PERENCANAAN PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) RUPAT KABUPATEN BENGKALIS
|
|
- Erlin Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) RUPAT KABUPATEN BENGKALIS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 LAP. DRAFT FINAL - Preliminaries Design By PT. HARDJA MOEKTI
2 PENDAHULUAN
3 LATAR BELAKANG 1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, amdal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkonstribusi positif bagi perkembangan arsitektur di indonesia. 2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaikbaiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara 3. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai wajah dan representasi bangsa serta pintu gerbang ekspor-impor negara merupakan implementasi salah satu program dari 9 (sembilan) agenda prioritas Presiden Terpilih (Nawa Cita). Hal ini tercantum dalam program ke-3 (ketiga) yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, melalui pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur indonesia dan kawasan perbatasan (percepatan pembangunan kawasan PLBN). 4. Pulau Rupat sebagai salah satu pulau terluar Republik Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia telah ditetapkan menjadi salah satu Lokasi Prioritas (Lokpri), perlu direncanakan dikembangkan menjadi Pos Batas Lintas Negara yang representatif agar dapat menjadi WAJAH DEPAN negara RI yang pantas, menarik dan mampu meningkatkan kesejahteraan wilayah sekitarnya.
4 MAKSUD & TUJUAN TUJUAN : Merencanakan Pengembangan Pos Batas Lintas Negara (PLBN) Rupat agar menghasilkan bangunan gedung beserta sarana prasarananya yang berfungsi guna. MAKSUD KEGIATAN : Perencanaan Pembangunan Pos Batas Lintas Negara (PLBN) ini dimaksudkan untuk mendukung pembangunan wilayah perbatasan RI secara berkesinambungan dan utuh sebagai satu kesatuan sarana dan prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Menyusun dokumen Pra Rencana serta DED prioritas sarana prasarana Pos Batas Lintas Negara (PLBN) yang sesuai dengan peraturan standar yang berlaku di Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntabel, transparan, efektif, efisien, adil dan value for money
5 SASARAN 1. Tersedianya Dokumen Pra Rencana yang meliputi Masterplan dan Pra Rancangan/Skematik Desain terkait sarana dan prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN); 2. Tersedianyan Dokumen DED yang meliputi design rencana dan spesifikasi teknis pembangunan salah satu spot sarana dan prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang disepakati bersama; 3. Tersedianya Engineer Estimate (EE) untuk rujukan perhitungan Owner Estimate (OE) dan / atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk salah satu spot sarana dan prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN); 4. Tersedianya Dokumen Tender dan Dokumen Konstruksi yang meliputi Gambar, RKS dan Bill of Quantity (BQ) untuk pelaksanaan Pembangunan salah satu spot sarana dan prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
6 LOKASI PERENCANAAN Lokasi Perencanaan terletak di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
7 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
8 RENCANA KERJA
9 KERANGKA ALUR KEGIATAN
10 PENDEKATAN Kearifan Lokal
11 PENDEKATAN Ekologis
12 GAMBARAN KONDISI WILAYAH PERENCANAAN
13 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kabupaten Bengkalis
