KOMPOSISI KIMIA SOSIS AYAM THE EFFECT OF SKIM MILK AND WHITE OYSTER MUSHROOM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPOSISI KIMIA SOSIS AYAM THE EFFECT OF SKIM MILK AND WHITE OYSTER MUSHROOM"

Transkripsi

1 PENGARUH IMBANGAN SUSU SKIM DAN TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KOMPOSISI KIMIA SOSIS AYAM THE EFFECT OF SKIM MILK AND WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) POWDER RATIO ON CHEMICAL COMPOSITION OF CHICKEN SAUSAGE Diah Meliasari*, Lilis Suryaningsih**, Deny Suryanto Soetardjo** *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran diah.meliasari@yahoo.co.id ABSTRAK Sosis dapat dijadikan pangan olahan sumber protein karena dibuat dari daging yang merupakan bahan pangan sumber protein, tetapi jarang yang dapat dijadikan sumber serat. Penambahan susu skim sebagai binder dan tepung jamur tiram putih sebagai filler diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi dan kadar serat kasar pada sosis ayam. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan (P 1 = 40%: 60%, P 2 = 50%: 50% and P 3 = 60%: 40% imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih) dan enam ulangan. Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Februari 2016 sampai dengan tanggal 28 Maret Hasil analisis statistik menunjukan bahwa imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam pembuatan sosis ayam berpengaruh meningkatkan kadar air dan serat kasar, menurunkan kadar lemak, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap protein sosis ayam. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 40% : 60% menghasilkan sosis ayam dengan lemak terendah dan serat kasar tertinggi sehingga dapat dijadikan sumber serat. Dapat disimpulkan bahwa Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam pembuatan sosis ayam berpengaruh meningkatkan kadar air dan serat kasar, menurunkan kadar lemak, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap protein sosis ayam. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebesar 40% : 60% menghasilkan komposisi kimia sosis ayam terbaik Kata kunci : komposisi kimia, sosis ayam ABSTRACK The sausage can be used as a protein source because that made from meat which is a food source of protein, but rarely can be used as a source of fiber. The addition of skim milk as the binder and white oyster mushroom powder as filler is expected to increase the nutritional value and fiber content in chicken sausage. This research used an experimental Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1

2 method with a Completely Randomized Design. There were three kind of treatments (P 1 = 40%: 60%, P 2 = 50%: 50% and P 3 = 60%: 40% of the skim milk and oyster mushroom powder ratio) and six replications. The research was carried out on February 24 until March The statistical analysis indicated that the ratio of skim milk and white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) powder be influential increase of water content and crude fiber, lower levels of fat sausage but did not significantly affect the levels of protein. The ratio of skim milk and oyster mushroom powder 40%: 60% yield of chicken sausage with the lowest fat and highest crude fiber that can be used as a source of fiber. Result of the research showes, that the ratio of skim milk and white oyster mushroom powder was influenced to water content, crude fiber and fat chicken sausage rough but there were no influenced to levels of protein. 40%:60% Ratio of skim milk and flour white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) powder produce the best chemical Composition. Keywords: chemical composition, chicken sausage. PENDAHULUAN Sosis ayam terbuat dari daging ayam yang dihaluskan sebagai bahan baku utama serta menggunakan bumbu, bahan pengisi (filler), dan bahan pengikat (binder) sebagai bahan tambahan, kemudian dimasukan kedalam selongsong atau wadah sosis. Sosis dapat dijadikan pangan olahan sumber protein karena dibuat dari daging yang merupakan bahan pangan sumber protein, tetapi jarang dijumpai produk sosis yang dapat dijadikan pangan olahan sumber serat karena dipasaran umumnya sosis tidak mengandung serat. Bahan pengisi dan bahan pengikat adalah komponen penting dalam pembuatan sosis karena akan mempengaruhi kualitas sosis yang dihasilkan. Sosis akan memiliki kandungan serat tinggi apabila ditambahkan bahan tambahan yang memiliki kandungan serat yang tinggi, salah satu alternatif bahan tambahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sosis ayam adalah tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Komposisi kimia tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terdiri dari karbohidrat 62,8%, air 10,14%, lemak 3,3%, serat kasar 13,97% dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebanyak 16,43% (Nela dan Simon, 2013). Dilihat dari kompoisi kimia tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) tersebut, maka tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tepung tapioka sebagai bahan pengisi (filler) karena sebagian besar terdiri dari karbohidrat. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2

