ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Bagian Produksi National Plant Cibitung Jawa Barat) Oleh FRANS ROMADA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Bagian Produksi National Plant Cibitung Jawa Barat) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh FRANS ROMADA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

3 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Bagian Produksi National Plant Cibitung Jawa Barat) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : FRANS ROMADA Dilahirkan pada tanggal 7 September 1984 di Jakarta Tanggal Lulus : Bogor, Januari 2010 Menyetujui, Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M. Eng Pembimbing Akademik I Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc Pembimbing Akademik II

4 Judul Skripsi : Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Hubungannya Dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Bagian Produksi National Plant Cibitung Jawa Barat) Nama : Frans Romada NIM : F Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M. Eng Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti NIP

5 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Hubungannya Dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Bagian Produksi National Plant Cibitung Jawa Barat) adalah hasil karya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik, dan semua sumber yang dikutip telah saya nyatakan dengan benar. Jakarta, Januari Nama : Frans Romada NRP : F

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 September 1984 sebagai anak kedua dari lima bersaudara pasangan Saroha Siregar (alm) dan Yunita Marpaung. Penulis memulai jenjang pendidikannya di SD Negeri 01 Susukan Jakarta Timur lalu berpindah sekolah ke SD Kristen Lydia Bandar Lampung. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 5 Bandar Lampung dan lulus pada tahun Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 2 Bandar lampung dan lulus pada tahun Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB). Pada tahun 2005 penulis melakukan kegiatan praktek lapang (PL) di PTPN VII Tulungbuyut Lampung Utara dengan judul Mempelajari Teknologi Pengolahan Limbah di PTPN VII Tulungbuyut. Sebagai tugas akhir, penulis melalukan penelitian di PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat dengan judul skripsi Analisis Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat).

7 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat). Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng selaku dosen pembimbing pertama yang telah dengan sabar memberikan nasehat, bimbingan dan arahan kepada penulis. 2. Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah banyak memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada penulis. 3. Ir. Ade Iskandar, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis. 4. Bapak Susilo selaku pembimbing lapang selama penulis melakukan penelitian di PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat. 5. Mama, Kakak Vina, Doan, Anes atas kasih sayang, perhatian dan dukungannya selama penulis menempuh pendidikan dan menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapatua Hasudungan dan Inangtua Erniaty atas perhatian, dukungan dan nasihat-nasihatnya selama penulis menempuh pendidikan dan menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapatua Hutagalung dan Inangtua Lis atas dukungan, arahan, bimbingan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Syifariza Aldamilia Chandra yang telah dengan tulus dan sabar memberikan kasih sayangnya serta selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi dan pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

8 ii 9. Teman seperjuangan Muhammad Iyas atas kebersamaan, persahabatan dan dukungannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. 10. Adriel, Samuel, Amin dan Indra atas persahabatan dan dukungannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. 11. Zainul, Samba, Toni dan Yoyok yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 12. Emma, Audi, Nadya dan Nina atas persahabatan dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembacanya. Bogor, Desember 2009 Penulis

9 Frans Romada. F Analisis Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa barat). Di bawah bimbingan Bapak Anas Miftah Fauzi dan Bapak Tajuddin Bantacut. RINGKASAN Banyaknya jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik bagi perusahaan maupun pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan telah menurunkan produktivitas perusahaan sebagai akibat dari turunnya produktivitas pekerja. Kerugian yang dialami perusahaan sebagai akibat dari kecelakaan kerja yang terjadi antara lain hilang dan rusaknya material/produk, terhentinya proses produksi, hilangnya tenaga terampil & berpengalaman, menurunnya kredibilitas perusahaan, hilangnya keuntungan, hilangnya waktu kerja, pengeluaran biaya pengobatan, perawatan dll. Upaya untuk mengatasi kerugian-kerugian tersebut yaitu dengan menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja di dalam perusahaan. Kenyataan di Indonesia yang menjadi masalah adalah masih banyak perusahaan yang belum menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia adalah PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Coca Cola Bottling Indonesia dan menganalisis hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan manfaatnya terhadap kesejahteraan karyawan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling menggunakan metode convenience sampling. Jumlah responden yang digunakan adalah sebanyak 30 orang karyawan bagian produksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. Faktor-faktor produktivitas kerja yang dianalisis yaitu kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial, hubungan kerja. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. CCBI Cibitung secara umum keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dikategorikan baik. Sebagian besar karyawan telah mengetahui pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan dan merasakan manfaat dari pelatihan tersebut. Pelaksanaan publikasi keselamatan kerja dinilai cukup baik oleh karyawan. Pelaksanaan kontrol lingkungan kerja dinilai baik oleh karyawan, begitu pula dengan pelaksanaan pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja. Adanya program keselamatan dan kesehatan kerja membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dengan faktor-faktor produktivitas kerja menunujukkan memiliki hubungan yang positif. Pelatihan keselamatan memiliki hubungan positif dengan produktivitas kerja karyawan, dengan nilai korelasi 0,592. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, publikasi keselamatan kerja memiliki hubungan positif

10 dengan produktivitas kerja karyawan, dengan nilai korelasi 0,755. Kontrol lingkungan kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas kerja karyawan, dengan nilai korelasi 0,691. Hubungan positif antara pengawasan dan disiplin dengan produktivitas kerja karyawan, dengan nilai korelasi 0,872. Peningkatan kesadaran K3 mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas kerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai korelasi 0,700. PT. Coca Cola Bottling Indonesia disarankan agar lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja, karena walaupun secara uji diperoleh hasil positif namun secara umum masih ditemui adanya pelanggaran seperti tidak memakai APD saat bekerja. Teguran dan pemberian sangsi yang tegas kepada karyawan yang mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja dirinya sendiri dapat dilakukan. Manfaat positif dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu perusahaan terhindar dari kecelakaan kerja dan dapat meningkatkan produktivitas, reputasi dan citra perusahaan yang juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.

11 Frans Romada. F Implementation of the programme for occupation health and safety analysis, and its relationship with the productivity of employees (a case study in PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung West Java). Under the direction of Mr. Anas Miftah Fauzi and Mr. Tajuddin Bantacut. SUMMARY A large number of cases of occupational accidents in Indonesia has resulted in substantial losses for both companies and workers who suffered occupational accidents. Occupational accidents that occurred in the company has reduced the productivity of the company as a result of the decline in worker productivity. The company experienced losses as a result of accidents that occurred between the loss and damage to other materials / products, interruption of production processes, loss of skilled & experienced personnel, decreasing the credibility of the company, loss of profits, loss of work time, medical expenses, maintenance, etc.. Efforts to overcome these disadvantages is to implement safety and health programs in the corporate workplace. The reality in Indonesia that the problem is still a lot of companies that have made the health and safety as a priority.. One of the companies that have implemented safety and health in Indonesia is PT. Coca Cola Bottling Indonesia. This research was conducted to see the implementation of occupational safety and health at PT. Coca Cola Bottling Indonesia, and analyze the relationship with employee productivity and welfare benefits to employees. Sampling technique carried out in a non-probability sampling using convenience sampling methods. The number of respondents who used as many as 30 people are employees of the production of PT. Coca Cola Bottling Indonesia. The factors of safety and health are analyzed in this study include safety training, workplace safety publications, working environment control, supervision and discipline as well as increased awareness of OHSAS. These factors are analyzed labor productivity is the willingness to work, work skills, work environment, compensation, social security, employment relationship. Application of occupational safety and health at PT. CCBI Cibitung is generally categorized good. Most employees already know that training is held firm and feel the benefits of such training. Implementation of work safety publications judged good enough by the employee. Implementation of environmental controls work well assessed by the employees, as well as the implementation of supervision and discipline as well as increased awareness of occupational safety and health. The health and safety programs work to make employees feel safe and comfortable in its work. The results of Spearman Rank correlation tests between the factors of safety and health factors and labor productivity has a positive relationship. Safety training has a positive relationship with employee productivity, with a correlation

