3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Alat Bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Alat Bahan"

Transkripsi

1 METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Maret 2009 dan bertempat di Laboratorium Pengolahan Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium Kimia Pangan, Departemen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor Alat dan Bahan Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Alat Alat yang digunakan untuk pembuatan petis kupang adalah rancak (alat berbentuk tabung yang terbuat dari bambu, garis tengah 50 cm dan tinggi 1 m), caruk (alat yang berbentuk seperti alat penangkap serangga atau serok ikan dan biasanya terbuat dari jala bekas, umumnya memiliki garis tengah sekitar cm), gelas ukur, timbangan, panci, wajan, pisau, baskom, toples kaca, talenan, kompor, pengaduk kayu. Peralatan analisis mutu produk terdiri dari labu destruksi, erlenmeyer, soxhlet, kapas, selongsongan, oven, cawan porselen, desikator, bunsen, tanur listrik, labu destilasi, a w -meter (Shibaura wa-360), viscometer (Brookfield LV) Bahan Bahan baku untuk pembuatan petis kupang berupa cairan hasil rebusan kupang putih (Corbula faba Hinds) yang diperoleh dari pengusaha petis Ibu Eris, Kraton, Pasuruan Jawa Timur. Bahan-bahan pelengkap lainnya terdiri dari tepung terigu, tepung tapioka, tepung beras, air tajin, gula merah, garam, cereh (kaldu kupang pekat), cabe rawit dan bawang putih sedangkan bahan untuk analisis fisika kimia terdiri dari akuades, HCl, NaOH, H 2 SO 4 pekat, HNO 3, tablet Kjeltab, pelarut heksana, H 3 BO 3, HClO 4 dan metil merah.

2 Tahapan Penelitian Metode penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu, analisis fisika-kimia ladon, pencarian jenis pati yang tepat dan penentuan konsentrasi pati yang sesuai. Petis kupang dikarakteristik fisika-kimia setelah diperoleh konsentrasi pati terpilih, kemudian dibandingkan dengan petis kupang komersial, petis kupang kontrol (tanpa penambahan pati), dan petis menurut standar mutu SNI Berikut merupakan penjelasan penelitian dari berbagai tahapnya : Analisis fisika-kimia ladon Kupang putih diperoleh dari nelayan kupang di daerah Kraton, Pasuruan. Nelayan menangkap kupang putih dengan cara menggeruk dasar perairan dengan alat penggeruk. Kupang yang telah didapatkan, dibersihkan dari lumpur dan kotoran yang menempel dengan dicuci menggunakan air sungai dan dicuci kembali dengan air PAM agar lebih bersih. Kupang yang telah dicuci, direbus pada air mendidih (suhu ± 100 o C) selama lebih kurang 2 jam. Perebusan kupang bertujuan untuk mempermudah pelepasan dan pemisahan antara daging kupang dan cangkang kupang. Kupang disaring untuk memisahkan daging dan cangkang setelah perebusan pertama selesai, kemudian dilakukan pencucian kedua. Pencucian kupang yang kedua dilakukan dengan cara yang sama seperti pencucian pertama. Daging kupang yang telah dicuci, direbus pada suhu 50 o C selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu, daging kupang dipisahkan dari air rebusannya. Air hasil perebusan kedua dapat digunakan untuk pembuatan petis, sedangkan air hasil perebusan pertama tidak dapat digunakan karena kulit kupang belum terbuka. Diagram alir pengolahan kupang putih (Corbula faba Hinds) untuk mendapatkan air kaldu rebusan dapat dilihat pada Gambar 7. Penelitian tahap awal adalah melakukan analisis fisika-kimia terhadap ladon yang meliputi analisis proksimat (kadar air, abu, protein, dan lemak), uji derajat keasaman (ph), uji mikrobiologi, dan uji logam berat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kandungan kimia awal kaldu kupang (ladon) sebelum dilakukan pengolahan menjadi produk petis.