3 Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia diantaranya yaitu leusin, isoleusin, valin, triptofan, lisin, threonin, fenilalanin, metionin, dan histidin (Achmad, dkk., 2011). Jamur tiram putih mengandung vitamin B12, dan ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D serta kaya akan kandungan mineral terutama posfor, potasium, sodium, kalsium, dan magnesium, selain itu dalam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terdapat senyawa lovastatin yang dapat menghambat terbentuknya kolesterol dalam darah manusia (Alarcon dkk, 2003) sehingga jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat dikategorikan kedalam bahan pangan fungsional. Penggunaan susu skim sebagai bahan pengikat dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan pengisi dapat meningkatkan kandungan serat kasar pada sosis ayam karena tepung jamur tiram putih memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Selain dapat meningkatkan nilai gizi dan manfaat sosis ayam, penggunaan tepung jamur tiram putih dalam pembuatan sosis ayam akan menambah keanekaragaman pangan. Diperlukan kombinasi antara bahan pengisi (filler) dan bahan pengikat (binder) dengan komposisi yang tepat dan sesuai untuk menghasilkan sosis ayam dengan komposisi kimia yang baik dan memenuhi standar, karena komposisi kimia bahan akan mempengaruhi komposisi kimia sosis yang dibuat. Tepung jamur tiram putih memiliki serat kasar yang tinggi tetapi memiliki protein yang lebih rendah dan lemak yang lebih tinggi dari susu skim. Berdasarkan informasi tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Imbangan Susu Skim dan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Terhadap Komposisi Kimia Sosis Ayam. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan utama, bahan yang digunakan sebagai perlakuan, bahan tambahan dan bahan kimia yang digunakan untuk menguji sampel sosis ayam. Bahan yang digunakan meliputi daging ayam broiler (semua bagian daging dalam karkas) sebagai bahan utama, tepung jamur tiram putih yang dibeli dari produsen jamur tiram CV. AGATHA PRATAMA Food Jember Jawa Timur (Hp : ) serta susu skim sebagai bahan tambahan untuk perlakuan, dan es batu, garam, bawang putih bubuk, merica, ketumbar serta margarin sebagai bahan tambahan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya pisau, mesin penggiling, meat processor, timbangan dengan ketelitian 0,01g, kompor gas, baskom, talenan, baki, plastik, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3

4 sendok, panci, thermometer, selongsong sosis polyamide diameter 1,7 cm, alat pengisis sosis, serta peralatan pengujian kadar air, protein, lemak dan serat kasar. Penelitian dilakukan pada btanggal 24 Februari sampai dengan 28 Maret Tahapan penelitian meliputi uji komposisi kimia (Air, Protein, lemak, dan serat kasar) tepung jamur tiram putih dan susu skim powder, pembuatan sosis ayam, uji kimia (air, Protein, lemak, dan serat kasar), dan analisis data menggunakan ANAVA serta untuk mengetahui letak beda nyata antar perlakuan digunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Sosis ayam dibuat menurut petunjuk Morisson., dkk dalam Fandi, 2010 yang telah dimodifikasi. Karkas ayam dicuci, dipisahkan daging dengan tulangnya serta diotong kecil, kemudian dilakukan pencampuran dan pengemulsian.bahan-bahan dicampur sesuai dengan perlakuan dengan komposisi sesuai Tabel 1. Komposisi masing-masing bahan per 250g adonan sosis ayam disajikan pada dalam tabel 1. Setelah bahan tercampur rata, kemudian adonan dimasukan kedalam casing dan dilakukan pengikatan dengan panjang sekitar 10cm. Metode pemasakan yang digunakan adalah dengan perebusan selama 30 menit dengan suhu berkisar antara o C. Pengujuan komposisi kimia sosis ayam yang meliputi air, protein, lemak, dan serat kasar dilakukan menurut petunjuk Apriyantono,dkk., (1998). Tabel 1. Komposisi Bahan Sosis (%) Bahan P 1 Perlakuan P 2 P 3... %... Daging Ayam 75,00 75,00 75,00 Filler - Tepung Jamur 6,60 5,50 4,40 Tiram Binder - Susu skim 4, 40 5,50 6,60 Bumbu-Bumbu Garam 1,50 1,50 1,50 Bawang putih bubuk 3,50 3,50 3,50 Merica 2,35 2,35 2,35 Ketumbar 1,15 1,15 1,15 Ssodium Tripolypospat 0,10 0,10 0,10 Es Batu 5,40 5,40 5,40 Total 100,00 100,00 100,00 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Air Sosis Ayam Data hasil analisis kadar air sosis ayam dapat dilihat pada Tabel 2. Kadar air sosis ayam meningkat seiring dengan bertambahnya proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan yang diduga disebabkan kandungan air tepung jamur tiram putih yang lebih tinggi dibanding susu skim yaitu masing masing sebesar 5,79% dan 2,16% sehingga penambahan tepung jamur tiram yang semakin meningkat, semakin meningkatkan kadar air sosis ayam. Hasil peneitian ini sesuai dengan pendapat Army dan Simon (2015) yang dalam penelitiannya menggunakan proporsi daging ayam berbanding gel porang dengan 6 perlakuan (95:5, 90:10, 85:15, 80:20, 75:25, dan 70:30) bahwa semakin meningkatnya penambahan gel porang, maka kadar air sosis ayam semakin meningkat yang disebabkan kadar air gel porang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air daging ayam yaitu masing-masing sebesar 99,01% dan 72,61%, sehingga menyebabkan berkurangnya padatan sosis. Tabel 2. Rata-rata Kadar Air Sosis Ayam pada Berbagai Perlakuan. Ulangan Perlakuan P 1 P 2 P 3... % ,60 62,42 61, ,36 62,72 61, ,95 62,83 62, ,32 63,09 62, ,51 62,41 61, ,09 63,50 61,46 Jumlah 385,83 376,97 370,33 Rata-rata 64,31 ± 0,45 62,83 ± 0,42 61,72 ± 0,63 Keterangan : P 1 = 40% susu skim dan 60% tepung jamur tiram putih P 2 = 50% susu skim dan 50% tepung jamur tiram putih P 3 = 60% susu skim dan 40% tepung jamur tiram putih Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5

6 Untuk mengetahui pengaruh setiap imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih yang digunakan terhadap persentase air sosis ayam dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Air Sosis Ayam Perlakukan Rata-rata Kadar Air Sosis Signifikansi 0,05... %... P3 61,72 a P2 62,83 b P1 64,31 c Keterangan : Huruf kecil yang tidak sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata. Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan dengan rata-rata persentase air terendah dihasilkan dari perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 60% : 40% (61,72%), diikuti dengan perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 50% : 50% (62,83%) dan rata-rata persentase air tertinggi dihasilkan dari perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 40% : 60% (64,31%). Ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), P 1 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan P 2 dan P 3, begitu pula dengan P 2 nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan P 3. Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan maka kadar air sosis ayam semakin meningkat. Peningkatan kadar air sosis ayam dengan meningkatnya proporsi tepung jamur tiram juga disebabkan karena baik tepung jamur tiram putih dan susu skim memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga dapat mengikat air selama perlakuan dari luar seperti pada proses pemanasan dan penggilingan. Menurut Mc Williams (2001) Pengikatan Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6

7 air oleh protein disebut tipe I. Air tipe I tidak dapat membeku pada proses pembekuan dan merupakan air yang terikat kuat. Selain itu, tepung jamur tiram memiliki kandungan serat pangan yang tinggi yang dapat mengikat air secara fisik yang termasuk air tipe III. Hal tersebut didukung oleh luas permukaan tepung jamur tiram yang besar, sehingga dapat mempermudah proses pengikatan air, hal tersebut sependapat dengan Allenty (2015) yang menyatakan bahwa meningkatnya kadar air produk terjadi karena penyerapan oleh bahan atau produk dengan lingkungan disekitarnya, dan hal tersebut sesuai pula dengan pendapat Syarief dan Halid (1993), yang menyatakan bahwa penurunan atau peningkatan kadar air disebabkan adanya suatu proses penguapan dan penyerapan pada bahan pangan yang disebabkan oleh udara lingkungan. Semakin tinggi proporsi tepung jamur tiram putih, kandungan air dalam sosis ayam semakin meningkat, tetapi nilai rata-rata kandungan air dalam sosis ayam masih memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia Sosis Daging Menurut SNI yaitu maksimal 67%. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 60% : 40% (P 3 ) memberikan persentase kandungan air terbaik karena nilainya yang lebih rendah dari P 1 dan P Pengaruh Perlakuan terhadap Protein Sosis Ayam Data hasil analisis kadar protein sosis ayam dapat dilihat pada Tabel 4. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram berpengaruh tidak nyata terhadap protein sosis ayam. Nilai rata-rata kandungan protein setiap perlakuan yang sama pada sosis ayam diduga disebabkan kandungan protein susu skim dan tepung jamur tiram yang tidak jauh berbeda yaitu masing-masing sebesar 20,25 dan 23,05 sehingga penambahan atau pengurangan susu skim dan tepung jamur tiram dalam imbangan tidak mempengaruhi protein sosis ayam. Hal tersebut sesuai pendapat Paranginangin (2000) bahwa penggunaan bahan baku yang mengandung protein tinggi akan menghasilkan produk yang memiliki protein tinggi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7

8 pula, dan sebaliknya penggunaan bahan baku yang memiliki protein rendah akan menghasilkan produk olahan dengan kandungan protein yang rendah pula. Tabel 4. Rata-rata Protein Sosis Ayam dengan Berbagai Perlakuan Ulangan P 1 Perlakuan P 2 P 3... % ,30 17,31 17, ,88 17,79 17, ,94 16,25 17, ,24 17,30 17, ,57 17,25 17, ,15 16,98 17,25 Jumlah 102,08 102,88 104,87 Rata-rata 17,01 ± 0,98 17,15 ± 0,51 17,48 ± 0,32 Imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih berpengaruh tidak nyata terhadap protein sosis ayam diduga pula disebabkan oleh proses pemasakan dan peningkatan suhu, hal tersebut didukung oleh pendapat Muchtadi (1990) yang menyebutkan bahwa protein jamur tiram putih adalah protein globular dan kemudian didukung pula oleh pendapat Winarno (2004) yang menjelaskan bahwa protein globular adalah protein yang berbentuk bola, larut dalam larutan garam dan larutan asam encer, serta mudah terdenaturasi oleh pengaruh suhu, konsentrasi garam, serta pelarut asam dan basa. Sehingga ketika proses pemasakan dan suhu meningkat, protein tepung jamur tiram akan lebih banyak yang terdenaturasi dibandingkan dengan protein dari susu skim, dengan demikian persentase protein tepung jamur tiram putih sebesar 23,05% akan berkurang dan mendekati persentase protein susu skim yang berdasarkan hasil analisis memiliki protein sebesar 20,23%. Dengan demikian penambahan atau pengurangan masing-masing bahan tersebut tidak akan banyak mempengaruhi komposisi kimia sosis ayam karena nilainya yang hampir sama. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8

9 Imbangan antara susu skim sebagai binder dan tepung jamur tiram putih sebagai filler memiliki pengaruh yang sama terhadap kadar protein sosis ayam dengan rata rata setiap perlakuan bernilai hampir sama yaitu berada dikisaran 17%, nilai tersebut memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia Sosis Daging Menurut SNI yaitu minimal 13%. Menurut Army dan Simon, (2015) Sosis komersial rata-rata memiliki protein sebanyak 7,6%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persentase proteinnya, sosis hasil penelitian dengan kadar protein sebesar 17,01% sampai dengan 17,48% lebih baik dari pada sosis komersial. 3. Pengaruh Perlakuan terhadap Lemak Sosis Ayam Data hasil analisis kadar protein sosis ayam dapat dilihat pada Tabel 5. Semakin tinggi proporsi tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam imbangan, persentase lemak pada sosis ayam semakin menurun. Semakin besar proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan maka lemak sosis ayam semakin menurun hal tersebut disebabkan oleh kandungan lemak tepung jamur tiram putih yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar lemak susu skim yaitu masing-masing sebesar 1,66% dan 1,71%. Hasil yang sama ditunjukan oleh hasil penelitian Agus Hari Utomo, dkk., (2013) yang menunjukkan bahwa dengan penambahan jamur tiram putih akan menurunkan kadar lemak yang disebabkan oleh persentase penggunaan daging ayam dalam pembuatan naget menurun sampai 50% sejalan dengan peningkatan taraf campuran jamur sampai 50%. Penurunan kadar protein naget ayam tersebut disebabkan kadar lemak jamur tiram lebih rendah dari daging ayam, sehingga semakin tinggi persentase jamur yang dicampurkan ke dalam adonan maka kadar lemak naget ayam akan menurun. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9

10 Tabel 5. Rata-rata Kadar Lemak Sosis Ayam dengan Berbagai Perlakuan Ulangan P 1 Perlakuan P 2 P 3... % ,83 9,97 10,58 2 8,38 9,09 10,44 3 8,54 9,98 9,96 4 7,39 8,94 10,06 5 7,72 8,54 10,15 6 7,65 9,10 10,16 Jumlah 48,51 55,62 61,35 Rata-rata 8,09 ± 0,58 9,27 ± 0,58 10,23 ± 0,24 Berdasarakan Tabel 5 diketahui bahwa rata-rata kadar lemak sosis ayam hasil penelitian masing masing perlakuan, diurutkan dari terkecil ke terbesar adalah P 1 (8,09%), P 2 (9,27%), dan P 3 (10,23%). Uji Jarak Berganda Duncan dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih yang digunakan terhadap kadar lemak sosis ayam. Hasil Uji jarak berganda Duncan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Lemak Sosis Ayam Perlakukan Rataan Signifikansi 0,05 P1 8,09 a P2 9,27 b P3 10,23 c Keterangan : Huruf kecil yang tidak sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata. Tabel 6 menunjukkan bahwa P 3 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan P 1 dan P 2, begitu pula dengan P 2 nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan P 1. Dari hasil tersebut diketahui bahwa imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10