14 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kabupaten Bengkalis Luas Wilayah : ± 7.773,93 KM 2 Penduduk : Jiwa Kecamatan : 8 Kecamatan Desa/Kel : 136 / 19 (Jumlah 155) Posisi : , ,2 BT , ,6 LU Berada di Perairan Selat Melaka, dan Daratan Pulau Sumatera; Termasuk kawasan kerjasama IMT-GT, dan DMDI Batas Wilayah Utara : Selat Malaka Selatan : Kab. Siak Barat : Kab. Rohil, Rohul & Kota Dumai Timur : Kab. Kep. Meranti Kecamatan : 1. Bengkalis 2. Bantan 3. Bukit Batu 4. Siak Kecil 5. Rupat 6. Rupat Utara 7. Mandau 8. Pinggir Mata Pencaharian : - Pertanian (58,7%), - Jasa (10,37%), - Perdagangan(9,01%) - Industri (7,55%), dan - lainnya (14,37%)
15 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kecamatan Rupat Utara Luas Wilayah : ± 628,50 KM² Desa : 8 Desa Posisi : LU BT Batas Wilayah Utara : Selat Malaka Selatan : Kec. Rupat Barat : Kab. Rohil, Timur : Selat Malaka Desa : 1.Titi akar 2.Tanjung medang 3.Teluk rhu 4.Tanjung punak 5.Kadur 6.Hutan ayu 7.Suka damai 8.Puteri sembilan
16 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
17 Lokasi Lahan PLBN GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
18 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan PLBN PULAU BERUK PULAU TENGAH PLBN
19 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan PLBN
20 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kondisi Lokasi Lahan Eksisting PLBN Letak lokasi berada di desa Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara bersebelahan dengan pelabuhan penumpang (Pelabuhan Pajak). Di Lokasi saat ini terdapat dua dermaga yang telah dibangun namun belum tuntas, yakni rencana dermaga penumpang dan rencana dermaga RORO. Sebelum memasuki lokasi terdapat pemukiman, lahan perkebunan masyarakat, dan juga terdapat satu pasar tradisional. Bangunan Eksisting yang ada terdiri dari : Gedung PLBN Rumah jaga Dermaga roro Dermaga Penumpang
21 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
22 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
23 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
24 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
25 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
26 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Lokasi Lahan di Kecamatan Rupat Utara
27 KONDISI LAHAN Koordinat Lahan 15 Ha
28 KONDISI LAHAN Koordinat Lahan 15 Ha Koordinat UTM Zona 47 N Koordinat Geografis Titik Kartometris X Y X Y TK , , ' 25.68" E 2 6' 42.66" N TK , , ' 18.89" E 2 6' 38.31" N TK , , ' 15.24" E 2 6' 40.55" N TK , , ' 16.91" E 2 6' 44.21" N TK , , ' 14.53" E 2 6' 47.20" N TK , , ' 18.46" E 2 6' 50.01" N TK , , ' 21.39" E 2 6' 51.88" N TK , , ' 26.80" E 2 6' 55.61" N TK , , ' 32.81" E 2 6' 46.91" N Centre Point , , ' 23.18" E 2 6' 46.80" N
29 KONDISI LAHAN Status dan Luasan Lahan 15 Ha
30 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kondisi Lokasi Lahan Eksisting PLBN
31 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Kondisi Lokasi Lahan Eksisting PLBN
32 KAJIAN & REVIEW
33 TINJAUAN LITERATUR Pengertian dan Keterkaitan
34 TINJAUAN LITERATUR Pengertian dan Istilah Kawasan PLBN adalah kawasan yang meliputi Pos Lintas Batas Negara yang selanjutnya disingkat PLBN dan Kawasan Pendukung PLBN yang diatur dalam rencana tata ruang kawasan. PLBN adalah tempat instansi-instansi pemerintah untuk pemeriksaan dan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia baik yang menggunakan paspor maupun pas lintas batas yang meliputi Tempat Pemeriksaan dan Pelayanan Utama serta Tempat Pelayanan Penunjang. Tempat Pemeriksaan dan Pelayanan Utama adalah tempat instansi-instansi Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia Tempat Pelayanan Penunjang adalah tempat instansi-instansi diluar Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai untuk melakukan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia Kawasan Pendukung PLBN adalah Kawasan yang memiliki fungsi-fungsi pendukung kegiatan pelintas batas diluar fungsi pemeriksaan dan pelayanan lintas batas.