12 value. Based on the Spearman Rank correlation test, the publication of work safety has a positive relationship with employee productivity, with a correlation value. Control the work environment has a positive relationship with employee productivity, with a correlation value. Positive relationship between supervision and discipline with employee productivity, with a correlation value. Increased awareness of K3 has a positive relationship with employee productivity, indicated by the value of correlation PT. Coca-Cola Bottling Indonesia is suggested that further enhance the quality of occupational health and safety, because even though the tests positive results obtained in general but still found that such violations do not use APD at work. Reprimand and giving stern sanctions to employees who ignore safety and health itself can be done. Positive benefits from the implementation of occupational safety and health of the company to avoid accidents and can increase productivity, reputation and corporate image can also improve the welfare of employees.

13 iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Penelitian... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja Faktor-faktor Kecelakaan Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manfaat Penerapan SMK Biaya dan Keuntungan Penerapan K Langkah-langkah Penerapan Sistem Manajemen K Landasan Hukum Penerapan K Produktivitas Kerja III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tata Laksana Sumber Data Metode Pengumpulan Data Penentuan Ruang Lingkup Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Data... 19

14 iv IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Umum Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Proses Produksi Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner Hasil Uji Validitas Kuesioner Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Karakteristik Responden Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Masa Kerja Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelatihan Keselamatan Publikasi Keselamatan Kerja Kontrol Lingkungan Kerja Pengawasan dan Disiplin Peningkatan Kesadaran K Gambaran Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Analisis Produktivitas Kerja Kemauan Kerja Kemampuan Kerja Lingkungan Kerja Kompensasi Jaminan Sosial Hubungan Kerja Analisis Hubungan (K3) Dengan Produktivitas Kerja V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 51

15 v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Biaya Tindakan Pencegahan dan Biaya Akibat Kecelakaan...11 Tabel 2. Jumlah Keuntungan Sebagai Manfaat Penerapan K Tabel 3. Nilai Skor Rataan Tabel 4. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pelatihan Keselamatan Tabel 5. Hasil Jawaban Responden Mengenai Publikasi Keselamatan Tabel 6. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kontrol Lingkungan Tabel 7. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pengawasan dan Disiplin. 39 Tabel 8. Hasil Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kesadaran K

16 vi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 32

17 vii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Organization Chart National Cibitung Lampiran 2. Struktur Organisasi P2K3 PT.CCBI Lampiran 3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. CCBI Lampiran 4. Job Safety Analysis Training Guide Lampiran 5. Formulir Laporan Kecelakaan Kerja/Mesin Lampiran 6. Formulir Laporan Penyelidikan Kecelakaan Lampiran 7. Formulir Daftar Penilaian dan Pengendalian Resiko K3 PT. CCBI Cibitung Plant... 58

18 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, menurut data PT Jamsostek (Persero) dalam periode , terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Kompensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dari 7,5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp. 2 triliun di mana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. Dengan kata lain, inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena kelalaian dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Begitu pula survei ILO (International Labor Organization) menyatakan bahwa tingkat competitiveness karena faktor K3 Indonesia adalah negara ke-2 dari bawah dari lebih 100 negara yang disurvei (Mukhlisani et al, 2008). Kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi begitu saja. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-mata memusatkan diri pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah untuk meratifikasi konvensi keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan buruh, merupakan dua penyebab besar kematian terhadap pekerja (Suardi, 2005). Padahal meningkatkan standar keselamatan kerja yang lebih baik akan menghasilkan keuangan yang baik. Pengeluaran biaya akibat kecelakaan dan sakit yang berkaitan dengan kerja merugikan ekonomi dunia lebih dari seribu miliar dollar (850 miliar euro) di seluruh dunia, atau 20 kali jumlah bantuan umum yang diberikan pada dunia berkembang. Di AS saja, kecelakaan kerja merugikan pekerja puluhan miliar dolar karena meningkatnya premi asuransi, kompensasi dan menggaji staf pengganti (Suardi, 2005). Angka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum ternyata masih rendah. Berdasarkan data organisasi buruh internasional di bawah PBB (ILO), Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 27 negara. Meningkatkan produktivitas adalah sebuah perhatian utama berbagai industri, sebagai perubahan efektifitas dan efisiensi dari sumber daya ke dalam

19 2 produk yang dapat dipasarkan dan menentukan keuntungan bisnis. Sebagai akibatnya, berbagai indikator dan faktor yang dapat dipertimbangkan telah diarahkan untuk dapat meningkatkan produktivitas. Maka dari itu, dalam penelitian ini, tidak hanya membahas masalah K3 saja untuk meningkatkan produktivitas kerja, namun termasuk masalah lingkungan kerja dari segi fisik serta lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial (Mukhlisani et al, 2008) Tujuan Tujuan dari penelitian ini : 1. Mengkaji penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Cibitung Plant. 2. Menganalisis hubungan kualitatif antara penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan dan manfaatnya terhadap kesejahteraan karyawan.

20 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan Kerja Dalam pemahaman yang umum, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), adalah segala upaya untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sasaran utama dari K3 ditujukan terhadap pekerja, dengan melakukan segala daya upaya berupa pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar terhindar dari resiko buruk di dalam melakukan pekerjaan. Dengan memberikan perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat bekerja dengan aman, sehat dan produktif. Secara filosofis, K3 merupakan upaya dan pemikiran guna menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani ataupun rohaniah manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya serta hasil karya dan budaya manusia. Upaya perlindungan itu sejalan dengan hak asasi manusia yang dijamin pula dalam UUD 1945, setiap orang berhak atas perlindungan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan demikian K3 merupakan hak dasar setiap orang untuk memperoleh hak yang sama untuk hidup dan mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya. Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan di tingkat internasional pun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional. Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga

21 4 menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya industrial. Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Disamping itu, perlindungan K3 tersebut juga ditujukan untuk mengamankan aset perusahaan yang berupa peralatan, mesin, pesawat, instalasi, dan bahan produksi dari kemungkinan kerusakan dan kerugian akibat bahaya peledakan, kebakaran atau terganggunya proses produksi. Oleh karena itu dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia dan segala kerugian akibat kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk mewujudkan kualitas hidup dan kemajuan masyarakat sesuai dengan tujuan hidup setiap insan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup jasmaniah dan rohaniah. Keselamatan dan kesehatan kerja yang berjalan baik dapat mendorong dan memacu peningkatan produksi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 di perusahaan perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai pelaku maupun sebagai penikmat perlindungan dimaksud. Kecelakaan kerja merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak diharapkan atau diduga sama sekali yang terjadi di tempat kerja. Secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (unsafe act) sebesar 78 %, yang disebabkan kondisi berbahaya dari peralatan (unsafe condition) sebesar 20 %, dan faktor lainnya sebesar 2 %.