11 60% : 40% (P 1 ) dengan nilai 8,09 % memberikan persentase lemak terbaik karena nilainya yang lebih rendah dari P 2 dengan nilai 9,27 % dan P 3 dengan nilai 10,23 %. Nilai rata-rata persentase lemak setiap perlakuan pada sosis ayam hasil penelitian memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia Sosis Daging Menurut SNI karena masingmasing nilainya jauh dibawah batas maksimal yaitu sebesar 25%, sehingga sosis ayam hasil penelitian dapat dikatakan memiliki kadar lemak yang rendah. 4. Pengaruh Perlakuan terhadap Serat Kasar Sosis Ayam Data hasil analisis kadar protein sosis ayam dapat dilihat pada Tabel 7. Persentase serat kasar sosis ayam meningkat dengan bertambahnya proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan diduga disebabkan kandungan serat kasar tepung jamur tiram putih yang tinggi yaitu sebesar 9,11% sedangkan berdasarkan hasil analisis bahan, susu skim tidak memiliki serat kasar sehingga penambahan tepung jamur tiram yang semakin meningkat, semakin meningkatkan kadar serat kasar sosis ayam Tabel 7. Rata-rata Kadar Serat Kasar Sosis Ayam dengan Berbagai Perlakuan Ulangan P 1 Perlakuan P 2 P 3... % ,60 2,18 1,17 2 3,60 2,61 1,15 3 3,76 2,38 1,21 4 3,62 2,98 1,29 5 2,81 2,18 1,86 6 3,45 2,21 1,45 Jumlah 20,84 14,54 8,13 Rata-rata 3,47 ± 0,34 2,42 ± 0,32 1,36 ± 0,27 Berdasarakan Tabel 7 diketahui bahwa rata-rata kadar serat kasar sosis ayam hasil penelitian masing masing perlakuan, diurutkan dari terkecil ke terbesar adalah P 3 (1,36%), Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 11

12 P 2 (2,42%) dan P 1 (3,47%). P 1 dengan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 40% : 60% memberikan persentase serat kasar tertinggi dengan nilai 3,47±0,34%, sedangkan P 3 dengan imbangan susu skim dan tepung jamur tiram sebesar 60% : 40% memberikan persentase serat kasar terendah dengan nilai 1,36±0,27%. Untuk mengetahui pengaruh setiap imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih yang digunakan terhadap kadar serat kasar sosis ayam dilakukan Uji jarak berganda Duncan. Hasil Uji jarak berganda duncan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Serat Kasar Sosis Ayam Perlakukan Rata-Rata Kadar Serat Kasar Sosis Signifikansi 0,05... %... P3 1,36 a P2 2,42 b P1 3,47 c Keterangan : Huruf kecil yang tidak sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata. Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan dengan rata-rata persentase serat kasar tertinggi dihasilkan dari perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 40% : 60% (3,47%), diikuti dengan perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 50% : 50% (2,42%), dan persentase serat kasar terendah dihasilkan dari perlakuan imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 60% : 40% (1,36%). Ketiga perlakuan menunjukkan peredaan yang nyata (P<0,05), P 1 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan P 2 dan P 3, begitu pula dengan P 2 nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan P 3. Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan maka persentase serat kasar sosis ayam semakin meningkat. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 12

13 Hasil penelitian yang sama diperoleh oleh Permadi (2011) yaitu persentaseserat kasar pada naget ayam meningkat dengan semakin tingginya substitusi jamur tiram pada pembuatan naget ayam. Beberapa hasil penelitian yang sama pula ditunjukan oleh hasil penelitian Septian Ruri, dkk., (2014) yang dalam penelitiannya menggunakan perbandingan jamur tiram dengan tepung tapioka dalam pembuatan bakso jamur, menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah jamur tiram yang ditambahkan maka kadar serat bakso jamur tiram semakin tinggi, hal tersebut disebabkan kandungan serat kasar jamur tiram lebih tinggi dari kandungan serat tepung tapioka. Hasil penelitian yang sama selanjutnya yaitu hasil penelitian Allenty, dkk (2015) yang menggunakan tepung jamur tiram putih dalam pembuatan bakso ikan tongkol, yang menunjukkan semakin banyak penambahan tepung jamur tiram kedalam bakso, maka kandungan serat pada bakso semakin tinggi, hal tersebut juga disebabkan kandungan serat yang tinggi pada tepung jamur tiram. Semakin tinggi proporsi tepung jamur tiram putih dalam imbangan, kandungan serat kasar pada sosis ayam semakin meningkat. Nilai rata-rata kandungan serat kasar dalam sosis ayam hasil penelitian memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia Sosis Daging Menurut SNI yaitu maksimal 25%. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 60% : 40% (P 1 ) memberikan persentase serat kasar terbaik karena nilainya yang lebih tinggi dari P 2 dan P 3. Sosis ayam dengan perlakuan imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih sebesar 60% : 40% (P 1 ) dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat karena kandungan seratnya sebesar 3,47 %. Hal tersebut didukung oleh pendapat Nurmalina (2011) dalam Allenty, dkk., (2015) yang menyatakan bahwa suatu produk dapat di klaim sebagai sumber serat pangan jika mengandung lebih, atau sama dengan 3 gr per 100 gr produk pangan. Mengkonsumsi paling sedikit 100g sosis ayam hasil penelitian, dapat memenuhi 50% kebutuhan serat per hari. Hal tersebut didukung oleh pendapat Clara M. Kusharto, (2006) bahwa kebutuhan Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 13

14 konsumsi setiap orang rata-rata 20g sampai 45g per hari, oleh sebab itu konsumsi serat yang tinggi sangat diharapkan mengingat banyak manfaat yang menguntungkan bagi kesehatan tubuh, dan sosis hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan serat sehari-hari. SIMPULAN 1. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam pembuatan sosis ayam berpengaruh meningkatkan kadar air dan serat kasar, menurunkan kadar lemak, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap protein sosis ayam. 2. Imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus) sebesar 40% : 60% menghasilkan komposisi kimia sosis ayam terbaik dengan serat kasar tertinggi (3,47%), lemak terendah (8,09%), protein (17,01), dan air (64,31%) UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr. Ir. Lilis Suryaningsih, M.Si dan Ir. Denny Suryanto Soetardjo, MS sebagai pembimbing. Ucapan terimakasih penulis sampaikan pula kepada para penguji, Eka Wulandari, S.Si., M.Si., Endang Sujana, S.Pt., MP., dan Ir. Drs. Nono Suwarno, MP. Kepada ketua panitia sidang sarjana Indrawati Yudha Asmara, S.Pt, M.Si., Ph.D. Kepada dosen wali akademik Dr. Ir. Diding Latipudin, M.Si., yang telah memberikan masukan, dukungan, dan arahan selama masa perkuliahan, dan kepada Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Husmy Yumiarti, M.S. serta kepada Kepala Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ir. Kusmayadi Suradi M.S. serta kepada seluruh civitas akademik Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada orang tua tercinta Yanih Herawati dan Kumar serta seluruh Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 14

15 keluarga dan sahabat yang telah memberikan motivasi, dukungan baik moril maupun materil, serta mendoakan kelancaran penyelesaian studi penulis. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Mugiono, Tias Arlianti, dan Chotimatulazmi Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya. 21. Agus Hari Utomo, Djalal Rosyidi, dan Aris Sri Widiati Studi Tentang Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap Kualitas Kimia Nuget Ayam. Universitas Brawijaya Alarcon J, Aguila S, Arancibia Avila P, Fuentes O, Zamorano Ponce E, Hernandez M Production and Purification of statins from Pleurotus ostretus (Basidiomycetes) strains. Z Naturforsch C (58) : Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto, Analisis Pangan. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor Army Ika Prastini dan Simon Bambang Widjanarko Pembuatan Sosis Ayam Menggunakan Gel Porang (Amorphophallus mueleri blume) Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Karakteristik Sosis. Pangan Agoindustri Vol. 3 (4) : Badan Standardisasi Nasional SNI No Sosis Daging. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta Clara M. Kusharto, Serat Makanan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Gizi dan Pangan. 1(2): McWilliams, M Foods.Experimental Perspective. Fourth Edition. Prentice Hall. New Jersey. Nela Agustin Wardani dan Simon Bambang Widjanarko Potensi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) dan Gluten Dalam Pembuatan Daging Tiruan Tinggi Serat. Teknologi Pertanian Vol.14 No Septian Ruri, Tari P Karo-karo, dan Era Yusraini, Pengaruh Perbandingan Jamur Tiram dan Tapioka dengan Penambahan Putih Telur terhadap Mutu Bakso Jamur Tiram. Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol. 2 (1) : Syarief, R. dan H. Halid Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 15

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR Sarah Mayang Surgawi, Wendry Setyadi Putranto, dan Kusmajadi Suradi Fakultas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai perlakuan, bahan tambahan dan bahan kimia yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai perlakuan, bahan tambahan dan bahan kimia yang 32 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan utama, bahan yang digunakan sebagai perlakuan, bahan tambahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI 01-3820-1995 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - Normal 1.2 Rasa - Normal 1.3 Warna - Normal 1.4 Tekstur - Bulat Panjang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KUALITAS KIMIA NUGGET AYAM

STUDI TENTANG PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KUALITAS KIMIA NUGGET AYAM STUDI TENTANG PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KUALITAS KIMIA NUGGET AYAM STUDIES ON ADDITION Of OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) ON THE CHEMICAL QUALITY OF CHICKEN NUGGETS Agus

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH : WINDA WIDYASTUTI 120305028 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max)

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2.Alat dan Bahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM

PENGARUH KONSENTRASI XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM PENGARUH KONSENTRASI XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH: IVONNY YULINA 6103013117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap orang. Berbagai produk olahan pangan baik pangan nabati maupun hewani beredar luas

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso Effect of Manila Duck Meat and Cassava Powder on Chemical Composition and Organoleptic Properties

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bakso adalah makanan dari olahan daging yang populer dan digemari semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006, dari 48,9

Lebih terperinci

) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL

) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL BREADFRUIT (Artocarpus communis) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL Anneke 1, Djalal Rosyidi 2, Imam Thohari

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL 1 KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch Arfendi (0706112356) Usman Pato and Evy Rossi Arfendi_thp07@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan pengujian organoleptik dan uji lipat dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50

BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein 45,11% (db), vitamin dan mineral. Dari segi kesehatan, konsumsi daging yang berlebihan tidak disarankan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan produk pangan olahan yang disukai oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Dengan demikian, pembuatan bakso dapat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C) KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C) SKRIPSI HENDRIA FIRDAUS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at : Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 295 300 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KADAR PROTEIN DAN KEEMPUKAN NUGGET AYAM DENGAN BERBAGAI LEVEL SUBSTITUSI HATI AYAM BROILER

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN DAGING BAKSO Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM

PENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM PENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH: RIA VENIA NOKAS 6103013148 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Oleh Josua naibaho 1), Ira sari 2), Suparmi 2) Email: chuajion@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FARHANA A420090154 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KADAR LEMAK, KEKENYALAN DAN TINGKAT KESUKAAN TERHADAP BAKSO KOMBINASI DAGING KELINCI DAN DAGING AYAM PETELUR AFKIR SKRIPSI. Oleh AMELIA YULIASTANTI

KADAR LEMAK, KEKENYALAN DAN TINGKAT KESUKAAN TERHADAP BAKSO KOMBINASI DAGING KELINCI DAN DAGING AYAM PETELUR AFKIR SKRIPSI. Oleh AMELIA YULIASTANTI KADAR LEMAK, KEKENYALAN DAN TINGKAT KESUKAAN TERHADAP BAKSO KOMBINASI DAGING KELINCI DAN DAGING AYAM PETELUR AFKIR SKRIPSI Oleh AMELIA YULIASTANTI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Lebih terperinci

Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran JURNAL ILMU TERNAK JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 1 5 Kualitas Fisikokimia Naget Ayam yang Menggunakan Filer Tepung Suweg (Amorphophallus campanulatus B1) (Physicochemical Quality of Chicken Nugget Using Suweg

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS

PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS THE EFFECT OF SUBSTITUTION OF OAT BRAN ON TEMPEH SAUSAGE TO THE PHYSICAL, CHEMICAL, AND SENSORY CHARACTERISTICS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, karena pangan merupakan salah satu faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup khususnya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI Oleh : I MADE DWI CAHYADI PUTRA NIM : 1011105030 JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN : PENGARUH PENAMBAHAN PATI BIJI DURIAN (DURIOZIBETHINUSMURR) TERHADAP KUALITAS KIMIA DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM Effect of Durian Seed Starch Addition (DuriozibethinusMurr) on Chemical Qualities and Organoleptic

Lebih terperinci

KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH

KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH 1 KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH (PleurotusostreatusJacq.) DAN TEPUNG LABU KUNING DENGAN KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DAN KARAGINAN (Eucheumacottonii Doty.) QUALITY OF WHITE OYSTER MUSHROOM (PleurotusostreatusJacq.)

Lebih terperinci

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Substitusi Tepung Keluwih (Artocarpus camansi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi 1 I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1,6.) Hipotesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini gaya hidup serta pola konsumsi makanan pada masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, terhadap selera produk pangan yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT The Quality Evaluation of Banana s Heart and Fish Sausage Meatball as Rich Fiber Food Eko Pradana (0806121142) Shanti Fitriani

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging 1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering

Lebih terperinci

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst) KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst) Quality of Noodle with Substitution of Kluwih (Artocarpus communis G. Forst) Seed Flour Agustina Arsiawati Alfa Putri

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI Oleh MARGI KUSUMANINGRUM FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG APRILIA S.K.Y. SIMAMORA 080305018 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : TANYA WIJAYA 6103006040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI OLEH: NATHANIA CHRISTINE PITONO NRP. 6103011018 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER Oleh : 2005/187249/PT/04996 SKRIPSI Diserahkan guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2 Karakteristik Fisik, Kimia dan Nilai Kesukaan Nugget Ayam Dengan Penambahan Pasta Tomat (Effect of Tomatos Paste to Physicochemical and Sensory Characteristics Chicken Nuggets) Eka Wulandari, Lilis Suryaningsih,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at : Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 97 104 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TINGKAT KEKENYALAN, DAYA MENGIKAT AIR, KADAR AIR, DAN KESUKAAN PADA BAKSO DAGING SAPI

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

VARIASI TEPUNG DAGING BEKICOT

VARIASI TEPUNG DAGING BEKICOT 1 VARIASI TEPUNG DAGING BEKICOT (Achatina fulica) DALAM PEMBUATAN NUGGET JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) VARIATION OF SNAIL FLOUR (Achatina fulica) IN THE MAKING OF OYSTER MUSHROOMS (Pleurotus ostreatus)

Lebih terperinci

Kajian Mutu Bakso Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dengan Penambahan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus spp)

Kajian Mutu Bakso Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dengan Penambahan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus spp) Kajian Mutu Bakso Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dengan Penambahan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus spp) Oleh : Allenty Nefitri 1), N. Ira Sari 2), Sumarto 2) Email: allentynefitri8@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN Ca(OH) 2 JENUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KARAKTERISTIK SENSORIS JAMUR TIRAM CRISPY SKRIPSI

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN Ca(OH) 2 JENUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KARAKTERISTIK SENSORIS JAMUR TIRAM CRISPY SKRIPSI PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN Ca(OH) 2 JENUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KARAKTERISTIK SENSORIS JAMUR TIRAM CRISPY SKRIPSI Oleh : FERINO FUADI NIM: 1011105018 JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Berpikir, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM SKRIPSI SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM Oleh : Nurimah 11081202918 PROGRAM STUDIPETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI.

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI. PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI Oleh : WIKE ANA VERMALIDA 06 163 005 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG AMPAS TAHU DENGAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES SKRIPSI

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG AMPAS TAHU DENGAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES SKRIPSI PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG AMPAS TAHU DENGAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES SKRIPSI Oleh : DEWA AYU PUTU DIAH RATNA SARI NIM : 1011105029 JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

KADAR LEMAK, WARNA DAN KEKENYALAN BAKSO KERBAU DENGAN PENGGUNAAN BERBAGAI BAGIAN KARKAS KERBAU SKRIPSI. Oleh CATUR ANDRIANTO

KADAR LEMAK, WARNA DAN KEKENYALAN BAKSO KERBAU DENGAN PENGGUNAAN BERBAGAI BAGIAN KARKAS KERBAU SKRIPSI. Oleh CATUR ANDRIANTO KADAR LEMAK, WARNA DAN KEKENYALAN BAKSO KERBAU DENGAN PENGGUNAAN BERBAGAI BAGIAN KARKAS KERBAU SKRIPSI Oleh CATUR ANDRIANTO FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011 KADAR LEMAK, WARNA DAN

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BAKSO NABATI DARI JAMUR TIRAM PUTIH

PROSES PEMBUATAN BAKSO NABATI DARI JAMUR TIRAM PUTIH SKRIPSI KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DAN KARAGINAN (Eucheuma cottonii Doty) PADA PROSES PEMBUATAN BAKSO NABATI DARI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Disusun oleh: Agnes Niken Kuntari NPM : 110801198

Lebih terperinci

Protein, Kalsium dan Daya Terima Bakso Jamur

Protein, Kalsium dan Daya Terima Bakso Jamur Jurkessia, Pengaruh Vol. Proporsi IV, No. 2, Maret 2014 Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Nany Kandungan Suryani, dkk. Protein, Kalsium dan Daya Terima Bakso Effect Of Proportion Of Oyster Mushrooms

Lebih terperinci

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler Abstrak Oleh Sri Rikani Natalia Br Sitepu, Rd. HerySupratman, Abun FakultasPeternakanUniversitasPadjajaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi sudah banyak perubahan dalam pola makan, sebagai dampak dari adanya perubahan tingkat ekonomi dan pendidikan penduduknya.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang dikonsumsi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bakso merupakan salah satu olahan daging secara tradisional, yang sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki rasa yang khas, enak,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI OLEH: BERNADETTE MAUREEN SOEWANDI 6103008100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Jl. Raya Dramaga Km.8, Taman Dramaga Hijau, Blok I No.9, Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251) 8622090, email: carmelitha_lestari@yahoo.com PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Sejarah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Mugiono, Tias Arlianti, dan Chotimatulazmi Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya. 21

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Mugiono, Tias Arlianti, dan Chotimatulazmi Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya. 21 63 DAFTAR PUSTAKA Achmad, Mugiono, Tias Arlianti, dan Chotimatulazmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya. 21 Achmad Djaeni Sediaoetama. 2006. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta. 91. Agus

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, STITEK Balik Diwa Makassar ABSTRAK

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, STITEK Balik Diwa Makassar   ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN BUMBU TERHADAP NILAI PROKSIMAT DAN DAYA SIMPAN SAMBAL PERUT IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus Albacares) Enggar Ryany Saputri, Aryanti Susilowati dan Jawiana Saokani Sofyan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Permen jelly memiliki tekstur lunak yang diproses dengan

Lebih terperinci