35 TINJAUAN LITERATUR Indikator Tipologi PLBN
36 TINJAUAN LITERATUR Kajian Peraturan Kebijakan dan Perundangan
37 A N A L I S I S
38 A N A L I S I S Struktur Ruang Wilayah
39 A N A L I S I S Peruntukan Lahan
40 A N A L I S I S Peruntukan Lahan
41 A N A L I S I S Potensi Wilayah Wisata Pantai Kecamatan Rupat Utara memiliki potensi wisata air dengan pantai pasir yang sangat indah, yaitu Pantai Pesona yang menjadi objek pengembangan wisata pantai Kabupaten Bengkalis. Pantai ini memanjang dari timur ke barat dan berhadapan langsung dengan Tanjung Rusa di Port Dickson Malaysia
42 DOMESTIK : Batam (Telaga Punggur) Rupat Batam (Telaga Pungkur) - Tanjung Uban (Pulau Bintan) (per setengah jam) A N A L I S I S Linkage & Aksesibilitas Lalu Lintas Laut Potensi Jalur Trayek Perhubungan Laut INTERNASIONAL : Batam Singapura : Batam Center Harbour Front Singapore (per jam) Batam (Sekupang) - Harbour Front Singapore Lagoi (Pulau Bintan) Tanah Merah Singapura Dumai Port Dickson Malaysia
43 A N A L I S I S Linkage & Aksesibilitas Lalu Lintas Laut
44 A N A L I S I S Linkage & Aksesibilitas Lalu Lintas Laut
45 PROGRAM RUANG & KONSEP
46 KONSEP RENCANA SARANA PRASARANA 1. Bangunan utama PLBN & Terminal (Pemeriksaan dan Pelayanan) 2. Bangunan utama penunjang fungsi pemeriksaan dan pelayanan, meliputi : a. Gudang kepabeanan; a. Bangunan kekarantinaan; b. Laboratorium; c. Bangunan detensi keimigrasian; d. Wisma Indonesia berupa rumah petugas dan rumah tamu (guest house); e. Bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan PLBN 3. Bangunan-bangunan pendukung meliputi : a. Kantor Unit Pengelola Kawasan Terpadu PLBN b. Tower Pemantauan sekaligus Mercu Suar c. Pos jaga; d. Taman TASBARA sebagai Ruang terbuka hijau yang Multi Fungsi; e. Rest area berupa pusat belanja, rumah makan, lahan parkir, money changer, dan tempat bermain anak; f. Bangunan lainnya sesuai kebutuhan PLBN
47 KONSEP ZONING KAWASAN E E B A D A = ZONA INTI/UTAMA C B = ZONA PENDUKUNG UTAMA C = ZONA PENDUKUNG PUBLIK D = ZONA KOMERSIAL SEMI PRIVATE E = ZONA KONSERVASI HIJAU/BARRIER
48 KONSEP TAMPILAN Keterpaduan Arsitektur Lokal
49 MASTERPLAN PLBN RUPAT
50 MASTERPLAN PLBN RUPAT Site Plan Kawasan
51 MASTERPLAN PLBN RUPAT Rencana Pos Pemeriksaan Utama Zona A. Inti Utama
52 MASTERPLAN PLBN RUPAT Rencana Ruang Terbuka/Plaza Tempat Upacara Zona A. Inti Utama
53 Zona A. Inti Utama MASTERPLAN PLBN RUPAT Rencana Gedung Terminal Utama
54 Zona B. Inti Pendukung MASTERPLAN PLBN RUPAT Rencana Masjid Taman & Pedestrian
55 TERIMA KASIH
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciRAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018
RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018 O L E H : DR. Hj. RAHIMA ERNA (Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah) Luas Wilayah: 107.931,71 KM 2 Daratan :
Lebih terperinci2 Kawasan Perbatasan, mengamanatkan kepada Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan untuk menetapkan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu; d.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.943, 2015 BNPP. Pos Lintas. Batas Negara Terpadu Motamassin. Kabupaten Malaka. NTT. Masterplan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 8 TAHUN 2015
Lebih terperinci2 Badan Nasional Pengelola Perbatasan untuk menetapkan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu; d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Nega
No.941, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPP. Pos Lintas Batas Negara. Terpatu. Nanga Badau. Kabupaten Kapuas Hulu. Kalimantan Barat. Masterplan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
Lebih terperinci2015, No d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu oleh Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan sebagaimana dimaksud dala
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.942, 2015 BNPP. Pos Lintas Batas Negara. Motaain. Kabupaten Belu. Nusa Tenggara Timur. Masterplan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibukota Bengkalis yang berada di Pulau Bengkalis, terpisah
Lebih terperinciKEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA
KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Satker Nama PPK KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SULAWESI TENGGARA : Destinasi Pariwisata : Aswad Laembo, SE Nama Pekerjaan : Perencanaan
Lebih terperinci09 MARET PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA Tahap II. Profil Kegiatan Satker PKP Strategis DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
09 MARET 2018 Profil Kegiatan Satker PKP Strategis PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA Tahap II DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Lebih terperinciLAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018
LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018 Rapat Penyelerasan, Penyerasian dan Penyeimbangan antara RZWP3K Provinsi Riau dengan RTRW Provinsi Riau dan Penyepakatan Peta Rencana Alokasi Ruang RZWP3K