22 5 Perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Pada hal, kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, kerusakan peralatan, menurunnya mutu dan hasil produk, terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan, yang pada akhirnya akan merugikan semua pihak. Dalam skala besar, akibat kecelakaan kerja yang banyak terjadi dan besarnya jumlah kerugian yang diderita perusahaan, secara kumulatif akan pula merugikan perekonomian sosial. Hal ini menunjukkan bahwa masalah K3 adalah masalah yang strategis, yang tidak lepas dari kegiatan dalam suatu industri secara keseluruhan, sehingga pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalaian potensi bahaya memerlukan pendekatan kesisteman antara lain dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3). Untuk mengetahui efektivitas penerapan SMK3 dan mengukur kinerja pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan, dalam pelaksanaanya, dilakukan dengan penilaian hasil kegiatan, atau audit. Melalui audit SMK3 akan dapat diketahui sampai sejauh mana program K3 telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3 yang telah ditetapkan di dalam suatu perusahaan. Dalam pelaksanaannya audit dilakukan oleh auditor, sebagai Profesional Judgement. Untuk memelihara kompetensinya dan melakukan penyamanan persepsi tentang penilaian obyek yang diaudit, auditor menggunakan suatu standar atau melakukan pengukuran melalui suatu proses sertifikasi terhadap kompetensinya. (Syamsuddin, 2004) Miner dalam Ilham (2002) mengemukakan dua aspek yang disebut dengan Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology, yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Safety Psychology memfokuskan pada usaha untuk mencegah kecelakaan terjadi, dengan meneliti kenapa dan bagaimana kecelakaan itu muncul, sedangkan Industrial Clinical Psychology memfokuskan pada karyawan-karyawan yang tingkat kerjanya menurun, hal-hal yang menyebabkannya serta apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Persamaan dari Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology adalah sama-sama meneliti untuk pencegahan dan mengatasi masalah-masalah

23 6 tertentu yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan dan motivasi kerja karyawan. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu Laporan dan Statistik Kecelakaan, Pelatihan Keselamatan, Publikasi dan Kontes Keselamatan Kerja, Kontrol terhadap Lingkungan Kerja, Inspeksi dan Disiplin, Peningkatan Kesadaaran K3. Industrial Clinical Psychology terdiri atas dua faktor, yaitu Konseling dan Employee Assistance Program Kesehatan Kerja Sebenarnya membicarakan keselamatan kerja, di dalamnya telah terkandung pemahaman mengenai perlindungan kesehatan kerja. Undang-Undang Keselamatan Kerja, dari judulnya sendiri tidak membedakan antara pengertian keselamatan dan kesehatan kerja. Di dalam pengertian keselamatan kerja, didalamnya telah melekat pemahaman mengenai kesehatan kerja sebagai bagian yang sama pentingnya satu dengan lainnya. Namun sejalan dengan kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan kemudian mengembangkan kesehatan kerja menjadi cabang ilmu tersendiri sebagai bagian dari keselamatan kerja. Konsepsi mengenai kesehatan kerja yang telah berkembang sebagai kebutuhan masyarakat yang berdiri sendiri. Menurut Joint ILO/WHO committee dalam Syamsuddin (2004) kesehatan kerja didefinisikan sebagai upaya pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya keadaan fisik, mental dan sosial pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisiologis dan psikologis, dan penyesuaian pekerjaan terhadap manusia dan manusia terhadap pekerjaannya. Kemudian pada tahun 1985 dikeluarkan pula ILO Convension of Occupational Health Services, Konvensi No.161 Tahun 1985, yang isinya antara lain mewewajiban dan kesehatan, dan pengembangan organisasi dan budaya kerja kearah yang mendukung kesehatan dan keselamatan kerja, yang dalam pelaksanaannya juga mempromosikan iklim sosial yang positif, operasi yang lancar dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

24 7 Pada saat ini, upaya perlindungan kesehatan yang semula bersifat kuratif seperti pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pengobatan, telah berkembang menjadi upaya pencegahan dan perlindungan, dan mendorong pada berkembangnya ilmu tentang keracunan (poisoning) dan penyakit akibat kerja (Syamsuddin, 2004) Faktor - faktor Kecelakaan Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen. Pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manajer untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal di atas akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri (Ishak, 2004) Tujuan Penerapan K3 Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 dalam Yusra (2005) tentang keselamatan kerja, yaitu: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan; b) Mencegah mengurangi dan memadamkan kebakaran;

25 8 c) Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran; d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e) Memberi pertolongan pada kecelakaan; f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; g) Mencegah dan mengendalikan diri pada para pekerja; h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan; i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik; k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja lingkungan cara dan proses kerjanya; n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang; q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kesehatan Kerja Menurut Suardi (2005) manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah : a) Perlindungan karyawan b) Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang c) Mengurangi biaya d) Membuat sistem manajemen yang efektif e) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

26 9 PT. Holcim Indonesia Tbk menyatakan dengan dijalankannya K3 secara tertib di perusahaannya telah diraih peningkatan produktivitas kerja sampai 75 persen. Ini karena potensi kehilangan banyak jam kerja juga mampu diminimalisir dengan adanya K3. Jika ada kecelakaan kerja maka akan ada banyak jam kerja terbuang dengan penggantian karyawan yang kecelakaan oleh karyawan baru atau mungkin juga oleh penanganan terhadap korban dan kasus kecelakaan kerja tersebut. Perusahaan pun juga bisa meminimalisir pembiayaan terhadap korban kecelakaan. Menurutnya, manfaat yang tak bisa ternilai dengan uang atau alat ukur apapun juga sangat banyak. Penerapan K3 telah menyelamatkan orang dari kecelakaan yang menyebabkan trauma, cacat anggota badan, kehilangan nyawa dan sebagainya. Hal itulah yang tak bisa ternilai dengan apapun. Untuk investasi K3 perusahaan tentunya juga akan menghabiskan dana yang sangat besar. Nilainya bisa mencapai 15 persen dari biaya produksi total. Namun nilainya akan turun setiap tahunnya. Ini karena perlengkapan yang digunakan untuk program K3 tak harus dibeli atau diperbaharui setiap tahun. Alat bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama. Seperti di Holcim kini biaya yang dikeluarkan perusahaan setelah program K3 dijalankan selama tujuh tahun, hanya sekitar 7 persen dari total biaya produksi (Sumardianto, 2008). Kesadaran dunia industri terhadap keselamatan kerja harus terus digalakan. Hal itu tidak hanya menjadi mencerminkan tinggi rendahnya budaya sebuah perusahaan, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomis. Penelitian di Jepang menunjukkan setiap investasi 1 dolar AS untuk keselamatan kerja bisa menghasilkan penghematan 2,7 dolar AS. Di lain pihak, kecelakaan dan sakit di tempat kerja membawa dampak ekonomis pada perusahaan. Catatan Organisasi Buruh International (ILO) menunjukkan pengeluaran biaya akibat kecelakaan dan sakit akibat kerja, mencapai lebih dari 1000 miliar dolar AS. Jumlah ini didasari dari catatan ILO bahwa setiap hari terdapat kematian akibat kecelakaan kerja, jumlah yang lebih besar daripada korban tewas karena perang. Catatan keselamatan kerja Indonesia juga tak kalah merisaukan. Masuk dalam peringkat terburuk dalam standar keselamatan di Asia Tenggara,