3 116 Kupang Putih Pencucian I Perebusan kupang bercangkang (suhu 50 o C selama ± 2 jam) Cangkang kupang Daging kupang Pencucian II Perebusan daging kupang * (suhu 100 o C selama 30 menit Daging kupang Air Kaldu Rebusan Analisis - Proksimat - Uji mikrobiologi - Uji logam berat dan ph Ket : * proses yang dimodifikasi dari Desiana (2000) Gambar 7. Diagram alir pengolahan kupang putih (Corbula faba Hinds) (Desiana 2000) Penentuan jenis pati yang tepat Tahap formulasi bahan tambahan dan bahan utama dilakukan untuk menentukan jenis pati yang tepat. Formulasi bertujuan memberi pedoman dalam penentuan komposisi bahan agar kandungan nutrisi produk sesuai dengan ketentuan SNI serta memberikan karakteristik produk terbaik. Penentuan formulasi dilakukan dengan metode trial and error hingga didapatkan karakteristik formulasi yang layak untuk dilakukan uji organoleptik. Adapun komposisi formula yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 12.

4 117 Tabel 12. Uji coba pembuatan petis dengan penambahan tepung terigu, tepung tapioka, tepung beras, dan air tajin. Bahan Jumlah Konsentrasi air rebusan 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml Gula kelapa 50 g 50 g 50 g 50 g Cabe rawit 4 g 4 g 4 g 4 g Cereh 12 g 12 g 12 g 12 g Bawang putih 12 g 12 g 12 g 12 g Tepung terigu 40 % Tepung tapioka - 40 % - - Tepung beras % Air tajin % Air kaldu rebusan kupang yang diperoleh pada tahap pertama, kemudian dilakukan penambahan bahan-bahan seperti, gula merah, cabe rawit, cereh, bawang putih dan pati-patian. Bahan pengisi (pati-patian) dibuat dalam bentuk bubur, yaitu dengan melarutkan tepung-tepungan ke dalam air panas dengan perbandingan 1:3 atau 50 g tepung ke dalam 150 ml air. Campuran bahan-bahan dimasak dan diuapkan pada suhu 100 o C selama ± 20 menit hingga volume air kaldu menyusut sebanyak 25% dari volume awalnya. Setelah itu, larutan kaldu diaduk hingga menjadi pasta pada suhu o C selama ± 5-10 menit. Sebelum dilakukan pengangkatan dan pendinginan, kaldu kupang disaring untuk memisahkan kotoran-kotoran yang dihasilkan dari penambahan bahan. Diagram alir pembuatan petis kupang dengan penambahan pati-patian disajikan pada Gambar 8. Pati terpilih ditentukan secara organoleptik dengan uji organoleptik skala hedonik. Parameter yang diuji meliputi aroma, rasa, penampakan, dan tekstur. Data yang diperoleh dari hasil uji organoleptik kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dan jika hasil analisis ragam berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji lanjut Multiple Comparison. Tahap selanjutnya merupakan pembuatan petis dengan menggunakan jenis pati yang terbaik.

5 118 Air Kaldu Rebusan Penambahan bahan* ( Gula Merah, cereh, bawang putih, cabe rawit) Pemasakan dan Penguapan sampai 25 % (selama : ± 20 menit, suhu : 100 o C) Bubur tepung terigu Bubur tepung tapioka Bubur tepung beras Air tajin Pengadukan hingga menjadi pasta (suhu C, selama 5-10 menit) Penyaringan Pengangkatan dan pendinginan Petis Kupang Uji organoleptik Ket : * proses yang dimodifikasi dari Desiana (2000) Gambar 8. Diagram alir pembuatan petis Kupang Putih (Corbula faba Hinds) Pencarian konsentrasi pati yang sesuai Tahap selanjutnya, jenis pati terbaik dicampur dengan air kaldu rebusan dan bumbu-bumbu. Bubur pati yang ditambahkan sebanyak 40 % dari konsentrasi air rebusan kupang. Penambahan pati berdasarkan pada ketentuan standar mutu petis SNI yang mencantumkan bahwa kadar karbohidrat maksimal 40 %, sehingga perlakuan konsentrasi bubur pati yang ditambahkan sebesar 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, 30 %, 35 %, dan 40 % (v/v) dari berat air kaldu rebusan. Campuran bahan-bahan kemudian dimasak dan diuapkan hingga volume air kaldu menyusut sebanyak 25 % dari berat awalnya. Pemasakan dilakukan pada suhu C selama 20 menit dan setelah agak kental adonan diaduk selama 5-10 menit (suhu C). Adonan petis disaring untuk menghilangkan kotoran dari bahan

6 119 tambahan kemudian petis didinginkan. Diagram alir pembuatan petis dengan penambahan konsentrasi pati yang berbeda disajikan pada Gambar 9. Air Kaldu Rebusan Penambahan bahan ( Gula Merah, cereh, bawang putih, cabe rawit) Penambahan bubur pati terbaik 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, 30 %, 35 %, 40 % Pemasakan dan Penguapan sampai 25 % (selama : ± 20 menit, suhu : 100 o C) Pengadukan hingga menjadi pasta ( suhu C, selama 5-10 menit) Penyaringan Pengangkatan dan pendinginan Petis Kupang Uji organoleptik Petis Kupang terpilih - analisis proksimat - uji kekentalan - uji logam berat - uji mikrobiologi - uji aktivitas air (a w ) -uji derajat keasaman (ph) Gambar 9. Diagram alir pembuatan petis dengan penambahan konsentrasi pati yang berbeda Konsentrasi tepung terbaik ditentukan secara organoleptik dengan uji organoleptik skala hedonik. Parameter yang diuji dalam uji hedonik meliputi penampakan, aroma, rasa dan konsistensi. Setelah didapatkan petis kupang dengan konsentrasi pati terpilih, petis dianalisis karakteristiknya yang meliputi,

7 120 analisis proksimat, analisis derajat keasaman (ph), analisis aktivitas air (a w ), analisis viskositas uji mikrobiologi (kapang) Pengujian Prosedur pengujian ada dua cara, yaitu secara subyektif dan secara obyektif. Analisis secara obyektif yaitu analisis kimia yang meliputi uji proksimat (kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar protein, kadar air, kadar abu, kekentalan), derajat keasaman (ph), aktivitas air (a w ), dan analisis biologi yaitu uji mikroba kapang (Total Plate Count), sedangkan analisis secara subyektif yaitu uji organoleptik dengan parameter warna, penampakan, bau/aroma, tekstur dan rasa, dan dilanjutkan dengan perhitungan dengan metode different test dengan Multiple Comparison (Larmond 1970) Uji Organoleptik Metode yang digunakan untuk uji organoleptik menggunakan score sheet berdasarkan SNI Pengujian organoleptik merupakan pengujian yang bersifat subjektif dengan menggunakan indera yang ditujukan pada penampakan, bau, konsistensi cairan, rasa dan warna. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis, sedangkan uji lanjutan digunakan Multiple Comparison Analisis Kimia Kadar Lemak (Apriyantono 1989). Kadar lemak ditentukan dengan menggunakan metode Rose-Gottlieb. Metode Rose-Gottlieb digunakan untuk menentukan bahan yang berbentuk cair atau pasta. Cara kerja metode ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel ditimbang 4-5 g dalam tabung ekstraksi, kemudian ditambahkan 1,5 ml amonia 35 % (v/v), campur merata lalu ditambahkan 7 ml air hangat. 2. Campuran dipanaskan pada suhu o C selama 15 menit, lalu ditambahkan 10 ml etanol, dikocok dan dibiarkan dingin. 3. Dalam tabung, ditambahkan 25 ml dietil eter, kocok merata selama 1 menit, biarkan dingin, kemudian ditambahkan 35 ml petroleum eter,

8 121 kocok merata selama 30 detik atau hingga lapisan eter jernih dan seluruhnya terpisah dari lapisan aqueous. 4. Dekantasi lapisan eter sebanyak mungkin, masukkan ke dalam labu 150 ml lalu ditambahkan 10 ml pelarut eter campuran ke dalam tabung dan tanpa pengocokan, pindahkan pelarut ke dalam labu. 5. Bagian luar tabung dicuci dengan pelarut eter campuran, masukkan cucian ke dalam tabung dan hilangkan pelarut yang ada dalam labu dengan cara distilasi. 6. Keringkan residu lemak dalam oven 100 ± 2 o C selama 1 jam, lalu tempatkan labu dalam desikator sampai dingin sedikitnya selama 30 menit, kemudian ditimbang Perhitungan kadar lemak pada kupang putih (Corbula faba Hinds) : % Lemak = W 2 (W 3 +W 4 ) x 100 % W 1 Keterangan : W 1 = Berat sampel (g) W 2 = Berat labu + ekstrak (g) W 3 = Berat labu sesudah penghilangan lemak (g). W 4 = Berat residu yang terekstrak dalam blanko (g) Kadar Protein (Apriyantono 1989). Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl-mikro sebagai berikut : 1. Sampel ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml. kemudian ditambah H 2 SO 4 dan selenium. 2. Sampel didihkan selama 2 jam sampai cairan menjadi jernih (hijau bening) lalu didinginkan dan ditambah air suling atau diencerkan sebanyak 100 ml. 3. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi sebanyak 10 ml, ditambah 10 ml NaOH, lalu didestilasi. 4. Destilat ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 25 ml H 3 BO 3 hingga cairan berwarna biru. 5. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl hingga terjadi perubahan warna merah.

9 122 Perhitungan kadar protein pada kupang putih (Corbula faba Hinds) : % Nitrogen = (ml HCl kupang ml HCl blanko)x 0.1 N HCl x 14 x 100 % mg kupang putih (Corbula faba Hinds) % Kadar Protein = % Nitrogen x 6, Kadar Abu (Apriyantono 1989). Kadar abu ditentukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan yang telah ditimbang dan dibakar di dalam tanur serta didinginkan dalam desikator. 2. Cawan yang berisi sampel dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dan dibakar sampai didapat abu yang berwarna keabu-abuan selama 8 jam pada suhu 550 o C. 3. Cawan yang berisi abu tersebut didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Perhitungan kadar abu pada kupang putih (Corbula faba Hinds) : C A % KadarAbu = x100 % B A Keterangan : A = Berat cawan abu porselen kosong (gram) B = Berat cawan abu porselen dengan daging kupang putih (Corbula faba Hinds) (gram) C = Berat cawan abu porselen dengan daging kupang putih (Corbula faba Hinds) setelah dikeringkan (gram) Uji Kadar Air (Apriyantono 1989). Prosedur penentuan kadar air adalah sebagai berikut : 1. Sampel yang sudah homogen ditimbang 5 gram dan diletakkan dalam cawan kosong yang sudah ditimbang beratnya, dimana cawan dan tutupnya sudah dikeringkan di dalam oven serta didinginkan dalam desikator. 2. Cawan yang berisi sampel kemudian ditutup dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu o C selama 16 jam.

10 Cawan lalu didinginkan di dalam desikator dan setelah dingin cawan ditimbang. Perhitungan kadar air pada kupang putih (Corbula faba Hinds) : B C % KadarAir = x100 % B A Keterangan : A = Berat cawan kosong (gram) B = Berat cawan dengan kupang putih (Corbula faba Hinds) (gram) C = Berat cawan dengan daging ikan setelah dikeringkan (gram) Kadar Karbohidrat (Apriyantono 1989). Analisis kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu dengan menggunakan rumus: K. karbohidrat = 100 % - ( K. lemak K. protein K. air K. abu) Derajat Keasaman (ph) (AOAC 1995). Untuk pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter dengan cara mula-mula ph meter dinyalakan lalu dikalibrasi dengan larutan buffer ph 4 dan kemudian buffer ph 7. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dan diencerkan dengan perbandingan petis kupang : air aquades (1:5) kemudian dihomogenkan dengan menggunakan mixer, setelah homogen sampel diukur dengan menggunakan ph meter yang telah dikalibrasi. Nilai yang diperoleh dari hasil pembacaan pada ph meter selama satu menit atau sampai angka digital yang menunjukkan nilai ph tidak berubah/konstans Aktivitas Air (a w ) (Muchtadi 1984). Analisis nilai aktivitas air (a w ) menggunakan alat a w -meter Shibaura Wa Cara kerjanya sebagai berikut : Sampel yang telah dihaluskan dan dihomogenkan dimasukkan ke dalam a w -meter. Sebelum digunakan a w -meter harus dikalibrasi dengan menggunakan barium klorida. Proses kalibrasi dilakukan selama 1 jam sampai tanda kompleted tertera pada alat a w -meter, kemudian ditekan tombol start setelah itu baru sampel dimasukkan ke dalam alat a w -meter bagian sensor. Setelah sampel sudah ada

11 124 dalam alat a w -meter maka tombol start ditekan kembali sampai tanda kompleted tertera kembali. Koreksi diberikan terhadap perbedaan suhu pengukuran dan suhu standar dengan mengalikan faktor koreksi yang terdapat dalam manual alat Uji TPC (Total Plate Count ) (Fardiaz 1992). Pengukuran total mikroba dilakukan dengan uji mikroba secara aseptis, pada produk petis kupang ini dilakukan pengukuran total mikroba kapang, karena pada petis kupang mikroba yang paling banyak tumbuh adalah kapang. Prosedur pengukuran total mikroba sebagai berikut: Sampel diambil sebanyak 10 ml, kemudian sampel dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi larutan NaCl fisiologis sebanyak 90 ml dan diaduk sampai homogen (larutan dengan pengenceran 10-1 ), kemudian dilakukan pengenceran bertingkat 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5 dan masing-masing dituang sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dan dilakukan secara duplo. PCA dibiarkan hingga agar memadat dan diinkubasi selama 2 hari. Perhitungan : Koloni per ml atau per gram = Jumlah koloni per cawan x 1/ Faktor Pengencer Penentuan kandungan logam berat (AOAC 2000) Penentuan kandungan logam berat terbagi atas beberapa tahap. Tahaptahap tersebut adalah destruksi, pembacaan absorbans contoh, dan perhitungan kandungan logam berat. Metode analisis dilakukan berdasarkan Association of Official Analitical Chemis (AOAC), edisi 14 tahun 1984 yang diadopsi menjadi SNI untuk merkuri (Hg) dan SNI untuk kadmium (Cd) dan timbal (Pb) : a. Tahap destruksi Ke dalam labu alas bulat 250 ml dimasukkan 5 gram sampel, berturut-turut ditambahkan 20 ml HCl 37 % dan 10 ml HNO 3 65 %. Kemudian dipanaskan dengan api spiritus selama 20 menit. setelah 20 menit api spiritus sementara dimatikan, kemudian dtambahkan H 2 O 2 30 % dan dipanaskan lagi selama 10 menit atau sampai larutan menjadi jernih. Setelah dingin larutan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquades sampai tanda tera.

12 125 b. Pembacaan absorbans Pembacaan absorbans logam berat merkuri dilakukan dengan spektrofotometer penyerapan atom tanpa nyala, sedangkan kadmium dan plumbum ditentukan dengan nyala asetilen. Absorbans Untuk Logam Berat Merkuri (Hg) Mercury Hydride System (MHS-10) dirangkai dengan alat AAS. Kemudian AAS diaktifkan dan ditunggu selama 15 menit, kondisi optimum AAS dicari dengan mengatur posisi Hg, kedudukan sel absorbans, panjang gelombang, dan mengalirkan gas nitrogen (N 2 ) ke dalam sistem. Pembacaan Absorbans Larutan Standar Merkuri Ke dalam tabung A dimasukkan 10 ml larutan standar. Tabung B diisi dengan reduktor standar. Tabung C ditekan untuk memompa reduktor sehingga mengalir ke tabung A dan mereduksi larutan standar agar terbentuk kabut uap merkuri yang selanjutnya kabut uap tersebut didorong oleh gas N 2 menuju sel absorbans. Di dalam sel absorbans uap Hg menyerap sinar dari lampu Hg pada panjang gelombang 253,7 nm. Nilai absorbans langsung dapat dibaca (pada digital display). Dibuat kurva absorbans vs konsentrasi sehingga didapat garis standar dengan persamaan garis Y= a+ bx (linier), dimana a adalah intersept yaitu jarak antara titik potong garis pada sumbu Y dengan titik pusat (0,0) dan b adalah kemiringan garis (slope). Pembacaan Absorbans Contoh Dengan cara yang sama seperti absorbans standar, dilakukan pembacaan absorbans contoh dengan memasukkan contoh ke dalam tabung A dan reduktor contoh (daging) ke dalam tabung B. Absorbans Untuk Logam Berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) Pembacaan absorbans larutan standar dan absorbans contoh pada logam berat Cd dan Pb pada prinsipnya sama dengan pembacaan absorbans pada

13 126 analisis merkuri. Pada pembacaan absorbans logam berat Cd dan Pb menggunakan panjang gelombang 228,8 nm dan 283,3 nm. Untuk menghasilkan nyala api digunakan gas asetilen. c. Perhitungan Kadar logam berat sampel dihitung dengan memasukkan harga absorban contoh ke dalam persamaan garis standar. Y = a + bx Dimana nilai absorbans sebagai Y sedang a dan b dari persamaan garis standar, maka diperoleh harga x yang merupakan konsentrasi contoh. Hasil perhitungan dinyatakan dengan ppm. ppm = (Ac - Ab) a x 100 b x berat contoh (gr) x 1000 dimana : Ac = absorban contoh Ab = absorban blanko a = intersept dari persamaan regresi standar b = slop dari persamaan regresi standar Uji viskositas (Marine Colloids FMC, Corp 1977 dalam Mukti 1987) Spindel terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 75 o C kemudian dipasangkan ke alat ukur viscometer brookfield. Posisi spindel dalam larutan panas diatur sampai tepat, viscometer dihidupkan dan suhu larutan diukur. Ketika suhu larutan mencapai suhu 75 o C, termometer dikeluarkan dan nilai viskositas diketahui dengan pembacaan viscometer pada skala 1 sampai 100. Pembacaan dilakukan setelah satu menit putaran penuh. Hasil bacaan digandakan sesuai dengan spindel yang digunakan dengan kecepatan 60 rpm. Hal ini berfungsi untuk menyatakan viskositas mutlak dalam satuan centipoise (cps). 3.5 Analisis Data Pengujian organoleptik dilaksanakan dengan melibatkan 35 orang panelis secara deskriptif dengan menggunakan score sheet. Analisis data organoleptik menggunakan statistik non-parametrik dengan metode Kruskal-Wallis dengan uji lanjut Multiple Comparison (Steel dan Torrie, 1989).

14 127 Rancangan percobaan yang digunakan pada analisis data penelitian ini adalah model rancangan acak lengkap (RAL). Asumsi yang digunakan dalam menggunakan rancangan percobaan ini adalah pengaruh perlakuan dan lingkungan bersifat aditif, ragam galat percobaan homogen, galat percobaan menyebar normal dan galat percobaan saling bebas. Nilai rata-rata dihitung menggunakan rumus berikut (Walpole 1975): X n i= = 1 n Xi X = Nilai rata-rata N = Jumlah data Xi = Nilai X ke-i Analisis pengaruh penambahan flavor udang windu (Penaeus monodon) terhadap kandungan proksimat serta komposisi asam lemak ikan dilakukan melalui uji ragam (ANOVA) single factorial. Persamaan umum model rancangan tersebut sebagai berikut: Y ij = µ + σ i + ε ij Keterangan: Y ij = nilai pengamatan untuk perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ = nilai tengah populasi σ i ε ij = pengaruh perlakuan pada taraf ke-i = galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j Hipotesis yang digunakan : H o : µ i = µ j H 1 : µ i µ j Apabila Fhit > Ftab maka tolak H o artinya terdapat perlakuan yang berbeda nyata pengaruhnya terhadap produk petis kupang putih (Corbula faba Hinds). Apabila Fhit < Ftab maka gagal tolak H o artinya tidak terdapat perlakuan yang berbeda nyata pengaruhnya terhadap produk petis kupang putih (Corbula faba Hinds).

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Metode penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Metode penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian tentang kajian penggunaan larutan perendam terhadap karakteristik tekstur produk tsukuda-ni ikan jangilus (Istiophorus orientalis) ini dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut Asap dengan Kombinasi Bumbu dilakukan pada bulan Agustus 2009 Januari 2010 yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai april 2011 sampai dengan juni 2011 di Kampus IPB Dramaga Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 31 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pendugaan Umur simpan Tsukuda-ni Ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan Metode Akselerasi ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2009. Penelitian ini

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan (preparasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 19 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2010, bertempat di Laboratorium Pengolahan Hasil Perairan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di III. MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode 16 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Maret 2011, bertempat di Laboratorium Preservasi dan Pengolahan Hasil Perairan, Laboratorium

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010 bertempat di Laboratorium Karakteristik dan Penanganan Hasil Perairan untuk preparasi sampel; Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2009. Pembuatan tepung tulang ikan dilaksanakan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Lantai 3,

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI Penelitian pendahuluan

3 METODOLOGI Penelitian pendahuluan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2011. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan dan Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2011 bertempat di Laboratorium Biologi Mikro 1 untuk identifikasi keong ipong-ipong, Departemen

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 11 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2012 dan bertempat di beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 aktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Metode Pengolahan terhadap Kandungan Mineral Keong Matah merah (Cerithidea obtusa) dilaksanakan dari bulan Februari-Mei 2011

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat 3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2009 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian 17 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Laboratorium Balai Kesehatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 Januari 2013. Pembuatan kue bagea dan tepung tulang ikan tuna dilakukan di Laboratorium Pengolahan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) 10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Juli 2015. Pembuatan jenang dilakukan di Laboratorium Benih-UKSW dan analisis kandungan gizi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2012. Karakterisasi limbah padat agar, pembuatan serta karakterisasi karbon aktif dilakukan di Laboratorium Karakterisasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, ethanol, air, kelopak bunga rosella segar, madu dan flavor blackcurrant. Bahan kimia yang digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen Fapertapet UIN Suska Riau dan Laboratorium Uji Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan.Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun Analisis

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Terpadu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Produksi Bakteriosin Kasar

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Produksi Bakteriosin Kasar MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai Mei 2012 di Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 12 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan (preparasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Tahun 2013 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012 bertempat di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan (preparasi sampel dan analisis

Lebih terperinci

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan 67 Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Bahan Berat (gr) persen bahan per jumlah persen bahan per persen daging 2000 kg daging Daging sapi 2000 59.88 2000 Lemak sapi 600

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN 12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada Bulan April sampai Juli 2014. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Che-Mix Pratama,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan 20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober

Lebih terperinci