Lebih terperinciBORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G
BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G LUAS WILAYAH : 5.000 Ha LOKASI : Kec. Entikong dan Sekayam (Kab. Sanggau) JARAK DARI IBU KOTA KAB : 147 Km JUMLAH PENDUDUK : 39.510 Jiwa (jumlah penduduk
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D
STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciREDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.14/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TELUK BATANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan 1. Perkembangan fisik Kota Taliwang tahun 2003-2010 Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan lahan dari rawa, rumput/tanah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Membaca : 1. surat
Lebih terperinciKasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gambling merupakan sebuah dunia lain yang bersifat untung-untungan dimana kegiatan ini telah berkembang sejak dahulu kala, dan terus mengalami perkembangan seiring
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA
BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciPROFIL KANTOR IMIGRASI KELAS II DUMAI
PROFIL Visi Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum Misi Melindungi Hak Asasi Manusia Janji Layanan > Kepastian Persyaratan > Kepastian Waktu > Kepastian Biaya SEJARAH SINGKAT Kantor Imigrasi Dumai dulunya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota dan sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 Tanggal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BINTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 T E N T A N G KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I B A N G K A, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang
Lebih terperinciBandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.08/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia (WTO, 2000), melibatkan 657 juta kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 Milyar penerimaan
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
INDONESIA 2 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 01 Pendahuluan 02 Profil Rencana 7 PLBN Terpadu 03 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Entikong 04 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.573, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Pertanahan. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penataan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan pelabuhan
Lebih terperinciKAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha
LUAS WILAYAH : 107.932,71 Km2 LUAS DARATAN 86.411,90 Km2 LAUTAN 21.478,81 Km2 GARIS PANTAI 2.078,15 Km2 KAWASAN DARATAN KAB. ROKAN HULU 16 KEC,153 KEL, 543.857 Pddk, 722.977,68 Ha KAB. KAMPAR 21 KEC,245
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinci2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerj
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1557, 2017 KEMENPU-PR. Penyediaan Rumah Khusus. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 70-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2001 Perhubungan.Pelabuhan.Otonomi Daerah.Pemerintah Daerah.Tarif Pelayanan. (Penjelasan
Lebih terperinciBAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Priok. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK
Lebih terperinciNo. 109, 2007(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4759)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 109, 2007(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4759) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN
Lebih terperinciKONTRIBUSI IKA UNS DALAM PEMBANGUNAN BANGSA. Oleh Ir. H. ARSYADJULIANDI RACHMAN, MBA Plt. GUBERNUR RIAU
KONTRIBUSI IKA UNS DALAM PEMBANGUNAN BANGSA Oleh Ir. H. ARSYADJULIANDI RACHMAN, MBA Plt. GUBERNUR RIAU KANTOR GUBERNUR PROVINSI RIAU REGIONAL PROFILE : RESOURCES AND OPPORTUNITIES LUAS WILAYAH : 107.932,71
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan
Lebih terperinci2016, No Batam, Badan Layanan Umum Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mengusulkan tarif layanan kepada Ment
No.1473, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. BP Batam. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.05/2016 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BADAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.12/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI SUNGAILIAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.11/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,
Lebih terperinciBAB VI MAYANG TERURAI
BAB VI RANCANGAN PENGEMBANGAN TERMINAL AKAP MAYANG TERURAI 6.1. Penyusunan Program Pengembangan Terminal Mayang Terurai Dari berbagai potensi, hambatan dan kendala yang dihadapi dalam penanganan masalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL Menimbang: a. bahwa dalam Pasal 200 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Balai Karimun. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI
UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM
PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM Refina Anandya Syahputri 1 dan Prof. Ir. Hangtuah Salim, MocE, Ph.D. 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciPROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang
Lebih terperinciPROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO
PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah
Lebih terperinciPenyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera
Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera 1 2 3 Pendahuluan (Sistem Perencanaan Tata Ruang - Kebijakan Nasional Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera) Penyelamatan Ekosistem Sumatera dengan
Lebih terperinciMATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN
MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN No ( Kinerja RPJMD) Program Dedicated 2 Pembangunan Perhubungan dan Transportasi 14.c Program pembangunan Terminal Bus Pulogebang
Lebih terperinciPERENCANAAN BLOK PLAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MASTER PLAN SARANA DAN PERASARANA BAGIAN A PERENCANAAN BLOK PLAN 2015-2020 A-1 BAB I TINJAUAN UMUM KONTEKSTUALITAS PERENCANAAN 1.1. Tinjauan Konteks Tipologi Kawasan Unsrat di
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011-2031 I. UMUM Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada dua permasalahan utama pada Pelabuhan Amahai saat ini. Permasalahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertnasalahan Ada dua permasalahan utama pada Pelabuhan Amahai saat ini. Permasalahan tersebut adalah; kurangnya fasilitas pendukung pelabuhan serta hubungannya dengan
Lebih terperinciUU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)
UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999) Tanggal: 20 APRIL 1999 (JAKARTA) Tentang: PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan sebaliknya, Provinsi Riau akan menjadi daerah yang tertinggal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila dicermati kembali proses pemekaran Provinsi Riau menjadi Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, ada dua perkiraan yang kontradiktif bahwa Provinsi Riau Kepulauan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.10/MEN/2009 TENTANG WILAYAH KERJA DAN WILAYAH PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciLANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.
LANGKAH DAN STRATEGI Percepatan Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur Pendukung dalam Kerangka SISLOGNAS Pembangunan Pelabuhan Internasional di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara Paparan Bupati Batu Bara
Lebih terperinciTarakan, 5 April 2017 UPUNTAKA SEJAHTERA
Tarakan, 5 April 2017 UPUNTAKA SEJAHTERA 1 Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas Dan Berdaya Saing; 3 Mengembangkan Perekonomian Daerah Yang Berorientasi Kepada Kepentingan Rakyat; 5 Meningkatkan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan kawasan pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan dan mampu untuk memberikan konstribusi
Lebih terperinci2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciPeta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera
Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera Jakarta, 29 Juli 2011 1 2 3 Progress Legalisasi RTR Pulau Sumatera Konsepsi Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Rtr Pulau Sumatera Muatan
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA BATAM
BAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA BATAM Bab ini berisikan gambaran fisik wilayah, gambaran sosial ekonomi, struktur industri yang terbentuk pada wilayah studi, serta gambaran sarana dan prasarana yang terdapat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 24/05/16/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET Jumlah
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,
Lebih terperincidilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai
m-m BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1.Terminal Penumpang Kapal Laut Kegiatan peiayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau dan peiayaran niaga. Maka, pelabuhan sebagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
Lebih terperinci4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau
54 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau Provinsi Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957. Kemudian diundangkan dalam Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L
No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciTATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,
TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam
Lebih terperinciHOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dijelaskan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
Lebih terperinci