27 10 Indonesia mencatat 105 ribu kasus kecelakaan selama tahun 2003 dengan angka kematian mencapai 1430 pekerja (Tjiptono, 2004). Masalah K3 manufaktur di Inggris mengakibatkan kerugian dengan rincian biaya per kasus : a) Cedera yang mengakibatkan waktu kerja hilang = Rp b) Cedera yang tidak mengakibatkan waktu kerja hilang = Rp c) Kerusakan karena kecelakaan = Rp British Safety Council (BSC) mencatat bahwa Inggris tiap tahun rugi Rp karena masalah K3. International Labour Organization (ILO) juga mencatat jumlah kasus K3 di Inggris sebanyak 2,2 juta kasus telah mengakibatkan jumlah PHK sebanyak karyawan dan jumlah hari kerja hilang 3 juta hari dengan rincian kerugian : a) pekerja : Rp b) pengusaha : Rp c) sosial : Rp d) total : Rp Dengan jumlah penduduk Inggris sebanyak 58,8 juta dan persentase anakanak dan orang tua 41 % dan usia produktif 59 % dan bila 75 % adalah penduduk yang bekerja, maka rata-rata kerugian per kapita adalah Rp Biaya dan Keuntungan Penerapan K3. Biaya K3 meliputi : a) Biaya tindakan pencegahan b) Biaya akibat kecelakaan c) Hilang dan rusaknya material produk d) Terhentinya proses produksi e) Hilangnya tenaga terampil & pengalaman f) Menurunya kredibilitas perusahaan g) Hilangnya keuntungan h) Hilangnya waktu kerja i) Pengeluaran biaya pengobatan, perawatan dll

28 11 Keuntungan yang didapat dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik terbagi dua yaitu efek primer dan efek sekunder efek primer yaitu terhindar dari kecelakaan kerja sedangkan efek sekunder yaitu peningkatan produktivitas, reputasi dan citra perusahaan dll (Yanri, 2006). Yanri (2006) menulis pengalaman perusahaan di Jepang yang dicatat oleh JISHA pada bulan Februari-Maret 2000 yang telah menyelenggarakan survey melalui kuisioner kepada 1368 perusahaan membuat rincian data biaya dan keuntungan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Tabel 1. Biaya Tindakan Pencegahan dan Biaya Akibat Kecelakaan Jenis Biaya Besar Biaya Biaya Tindakan Pencegahan Rp Biaya Akibat Kecelakaan Rp Jumlah Biaya Rp Tabel 2. Jumlah Keuntungan Sebagai Manfaat Penerapan K3 Jenis Keuntungan Besar Keuntungan Manfaat Primer Rp Manfaat Sekunder Rp Jumlah Keuntungan Rp Langkah-langkah Penerapan Sistem Manjemen K3 Tahapan dan langkah-langkah penerapan sistem manajemen K3 dibagi menjadi dua bagian besar (Suardi, 2005) : 1. Tahap Persiapan a) Komitmen manajemen puncak b) Menentukan ruang lingkup c) Menetapkan cara penerapan d) Membentuk kelompok penerapan e) Menetapkan sumber daya yang diperlukan

29 12 2. Tahap Pengembangan dan Penerapan a) Menyatakan komitmen b) Menetapkan cara penerapan c) Membentuk kelompok kerja penerapan d) Menetapkan sumber daya yang diperlukan e) Kegiatan penyuluhan f) Peninjauan sistem g) Penyusunan jadwal kegiatan h) Pengembangan sistem manajemen K3 i) Penerapan sistem j) Sertifikasi Landasan Hukum Penerapan K3 Berbicara penerapan K3 dalam perusahaan tidak terlepas dengan landasan hukum penerapan K3 itu sendiri. Landasan hukum yang dimaksud memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan apa dan bagaimana K3 itu harus diterapkan. Adapun sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut: a) UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. b) UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. c) PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. d) Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja. e) Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja untuk : a) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja; b) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;

30 13 c) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; d) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; e) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan (Yusra, 2005) Produktivitas Kerja Perkataan produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 dalam suatu masalah yang disusun oleh sarjana ekonomi Perancis bernama Quesnay seorang pendiri aliran phisiokrat (Sumarsono, 2003). Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan operasional. Secara fiosofis, produktivitas merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Secara definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran. Walaupun secara teori dapat dilakukan, tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya berbagai macam dan dalam proporsi yang berbeda. Pengertian ketiga mengandung makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat bentuk, yaitu : a) Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit;

31 14 b) Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang; c) Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama; d) Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil. Sumber daya masukan dapat terdiri atas beberapa faktor produksi, seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Produktivitas masing-masing faktor produksi tersebut dapat dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara berdiri sendiri. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Melalui pendekatan sistem, faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu : a) Kualitas dan kemampuan fisik karyawan, b) Sarana pendukung, dan c) Supra sarana Produktivitas perusahaan/industri terdiri dari produktivitas mesin/peralatan dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran keberhasilan tenaga kerja menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu. Sedangkan produktivitas mesin dapat diartikan sebagai perbandingan antara output dengan kapital in-put, dimana kapital in-put tersebut meliputi tanah, mesin dan peralatan. Satuan out-put berbeda-beda sesuai dengan unsur kapitalnya, sedangkan untuk satuan input dinyatakan dengan waktu. Produktivitas mesin dipengaruhi oleh kemampuan untuk dioperasikan dalam produksi, waktu/masa pakai serta pemeliharaan dari mesin itu sendiri. Disamping itu pula produktivitasnya dapat rendah, bilamana kondisi/keadaan bahan baku tidak memungkinkan untuk menjalani proses pengolahan (Sumarsono, 2003). Sedangkan yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja itu sendiri antara lain : pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim

32 15 kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi (Nusa dalam Sumarsono, 2003). a). Kualitas dan kemampuan Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental, dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. b). Sarana pendukung Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat dikelompokkan dua golongan, yaitu : 1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri; 2. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang terjamin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja. c). Supra sarana Aktivitas perusahaan tidak terjadi dalam isolasi. Apa yang terjadi di dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan, perizinan, lingkungan hidup, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah di bidang ekspor-impor, pembatasan-pembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang lingkup pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan. Secara umum dapat dikemukakan bahwa faktor manajemen sangat berperan dalam peningkatan produktivitas karyawan perusahaan, baik secara langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata kerja yang memperkecil pemborosan dan keborosan penggunaan sumber-sumber, maupun secara tidak langsung melalui fasilitas latihan serta perbaikan penghasilan dan jaminan sosial karyawan (Arfida, 2003).

33 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT. Coca Cola Botling, Co sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawannya. Faktor-faktor K3 adalah masalah yang strategis, yang tidak lepas dari kegiatan dalam suatu industri secara keseluruhan, sehingga pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalian potensi bahaya memerlukan pendekatan kesisteman antara lain dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3). Guna mengetahui efektivitas penerapan SMK3 dan mengukur kinerja pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan, dalam pelaksanaanya, dilakukan dengan penilaian hasil kegiatan, atau audit. Melalui audit SMK3 akan dapat diketahui sampai sejauh mana program K3 telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3 yang telah ditetapkan di dalam suatu perusahaan (Syamsuddin, 2004). Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya program K3 karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat Tata Laksana Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data primer merupakan hasil obeservasi lapang, penyebaran kuisioner dan wawancara dengan orang dalam perusahaan. Data sekunder meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan, manajemen sumberdaya manusia, faktor-faktor K3 dan produktivitas karyawan.

34 Metode Pengumpulan Data a) Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bagian studi untuk mengumpulkan dan menganalisa data sekunder dari instansi yang terkait, laporan-laporan, hasil penelitian, jurnal, dan literatur lainnya. b) Observasi Lapang Observasi lapang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mempelajari secara langsung permasalahan yang ada dalam penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data primer dari perusahaan. c) Wawancara Wawancara dilakukan dengan orang dalam perusahaan dan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan Penentuan Ruang Lingkup Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi, agar lebih terarah dan mudah dipahami, mencakup masalah : a) Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling, Co yang difokuskan pada bagian produksi. b) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dianalisis meliputi 5 faktor yaitu : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. c) Produktivitas kerja karyawan yang dikaji adalah produktivitas kerja karyawan bagian produksi yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

35 Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Singarimbun dan Effendi (1989) mengatakan bahwa uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut : a) Mendefinisikan secara operasional konsep yang diukur, yaitu dengan cara: Mencari definisi dan rumusan konsep serta literatur 1. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli. Pendapat para ahli lain ini kemudian disarikan ke dalam bentuk rumusan yang operasional. 2. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional. b) Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. c) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d) Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan e) Tahap selanjutnya membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid atau signikan dalam penelitian ini, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah r (N-2; ) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas teknik Alpha Cronbach, yaitu teknik pengukuran dengan mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha ( ) dari Cronbach.

36 Analisis data Penelitian ini mengunakan analisis deskriptif yang diarahkan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam tabel dan kemudian dinterpretasikan. Faktor-faktor K3 dan produktivitas kerja karyawan dibagi menjadi lima kategori. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria yaitu : Rs m 1 m dimana m = jumlah alternatif jawaban tiap item Rs Rs = 0,8 Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban respenden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 3. Nilai skor rataan Skor Rataan Keterangan 1,00-1,80 Sangat buruk 1,90-2,60 Buruk 2,70-3,40 Cukup baik 3,50-4,20 Baik 4,30-5,00 Sangat baik Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala ordinal (nonparametrik) (Sarwono, 2006). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variable tergantungya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar,

37 20 maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1 dengan ketentuan jika angka mendekati 1, hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika angka korelasi mendekati 0, hubungan kedua variabel semakin lemah. Untuk mendapatkan data berskala ordinal pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner hendaknya menggunakan opsi jawaban skala Likert. Pada umumnya opsi jawaban terdidri atas 5 (lima) opsi sebagai berikut : a. Sangat Setuju yang diberi nilai 5 b. Setuju yang diberi nilai 4 c. Netral yang diberi nilai 3 d. Tidak Setuju yang diberi nilai 2 e. Sangat Tidak Setuju yang diberi nilai 1 Angka 1 sampai dengan 5 tersebut hanya merupakan simbol atau bukan angka sebenarnya dan bersifat relatif. Langkah-langkah penyelesaian masalah pada SPSS adalah sebagai berikut : a) Merumuskan masalah Masalah yang akan diteliti ialah : 1. Apakah ada hubungan antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan 2. Berapa besar hubungan antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan b) Membuat desain variabel c) Memasukkan data ke SPSS d) Menganalisis data di SPSS e) Melakukan penafsiran untuk menjawab rumusan masalah Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi. Kriterianya sebagai berikut : 1. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d Besar kecilnya angka korelasi menetukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut:

38 21 a. 0<α<0,25 : korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) b. 0,25<α<0,5 : korelasi cukup c. 0,5<α<0,75 : korelasi kuat d. 0,75<α<1 : korelasi sangat kuat 3. Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukkan arah yang sama hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 besar, maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukkan arah yang berlawanan, artinya jika variabel 1 besar, maka variabel 2 menjadi kecil. 4. Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika probabilitas < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. b. Jika probabilitas > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. f) Membuat kesimpulan Jika ingin mengetahui besarnya sumbangan atau peranan kedua variabel dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi. Rumusnya sebagai berikut ; KD = r 2 100

39 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Umum Perusahaan Coca Cola masuk ke Indonesia pada tahun 1927 dan pertama kali dibuat di Jakarta pada tahun 1932 dengan produksi pertama cs dengan dibantu 3 truk dan 25 karyawan. Para pemegang saham lokal dan Jepang kemudian mendirikan PT. Djaya Beverage Bottling Company (DBBC) pada tahun 1970 yang melayani wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Coca Cola Amatil (CCA) membeli PT. Coca-Cola Tirtalina Bottling Company dan PT. Coca-Cola Pan Java Bottling Company dengan share 49% pada tahun 1991 kemudian pada tahun 1992 membeli PT. Djaya Beverage Bottling Company (DBBC) dengan share 90%. CCA berhasil mendapatkan 90% share untuk Pan Java Group pada tahun Pabrik Coca Cola terbesar di Indonesia didirikan di Cibitung dengan nama National Plant Cibitung kemudian pada tahun 2002 perusahaan berganti nama dari PT. CCAI menjadi PT. Coca Cola Distribution Indonesia kemudian dari PT. CCAIB menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia. The Coca Cola Company sebagai perusahaan minuman ringan terbesar di dunia memiliki dan memasarkan lebih dari 400 merek. Coca Cola juga memasarkan sari buah, minuman isotonik, air minum dalam kemasan, kopi dan teh. Pabrik Coca Cola di Indonesia memiliki 11 plants yaitu 10 CCBI dan 1 independent bottler. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Jakarta berlokasi di Cibitung terletak di area seluas 22 ha dan merupakan pabrik terbesar di Indonesia dengan kantor pusat di Pondok Indah Jakarta. Struktur organisasi PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat dapat dilihat pada Lampiran Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi perusahaan adalah menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara dan memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen dengan rasa bangga dengan semangat sepanjang hari, setiap hari.

40 Proses Produksi Untuk proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia pabrik Cibitung adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman ringan dan terdiri dari beberapa proses, yaitu proses pengolahan air, pembuatan sirup, proses pencampuran dan proses pengisian. a) Bahan Baku PT. Coca Cola Bottling Indonesia hanya menggunakan bahan baku yang berkualitas tinggi, untuk menjaga keunggulan produk. Bahan berkualitas terbaik terdiri dari gula standar industri yang tidak mudah meleleh pada suhu rendah, air yang dimurnikan, soda berkarbonasi dan formula concentrate. b) Bahan Baku Air 1. UPA (Unit Pengolahan Air) Bahan baku air diolah oleh Unit Pengolahan Air (UPA). Tujuan utama pengolahan air UPA ini adalah untuk menjaga dan menjamin kualitas air sesuai yang telah diisyaratkan untuk air produk. Karena air dari hasil pengoolahan UPA digunakan sebagai salah satu bahan baku utama produk yaitu air yang digunakan untuk proses pencampuran. Air tersebut diambil dari air bawah tanah (deep well) dengan 13 pipa utama dengan kedalaman antara meter. Kedalaman tersebut dimaksudkan agar konsumsi air masyarakat sekitar tidak terganggu. Kemudian dilakukan proses awal yaitu dengan mengalirkan air ke menara pendingin (cooling tower) untuk menurunkan temperatur air baku (menjadi 30ºC), degasifier (menghilangkan gas) dan nerasi (penambahan oksigen) setelah melewati pemrosesan tersebut kemudian air ditampung ke tangki besar (raw water) untuk dilakukan pre-chlorin bertujuan untuk mereduksi ion ferro yang akan mengendap menjadi ferri chloride sekaligus untuk membunuh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya, setelah itu air diberi koagulan untuk menghilangkan kotoran air yang berupa suspended solid, kemudian barulah air dipompa ke dalam depth/dual media filter sebagai penyaring sehingga air yang dihasilkan lebih berkualitas, selanjutnya air ditampung ke dalam tangki filtered water (tangki Fanta), di dalam tangki tersebut dilakukan penambahan sodium meta bisulfit untuk

41 24 menghilangkan chlorine bebas sehingga demineralisasi dapat berjalan dengan sempurna. Kemudian air tersebut dibagi menjadi dua, sebagian ke dealkasier sedangkan sebagian lagi langsung (by pass). Setelah itu air kembali mengalami proses diklorinasi untuk membunuh bakteri dalam air dan dialirkan ke blended water (tangki Sprite dan Diet Coke), kemudian air dipompa ke carbon filter untuk sisa chlorine dan memperbaiki kualitas warna, rasa dan bau, kemudian air dialirkan ke polishing filter untuk menyaring partikel-partikel halus dan jasad renik/mikroorganisme, setelah melewati pemrosesan tersebut air ditampung di dalam tangki treated water (tangki Coca Cola) dan sudah siap untuk didistribusikan ke seluruh jalur produksi, proses di atas dilakukan secara otomatis. 2. Unit Pengolahan Air Jatiluhur (UPAR) UPAR menggunakan air dari sungai Citarum Barat untuk diproses. Pengolahan air di unit ini dimaksudkan untuk keperluan-keperluan seperti washer, bottle, masjid, taman, rinse, boiler, toilet, kantin dan lain-lain. Proses penjernihan air dimulai dari intake pit lalu dialirkan ke kolam dan kemudian dipompa dan ditambahkan zat kimia seperti soda ash, kaporit, dan PAC, setelah itu masuk ke stanic mixer, flocculator (pengaduk lambat), selanjutnya masuk ke tube settler sehingga air yang didapat jernih dan tanpa lumpur. Kemudian air bersih tersebut kembali diolah ke sand filter, masuk ke portable water reservoir dan siap didistribusikan untuk keperluan cleaning machine, lubricant, kantin, masjid, toilet dan lain-lain. c) Bahan Baku Gula Untuk gula PT. CCBI memesan dari Lampung dengan gula standar industri, dan tidak mudah meleleh pada suhu-suhu tertentu. Namun jika pemenuhan permintaan tidak mencukupi, PT. CCBI mengimpor gula dari Thailand. d) Bahan Baku Konsentrat Untuk konsentrat PT. Coca Cola Bottling Indonesia langsung mendatangkannya dari Atlanta.

42 25 e) Aliran Proses Produksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia khususnya Cibitung memiliki suatu aliran proses produksi. Setiap prosesnya dilakukan pengamatan dan pembelajaran lebih lanjut untuk mempertahankan mutu dan memperoleh hasil produksi yang berkualitas. Aliran proses tersebut antara lain : raw material storage, pencampuran, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, pengangkutan dan pengiriman. 1. Gudang bahan dasar/raw material storage Gudang bahan dasar adalah awal pertama bagaimana kualitas dapat tercipta, maka dari itu PT. Coca Cola Bottling Indonesia Cibitung sangat memperhatikan kenyamanan gudang bahan baku. Dengan melakukan inspeksi setiap harinya diharapkan agar kualitas bahan baku seperti gula dan konsentrat tetap terjaga. Bagian gudang bertugas untuk memenuhi order berupa gula dan konsentrat dari divisi sirup. Gula dan konsentrat yang akan dikirim sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai kualitasnya, dan pengecekan tanggal kedatangan gula dan konsentrat, jika gula dan konsentrat berkualitas baik maka siap untuk dikirimkan ke divisi sirup untuk diproses lebih lanjut. 2. Pencampuran/mixing Mixing dilakukan oleh divisi sirup. Proses dilakukan dengan mencampur antara lain murni dengan gula dan konsentrat untuk menghasilkan sirup kemudian proses selanjutnya adalah dengan menambahkan karbondioksida murni dalam campuran tadi untuk mendapatkan kesegaran rasa. Kemudian dilakukan pencampuran antara gula dengan treated water pada temperatur 80º C sehingga diperoleh emulsi gula dengan kadar (brix) kurang lebih 62. Setelah itu dilakukan proses pemurnian (filtrasi) terhadap campuran ini untuk menghilangkan kadar karbon. Kemudian didinginkan sehingga diperoleh simple syrup. Kemudian simple syrup tersebut dicampur dengan konsentrat dan treated water dengan perbandingan yang telah ditetapkan. Hasil dari proses tersebut dinamakan final syrup. Proses selanjutnya adalah mencampur treated water dari product water treatment serta final syrup dari syrup room

43 26 agar dihasilkan beverage. Kemudian beverage dialirkan ke dalam cool carbonator untuk didinginkan dan diisi dengan CO 2 kemudian sirup siap untuk dialirkan ke lantai produksi. Untuk pembuatan sirup sendiri langkah pertama adalah menunggu order dari DOP untuk mengetahui berapa liter yang harus diproduksi hari ini dan flavour yang diinginkan. 3. Pencucian (washing) Untuk memastikan konsistensi kualitas produk botol-botol kosong yang segera diisi harus dibersihkan dahulu dengan cara dicuci, dibilas dan disterilkan dengan menggunakan bottle washer dan air pencuci softener water caustic kemudian dilakukan inspeksi untuk memastikan botol telah steril dan layak pakai. Untuk mencuci botol menggunakan air yang berasal dari UPAR. 4. Pengisian dan penutupan (filling and capping) Setelah melalui proses pencucian, mesin pengisi melakukan pencampuran sirup yang sudah siap lalu langsung diikuti dengan menutup kemasan tersebut untuk menjamin higienitasnya. Untuk pengisian botol mesin yang digunakan berbeda-beda. a) Untuk pengisian botol reguler Langkah pertama adalah menyiapkan botol-botol kosong yang layak isi, kemudian memasukkannya ke krat. Bagian loading berfungsi untuk menerima botol-botol kosong tersebut, lalu botol berada di dalam krat tersebut diletakkan ke konveyor yang berjalan melalui mesin iuncaser yaitu berfungsi untuk memisahkan botol-botol dengan kratnya. Kemudian masuk ke mesin washer yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan botol supaya bersih dan higienis, botol melewati bagian inspector yang berfungsi memisahkan botol yang terdapat benda-benda asing atau kotoran, setelah lolos dari pengamatan secara manual kemudian botol kembali diinspeksi dengan mesin EBI (elektronic bottle inspection) yang bekerja secara otomatis. Kemudian masuk ke bagian pengisian botol yang mana pengisian botol dapat diatur ketinggian vent tube di dalam filler dan langsung diberi tutup oleh crowner. Kemudian botol-botol tersebut lewat ke bagian

44 27 cording dimana botol-botol tersebut mengalami proses penanggalan produksi dan setelah itu masuk ke bagian filling height detector (FHD) berfungsi untuk mendeteksi ketinggian volume pengisian produk ke botol. Bila tingginya tidak memenuhi standar maka akan segera dipisah. Proses selanjutnya adalah memasukkan kembali botol ke dalam krat yang sudah disiapkan dengan mesin case packer dan terakhir yaitu menyusun krat-krat tersebut dengan rapi dan efisien. b) Untuk pengisian kaleng (can) Kaleng atau can berasal dari supplier, langkah pertama adalah menyusun kaleng ke dalam depalletizer yang kemudian kaleng-kaleng tersebut dicuci dan disterilkan dengan mesin rinser, kemudian proses pengisian can yang dilakukan menggunakan mesin filler, dan setelah dilakukan pengisian langkah selanjutnya adalah mendeteksi volume hasil pengisian menggunakan FHD apabila volume terlalu rendah maka can secara otomatis langsung dipisahkan dan dianggap reject. Kemudian masuk ke dalam warmer yaitu penghangatan can pada suhu tertentu (25ºC). Setelah itu dilakukan penanggalan produksi dengan istilah date cording. Dan proses selanjutnya adalah pengemasan produk pada box kardus (wrap arround pack) dan dilanjutkan dengan palletizer. c) Untuk pengisian botol 500 liter dan botol PET Botol kosong atau botol PET masuk depalletizer kemudian masuk rinse untuk dicuci dan disterilkan. Lalu dilakukan pengisian dengan mesin filler sekaligus capper, dan diteruskan dengan penanggalan produksi dengan date cording dan setelah itu dilakukan FHD yaitu pengecekan dengan cara mendeteksi ketinggian volume pengisian apabila volume botol tidak sesuai dengan ketentuan maka secara otomatis langsung dipisahkan sebagai produk reject. Kemudian dilakukan warmer yaitu penghangatan botol pada suhu 25ºC kemudian untuk botol PET dilakukan pelabelan dengan mesin labeler, setelah selesai proses terakhir adalah case packer dan depalletizer. PT. Coca Cola Cibitung juga membuat botol PET sendiri, namun untuk memenuhi target produksi botol PET juga memesan dari supplier.

45 28 f) Lantai Produksi PT. CCBI Cibitung mempunyai 12 lantai produksi yang siap untuk dioperasikan yaitu : 1. Line 1 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi ke dalam tabung post mix. Dimana biasanya pesanan diperoleh dari coffee shop dan fast food. 2. Line 2 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi untuk kaleng jenis slim can. 3. Line 3 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi jenis kaleng biasa. 4. Line 4 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi dengan ukuran botol liter dan botol PET. 5. Line 5,6,7 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi dengan ukuran botol kecil. 6. Line 8 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman non karbonasi jenis botol biasa.l 7. Line 9 berfungsi untuk memproduksi botol PET. 8. Line 10 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman non karbonasi dengan jenis TWA (kotak). 9. Line 11 berfungsi untuk pengisian produk non karbonasi dengan jenis TBA. 10. Line 12 berfungsi untuk pengisian produk non-csd hotfill botol PET. g) Pengkodean (coding) Masing-masing botol yang diproduksi memiliki kode khusus yang meliputi kode khusus yang meliputi best before, jam pengisian dan line yang memproduksi serta kode pabrik. h) Pemeriksaan (inspection) Proses pengontrolan dilakukan secara cermat mulai botol dibawa ke pabrik, dicuci sampai selesai pengisian. Pengontrolan dilakukan secara manual dan mekanis bertujuan untuk memastikan keunggulan kualitas minuman yang diproduksi.

46 29 i) Pengemasan (packaging) Setelah pengontrolan terakhir botol yang telah diisi siap untuk dikemas dan dikirimkan. Bentuk botol, kaleng, label, dan kemasan yang digunakan merupakan hasil teknologi mutakhir dan inovasi yang berkelanjutan jadi seiring berjalannya waktu selalu ada pengusahaan perbaikan proses produksi. j) Loading-delivery Setelah proses packaging selesai dilanjutkan dengan proses depalletizer yang dilakukan dengan menggunakan lift truck yang menggunakan bahan LPG. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi dan tercemarnya produk oleh polusi. Kemudian produk diangkut ke gudang full good untuk persediaan produk. Kemudian bila ada permintaan produk dikeluarkan dari gudang full good dan siap untuk dipasarkan. Proses pengiriman yang efisien merupakan jaminan bahwa rasa terbaik dari produk ini dapat dinikmati oleh semua konsumen Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai dan dapat mengukur aspekaspek yang ingin diukur. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba kuisioner yang disebarkan kepada 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas terdapat 40 pertanyaan yang valid, artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%) Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran suatu instrumen relatif konsisten apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek penelitian. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik

47 30 Alpha Cronbach didapatkan r = (r alpha > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Nilai ini jauh lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95%, maka kuisioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai Karakteristik Responden Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang merupakan karyawan bagian produksi. Sebagian besar reponden di bagian produksi adalah pria 26 orang (87%) karena pekerjaan di bagian produksi menuntut kekuatan fisik dan secara fisik pria lebih unggul daripada wanita. Sisanya wanita sebanyak 4 orang (13%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar Jumlah (orang) Pria Jenis Kelamin Wanita Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia Usia responden paling banyak diantara tahun yang merupakan usia produktif yaitu sebanyak 23 orang (77%). Hal ini disebabkan karyawan yang berusia tahun memiliki tenaga yang paling kuat dibandingkan pekerja berusia 30 tahun lebih. Kemudian diikuti oleh usia responden diantara tahun yaitu sebanyak 4 orang (13%) dan usia diantara tahun sebanyak 3 orang (10%). Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 2.

48 31 JUMLAH (ORANG) USIA (TAHUN) Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan karyawan paling banyak adalah lulusan SMA/sederajat yaitu sebanyak 15 orang (50%). Lulusan sarjana dan D3 masing-masing sebanyak 7 orang (23,3%) dan paling sedikit yaitu lulusan SMP/sederajat sebanyak 1 orang (3,3%). Lulusan SMA/sederajat dan SMP/sederajat mendapat posisi pekerjaan sebagai buruh dan lulusan sarjana dan D3 mendapat posisi sebagai supervisor pabrik. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar JUMLAH (ORANG) SD SLTP SLTA D3 Sarjana Tingkat Pendidikan Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masa Kerja Karyawan dengan masa kerja 1-5 tahun menempati posisi tertinggi dengan jumlah 19 orang (63,3 %) diikuti karyawan dengan masa kerja lebih dari 15 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%) kemudian karyawan dengan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan karyawan dengan masa kerja tahun yang

49 32 berjumlah 1 orang (3,3%). Hal ini berarti regenerasi karyawan di bagian produksi cukup cepat melihat banyaknya jumlah karyawan dengan masa kerja 1-5 tahun dibandingkan jumlah karyawan dengan masa kerja diatas 5 tahun. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 4. JUMLAH (ORANG) th 6-10 th th >15 th Masa Kerja (Tahun) Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 4.4. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelatihan Keselamatan Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Adanya sistem K3 yang baik akan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenaga kerja yang sehat dan produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian, dalam penelitian ini perlu diadakan analisis untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan K3 dan persepsi karyawan terhadap produktivitas kerja. Faktor-faktor K3 yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Cibitung sendiri memiliki dan telah menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1. Keselamatan Kerja Dalam pemahaman yang umum, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), adalah segala upaya untuk mengendalikan resiko yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. NEW UNION JAYA DI SAMARINDA

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. NEW UNION JAYA DI SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 3 (4) 2015: 1952-1963 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. NEW

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI Oleh : NIM 101311123051 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016

Lebih terperinci

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 4(2) Juli 2005 : 1 5 ISSN 1412-7814 Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan Harrys Siregar Program

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Viviany Angela Kandari NIM : 16202111018 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansiinstansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalahmasalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hal ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai peraturan perundang-undangan yang mengatur Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Menguasai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kompensasi memegang peranan penting terhadap motivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya di perusahaan. Bagi para karyawan sendiri, kompensasi menjadi sebuah simbol penghargaan yang menunjukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi CV X Bandung, dengan menggunakan metode studi deskriptif terhadap 42 orang karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) SKRIPSI DEWI SHINTA KOMALA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) Dengan Karyawan Di PT. DyStar Colours Indonesia Kuesioner ini adalah salah satu alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian

Lebih terperinci

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG Mega Tristanto Nrp : 0621037 Pembimbing : Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation ABSTRACT Development in technology and information era has impact on changing the way companies in doing business and change behavior, consumer preferences and demands. The key to success for the company

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian kinerja karyawan bagian operasional khususnya divisi produksi 1-A dan divisi produksi 1-B pada PT. Pupuk Kujang Cikampek,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA OLEH : CLAUDIA CINDY DAVINA 3103012061 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS

Lebih terperinci

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh 15 PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG Oleh Supriyadi Dosen Pasca Sarjana USBRJ dan STIE Umitra ABSTRAK CV.Sriwijaya Utama merupakan perusahaan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HUBUNGAN BUDAYA K3 DENGAN SAFE BEHAVIOR PEKERJA GERINDA (Penelitian di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik) Oleh: ELLIYANUAR RURI JUWITASARI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional

Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 23 Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007-2010 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) 2 Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Setiap warga Negara

Lebih terperinci

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis 14 Pada era industrialisasi seperti sekarang ini, persaingan menuntut perusahaan untuk memanfaatkan serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SAFETY TALK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (Studi di Unit Maintenance PT Holcim Indonesia Tbk) Oleh : FAJAR GUMELAR UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dari waktu ke waktu semakin meningkat. Dengan bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan dalam aneka bentuk proses produksi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Tatag Taufani Amri NIM

SKRIPSI. Oleh: Tatag Taufani Amri NIM HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGHAMBAT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Studi di RSUD Balung Kabupaten Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI i PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI BENDANG ARMEMILA 130823001 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Suardi (2005) mengutip laporan ILO tahun 2003, kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA)

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA) ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA) Oleh JAUHUL AMRI F34104128 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Penilaian kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas kerja (Studi Pada PT Sinar Sakti Matra Nusantara). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012

Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012 Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 1 PENDAHULUAN Keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan adalah dambaan setiap insan. Kesehjahteraan bisa dicapai jika manusia dapat

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari berbagai bentuk pembangunan. Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA LINI PRODUKSI 2 DEPARTEMEN PRODUKSI PT. XYZ DELI SERDANG TESIS OLEH

RANCANGAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA LINI PRODUKSI 2 DEPARTEMEN PRODUKSI PT. XYZ DELI SERDANG TESIS OLEH RANCANGAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA LINI PRODUKSI 2 DEPARTEMEN PRODUKSI PT. XYZ DELI SERDANG TESIS OLEH INDAH RIZKYA TARIGAN 107025006/TI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS. Oleh RIANTRI BARUS /MAG

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS. Oleh RIANTRI BARUS /MAG PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS Oleh RIANTRI BARUS 117039025/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan

Lebih terperinci

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG Utama Bandar Lampung 69 PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG Oleh FAHRIZI Dosen Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ummi Salamah Sitorus

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ummi Salamah Sitorus ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) OHSAS 18001 TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. COCA COLA AMATIL MEDAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Stress Kerja, Disiplin Kerja, Kepuasan kerja

ABSTRAK. Kata Kunci: Stress Kerja, Disiplin Kerja, Kepuasan kerja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Stres Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada PT. X Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Angkasa

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja PEMELIHARAAN SDM Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi kerja pada perawat instalasi rawat inap prima I di Rumah Sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Menurut kamus Bahasa Indonesia (1988:667) peranan mempunyai dua arti, pertama menyangkut pelaksanaan tugas, kedua diartikan sebagian dari tugas utama yang harus

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya era globalisasi dan lebih ketatnya lagi persaingan dunia bisnis banyak perusahaan yang memberikan perhatian lebih pada efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan bagian Mekanik AUTO 2000 Cabang Cibiru di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA CHAPTER 16 PERSONNEL MANAGEMENT & HUMAN RESOURCES William Werther & Keith Davies (2006), 5 th Edition Singapore. McGraw Hills 1 Konsep tunjangan wajib ini diawali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang terus berkembang dan tumbuh secara cepat serta berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang utama, oleh karena itu dibutuhkan sdm yang berkualitas, keberhasilan tujuan perusahaan juga didukung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PENDAHULUAN UUD 1945 Setiap Warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Layak bagi

Lebih terperinci

OLEH DODI EKAPRASETYA A

OLEH DODI EKAPRASETYA A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Milano Aek Batu Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara ) OLEH DODI

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS ISLAM JEMURSARI SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This Final Exam titled "EFFECT TRAINING EMPLOYEE PRODUCTIVITY IN PD ANUGERAH JAYA, CIMAHI". Problems are going to be solved by this study are: 1. How is the response employees regarding training

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK EVALUASI SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK RS. LIMIJATI Fadly Utama (0321054), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil,, 2010. Konstruksi merupakan sektor industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang memerlukan penggunaan teknologi yang sangat maju. Adanya teknologi bisa memudahkan proses produksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER (The Relationship of Job Motivation to Increase The Work Productivity

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resilience At Work Pada Karyawan Tetap Marketing Asuransi Jiwa di PT. AXA Mandiri di Kota Bengkulu. Tujuannya adalah mengetahui gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA DEPARTEMEN WEAVING 2 PT. KUSUMA HADI SANTOSA

ANALISIS IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA DEPARTEMEN WEAVING 2 PT. KUSUMA HADI SANTOSA ANALISIS IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA DEPARTEMEN WEAVING 2 PT. KUSUMA HADI SANTOSA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Persaingan yang semakin ketat membuat banyak organisasi menyadari pentingnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mampu mendorong

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: motivation of employee s work, effectiveness of incentive compensation. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: motivation of employee s work, effectiveness of incentive compensation. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Incentive compensation is an instrument to motivate employee s work in a company. Employee is one of the important factors who determine the success of a company. To obtain good and high quality

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan yang tidak dapat dihindari yang mana ditandai dengan perdangan bebas. Meningkatnya teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan suatu kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap bangsa dimanapun, baik Negara maju maupun Negara berkembang tidak terkecuali Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DALAM AKTIVITAS AUDIT MUTU INTERNAL DI PT VWX TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Rangga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT MBK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mikro. Sebagai suatu perusahaan, PT MBK mempunyai visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

PERANAN PELATIHAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN TOTAL QUALITY CONTROL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DI PT. X TESIS

PERANAN PELATIHAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN TOTAL QUALITY CONTROL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DI PT. X TESIS PERANAN PELATIHAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN TOTAL QUALITY CONTROL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DI PT. X TESIS Oleh: Claudia Alvina, S. Farm., Apt. 8112415025 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Resilience at Work pada Perawat Inap di Rumah Sakit X Bandung Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai derajat resilience at work pada perawat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini akan di uraikan tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses analisis dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. LAMPIRAN 76 77 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. A. Uji Reliabilitas Pertanyaan Terkait QWL B. Uji Validitas Pertanyaan Terkait QWL Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan 1. Question 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci