peletakan ruang, furniture, dan berdasarkan sifat suara bentuk persegi panjang bentuk yang lebih usefull untuk meredam suara dan memantulkan suara. IV.2.2. Analisa Pola dan Peletakan Massa. Pola peletakan massa berdasarkan karakter lingkungan dan kejelasan pemisah fungsi. Pola peletakan massa dikaitkan dengan fungsi kegiatan didalamnya sehingga memberikan kemudahan hubungan antar kegiatan. Tabel 15. analisa pola perletakan ruang Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokkan sejumlah orang sekunder Linier Suatu urutan dalam suatu garis dari ruang ruang yang berulang Radial Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang linier berkembang menurut jari - jari Sekolah TInggi Musik Jakarta 58

20 Cluster Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama menafaatkan suatu hubungan visual Grid Organisasi ruang ruang dalam daerah struktural grid atau struktur tiga dimensi lainnya. Berdasarkan analisis terhadap studi literatur dan juga studi banding maka pola perletakan massa menggunakan Linier, yang sesuai dengan pola kamar mahasiswa dan pola ruangan kelas serta studio yang linear. Sedangkan pada lobby menggunakan radial yang menjadi pusat dari ruang ruang yang ada, dimana nantinya lobby ini akan selalu dilewati ketika terjadinya sirkulasi keluar masuk di bangunan Sekolah Tinggi Musik & Asrama Mahasiswa. IV.2.3. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan. Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level sedangkan vertical untuk menghubungkan ruangan antar level. Sirkulasi Horizontal Tabel 16. Sirkulasi horizontal Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan Sekolah TInggi Musik Jakarta 59

21 Linier Menerus Bertekuk sesuai dengan bangunan Asrama Mahasiswa dalam hal efisiensi ruang cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur cenderung statis, membosankan. tidak efisien pada koridor ruang kelas dan kamar asrama. Berpotongan Bercabang Berbelok cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang sesuai dengan bangunan Asrama Mahasiswa dengan banyak unit hunian dan fasilitas cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur tidak cocok dengan bentuk asrama mahasiswa yang memanjang perlunya penunjuk arah yang jelas membentuk suasana yang patah/terhenti Melingkar cocok untuk bangunan pameran atau museum Sulit memberi aksen pada jenis ruang tertentu. Sumber : Dokumentasi pribadi dan web google Pola sirkulasi yang diterapkan pada bangunan Sekolah Tinggi Musik ini adalah pola sirkulasi menerus dan pola sirkulasi linear berbelok. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi pengunjung untuk mengakses ke tempat-tempat hunian serta ke beberapa fasilitas penunjangnya. Sedangkan untuk sistem koridor yang digunakan adalah double loaded. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengaturan jumlah tempat hunian dan Sekolah TInggi Musik Jakarta 60

22 pengaturan view ke pemandangan luar lebih maksimal. Dalam hal ini bangunan akan cenderung lebih memipih dan memanjang ke samping. Sirkulasi Vertikal Berikut tabel perbandingan beberapa sistem sirkulasi vertikal : Tabel 17. Analisa sirkulasi vertical Jenis sirkulasi Kelebihan Kekurangan Tangga (darurat dan sirkulasi) tidak menggunakan listrik fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan sekolah yang tidak tinggi. dapat dipakai setiap saat berguna di saat kebakaran melelahkan bagi yang menggunakan. Lift efisien waktu dan tenaga daya angkut yang besar tidak melelahkan cocok untuk sekolah tinggi & asrama mahasiswa saat mengangkut perabotan besar jika bangunan memiliki jumlah lantai yg banyak. butuh listrik butuh waktu untuk menunggu. Harga lift relative mahal. Ramp bernilai estetika efisien bagi trolley memudahkan bagi pengguna kursi roda. butuh space yang besar, kurang efisien untuk asrama mahasiswa. Sumber : Panduan sistem bangunan tinggi Menginat bangunan ini berfungsi sebagai tempat pendidikan (sekolah tinggi musik) dan hunian (Asrama Mahasiswa), maka sirkulasi vertikal yang digunakan dalam Sekolah Tinggi Musik adalah Ramp, Tangga dan Lift, sedangkan untuk Asrama Mahasiswa menggunakan Tangga dan Lift. Penggunaan tangga dan ramp dianggap lebih baik untuk menghemat penggunaan energi listrik. Sedangkan penggunaan lift dikarenakan bangunan Asrama Sekolah TInggi Musik Jakarta 61

23 Mahasiswa ini tergolong Low rise (8 lantai). Sirkulasi vertikal pada bangunan Asrama Mahasiswa berupa kombinasi antara penggunaan tangga dan lift. Bangunan Sekolah Tinggi dan Asrama Mahasiswa juga menyediakan sirkulasi vertical, yaitu : Tangga Darurat sebagai akses evakuasi penghuni bila terjadi kebakaran, gempa bumi, atau hal-hal yang tidak diinginkan. IV.2.4. Analisa Zoning Bangunan. Menurut Ir. Tin Budi Utami, M.T., umumnya, hal yang paling menentukan dalam penentuan zoning adalah hubungan ruang, orientasi matahari, dan kebisingan. Secara sederhana dapat digambarkan melalui diagram berikut : Zoning Horizontal Analisa zoning tapak atas dasar penempatan area dengan sifatnya ditambahkan dengan analisa- analisa lainnya. Gambar IV.16. Zoning Horizontal Sumber. Dokumentasi pribadi Perletakan zoning dengan pertimbangan area paling dekat jalan kembangan utama dan kembangan utama timur untuk ruang publik selain pada Sekolah TInggi Musik ini akan direncanakan ruang luar untuk performance / pertunjukan yang bisa di akses umum. Sekolah TInggi Musik Jakarta 62

24 Sementara bangunan yang bersifat semi publik seperti Sekolah Tinggi Musik diletakan lebih dalam agar berkesan lebih privat dan lebih elegan. Kemudian juga bangunan asrama mahasiswa ditempatkan pada paling belakang dimaksudkan untuk jauh dari area publik dan kebisingan yang di timbulkan dari luar hanya sedikit sekali karena pada bagian belakang hanya jalan kecil. Zoning Vertical Zoning vertical merupakan berdasarkan pertimbangan kenyamanan ruangan, misalnya bagian paling bawah atau basement untuk ultilitas-ultilitas bangunan seperti ruang genset, ruang pompa, ruang panel, dll. Lalu dilantai pertama untuk area yang sifatnya publik misalnya kantin, lobby, ruang belajar, ruang bersama, kantor, dll. dan diatasnya terdapat institut musik. Dan untuk asrama diletakan dipaling atas agar lebih private, dimana area untuk istrirahat bisa mendapat suasana lebih tenang. Gambar IV.17. Zoning Vertical Sumber. Dukumentasi Pribadi IV.2.5. Analisa Sistem Struktur bangunan. Sekolah TInggi Musik Jakarta 63

25 Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya masa bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, bencana angin, faktor biologis (hewan perusak), dan sebagainya. Struktur yang dipakai dalam bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswanya ini harus mempertimbangkan beberapa hal berikut: Jenis struktur yang efisien Struktur yang dapat mendukung bentuk bangunan Faktor teknis struktur, yaitu kekuatan, ketahanan, kestabilan, dll Sistem struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Sub Structure (Struktur Bawah) Struktur ini adalah sturktur yang langsung menyalurkan beban ke tanah sehingga perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu: Daya beban bangunan Kedalaman tanah keras pada tapak Daya dukung tanah Kondisi lingkungan sekitar tapak. Pada bangunan tinggi, umumnya digunakan fondasi dalam (fondasi tak langsung) baik berupa tiang pancang ataupun tiang bor (Juwana, 2005; 47). Dalam perencanaan fondasi tiang perlu dilakukan penyelidikan tanah, khususnya percobaan sondir untuk memperoleh nilai konus (Qc) dan jumlah hambatan pelekat (JHP = t). Nilai Qc dan nilai t ini diperlukan untuk menghitung kapasitas daya pikul satu tiang. Dewasa ini, dikenal banyak jenis fondasi tiang, di antaranya : Fankie Pile, Baja Profil H, Pipa Baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang pancang beton bertulang penampang bujur sangkar. Beban yang diterima oleh elemen struktur vertikal (kolom dan dinding geser) merupakan akumulasi dari beban beban lantai diatasnya, jadi makin ke bawah gaya aksialnya makin besar. Oleh sebab itu dimensinya pun makin ke bawah makin besar. Untuk struktur bahan beton (beton bertulang): Mutu beton yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. Sekolah TInggi Musik Jakarta 64

26 Prosentase tulangan pada kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih besar dibandingkan yang ada pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. Mutu tulangan baja yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. Table 18. perbandingan jenis pondasi Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan Tiang Pancang Bored Pile Waktu pelaksanaan cepat Relatif murah Cocok untuk menahan beban vertikal Pemasangan tidak berdampak buruk bagi lingkungan, Memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi Cocok untuk segala jenis tanah Memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi dalam menentukan titik ting pancang, Pada saat pemancangan menimbulkan bising dan getaran Waktu pelaksanaan lebih lama Jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko Pondasi Rakit (basement) Tahan gempa Ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai asement/efisiensi lahan Kedalaman sebesar volume yang dipindahkan Boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi asrama mahasiswa Pelaksanaan sulit Batu kali Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat an beban terbatas Kekuat Sekolah TInggi Musik Jakarta 65

27 Beton bertulang Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat an beban terbatas Kekuat Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipilih karena relatif murah, pengerjaan cepat, dan bersih, juga karena kemampuannya untuk menahan beban yang cukup besar dan juga dalam tahap pengerjaannya tidak terlalu mengganggu keadaan sekitar atau gangguan relatif kecil. Upper Structure (Struktur atas) Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis sistem upper structure : Table 19. perbandingan jenis Struktur atas Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Portal (kolom dan balok) Kekakuan cukup Fleksibel dalam penataan interior unit asrama mahasiswa Struktur sederhana dan ringan Dimensi relatif besar untuk bentang lebar Trafe kolom relatif kecil Dinding pemikul Kekakuan tinggi Material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara Memipih sesuai ruang Waktu konstruksi cepat Penampilan masif Biaya yang cukup besar Harus terjadi banyak penyesuaian dengan barang dari pabrik Sekolah TInggi Musik Jakarta 66

28 Struktur baja (balok, rangka, grid, dan slab) Pemakaian bahan sedikit dan berupa prefab Waktu pengerjaan cepat Dapat digunakan untuk bentang lebar Bahan baja kuat tarik relatif kurang ekonomis bagi asrama mahasiswa Korosi Struktur bentang lebar (baja, balon, hybrid, dll) Bentuk-bentuk yang impresif dan fleksibel (struktur kabel, membran, shell,dsb) Cocok untuk ruangan berbentang lebar Tidak cocok untuk ruang-ruang yang sangat fungsional Konstruksi pabrikasi Cenderung mahal Untuk upper strcucture, penggunaan sistem struktur portal dan sistem struktur hybrid (kombinasi antara konstruksi baja dengan struktur bentang lebar) menjadi pilihan. Struktur portal dipilih karena bentangan pada Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa relatif pendek mengingat fungsi dari bangunan ini adalah sarana pendidikan dan hunian. qportal ini juga tergolong sederhana dan mudah pengerjaannya. Sedangkan sistem struktur hybrid (kombinasi konstruksi portal baja dan struktur bentang lebar) dipilih karena terdapat bangunan yang berbentang lebar, seperti bangunan concert hall. IV.2.6. Analisa Material. Analisa perbandingan material yang akan digunakan dalam proyek tugas akhir (Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa) ini adalah sebagai berikut : Tabel 20. Analisa perbandingan bahan material Sekolah TInggi Musik Jakarta 67

29 Kelebihan dan kekurangan material : a. Material dinding beton strearofoam Peredam suara, peredam panas, tahan api, efisien waktu pengerjaan, ramah lingkungan, tahan lama, dan ringan, namun harga mahal, kurang kedap air. b. Material dinding bata + plester + acian Kedap suara, lebih kedap air, lebih kuat, ramah lingkungan, namun Dalam pengerjaan lama, dan boros adukan c. Material dinding Beton batako Dalam Pengerjaan Cepat, kokoh, rapi, kedap air tahan api, kedap suara, namun harga mahal. Kesimpulan : Material yang dibutuhkan dalam pembangunan sekolah tinggi music dan asrama mahasiswa ini adalah Kedap suara, Kedap air, Cepat dalam pengerjaan, tahan api, mereduksi panas dan Kokoh, sehingga yang cocok adalah Material Beton Stearofoam. IV.2.7. Analisa Material Akustik. Dalam upaya untuk mendapatkan panel akustik papan partikel bambu betung sebagai komponen peredam atau penyerap suara, maka dilakukan pengujian sifat fisis, sifat mekanis dan sifat akustik. Pengujian sifat fisis berupa Sekolah TInggi Musik Jakarta 68

30 kerapatan, kadar air, pengembangan tebal (thickness swelling) dan daya serap air (water absorbtion) sedangkan pengujian sifat mekanis mencakup Modulus of Elasticity, Modulus of Rupture, kuat rekat internal (Internal Bond) dan kuat pegang sekrup (screw withdrawal). Sifat akustik diuji melalui pengukuran koefisien absorbsi dan sound transmission loss. Sifat Fisis Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung Nilai sifat fisis panel akustik berupa papan partikel bambu betung tersaji dalam Tabel 3. Kerapatan Kerapatan merupakan perbandingan antara berat dan volume kering udara papan komposit. Nilainya sangat tergantung pada kerapatan kayu asal yang digunakan dan besarnya tekanan kempa yang diberikan selama pembuatan lembaran (Bowyer et al. 2003). Berdasarkan data Tabel 3 diketahui bahwa nilai rata rata kerapatan panel akustik papan partikel bambu betung hasil penelitian berkisar antara 0,41-0,58 g/cm3. Nilai kerapatan terendah (0,41 g/cm3) terdapat pada panel akustik dari partikel wol kerapatan 0,4 g/cm3, sedangkan nilai kerapatan tertinggi (0,58 g/cm3) terdapat pada panel akustik dari papan partikel halus dan sedang dengan kerapatan 0,6 g/cm3. Hasil pengujian kerapatan secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya disajikan pada Gambar. Gambar IV.18 ukuran partikel Sekolah TInggi Musik Jakarta 69

31 Gambar IV.18 Histogram rata-rata nilai kerapatan (g/cm3) panel akustik papan partikel bambu betung dibandingkan standar JIS A 5908 (2003). Berdasarkan histogram pada Gambar 16 terlihat rata rata nilai kerapatan panel partikel wol lebih rendah dibandingkan dengan nilai kerapatan panel partikel halus dan sedang yang memiliki nilai kerapatan yang hampir seragam pada kedua perbedaan kerapatan yang diuji. Hal ini diduga karena ukuran partikel wol jauh lebih besar dibandingkan dengan partikel halus dan sedang sehingga mempengaruhi jumlah serta komposisi kekompakkan partikel dalam setiap panel yang dihasilkan. Mengacu pada standar JIS A 5908 : 2003 maka seluruh panel akustik papan partikel memenuhi standar pada kerapatan yang ditetapkan, yaitu 0,4 0,9 g/cm3. Berdasarkan analisis statistik sidik ragam terhadap nilai kerapatan panel akustik pada selang kepercayaan 95% diperoleh bahwa berbedaan kerapatan memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kerapatan papan partikel yang dibuat. Sementara itu ukuran partikel dan interaksi antara perbedaan kerapatan dan ukuran partikel tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kerapatan panel. Kadar Air Kadar air merupakan salah satu sifat fisis papan yang menunjukan kandungan air papan dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya terutama kelembaban udara. Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu bebas air atau kering tanur (Bowyer et al. 2003). Nilai rata-rata kadar air panel akustik hasil penelitian berkisar antara 7,80-10,13% seperti yang disajikan pada Gambar 17. Nilai rata-rata kadar air terendah Sekolah TInggi Musik Jakarta 70

32 adalah 7,80 %, sedangkan nilai rata-rata kadar air tertinggi sebesar 10,13%. Kadar air pada seluruh papan partikel masih masuk dalam standar JIS 5908 : 2003, yaitu berkisar antara 5 13%. Gambar 17 Histogram rata-rata nilai kadar air (%) panel akustik papan partikel bambu betung dibandingkan standar JIS A 5908 (2003). Berdasarkan analisis statistik sidik ragam terhadap nilai kadar air papan partikel bambu pada selang kepercayaan 95% diperoleh informasi faktor perbedaan kerapatan, ukuran partikel dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kadar air panel akustik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05. Hasil uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% yang dilakukan menunjukkan faktor interaksi ukuran partikel dan perbedaan kerapatan pada papan partikel wol kerapatan 0,6 g/cm3 adalah yang terendah dengan kadar air 7,80%. sementara itu papan partikel dengan ukuran partikel halus pada kerapatan 0,4 g/cm3 adalah tertinggi dengan kadar air 10,13%. Sifat Akustik Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung Suara yang dihasilkan mempunyai nada rendah atau tinggi bergantung pada frekuensi. Apabila gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi akustiknya dipantulkan, diteruskan dan sebagian lagi diserap ke dalam masa kayu. Selanjutnya kayu bergetar dan suara/bunyi diperkuat, atau terjadi penyerapan total dan atau sebagian saja (Tsoumis 1991). Pengujian sifat akustik Sekolah TInggi Musik Jakarta 71

33 dilakukan dengan pengukuran koefisien absorbsi dan sound transmission loss. Koefisien Absorbsi Suara Koefisien absorbsi suara yaitu perbandingan antara energi suara yang diserap oleh bahan terhadap energi suara yang menuju permukaan bahan dengan asumsi tidak ada energi suara yang ditransmisikan. Koefisien absorbsi suara menggambarkan suatu fraksi dari sumber energi suara agar material menyerap. Untuk material-material arsitektur koefisien tersebut memberikan pengaruh acak terhadap suara. Nilai 0 menyatakan tidak adanya energi bunyi/suara yang diserap dan angka 1 menunjukkan serapan yang sempurna (Callender 1974). Menurut Sarwono (2008) bahwa suatu bahan absorber baik dalam menyerap suara jika nilai koefisien absorbsinya lebih dari 0,2. Nilai rata-rata koefisien absorbsi suara panel akustik komposit tersaji pada Tabel 5 serta pada Gambar 26. Tabel. Nilai rata-rata koefisien absorbsi panel akustik papan partikel bambu betung Sekolah TInggi Musik Jakarta 72

34 Gambar IV.19. Histogram koefisien absorbsi suara panel akustik papan partikel bambu betung. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh informasi terdapat perbedaan kemampuan panel akustik dalam menyerap suara. Pada ketiga jenis ukuran partikel panel akustik papan partikel (partikel halus, partikel sedang dan partikel wol) memiliki pola kesamaan dalam menyerap suara dari frekuensi rendah hingga tinggi. Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa pada frekuensi rendah Hz faktor ukuran partikel dan perbedaan kerapatan tidak mempengaruhi nilai koefisien absorbsi. Seluruh papan memiliki nilai koefisien absorbsi terendah pada frekuensi sedang Hz. Ketiga panel akustik papan partikel yang memiliki perbedaan ukuran partikel tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap suara yang terletak pada rentang frekuensi tinggi 800 Hz 4000 Hz dengan nilai absorbsi berkisar antara 0,32 0,96 maka dapat dikatakan bahwa panel-panel akustik papan partikel mampu sangat baik dalam menyerap suara pada frekuensi tinggi. Hal ini terlihat dari nilai koefisien absorbsi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi suara. Panel akustik papan partikel bambu betung yang memiliki target kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki kemampuan absorbsi yang lebih baik daripada panel akustik dengan kerapatan 0,6 g/cm3 dimana dalam rentang frekuensi 1000 Hz 4000 Hz nilai rata rata koefisien absorbsi untuk seluruh papan berkerapatan 0,4 g/cm3 Sekolah TInggi Musik Jakarta 73

35 yaitu 0,72 sedangkan seluruh papan berkerapatan 0,6 g/cm3 nilai rata rata koefisien absorbsinya 0,53. Hal ini diduga karena permukaan dari panel akustik papan partikel dengan kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki kerapatan yang lebih rendah sehingga memiliki rongga-rongga yang lebih banyak. Semakin rendah kerapatan panel akustik papan partikel yang dimiliki maka semakin banyak rongarongga udara yang terbentuk. Akibatnya kemampuan bahan dalam menyerap suara semakin baik (Simatupang 2007). Membandingkan dengan produk pada Tabel 6 diatas maka panel akustik papan partikel wol dengan kerapatan 0,4 g/cm3 dapat mencapai nilai koefisien absorbsi (0,88) atau mendekati nilai koefisien absorbsi produk glasswool pada frekuensi yang sama. Seluruh panel akustik dalam penelitian memiliki nilai koefisien absorbsi yang lebih tinggi dibandingkan produk Yumen Board dan solid wood pada frekuensi 500 dan 1000 Hz. Sementara itu untuk nilai koefisien absorbsi produk Rockwool masih lebih tinggi dibandingkan seluruh panel akustik dalam penelitian pada frekuensi 250, 500, 1000 dan 2000 Hz. Pengaruh Ukuran Partikel dan Perbedaan Kerapatan Terhadap Sifat Akustik Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung Mengacu pada hasil penelitian maka ukuran partikel memberikan pengaruh pada sifat fisis pengembangan tebal (thickness swelling) dimana semakin besar partikel maka semakin tinggi tingkat pengembangan tebal papan. Sementara itu pada sifat mekanis, ukuran partikel dan perbedaan kerapatan memberikan pengaruh terhadap nilai MOE, MOR, kuat rekat internal dan kuat pegang sekrup. Ukuran partikel memberikan pengaruh meningkatkan nilai MOE, Sekolah TInggi Musik Jakarta 74

36 MOR dan kuat pegang sekrup. Sebaliknya untuk nilai kuat rekat internal ukuran partikel menurunkan nilai kuat rekat internal. Perbedaan kerapatan papan berpengaruh terhadap daya serap air serta terhadap sifat mekanis papan partikel bambu betung. Semakin tinggi kerapatan papan maka semakin rendah daya serap air papan. Sementara itu semakin tinggi kerapatan papan maka semakin tinggi sifat mekanis lentur (MOE dan MOR), kuat rekat internal dan kuat pegang sekrup. Pada hasil pengujian nilai sound transmission class (STC) terjadi perbedaan hasil yang cukup signifikan antara panel dengan ukuran partikel yang berbeda. Hal tersebut terlihat bahwa panel akustik papan partikel wol menghasilkan nilai STC yang terbaik dibandingkan dengan panel akustik papan partikel halus dan sedang. Sedangkan pada pengujian koefisien absorbsi suara, perbedaan ukuran partikel tidak terlalu menghasilkan perbedaan yang nyata dimana terlihat pada histogram koefisien absorbsi panel akustik papan partikel (Gambar 26) bahwa nilai rata rata yang dihasilkan masing masing panel dengan ukuran partikel yang berbeda tidak terlalu jauh berbeda pada frekuensi Hz, berbeda dengan hasil pada frekuensi Hz dimana terjadi perbedaan nilai rata rata koefisien absorbsi diantara masing masing ukuran partikel. Nilai koefisien absorbsi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perbedaan kerapatan dimana semakin rendah kerapatan papan maka nilai koefisien absorbsinya akan semakin baik. IV.2.8. Analisa Penghawaan. Tujuan dari penghawaan, yaitu suatu upaya pembaharuan udara pada ruang melalui penghawaan alami dan penghawaan buatan dengan pengaturan sebaik-baiknya yang diharapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, kelembaban, menghilangkan bau keringat, dan gas karbondioksida. Sekolah TInggi Musik Jakarta 75

37 Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas dan AC. - Penghawaan alami Penghawaan dengan mengandalkan sirkulasi udara pada ruangan dalam bangunan. Sirkulasi udara itu dapat terjadi jika terdapat bukaan-bukaan yang mendukung terciptanya ventilasi silang dalam ruangan, seperti jendela, pintu, jalusi. Gambar IV.20. Variasi inlet outlet Tabel 21. Variasi inlet - outlet Variasi Kelebihan Kekurangan 1 aliran udara lebih bebas dida21lam Aliran udara sulit mencapai area sudut ruangan. ruangan 2 Penempatan furniture dapat dimaksimalkan dengan baik 3 Sirkulasi udara dapat mengalir dengan bebas 4 Sirkulasi udara dapat terjadi dengan baik karena terdapat ventilasi yang cukup banyak Sumber : Dokumentasi pribadi Terdapat sisi bidang yang menghalangi aliran udara ke sebagian ruangan Posisi inlet outlet harus berada pada posisi silang tidak boleh sejajar dengan inlet udara Sulit dalam penempatan furniture ruangan Aliran udara dipengaruhi selain dari bukaan-bukaan juga dipengaruhi oleh penempatan tanaman-tanaman di sekitarnya. Udara akan berbelok jika mengenai tanaman-tanaman yang menghalangi sirkulasi udara. Gambar IV.21. Pembelokan aliran udara Sumb Sekolah TInggi Musik Jakarta 76

38 Sumber : Bangunan tropis Kenyamanan thermal pada ruangan dipengaruhi oleh peningkatan suhu ruangan yang diakibatkan oleh radiasi matahari yang mengenai dinding bangunan. Oleh sebab itulah pemilihan bahan material dan orientasi massa bangunan perlu untuk dipertimbangkan dengan baik. Tabel 22. Data karakteristik bahan bangunan terhadap panas Sumber : Ilmu fisika bangunan Penghawaan Buatan Penghawaan buatan adalah penggunaan Air Conditioner (AC). Penggunaan AC ini hanya digunakan pada ruangan-ruangan pada Sekolah Tinggi Musik. Penghawaan buatan pada Sekolah Tinggi hanya akan digunakan AC split. Penggunaan AC split pada Sekolah Tinggi Musik dimaksudkan untuk jangka panjang, seperti pada unit Studio Alat Musik Seperti Studio Drum bersama, Studio Gitar individu, dll. Penggunaan AC split pada massa bangunan hunian dalam jangka waktu panjang menghemat ruang AHU, chiller dan cooling tower. Sehingga bisa dioperasionalkan sesuai dengan penghuni yang ada. AC split hanya digunakan pada ruang Studio Alat Musik dan Gallery, tidak untuk digunakan pada ruangan lain. Gambar IV.22. AC split Sekolah TInggi Musik Jakarta 77

39 Sumber : Panduan sistem bangunan tinggi Penggunaan AC spilt harus memperhatikan peletakan outdoor unit agar tidak merusak estetika fasad bangunan. IV.2.8. Analisa Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan terdapat dua macam pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari. Pemanfaatan pencahayaan alami harus semaksimal mungkin. Penempatan bukaan bukaan harus lebih di tata secara baik sehingga cahaya dapat masuk kedalam ruangan secara cukup dan tidak berlebihan. Pencahayaan alami pada bangunan Wisma Fajar sekarang cukup baik dan nyaman bagi orang di dalamnya. Bukaan-bukaan yang cukup lebar dapat memaksimalkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan dengan menggunakan lampu. Tipe lampu yang dapat digunakan adalah lampu transclucent (lampu TL) karena cahaya yang dihasilkan nyaman untuk mata. IV.3. Analisa Aspek Lingkungan Sekolah tinggi musik beserta asrama ini direncanakan akan ditempati oleh mahasiswa yang tertarik untuk mempelajari music dan meningkatkan softskill dalam bermain musik. Kebutuhan akan ruang ruang dan fasilitas harus dapat mendukung kegiatan di dalam dan diluar ruangan. Kegiatan tersebut harus juga didukung dengan analisis tapak yang nantinya akan tercipta hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Sekolah TInggi Musik Jakarta 78

40 IV.3.1. Analisa kondisi tapak. Ada beberapa poin yang dapat dianalisis dari kondisi lingkungan di sekitar tapak. Poin-poin tersebut adalah : 1. Kegiatan Lingkungan Sekitar Jenis kegiatan atau peruntukan fungsi bangunan dan sarana yang yang telah ada di atas dan sekitar tapak adalah sebagai berikut : Utara : Area penghijauan, sungai dan Jalan Kembangan Utama Timur : Perumahan atau pemukiman dan Jalan Kembangan Utama Timur. Barat : Lahan kosong dan Jalan Kembangan Utama Barat. Selatan : Perumahan atau pemukiman dan Jalan Gambar IV.23. Bangunan dan Aktivitas lingkungan sekitar Sumber : Google maps Berdasarkan data kegiatan lingkungan sekitar maka dapat dilihat bahwa sisi teraktif di sekitar tapak adalah sisi Utara (Jalan Kembangan Utama), Timur (Jalan Kembangan Utama Timur) dan Barat (Jalan Kembangan Utama Barat). Pada Ketiga sisi ini merupakan akses utama yang selalu dilewati kendaraan karena ketiga jalan ini merupakan jalan utama dalam perumahan kembangan permai. Sehngga lokasi ini tergolong strategis. Tinjauan ini menjadi sangat penting dalam pengolahan bentuk dan peletakan massa bangunan. 2. Peraturan Pada Tapak KDB : 55 % KLB : 3 Sekolah TInggi Musik Jakarta 79

41 Persyaratan bangunan : Luas yang boleh dibangun : 55% x , m² = 8.585,5 meter² Total yang boleh dibangun : 3 x m² = meter² Ketinggian Max : 8 Lapis Peruntukan Lahan : Wsn (wisma susun) Maka total lantai bangunan maksimal yang boleh terbangun adalah m 2, dan total luas lantai dasar yang menapak tanah yang boleh terbangun sebesar 8.585,5 m 2 dan sisanya sebagai ruang terbuka hijau, parkiran serta fasilitas outdoor. IV.3.2. Analisa kondisi tapak. Tabel 24. Analisa Tapak No Gambar Keterangan 1 Analisa Sirkulasi dan Lingkungan Sekitar LOKASI TAPAK PERUMAHAN PERTOKOAN SARANA PENDIDIKAN Hasil Analisa Berdasarkan analisa sirkulasi dan lingkungan sekitar, dapat disimpulkan untuk orientasi bangunan menghadap ke arah barat (Jalan Kembangan Utama Barat), utara (Jalan Kembangan Utama), dan timur (Jalan Kembangan Utama Timur). Karena ketiga jalan itu merupakan jalan besar yang sering dilintasi kendaraan. Pada bagian selatan merupakan jalan kecil yang frekunsi kendaraan lewat Sekolah TInggi Musik Jakarta 80

42 tidak banyak sehingga tidak dibuka akses untuk masuk ataupun keluar, pada bagian selatan tersebut dijadikan sebagai fasilitas bagi para penghuni asrama seperti : lapangan basket, dan kolam renang serta publik space (area barbeque, area makan outdoor). 2 Analisa Matahari MATAHARI ARAH MATAHARI BENTUK BANGUNAN Berdasarkan analisa matahari diatas dapat disimpulkan bahwa peletakan masa bangunan menghadap utara dan selatan karena untuk menghindari panasnya cahaya matahari yang berakibat mengurangi kenyamanan thermal di dalam bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa. Orientasi bangunan menghadap utara dan selatan berguna untuk menghemat material bangunan, jika bangunan menghadap barat dan timur maka bangunan harus diberikan second skin, pemberian second skin merupakan pemborosan material jika kondisi lahan masih memungkinkan untuk tidak menghadap arah barat dan timur. 3 Analisa View dari Dalam Tapak ARAH VIEW BENTUK BANGUNAN Berdasarkan analisa view dari dalam ke luar tapak dapat disimpulkan bahwa view paling baik terdapat pada arah utara dan selatan karena pada Sekolah TInggi Musik Jakarta 81

43 bagian barat dan timur merupakan bangunan yang cukup tinggi sekitar 4 lantai, sedangkan pada bagian utara merupakan view ke arah penghijauan dan sungai yang direncanakan oleh pengelola perumahan sebagai publik space. Pada bagian selatan cukup baik karena terlihat perumahan yang tingginya hanya 2 lantai dan tertata rapi sehingga cukup enak untuk dilihat. Berdasarkan analisa view mempengaruhi bentuk masa untuk merespond analisa bentuk bangunan berbentuk huruf X. 4 Analisa View dari Luar Tapak ARAH VIEW BENTUK BANGUNAN Berdasarkan analisa view dari luar tapak dapat disimpulkan bahwa tapak paling banyak dilihat dari arah jalan besar yaitu pada barat utara dan timur, karena ketiga jalan tersebut merupakan jalan besar. Hal tersebut dapat mempengaruhi bentuk bangunan agar terlihat baik dari ketiga sisi tersebut. IV.3.3. Analisa Angin. Gambar 39. Analisa Angin pada tapak Gambar IV.24.analisa angin Sekolah TInggi Musik Jakarta 82

44 Analisa Sumber. dokumentasi pribadi Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Ecotect Analysis didapatkan gambar diatas yang menerangkan bahwa arah paling banyak datangnya angin di daerah jakarta yaitu berasal dari arah Utara, angin paling kuat kedua berasal dari arah Timur dan Barat. Frekuensi angin paling banyak yang pertama adalah dari arah Timur tapak, lalu yang kedua dari arah Barat tapak dan yang paling banyak ketiga adalah dari arah Selatan tapak. Gambar IV.25. Data klimatologi Sumber. Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan angin pada daerah tapak cukup stabil karena berkisar antara m/detik, pada kisaran tersebut merupakan kecepatan angin paling nyaman bagi manusia. Sekolah TInggi Musik Jakarta 83

45 Tanggapan analisa Gambar IV.26. Tanggapan Analisa Sumber. Dokumentasi Pribadi Dapat disimpuklkan bahwa sebaiknya posisi bangunan menghadap kearah utara karena untuk merespond arah datangnya angin. Bentuk masa bangunan berbentuk seperti huruf X bagian yang menghadap kejalan kembangan utama merupakan bangunan sekolah yang memiliki ketinggian rendah, pada bagian yang menghadap ke arah selatan merupakan bangunan Asrama Mahasiswa yang memiliki ketinggian lebih tinggi di banding sekolah. Diberikan bukaan pada tengah bangunan agar aliran angin ke arah selatan tidak terhalang, sehingga bangunan disekitar tapak tetap dilintasi aliran angin tersebut. IV.3.4. Analisa Kebisingan. Kebisingan Dari Luar Tapak Kedalam Tapak. Gambar IV.27. Analisa kebisingan Analisa Sumber. dokumentasi pribadi Tapak yang dikelilingi oleh 3 jalan utama (besar) dan 1 jalan kecil maka kebisingan pada sekitar tapak cukup tinggi, karena pada jalan utama banyak sekali Sekolah TInggi Musik Jakarta 84

46 kendaraan yang belalu lintas. Berdasarkan teori tata suara kebisingan lalu lintas dalam keadaan ramai berkisar db. IV.3.6. Analisa Pintu masuk. Gambar IV.28. Analisa Pintu Masuk. Sumber. Dokumentasi Pribadi Dari gambar diatas dapat dilihat karena lokasi tapak dikelilingi oleh jalan maka pada lokasi tapak dibuka 2 pintu masuk dan 2 pintu keluar, yaitu yang pertama pada jalan kembangan utama karena merupakan jalan yang paling banyak dilintasi kendaraan dan pada bagian yang berbatasan dengan jalan kembangan utama merupakan area sekolah. Kemudian pada bagian timur (jalan kembangan utama timur) dibuka pintu masuk dan pintu keluar juga karena pada bagian timur tersebut terdapat concert hall yang dapat dipakai oleh umum dan juga sebagai jalan masuk menuju asrama mahasiswa. Sekolah TInggi Musik Jakarta 85

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. V.2. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Bina Nusantara sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Perancangan yang mengangkat konsep hemat energi listrik merupakan salah satu upaya dalam penerapan arsitektur berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

5.1 Konsep macam dan besaran ruang BABV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep macam dan besaran ruang a Kegiatan perkantoran Tabel 5.1 Kegiatan perkantoran No JENIS RUANG MODUL JUMLAH BESARAN (m2) TOTAL 1 Ruang direktur 4,5x5 1 22,5 m2 22,5 m2

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak BAB IV ANALIS IS IV.1. Analisis Aspek Lingkungan IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak Foto 10. Rental Film Foto 11. Toko aksesoris Foto 12. Rumah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Aspek Manusia V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel perbandingan, diantaranya; Tabel V.1 Pelaku,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci